Anda di halaman 1dari 23

HANYA

CONTOH

Kementerian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia

PT.Sehat Semangat

LAPORAN PRAKTEK
DI PLTH (PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA HIBRID)
PANTAI NEO-TERNATE

Oleh Kelompok 1 (dari 3 Kelompok) :

1.Armada Kartika,ST - PT.Primarasa


2.Raden Sungtulodo,ST,MT - PT.Sohor Dunia

SERTIFIKASI & PEMBINAAN


CALON AHLI K3 LISTRIK
22 NOPEMBER – 2 DESEMBER 2016
DI BUANA RAJA - TERNATE
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktek oleh Kelompok 3 (dari 3 Kelompok) :

(tanda tangan)

1. Armada Kartika,ST - PT.Primaras

(tanda tangan)

2. Raden Sungtulodo,ST,MM - PT.Sohor Dunia

Diperiksa dan disetujui oleh


Instruktur Ahli K3 Listrik :

(tanda tangan)

Ir.Bokir Mutakir,MT

1
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan

BAB II. PROFIL LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB III. PRAKTEK PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)

BAB IV. AUDIT K3 LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN CHECK LIST PENCEGAHAN BAHAYA
LISTRIK (ELECTRICAL HAZARD PREVENTION)

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

LAMPIRAN
Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3
No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan


K3 No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015 tanggal 5 Agustus 2015 tentang Pembinaan Calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bidang Listrik, disebutkan Materi Pembinaan
Kelompok Inti no.17 adalah Praktek.
Oleh karena itu dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada saat Pembinaan Calon Ahli K3
Listrik.

B. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1. Mempraktekkan Pemeriksaan dan Pengujian (Riksa Uji) yang berkaitan dengan


K3 Listrik.
2. Mempraktekkan Audit K3 Listrik dengan memggunakan “Check List
Pencegahan Bahaya Listrik (Electrical Hazard prevention)”.

C. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan Pembinaan Ahli K3 Listrik ini adalah mulai tanggal 22 Nopember 2016
sampai dengan 2 Desember Juni 2016 di Buana Raja-Ternate.
Sedangkan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan pada hari pembinaan ke 10 yaitu
tanggal 31 Nopember 2016 di PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid) Pantai Neo-
Ternate.

3
BAB II

PROFIL LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid) di Pantai Neo-Ternate merupakan realisasi dari
Sistem Inovasi Daerah (SIDa), yang melibatkan berbagai unsur pemerintah, pelaku
bisnis, dan masyarakat luas dalam mewujudkan Pembangkit Listrik energi terbarukan
yang ramah lingkungan.

Yang dimaksud dengan Tenaga Hibrid adalah kombinasi Tenaga Angin dan Tenaga Surya
(Matahari).

Secara geografis, pesisir pantai selatan Ternate merupakan lahan terbuka yang luas,
matahari yang bersinar sepanjang hari dan kecepatan angin rata-rata dengan intensitas 4
meter per detik.

Kondisi tersebut menjadikan satu kriteria pemilihan lokasi pengembangan Tenaga Hibrid
di Pantai Neo-Ternate dengan luas ±18 ha. Lokasi ini didukung oleh kondisi alam yang
terbuka di sebelah selatan yang berhadapan langsung dengan lautan luas. Kondisi ini cukup
layak dijadikan tempat Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid dengan Turbin angin putaran
rendah dan Panel surya.

Kincir angin dan Panel surya saling mendukung dalam memasok energi listrik. Jika panas
terik dan kecepatan angin rendah, maka Panel surya yang bertugas menyuplai energi listrik
dan kemudian menyimpannya dalam battery/accu. Begitu halnya jika cuaca hujan dan
kecepatan anginnya kencang, maka kincir angin yang akan mengambil alih sebagai
penyuplai energi.
Listrik DC dari battery dirubah menjadi AC 220 Volt satu fasa dengan total daya 90 KW.

Energi listrik yang dihasilkan dari PLTH diharapkan bisa mendukung sektor perikanan
/nelayan, pertanian, dan sektor pariwisata yang saat ini sedang dikembangkan di Pantai
Neo-Ternate.
4
Pemanfaatan PLTH selain penerangan juga digunakan untuk pengangkatan air bersih
dengan menggunakan Sistem Pompa Air Tenaga Matahari (panel surya). Air tersebut
berfungsi untuk mengairi pertanian lahan pasir dan kolam budi daya ikan air tawar disekitar
lokasi PLTH.

Selain PLTH Kincir Angin & Panel Surya di kawasan wisata Pantai Neo juga terdapat BIOGAS
dari kotoran sapi yang berfungsi sebagai pengganti gas LPG. Hasil BIOGAS digunakan oleh
sebagian pemilik warung kuliner untuk memasak, merebus air dan lain sebagainya.

Lokasi BIOGAS terletak di area kandang kelompok ternak sapi yang terdiri dari 110 kandang
sapi dengan jumlah ternak 150 ekor sapi. Kotoran sapi digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan BIOGAS, proses pembuatan gas menghasilkan limbah cair dan padat
yang dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

5
BAB III

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)

Pemeriksaan dan Pengujian (Riksa Uji) Listrik secara teori telah dibahas dalam pelatihan /
pembinaan terutama Alat-alat Uji Isolasi (Insulation) yang sangat berkaitan dengan
terjadinya Short Circuit yang menyebabkan Shock, Arc & Blast.

Riksa Uji dalam Praktek Kerja Lapangan meliputi :

1. Riksa Uji Tahanan Isolasi (Insulation Resistance Tester/ Megger)


2. Riksa Uji Indeks Polarisasi (P.I = Polarization Index)
3. Pelaksanaan LOTO (Lock Out Tag Out).
4. Riksa Uji Tahanan Pembumian (Earth Resistance Testing)
5. Riksa Uji Hi Pot (High Potential)
6. Riksa Uji Tangen Delta
7. Riksa Uji Partial Discharge
8. Dan Riksa Uji lainnya

Minimal melakukan praktek Riksa Uji Tahanan Isolasi (Insulation Resistance


Tester/ Megger), dan Riksa Uji Indeks Polarisasi (P.I = Polarization Index).

PELAKSANAAN RIKSA UJI

1. Riksa Uji Tahanan Isolasi (Insulation Resistance / Megger Testing) :

a). Pengujian tahanan isolasi kabel intalasi listrik 1 fasa 220 Volt

Fasa R-Ground= 25.7 GΩ, Fasa S-Ground=13,8 GΩ, Fasa T-Ground=87,2 GΩ.
Fasa R-Fasa S=39,5 GΩ, Fasa R-Fasa T=19,5 GΩ, Fasa S-Fasa T=80,8 GΩ.

Kesimpulan : Isolasi dari Kabel tersebut dalam keadaan bagus karena seluruh tahanan
isolasi nya melebihi standard aplikasi industri (IEEE) yaitu minimum 1,22 MΩ.

6
b). Pengujian tahanan isolasi motor listrik 3 fasa 480 Volt

Tahanan isolasi pada 1 menit :


Fasa U-Ground=38,9 GΩ, Fasa V-Ground=18,6 GΩ, Fasa W-Ground=38,2 GΩ

Tahanan isolasi pada 10 menit :


Fasa U-Ground=101,6 GΩ, Fasa V-Ground=70,1 GΩ, Fasa W-Ground=127,3 GΩ

2. Riksa Uji P.I (Polarization Index Testing) pada Motor listrik tersebut.

P.I Fasa U = 101,6 GΩ : 38,9 GΩ = 2,61


P.I Fasa U =70,1 GΩ : 18,6 GΩ = 3,76
P.I Fasa U = 127,3 GΩ : 38,2 GΩ = 3,33
Kesimpulan :
Belitan Motor dalam kondisi tidak lembab, tidak kotor, tidak terkontaminasi, dan tidak
getas (brittle) karena nilai P.I masih berada diantara 2 sampai dengan 4.

3. Riksa Uji Tahanan Pembumian (Earth Resistance Testing)

Diukur dengan menggunakan Earth Resistance Tester, hasilnya = 2,7 9 Ω


Kesimpulan : Tahanan pembumian memenuhi syarat < 5 Ω sesuai dengan standard.

4. Riksa Uji lainnya tidak dipraktekkan karena tidak tersedia alatnya.

7
BAB IV

AUDIT K3 LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN


CHECK LIST PENCEGAHAN BAHAYA LISTRIK
(ELECTRICAL HAZARDS PREVENTION)

CHECK LIST PENCEGAHAN BAHAYA


LISTRIK (ELECTRICAL HAZARDS
PREVENTION)

Check List Cara mencegah Bahaya “SHOCK” (Tersengat Listrik)


URAIAN TEMUAN & FOTO REKOMENDASI
1.Jangan membiasakan Pekerja sering terlihat Menggunakan APD
diri mencoba secara menyentuh panel listrik misalnya sarung tangan,
sengaja maupun tidak bertegangan tanpa safety shoes.
sengaja memegang menggunakan APD.
benda-benda logam yang
kemungkinan bisa ada
tegangan listriknya.

2.Beri Isolasi bagian-


bagian terbuka yang
bertegangan.

Memindahkan terminal
Terdapat terminal kabel kabel tersebut kedalam
terbuka berada dilantai. panel dan diberi tutup.

3.Beri tutup yang aman


pada bagian-bagian yang
bertegangan

Panel berkarat dan tidak ada Panel diberi tutup dan


tutupnya. dicat ulang.

8
4.Beri pagar pengaman
pada bagian-bagian
bertegangan yang
kemungkinan bisa
tersentuh manusia secara
tidak sengaja, pasang
peralatan Interlocking Pada ruang battery tidak Menambahkan barikade/
(bila perlu). terdapat pagar pengaman pagar pembatas
untuk posisi battery.

5.Pasang Grounding pada


Instalasi listrik

Menambahkan kabel
grounding pada body panel
dan disambungkan pada
Terdapat panel listrik yang system grounding yang
tidak mempunyai kabel ada
grounding.

6.Pasang Grounding pada


bagian-bagian yang
kemungkinan bisa
bertegangan (misalnya
frame dari motor, dan
lain-lain)

Diruang battery terdapat panel


yang ada kabel groundingnya Menyambungkan kabel
tapi tidak disambungkan ke grounding tersebut ke
body panel. body panel

9
7.Pasang ELCB (Earth
Leakage Circuit Breaker)
dengan sensitivity
maksimum 30 mA. Nama
lain dari ELCB adalah
GPAS (Gawai Proteksi
Arus Sisa), alias RCCB
(Residual Current Circuit
Breaker), alias RCD
(Residual Current
Detector), alias GFCI
(Ground Fault Current
Interrupter).

Pasang ELCB
Semua panel tidak terdapat
ELCB.
8.Laksanakan LOTO (Lock Tidak ada prosedur LOTO Membuat SOP pekerjaan
Out Tag Out) sewaktu dengan sistem LOTO
melakukan pekerjaan
listrik.

9.Gunakan PPE (Personal


Protective Equipment)
atau APD (Alat Proteksi
Diri) yang baik, tepat dan
benar

Menggunakan APD yang


sesuai dengan kondisi
Operator tidak dilengkapi pekerjaannya.
dengan APD yang tepat.

Check List Cara mencegah bahaya ARC FLASH


yang terjadi karena Short Circuit
URAIAN TEMUAN & FOTO REKOMENDASI
1.Pada saat melakukan Tidak ada prosedur LOTO Membuat SOP pekerjaan
pekerjaan Pemeliharaan, dengan sistem LOTO
harus selalu listriknya
dimatikan dulu (off &
LOTO), kecuali terpaksa.

10
2.Hindarkan kemungkinan
terjadinya short circuit,
dan pastikan harus ada
alat proteksi (CB atau
Fuse)

Terdapat suatu panel listrik Pasang CB dan / atau Fuse


dimana tdk terdapat CB yang sesuai.
ataupun FUSE.

3. Hindari Kondisi tidak


aman (Unsafe condition)
dan Perilaku yang tidak
aman (Unsafe Act)

Memindahkan cairan isi


ulang Accu pada tempat
Peletakan cairan isi ulang Accu
yang semestinya.
dibawah panel.

Terdapat stop kontak dimana


Mengganti stop kontak
terdapat lubang yang telah
dengan yang lebih baik.
meleleh.

4. Gunakan Alat
Pelaindung Diri (APD)
yang baik , tepat dan
benar

Pada saat didalam ruangan Menggunakan sepatu


battery operator tdk safety dan masker
menggunakan sepatu safety
dan masker.

11
Check List Cara mencegah
bahaya ARC yang menyebabkan Kebakaran (FIRE)
URAIAN TEMUAN & FOTO REKOMENDASI
1. Hindarkan kemungkinan
terjadinya short circuit,
dan harus ada alat proteksi
(CB atau Fuse)

Terdapat panel listrik yang tidak Menyempurnakan panel


dilengkapi dengan CB ataupun listrik tersebut dengan
FUSE. memasang CB atau FUSE.

Terdapat panel dimana ada


beberapa CB tetapi tidak Menambahkan CB induk
mempunyai CB induk sebagai (utama).
proteksi.

2. Gunakan kualitas kabel


(kawat dan isolasi) yang
baik

Terdapat sambungan kabel


Mengganti isolasi dengan
yang isolasinya kurang
isolasi yang lebih baik
sempurna.

3. Gunakan jenis kabel


yang benar

Terdapat kabel NYM pada Mengganti jenis kabel NYM


sambungan lampu outdoor. menjadi kabel jenis NYY

12
4. Gunakan ukuran kawat
yang sesuai dengan KHA
(Ampacity) nya.

Mengganti jenis kabel yang


Terdapat kabel pada instalasi
sesuai dengan ukuran &
solar sel yang tidak sesuai.
typenya.

Mengganti kabel yang kecil


tersebut dengan kabel yang
Terdapat kabel yang ukuran
sesuai dengan
kecil menumpuk pada satu
peruntukannya
terminal.

5. Hindari terjadinya “Loss


connection”

Ada stop kontak dimana


terdapat lubang yang telah Menganti stop kontak
meleleh suatu tanda adanya dengan yang baru
loss conection.

Pada terminal kabel battery


Melakukan pengencangan
terlihat ada noda hitam sebagai
secara berkala terminal
tanda adanya loss conection.
kabel batery

13
Check List Cara mencegah bahaya BLAST karena
Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan
URAIAN TEMUAN REKOMENDASI
1.Laksanakan pekerjaan Tidak mempunyai program Membuat program
Pemeliharaan (PM, PdM, Pemeliharaan berupa PM, PdM Pemeliharaan PM, PdM,CM
dan CM) sesuai dengan serta CM
prosedur-prosedur
pemeliharaan
(Maintenance Prosedures).

2.Lakukan JSA (Job Safety Tidak mempunyai prosedur Membuat program JSA
Analysis) untuk setiap JSA dalam pekerjaan
pekerjaan Pemeliharaan Pemeliharaan.
(PM, PdM, CM).

Check List Cara mencegah BLAST yang terjadi karena


Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse
URAIAN TEMUAN REKOMENDASI
1. Hindari kemungkinan
terjadinya short circuit

Mengganti kabel yang


Terdapat sambungan kabel
berisolasi lebih baik.
dimana isolasinya sudah lecet-
lecet.

2. Pastikan Breaking
Capacity dari Fuse dan
Circuit Breaker adalah
lebih besar daripada
Maximum Short Circuit
pada titik terjadinya short
circuit tersebut. Maximum Perlu dipastikan kA
Circuit Breaker nya tidak jelas
Short Circuit pada setiap Interrupting Rating
berapa kA Interrupting Rating
titik Bus dihitung (Breaking Capacity)
(Breaking Capacity).
menggunakan software dengan melihat Single Line
misalnya ETAP (Electrical Diagram nya.
Transient Analizer
Program), atau dengan
menggunakan Tabel
seperti contoh dari PLN.

14
Check List Cara mencegah BAHAYA LISTRIK lainnya
URAIAN TEMUAN & FOTO REKOMENDASI
a. Bahaya Induksi --tidak ada temuan-- ----
Electromagnetic ketika
sedang melakukan
pekerjaan pemeliharaan
listrik
b. Bahaya radiasi ketika
sedang melakukan
pekerjaan pemeliharaan Ditambah ventilasi
listrik udaranya dan ketika
bekerja dalam ruangan
Dalam ruangan battery terasa tersebut harus
pengap karena uap air Accu. menggunakan masker.

c. Bahaya terpeleset ketika


sedang melakukan
pekerjaan pemeliharaan
listrik

Pada tower kincir angin tidak Menambahkan tangga


terdapat tangga untuk naik. untuk naik keatas

d. Bahaya jatuh dari


ketinggian ketika sedang
melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik

Menambahkan pijakan kaki


Tidak ada pijakan kaki untuk untuk melakukan
melakukan pemeliharaan kincir pemeliharaan kincir diatas
diatas tower. tower.

e. Bahaya tersentuh panas


pada peralatan listrik
ketika sedang melakukan
pekerjaan pemeliharaan
listrik
Memasang tutup
Terdapat instalasi heater tanpa pengaman untuk instalasi
tutup pengaman . heater.

15
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan di PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid)
Pantai Neo - Ternate dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kondisi lokasi kurang terawat dengan baik, kurang bersih lingkungannya.


2. SDM (sumber daya manusia) kurang terlatih untuk K3 terutama K3 Listrik, tidak
menggunakan APD yang sesuai.
3. Penempatan material yang tidak pada tempatnya, misalnya cairan isi ulang Accu
terdapat dibawah panel.
4. Beberapa panel yang tidak mempunyai tutup.
5. Tidak mempunyai sistem Pemeliharaan PM, PdM dan CM.
6. Banyak kabel yang tidak tertata rapi.
7. PLTH sangat bermanfaat bagi masyarakat jika dikelola dengan baik dan tepat.
8. PLTH dapat digunakan sebagai tempat riset teknologi untuk pembelajaran dan
menambah wawasan kita tentang energi yang terbarukan.

B. Saran

Berdasarkan pelaksanaan praktek di PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid – Pantai Neo,
Ternate, disarankan:

1. Koordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan perawatan lokasi serta memberikan
saran-saran yang sesuai dengan checklist yang telah kita buat.
2. Training K3 bagi semua operator yang bekerja.
3. Memisahkan & membuatkan ruangan khusus untuk menyimpan cairan isi ulang Accu.
4. Membuatkan tutup panel bagi beberapa panel yang tidak tertutup
5. Membuatkan sistem Pemeliharaan PM,PdM serta CM untuk menjaga keandalan
peralatan.
6. Merapikan kembali jalur-jalur kabel sesuai dengan standard yang ada.

16
LAMPIRAN :

Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3


No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015.

17
18
19
20
21
22

Anda mungkin juga menyukai