08197599157
ronihajianto80@gmail.com
muhamad.hajianto@esdm.go.id
AGENDA HARI INI
11 Dasar Hukum
3
3 SKTTK dan Okupasi
A PERATURAN PEMERINTAH
• Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik.
S • Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik.
A PERATURAN PRESIDEN
• Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
R PERATURAN MENTERI
• Peraturan Menteri ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan.
• Peraturan Menteri ESDM Nomor 38 Tahun 2018 tentang tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan.
H
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
U
• Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 475K/24/DJL.4/2016 Tahun 2016 tentang Pedoman Penilaian
K Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Kompetensi.
U • Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 447K/24/DJL.4/2017 Tahun 2017 tentang Pedoman Standar
Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan Untuk Asesor Ketenagalistrikan.
M • Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 217K/24/DJL.4/2017 Tahun 2018 tentang Metodologi Sertifikasi
Kompetensi Ketenagalistrikan
Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 247/20/DJL.1/2019 tanggal 18 Maret 2019 tentang
5
150 kV
INDUSTRI
PLTA
PLTD
PLTP 20 kV
PLTG BISNIS
PLTU TRAFO GI TRAFO GI
PLTGU RUMAH
20/150 kV 150/20 kV
220 V
PUBLIK
TRAFO SOSIAL
DISTRIBUSI
8
KESELAMATAN
KETENAGALISTRIKAN Standardisasi & Pengamanan
Lingkup
Keselamatan Ketenagalistrikan
Wajib
USAHA KETENAGALISTRIKAN
Pasal 44 UU 30/2009 Tentang Ketenagalistrikan
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Andal bagi instalasi merupakan kondisi instalasi tenaga listrik beroperasi secara
ANDAL
berkesinambungan sesuai mutu yang dipersyaratkan.
Aman bagi instalasi merupakan kondisi instalasi tenaga listrik bebas dari resiko kerusakan akibat
ketidaknormalan operasi dan gangguan. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya
AMAN merupakan kondisi instalasi tenaga listrik bebas dari bahaya listrik, bahaya mekanik, bahaya termal, dan
bahaya kimia terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya.
Ramah lingkungan merupakan kondisi instalasi tenaga listrik memenuhi ambang batas medan
RAMAH
listrik dan medan magnet, baku mutu emisi, nilai ambang batas bising, dan baku mutu limbah
LINGKUNGAN
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
PENERAPAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Sertifikasi
Sertifikat Produk
Sertifikat
Sertifikat Laik Sertifikat Badan Pemanfaat dan
Kompetensi
Operasi (SLO) Usaha (SBU) Peralatan Tenaga
(SERKOM)
Listrik
13
LEMBAGA SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN
Pasal 4, Peraturan Menteri ESDM Nomor 38 Tahun 2018:
1. Lembaga sertifikasi, terdiri atas:
a. Lembaga Inspeksi Teknik Tenaga Listrik;
b. Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah;
c. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik;
d. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor;
e. Lembaga Sertifikasi Badan Usaha; dan
f. Lembaga Sertifikasi Produk.
2. Lembaga sertifikasi dapat berupa Lembaga Pemerintah.
3. Lembaga sertifikasi wajib mendapatkan Akreditasi dari Menteri.
4. Lembaga Sertifikasi Produk huruf f, wajib mendapatkan Akreditasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5. Sebelum mendapatkan Akreditasi dari Menteri, lembaga sertifikasi huruf a, huruf c, huruf d, dan
huruf e, harus mendapatkan penunjukan dari Menteri atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya.
LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI
1. Lembaga Sertifikasi Kompetensi adalah badan usaha jasa sertifikasi kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan, terdiri atas:
a. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik (LSK-TT) Akreditasi dari Menteri, melaksanakan
sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan; dan
b. Lembaga Sertifikasi Kompetensi Asesor (LSK-A) Akreditasi dari Menteri, melaksanakan
sertifikasi asesor Ketenagalistrikan.
2. Sebelum LSK-TT dan LSK-A mendapatkan Akreditasi harus terlebih dahulu mendapatkan
penunjukan dari Menteri atau Gubernur sesuai kewenangannya.
3. Badan usaha jasa sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan, dilarang merangkap
sebagai LSK-TT dan LSK-A.
4. Dalam hal belum terbentuk Lembaga Sertifikasi Kompetensi atau belum terdapat Asesor
Kompetensi sesuai dengan bidang usaha, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan membentuk Panitia
Uji Kompetensi (PUK).
15
KLASIFIKASI USAHA JASA
SERTIFIKASI KOMPETENSI TENAGA LISTRIK
Jenis
Usaha Lembaga Sertifikasi Kompetensi
Bidang
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
SIKAP
KOMPETEN
19
KLASIFIKASI KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
1. Konsultansi, 4. Pemeliharaan, dan
Jenis 2. Pembangunan & Pemasangan, 5. Pengoperasian.
Pekerjaan 3. Pemeriksaan & Pengujian,
Bidang
Keterangan:
Sub PLTU/G/GU/P/
TET, TT, GI TM, TR TT, TM, TR
Kit = Pembangkit
Tran = Transmisi
A/MH/D/N/EBT
Bidang Dis = Distribusi
Man = Pemanfaatan
Okupasi Jabatan
20
KLASIFIKASI KOMPETENSI
ASESOR KETENAGALISTRIKAN
Asesor Ketenagalistrikan
Jenis Asesor
Asesor Asesor
Kompetensi (AK) Badan Usaha (ABU)
Keterangan:
Kit = Pembangkit
Sertifikasi Tran = Transmisi
Dis = Distribusi
Man = Pemanfaatan
Asesor Tenaga Badan Pen = Penjualan
Gartrik = Ditjen Ketenagalistrikan
Kompetensi Teknik Usaha TT = Tenaga Teknik
BU = Badan Usaha
A = Asesor
Bidang
21
JKK - KKNI
JENJANG KUALIFIKASI S3
S2 9
KETENAGALISTRIKAN S1
D4
Sp
8
D3
Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan adalah D2 7
kerangka penjenjangan Kualifikasi Kompetensi D1
SMA
6
yang dapat menyandingkan, menyetarakan, SMP
berdasarkan KKNI. 1
UJI
22
KUALIFIKASI KOMPETENSI
KETENAGALISTRIKAN
1. Kualifikasi Kompetensi Ketenagalistrikan
Tenaga Teknik JKK Asesor Ketenagalistrikan
menetapkan level Okupasi Jabatan.
2. Okupasi Jabatan adalah kedudukan yang Ahli Utama Level 9
Ahli Madya Level 8
menempatkan tugas, wewenang, hak Ahli muda Level 7 Asesor Utama
dan tanggung jawab yang melekat pada Teknisi/Analis Utama Level 6 Asesor Madya
seorang dalam suatu satuan organisasi Teknisi/Analis Madya Level 5 Asesor Muda
Teknis/Analis Muda Level 4
atau bidang pekerjaan.
Operator/Pelaksana Utama Level 3
3. Okupasi Jabatan mengemas beberapa Operator/Pelaksana Madya Level 2
Standar Kompetensi, ke dalam: Operator/Pelaksana Muda Level 1
a. Kompetensi Inti; dan
b. Kompetensi Pilihan.
23
JENJANG KUALIFIKASI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan
Level Kompetensi
Okupasi Jabatan Contoh Jabatan Struktural
Mampu membantu pelaksanaan tugas sederhana
1 Pelaksana Muda Pembantu/Helper
yang rutin
3 Pelaksana Utama Mandor/Foreman Mampu memimpin tim kerja tertentu sesuai SOP
25
PPSDM KEBTKE
Your Future Energy Partner
SERTIFIKAT KOMPETENSI
1. Sertifikat Kompetensi diterbitkan berdasarkan Okupasi Jabatan sesuai Jenjang Kualifikasi
Ketenagalistrikan.
2. Sertifikat Kompetensi berlaku untuk jangka waktu selama 3 (tiga) tahun dan dapat
diperpanjang.
26
PPSDM KEBTKE
Your Future Energy Partner
Standar Operating Procedure (SOP)
• SOP adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan
alat penilaian kinerja. SOP dapat juga merupakan suatu panduan yang menjelaskan secara
terperinci bagaimana suatu proses harus dilaksanakan.
• Tujuan penerapan SOP:
❑ Agar petugas/operator menjaga konsistensi dan tingkat kinerja.
❑ Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam tim/organisasi.
❑ Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/operator terkait.
❑ Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/operator dari malpraktek yang menyebabkan
kerugian seperti kerusakan instalasi dan korban jiwa.
❑ Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefiensi.
18
PPSDM KEBTKE
Your Future Energy Partner
Instruksi Kerja (IK)
• Instruksi Kerja (IK) adalah tata cara dalam melakukan satu jenis
aktifitas. IK merupakan suatu perintah yag disediakan untuk membantu
seseorang dalam melakukan pekerjaan dengan benar atau suatu set
instruksi untuk melakukan tugas atau untuk mengikuti prosedur.
• Perbedaan SOP dengan IK
❑ Bila dilihat dari kompleksitas aktifitasnya, SOP menggambarkan
pengendalian banyak aktifitas dari suatu proses, misal SOP
pengoperasian PLTD. Sedangkan IK hanya merupakan petunjuk atau
tata cara dalam melakukan satu jenis aktifitas.
❑ SOP biasanya menggambarkan flowchart hubungan antar
proses/aktifitas, sedangkan IK menceritakan deskripsi teknis dari
suatu aktifitas.
19
PPSDM KEBTKE
SERTIFIKASI KOMPETENSI KETENAGALISTRIKANYour Future Energy Partner
Uji Tulis
Penilaian Penyesuaian
Portofolio
Vokasional
Sertifikasi
Ulang
29
30
RENCANA UJI KOMPETENSI
a. Rencana Uji kompetensi disusun oleh Penanggung Jawab Teknik (PJT) LSK
Akreditasi atau penunjukan
b. LSK harus melaporkan rencana uji kompetensi yang telah disusun PJT
kepada Direktur Jenderal Ketenagalistrikan secara online ke situs SKTTK
paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum pelaksanaan uji kompetensi
c. Dalam melaporkan rencana uji, LSK melengkapi persyaratan:
• Jadwal uji kompetensi;
• Data peserta uji kompetensi;
• Okupasi Jabatan;
• Tim uji kompetensi;
• Tempat uji kompetensi
PESERTA UJI KOMPETENSI
a. Peserta mengajukan permohonan tertulis kepada LSK yang dilengkapi dengan dokumen:
• Daftar Riwayat Hidup;
• Penilaian mandiri atau Sertifikat Pelatihan yang relevan;
• Okupasi Jabatan sesuai Jenjang Kualifikasi Ketenagalistrikan;
• Pasfoto 3 x 4 cm latar belakang warna merah dengan komposisi wajah 80 % menghadap ke depan dan tubuh
menghadap ke depan;
• Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk Warga Negara Indonesia (WNI) atau paspor untuk Warga Negara
Asing (WNA); dan
• Sertifikat Kompetensi sebelumnya untuk Asesor yang mengajukan permohonan kenaikan kualifikasi
kompetensi.
b. Peserta uji kompetensi paling banyak berjumlah ±20 orang agar uji kompetensi dilaksanakan secara tepat dan
efektif
c. Pemohon yang sudah masuk kedalam daftar peserta uji kompetensi, harus dilaporkan PJT kepada Direktur
Jenderal melalui penanggung jawab LSK dengan mengisi identitas, okupasi jabatan peserta uji serta mengunggah
melalui situs SKTTK yaitu:
• Pasfoto berwarna 3x4 cm berlatar belakang berwarna merah dengan komposisi 80% menghadap kedepan dan
tubuh menghadap ke depan
• KTP untuk WNI dan paspor untuk WNA
PENUGASAN TIM UJI KOMPETENSI
a.Penugasan tim uji kompetensi merupakan asesor
kompetensi yang sesuai dengan bidang yang diujikan
b.Dalam menugaskan tim uji kompetensi, PJT harus
memastikan:
• Asesor terdaftar pada Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
• Dapat melaksanakan uji kompetensi sesuai dengan jadwal
yang ditentukan
• Sesuai dengan akreditasi/ penunjukan LSK
• PJT menyiapkan surat tugas tim uji kompetensi untuk
ditandatangani oleh penanggung jawab LSK
JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
Mesin
Listrik
Peralatan Tangan
POTENSI BAHAYA
dari: sampai: 21
PEMERIKSAAN KESESUAIAN TUK
a. Pemeriksaan Tempat Uji Kompetensi harus dilakukan oleh Tim Uji Kompetensi sebelum
pelaksanaan uji kompetensi.
b. Pemeriksaan Tempat Uji Kompetensi untuk memastikan sarana dan prasarana telah
sesuai dengan Okupasi Jabatan dan SKTTK yang diuji.
c. Pemeriksaan Tempat Uji Kompetensi harus memenuhi persyaratan:
• Tempat Uji Tulis;
• Tempat Uji Praktek;
• Jabatan dan SOP atau IK;
• Job Safety Analyst (JSA);
• Tersedia Asesi Peraga, khusus Uji Kompetensi untuk Asesor Kompetensi.
d. Hasil pemeriksaan Tempat Uji Kompetensi dituangkan ke dalam Berita Acara
Pemeriksaan Tempat Uji Kompetensi yang ditandatangani oleh Ketua Tim Uji
Kompetensi, Institusi Pemohon Uji Kompetensi dan Pemilik Tempat Uji Kompetensi.
PEMBUATAN SOAL UJI KOMPETENSI
a. Tim Uji Kompetensi yang ditugaskan oleh LSK-TT dan LSK-A melakukan
pengujian dan penilaian terhadap peserta uji kompetensi, meliputi:
• uji tulis;
• uji praktek dan/atau observasi; dan
• uji lisan.
b. Pembuatan soal uji kompetensi harus kombinasi dari okupasi jabatan
(kemampuan melaksanakan peran jabatan) dan SKTTK (kemampuan
kompetensi pekerjaan).
c. Okupasi Jabatan dan SKTTK merupakan alat untuk menilai kemampuan
Asesi melaksanakan Tugas Jabatan sesuai SOP dan IK.
PENYUSUNAN SOAL UJI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK
Pelaksana atau Operator, dan Teknisi Muda:
1. Uji Tulis:
a) Soal Esai, 10 (sepuluh) soal;
b) Soal Pilihan Ganda, 10 (sepuluh) soal;
c) Soal Benar - Salah, 10 (sepuluh) soal;
d) Soal Menjodohkan, 10 (sepuluh) soal;
e) Soal Memberikan Label, 10 (sepuluh) soal.
2. Uji Praktek, memperagakan pekerjaan sesuai dengan tugas jabatan dan SOP
(IK) yang dibandingkan dengan Okupasi Jabatan dan SKTTK.
3. Uji Lisan, menggali lebih dalam kemampuan sesuai dengan Uji Tulis dan Uji
Praktek.
PENYUSUNAN SOAL UJI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK
a. Teknisi Madya dan Utama:
1. Uji Tulis:
a) Soal Esai, 10 (sepuluh) soal;
b) Soal studi kasus sesuai dengan peran jabatan, 1 (satu) soal;
2. Uji Praktek, memaparkan soal studi kasus.
3. Uji Lisan, menggali lebih dalam kemampuan sesuai dengan Uji Tulis dan Uji
Observasi.
b. Ahli
1. Uji tulis, soal pembaharuan sistem tenaga listrik
2. Uji Observasi, memaparkan soal pembaharuan sistem tenaga listrik; dan
3. Uji Lisan, menggali lebih dalam kemampuan sesuai dengan soal Uji Tulis dan
Uji Observasi.
40
A Penjelasan pelaksanaan uji kompetensi
PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI
B Pelaksanaan Uji Tulis
Dalam pelaksanaan Uji Tulis, Peserta Uji Kompetensi dilarang bekerjasama menjawab soal tulis
dengan Peserta Uji Kompetensi lain atau dibantu pihak lain.
Uji Tulis dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) jam yang disesuaikan dengan
soal Uji Tulis diberikan oleh Tim Uji Kompetensi. Untuk uji tulis Daring harus menghidupkan
camera selama uji tulis.
Pada Uji Tulis, nilai paling rendah 70 (tujuh puluh) dinyatakan Kompetensi (KP) dan jika belum
mencapai nilai 70 (tujuh puluh) dinyatakan Belum Kompetens (BK)
Uji Praktek diberlakukan untuk Peserta Uji Kompetensi Tenaga Teknik
pada klaster kualifikasi kompetensi Pelaksana atau Operator dan
Analis Muda (level 4).
1) Uji Tulis
2) Uji Praktek/ Observasi
3) Uji Lisan/ Wawancara
Tenaga
Teknik
DOKUMEN UJI KOMPETENSI (SOFTCOPY DAN
HARDCOPY YANG DIJILID SEBANYAK PESERTA)
KP
Nilai Uji Tulis
a. menyampaikan penjelasan alasan Belum Kompeten (BK) yang dibuktikan dengan catatan yang
PEMBERIAN tercantum pada Format penilaian uji kompetensi;
b. memberikan Umpan Balik yang jelas dan membangun dengan menggunakan bahasa dan cara yang
UMPAN BK tepat;
BALIK c. memberikan kesempatan untuk banding dan memberitahukan mekanisme proses banding; dan
d. memberitahukan mekanisme ulang proses sertifikasi kompetensi.
INSTITUSI Tim Uji Kompetensi memintakan juga umpan balik pelaksanaan uji kompetensi
PEMOHON dari Peserta Uji Kompetensi dan layanan sertifikasi kompetensi dari Institusi
pemohon untuk dilakukan kaji ulang oleh PJT agar pelaksanaan Sertifikasi
Kompetensi selanjutnya lebih baik.
Pakta Integritas merupakan surat pernyataan komitmen yang
menunjukan itikad baik untuk bertanggungjawab dan menjalankan
tugas sebagai pemegang Sertifikat Kompetensi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan ketenagalistrikan.