Anda di halaman 1dari 21

TRANSMISI TENAGA LISTRIK

OLEH
NOOR SUROSO
Pasal 44 ayat 6
Setiap tenaga teknik dalam usaha
ketenagalistrikan wajib memiliki Sertifikat
Kompetensi
KOMPETENSI

Adalah kemampuan Tenaga Teknik untuk


mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan
yang dilandasi oleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja
STANDAR KOMPETENSI

Standar Kompetensi adalah rumusan suatu


kemampuan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan dan didukung
sikap serta penerapannya di tempat kerja
yang mengacu pada unjuk kerja yang
dipersyaratkan.
STANDAR KOMPETENSI
Standar Kompetensi adalah rumusan suatu kemampuan
yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan
didukung sikap serta penerapannya di tempat kerja yang
mengacu pada unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penilaian untuk mendapatkan
pengakuan formal terhadap Klasifikasi
Kompetensi dan Kualifikasi Kompetensi Tenaga
Teknik pada usaha ketenagalistrikan
Lembaga Sertifikasi Kompetensi
Adalah Badan Usaha yang melakukan
usaha jasa penunjang tenaga listrik di
bidang Seritifikasi Kompetensi yang diberi
hak untuk melakukan Sertifikasi
Kompetensi Tenaga Teknik
DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG
• Undang Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.
• Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
PERATURAN PEMERINTAH
• Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik.
• Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik.
PERATURAN PRESIDEN
• Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

PERATURAN MENTERI
• Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik
Ketenagalistrikan.
• Peraturan Menteri ESDM Nomor 38 Tahun 2018 tentang tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi
Ketenagalistrikan.

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


• Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 475K/24/DJL.4/2016 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Kompetensi.
• Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 447K/24/DJL.4/2017 Tahun 2017 tentang
Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Untuk Asesor Ketenagalistrikan.
• Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 217K/24/DJL.4/2018 Tahun 2018 tentang
Metodologi Sertifikasi Kompetensi Ketenagalistrikan.
PEDOMAN SKTTK
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
1. Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 11/20/DJL/1/2018 tanggal 23 Januari 2018
tentang Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Di Bidang Pembangkit
Tenaga Listrik;
2. Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 12/20/DJL/1/2018 tanggal 23 Januari 2018
tentang Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Di Bidang Transmisi
Tenaga Listrik;
3. Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 13/20/DJL/1/2018 tanggal 23 Januari 2018
tentang Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Di Bidang Distribusi
Tenaga Listrik;
4. Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 14/20/DJL/1/2018 tanggal 23 Januari 2018
tentang Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Di Bidang Instalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik;
5. Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 15/20/DJL/1/2018 tanggal 23 Januari 2018
tentang Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Di Bidang Penjualan
Tenaga Listrik;
6. Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 16/20/DJL/1/2018 tanggal 23 Januari 2018
tentang Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Untuk Pengelolaan Low
Rank Coal Pada Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap;
7. Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 17/20/DJL/1/2018 tanggal 23 Januari 2018
tentang Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Untuk Pekerjaan Jaringan
Tenaga Listrik Tegangan Menengah Dalam Keadaan Bertegangan; dan
8. Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 18/20/DJL/1/2018 tanggal 23 Januari 2018
tentang Pedoman Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Untuk Pekerjaan Jaringan
Tenaga Listrik Tegangan Tinggi dan Tegangan Ekstra Tinggi Dalam Keadaan Bertegangan.
INSTALASI TENAGA LISTRIK

150 kV
INDUSTRI

PLTA
PLTD
PLTP 20 kV
PLTG BISNIS
PLTU TRAFO GI
TRAFO GI
PLTGU RUMAH
20/150 kV 150/20 kV
220 V
PUBLIK
TRAFO SOSIAL
DISTRIBUSI

PEMBANGKITAN TRANSMISI/DISTRIBUSI PEMANFAATAN

Instalasi tenaga terdiri atas :


1. Instalasi penyediaan tenaga listrik, 2. Instalasi pemanfaatan tenaga listrik,
meliputi: meliputi:
a. Instalasi pemanfaatan tegangan
a. Instalasi pembangkit tinggi;
tenaga listrik; b. Instalasi pemanfaatan tegangan
b. Instalasi transmisi tenaga menengah; dan
listrik; dan c. Instalasi pemanfaatan tegangan
c. Instalasi distribusi tenaga rendah.
listrik.
1
0
TUJUAN STANDARDISASI KOMPETENSI
1. Memberikan dasar dan pedoman pelaksanaan yang menjadi acuan bagi
pemangku kepentingan untuk setiap kegiatan yang meliputi:
a. Sertifikasi Kompetensi;
b. perumusan rancangan standar latih Kompetensi; dan
c. perumusan kebijakan keteknikan bidang ketenagalistrikan.
2. Menunjang usaha ketenagalistrikan dalam mewujudkan ketersediaan
tenaga listrik yang andal, aman, dan ramah lingkungan;
3. Mewujudkan peningkatan Kompetensi Tenaga Teknik;
4. Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan pada usaha
ketenagalistrikan;
5. Mewujudkan konsistensi dan mampu telusur penerapan Kompetensi
Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (SKTTK); dan
6. Meningkatkan keunggulan kompetitif Tenaga Teknik
KLASIFIKASI KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

1. Konsultansi, 4. Pemeliharaan,
Jenis
2. Pembangunan & 5. Pengoperasian,
Pekerjaa n Pemasangan, 6. Pendidikan & Pelatihan.
3. Pemeriksaan & Pengujian,

Keterangan:
Kit = Pembangkit
Tran = Transmisi
Bidang Dis = Distribusi
Man =
Pemanfaatan

Sub PLTU/G/GU/
Bidang P/A/MH/D/N/ TET, TT, GI TM, TR TT, TM, TR
EBT

Pengem asan Okupasi


Jabatan
(1) Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan
wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan.
(2) Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan
untuk mewujudkan kondisi:
a. andal dan aman bagi instalasi;
b. aman dari bahaya bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya; dan
c. ramah lingkungan.
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN …(2)

ANDAL

AMAN

RAMAH
LINGKUNGAN
PENERAPAN KESELAMATAN
KETENAGALISTRIKAN
Setiap usaha
ketenagalistrikan wajib
memenuhi ketentuan
Keselamatan
Setiap peralatan dan Ketenagalistrikan Setiap instalasi tenaga listrik
pemanfaat tenaga listrik
yang beroperasi wajib memiliki
wajib memenuhi ketentuan
Standar Nasional Sertifikat Laik Operasi.
Indonesia

Setiap badan usaha


Setiap tenaga teknik dalam
penunjang tenaga listrik
usaha ketenagalistrikan wajib
wajib memiliki
memiliki
Sertifikat Badan
Sertifikat
Usaha sesuai
Kompetensi Tenaga Setiap kegiatan usaha
ketenagalistrikan wajib (klasifikasi
Teknik dan kualifikasi)
memenuhi ketentuan yang
Ketenagalistrikan disyaratkan dalam peraturan
perundang-undangan
di bidang Lingkungan Hidup
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL REPUBLIK INDONESIA

JENJANG KUALIFIKASI KETENAGALISTRIKAN


1. Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan (JKK) menetapkan level Okupasi Jabatan.
2. Okupasi Jabatan adalah kedudukan yang menempatkan tugas, wewenang, hak
dan tanggung jawab yang melekat pada seorang dalam satuan
suatu organisasi atau bidang pekerjaan.
3. Okupasi Jabatan mengemas beberapa Standar Kompetensi, ke dalam:
a. Kompetensi Inti; dan
b. Kompetensi Pilihan.

Tenaga Teknik Asesor


JKK
Ketenagalistrikan
Ahli Utama Level 9
Ahli Madya Level 8
Ahli muda Level 7 Asesor Utama

Teknisi/Analis Utama Level 6 Asesor Madya

Teknisi/Analis Madya Level 5 Asesor Muda


Teknis/Analis Muda Level 4
Operator/Pelaksana Utama Level 3
Operator/Pelaksana Madya Level 2
Operator/Pelaksana Muda Level 1
JENJANG KUALIFIKASI KETENAGALISTRIKAN
JKK- KKNI

S3
Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan S2 9
Sp
adalah kerangka penjenjangan S1
D4 8
Kualifikasi Kompetensi yang dapat D3
menyandingkan, menyetarakan, dan D2 7
D1
mengintegrasikan antara bidang SMA
6
pendidikan dan bidang pelatihan SMP

kerja serta pengalaman kerja dalam 5


rangka pemberian pengakuan
4
kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan ketenagalistrikan 3
berdasarkan KKNI.
2

JI
U
CONTOH PENERAPAN OKUPASI JABATAN

1. Jabatan : Kepala Regu Pembangunan dan Pemasangan GI


dan/atau GITET
2. Deskripsi Jabatan : Melaksanakan tugas pengawasan terhadap
pekerjaan Pembangunan dan Pemasangan Gardu
Induk
: D.35.122.01.KUALIFIKASI.3.TRAGID
3. Kode Okupasi Jabatan : Level 3
4. Kualifikasi Kompetensi : 4 (tiga) SKTTK, terdiri dari:
5. Kompetensi Wajib
 1 (satu) SKTTK, Kompetensi Inti; dan
 3 (tiga) SKTTK, Kompetensi Pilihan.

Catatan:
Contoh, tenaga teknik yang bekerja di kontruksi
Transmisi Tenaga Listrik
CONTOH PENERAPAN OKUPASI JABATAN
METODOLOGI SERTIFIKASI KOMPETENSI KETENAGALISTRIKAN - MSKK
(Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 217.K/24.DJL.4/2018)

Uji Tulis

Uji Praktek
Uji Kompetensi dan/atau
Observasi

Uji Lisan atau


Wawancara Perpanjangan

Sertifikasi
Kompetensi
Ketenagalistrikan
Penyetaraan

Penilaian Penyesuaian
Portofolio

Vokasional

Sertifikasi Ulang
Skenario Uji Kompetensi Tenaga Teknik

1.
2.
3. -
4.
5.

(satu siklus pekerjaan sesuai okupasi jabatan)

Skenario Uji Kompetensi :

Tim Uji Kompetensi Melaksanakan Penilaian Secara Tim untuk


setiap Tahapan Uji Kompetensi yang meliputi, Uji Tulis, Uji
Praktek dan Uji Lisan. Sesuai bagan diatas

Anda mungkin juga menyukai