Anda di halaman 1dari 92

SOP, PERALATAN KERJA & K3

PT PLN (Persero) PUSDIKLAT

24/05/2023 1
Simple – Inspiring – Performing - Phenomenal
AGENDA
K2/K3

PERALATAN APD, KERJA, & UKUR

SOP

2
TUJUAN MATA PELAJARAN

Setelah mengikuti mata pelajaran ini


peserta mampu memahami dan
menjelaskan SOP, K3 dan Peralatan
kerja & Ukur dengan baik dan benar
sesuai Standar Perusahaan

3
( K2 & K3 )
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PADA SISTEM DISTRIBUSI


4
TUJUAN POKOK BAHASAN

Setelah menyelesaikan pokok bahasan peserta mampu:


1. Menjelaskan Hubungan antara K2 dan K3
2. Menjelaskan Pengertian Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)
3. Menjelaskan Ruang Lingkup K2 di PT PLN (Persero)
4. Memahami Landasan Hukum K2
5. Menjelasakan 4 (Empat) Pilar K2
6. Menjelaskan Pengertian K3
7. Menjelaskan Undang - Undang No.1 Tahun 1970
8. Menjelaskan Hak Dan Kewajiban Setiap Tenaga Kerja
9. Menjelaskan Filosopi Dasar
10. Memahami Pola penerapan K2 / K3 di PT PLN (Persero)
11. Memahami Pengaruh K2 terhadap Kinerja Unit – Unit PT PLN
(Persero) / Sesuai SK Direksi NO : 099.K/DIR/2008, Tanggal 02
April 2008.
12. Menerapkan Safety Procedure pada pekerjaan bidang distribusi.

5
13. Menjelaskan Pengertian Kecelakaan
14. Menjelaskan Jenis – jenis kecelakaan
15. Mengidentifikasi Penyebab terjadinya kecelakaan
16. Menjelaskan Piramida perbandingan kecelakaan
17. Menjelaskan Kerugian – kerugian akibat kecelakaan
18. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
19. Menjelaskan Doktrin K3
20. Menggunakan Alat Pelindung Diri yang tepat
21. Menjelaskan Hambatan Dalam Pemakaian APD
22. Menjelaskan Penyakit Akibat Kerja

6
BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA K2 DAN K3 ?

K3 = Keselamatan dan Kesehatan Kerja

dan

K2 = Keselamatan Ketenagalistrikan

7
K3 = K2 =
Kesel. & Kesehatan Kerja Keselamatan Ketenagalistrikan

Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Masy.Umum sekitar Instalasi
Instalasi
Lingkungan Instalasi
Dibatalkan
MK
UU No.1/1970 UU 20/2002 Kembali ke UU 15/1985
ttg. Kesel.Kerja ttg.Ketgalistrikan ttg.Ktngalistkan
( K2 ) ( Kesel.Kerja
Kesel. Umum )
PP 3/2005 Psl.21
( K2 )

Dipersiapkan UU Baru ttg.Ktngltk ( K2 )


8
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
(K2)

9
2. KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

DEFINISI / PENGERTIAN :

KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN ADALAH SEGALA UPAYA ATAU LANGKAH-


LANGKAH PENGAMANAN INSTALASI TENAGA LISTRIK DAN PENGAMANAN
PEMANFAAT TENAGA LISTRIK UNTUK MEWUJUDKAN KONDISI ANDAL BAGI
INSTALASI DAN KONDISI AMAN DARI BAHAYA BAGI MANUSIA, SERTA KONDISI
AKRAB LINGKUNGAN, DALAM ARTI TIDAK MERUSAK LINGKUNGAN HIDUP DI
SEKITAR INSTALASI TENAGA LISTRIK

10
UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN “ K 3 “

1. STANDARISASI

2. PENERAPAN 4 PILAR K2

3. SERTIFIKASI

4. PENERAPAN SOP / IK

5. ADANYA PENGAWAS PEKERJAAN


11
EMPAT PILAR
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

MELIPUTI

KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN


KERJA UMUM LINGKUNGAN INSTALASI

PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN


PERLINDUNGAN
TERHADAP : PEGAWAI, TERHADAP : TERHADAP :
TERHADAP :
BUKAN PEGAWAI MASYARAKAT UMUM INSTALASI
LINGKUNGAN
SEKITAR INSTALASI, PENYEDIAAN
INSTALASI
PELANGGAN, TAMU TENAGA LISTRIK

PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN


TERHADAP TERHADAP TERHADAP TERHADAP
KECELAKAAN DAN KECELAKAAN PENCEMARAN, KERUSAKAN
PENYAKIT AKIBAT MASYARAKAT KERUSAKAN INSTALASI,
KERJA UMUM LINGKUNGAN KEBAKARAN DLL

12
DASAR HUKUM

Pasal 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


DASAR HUKUM
• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

• UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


Pasal 86 dan 87
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Dasar Hukum :
1. UU No.1 / 1970 ttg Keselamatan Kerja
2. UU No.15 / 1985 ttg Ketenagalistrikan
3. PP No.3 / 2005 ttg Instalasi Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga
Listrik
4. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan
Kerja
5. Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
6. Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
7. Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
8. Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja
15
KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN ( Persero ) :

NO : 090.K/DIR/2005 ,TENTANG KESELAMATAN INSTALASI


DILINGKUNGAN PT PLN ( Persero )

NO: 091.K/DIR/2005 TENTANG PEDOMAN KESELAMATAN UMUM


DILINGKUNGAN PT PLN ( Persero )

NO: 092.K/DIR/2005 TENTANG PEDOMAN KESELAMATAN KERJA


DILINGKUNGAN PT PLN ( Persero )

16
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN ( PP No.3/2005 Psl.21 )
1. Setiap usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan
2. Keselamatan ketenagalistrikan meliputi :
a. Standarisasi
b. Pengamanan instalasi dan pemanfaat TL untuk mewujudkan kondisi :
- Andal dan aman bagi instalasi ( Keselamatan Instalasi )
- Aman dari bahaya bagi manusia :
* Tenaga Kerja ( Keselamatan Kerja )
* Masyarakat Umum ( Keselamatan Umum )
- Akrab lingkungan ( Keselamatan Lingkungan )
c. Sertifikasi :
- Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,
- Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk instalasi
pemanfaatan TL (instalasi pelanggan),
- Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga)
- Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan
17
BATAS LINGKUP KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN DI PLN
Instalasi Pembangkitan:
PLTA, PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP APP

Jaringan
PLTA PLTU Distribusi
Pelanggan Kecil

JTR
Saluran Transmisi (Rumah)
JTM

Gardu Induk Gardu

JTM /

JTR
JTM / Distribusi
JTR

APP
Fuse / APP

APP Instalasi Pemda


(PJU & Taman Pelanggan Sedang
Pelanggan Besar Gardu PB Kota) (Apartmen/Hotel)18
(Pabrik/Industri)
STANDARISASI SEBAGAI PEGANGAN AWAL
MELAKSANAKAN KEGIATAN BERPOTENSI BAHAYA :
 Standarisasi Proses ( Pemasangan dsb)
 Standarisasi Uji (Performance Test, Komisioning,dsb)
 Standarisasi Produk (Spesifikasi dsb)

19
BEBERAPA PENGERTIAN / DEFINISI

Keselamatan kerja, upaya mewujudkan kondisi aman bagi pekerja dari bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan,
dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul karena hubungan kerja yang menimpa pekerja.

Keselamatan umum, upaya mewujudkan kondisi aman bagi masyarakat umum dari bahaya
yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan ketenagalistrikan lainnya dari
Perusahaan, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap
terjadinya kecelakaan masyarakat umum yang berhubungan dengan kegiatan Perusahaan.

20
Keselamatan lingkungan, upaya mewujudkan kondisi akrab lingkungan
dari Instalasi, dengan memberikan perlindungan terhadap terjadinya
pencemaran dan / atau pencegahan terhadap terjadinya kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi.

Keselamatan instalasi, upaya mewujudkan kondisi andal dan aman bagi


Instalasi, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan
pengamanan terhadap terjadinya gangguan dan kerusakan yang
mengakibatkan Instalasi tidak dapat berfungsi secara normal dan atau
tidak dapat beroperasi.

21
PENGARUH “K 2” TERHADAP PENILAIAN
TINGKAT KINERJA UNIT-UNIT PT PLN (Persero)

DITUANGKAN DALAM :
KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (Persero)
NOMOR : 059.K/DIR/2009
TANGGAL : 13 MARET 2009
TENTANG : SISTEM PENILAIAN TINGKAT KINERJA
PT PLN (Persero)
PEMBANGKITAN,WILAYAH,DISTRIBUSI,PENYALURAN
DAN PUSAT PENGATUR BEBAN DAN JASA PENUNJANG
TAHUN 2009

22
DALAM KEP. DIR. TSB :
 K2 Merupakan salah satu indikator kinerja yang dinilai pada “
Perspektif Bisnis Internal ”
 K2 Adalah indikator yang digunakan untuk mengukur ketaatan unit
PLN untuk melaksanakan kewajiban :
1. Keselamatan kerja
2. Keselamatan Instalasi
3. Keselamatan Umum
4. Keselamatan Lingkungan

. Jika K2 ini tidak dilaksanakan, maka akan menjadi “ Salah satu


faktor pengurang” penilaian tingkat kinerja unit (Maksimum minus
15 ).

23
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Dasar Hukum.

Sumber hukum yang paling mendasar tentang


keselamatan kerja di Indonesia ialah Undang-undang
No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
PERTIMBANGAN UU NO 1 1970
Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktivitas nasional.

Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja


perlu terjamin pula keselamatannya

Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan


dipergunakan secara aman dan efisien.

Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya


upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja

Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam


Undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum
tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan
masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi.
Pengertian.

Keselamatan kerja mengatur segala


upaya guna mencegah/mengurangi
terjadinya kecelakaan di tempat kerja yang
mana dapat mengakibatkan kerugian, baik
jiwa/raga dan atau harta. Sedangkan
kesehatan kerja mengatur segala upaya
guna mencegah/mengurangi sakit akibat
melaksanakan kerja.
Pengertian.
Kesehatan Kerja adalah ilmu kesehatan yang
dimanifestasikan dalam lingkungan
masyarakat tenaga kerja dengan tujuan
untuk meningkatkan dan memelihara
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
terhadap gangguan yang diakibatkan oleh
penyakit umum dan penyakit akibat kerja.
PENGERTIAN TEMPAT KERJA
Tenaga kerja bekerja, atau yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
usaha dan
Dimana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam
pasal 2;
Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan,
lapangan, halaman dan sekelilingnya yang
merupakan bagian-bagian atau yang
berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
SYARAT – SYARAT TEMPAT KERJA
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat bekerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi, dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya
14. Mengamankan dan memperalancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau barang
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Tujuan K3 adalah mewujudkan masyarakat dan


lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera,
sehingga akan tercapai :
 Suasana lingkungan kerja yang aman, sehat,
dan nyaman.
Tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial,
dan bebas kecelakaan
 Meningkatnya produktivitas dan efisiensi
perusahaan
 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat tenaga
kerja.
Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja .
Sesuai Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 12,
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga
kerja untuk :
Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh Pegawai
Pengawas dan atau Ahli Keselamatan Kerja.
Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan
kerja dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat
syarat keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.
Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat
keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya
kecuali dalam hal-hal khusus ditentuakan lain oleh Pegawai
Pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertanggungjawabkan.
Ruang lingkup program Jamsostek
meliputi :

1.Jaminan Kecelakaan Kerja


2.Jaminan Kematian
3.Jaminan Hari Tua
4.Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.
FAKTOR YANG MENDUKUNG K3

1. Unsafe Act ( Prilaku tidak aman )


- Faktor Manusia

2. Unsafe Condition ( Kondisi tidak aman )


- Faktor Lingkungan
- Faktor Peralatan kerja , Material dan Prosedur kerja (SOP)
• Prosedur kerja juga menentukan kondisi
lingkungan kerja. Hal ini juga untuk
menghindari terjadinyas tumpang tindih
pekerjaan, saling mendahului atau
keadaan terbengkalai suatu pekerjaan.
Efisiensi
Urgensi
Beberapa hal yang harus dipenuhi untuk sanitasi
lingkungan :
• Kebersihan secara umum
• Kebersihan khusus (tergantung instalasinya)
• Tersedianya air minum yang memenuhi syarat
untuk diminum
• Tersedianya tempat cuci / ganti pakaian
• Adanya kantin
36 05/24/2023
37 05/24/2023
KECELAKAAN KERJA.

1. Pengertian Kecelakaan Kerja.


Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi
pada seseorang karena hubungan kerja, dan
kemungkinan disebabkan oleh bahaya yang ada
kaitannya dengan pekerjaannya.

Sedangkan kecelakaan dinas ialah kecelakaan yang


terjadi karena hubungan kerja, baik karena pekerjaan
langsung ataupun dalam perjalanan menuju tempat
kerja sampai kembali ke rumah melalui jalan normal.
Proses Kecelakaan.
Kecelakaan ialah suatu insiden yang terjadi karena adanya
bahaya dan dapat mengakibatkan kerugian berupa jiwa/raga,
harta, dan ataupun efisiensi perusahaan.

Urutan proses terjadinya kecelakaan :

Kultur Sebab Bahaya Insiden Kerugian


Lingkungan dasar

-Budaya kerja visi dan misi - Unsafe act -Kecelakaan -Jiwa/raga


- Pola pikir kurang - Unsafe -Near misses - Harta
- Manajemen mendukung condi-tion - Efisiensi
- Miss
manajemen
Bahaya.

Tidak setiap bahaya mengakibatkan


kecelakaan. Tapi kecelakaan terjadi
karena ada bahaya, baik itu berupa :
tingkah laku yang tak aman (unsafe
act)
kondisi yang tak aman (unsafe
condition)
manajemen/prosedur yang tak benar /
tak ada (miss manajemen)
.Insiden.

Suatu kejadian yang tidak diinginkan,


bias berbentuk kecelakaan ataupun
near misses yang dapat merugikan.
Kerugian dapat berbentuk
cidera/tewas, rusaknya barang /
material, dan ataupun menurunnya
efisiensi produksi.
. Kerugian.
Baik sang korban maupun perusahaan pemilik tempat
kerja mengalami kerugian.
Kerugian bagi korban kecelakaan (bila ia pekerja)
meliputi :
Cidera, cacat tetap, bahkan tewas itu berarti
menurun/hilangnya kesempatan mendapatkan prestasi
(penghasilan) karena menurun/hilangnya kemampuan
kerja.
Menurunnya moril dan rasa peran keberadaannya di
lingkungan keluarga, masayarakat, maupun lingkungan
tempat kerja.
Kerugian bagi perusahaan antara lain meliputi :
- Biaya perawatan korban.
- Biaya untuk pemberian santunan-santunan
- Waktu produksi berkurang
- Rusaknya peralatan dan atau material, sehingga
menurunnya kemampuan produksi.
- Biaya inventasi yang telah dikeluarkan untuk
(pembinaan, pendidikan, dll.) mencapai tingkat
kompetensi seperti saat sekarang.
- Menurunnya citra perusahaan.
- Naiknya biaya asuransi.
KESELAMATAN DALAM BEKERJA.
1. Tempat Kerja Bertegangan.
Hal penting diperhatikan bila memasuki ruang kerja listrik :
- Mendapat ijin yang berwenang dan diawasi oleh petugas
- Jangan sendirian (dua orang)
- Sehat jasmani dan rohani
- Pakaian kering dan bersepatu dengan sol berbahan isolasi
- Gunakan alat pengaman yang diperlukan sesuai
spesifikasinya (missal: tegangan ijin, daya hantar, dll)
- Perhatikan rambu-rambu peringatan yang ada
- Berada pada jarak yang aman
Bekerja Pada Bebas Tegangan.
Perhatikan perlengkapan bebas tegangan :
- Tempat kerja telah dinyatakan aman oleh Pengawas
- Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan

Bila ada sirkuit ganda :


- pekerjaan dilakukan pada salah satu sirkuit
- masing-masing kawat harus dibumikan pada kedua ujungnya
Harus ada penanggungjawab / pengawas penuh pada sirkuit
tersebut
- Pekerjaan boleh dimulai bila semua persyaratan tersebut
atas telah dipenuhi
Bekerja di dekat instalasi bertegangan :

- Harus tahu jarak minimum aman dari perlengkapan


bertegangan
- Perlengkapan yang digunakan bebas dari kebocoran
isolasi atau imbas yang membahayakan, harus
dibumikan.
- Tidak menggunakan peralatan yang panjang, tali dari
logam, tangga yang diperkuat dengan logam.
- Jika jarak tidak aman, harus menggunakan pengaman
dari bahan isolasi.
Tegangan sentuh maksimum yang dapat ditahan manusia :
Waktu maksimum Keterangan
Tegangan Sentuh ( detik )
( V efektif )
50 5
75 1
90 0,5
110 0,2
150 0,1
220 0,05
280 0,03

Korelasi antara daya tahan terhadap arus dan waktu


Waktu Maks. Keterangan
Tegangan Sentuh ( detik )
( V efektif )
10  20 10
20  40 2
60  80 0,2
100 0,1
Kepekaan terhadap kejutan listrik secara kontinyu

Besar Arus Akibat arus melalui jantung


( mA ) melalui lintasan tangan ke kaki
0,7 Tidak terlihat sesuatu akibat

0,7  2 Terasa getaran

28 System syaraf terpengaruh, sangat sakit

8  20 System syaraf terpengaruh.


Tidak sanggup melepaskan pegangan, karena pengerutan atau
kontraksi otot-otot

20  50 System syaraf terpengaruh.


Otot kerongkongan dipaksa mengkerut .
Paru-paru kirim udara secara tidak normal.
Tidak mampu melepaskan pegaangan
Jarak Aman Daerah Bertegangan.
Jarak lendutan penghantar udara ke tanah, minimum :

Lokasi pemasangan Penghantar udara Penghantar udara


No telanjang berisolasi

1 Jalan umum 5 meter 5 meter


2 Bukan jalan umum 5 meter 4 meter
3 Halaman rumah 5 meter 3 meter

Jarak bebas (minimum) antara SUTT dan SUTET dengan tanah dan benda lain

No Lokasi SUTT SUTET 500 kV

66 kV 150 kV Sirkit Sirkit


(m) (m) ganda tunggal
(m) (m)
Tiga macam Alat Keselamatan Kerja.
1. Terpasang tetap pada peralatan.
- Kap pelindung benda berputar
- Batas pengaman daerah

2. Untuk dipakai pekerja


- Alat pelindung batok kepala
- Alat pelindung muka dan mata
- Alat pelindung badan
- Alat pelindung anggota badan (lengan dan kaki)
- Alat pelindung pernapasan
- Alat pelindung pendengaran
- Alat pencegah jatuh
- Alat pencegah tenggelam
3. Pelengkap

- Peraturan-peraturan
- Penjelasan-penjelasan
- Instruksi kerja
- Tanda-tanda peringatan
- Poster-poster keselamatan kerja
- Komunikasi dan koordinasi
- Pengawasan, dll
Alat Keselamatan Kerja & Penggunaannya.
Alat Keselamatan Kerja Kegunaan / Pemakaiannya
No
1 Topi keselamatan Melindungi batok kepala terhadap tertumbuk/
2 Kap las tangan kejatuhan benda dari atas
3 Kap las kepala Melindungi muka dan mata waktu mengelas
4 Kap las kepala dengan listrik
topi Melindungi muka dan mata waktu mengelas
5 Pelindung muka listrik
6 Pelindung mata Melindungi muka, mata dan batok kepala
7 Kacamata las waktu mengelas listrik
8 Kacamata warna bening Mengasah, menotok, bekerja dengan ramuan
9 Kacamata karet kimia
10 Pelindung mata kedok Mengasah, menotok, bekerja dengan ramuan
(yang dibuka) kimia
Mengelas dengan las karbit/asitilin
Mengecat, membelah, menotok beton, dsb
Bekerja dengan debu
Mengasah, menetak (terutama) bagi yang
berkacamata
11 Pelapis dada dari kulit a. Mengelas karbid dan listrik
12 Pelapis dada karet hitam b. Menempa, menuang, kerja hangat lainnya
13 Pelapis dada karet putih Bekerja dengan ramuan kimia
c. Bekerja di instalasi TEL
d. Membersihkan tangki-tangki bensin yang mengandung TEL

14 Sarung tangan asbes Kerja panas, tuang, membengkokkan pipa, tukang api, buka tutup
15 Sarung tangan kain kran uap.
16 Sarung tangan utk kerja Kerja ringan : mematri, mengecat, menyemprot, dsb
17 Sarung tangan a. Kerja konstruksi yang ringan
18 Sarung tangan utk tukang listrik b. Kerja pengangkutan yang ringan
19 Sarung tangan karet (plastic) c. Membuka keran uap
20 Pelindung lengan Mengelas listrik dan gas karbid
Bekerja pada hubungan listrik
d. Bekerja dengan ramuan kimia
e. Bekerja dengan gemuk-gemuk kotor
Mengelas listrik, karbid

21 Sepatu karet panjang hitam a. Bahan kimia (asam garam, asam belerang, dsb)
22 Sepatu keselamatan b. Komponen minyak kasar (bensin, minyak, gas)
23 Sepatu karet panjang hitam c. Kerja tanah dan kerja kotor lainnya
sampai paha Pelindung jari kaki dari tertumbuk benda berat/ jatuh.
24 Pelindung kaki dari kulit Pekerjaan tanah
Mengelas listrik, karbid, menempa dan untuk pekerjaan tuang-
menuang
25 Tali pinggang Untuk bekerja diketinggian  2,5
26 keselamatan meter
Jaring keselamatan Dipakai dimana tidak memungkinkan
pakai tali pinggang keselamatan

27 Sumbat telinga (ear Untuk mengurangi suara masuk telinga


28 plug) Untuk mengurangi suara yang bernada
Tutup telinga (ear muff) tinggi atau keras
29 Schakel stock Untuk memasukkan “pemisah”,
30 Tester dilengkapi untuk chek tegangan
31 Klem hubungan tanah menengah (TM).
Untuk mengetahui adanya tegangan
rendah
Untuk menbumikan jaringan, trafo
generator
Alat Pelindung Kepala
 Helm
Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan
benturan, terjatuh dan terkena arus listrik

 Tutup Kepala
Melindungi kepala dari kebakaran ,korosi ,panas / dingin

 Hats / Cap
Melindungi kepala dari kotoran dan debu
Pelindung Mata & Muka

• Kaca Mata Safety /


Safety Spectacles

• Goggles

• Face Shield
PELINDUNG PERNAPASAN
Alat Pelindung Telinga

Macam –macam Ear Plug


(Sumbat telinga)
Alat Pelindung Telinga

Macam –macam Ear Muffler


(Penutup telinga)
Dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dB
Alat Pelindung Tangan

 Sarung Tangan
-Sarung tangan kain
-Sarung tangan plastik
-Sarung tangan PVC
-Sarung tangan karet
-Sarung tangan kulit
-Sarung tangan metal
-Sarung tangan dingin ( cold storage )
-Sarung tangan Listrik ( High Voltage )
Peralatan Pendukung
Safety Belt BODY HARNESS

Digunakan untuk pekerjaan


di ketinggian di bawah 1.8 m
Pakaian Pelindung
Baju tahan panas
-Untuk petugas pemadam
-Pekerja sekitar oven / pembakaran

 Baju hujan

 Baju laboratorium
-Untuk pekerja laboratorium tahan terhadap zat
kimia, steril
PERALATAN APD, ALAT KERJA & ALAT UKUR

PADA JTM & KUBIKEL

64
Sarung Tangan dan Sarung Lengan

• Kegunaan sarung tangan yaitu Melindungi


tangan dan lengan terhadap bahaya listrik,
mekanik, kimia, panas dan lain-lain.

24/05/2023 65
Topi Pelindung / Helm

• Kegunaannya untuk melindungi kepala terhadap bahaya


listrik, mekanik, kimia panas. Bahan dari polyethylene,
plastik, katun, aluminium dan bahan sintetis lainnya

24/05/2023 66
Sepatu Laras / Penyelamat

• Kegunaannya untuk melindungi kaki terhadap


bahaya listrik, mekanik, kimia, panas

24/05/2023 67
Pakaian Kerja

• Kegunaan : melindungi badan terhadap bahaya listrik, panas


dan lain-lain
• Bahan : katun, karet, Polyethylene, Campuran lapisan asbes,
timah hitam dan bahan sintetis lainnya.

24/05/2023 68
Sabuk Pengaman
• Kegunaannya untuk melindungi petugas dari
bahaya jatuh pada waktu bekerja di tempat
yang tinggi

24/05/2023 69
Tongkat hubung tanah / tongkat
pentanahan
• Kegunaannya untuk hilangkan tegangan sisa
pada instalasi tegangan tinggi yang sudah
dpadamkan
• Bahan nya, embaga, alumunium dengan
tangkai bahan isolasi Ukuran : panjang 150 cm,
200cm, 250 cm, diameter (ø) : 3,125 cm
panjang kabel 500 cm – klem pentanahan 98 %
CU
• Catatan : perlu disimpan dalam kotak atau
ruang tertutup, sehingga tarhindar dari
benturan dan kelembaban

24/05/2023 70
Tangga
• Kegunaanya untuk mempermudah petugas bekerja di tempat yang tinggi

24/05/2023 71
Alas Pengaman
Kegunaannya sebagai tempat petugas berdiri dan bekerja pada peralatan
yang bertegangan, agar terhindar dari bahaya tegangan sentuh
Bahan karpet plastik, kayu kering lapisan karet, bangku atau plastik tebal yang
mudah dipindah-pindahkan

24/05/2023 72
Multi Tester
Biasa disebut juga dengan AVO meter digunakan :
• Untuk mengukur tegangan keluaran trafo
• Untuk mengukur arus beban gardu
• Untuk mengukur kontinyuitas sirkit

24/05/2023 73
Meter Tahanan Isolasi
untuk mengukur tahanan isolasi instalasi tegangan menengah maupun
tegangan rendah.
Untuk instalasi tegangan menengah digunakan Meger dengan batas ukur
Mega sampai Giga Ohm dan tegangan alat ukur antara 5.000 sampai dengan
10.000 Volt arus searah.
Untuk instalasi tegangan rendah digunakan Meger dengan batas ukur sampai
Mega Ohm dan tegangan alat ukur antara 500 sampai 1.000 Volt arus searah

24/05/2023 74
Meter Tahanan Pentanahan
digunakan untuk mengukur tahanan pentanahan kerangka kubikel dan
pentanahan kabel. Terminal alat ukur terdiri dari 3 ( tiga ) buah, 1 ( satu )
dihubungkan dengan elektroda yang akan diukur nilai tahanan
pentanahannya dan 2 ( dua ) dihubungkan dengan elektroda bantu yang
merupakan bagian dari alat ukurnya

24/05/2023 75
Meter Urutan Fasa
Gunanya untuk memeriksa urutan fasa pada saat tegangan keluaran trafo/ PT
di kubikel distribusi, yang masing dihubungkan ke terminal kontrol tegangan
yang biasanya menjadi satu dengan lampu indikator

24/05/2023 76
Tester 20 KV
Untuk memeriksa adanya tegangan pada kabel masuk / keluar kubikel/ JTM

24/05/2023 77
Kunci Momen ( Torque Wrench )
Alat ini merupakan alat untuk mengencangkan pengikatan mur - baut yang
sekaligus mengukur momen yang terjadi. Ada beberapa macam bentuknya :
antara lain dikencangkan sambil dibaca momennya, disetel momennya
terlebih dulu baru dilakukan pengencangan.
 Besarnya torsi yang dibutuhkan untuk pengencangan mur - baut sebanding
dengan diameter ulir baut. Untuk mengukur diameter ulir digunakan jangka
sorong ( sitmat )

24/05/2023 78
Alat Ukur tahanan kontak
Alat ukur tahanan kontak terdiri dari sumber arus dan alat ukur tegangan
(drop tegangan pada obyek yang diukur). Dengan sistem elektronik maka
pembacaan dapat diketahui dengan baik dan ketelitian yang cukup baik pula

24/05/2023 79
Pengukuran Kecepatan waktu buka/tutup
PMT
Tujuan dari pengukuran kecepatan waktu buka/tutup PMT adalah untuk
mengetahui waktu kerja PMT secara individu pada saat menutup ataupun
membuka

24/05/2023 80
SOP

PADA JTM & KUBIKEL

81
DEFINISI

SOP adalah serangkaian instruksi yang menggambarkan


pendokumentasian dari kegiatan yang dilakukan secara berulang pada
sebuah organisasi

SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus
dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.

SOP adalah suatu panduan yang menjelaskan secara terperinci


bagaimana suatu proses harus dilaksanakan

Dari banyak definisi tentang arti SOP tersebut di atas, dapat kita
simpulkan bahwa SOP adalah sebuah aturan, tatacara, panduan tertulis
dan terdokumentasi secara baik guna melakukan sebuah atau
beberapa proses kerja untuk mencapai tujuan utama dari proses kerja
tersebut.

Dalam bahasa Indonesia SOP disebut dengan Prosedur Tetap dan


disingkat Protap
TUJUAN SOP

1. Untuk mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap


posisi dalam organisasi.
2. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan
3. Agar petugas menjaga konsistensi dalam implementasinya.
4. Untuk Melindungi pekerja dari malapraktek atau kesalahan
administrasi lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalan / kesalahan, keraguan,
duplikasi dan inefisiensi.
6. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
staff atau operator terkait.
JENIS SOP

SOP TEKNIS
SOP teknis adalah standar prosedur yang sangat
rinci dan bersifat teknis. Setiap prosedur diuraikan
dengan sangat teliti sehingga tidak ada
kemungkinan-kemungkinan variasi lain.

SOP ADMINISTRATIF
SOP administratif adalah standar prosedur yang
diperuntukkan bagi jenis-jenis pekerjaan yang
bersifat administratif.
PRINSIP PENYUSUNAN SOP

1.Kemudahan dan kejelasan.


2.Efisiensi dan efektivitas.
3.Keselarasan.
4.Keterukuran.
5.Dinamis.
6.Berorientasi pada pengguna (mereka
yang dilayani).
7.Kepatuhan hukum.
8.Kepastian hukum.
PRINSIP PENERAPAN / PELAKSANAAN SOP

1.Konsisten.
2.Komitmen.
3.Perbaikan berkelanjutan.
4.Mengikat.
5.Seluruh unsur memiliki peran penting.
6.Terdokumentasi dengan baik.
KOMPONEN DALAM SOP

Beberapa komponen penting yang tertulis pada SOP

1. Pihak yang terkait

2. Perlengkapan Kerja

3. Prosedur Komunikasi

4. Prosedur Langkah-langkah Kerja


Pihak yang terkait

Semua unsur / pihak / bagian / bidang yang harus


terlibat / dilibatkan dalam proses suatu kegiatan

1. Asman Operasi
2. Supervisor Distribusi
3. Koordinator Logistik / Perbekalan
4. Piket Pengawas
5. Pelanggan
6. Pelaksana
Perlengkapan Kerja
Perlengkapan kerja untuk melaksanakan kegiatan
harus dipenuhi spesifikasi dan jumlahnya\

Perlengkapan kerja :
 Perkakas kerja
 Alat bantu kerja
 Alat Ukur
 Alat Pelindung Diri ( APD ) atau Alat K3
 Berkas Instalasi / Alat yang akan dioperasikan
 Lembaran Format Pelaksanaan dan Pelaporan.
Prosedur Komunikasi
Berisi tentang urutan berkomunikasi dengan pihak yang
terkait dengan dari mulai persiapan kegiatan. saat
kegiatan sampai dengan pelaporan kegiatan pekerjaan.

Peralatan berkomunikasi :
- Handy-talky ( HT )
- Radio Transceiver
- Power Line Carrier Telephone (PLCT)
- Fiber Optik
- Telephone Umum (PT Telkom).
Prosedur Langkah-langkah Kerja

Berisi tentang urutan dalam melaksanakan pekerjaan


mulai dari persiapan pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan,
pemeriksaan pekerjaan sampai pelaporan pekerjaan.

Penyimpangan terhadap langkah-langkah tersebut dapat


menyebabkan kegagalan
SIMPLE
INSPIRING
PERFORMING
PHENOMENAL

TERIMA KASIH
24/05/2023 93

Anda mungkin juga menyukai