Kriteria Desain Jardis

KRITERIA
KRITERIA DESAIN
DESAIN
JARINGAN
JARINGAN DISTRIBUSI
DISTRIBUSI
PT. PLN (PERSERO)

DISTRIBUSI JAWA TIMUR
EDISI
EDISI PEBRUARI
PEBRUARI
2008
2008
LATAR
LATAR BELAKANG
BELAKANG
Adanya Permasalahan dalam Pengusahaan (Konstruksi,

Operasi & Pemeliharaan) Jaringan Distribusi PLN yang
kemungkinan besar disebabkan proses Perencanaan
yang tidak mengindahkan kaidah- kaidah perencanaan
yang berlaku.
Proses Perencanaan dalam pengembangan sistem kelistrikan

harus mempunyai sasaran antisipasi terhadap Kenaikan
Beban, Susut Jaringan Disribusi, Mutu tegangan & Keandalan
pasokan yang memenuhi standar yang berlaku selama Jari-
ngan distribusi diperasikan
Ruang Lingkup
I Jaringan Teg. Menengah (JTM)

II Trafo Distribusi
III Jaringan Teg. Rendah (JTR)
IV Sambungan Rumah (SR)
V Perhitungan Susut Eksisting
VI Pemasangan Kapasitor
I. JARINGAN TEG. MENENGAH (JTM)
KRITERIA SEBAGAI PATOKAN
KRITERIA KERAPATAN BEBAN
POLA KONFIGURASI JARINGAN
KORELASI DROP TEGANGAN DAN SUSUT
JANGKA WAKTU PENGEMBANGAN JAR BARU
PEMBEBANAN JARINGAN
KRITERIA PEMILIHAN LOKASI DAN KAPASITAS GI

I. JARINGAN TEG. MENENGAH
KRITERIA KERAPATAN BEBAN
1 BEBAN RINGAN < 0,5 MVA/KM2
2 BEBAN
BEBAN SEDANG
SEDANG 00,5
,5 S/D
S/D 11 MVA/KM2
MVA/KM2
3 BEBAN
BEBANPADAT
PADAT >> 11 MVA/KM2
MVA/KM2
POLA KONFIGURASI JARINGAN
Kerapatan Beban ringan :

1 SISTEM RADIAL
Kerapatan Beban Sedang :

2 SISTEM
SISTEM LOOP
LOOP(OPEN
(OPEN LOOP
LOOP INTERKONEKSI)
INTERKONEKSI)
3 SISTEM
SISTEM SATELIT
SATELIT
Kerapatan Beban Padat :

4 SISTEM
SISTEM SPINDEL
SPINDEL
5 SISTEM
SISTEM SPOT
SPOTNET
NETWORK
WORK
PEMBAGIAN JUMLAH SEKSI YANG OPTIMUM
KRITERIA RADIAL MURNI LOOP BIASA LOOP INTERKONEKSI

1 SEKSI 3 SEKSI 3 SEKSI 2 SEKSI 3 SEKSI 4 SEKSI
GAMBAR
PEMBATASAN 100 % *) 100 % *) 60 % 66,7 % 75 % 80 %

ARUS THD KHA
PENURUNAN
SAIDI 0% 0% 66,7 % 50 % 66,7 % 75 %
(GGN SEKSI 1)
KERAPATAN
RENDAH RENDAH SEDANG SEDANG TINGGI TINGGI
BEBAN
KET : *) Hanya untuk jaringan pendek < 7 kms

KORELASI DROP TEGANGAN DAN SUSUT
UNTUK MENDAPATKAN DROP TEG DAN SUSUT YANG

DIKEHENDAKI PERLU MEMASUKKAN PARAMETER-
PARAMETER ANTARA LAIN :
- Ukuran (Luas penampang)/jenis Penghantar
- Beban Nominal Penghantar
- Panjang Jaringan
- Cos Phi
SPLN 72 : 1987 DAPAT DIDESAIN SEBUAH JARINGAN TM

DENGAN KRITERIA DROP TEGANGAN SBB :
- Drop tegangan JARINGAN SPINDEL max 2 %
- Drop tegangan JARINGAN OPEN LOOP DAN RADIAL max 5 %
- Susut Teknis JARINGAN SPINDEL max 1 %
- Susut Teknis JARINGAN OPEN LOOP DAN RADIAL max 2,3 %
FORMULA PERHITUNGAN DROP TEGANGAN
SISTEM 3 FASA DAN 3 KAWAT
BEBAN DI UJUNG DAN SEIMBANG :
% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos Q + X*Sin Q)*100)/(KVLL)2
BEBAN DI TENGAH DAN UJUNG DAN SEIMBANG :
% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos Q + X*Sin

Q)*0,75*100)/(KVLL)2
BEBAN MERATA DAN SEIMBANG :
% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos Q + X*Sin Q)*0,50*100)/(KVLL)2

 Dimana :
 % Drop Voltage = Jatuh Tegangan (%)

 P = Daya Nominal yang tersalur (MVA)
 R = Resistance Jaringan (Ohm/km)
 X = Reactance Jaringan (Ohm/km)
 KVLL = Tegangan Phasa to Phasa (20 KV)
 KVLN = Tegangan Phasa to Neutral (11,6 kV)
FORMULA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS
ESusut_teknis = 3*(I)^2 * R * L * LLF ( Watt )
ESusut_teknis = 3*(I)^2 * R * L * LLF * LDF1 ( Watt )

Dimana :
I = Arus beban yang mengalir pada jaringan
R = Resistansi Jaringan (Ohm/km)
L = Panjang Jaringan (km)
LLF = Loss Load Factor LLF = 0,3* LF + 0,7 * (LF)2
LDF1 = Load Density faktor (0,625)

JANGKA WAKTU PENGEMBANGAN JAR BARU
Guna Efektifitas dan efisiensi dalam pembangunan JTM

harus mempertimbangkan beban sampai 5 tahun ke depan
PEMBEBANAN JARINGAN
Dalam pengoperasian JTM pembebanan tidak boleh lebih besar

Kemamuan nominal yang telah direncanakan sehinngga
Drop Tegangan dan Susut tercapai sesuai yang rencanakan
PEMBEBANAN JARINGAN
KONFIGURASI RADIAL
- DAERAH PERKOTAAN (JARINGAN PENDEK) : BEBAN JARINGAN MAKSIMUM < KHA PENGHANTAR
- DAERAH PERDESAAN (JARINGAN PANJANG) : BEBAN JARINGAN DISESUAIKAN DGN BATAS DROP TEG
YG MEMENUHI STANDAR (5 %) DGN CONTOH PERHIT DGN MOMEN BEBAN SBB :
KERAPATAN BEBAN MOMEN BEBAN (MVA – KMS)

JARINGAN A3C 240 A3C 150 A3C 70
MERATA DAN SEIMBANG 140 106 62
DI TENGAH DAN DI UJUNG 93 71 41
SEIMBANG
DI UJUNG SEIMBANG 70 53 31
Contoh : Beban di Ujung (plg besar 10 MVA) disupllay dengan A3C 240, maka panjang Max penghantar adalah
70/10 = 7 kms agar drop sesuai standar 5 %
KONFIGURASI LOOP … Pembebanan disesuaikan jumlah seksi seperti tabel sebelumnya

PEMBEBANAN JARINGAN
BEBAN KOTA DAN BEBAN PERDESAAN
GUNA MENINGKATKAN KEANDALAN MAKA BEBAN KOTA DAN BEBAN

PERDESAAN DIPISAHKAN DENGAN :
- Rekonfigurasi Jaringan
- Pemasangan Pemutus/Rec atau Gardu Bagi di perbatasan kota , sehingga pada

saat Gangguan di desa, hanya pelanggan di desa yang padam
- Pembangunan penyulang baru yang memisahkan pelanggan kota dan desa

PEMILIHAN LOKASI DAN KAPASITAS GI
HAL-HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN UNTUK :
LOKASI GI BARU :
- Lokasi GI Baru dekat dengan pusat beban
- Kemudahan dalam penarikan JTT maupun JTM
- Jarak GI Baru dengan GI Lama tidak terlalu dekat dengan mempertimbangkan
kerapatan beban dan pertumbuhan beban di kawasan tersebut bebarapa tahun ke
depan (10 tahun)
KAPASITAS GI BARU :
- Kerapatan Beban hasil Forecast
- Kapasitas Hubung singkat di GI tersebut
- Kemungkinan jumlah penyualang yg dat di tarik dari GI tersebut yg memenuhi segi
keamanan dan estetika
II. GARDU DISTRIBUSI
POLA PEMBEBANAN TRAFO DISTRIBUSI
SESUAI D3.002-1 : 2007 (REVISI : SPLN NO.50 THN : 1997)

SUSUT MINIMAL PADA PEMBEBANAN 50 % S/D 60 %
KORELASI ANTARA SUSUT DAN DROP TEGANGAN PADA TRAFO DISTRIBUSI
DROP TEG. MAKSIMUM DISISI SEKUDER PD SAAT BEBAN MAX ADALAH 3 %
KORELASI BEBAN TERHADAP SUSUT : LOSSES TRAFO = ( i + c. (Pr)2.LLF)

Dimana : i = rugi besi trafo (kW) ; c = Rugi tembaga (kW);
Pr = pembebanan trafo rata2 (%) LLF = Loss load factor;
LOSSES MAX 1,5 % pada suhu 75 oC
II. GARDU DISTRIBUSI
PEMILIHAN KAPASITAS DAN JUMLAH JURUSAN GARDU DISTRIBUSI
KAPSITAS JUMLAH ARUS JUMLAH PEMBATAS PEMBATAS PER

TRAFO FASA NOMINAL JURUSAN UTAMA JURUSAN
KRITERIA
(kVA) (A) (BH) (A) (A)
25 3 36 2 50 32
Kerapatan
Beban 50 3 72 2 80 50
Ringan
3x25 3 108 2 125 63
100 3 144 4 150 80
Kerapatan
Beban
3x50 3 217 4 250 100
Sedang
160 3 231 4 250 100
200 3 289 4 315 125
Kerapatan
Beban 250 3 361 4 400 125
Tinggi
315 3 455 4 500 150
400 3 577 4 600 150
500 3 722 4 800 250
630 3 909 4 1000 250
III. JARINGAN TEG. RENDAH (JTR)
PANJANG JARINGAN DAPAT DIDESAIN DENGAN

MEMPERTIMBANGKAN DROP TEGANGAN DAN
SUSUT TEKNIS JARINGAN
UNTUK MENDAPATKAN DROP TEG DAN SUSUT YANG
DIKEHENDAKI PERLU MEMASUKKAN PARAMETER-
PARAMETER ANTARA LAIN :
- Ukuran (Luas penampang)/jenis Penghantar
- Beban Nominal Penghantar
- Panjang Jaringan
- Cos Phi
SPLN 72 : 1987 DAPAT DIDESAIN SEBUAH JARINGAN

TEGANGAN RENDAH DENGAN KRITERIA DROP TEGANGAN
SBB :
- Drop Tegangan Rendah Maksimum 4 %

- Susut Teknis maksimum 2,5%
- Jenis Penghantar yang digunakan TIC 3x70 + 50 mm2
III. JARINGAN TEG. RENDAH
% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos Q + X*Sin Q)*100)/(VLL)2
BEBAN DI TENGAH DAN UJUNG SERTA SEIMBANG :
% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos Q + X*Sin Q)*0,75*100)/(VLL)2
% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos Q + X*Sin Q)*0,50*100)/(VLL)2

 Dimana :
 % Drop Voltage = Jatuh Tegangan (%)

 P = Daya Nominal yang tersalur (VA)
 L = Panjang Trunc Line JTM (kms)
 R = Resistance Jaringan (Ohm/km)
 X = Reactance Jaringan (Ohm/km)
 VLL = Tegangan Phasa to Phasa (400V)
ESusut_teknis = 3*(I)^2 * R * L * LLF ( Watt )

Dimana :
I = Arus beban yang mengalir pada jaringan (A)
R = Resistansi Jaringan (Ohm/km)
L = Panjang Jaringan (kms)
LLF = Loss Load Factor LLF = 0,3* LF + 0,7 * (LF)2

LDF2 = Load density faktor (0,333)
PEMBATASAN PANJANG JTR PER JURUSAN
ARUS PEMBATAS PANJANG JTR MAX. DROP
KAPASITAS JUMLAH 2 3 LOSIS
NOMINAL ARUS TIC 3X70 + 50mm TIC 3X35 + 50mm TEGANG
NO. TRAFO JURUSAN TEKNIS
(In) JURUSAN Bbn ujung Bbn Rata Bbn ujung Bbn Rata AN
KVA A BH A MS MS MS MS % %
1 25 36 2 32 673 1281 365 696 4 2,5

2 50 72 2 50 430 820 234 445 4 2,5
3 75 108 2 63 342 651 185 353 4 2,5
4 100 144 2 80 269 512 146 278 4 2,5
5 150 217 4 80 269 512 146 278 4 2,5
6 160 231 4 80 215 410 146 278 4 2,5
7 200 289 4 100 215 410 117 223 4 2,5
8 250 361 4 100 172 328 117 223 4 2,5
9 315 455 4 125 143 273 93 178 4 2,5
10 400 577 4 150 108 205 0 - 4 2,5
11 500 722 4 200 108 205 0 - 4 2,5
12 630 909 4 200 100 191 0 - 4 2,5
Keterangan :
KHA TIC 3*70+50 mmsq = 188 A
KHA TIC 3*35+50 mmsq = 127 A
Panjann JTR Maksimum adalah Panjang JTR Utama (Trunk Line) tidak termasuk pencabangan.
IV. SAMBUNGAN RUMAH (SR)
JUMLAH SAMBUNGAN RUMAH (SR ) SERI/DERET DIBATASI
UNTUK MENDAPATKAN DROP TEGANGAN MAKSIMUM 1 %
(SPLN 72 : 1987) TEGANGAN PELAYANAN TIDAK BOLEH
KURANG
DARI 208 VOLT (SESUAI SPLN NO. 1 : 1995 )
FORMULA PERHITUNGAN SUSUT 1 SR DERET ADALAH :
S Watt = 2 * ( I )2 * RL * LLF
S kWh = 2 * ( I )2 * RL * LLF * T * 1000-3
FORMULA PERHITUNGAN SUSUT 5 SR DERET ADALAH :
S Watt = 11 * ( I )2 * RL * LLF
S kWh = 11 * ( I )2 * RL * LLF * T * 1000-3
Dimana :
I = Arus beban rata-rata yang mengalir pada waktu beban puncak
RL = Tahanan penghantar dengan panjang rata-rata 35 m
Penampang disesuaikan dengan beban
DATA YANG DIPERLUKAN :
DATA ASET PER UNIT ( JTM, TRAFO DIST, JTR ):
DATA PENJUALAN/PEMBELIAN PER UNIT :

KWH JUAL TT, TM, TR, TOTAL KWH TER JUAL DAN TOTAL KWH SIAP JUAL
CARA PERHITUNGAN :
SUSUT TM :
I PNeq  I PN  f kor [ Ampere]
S PN  2  I PN
2
eq
 RPNe  LLF  T  LPNtotal [kWh]
100  S PN
S PN %  [%]
ESJ TM
f kor  0,20  1,20
ESJ TM  JualTM  STM
SUSUT TRAFO : k n
 ( KT
i 1
Trf i  N Trf i )  PF  LF  T
n n
STrf  ( N Trf i .S Fei  k .LLF . N Trf i .SCui )  T
2
[ kWh]
i 1 i 1
100  STrf
STrf %  [%]
ESJ TM
SUSUT JTR : S JR  3  I JR
2
 RJRe  LLF  T  LJRtotal [kWh]
100  S JR
S JR %  [%]
ESJ TN
n
LSRtotal   ( LSRi  N SR ) [km]
SUSUT SR : i 1
i
S SR  2  I SR
2
 RSRe  LLF  T  LSRtotal  f korSR [kWh]
100  S SR
S SR %  [%]
ESJ TM
UMUM :
FAKTOR DAYA RENDAH MENYEBABKAN :
Penurunan teg. Di sisi beban
Pengurangan Kapasitas Penyaluran
Rugi Energi (losses yang besra
Salah satu cara Menaikkan Faktor Daya adalah :

Dengan memasang Kapasitor
P
cos 1 
S1
Q1 Qc P
cos 1 
( P  Q12 )1/ 2
2
S1
S2 Q2 P
θ1 cos  2 
Q2 S2
θ2 P
P 
( P  Q22 )1/ 2
2
P

Gbr. 7.1 Segitiga daya [ P  (Q1  Qc )2 ]1/ 2
2
PENENTUAN FAKTOR DAYA EKONOMIS

FAKTOR DAYA EKONOMIS JIKA NILAI KEUNTUNGAN SETARA DENGAN NILAI BIAYA
Q C  PPK (tan   tan  )

Dengan  QC = ukuran kapasitor yang diperlukan, kvar
PPK = Beban puncak, kW
Tan ф = tangen dari sudut faktor daya asli
Tan θ = tangen dari sudut faktor daya ekonomis
TYPE PEMASANGAN KAPASITOR

- PEMASANGAN TETAP (FIXED TYPE)
Q2
- PEMASANGAN DENGAN SWITCH OTOMATIS
Dasar Teori
Besarnya KVar untuk memperbaiki faktor daya
(Cos phi)
Q C  PPK (tan  1  tan  2)

Dengan :
 QC = ukuran kapasitor yang diperlukan, kvar
PPK = Beban puncak, kW
tan θ1 = tangen dari sudut faktor daya asli
tan θ2 = tangen dari sudut faktor daya ekonomis
Dasar Teori
Efek pemasangan Kapasitor di Jaringan untuk perbaikan
Cos phi adalah :
 Menurunkan Losses Jaringan (menaikkan

efisisiensi)
 Menurunkan drop tegangan ( Memperbaiki mutu
tegangan)
 Meningkatkan Kapasitas Cadangan Sistem
Dasar Teori
Efek Pemasangan Kapasitor pada Jaringan
Menurunkan losses Jaringan
I IL IC
E
E
θ2 I cosθ1 cosθ2
θ1
IL IC I < IL
Losses pd Jar = I2.R < IL2.R

Dasar Teori
Menurunkan Drop Tegangan

∆V = I (R cosθ1+ X sin θ1) = (Pkw/ V cosθ1) (R cosθ1+ X sin θ1)
= (Pkw/ V) (R + X tan θ1)
∆V '= I (R cosθ2+ X sin θ2) = (Pkw/ V) (R + X tan θ2)
∆V -∆V ' = (Pkw/V) (X) (tan θ1-tan θ2), dimana (Pkw) (tan θ1-tan θ2) = QC
∆V -∆V ‘ = (Q.X) / V
(∆V -∆V ') / V = [(Q) (X)] / V2
Q kVar XL Q kvar: Three-phase bank Size (kVar)

%Vrise = × 100
10 V kV,L-L
2 X L : Positive-sequence impedance (Ω)
V kV,L-L: Line-to-line system voltage (kV)

Dasar Teori
 MENINGKATKAN KAPASITAS CADANGAN SISTEM
– Kapasitas sistem akan naik jika arus jaringan berkurang
P2 - P1 Cos θ2
Ratio kenaikan = x 100 = ( - 1 ) X 100
P1 Cosθ 1
cosθ1(2): Faktor daya sistem sebelum(sesudah) perbaikan
Kekurangan dari of Over Compensation

– Losses sistem akibat arus mendahului
– Over voltage pada kondisi beban ringan
(Ferranti effect : Vpangkal < V ujung selama beban ringan)
––Over excitation of Generator and Transformer
Dasar Teori
 Contoh :
 Kapasitas Tranformator : 300 kVA
 Power factor awal : 0,70, sesudah = 0,9
 Perhitungan Besar Kapasitor yang dibutuhkan :
Q = P(kVA) x Cosθ2 x (tanθ1- tanθ2)
= P x Cos θ2 x (√(1/Cos2θ1 – 1) - √(1/Cos2θ2 – 1))
= 300 x 0,9 x (√(1/0,92 – 1) - √(1/0,72 – 1)) = 144,9 kVar
 Perhitungan Kenaikan Kapasitas Sistem
Δ P = P2 – P1 = P1 x (Cos θ2 /Cosθ1 – 1)
= 300 x (0,9/0,7 – 1 ) = 85,8 kVA

Klasifikasi
KLASIFIKASI PEMASANGAN KAPASITOR
 PEMASANGAN KAPASITOR DI GI DAN DI PENYULANG
 KAPASITOR TETAP DAN KAPASITOR DGN SWITCH
 PEMASANGAN KAPASITOR DI PELANGGAN

Klasifikasi
 PEMASANGAN KAPASITOR GI DAN DI PENYULANG
LOKASI KELEBIHAN KEKURANGAN

KAPASITOR
PENYULANG TM  MENGURANGI LOSSES  LEBIH SULIT MENGONTROL

JARINGAN KEANDALAN
 MENGURANGI DROP TEG  KAPASITAS DAN LOKASI
 MENAIKAN KAPASITAS SANGAT PENTING
CADANGAN PENYULANG
 BIAYA RENDAH
GARDU INDUK  LEBIH MUDAH DIKONTROL  TDK ADA PENGURANGAN

LOSES JARINGAN
  TDK ADA PENURUNAN DROP

PENEMPATAN YG BAIK JIKA
KVAR DIBUTUHKAN UNTUK TEG
MENAIKKAN TEG. SISTEM  BIAYA MAHAL
Klasifikasi
 Kapasitor tetap DAN Kapasitor Switch
Tujuannya untuk Merespon beban kVar Harian
Load (kVar)
5000
3000 Kap
switch
Kapasitor switch
1000
Kapasitor tetap
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Kapasitor Tetap Kapasitor dgn Switch

 Dihubungkan permanen ke jaringan  Switch di Of bila beban rendah
 Berdasar pada kVar min  Switch di kontrol dgn keb. kVar
 Relatif lebih mudah menentukan besar  Lebih Sulit menentukan besar
dan lokasinya dan lokasinya
Klasifikasi
 PEMASANGAN KAPASITOR DI PELANGGAN
PELANGGAN “A” DGN PF BAIK = 0,9 PELANGGAN “B” DGN PF JELEK 0,6
230 V 30 kW 30 kW
230 V
Pf = 0,9 Pf = 0,6
30.000 30.000
IA = IB =
230 x 0,9 230 x 0,6
IA = 145 A IB = 217 A
IA < IB “B” membutuhkan daya yang lebih besar dari sistem

Pemasangan Kapasitor
 Rating Kapasitor
 Kapasitas dan Lokasi Untuk Fixed Kapasitor
 Kapasitas dan Lokasi untuk Switch

Kapasitor
 Rating Kapasitor (1 unit)
TEG. VOLT RMS kVAR Phasa BIL
216,240 2,5; 5; 7,5 ;131/3; 1 dan 3 30

20;25;50
6640;7200;7620;7960;8 50;100;150;200;300;40 1 95;125;150;200

320;9540;9960;11400;1 0;500;600;700;800
2470;13280;13800;1440
0
20800;21600;22800;238 50;100;150;200;300;40 1 125;150;200
00;24940; 0;500;600;700;800
Limit Penggunaan :
Kapasitas : 135 % dari Nameplate kVar ( PΔ = 3 VI PY = √3 . VI )
Tegangan : 110 % dari tegangan nominal
Arus : 135 % dari arus Nominal
 Kapasitas dan lokasi lntuk fixed kapasitor
 “HUKUM 2/3” Untuk beban merata
 Kapasitas (kVar) Optimal Kapasitor = 2/3 dari kebutuhan kVar sistem
 Lokasi = jarak 2/3 dari GI ke ujung jaringan
3
2
GI 1
Ujung Jaringan
-1 30 km
30
Loss =⌠ I (x).dx.R = R/V ⌠P (x).dx = R/V ⌠P (-0,1x + 3)2.dx = 90.R/V2
t
2 2
t
2 2
t
2
0
3
2
1 10 km 20 km 30 km
-1 2 kVar
20 30
Loss = R/V2⌠Pt2 (x).dx = R/V2[⌠P

0 t
2
(-0,1x + 3)2.dx + ⌠Pt2 (-0,1x + 3)2.dx = 10.R/V2
20
 “HUKUM 2/3” secara umum ( untuk n Kapasitor)
 Kapasitas 1 unit : 2/(2n+1) dari kebutuhan kVar sistem
 Penempatan masing-masing unit : sama dgn jarak interval
2/(2n+1)
Contoh pemasangan 3 unit Kapasitor :
 Besar kVar tiap unit : 2/(2.3+1) = 2/7 dari kVar sistem
 Penempatan tiap unit = 2/7, 4/7 dan 6/7 dr panjang total
2/7 L 4/7 L 6/7 L

S/S l
2/7x kVar 2/7x kVar 2/7x kVar

 “HUKUM ½ kVar” untuk profil beban lain
 Tempatkan kapasitor pada lokasi dimana daya reaktif
= ½ dari rating kapasitor
 Langkah-langkah dasar penentuan Kapasitas dan Lokasi

 Kapasitas : Hitung jumlah kapasitor untuk kVar Jaringan
 Penempatan Kapasitor I : Mulai dr ujung feeder dimana beban
kVar = ½ kVar Kapasitor bank.
 Lokasi berikutnya : hitung ulang profil kVar sampai dtemukan
titik yang memenuhi hukum ½ kVar.
 Contoh penggunaan Hukum ½ kVar
 Beban reaktif besar di ujung jaringan
GI Ujung Feeder
3 Beban besar pada
Ujung Jaringan
0,8
0
Titik I
1,8 Di ujung Jaringan
0,6 (800-1200 = - 400 kVar)
-0,4
1200 kVar Titik II

Di mnana
0,6
kVar = 1200/2 =600 kVar
-0,4
-0,6 1200 kVar 1200 kVar
 Kapasitas dan Lokasi untuk Switch Kapasitor

BENEFIT SWITCH KAPASITOR
 Menurunkan losses dengan dengan perubahan kVar sistem
 Membatasi kenaikan (drop) tegangan dengan Switch Off (on) kapasitor pada
saat beban ringan (berat)
BESAR KAPSITOR DAN LOKASI

 Hukum ½ kVar : Cari titik dimana besar kapasitor = ½ kVar sistem
 Gunakan daya reaktif rata-rata yang mengalir selama kapasitor tetap on
WAKTU ON DAN OFF

 ON bila mana beban berat ; OFF bilamana beban ringan
 Kombinasi kapasitor tetap dgn Kapasitor Switch
o Kapasitor tetap : Rumus ½ , berdasar pd beban rendah/minimum
o Cek tegangan : tambah kapasitas kapasitor jika kondisi tegangan
masih rendah
o Gunakan Kapasitor switch : patokannya daya reaktiv rata-rata yg
mengalir pd waktu Kapasitor tetap sudah On.
o Cek Tegangan : - Kemungkinan Over Voltage selama beban ringan
- Kemungkinan Drop Voltage selama beban berat
o Untuk lebih teliti gunakan Software (PSS/ADEPT)

KESIMPULAN
DROP TEGANGAN MAKSIMUM UNTUK :

a) Jaringan tegangan menengah 20 kV dipakai kriteria drop tegangan maksimum 5
% untuk sistem radial dan 2 % untuk sistem spindel
b) Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 231/400 Volt dipakai sebagai kriteria Drop
tegangan maksimum 4 %
c) Trafo Distribusi Drop tegangan yang diijinkan maksimum 3 %
d) Sambungan Rumah dipakai kriteria drop tegangan maksimum 1 %

DALAM MENDESAIN JARDIS DIASUMSIKAN BEBAN PADA KONDISI
 MAKSIMUM, SEHINGGA LLF = 1 , TETAPI UNTUK EVALUASI SUSUT
PERLU MEMPERHITUNGKAN LLF SESUAI DENGAN LOAD FACTOR
REGIONNYA
Q2
PEMBEBANAN TRAFO 50 % S/D 60 % MENGHASILKAN SUSUT RENDAH

JUMLAH SR TERGANTUNG PADA BEBAN TERSAMBUNG DENGAN
 MEMPERHITUNGKAN PANJANG TARIKAN SR DAN LUAS PENAMPANG
PENGHANTAR AGAR DROP TEGANGAN TIDAK MELEBIHI 1 %
CONTOH
TYPE JARINGAN
TABEL HASIL
PERHITUNGAN &
GRAFIK
150 KV
1
PMT 150 KV
TRAFO DAYA
PMT 20 KV
SISTEM
20 KV
PMT 20 KV
RADIAL
TRAFO DIST
TRAFO DIST
TRAFO DIST
TRAFO DIST
TRAFO DIST
TRAFO DIST
1 SISTEM RADIAL
CB LBS LBS PENY. 1
Section 1 Section 2 Section 3

CB
CB PENY. 2
LBS REC
CO
CB
SSO1 SSO2 PENY. 3
Section 1 Section 2 Section 3
: CB CLOSE : LBS/SECT/REC CLOSE

CLOSE
: CB OPEN : LBS/SECT/REC OPEN
2 SISTEM
SISTEM OPEN
OPEN LOOP
LOOP INTERKONEKSI
INTERKONEKSI
CB
CB
CB
: CB CLOSE : LBS/SECT/REC MASUK

2 SISTEM
SISTEM OPEN
OPEN LOOP
LOOP INTERKONEKSI
INTERKONEKSI
CB
CB
CB
CB
CB
CB
: CB CLOSE : LBS/SECT/REC MASUK

3 SISTEM
SISTEM SATELIT
SATELIT
4
150 KV
PMT 150 KV
TRAFO DAYA
PMT 20 KV
20 KV
SISTEM
PMT 20 KV
SISTEM SPINDEL
SPINDEL
KABEL CADANGAN
SKB (BUKA)
4
150 KV
PMT 150 KV
TRAFO DAYA
PMT 20 KV
20 KV
SISTEM
PMT 20 KV
SISTEM SPINDEL
SPINDEL
EXPRESS FEEDER
SKB (BUKA)
5
150 KV
PMT 150 KV
GARDU INDUK TRAFO DAYA
PMT 20 KV
20 KV
SISTEM
PMT 20 KV
SISTEM SPOT
SPOT NET
FEEDER
NET WORK
WORK
PMT 20 KV
GARDU KONSUMEN
TABEL PANJANG VS BEBAN UNTUK DROP TEG TERTENTU
A3C 150mm2, BEBAN MERATA DAN SEIMBANG
LAMPIRAN 9b
TABEL PANJANG JARINGAN VS BEBAN PENYULANG
UNTUK BEBERAPA KONDISI DROP TEGANGAN YANG DIHARAPKAN
PENGHANTAR A3C150 MM2
KONDISI BEBAN 3 PHASA MERATA DAN SEIMBANG
BEBAN PENYULANG TEGANGAN PANJANG JTM ( KMS)

L-L
DROP TEGANGAN YANG DIHARAPKAN ( % )
( MVA ) (A) ( KV) 2 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0
1,00 29 20 42,60 63,90 74,55 85,21 95,86 106,51

2,00 58 20 21,30 31,95 37,28 42,60 47,93 53,25
3,00 87 20 14,20 21,30 24,85 28,40 31,95 35,50
4,00 115 20 10,65 15,98 18,64 21,30 23,96 26,63
5,00 144 20 8,52 12,78 14,91 17,04 19,17 21,30
6,00 173 20 7,10 10,65 12,43 14,20 15,98 17,75
7,00 202 20 6,09 9,13 10,65 12,17 13,69 15,22
8,00 231 20 5,33 7,99 9,32 10,65 11,98 13,31
14,65 425 20 2,91 4,36 5,09 5,82 6,55 7,27
Catatan : KHA A3C 150mm2 adalah 425 Ampere

A3C 150mm2, BEBAN DI TENGAH DAN DI UJUNG
LAMPIRAN 7b
KONDISI BEBAN 3 PHASA DI TENGAH DAN UJUNG SERTA SEIMBANG
BEBAN PENYULANG TEGANGAN PANJANG JTM (KMS)

L-L
( MVA ) (AMPERE) ( KV) 2 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0
1,00 29 20 28,40 42,60 49,70 56,80 63,90 71,00

2,00 58 20 14,20 21,30 24,85 28,40 31,95 35,50
3,00 87 20 9,47 14,20 16,57 18,93 21,30 23,67
4,00 115 20 7,10 10,65 12,43 14,20 15,98 17,75
5,00 144 20 5,68 8,52 9,94 11,36 12,78 14,20
6,00 173 20 4,73 7,10 8,28 9,47 10,65 11,83
7,00 202 20 4,06 6,09 7,10 8,11 9,13 10,14
8,00 231 20 3,55 5,33 6,21 7,10 7,99 8,88
14,65 425 20 1,94 2,91 3,39 3,88 4,36 4,85
Catatan : KHA A3C 150 mm2 adalah 425 Ampere.

A3C 150mm2, BEBAN DI UJUNG
LAMPIRAN 5b.
PENGHANTAR A3C 150 MM2
KONDISI BEBAN 3 PHASA DI UJUNG DAN SEIMBANG

L-L
% DROP TEGANGAN YANG DIHARAPKAN ( % )
( MVA ) (A) ( KV) 2 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0
1,00 29 20 21,30 31,95 37,28 42,60 47,93 53,25

2,00 58 20 10,65 15,98 18,64 21,30 23,96 26,63
3,00 87 20 7,10 10,65 12,43 14,20 15,98 17,75
4,00 115 20 5,33 7,99 9,32 10,65 11,98 13,31
5,00 144 20 4,26 6,39 7,46 8,52 9,59 10,65
6,00 173 20 3,55 5,33 6,21 7,10 7,99 8,88
7,00 202 20 3,04 4,56 5,33 6,09 6,85 7,61
8,00 231 20 2,66 3,99 4,66 5,33 5,99 6,66
14,65 425 20 1,45 2,18 2,55 2,91 3,27 3,64

TABEL PANJANG VS BEBAN UNTUK LOSSES TERTENTU
A3C 150mm2, BEBAN DI UJUNG
LAMPIRAN 11b
UNTUK BEBERAPA KONDISI SUSUT TEKNIS YANG DIHARAPKAN
PENGHANTAR A3C 150 MM2

L-L
% LOSSES YANG DIHARAPKAN ( % )
( MVA ) (A) ( KV) 2,0 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0
1,00 29 20 27,64 41,46 48,37 55,28 62,20 69,11

2,00 58 20 13,82 20,73 24,19 27,64 31,10 34,55
3,00 87 20 9,21 13,82 16,12 18,43 20,73 23,04
4,00 116 20 6,91 10,37 12,09 13,82 15,55 17,28
5,00 145 20 5,53 8,29 9,67 11,06 12,44 13,82
6,00 174 20 4,61 6,91 8,06 9,21 10,37 11,52
8,00 232 20 3,46 5,18 6,05 6,91 7,77 8,64
14,65 425 20 1,89 2,83 3,30 3,77 4,25 4,72
Catatan KHA A3C 150 mm2 adalah 425 Ampere

GRAFIK PANJANG VS BEBAN UNTUK DROP TEG TERTENTU
A3C 150mm2, BEBAN DIUJUNG
LAMPI RAN 11b

GRAFI K PANJANG PENGHANTAR VS BEBAN
UNTUK PENGHANTAR A3C 150 MM
BEBAN UJUNG SEI MBANG
P A N J A N G J T M (K M S )
80,00
LOSSES 2 %
LOSSES 3 %
lOSSES 3,5 %
60,00
LOSSES 4 %
LOSSES 4,5 %
LOSSES 5 %
40,00
20,00
0,00
29 58 87 116 145 174 232
ARUS BEBAN (AMPERE )
A3C 150 mm2, BEBAN DI TENGAH DAN DI UJUNG
LAMPIRAN 7b
KONDISI BEBAN 3 PHASA DI TENGAH DAN UJUNG SERTA SEIMBANG

L-L
( MVA ) (AMPERE) ( KV) 2 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0
1.00 29 20 28.40 42.60 49.70 56.80 63.90 71.00

2.00 58 20 14.20 21.30 24.85 28.40 31.95 35.50
3.00 87 20 9.47 14.20 16.57 18.93 21.30 23.67
4.00 115 20 7.10 10.65 12.43 14.20 15.98 17.75
5.00 144 20 5.68 8.52 9.94 11.36 12.78 14.20
6.00 173 20 4.73 7.10 8.28 9.47 10.65 11.83
7.00 202 20 4.06 6.09 7.10 8.11 9.13 10.14
8.00 231 20 3.55 5.33 6.21 7.10 7.99 8.88
14.65 425 20 1.94 2.91 3.39 3.88 4.36 4.85

GRAFIK PANJANG VS BEBAN UNTUK DROP TEG TERTENTU
A3C 150 mm2 BEBAN DI TENGAH DAN DI UJUNG
LA MP IR AN 7 b
P ANJ A N G J A R IN GAN VS B EB AN
UNTUK B EB AN 3 P HAS A D ITENGA H D AN DIUJ UN G S EIMB A N G
P EN GHANTAR A3 C 15 0 MM2
80.00
DROP TEG. 2 %
70.00
DROP TEG. 3 %
DROP TEG. 3,5 %
60.00
PA N JA N G JT M ( K M S )
DROP TEG. 4 %
DROP TEG. 4,5 %
50.00 DROP TEG. 5 %
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
29 58 87 115 144 173 202 231
ARUS BEBAN (AM PERE)
A3C 150 mm2 BEBAN MERATA
LAMPIRAN 9b

L-L
( MVA ) (A) ( KV) 2 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0
1,00 29 20 42,60 63,90 74,55 85,21 95,86 106,51

2,00 58 20 21,30 31,95 37,28 42,60 47,93 53,25
3,00 87 20 14,20 21,30 24,85 28,40 31,95 35,50
4,00 115 20 10,65 15,98 18,64 21,30 23,96 26,63
5,00 144 20 8,52 12,78 14,91 17,04 19,17 21,30
6,00 173 20 7,10 10,65 12,43 14,20 15,98 17,75
7,00 202 20 6,09 9,13 10,65 12,17 13,69 15,22
8,00 231 20 5,33 7,99 9,32 10,65 11,98 13,31
14,65 425 20 2,91 4,36 5,09 5,82 6,55 7,27

TABEL PANJANG VS BEBAN UNTUK LOSSES TERTENTU
A3C 150 mm2, BEBAN MERATA
LAMPIRAN 9b

L-L
( MVA ) (A) ( KV) 2 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0
1,00 29 20 42,60 63,90 74,55 85,21 95,86 106,51

2,00 58 20 21,30 31,95 37,28 42,60 47,93 53,25
3,00 87 20 14,20 21,30 24,85 28,40 31,95 35,50
4,00 115 20 10,65 15,98 18,64 21,30 23,96 26,63
5,00 144 20 8,52 12,78 14,91 17,04 19,17 21,30
6,00 173 20 7,10 10,65 12,43 14,20 15,98 17,75
7,00 202 20 6,09 9,13 10,65 12,17 13,69 15,22
8,00 231 20 5,33 7,99 9,32 10,65 11,98 13,31
14,65 425 20 2,91 4,36 5,09 5,82 6,55 7,27

II. TRAFO DISTRIBUSI
KAPASITAS TRAFO = 50 KVA
LO AD FAC TO R LO SSES
KURVA TRAFO 50 KVA
(%) (%)
10 10.30 10.3
11
15 7.10
20 5.56 9
7.1
30 4.16 7 5.56
40 3.60 4.31
4.75
4.16 3.91
50 3.37 5 3.6 3.37 3.31 3.34 3.43 3.57 3.73
60 3.31 3
70 3.34
1
80 3.43
90 3.57 -1
10 15 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 130 150
100 3.73
110 3.91 10 15 20 30 40 50 60
130 4.31 70 80 90 100 110 130 150
150 4.75
KAPASITAS TRAFO = 100 KVA

LO AD FAC TO R LO SSES
KURVA TRAFO 100 KVA
(%) (%)
10 5.15
6
15 3.55 5.1 5
20 2.78
30 2.08 4
3.5 5
40 1.80 2 .7 8
2.3 8
2.1 6
50 1.68 2 .0 8
1.8 1 .68 1 .6 5 1 .6 7 1.7 2 1 .78 1 .8 6 1 .95
2
60 1.65
70 1.67
80 1.72 0
90 1.78 10 15 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 130 150
100 1.86
110 1.95 10 15 20 30 40 50 60
130 2.16 70 80 90 100 110 130 150
150 2.38
III. JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
PANJANG VS BEBAN UNTUK DROP TEG.TERTENTU

TIC 3x70 + 50 mm2, BEBAN DI UJUNG

PENGHANTAR TIC 3 x 70 + 50 MM2
BEBAN PENYULANG TEGANGAN PANJANG JTR (MS)

L-L
(K VA ) (A) ( V) 2 3.0 3.5 4.0 5.0 6.0
25.00 36 400 298 447 522 596 746 895

50.00 72 400 149 224 261 298 373 447
75.00 108 400 99 149 174 199 249 298
100.00 144 400 75 112 130 149 186 224
125.00 180 400 60 89 104 119 149 179
130.25 188 400 57 86 100 114 143 172
Catatan : KHA TIC 3 X 70 + 50 mm2 adalah 188 Ampere

PANJANG VS BEBAN UNTUK LOSSES TERTENTU
TIC 3x150 mm2, BEBAN DI UJUNG
LAMPIRAN 18 a
PENGHANTAR TIC 3x 70 + 50 MM2
BEBAN PENYULANG TEGANGAN PANJANG JTR ( MS)

L-L
LOSSES YANG DIHARAPKAN ( % )
( KVA ) (A) ( V) 2,0 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0
25 36 400 246 368 430 491 553 614

50 72 400 123 184 215 246 276 307
75 108 400 82 123 143 164 184 205
100 144 400 61 92 107 123 138 153
130 188 400 47 71 82 94 106 118

TIC 3x70 + 50 mm2, BEBAN MERATA
LAMPIRAN 17a
PENGHANTAR TIC 3 x70 + 50 MM2
BEBAN PENGHANTAR TEGANGAN PANJANG JTR (MS)

L-L
(K VA ) (A) ( V) 2 3.0 3.5 4.0 5.0
25 36 400 596 895 1044 1,193 1491

50 72 400 298 447 522 596 746
75 108 400 199 298 348 398 497
100 144 400 149 224 261 298 373
125 180 400 119 179 209 239 298
130 188 400 57 86 100 114 143

PANJANG VS BEBAN UNTUK LOSSES TERTENTU
TIC 3x70 +50 MM2, BEBAN MERATA
LAMPIRAN 19 a
PENGHANTAR TIC 3 X 70 + 50 MM2
BEBAN PENYULANG TEGANGAN PANJANG JTR ( MS)

L-L
LOSSES YANG DIHARAPKAN ( % )
( KVA ) (A) ( V) 2.0 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0
25 36 400 738 1106 1291 1475 1659 1844

50 72 400 369 553 645 738 830 922
75 108 400 246 369 430 492 553 615
100 144 400 184 277 323 369 415 461
130 188 400 142 212 248 283 319 354
IV. SAMBUNGAN RUMAH (SR)
LAMPIRAN 20a-3
KURVA SUSUT SR TWISTED 2 X 10 m m 2

BEBAN RATA-RATA 6A
7.00
6.00
5.00 1 2 3 4
SUSUT(%)
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
1 2 3 4 5
SAMBUNGAN RUMAH (BH)
SR 30 MTR SR 35 MTR
R XL
I
Vk Vt Beban
Od = Vk
Vk = Oe = Oa+ ac + ce
Karena Ce << dari Vk

Ce dapat diabaikan
Vk = Oa+ ac
Oa = Vt; ac= ab+bc Vk d
Dimana ab = IR cos θ O
IXL θ
a b c e
bc = IXL sin θ θ Vt IR
θ
Sehingga
ac = dV = IR coc θ + IXLsin θ IRcosθ IXLsinsθ
I
∆V
Vk = Vt + dV
= Vt + IR coc θ + IXLsin θ
Vk – Vt = IR coc θ + IXLsin θ
∆V = I.(R Cos θ + XL sin θ)
Jika dinyatakan dalam % dengan tegangan fasa sistem = Vk maka diperoleh :
∆V I.(R Cos θ + XL sin θ)

x 100 % = x 100 %
Vk Vk
JATUH TEGANGAN PADA SISTEM 3 FASA 3 KAWAT :
R XL Beban
I
Untuk sistem 3 fasa seimbang dengan beban : S = V3. Vf. I atau

I = S/(V3.Vf)
∆V S.(R Cos θ + XL sin θ)

* 100 % = * 100 %
Vf V3.Vk.Vf
Atau :
∆V S.L(r Cos θ + xL sin θ)
* 100 % = * 100 %
Vf Vf 2
Dimana :
S = Daya semu dalam MVA
Vf = Tegangan fasa dalam kV
L = panjang jaringan dalam km
x = Reaktansi penghantar dalam Ohm/km XL= L. x
r = Tahanan Penghantar dalam Ohm/km R=L.r
L = Panjang
5
dx dx
7
dx dx
2
IT
4
dx n
di di di di di di di di
L = Panjang Feeder
Z = r + jX (Impedansi jaringan Ohm/km
dx = panjang masing-masing bagian Vdrop total = Re { z. L/n .i T / n. ( n.(n+1)/2 ) }
di = beban/arus setiap titik
n= jumlah titik atau jumlah seksi dalam jar
iT = total arus yg mengalir Vdrop total = Re { 1/2 . z. L .i T. ( (n+1)/n ) }
Vdrop total = Re { 1/2 . Z .i T. ( (1 + 1/n ) }

Di = IT/n
Vdrop total = Re { 0,5 . Z .i T. ( (1 + 1/n ) }
Vdrop1 = Re{z.dx.(n – di)}
untuk n = tak terhingga
Vdrop1 = Re { z.dx.. ((n – 1).di)}
Vdrop total = Re { 0,5 . Z .i T }
Vdrop total = V drop1 + V drop2 + V drop3 +…. V drop Fakto kali beban merat
n
Beban di tengah dan di ujung = 2
Vdrop total = Re{z.dx.di { n + (n-1) + (n-2) + …. + (1 )} }
Vdrop total = Re { 0,75 . Z .i T } Fakto kali beban
1 + 2 + 3 + …. + n = n (n+1) / 2 Untuk beban ujung n = 1 DI tengah dan di uju
Vdrop total = Re{z.dx.di ( n.(n+1)/2 ) } Vdrop total = Re { 1. Z .i T }
dx = L/n Fakto kali beban
di = iT / n di ujung
L = Panjang
5
dx dx
7
dx dx
2
IT
4
dx n
di di di di di di di di
L = Panjang Feeder P Loss total = r.(L/n) .((IT/n)2(((n+(n+1)+(2n+1))/6)
Z = r + jX (Impedansi jaringan Ohm/km
dx = panjang masing-masing bagian jika r . L = R maka :
di = beban/arus setiap titik
n= jumlah titik atau jumlah seksi dalam jar P Loss total = R.(iT)2 (((n+1)+(2n+1))/(6.(n)2)
iT = total arus yg mengalir
P Loss total = R.(iT)2 . ( 1/3 + 1/2n + 1/(6.n2))
di = IT/n untuk beban merata n = tak terhingga maka :
P Loss1 = r.dx . (n – di)2 P Loss total = R.(iT)2 . ( 1/3 + 1/2n + 1/(6.n2))
P Loss2 = r.dx . ((n-1) – di))2 P Loss total = R.(iT)2 . ( 1/3 )

LDF beban merata
P Loss total = R.(iT)2 . 0,333
P Loss total = r.dx .(di (n + (n-1) + (n-2) +… + 1 )
2. 2 2 2 2
Untuk Beban ditengah dan di ujung n=2

jika 12 + 22 + 32 + ….. + n2 = ((n+(n+1)+(2n+1))/6
P Loss total = R.(iT)2 . 0,625 LDF beban Tgh & Uj
dx = L/n
di = iT / n Untuk beban di ujung = n =1
P Loss total = r.(L/n) .((IT/n)2(((n+(n+1)+(2n+1))/6)

P Loss total = R.(iT)2 . 1,0 LDF beban Ujung

Kriteria Desain Jardis

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Kriteria Desain Jardis

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

KRITERIA

PT. PLN (PERSERO)

Adanya Permasalahan dalam Pengusahaan (Konstruksi,

Proses Perencanaan dalam pengembangan sistem kelistrikan

I Jaringan Teg. Menengah (JTM)

III Jaringan Teg. Rendah (JTR)

IV Sambungan Rumah (SR)

V Perhitungan Susut Eksisting

KRITERIA KERAPATAN BEBAN

POLA KONFIGURASI JARINGAN

KORELASI DROP TEGANGAN DAN SUSUT

JANGKA WAKTU PENGEMBANGAN JAR BARU

KRITERIA PEMILIHAN LOKASI DAN KAPASITAS GI

KRITERIA KERAPATAN BEBAN

1 BEBAN RINGAN < 0,5 MVA/KM2

Kerapatan Beban ringan :

Kerapatan Beban Sedang :

Kerapatan Beban Padat :

PEMBAGIAN JUMLAH SEKSI YANG OPTIMUM

KRITERIA RADIAL MURNI LOOP BIASA LOOP INTERKONEKSI

PEMBATASAN 100 % *) 100 % *) 60 % 66,7 % 75 % 80 %

KET : *) Hanya untuk jaringan pendek < 7 kms

UNTUK MENDAPATKAN DROP TEG DAN SUSUT YANG

SPLN 72 : 1987 DAPAT DIDESAIN SEBUAH JARINGAN TM

BEBAN DI UJUNG DAN SEIMBANG :

% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos Q + X*Sin Q)*100)/(KVLL)2

BEBAN DI TENGAH DAN UJUNG DAN SEIMBANG :

% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos Q + X*Sin

BEBAN MERATA DAN SEIMBANG :

% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos Q + X*Sin Q)*0,50*100)/(KVLL)2

 % Drop Voltage = Jatuh Tegangan (%)

ESusut_teknis = 3*(I)^2 * R * L * LLF ( Watt )

BEBAN DI TENGAH DAN UJUNG DAN SEIMBANG :

ESusut_teknis = 3*(I)^2 * R * L * LLF * LDF1 ( Watt )

BEBAN MERATA DAN SEIMBANG :

ESusut_teknis = 3*(I)^2 * R * L * LLF * LDF2 ( Watt )

LDF1 = Load Density faktor (0,625)

JANGKA WAKTU PENGEMBANGAN JAR BARU

Guna Efektifitas dan efisiensi dalam pembangunan JTM

Dalam pengoperasian JTM pembebanan tidak boleh lebih besar

KERAPATAN BEBAN MOMEN BEBAN (MVA – KMS)

KONFIGURASI LOOP … Pembebanan disesuaikan jumlah seksi seperti tabel sebelumnya

BEBAN KOTA DAN BEBAN PERDESAAN

GUNA MENINGKATKAN KEANDALAN MAKA BEBAN KOTA DAN BEBAN

- Pemasangan Pemutus/Rec atau Gardu Bagi di perbatasan kota , sehingga pada

- Pembangunan penyulang baru yang memisahkan pelanggan kota dan desa

HAL-HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN UNTUK :

POLA PEMBEBANAN TRAFO DISTRIBUSI

SESUAI D3.002-1 : 2007 (REVISI : SPLN NO.50 THN : 1997)

KORELASI ANTARA SUSUT DAN DROP TEGANGAN PADA TRAFO DISTRIBUSI

DROP TEG. MAKSIMUM DISISI SEKUDER PD SAAT BEBAN MAX ADALAH 3 %

KORELASI BEBAN TERHADAP SUSUT : LOSSES TRAFO = ( i + c. (Pr)2.LLF)

PEMILIHAN KAPASITAS DAN JUMLAH JURUSAN GARDU DISTRIBUSI

KAPSITAS JUMLAH ARUS JUMLAH PEMBATAS PEMBATAS PER

PANJANG JARINGAN DAPAT DIDESAIN DENGAN

SPLN 72 : 1987 DAPAT DIDESAIN SEBUAH JARINGAN

- Drop Tegangan Rendah Maksimum 4 %

% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos Q + X*Sin Q)*100)/(VLL)2

BEBAN DI TENGAH DAN UJUNG SERTA SEIMBANG :

% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos Q + X*Sin Q)*0,75*100)/(VLL)2

BEBAN MERATA DAN SEIMBANG :

% Drop Voltage = (P*L*(R*Cos Q + X*Sin Q)*0,50*100)/(VLL)2

 % Drop Voltage = Jatuh Tegangan (%)

ESusut_teknis = 3*(I)^2 * R * L * LLF ( Watt )

PEMBATASAN 100 % ) 100 % ) 60 % 66,7 % 75 % 80 %

% Drop Voltage = (PL(RCos Q + XSin Q)*100)/(KVLL)2

% Drop Voltage = (PL(RCos Q + XSin

% Drop Voltage = (PL(RCos Q + XSin Q)0,50100)/(KVLL)2

ESusut_teknis = 3(I)^2 R * L * LLF ( Watt )

ESusut_teknis = 3(I)^2 R * L * LLF * LDF1 ( Watt )

ESusut_teknis = 3(I)^2 R * L * LLF * LDF2 ( Watt )

% Drop Voltage = (PL(RCos Q + XSin Q)*100)/(VLL)2

% Drop Voltage = (PL(RCos Q + XSin Q)0,75100)/(VLL)2

% Drop Voltage = (PL(RCos Q + XSin Q)0,50100)/(VLL)2

ESusut_teknis = 3(I)^2 R * L * LLF ( Watt )

ESusut_teknis = 3(I)^2 R * L * LLF * LDF1 ( Watt )

ESusut_teknis = 3(I)^2 R * L * LLF * LDF2 ( Watt )