Anda di halaman 1dari 43

SELAMAT DATANG

PT PLN (Persero) UDIKLAT PANDAAN

Nama : HARRY MOERWANTORO.


Unit Kesatuan : Purna PT PLN Udiklat Pandaan.
Tugas / Jabatan : Ex Instruktur bid Dist. Trans.
Status keluarga : K 01 – 03 / 05.
Alamat : Komplek PLN APP Malang.
Jl. Raya Karanglo No. 112.
Singosari – Malang.
0341- 471822 . / 081615861010.
DESAIN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
(JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Tujuan pembuatan Desain Kriteria pada JTM ialah untuk memberikan pe-
gangan yang terarah dalam penyusunan desain sistem dan standar – standar
kontruksinya
Kriteria yang akan dijadikan patokan adalah :
• Besaran Drop Tegangan
• Besaran Susut
• Cos Phi
• Loss Load Factor (LLF)
• Perkembangan beban perkapita / tahun.
 Sistem Distribusi Tenaga Listrik yang akan ditinjau adalah :
1.Sistem Tegangan Menengah 20 kV.
2.Gardu Distribusi .
3.Sistem Tegangan Rendah 230 / 400 Volt .
4.Sambungan Rumah.
Beberapa kriteria yang dipertimbangkan Sistem Distribusi
Tegangan 20 KV menggunakan SUTM atau SKTM dengan
memperhatikan kepadatan beban.
Dengan memperhatikan kepadatan beban, tingkat mutu dan
keandalan serta kebutuhan pelanggana adalah :

• Kriteria kerapatan beban


• Pola Konfigurasi / Struktur jaringan.
• Korelasi Drop Tegangan
• Korelasi Susut terhadap standard jaringan.
• Pengembangan Jaringan Baru
• Konsistensi antara pembebanan jaringan terhadap
standard pola pembebanan.
KRITERIA KERAPATAN BEBAN
Dalam mendesain sebuah Jaringan Listrik, perlu dike-
tahui
kerapatan beban dalam satuan KVA / KM2 , sehingga
dapat
ditentukan jenis penghantar dan panjang penghantar
yang akan mensuplai beban tersebut.
 Kriteria Kerapatan beban meliputi :
Beban Ringan
Daerah / Lokasi yang mempunyai beban ringan bila
terdapat beban kurang dari 0,5 MVA per km2 .
 Beban Sedang
Daerah / Lokasi yang mempunyai beban sedang bila
terdapat beban antara 0,5 MVA sampai 1 MVA per KM2 .
 Beban Padat
Daerah / Lokasi yang mempunyai beban padat bila ter-
dapat beban diatas 1 MVA per KM2 .
POLA KONFIGURASI /STRUKTUR JARINGAN DISTRIBUSI.
Pada dasarnya sistem / struktur jaring distribusi tsb sangat
disesuaikan dengan kondisi perkembangan serta kepa-
datan beban didaerah tsb.

Macam-macam sistem / struktur tersebut adalah :


a. Sistem jaringan Radial .
b. Sistem jaringan Open loop (radial inter interconection).
c. Sistem Jaringan Spindel (1 Stage, 2 Stage atau 3 Stage).
d. Sistem jaringan Bintang / Star.
e. Sistem jaringan Bunga Mayang.
f. Sistem Sarang Laba-laba.
Struktur /Sistem jaringan RADIAL.

PMT
Struktur / Sistem jaringan OPEN LOOP
(Radial Interconection)

PMT

PMT
Struktur / sistem jaringaqn SPINDEL
(Spindel One Stage)

Gardu Hubung
Struktur Bintang ( Star Net Work)

Struktur Radial Star (Bintang) ini sama halnya denganm radial hanya
bebanterletak pada titik ujung jaringan menyerupai bintang.

Gd. Hubung

Gardu Induk
Struktur jaringan bunga mayang.

Gardu Induk
Struktur Jaringan Sarang Laba-laba
Ada 2 (dua) jenis SSO deteksi tegangan yang digunakan,
yaitu :
1. Tree Type dibagi atas :
• Tree Branch.
• One Line Loop.
• Two Line Loop.
 
Loop Type
Penggunaan SSO Loop Type hanya pada Sistem Open
Loop Dua Penyulang, SSO tipe ini dipasang pada titik
pertemuan antara penyulang transline satu dengan penyu-
lang transline lainnya dalam satu loop.
 
Setting waktu SSO Tree Type :
T 1 = waktu menutup ( 10 detik ).
T 2 = waktu mengunci ( 5 detik ).
T 3 = waktu membuka ( 0,5 detik ).
 
Setting waktu SSO Loop :
 
T 5 > Tr + ( n +1 ) T1
 
T 5 =waktu mulai kotak pengatur tidak merasakan tegan-
gan dari salah satu sisinya sampai dengan SSO
Loop masuk secara otomatis, setting antara : 60 – 80
detik
T r = waktu menutup balik Reclose-1 (60 detik)
n = banyaknya SSO Tree Type di Penyulang ( diambil
yang terbanyak dari satu sisi penyulang.
 
PBO (Pemutus Balik Otomatis) yang terpasang disel 20 KV
gardu induk disetting sebagai berikut :
 
- Reclose - 1 = 60 detik
- Reclose - 2 = 60 detik
- Reclose - 3 = 180 detik ( Lock Out )
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Konfigurasi Radial
 Tanpa Seksionalisasi (Menggunakan LBS)

Catatan : 
SSO = Saklar Seksi Otomatis Deteksi Tegangan 
PMT = Pemutus Tenaga / CB 
LBS = Load Break Switch
a.SUTM Bentuk Radial dengan Seksionalisasi Manual Biasa.

Catatan : 
SSO = Saklar Seksi Otomatis Deteksi Tegangan 
PMT = Pemutus Tanaga / CB 
LBS = Load Break Switch  
= SSO Dioperasikan Manual
SUTM Radial dengan Seksionalisasi Otomatis Di Jaringan.
C.1. Radial Murni
SUTM Radial Interkoneksi
SUTM Konfigurasi Open Loop Dengan
Seksionalisasi Otomatis 
Loop dari Satu Penyulang
 
Open Loop dari Dua Penyulang
 

Catatan : 
PMT = Pemutus Tenaga / PMB menggunakan Reclosser.
SSO = Saklar Seksi Otomatis 
SSO = Tree Type Menggunakan utk One line loop satu Trafo & Two line
loop dua trafo. 
SSO = Loop Type Menggunakan Dua Trafo
POLA JARINGAN BERDASARKAN KERAPATAN
BEBAN

POLA JARINGAN UNTUK BEBAN RINGAN


Daerah pedesaan atau beban pedesaan umumnya dioperasikan dengan
sistem radial murni. Dalam sistem radial murni jika ada section
penyulang yang terganggu pengalihan beban ke penyulang lain tidak
ada. Penyulang radial mempunyai tingkat keandalan yang rendah .
 
POLA JARINGAN UNTUK BEBAN SEDANG
Daerah atau lokasi mempunyai kerapatan beban sedang maka daerah
tersebut mempunyai tingkat mutu dan keandalan lebih baik. Untuk
mendapat kualitas mutu dan keandalan yang diinginkan maka sistem
beroperasi dengan sistem open loop (open ring) non spindel.
Untuk mendukung manuver beban apabila di salah satu section jaringan
terganggu perlu dipasang peralatan distribusi seperti : LBS, Recloser,
Sectionalizer.
POLA JARINGAN UNTUK BEBAN PADAT
Daerah yang mempunyai kerapatan beban padat tingkat
keandalan dan mutu pelayanan menjadi tuntutan utama,
maka sistem beroperasi dalam konfigurasi Spindel.
Apabila area pelayanan cukup luas, maka akan terdapat
beberapa cluster Spindel yang saling terkait guna mendukung
keandalan sistem.

 POLA JARINGAN UNTUK PELANGGAN VVIP


Untuk pelanggan yang tidak boleh padam (pelanggan VVIP) ,
maka disuplai dengan Pola Jaringan Spot Net Work dengan 2
penyulang sekaligus plus Automatic Change Over.
Misal :
• Istana Presiden / Gedung Gubernuran.
• Gedung MPR / DPR / DPRD.
• Bandar Udara.
• Rumah Sakit
KORELASI DROP TEGANGAN DAN LOSSES TERHADAP
STANDAR JARINGAN

Panjang sebuah Jaringan Tegangan Menengah dapat


didesain dengan mempertimbangkan drop tegangan dan
susut teknis jaringan.
Untuk mendapatkan nilai drop tegangan dan susut yang
dikehendaki perlu memasukkan parameter – paramater
antara lain :
• Ukuran ( luas penampang ) Penghantar
• Beban Nominal Penghantar
• Panjang Jaringan  
Berdasarkan SPLN 72:1987 dapat didesain sebuah jaringan
tegangan menengah (JTM) dengan kriteria drop tegangan
sebagai berikut :

Untuk mendesain jaringan dengan pertimbangan susut jaringan,


maka susut jaringan maksimum yang diijinkan :
 
• Drop Tegangan Spindel maksimum 2 %
• Drop Tegangan Open Loop dan Radial maksimum 5 % 
• Susut maksimum Spindel maksimum 1 %
• Susut maksimum Open Loop dan Radial maksimum 2,3 %
 
Contoh : Panjang maksimum penyulang 3 x 240 mm2 A3C dengan
beban nominal / maksimum adalah 7 KMS (beban me
rata).
UNTUK BEBAN DI UJUNG DAN SEIMBANG.

 SISTEM 3 PHASE 3 KAWAT DAN 3 PHASE 4 KAWAT


% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos  + X * Sin ) * 100)/ ( KV) 2

SISTEM 1 PHASE
% Drop Voltage = (2 P*L*(R Cos  + X Sin )*100)/ ( KV) 2

Dimana :
% Drop Voltage = Jatuh Tegangan ( % )
P = Daya Nominal yang tersalur (MVA)
R = Resistensi Jaringan ( ohm /km )
X = Reaktansi Jaringan ( Ohm/km )
L = Panjang jaringan ( km )
Cos  = 0,85 ( 0,90 ) , Sin  = 0,526 ( 0,435)
KV = Tegangan L-N (11,6 KV)
UNTUK BEBAN DITENGAH DAN DI UJUNG
(SEIMBANG)SISTEM 3 PHASE 3 KAWAT DAN 3 PHASE 4
KAWAT
 
% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos  + X * Sin )* 0,75 *100)/ ( KV) 2

SISTEM 1 PHASE
 
% Drop Voltage = (2 P*L*(R Cos  + X Sin ) *0,75)*100/ (KV) 2
 
Dimana :
% Drop Voltage = Jatuh Tegangan ( % )
P = Daya Nominal yang tersalur (MVA)
R = Resistensi Jaringan ( ohm /km )
X = Reaktansi Jaringan ( Ohm/km )
L = Panjang jaringan ( km )
Cos  = 0,85 ( 0,90 ) , Sin  = 0,526 ( 0,435)
KV = Tegangan L-L ( 20 KV )
UNTUK BEBAN MERATA DAN SEIMBANG

1) SISTEM 3 PHASE 3 KAWAT DAN 3 PHASE 4 KAWAT 


% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos  + X * Sin ) * 0,5*100)/ ( KV) 2

2) SISTEM 1 PHASE
 % Drop Voltage = (2 P*L*(R Cos  + X Sin )* 0,5*100)/ (KV) 2

Dimana :
% Drop Voltage = Jatuh Tegangan ( % )
P = Daya Nominal yang tersalur (MVA)
R = Resistensi Jaringan ( ohm /km )
X = Reaktansi Jaringan ( Ohm/km )
L = Panjang jaringan ( km )
Cos  = 0,85 ( 0,90 ) , Sin  = 0,526 ( 0,435)
KV = Tegangan L-L ( 20 KV )

 
I. JARINGAN TEG. MENENGAH
FORMULA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS
SISTEM 3 FASA DAN 3 KAWAT
BEBAN DI UJUNG DAN SEIMBANG :

ESusut_teknis = 3*(I)^2 * R * L * LLF ( Watt )

BEBAN DI TENGAH DAN UJUNG DAN SEIMBANG :

ESusut_teknis = 3*(I)^2 * R * L * LLF * LDF1 ( Watt )

BEBAN MERATA DAN SEIMBANG :

ESusut_teknis = 3*(I)^2 * R * L * LLF * LDF2 ( Watt )


I. JARINGAN TEG. MENENGAH
FORMULA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS
SISTEM 3 FASA DAN 3 KAWAT

Dimana :
I = Arus beban yang mengalir pada jaringan
R = Resistansi Jaringan (Ohm/km)
L = Panjang Jaringan (km)
LLF = Loss Load Factor LLF = 0,3* LF + 0,7 * (LF)2

LDF1 = Load Density faktor (0,625)


LDF2 = Load density faktor (0,333)
I. JARINGAN TEG. MENENGAH

JANGKA WAKTU PENGEMBANGAN JAR BARU

Guna Efektifitas dan efisiensi dalam pembangunan JTM


harus mempertimbangkan beban sampai 5 tahun ke depan

PEMBEBANAN JARINGAN

Dalam pengoperasian JTM pembebanan tidak boleh melebihi


Kemampuan nominal yang telah direncanakan sehinngga
Drop Tegangan dan Susut tercapai sesuai yang rencanakan
I. JARINGAN TEG. MENENGAH
TABEL PANJANG VS BEBAN UNTUK DROP TEG TERTENTU
A3C 150mm2, BEBAN DI UJUNG

LAMPIRAN 5b.
TABEL PANJANG JARINGAN VS BEBAN PENYULANG
UNTUK BEBERAPA KONDISI DROP TEGANGAN YANG DIHARAPKAN
PENGHANTAR A3C 150 MM2
KONDISI BEBAN 3 PHASA DI UJUNG DAN SEIMBANG

BEBAN PENYULANG TEGANGAN PANJANG JTM (KMS)


L-L
% DROP TEGANGAN YANG DIHARAPKAN ( % )

( MVA ) (A) ( KV) 2 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0

1,00 29 20 21,30 31,95 37,28 42,60 47,93 53,25


2,00 58 20 10,65 15,98 18,64 21,30 23,96 26,63
3,00 87 20 7,10 10,65 12,43 14,20 15,98 17,75
4,00 115 20 5,33 7,99 9,32 10,65 11,98 13,31
5,00 144 20 4,26 6,39 7,46 8,52 9,59 10,65
6,00 173 20 3,55 5,33 6,21 7,10 7,99 8,88
7,00 202 20 3,04 4,56 5,33 6,09 6,85 7,61
8,00 231 20 2,66 3,99 4,66 5,33 5,99 6,66
14,65 425 20 1,45 2,18 2,55 2,91 3,27 3,64

Catatan : KHA A3C 150 mm2 adalah 425 Ampere.


I. JARINGAN TEG. MENENGAH
TABEL PANJANG VS BEBAN UNTUK LOSSES TERTENTU
A3C 150mm2, BEBAN DI UJUNG

LAMPIRAN 11b
TABEL PANJANG JARINGAN VS BEBAN PENYULANG
UNTUK BEBERAPA KONDISI SUSUT TEKNIS YANG DIHARAPKAN
PENGHANTAR A3C 150 MM2
KONDISI BEBAN 3 PHASA DI UJUNG DAN SEIMBANG

BEBAN PENYULANG TEGANGAN PANJANG JTM (KMS)


L-L
% LOSSES YANG DIHARAPKAN ( % )

( MVA ) (A) ( KV) 2,0 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0

1,00 29 20 27,64 41,46 48,37 55,28 62,20 69,11


2,00 58 20 13,82 20,73 24,19 27,64 31,10 34,55
3,00 87 20 9,21 13,82 16,12 18,43 20,73 23,04
4,00 116 20 6,91 10,37 12,09 13,82 15,55 17,28
5,00 145 20 5,53 8,29 9,67 11,06 12,44 13,82
6,00 174 20 4,61 6,91 8,06 9,21 10,37 11,52
8,00 232 20 3,46 5,18 6,05 6,91 7,77 8,64
14,65 425 20 1,89 2,83 3,30 3,77 4,25 4,72

Catatan KHA A3C 150 mm2 adalah 425 Ampere


I. JARINGAN TEG. MENENGAH
GRAFIK PANJANG VS BEBAN UNTUK DROP TEG TERTENTU
A3C 150mm2, BEBAN DIUJUNG

L A M P I R A N 1 1 b
G R A F I K P A N J A N G P E N G H A N T A R V S B E B A N
U N T U K P E N G H A N T A R A 3 C 1 5 0 M M
B E B A N U J U N G S E I M B A N G
)

8 0 ,0 0
S
M
( K

L O S S E S 2 %
L O S S E S 3 %
J T M

lO S S E S 3 ,5 %
6 0 ,0 0
L O S S E S 4 %
L O S S E S 4 ,5 %
G

L O S S E S 5 %
N
J A

4 0 ,0 0
N
A
P

2 0 ,0 0

0 ,0 0
2 9 5 8 8 7 1 1 6 1 4 5 1 7 4 2 3 2
A R U S B E B A N ( A M P E R E )
I. JARINGAN TEG. MENENGAH
TABEL PANJANG VS BEBAN UNTUK DROP TEG TERTENTU
A3C 150 mm2, BEBAN DI TENGAH DAN DI UJUNG

LAMPIRAN 7b
TABEL PANJANG JARINGAN VS BEBAN PENYULANG
UNTUK BEBERAPA KONDISI DROP TEGANGAN YANG DIHARAPKAN
PENGHANTAR A3C150 MM2
KONDISI BEBAN 3 PHASA DI TENGAH DAN UJUNG SERTA SEIMBANG

BEBAN PENYULANG TEGANGAN PANJANG JTM (KMS)


L-L
DROP TEGANGAN YANG DIHARAPKAN ( % )

( MVA ) (AMPERE) ( KV) 2 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0

1.00 29 20 28.40 42.60 49.70 56.80 63.90 71.00


2.00 58 20 14.20 21.30 24.85 28.40 31.95 35.50
3.00 87 20 9.47 14.20 16.57 18.93 21.30 23.67
4.00 115 20 7.10 10.65 12.43 14.20 15.98 17.75
5.00 144 20 5.68 8.52 9.94 11.36 12.78 14.20
6.00 173 20 4.73 7.10 8.28 9.47 10.65 11.83
7.00 202 20 4.06 6.09 7.10 8.11 9.13 10.14
8.00 231 20 3.55 5.33 6.21 7.10 7.99 8.88
14.65 425 20 1.94 2.91 3.39 3.88 4.36 4.85

Catatan : KHA A3C 150 mm2 adalah 425 Ampere.

MATERI PRAJABATAN D3 - 2011


I. JARINGAN TEG. MENENGAH
GRAFIK PANJANG VS BEBAN UNTUK DROP TEG TERTENTU
A3C 150 mm2 BEBAN DI TENGAH DAN DI UJUNG

LAMP IRAN 7b
P ANJ ANG JARINGAN VS B EB AN
UNTUK B EB AN 3 P HAS A DITENGAH DAN DIUJ UNG S EIMB ANG
P ENGHANTAR A3 C 150 MM2
80.00

DROP TEG. 2 %
70.00
DROP TEG. 3 %
DROP TEG. 3,5 %
60.00
DROP TEG. 4 %
DROP TEG. 4,5 %
PANJANG JTM ( KMS )

50.00 DROP TEG. 5 %

40.00

30.00

20.00

10.00

0.00
29 58 87 115 144 173 202 231
ARUS BEBAN (AMPERE)
JARAK AMAN SUTM
• TEKAD PLN UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN
DENGAN JARGON “PERANG PADAM” DAN
MENGALAHKAN MALAYSIA. PERLU DIANTISIPASI
SEJAK PERENCANAAN TERHADAP KEMUNGKINAN
TERJADINYA GANGGUAN EKTERNAL, YAITU DENGAN
MEMPERHATIKAN JARAK AMAN/CLEARANCE SUTM
DENGAN BENDA-BENDA DISEKITAR SUTM TERSEBUT
(KEPDIR NO. 606.K/DIR/2010 TGL 9 DESEMBER
2010), DAN AKIBAT BINATANG, LAYANG-LAYANG DLL
PENGALAMAN
• PENGALAMAN TELAH MENGAJARKAN KEPADA KITA BAHWA
BANYAK TERJADI GANGGUAN TERHADAP SUTM YANG
MENGAKIBATKAN PEMADAMAN LISTRIK SEHINGGA
MEMBUAT PELANGGAN KECEWA DAN MARAH YANG
DISEBABKAN OLEH ANTARA LAIN:
1. BINATANG
2. LAYANG-LAYANG
3. PEPOHONAN
4. ANGIN RIBUT
5. PETIR
KINERJA SUTM MENURUN
KONSTRUKSI KHUSUS
• UNTUK MENGATASINYA • DAERAH RAWAN
PADA TITIK-TITIK BINATANG DIBERIKAN
TERTENTU PERLU ISOLASI/TREE GUARD
KONSTRUKSI SEPANJANG 1,5 M KIRI-
KUSUS/EXTRA. KANAN ISOLATOR (3M),
• DAERAH RAWAN PETIR SEHINGGA APABILA
DIPASANG KAWAT ADA BINATANG
TANAH/GROUNDING MENYENTUHNYA TIDAH
WIRE DI ATAS SUTM TERJADI HUBUNG
SINGKAT.
Grounding wire Di Sukabumi sering kali gangguan
diakibatkan oleh kuskus (semacam
koala)
3m

TREE GUARD

AAAC

Konstruksi SUTM untuk antisipasi


gangguan binatang, layangan
Ada juga yang dipasang/dilapisi pipa
dan sambaran petir pada lokasi tertentu
paralon sepanjang penghantar
MATERI PRAJABATAN D3 - 2011
ANTI BINATANG
STANDARD KONSTRUKSI SUTM
DENGAN KAWAT TANAH
MASALAH DESAIN JTM

A 5 KM B 10 KM C 5KM D

20 kV 10 MVA 5 MVA 10
MVA
TENTUKAN PENGHANTAR & HITUNG ΔV PADA MASING-MASING TITIK AGAR SESUAI DENGAN
KETENTUAN YANG DIPERSYARATKAN PADA SPLN 72:1987 .

φ (mm2) 35 50 70 95 120 150 185 240


∆ V (%) 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00
0,6842
R (Ω/km) 0,9774 0,4887 0,3601 0,2851 0,228 0,1849 0,1432
X (Ω/km) 0,0536 0,0665 0,0754 0,0884 0,0957 0,1028 0,1094 0,1175
Cos φ 0,85              
I. JARINGAN TEG. MENENGAH
TABEL PANJANG VS BEBAN UNTUK DROP TEG TERTENTU
A3C 150 mm2 BEBAN MERATA

LAMPIRAN 9b
TABEL PANJANG JARINGAN VS BEBAN PENYULANG
UNTUK BEBERAPA KONDISI DROP TEGANGAN YANG DIHARAPKAN
PENGHANTAR A3C150 MM2
KONDISI BEBAN 3 PHASA MERATA DAN SEIMBANG

BEBAN PENYULANG TEGANGAN PANJANG JTM ( KMS)


L-L
DROP TEGANGAN YANG DIHARAPKAN ( % )

( MVA ) (A) ( KV) 2 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0

1,00 29 20 42,60 63,90 74,55 85,21 95,86 106,51


2,00 58 20 21,30 31,95 37,28 42,60 47,93 53,25
3,00 87 20 14,20 21,30 24,85 28,40 31,95 35,50
4,00 115 20 10,65 15,98 18,64 21,30 23,96 26,63
5,00 144 20 8,52 12,78 14,91 17,04 19,17 21,30
6,00 173 20 7,10 10,65 12,43 14,20 15,98 17,75
7,00 202 20 6,09 9,13 10,65 12,17 13,69 15,22
8,00 231 20 5,33 7,99 9,32 10,65 11,98 13,31
14,65 425 20 2,91 4,36 5,09 5,82 6,55 7,27

Catatan : KHA A3C 150mm2 adalah 425 Ampere

MATERI PRAJABATAN D3 - 2011

Anda mungkin juga menyukai