Anda di halaman 1dari 189

Melakukan Kalkulasi

dengan Excel

Excel adalah program yang dirancang untuk melakukan kalkulasi


secara canggih. Oleh karenanya, tidak heran bila program ini
memiliki berbagai cara yang sangat memudahkan dalam melakukan
perhitungan.
Dalam bidang pendidikan, di mana kita akan banyak menggunakan
berbagai macam perhitungan dalam segala disiplin ilmu, maka Excel
sangat bermanfaat sebagai alat bantu penghitungan.

Menggunakan Rumus pada Excel


Pada Excel kita akan mengenal istilah Formula yang selanjutnya
akan kita sebut saja dengan Rumus. Selain itu, Excel juga memiliki
Function yang akan kita sebut dengan Fungsi Excel.
Rumus Excel adalah alat yang memungkinkan Anda untuk meng-
hitung nilai data pada sel itu sendiri (sel yang ditempati oleh formula
itu) maupun nilai yang tersimpan pada sel-sel yang lain.
Sebuah rumus Excel dapat terdiri atas elemen-elemen berikut ini:
¾ operator perhitungan
¾ referensi alamat suatu sel
¾ nilai dari angka-angka secara langsung
¾ fungsi Excel

27
Mengenal Cara Kerja Operator Perhitungan
Yang dimaksud dengan operator di sini adalah tanda-tanda maupun
karakter yang berfungsi untuk melakukan perhitungan di saat kita
menulis suatu rumus perhitungan. Excel mempunyai empat buah
tipe operator perhitungan, yaitu untuk perhitungan Aritmetika,
Perbandingan, Teks, dan Referensi (alamat sel). Cara kerja operator
itu diatur dengan urutan tertentu, ada yang harus dikerjakan lebih
dulu, ada yang belakangan.
Apabila pada sebuah rumus memuat operator-operator dengan
urutan prioritas yang sama (misal operator perkalian dan pem-
bagian), maka Excel akan mengevaluasi operator-operator tersebut
dari kiri ke kanan. Untuk mengubah urutan evaluasi, apitlah rumus
yang ingin dihitung lebih dulu menggunakan kurung buka dan tutup.
Tabel Urutan Prioritas Operator Perhitungan (dari Atas ke Bawah)

Operator  Uraian 
: (titik dua) , (koma)   (spasi tunggal)  Operator‐operator dalam menuliskan 
referensi 
‐ (tanda minus)  Untuk menyatakan nilai negatif 
%   Simbol persen 
^  Operator perpangkatan 
* dan /  Perkalian dan pembagian 
+ dan ‐  Penjumlahan dan pengurangan 
&  Menghubungkan dua buah teks 
=  <  >  <=  >=  <>  Operator perbandingan 

Tabel Operator Kalkulasi di dalam Rumus

Operator  Arti  Contoh 


+ (tanpa plus)  Penambahan  25+40 
50‐27 
‐ (tanda minus)  Pengurangan 
‐10 
* (tanda bintang)  Perkalian  5*7 

28
/ (garis miring)  Pembagian  25/5 
% (tanda persen)  Persen (per 100)  25% 
Eksponensial atau 
^ (tanda pangkat)  3^4 (berarti 3*3*3*3) 
perpangkatan 

Tabel Operator Perbandingan dalam Rumus

Operator 
Arti  Contoh 
perbandingan 
= (sama dengan)  Sama dengan  A1=B1 
> (lebih besar daripada)  Lebih besar daripada  A1>B1 
< (lebih kecil daripada)  Lebih kecil daripada  A1<B1 
Lebih besar daripada 
>=  A1>=B1 
atau sama dengan 
Lebih kecil daripada 
<=  A1<=B1 
atau sama dengan 
<>  Tidak sama dengan  A1<>B1 

Tabel Operator Perbandingan dalam Rumus

OperatorTeks  Arti  Contoh 


Menghubungkan 
atau merangkaikan  “Microsoft”&”Excel” = 
dua teks untuk  MicrosoftExcel 
& (tanda dan) 
menghasilkan dua  “Microsoft”&” “&”Excel”= 
teks yang  Microsoft Excel 
menyambung 

Tabel Operator Referensi dalam Rumus

Operator Referensi  Arti  Contoh 


Berfungsi sebagai 
operator pembatas 
A1:S25  
: (titik dua)  yang merupakan 
(dari sel A1 hingga sel S25) 
pernyataan sampai 
dengan 

29
Berfungsi 
menghubungkan 
, (koma)  antara argumen   RANDBETWEEN(1,10) 
satu dengan 
argumen berikut 
Sebagai perantara 
yang menghasilkan 
 (Spasi Tunggal)  sebuah referensi  SUM(B3:B33 A3:D11) 
terhadap sel‐sel milik 
dua referensi lain 

Memasukkan Rumus Excel


Ada tiga macam cara untuk memasukkan rumus Excel, di mana kita
bisa memilih cara mana yang kita anggap lebih mudah.
Contoh pertama:
• Didi memiliki kelereng 10. Untuk menyatakan nilai 10 ketikkan
10 pada sel D1.
• Ia membeli lagi dari Anto 5. Ketikkan 5 pada sel D2.

Gambar 2-1: Cara mengetikkan data untuk dikalkulasi.

• Untuk menghitung jumlah kelereng Didi sekarang, letakkan sel


aktif pada D3, lalu ketikkan tanda = (sama dengan). Tanda ini
untuk mengawali setiap rumus Excel.

Gambar 2-2: Mengetikkan rumus penjumlahan.

30
• Lalu lanjutkan mengetik rumus sebagai berikut:
=D1+D2, tekan Enter. Hasilnya akan nampak sebagai berikut.

Gambar 2-3: Hasil kalkulasi antara sel D1 ditambah D2.

• Pada sel D3 muncul nilai 15 dan sel aktif berpindah ke D4.


• Jika kita membawa sel aktif ke D3, maka di atas spreadsheet
pada baris yang dinamakan Formula Bar akan nampak di sel
D3, ternyata berisi rumus yang kita ketikkan tadi, yaitu =D1+D2.
Bukan angka 15.

Gambar 2-4: Rumus yang diketikkan termuat pada Formula Bar.

• Artinya, rumus yang kita ketikkan tadi menjumlahkan data yang


terdapat pada sel D1 dengan data pada sel D2, bukan nilai 10+5.
• Jika pada sel D2 nilainya kita ubah dari 5 menjadi 50, maka
pada sel D3 isinya otomatis akan berubah menjadi 60.
• Jika sel D1 datanya kita ubah dari 10 menjadi 100, maka pada
D3 nilainya berubah menjadi 150.

Gambar 2-5: Hasil perhitungan akan menyesuaikan


bila data diubah.

31
• Jika kita mengubah operator penjumlahan menjadi pengurangan
dengan mengetik =D1-D2, lalu tekan Enter, maka hasilnya sel
D3 akan menampilkan nilai 50.

Gambar 2-6: Melakukan pengurangan.

• Jika kita mengubah operator pengurangan menjadi perkalian.


Pada Excel tanda perkalian adalah * (karakter bintang).

Gambar 2-7: Melakukan perkalian.

• Jika menggunakan operator pembagi / (garis miring ke kanan),


hasilnya nampak sebagai berikut.

Gambar 2-8: Melakukan pembagian.

Nah, dengan penjelasan di atas, kini Anda telah mengetahui


beberapa operator perhitungan secara matematika yang dapat kita
terapkan melalui Excel, yaitu:

32
+  sebagai operator penjumlahan 
‐  Sebagai operator pengurangan 
*  Sebagai operator perkalian 
/  Sebagai operator pembagi 

Selain operator yang disebutkan di atas, Excel masih memiliki


beberapa operator perhitungan lain seperti perpangkatan maupun
akar, tetapi itu akan kita bahas pada bab-bab berikutnya.

Menghitung Nilai Persentase


Untuk menghitung nilai persentase (per 100), maka nilai data yang
kita ketikkan ditambahkan dengan karakter %. Misalnya untuk
menghitung diskon sebesar 17.5% seperti contoh berikut.

Gambar 2-9: Menghitung jumlah diskon dan nilai netto-nya.

Menghitung Data dalam Bentuk Pecahan


Dalam perhitungan kadang diperlukan pecahan secara sederhana.
Sebagai contoh:
Sebuah perusahaan membeli satu truk telor ayam. Jumlah
keseluruhannya 500 butir. Setelah dilakukan pengiriman ternyata
ada 1/25 (seper duapuluh lima) bagian dari telur yang dikirim rusak.
Berapa butirkah yang rusak?

33
Gambar 2-10: Menghitung data pecahan.

Penyelesaian secara sederhana seperti gambar di atas pengetikan


rumusnya: =B2/B3*B1.

Menggunakan Kurung Buka dan Kurung Tutup


untuk Mengatur Urutan Perhitungan
Dalam perhitungan matematik kita perlu menyusun urutan perhi-
tungan, bagian mana yang perlu dihitung lebih dulu.
Sebagai contoh:
Eny memiliki 8 permen
Susy memiliki 12 permen
Dora memiliki 10 permen
Meylan memiliki 6 permen
Mereka mengumpulkan semua permen tadi dan membaginya sama
rata. Berapa permen yang mereka terima?
Jika kita menyusun rumus tanpa mengatur bagian mana yang
dihitung terlebih dulu, maka susunannya seperti pada gambar
berikut, di mana =B1+B2+B3+B4/4 menghasilkan nilai yang salah,
yaitu 31.5.

Gambar 2-11: Penulisan rumus yang hasilnya salah.

34
Seharusnya kita menghitung penjumlahan terlebih dulu, baru
hasilnya dibagi 4. Untuk memberi tahu Excel agar penjumlahan
keempat data dilakukan lebih dulu, maka sel-sel yang akan
dijumlahkan harus diletakkan di antara kurung buka dan kurung
tutup, baru hasilnya dibagi dengan 4.
Penulisan rumusnya menjadi =(B1+B2+B3+B4)/4 sehingga hasilnya
benar, yaitu 9.

Gambar 2-12: Cara penulisan rumus yang benar dengan


memberikan kurung buka dan tutup pada bilangan
yang dihitung lebih dulu.

Dari contoh di atas, kita telah tahu bahwa dengan rumus Excel kita
bisa melakukan kalkulasi secara matematis seperti yang biasa kita
lakukan jika menggunakan kalkulator.
Dapatkah kita membuat rumus dengan mengetikkan bilangan,
bukan alamat sel? Misal rumusnya diketikkan sebagai berikut:
=100+50. Jawabnya, bisa.
Cobalah mengetikkan rumus tadi pada sel D3.

Gambar 2-13: Melakukan perhitungan dengan menuliskan


bilangan secara langsung.

Pada D3 akan menampilkan hasil 150, sama seperti ketika kita


mengetikkan D1+D2. Lalu apa bedanya?

35
Bedanya, jika Anda mengubah nilai data pada sel D1 maupun D2,
maka rumus yang kita ketikkan pada D3 hasilnya tidak berubah.

Gambar 2-14: Melakukan perhitungan dengan menyebutkan


alamat sel yang ditempati data.

Bagaimana Excel Mengenal Data yang Anda Ketikkan?


Excel akan mengenal dan mengerjakan perintah yang kita berikan
jika kita mengetikkan data dengan benar sesuai syarat yang
ditentukan Excel.
Data yang dapat diterima Excel meliputi:
Nilai Numerik atau Bilangan yang Bernilai
Untuk mengetikkan suatu bilangan, ketikkan langsung bilangan tadi
pada sel, misalnya 10 lalu tekan Enter.
Kita tidak boleh mengetikkan karakter lain selain angka 10, misalnya
Rp. 10 maupun Rp 20. Jika kita mengetikkan Rp. 10 maupun Rp 20,
maka Excel akan menganggap data kita berupa teks, sehingga tidak
dapat dijumlahkan.

Gambar 2-15: Data berupa teks tidak bisa dijumlahkan

Pada sel D3 menampilkan nilai kesalahan (Error).


Excel selalu menangkap data yang kita ketikkan secara langsung
sebagai nilai positif. Misalnya mengetikkan 100, maka artinya nilai
positif 100. Jika kita bermaksud mengetikkan nilai negatif, maka kita
bisa mengawali dengan tanda – (minus) baru ketikkan nilai bi-
langannya.

36
Berikut contohnya.

Gambar 2-16: Data bernilai positif dan negatif.

Mengetikkan Data dalam Bentuk Alamat Sel yang Ditempati


Seperti telah dicontohkan di depan bahwa Excel dapat menerima
masukan dengan cara mengetikkan alamat sel yang ditempati data,
bukan nilai data tersebut. Untuk memasukkan data dengan
menyebutkan alamat sel harus diawali dengan mengetikkan = (sama
dengan). Misal =D1. Karakter = cukup diketikkan satu kali saja di
awal pengetikan rumus. Misal =D1+D2+D3+D4.
Pengetikan data dengan menyebutkan alamat sel juga diistilahkan
dengan “referensi”. Jadi, kalau kita menyebut referensi maka dalam
topik ini artinya adalah alamat yang ditempati sel.
Mengetikkan data dalam bentuk referensi memiliki keuntungan, yaitu
jika nilai data yang terdapat pada sel tersebut maka rumus yang
mengacu pada sel tersebut akan langsung menyesuaikan, tanda kita
harus mengubah nilai pada rumus.
Sel Berisi Data dalam Bentuk Rumus
Sebuah sel yang berisi hasil perhitungan dari suatu rumus, nilainya
dapat dianggap sebagai suatu bilangan bernilai.
Misalnya A10 berisi data =(1000/25)*5
A11 berisi data =75/15
A12 berisi =A10/A11, di mana akan menghasilkan 40. Karena A10
rumusnya menghasilkan nilai 200, dan A11 rumusnya menghasilkan
5. Dengan demikian, A12 melakukan perhitungan 200/5=40.

Menjumlahkan Banyak Data


Menjumlahkan sejumlah data adalah pekerjaan yang sering kita
lakukan sehari-hari. Oleh karenanya, kita mencari cara termudah
agar Excel dapat melakukan penjumlahan data-data Anda.

37
Melakukan Penjumlahan secara Langsung
Seperti telah kita lakukan pada latihan terdahulu, misalnya kita akan
melakukan penjumlahan nilai-nilai mata pelajaran seperti pada tabel
di gambar berikut.
Untuk menjumlahkan nilai Bahasa Indonesia yang terletak di sel C2
hingga nilai Bahasa Inggris di C7 kita tuliskan rumus yang paling
sederhana pada sel C7 sebagai berikut:
=C2+C3+C4+C5+C6+C7
kemudian tekan Enter.
Akan menghasilkan nilai 475.

Gambar 2-17: Penjumlahan dengan mengetikkan


secara langsung.

Bayangkan jika yang akan kita jumlahkan datanya ada 20, atau
bahkan 100, betapa sulitnya kita mengetikkan rumus tersebut.
Tetapi untunglah Excel memiliki rumus yang sudah diotomatisasi,
dan ini dinamakan Fungsi Excel.

Fungsi Excel
Formula atau rumus, adalah alat yang memungkinkan Anda untuk
melakukan kalkulasi terhadap nilai-nilai pada sel itu sendiri (sel yang
ditempati oleh formula itu) maupun nilai yang tersimpan pada sel-sel
yang lain.
Bagaimana cara kerja formula. Sebuah formula dapat membantu
Anda menganalisa data pada worksheet. Anda dapat melakukan
perhitungan seperti penambahan, perkalian, dan bahkan pemban-

38
dingan nilai-nilai yang terdapat pada worksheet. Anda dapat
menggunakan formula apabila perlu memasukkan nilai kalkulasi
pada worksheet Anda. Sebuah formula dapat terdiri atas elemen-
elemen berikut ini:
¾ operator perhitungan
¾ referensi alamat suatu sel
¾ nilai dari angka-angka secara langsung
¾ fungsi Excel
¾ dan juga nama sel/nama range
Untuk memasukkan suatu formula pada suatu sel, ketikkan
kombinasi dari elemen-elemen di atas, dan ketikan itu akan muncul
langsung pada sel yang ditempati dan juga pada formula bar.
Sebuah formula harus selalu diawali dengan karakter = (sama
dengan).
Untuk memudahkan, kita mempelajari penggunaan fungsi Excel
sambil mempraktikkan dalam latihan-latihan yang kita bahas sambil
jalan berikut ini.

Melakukan Penjumlahan dengan Fungsi Excel


Untuk menyederhanakan penjumlahan data seperti pada contoh
Gambar 2-17 di atas, kita cukup menggunakan fungsi SUM. (Dalam
bahasa Inggris SUM artinya jumlah.)
Cara penulisannya, ketikkan pada sel C8:
=SUM(C1:C7)
Tekan Enter. Maka hasilnya tetap 475.

Gambar 2-18: Penjumlahan menggunakan fungsi Excel.

39
Cara ini ternyata lebih memudahkan. Bahkan jika data yang dijum-
lahkan itu berada pada sel C2 hingga C100, kita tinggal menge-
tikkan rumusnya sebagai berikut:
=SUM(C2:C100)

Gambar 2-19: Penjumlahan data yang banyak menggunakan


fungsi Excel sangat memudahkan

Nah, kita telah mengenal dan mencoba fungsi Excel =SUM untuk
melakukan penjumlahan.
Ingat, setiap menggunakan fungsi Excel selalu diawali dengan
mengetikkan karakter = (sama dengan).
Tetapi itu hanya dilakukan di awal sebuah rumus, jika kita
menggunakan fungsi Excel lebih dari satu kali dalam sebuah rumus,
maka di tengah tidak perlu mengetikkan tanda = lagi.

Menjumlahkan secara Otomatis


Excel memiliki cara penjumlahan yang lebih simpel dan otomatis.
Caranya letakkan sel aktif di bawah range yang akan dijumlah
datanya, kemudian tekan tombol Alt dan + (plus).

Gambar 2-20: Auto SUM, penjumlahan otomatis.

40
Selain dengan tombol shortcut, Excel menyediakan tombol peng-
hitungan otomatis sebagai berikut.
Letakkan posisi sel aktif di bawah range data yang akan dijum-
lahkan, kemudian klik tab Formula lalu klik Auto.
Maka akan muncul pilihan kalkulasi otomatis berupa:
SUM = untuk menjumlahkan.
Average= untuk merata-rata.
Count Number = untuk menghitung berapa jumlah data yang ada.
Max = untuk menghitung data yang nilainya paling tinggi.
Min = untuk menghitung data yang nilainya paling rendah.
Jika kita klik More Function, maka akan terbuka kotak dialog Insert
Function yang lebih jauh akan kita bahas pada bab tentang
Memanfaatkan Fungsi Excel.

Gambar 2-21: Tombol Auto Sum dengan beberapa pilihan


fungsi Excel.

Menghitung Rata-Rata dengan Fungsi Excel


Misalnya kita memiliki sebuah worksheet yang berisi daftar nilai
siswa seperti pada gambar berikut.

41
Gambar 2-22: Sejumlah data yang akan dihitung rata-ratanya.

Untuk mencari nilai rata-rata dari semua murid di atas, kita dapat
memanfaatkan fungsi Excel =AVERAGE. (Dalam bahasa Inggris
AVERAGE artinya rata-rata.)
Untuk menghitung rata-rata pada tabel data diatas ketikkan rumus
yang melibatkan fungsi AVERAGE sebagai berikut:
=AVERAGE(C2:C13)
Tekan Enter.
Selain dengan mengetikkan alamat sel pada fungsi, kita bisa
melakukan langkah yang lebih praktis sebagai berikut:
Ketikkan =AVERAGE(
Seretkan mouse pointer dari sel C2 hingga C13.
Setelah range tersebut terpilih, lengkapi dengan mengetikkan kurung
tutup sehingga rumus pada layar akan terlihat =AVERAGE(C2:C13)
lalu tekan Enter.

42
Gambar 2-23: Menggunakan fungsi Excel AVERAGE
untuk menghitung rata-rata.

Hasilnya akan nampak sebagai gambar berikut, di mana kita akan


memperoleh nilai rata-rata 75.41667.

Gambar 2-24: Hasil fungsi AVERAGE.

Catatan
Menghitung nilai rata-rata memiliki banyak variasi kemungkinan
data yang dirata-rata. Misalnya dalam sekumpulan data terdapat sel

43
yang kosong (belum ada nilainya), atau ada data yang bukan berisi
bilangan, melainkan berisi teks. Pada keadaan seperti itu akan
menghasilkan nilai rata-rata yang berbeda. Untuk itu, kita perlu
mempelajari fungsi-fungsi Excel lebih lanjut pada Bab 12 yang
membahas fungsi Excel yang sering digunakan pada bidang
Statistika.

Menghitung Nilai Tertinggi dalam suatu Range


Siapakah murid yang nilainya paling tinggi pada daftar di atas.
Untuk mencari nilai tertinggi dalam suatu range dipergunakan fungsi
=MAX (MAX artinya maksimum).
Ketikkan rumusnya sebagai berikut: =MAX(C2:C13) lalu tekan
Enter. Pada C14 akan dihasilkan nilai terbesar dalam data di atas
adalah 90. Jika pada data tersebut terdapat lebih dari satu murid
yang nilainya 90, maka rumus yang kita buat tetap akan
menghasilkan nilai 90.

Gambar 2-25: Menggunakan fungsi MAX untuk mencari


data terbesar.

Untuk mencari nilai terkecil digunakan fungsi =MIN. Dengan cara


yang sama seperti di atas maka fungsi =MIN(C2:C13) akan
menghasilkan nilai 60.
Dengan cara yang lain, kita nanti akan mempelajari bagaimana
untuk menandai murid yang memiliki nilai tertinggi dan murid mana
yang nilainya terendah menggunakan fitur Conditional Formatting.

44
Menghitung Harga Discount
Semua barang yang tertera pada Daftar Harga di-discount sebesar
15%, di mana besarnya discount ditulis pada sel C3.
Langkah pengerjaannya sebagai berikut:
1. Buatlah tabel seperti pada Gambar 1-4 berikut ini.
2. Besarnya discount pada sel C3 ditulis -15% karena digunakan
untuk mengurangi harga satuan.
3. Bloklah sel C5:C10 lalu pada Formula Bar ketikkan formula
=B5+(B5*$C$3).
4. Tekan <Ctrl+Enter>.

Gambar 2-26: Tabel untuk menghitung harga setelah di-discount.

Membuat Konversi Nilai dari Mill Per Jam Menjadi Km Per Jam
Worksheet berikut pada Gambar 2-27 menunjukkan bagaimana
mengalkulasikan konversi dari kecepatan Mill/jam ke satuan
Km/jam. Cara ini dilakukan menggunakan rumus sederhana, se-
mentara pada Bab 10 akan kita bahas secara lebih spesifik tentang
cara melakukan konversi menggunakan fungsi Excel.
Langkah-langkahnya:
1. Ketikkan nilai konversi dari 1 mill ke km pada sel C3, yaitu
0.621371.
2. Untuk menghitung konversi pada sel B6:B15, bloklah sel-sel
tersebut, lalu ketikkan formula sebagai berikut: =A6/$C$3

45
3. Tekan <Ctrl+Enter>.

Gambar 2-27: Melakukan konversi dari mil ke km.

Menghitung Kuadrat, Pangkat,


Akar Kuadrat, dan Akar Pangkat
Excel memiliki alat untuk menghitung pangkat dan akar yang sangat
mudah diaplikasikan.

Menghitung Kuadrat
Untuk menghitung Kuadrat (pangkat 2) digunakan simbol ^
(Shift+6).
Berikut ini contoh yang sederhana.

Gambar 2-28: Rumus menghitung kuadrat.

46
Menghitung Cube (Kubik)
Cube (Kubik) atau pangkat 3 dilakukan dengan cara yang sama,
yaitu dengan membubuhkan besarnya pangkat setelah tanda ^.

Gambar 2-29: Contoh lain menghitung kubik dan pangkat 7.

Menghitung Akar suatu Bilangan


Untuk menghitung akar suatu bilangan, Excel memiliki fungsi SQRT.
Sebagai contoh, bila kita akan menghitung berapa akar dari 122?
Caranya, ketikkan rumus sebagai berikut: =SQRT(122).
Tekan Enter, maka akan muncul hasilnya 11.045 (dalam format
Indonesia penulisannya 11,045). Selain itu, kita juga bisa menggu-
nakan alamat sel yang ditempati data yang dicari akarnya, misal:
=SQRT(C2) jika data tersimpan pada sel C2.

Gambar 2-30: Menghitung akar dari suatu bilangan.

47
Mengaktifkan Fungsi Analysis ToolPak
Microsoft Excel diperlengkapi dengan program Add In (program
tambahan) yang bernama Analysis ToolPak. Fasilitas ini merupakan
peranti yang sangat membantu perhitungan-perhitungan tingkat
lanjut dan analisa terhadap data-data yang telah disusun dalam
lembar kerja. Secara umum Analysis ToolPak memberikan penye-
lesaian terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan statistik,
seperti Anova, Corellation, Covariance, Histogram, dan lain-lain.
Selain itu, Analysis ToolPak memiliki fungsi (function) tambahan
yang dapat digunakan bersama fungsi-fungsi build in Excel yang
lain. Fungsi-fungsi tambahan ini meliputi bidang Tanggal dan Waktu,
Informasi, Matematika dan Trigonometri, dan yang paling banyak
untuk bidang Statistik, Finansial, dan Engineering. Sedang pada
bidang-bidang Lookup & Reference, Database, Text, serta Logical
tidak ada tambahan dari Analysis ToolPak.
Untuk mengaktifkan Add-In Analysis ToolPak, prosedur langkahnya
sebagai berikut:

1. Klik pada Microsoft Office Button (Excel 2007) lalu klik tab
Home (Excel 2010), kemudian klik tombol Excel Options
(2007) atau Options (2010).

48
Gambar 2-31: Langkah pertama mengaktifkan Analysis ToolPak
pada Excel 2007 dan 2010.

2. Pada kotak dialog Options yang muncul, klik Add-ins, kemudian


pada kotak Inactive Application Add-ins, pilihlah Analysis
ToolPak.

Gambar 2-32: Memilih Analysis ToolPak pada bagian Inactive


Application Add-Ins.

49
3. Klik tombol Go yang terletak di samping kanan kotak.

Gambar 2-33: Klik GO

4. Selanjutnya akan muncul kotak dialog yang menampilkan


beberapa item Add-In. Pada kotak cek, aktifkan Add-In yang
Anda kehendaki, yaitu Analysis ToolPak, kemudian klik OK.

Gambar 2-34: Pilih Analysis ToolPak untuk mengaktifkan.

5. Apabila muncul kotak yang menginformasikan bahwa Analysis


ToolPak saat ini belum terinstal pada komputer Anda, kliklah Yes
untuk menginstalnya.

50
Gambar 2-35: Kotak peringatan bahwa Add-Ins yang Anda
kehendaki belum terinstal pada komputer Anda,
bila ingin menginstal, klik YES.

6. Setelah Anda mengaktifkan Analysis ToolPak, maka fungsi-


fungsinya dapat Anda akses melalui masing-masing kelompok
fungsi.

Mengubah Setting Region


Format Penulisan Bilangan
Secara default (setting awal), Windows diinstalasikan ke komputer
kita dengan asumsi menggunakan setting region English (United
States) – lihat gambar kotak dialog Region and Language.

Gambar 2-36: Kotak dialog Region and Language untuk


menentukan setting penggunaan format dan bahasa.

51
Dengan setting ini, penulisan nilai desimal pada bilangan dipisahkan
dengan tanda titik, sedangkan pemisah ribuan dengan koma.
Format penulisan tanggal:
Short date: Bulan/Tanggal/Tahun (12/21/2011)
Long date: Hari, Bulan, Tanggal, Tahun (Wednesday, December 21,
2011)
Short time: Jam: Menit AM/PM
Long Time: Jam: Menit: Detik AM/PM
Kita bisa mengubahnya dengan setting Region Indonesia jika mau.
Adapun langkahnya sebagai berikut:

1. Klik tombol Start , kemudian pilih Control Panel.

2. Pada Window yang terbuka, klik Clock, Language and Region.

3. Pada jendela berikutnya, klik Region and Language.

52
4. Pada kotak dialog Region and Language, pilihlah pada Format
dengan pilihan Indonesia, maka tampilan yang diperoleh seperti
gambar berikut.

Dengan pilihan ini, format penulisan bilangan, tanggal, dan waktu


akan mengikuti kaidah penulisan sesuai dengan yang berlaku di
Indonesia. Demikian juga penyebutan nama hari (Senin, Selasa,
Rabu, dan seterusnya) dan satuan mata uang akan menggunakan
Rp. atau IDR. (Indonesian Rupiah).
Dalam penyusunan buku ini, penulis menggunakan sistem operasi
dengan setting English (United States), sehingga diharapkan
pembaca akan dapat menyesuaikan bila menggunakan setting
Indonesia.

53
Memformat Sel dengan Style
Penulis sengaja tidak menguraikan secara khusus bagaimana cara
memformat sel secara manual, meliputi memilih font, mengatur
perataan teks, mewarnai sel, maupun mewarnai font. Hal ini dapat
kita lakukan sambil berjalan mengerjakan latihan-latihan. Tetapi
sebaiknya kita mengenal fitur pemformatan otomatis dengan style.
Ini yang lebih keren dan lebih mudah kita manfaatkan.
Style adalah sekumpulan format yang dikenakan pada suatu sel.
Format-format yang sudah dipasang itu lalu disimpan dan diberi
nama seperti memberi nama file saja layaknya. Dengan demikian,
sewaktu-waktu kita bisa memanfaatkan bila diperlukan.
Sebuah style bisa berisi hingga enam buah atribut yang berbeda:
• Number format (format bentuk penomoran).
• Alignment (format perataan teks pada sel).
• Font (pilihan nama, ukuran, style font, dan warna font)
• Border (garis batas pada sel).
• Fill (pemilihan warna sel).
• Protection (setting proteksi pada isi sel).
Di manakah Style Cell ini tersimpan?
Pada tab Home tombol Cell Styles.

Gambar 2-37: Tombol Cell Style memuat pilihan style siap pakai
untuk memformat sel maupun tabel kita.

54
Menerapkan Style pada Data dalam Tabel
1. Siapkan sebuah tabel seperti contoh berikut ini. Masing-masing
sel ini belum diformat secara spesifik, melainkan format asal saja
(format default).

Gambar 2-38: Tabel sederhana yang belum diformat


secara spesifik.

2. Letakkan sel aktif pada A1 di mana teks yang ada di sini akan
diformat sebagai Judul Tabel.
3. Klik tombol Cell Style lalu klik Heading 1.

Gambar 2-39: Memformat judul tabel dengan Heading 1.

55
4. Pilihlah sel A3:D3, lalu pilihlah Style Heading 2.

Gambar 2-40: Memformat judul kolom dengan Heading 2

5. Bloklah sel A4:A12, lalu pilih Accent 1.

Gambar 2-41: Memformat kolom nama bulan dengan


style Accent1.

6. Pilihlah range B4:D12, formatlah dengan style Output.

56
Gambar 2-42: Mengenakan style output pada data utama.

7. Yang terakhir, pilihlah A13:D13 lalu formatlah dengan style


Total, sehingga keseluruhan tabel Anda telah didandani dengan
cantik seperti gambar berikut.

Gambar 2-43: Memformat baris Total dengan stye yang cocok.

57
Bab 4
Cara Menggunakan
Program Penjualan
dalam Bonus CD

Untuk menggunakan program penjualan yang ada di dalam Bonus CD


buku ini, Anda harus melakukan langkah-langkah di bawah ini.

4.1 Memulai Xampp


Pastikan Xampp yang sudah Anda instal telah aktif. Jika belum, Anda
dapat mengaktifkannya dengan mengikuti langkah berikut ini.

1. Klik Start Æ All Programs Æ XAMPP for Windows Æ XAMPP


CONTROL PANEL.

53
Gambar 4.1 Langkah menjalankan service XAMPP

2. Setelah menu XAMPP Control Panel diklik, Anda akan segera


dihadapkan pada halaman panel XAMPP. Berikut tampilannya.

Gambar 4.2 Halaman Control Panel XAMPP

Dengan menjalankan service XAMPP dan status running seperti gambar


di atas, berarti Anda telah selesai menjalankan semua service, termasuk
Web Server Apache dan MySQL. Sehingga sekarang Anda sudah dapat
menggunakannya.

54
4.2 Cara Menggunakan Program
Berikut ini langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengguna-
kan program aplikasi penjualan yang terdapat dalam Bonus CD buku ini.

1. Copy folder penjualan yang ada di Bonus CD ke hard disk (copy ke


C:).

2. Melakukan pengimporan database yang ada di folder penjualan.

3. Buka browser Mozila/ie/opera atau yang lainnya.

4. Ketik di address: localhost/phpmyadmin.

Gambar 4.3 PHPMyAdmin

5. Buat database dengan nama penjualan Æ klik Create.

Gambar 4.4 Membuat database

6. Klik Import Æ Browse Æ cari penjualan.sql Æ klik OK.

55
Gambar 4.5 Mengimpor file penjualan.sql

7. Kemudian pastikan format import file. Pilih SQL compatibility mode


Æ MSSQL Æ klik Go.

Gambar 4.6 Format import file

Gambar 4.7 Tabel yang diimpor dari penjualan.sql

56
8. Kemudian kita akan melakukan penyetingan koneksi mysql dengan
visual basic, dengan cara membuka control panel Æ ODBC ÆADD.

Gambar 4.8 Penambahan driver

9. Klik MySQL ODBC 3.51 Driver Æ Finish.

Gambar 4.9 MySQL ODBC 3.51 Driver

10. Ketik seperti pada gambar di bawah ini.

57
Gambar 4.10 Parameter MySQL Connector Driver

11. Klik Test.

Gambar 4.11 Connection MySQL

12. Setelah connector ODBC selesai dikoneksi, kita sudah siap meng-
gunakan program penjualan. Kemudian kita membuka visual basic,
klik Existing.

58
Gambar 4.12 Membuka Visual Basic

13. Buka folder penjualan yang sudah kita copy di C: kemudian klik
Penjualan Æ klik Open.

Gambar 4.13 Membuka project Penjualan

59
14. Klik Start untuk menjalankan program penjualan.

15. Ketik User Id: Admin, Password: admin.

Gambar 4.14 Form Login

60
BAB 7
APLIKASI PERANGKAT
3D MODELING

7.1 Perangkat 3D Modeling


Untuk mempermudah penggambaran menggunakan perangkat 3D
modeling, maka sebelum menggambar, sebaiknya Anda melakukan
pengaturan penggambaran terhadap Units, batas bidang gambar
(Drawing Limits), serta Snap dan Grid seperti yang telah dibahas
pada bab sebelumnya. Berikut akan dibahas beberapa perintah untuk
menggambar objek 3D menggunakan fasilitas yang terdapat pada
Ribbon Panel dengan bidang kerja 3D Modeling.

Gambar 7.1 Bidang kerja 3D Modeling dengan pandangan


SW Isometric dan Visual Style Conceptual

7.1.1 Box
Box dapat dibuat dengan menentukan dua titik sudut dengan arah
diagonal pada alas bidang box tersebut, kemudian ditentukan

96
tingginya. Pada prinsipnya, Box merupakan salah satu jenis solid 3D
yang bentuknya seperti kotak yang masif. Kotak tersebut mempunyai
ukuran dengan spesifikasi panjang dengan arah sumbu X positif,
lebar dengan arah sumbu Y positif, serta tinggi arah sumbu Z positif.
Metode untuk membuat Box 3D pada bidang kerja 3D Modeling
selengkapnya bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Klik tab Home.
b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Box .

Gambar 7.2 Letak Box pada Ribbon Panel

c. Klik pada sembarang tempat untuk menentukan titik awal Box


pada titik 1.
d. Tentukan titik sudut kedua dengan arah diagonal dengan klik
pada titik 2.
e. Tentukan tinggi Box dengan menarik kursor > klik kiri sekali.

Gambar 7.3 Membuat Box


Membuat box dapat pula dilakukan dengan memasukkan angka untuk
menentukan panjang, lebar, dan tinggi. Caranya sebagai berikut.
a. Klik tab Home.
b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Box .

97
c. Klik pada sembarang tempat untuk menentukan titik awal Box.
d. Ketik @3,7,5 > tekan Enter (untuk menentukan panjang, lebar,
dan tinggi).

Gambar 7.4 Membuat Box dengan memasukkan angka

Apabila Anda ingin membuat objek solid kubus dapat dilakukan


dengan cara berikut.
a. Klik tab Home.
b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Box .
c. Klik pada sembarang tempat untuk menentukan titik awal Box.
d. Ketik C > tekan Enter (untuk memilih kubus).
e. Ketik 5 > tekan Enter (menentukan panjang sisi kubus).

Gambar 7.5 Membuat Kubus

7.1.2 Wedge
Wedge merupakan salah satu jenis objek solid 3D yang berbentuk
baji atau menyerupai bentuk balok yang dibelah menjadi dua bagian
secara diagonal. Pada prinsipnya metode yang digunakan untuk
membuat Wedge sangat sederhana, yaitu tentukan panjang dan lebar
bagian dasar Wedge tersebut, kemudian tentukan tingginya.

98
Metode aplikasi Wedge:
a. Klik tab Home.
b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Wedge .

Gambar 7.6 Letak Wedge pada Ribbon Panel

c. Klik titik pembuatan sudut pertama pada titik 1.


d. Klik titik pembuatan sudut kedua dengan arah diagonal pada
titik 2.
e. Tentukan tinggi Wedge pada titik 3 > tekan Enter.

Gambar 7.7 Proses membuat Wedge


Metode membuat Wedge dengan mengetikkan angka untuk menen-
tukan panjang, lebar, dan tinggi, caranya sebagai berikut.
a. Klik tab Home.
b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Wedge .
c. Klik pada sembarang tempat untuk menentukan titik awal Box.
d. Ketik -3,5,2 > tekan Enter (untuk menentukan panjang, lebar,
dan tinggi).

99
Gambar 7.8 Membuat Wedge dengan memasukkan angka

Apabila Anda ingin membuat Wedge dengan panjang sisi yang sama,
caranya sebagai berikut.
a. Klik tab Home.
b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Box .
c. Klik pada sembarang tempat untuk menentukan titik awal
Wedge.
d. Ketik C > tekan Enter (untuk memilih wedge kubus).
e. Ketik -3 > tekan Enter.

Gambar 7.9 Membuat Wedge dengan alas bujur sangkar

7.1.3 Cone
Cone merupakan fasilitas untuk membuat objek 3D solid berbentuk
kerucut. Dalam pembuatan Cone, bidang dasarnya (alas) terbagi
menjadi dua macam, yaitu lingkaran dan elips. Alas lingkaran me-
rupakan default pembuatan Cone, tetapi apabila Anda ingin meng-
ganti menjadi elips maka ketik E kemudian tekan Enter ketika muncul
pertanyaan Specify center point of base or [3P/2P/Trt/Elliptical]
pada baris perintah (Command Line).

100
Gambar 7.10 Prinsip pembuatan Cone

Metode aplikasi praktis untuk membuat Cone (kerucut) dengan alas


lingkaran bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Klik tab Home.
b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Cone .

Gambar 7.11 Letak Cone pada Ribbon Panel

c. Klik pada sembarang tempat untuk menentukan titik pusat Cone.


d. Ketik 2 (untuk menentukan jari-jari Cone) > Enter.
e. Atau ketik D > tekan Enter jika ingin menentukan diameter Cone.
f. Ketik 4 > tekan Enter (untuk menentukan tinggi Cone).

Gambar 7.12 Cone alas lingkaran yang sudah jadi

101
Metode aplikasi praktis untuk membuat Cone (kerucut) dengan alas
Elips bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Klik tab Home.
b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Cone .
c. Ketik E > tekan Enter (untuk memilih alas elips).
d. Klik pada sembarang tempat untuk menentukan titik pusat Cone.
e. Ketik 1 > tekan Enter (untuk menentukan panjang dari sumbu
axis pertama elips).
f. Ketik 2 > tekan Enter (untuk menentukan panjang dari sumbu
axis kedua elips).
g. Ketik 3 > tekan Enter (untuk menentukan tinggi Cone).

Gambar 7.13 Cone dengan alas elips yang sudah jadi

7.1.4 Sphere
Sphere merupakan fasilitas untuk membuat objek solid 3D yang
berbentuk bola. Prinsip pembuatan Sphere adalah dengan menen-
tukan titik pusat (center) beserta jari-jarinya atau diameter.

Gambar 7.14 Prinsip pembuatan Sphere

102
Metode aplikasi Sphere:
a. Klik tab Home.

b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Sphere .

Gambar 7.15 Letak Sphere pada Ribbon Panel

c. Tentukan titik pusat (center) dengan klik sekali.


d. Ketik 5 > tekan Enter (untuk menentukan radius Sphere).
e. Jika Anda ingin memasukkan diameter, ketik D > kemudian
masukkan nilai diameter.
f. Tekan Enter.

Gambar 7.16 Sphere yang sudah jadi

7.1.5 Cylinder
Cylinder merupakan fasilitas untuk membuat objek 3D solid berbentuk
tabung (silinder). Sama seperti Cone, pada Cylinder bidang dasarnya
(alas) terbagi menjadi dua macam, yaitu lingkaran dan elips. Alas

103
lingkaran merupakan default pembuatan Cylinder, tetapi apabila Anda
ingin mengganti menjadi elips maka ketik E kemudian tekan Enter
ketika muncul pertanyaan Specify center point of base or
[3P/2P/Trt/Elliptical] pada baris perintah (Command Line).
Prinsip pembuatan Cylinder sama seperti Cone, di mana kita harus
menentukan jari-jari atau diameter alas Cylinder terlebih dahulu,
kemudian menentukan tingginya.

Gambar 7.17 Prinsip pembuatan Cylinder

Metode aplikasi praktis untuk membuat Cylinder (tabung) dengan alas


lingkaran bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Klik tab Home.

b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Cylinder .

Gambar 7.18 Letak Cylinder pada Ribbon Panel

c. Klik pada sembarang tempat untuk menentukan titik pusat


Cylinder.
d. Ketik 3 (untuk menentukan jari-jari Cylinder) > Enter.
e. Atau ketik D > tekan Enter jika ingin menentukan diameter
Cylinder.

104
f. Ketik 5 > tekan Enter (untuk menentukan tinggi Cylinder).

Gambar 7.19 Cylinder alas lingkaran yang sudah jadi

Metode aplikasi praktis untuk membuat Cylinder (tabung) dengan alas


Elips bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Klik tab Home.

b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Cylinder .


c. Ketik E > tekan Enter (untuk memilih alas elips).
d. Klik pada sembarang tempat untuk menentukan titik pusat
Cylinder.
e. Ketik 2 > tekan Enter (untuk menentukan panjang dari sumbu
axis pertama elips).
f. Ketik 3 > tekan Enter (untuk menentukan panjang dari sumbu
axis kedua elips).
g. Ketik 5 > tekan Enter (untuk menentukan tinggi Cone).

Gambar 7.20 Cylinder dengan alas elips yang sudah jadi

105
7.1.6 Pyramid
Merupakan fasilitas untuk membuat objek solid 3D yang berbentuk
piramida. Jumlah sisi piramida yang bisa Anda buat minimal 3 (tiga)
sisi dan maksimal 32 sisi. Prinsip pembuatan piramida bisa dilakukan
dengan menentukan jumah sisi serta radius alas piramida (base
radius), baik dengan pilihan Inscribed maupun Circumscribed. Setelah
Anda menentukan radius alas piramida, tentukan tinggi piramida
tersebut. Secara default, sisi Pyramid 4 sisi dan alasnya menggu-
nakan metode Circumscribed.

Gambar 7.21 Prinsip pembuatan Pyramid


Metode aplikasi Pyramid:
a. Klik tab Home.

b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Pyramid .

Gambar 7.22 Letak Pyramid pada Ribbon Panel

c. Klik pada sembarang tempat untuk menentukan titik pusat


Pyramid.

106
d. Ketik 2 (untuk menentukan radius alas piramida) > tekan Enter.
e. Ketik 4 > tekan Enter (untuk menentukan tinggi piramida).

Gambar 7.23 Pyramida yang sudah jadi

Metode aplikasi praktis untuk membuat Pyramida dengan 6 (enam)


sisi bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Klik tab Home.

b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Pyramid .


c. Ketik S > tekan Enter (untuk mengganti jumlah sisi).
d. Ketik 6 > tekan Enter (untuk menentukan sisi piramida).
e. Klik pada sembarang tempat untuk menentukan titik pusat
Pyramid.
f. Ketik 2 (untuk menentukan radius alas piramida) > Enter.
g. Ketik 4 > tekan Enter (untuk menentukan tinggi piramida).

Gambar 7.24 Pyramida dengan enam sisi yang sudah jadi

107
7.1.7 Torus
Torus adalah fasilitas untuk membuat objek 3D solid yang mempunyai
bentuk seperti donat atau cincin. Prinsip pembuatan torus pertama
harus menentukan titik pusat objek torus, kemudian tentukan radius/
diameter Torus. Setelah itu tentukan besarnya radius/diameter dari
cincin tersebut.

Gambar 7.25 Prinsip pembuatan Torus


Metode aplikasi praktis untuk membuat Torus bisa dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
a. Klik tab Home.

b. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Torus .

Gambar 7.26 Letak Torus pada Ribbon Panel

c. Klik pada sembarang area gambar untuk menentukan titik pusat


pembuatan Torus.

108
d. Ketik 5 > tekan Enter (untuk menentukan radius objek torus).
e. Ketik 1 > tekan Enter (untuk menentukan radius dari cincin).

Gambar 7.27 Torus yang sudah jadi

7.1.8 Helix
Helik merupakan perangkat untuk membuat sebuah objek 2D ber-
bentuk pusaran atau untuk membuat objek 3D berbentuk spiral, di
mana biasanya objek 2D berbentuk pusaran tersebut dijadikan
sebagai path (acuan) untuk membuat sebuah objek 3D solid.
Prinsip untuk membuat helix pertama menentukan radius bawah helix
kemudian menentukan radius atas helix, setelah itu menentukan
tinggi helix.

Gambar 7.28 Prinsip pembuatan Helix

Metode aplikasi untuk membuat Helix bisa dilakukan dengan cara:


a. Klik tab Home.
b. Pada ribbon panel 3D Modeling klik ikon 3D
Modeling untuk memunculkan ikon Helix.

c. Klik ikon Helix .

109
Gambar 7.29 Letak Helix pada Ribbon Panel

d. Klik pada sembarang tempat untuk menentukan titik pusat Helix.


e. Ketik 3 > tekan Enter (untuk menentukan radius bagian bawah
Helix).
f. Ketik 3 > tekan Enter (untuk menentukan radius bagian bawah).
g. Jika jumlah putaran Helix kurang maka ketik T > tekan Enter.
h. Ketik 5 > tekan Enter (untuk menambah jumlah putaran Helix)
i. Ketik 6 > tekan Enter (untuk menentukan tinggi Helix).

Gambar 7.30 Helix yang sudah jadi

Helix yang sudah jadi tersebut bisa digunakan sebagai path (acuan)
salah satunya dengan perintah Sweep. Metode aplikasi untuk mela-
kukan Sweep terhadap Helix bisa dilakukan dengan cara berikut.
a. Buatlah lingkaran dengan radius 0.3 seperti yang sudah dibahas
pada bab sebelumnya. Lingkaran tersebut akan digunakan
sebagai objek yang akan di-Sweep.

110
Gambar 7.31 Objek yang akan di-sweep dan helix sebagai path

b. Klik tab Home.


c. Pada ribbon panel 3D Modeling pilih ikon Sweep .

Gambar 7.32 Letak Sweep pada Ribbon Panel

d. Pilih objek yang akan di-sweep (lingkaran) > Enter.


e. Pilih objek path (Helix).
f. Setelah dilakukan sweep, objek aslinya akan dihapus atau
disimpan, tergantung seting variabel sistem DELOBJ.

Gambar 7.33 Objek Helik yang telah di-Sweep

111
7.2 Perangkat Solid Editing
Pada dasarnya solid editing objek 3D merupakan sebuah bentukan
objek solid 3D. Bentukan solid tersebut diciptakan menggunakan
operasi Boolean dari dua atau lebih objek solid 3D.
Dari operasi Boolean, bisa Anda ciptakan berbagai jenis pemodelan
desain teknik yang bisa diaplikasikan ke dalam berbagai bidang
desain produk, seperti pada bidang rancang bangun, manufakturing
dan sebagainya.
Transformasi objek 3D meliputi tiga jenis operasi, yaitu Union (untuk
menggabungkan objek), Subtract (untuk mengurangi objek), dan In-
tersect (untuk membuat irisan objek).

Gambar 7.34 Variasi jenis Transformasi Objek 3D Solid

7.2.1 Union
Union merupakan salah satu jenis operasi Boolean yang bisa Anda
gunakan sebagai fasilitas untuk membuat bentuk solid 3D komposit
maupun region komposit.
Sistemnya adalah dengan cara digabung atau dileburkan menjadi
satu-kesatuan dari dua atau lebih objek solid. Objek-objek yang akan
digabung menggunakan Union, bisa Anda pilih secara bersamaan
(sekaligus).

Metode aplikasi Union:


a. Pastikan sudah terbuat dua objek solid yang berpotongan.

112
Gambar 7.35 Dua objek solid 3D Box yang saling berpotongan
b. Klik tab Home.
c. Pilih ribbon panel Solid Editing > pilih ikon Union .

Gambar 7.36 Letak Union pada ribbon panel

d. Pilih (seleksi) kedua jenis objek solid tersebut > tekan Enter.

Gambar 7.37 Hasil Union dua objek solid 3D

e. Sekarang objek akan menjadi satu-kesatuan.

113
7.2.2 Subtract
Subtract merupakan salah satu jenis operasi Boolean yang bisa
digunakan untuk mengurangi satu atau kelompok objek solid dengan
satu atau kelompok objek yang lain. Hasil akhirnya bisa berupa ben-
tuk solid 3D komposit atau region komposit. Syarat pengurangan
objek solid ini, objek yang akan dikurangi harus saling berpotongan
dengan objek yang digunakan untuk mengurangi.
Metode aplikasi Subtract:
a. Pastikan sudah terbuat dua objek solid yang berpotongan.

Gambar 7.38 Dua objek solid 3D Box yang saling berpotongan

b. Klik tab Home.


c. Pilih ribbon panel Solid Editing > pilih ikon Subtract .

Gambar 7.39 Letak Union pada ribbon panel

d. Pilih objek yang akan dikurangi, misalnya box besar > Enter.
e. Pilih objek untuk mengurangi, misalnya box kecil > Enter.

114
Gambar 7.40 Hasil Subtract dua objek solid 3D

7.2.3 Intersect
Intersect merupakan salah satu jenis operasi Boolean yang berfungsi
untuk membuat irisan objek solid 3D. Irisan objek solid tersebut
berupa solid 3D komposit atau region komposit. Prinsip kerja Inter-
sect, yaitu membuat irisan objek yang saling berpotongan dengan
membuang bagian volume lain yang tidak beririsan.

Metode aplikasi Intersect:


a. Pastikan sudah terbuat dua objek solid yang saling berpotongan,
misalnya seperti gambar di bawah.

Gambar 7.41 Dua objek solid 3D Box yang saling berpotongan

b. Klik tab Home.

c. Pilih ribbon panel Solid Editing > pilih ikon Intersect .

115
Gambar 7.42 Letak Intersect pada ribbon panel

d. Pilih (seleksi) kedua jenis objek solid tersebut > tekan Enter.

Gambar 7.43 Hasil Intersect dua objek solid 3D.

7.2.4 Extrude Faces


Solid Editing objek 3D juga bisa dilakukan dengan memodifikasi
bagian permukaannya. Permukaan dari objek 3D dapat ditambah
atau dikurangi dengan perintah Extrude Faces sesuai besarnya nilai
yang Anda berikan.

Metode aplikasi Extrude Faces:


a. Pastikan sudah terbuat Box (cube) ukuran 5x5x5 seperti contoh
gambar di bawah.

Gambar 7.44 Objek yang akan diberi Extrude Faces

116
b. Klik tab Home.

c. Pilih ribbon panel Solid Editing > pilih ikon Extrude Faces .

Gambar 7.45 Letak Extrude Faces pada ribbon panel

d. Tentukanlah permukaan objek Box yang akan di-Extrude Faces


> tekan Enter.

Gambar 7.46 Objek yang akan di-Extrude Faces

e. Tentukanlah tinggi permukaan objek Box (cube) yang ditam-


bahkan, misalnya ketik 3.
f. Tekan Enter.
g. Tentukan sudut kemiringan permukaan objek, ketik 0 (untuk tidak
membuat kemiringan) atau ketik 30 (untuk kemiringan 600) >
tekan Enter.
h. Untuk mengakhiri perintah, tekan Enter.
i. Tekan Enter.

117
Gambar 7.47 Extrude Faces pada Box dengan kemiringan 0
dan kemiringan 30

7.2.5 Move Faces


Move Faces merupakan fasilitas solid editing objek 3D yang berfungsi
untuk memindahkan sisi (permukaan) suatu objek 3D solid modeling.

Metode aplikasi Move Faces:


a. Pastikan sudah terbuat Box (cube), misalnya ukuran 5x5x5.

Gambar 7.48 Objek yang akan diberi Move Faces

b. Klik tab Home.

c. Pilih ribbon panel Solid Editing > pilih ikon Move Faces .

118
Gambar 7.49 Letak Move Faces pada ribbon panel

d. Tentukan permukaan objek Box (cube) yang akan diberi Move


Faces > tekan Enter.

Gambar 7.50 Permukaan Box (cube) yang akan diberi Move Faces

e. Lakukan klik untuk menentukan titik awal pergeseran pada


permukaan objek.

Gambar 7.51 Menentukan titik awal Move Faces pada permukaan objek
f. Tentukan nilai dari move permukaan objek Box (cube) yang
digeser, misalnya ketik 3<180 kemudian tekan Enter.

119
g. Tekan Enter 2X.

Gambar 7.52 Hasil Move Faces pada objek Box

7.2.6 Offset Faces


Offset Faces merupakan fasilitas solid editing objek 3D yang
berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil permukaan (sisi)
suatu objek 3D solid modeling.

Metode aplikasi Offset Faces:


a. Pastikan sudah terbuat objek solid, seperti pada contoh.

Gambar 7.53 Objek yang akan diberi Move Faces


b. Klik tab Home.
c. Pilih ribbon panel Solid Editing > pilih ikon Offset Faces
.

120
Gambar 7.54 Letak Offset Faces pada ribbon panel

d. Tentukanlah permukaan objek yang akan diberi Offset Faces >


tekan Enter.

Gambar 7.55 Permukaan Objek yang akan diberi Offset Faces

e. Masukkan nilai offset dengan cara ketik besaran offset yang


dikehendaki > tekan Enter.
f. Atau klik untuk menentukan titik awal offset pada permukaan
objek > kemudian klik titik akhir offset.
g. Tekan Enter 2x.

121
Gambar 7.56 Menentukan titik awal Offset Faces pada permukaan objek

Gambar 7.57 Menentukan titik akhir Offset Faces pada permukaan objek

Gambar 7.58 Offset Faces pada objek yang sudah jadi

122
7.2.7 Delete Faces
Delete Faces merupakan fasilitas solid editing objek 3D yang
berfungsi untuk menghapus atau menghilangkan salah satu per-
mukaan (sisi) suatu objek 3D solid modeling.

Metode aplikasi Delete Faces:


a. Pastikan sudah terbuat objek solid hasil dari extrude faces,
seperti pada gambar, dengan cara seperti yang sudah dibahas.

Gambar 7.59 Objek hasil Extrude Faces

b. Klik tab Home.


c. Pilih ribbon panel Solid Editing > pilih ikon Delete Faces
.

Gambar 7.60 Letak Delete Faces pada ribbon panel


d. Tentukan permukaan objek yang akan diberi Delete Faces
dengan cara klik.

123
Gambar 7.61 Permukaan Objek yang akan di-Delete Faces

e. Tekan Enter.

Gambar 7.62 Hasil Permukaan Objek yang diberi Delete Faces

f. Tekan Enter.
g. Tekan Enter.

7.2.8 Taper Faces


Taper Faces merupakan fasilitas solid editing objek 3D yang ber-
fungsi untuk mengubah sudut kemiringan salah satu permukaan (sisi)
suatu objek 3D solid modeling.
Metode aplikasi Taper Faces:
a. Pastikan sudah terbuat Box (cube), misalnya ukuran 5x5x5.

124
Gambar 7.63 Objek yang akan diberi Taper Faces

b. Klik tab Home.

c. Pilih ribbon panel Solid Editing > pilih ikon Taper Faces .

Gambar 7.64 Letak Taper Faces pada ribbon panel

d. Tentukanlah permukaan objek Box (cube) yang akan diberi


Taper Faces > tekan Enter.

Gambar 7.65 Permukaan Box yang akan di-Taper Faces


e. Klik untuk menentukan titik awal acuan taper.

125
Gambar 7.66 Menentukan titik awal Taper Faces

f. Klik untuk menentukan titik akhir acuan taper faces.

Gambar 7.67 Menentukan titik akhir Taper Faces

g. Ketik 30 > tekan Enter (untuk menentukan besaran sudut taper).

Gambar 7.68 Hasil Taper Faces pada permukaan objek

h. Tekan Enter 2X.

126
7.2.9 Copy Faces
Taper Faces merupakan fasilitas solid editing objek 3D yang ber-
fungsi untuk menggandakan salah satu permukaan (sisi) suatu objek
3D solid modeling.

Metode aplikasi Copy Faces:


a. Pastikan sudah terbuat objek 3D solid, misalnya seperti contoh.

Gambar 7.69 Objek yang akan diberi Copy Faces

b. Klik tab Home.

c. Pilih ribbon panel Solid Editing > pilih ikon Copy Faces .

Gambar 7.70 Letak Copy Faces pada ribbon panel

d. Tentukan permukaan objek yang akan diberi Copy Faces > tekan
Enter.

127
Gambar 7.71 Permukaan Objek yang akan di-Copy Faces

e. Klik pada salah satu sudut untuk menentukan titik awal acuan
Copy Faces.

Gambar 7.72 Menentukan titik awal Copy Faces

f. Klik titik akhir Copy Faces untuk menempatkan hasilnya.

Gambar 7.73 Menentukan titik akhir Copy Faces

128
Gambar 7.74 Hasil Copy Faces pada permukaan objek

g. Tekan Enter.
h. Tekan Enter.

129
Bab 2

Instalasi Joomla 3.3


pada LocalHost

Saya kurang suka men‐developed sebuah website berbasis CMS di dalam 
localhost, dengan alasan ada keterbatasan dan juga ketika sudah selesai, 
untuk migrasi dari localhost ke server hosting, cukup repot. 

Namun karena banyak pembaca buku yang minta agar saya membahas 
mulai  dari  penggunaan  localhost,  pada  buku  ini  saya  akan  memulainya 
dari penggunaan localhost tersebut.  

Anda  bisa  memanfaatkan  pembahasan  ini  untuk  latihan.  Namun  saran 


saya,  jika  sudah  masuk  ke  dalam  pembuatan  website,  baik  itu  untuk 
kebutuhan  sendiri  maupun  kebutuhan  klien,  sebaiknya  Anda  menger‐
jakan secara langsung di dalam server hosting, karena bisa menghemat 
banyak waktu dalam proses migrasi dari localhost ke server sebenarnya.  

Lagi pula sekarang ini harga akses internet sudah murah, banyak layanan 
unlimited  yang  dapat  Anda  gunakan  untuk  melakukan  pembuatan 
website  secara  online.  Dan  bagi  web  designer,  hal  ini  bisa  mengun‐
tungkan  karana  tidak  perlu  membuat  laporan  progres  pengerjaan 
kepada  klien.  Di  mana  klien  bisa  langsung  melihat  progres  pengerjaan 
dengan mengunjungi website‐nya. 

5
2.1 Apa Itu LocalHost
Pada  dasarnya  localhost  adalah  sebuah  hosting  yang  diinstal  di  dalam 
komputer  Anda.  Fitur‐fitur  localhost  lebih  sederhana  jika  dibandingkan 
dengan fitur hosting benaran.  

Di  dalam  buku  ini,  saya  akan  menggunakan  software  localhost  yang 
bernama  XAMPP.  Anda  bisa  men‐download  software‐nya  melalui 
website https://www.apachefriends.org. 

 
https://www.apachefriends.org – Offical XAMPP Software LocalHost Ternama

Silakan download software sesuai dengan OS dan versi yang dibutuhkan 
untuk  Joomla  3.  Berikut  ini  spesifikasi  server  untuk  dapat  menjalankan 
Joomla 3. 

Software  Recommended  Minimum  More information 

PHP (Magic 
Quotes GPC  5.4 +  5.3.10 +  http://www.php.net 
off)[1] 

6
Software  Recommended  Minimum  More information 

Supported Databases: 

MySQL (InnoDB 
support  5.1 +  5.1 +  http://www.mysql.com 
required) 

10.50.1600.
SQL Server  10.50.1600.1+  http://www.microsoft.com/sql 
1+ 

PostgreSQL  8.3.18 +  8.3.18 +  http://www.postgresql.org/ 

Supported Web Servers: 

Apache[2] 
(with 
mod_mysql,  2.x +  2.x +  http://www.apache.org 
mod_xml, and 
mod_zlib) 

Nginx  1.1  1.0  http://wiki.nginx.org/ 

Microsoft IIS[5]  7  7  http://www.iis.net 

Silakan  donwnload  versi  localhost  yang  sesuai  dengan  kebutuhan 


tersebut.  Di  dalam  Bonus  CD,  saya  sudah  memberikan  XAMPP  yang 
dapat langsung Anda pergunakan untuk belajar. 

2.2 Instalasi LocalHost


Langsung saja instal XAMPP, baik yang ada di dalam Bonus CD, atau yang 
Anda download dari website. Kemudian ikuti perintah yang ada di dalam 
layar untuk menyelesaikan proses instalasi. 

7
 
Mulai Melakukan Instalasi LocalHost

• Klik tombol  . 

 
Pemilihan Komponen Server untuk Diinstal ke dalam LocalHost

• Klik saja   tanpa memilih komponen. 

8
• Plih folder  . 

• Klik  . 

 
Siap Melanjutkan Proses Instalasi

• Klik  . 

 
Mulai Melakukan Instalasi ke dalam Komputer

• Klik  . 

9
 
Proses Instalasi Sedang Berlangsung

Silakan  tunggu  sampai  proses  instalasi  selesai,  cepat  atau  lambatnya 


proses instalasi sangat bergantung pada spesifikasi komputer yang Anda 
gunakan. 

 
Instalasi Sudah Selesai

• Tekan tombol  . 

Mengaktifkan LocalHost
XAMPP tidak secara default aktif, sehingga Anda harus mengaktifkannya 
terlebih dahulu ketika akan menggunakannya. 

10
• Masuk ke  . 

• Kemudian klik  . 

 
Mengaktifkan LocalHost (XAMPP)

• Anda  akan  dibawa  masuk  ke  dalam kontrol panel, lalu aktifkan 

Apache dan MySQL dengan cara klik tombol  . 

 
Mengaktifkan Apache dan MySQL

• Anda akan melihat warna hijau, yang artinya bahwa komponen 
tersebut sudah aktif dan berjalan di dalam komputer. 

11
 
Komponen Sudah Aktif

• Selanjutnya ketik http://localhost pada browser Anda. 

• Anda akan dibawa masuk ke dalam halaman splash, yang artinya 
adalah localhost sudah berjalan dan siap digunakan. 

 
Splash Page LocalHost

2.3 Membuat Database


Joomla adalah sebuah website dinamis yang berbasis pemrograman PHP 
dan database MySQL. Agar dapat berjalan sebagaimana mestinya, Anda 
harus  membuat  database  baru  setiap  kali  akan  menginstal  Joomla. 
Berikut ini caranya: 

• Ketik pada browser http://localhost/phpmyadmin. 

• Anda  akan  dibawa  masuk  ke  dalam  panel  phpmyadmin  untuk 


membuat database baru. 

12
 
Panel phpMyAdmin

• Klik tombol  . 
• Kemudian akan terlihat form pembuatan database, masukkan 
nama database. Misal latihandb1. 

 
Membuat Database Baru

• Selanjutnya tekan tombol  . 

• Dan Anda sudah berhasil membuat database. 

13
 
Berhasil Membuat Database Baru

Silakan gunakan cara tersebut setiap kali Anda akan membuat database 
baru.  Dan  selalu  gunakan  database  baru  dan  yang  berbeda  setiap  kali 
Anda akan menginstal Joomla 

2.4 Instalasi Joomla


Setelah  berhasil  membuat  database  baru,  langkah  selanjutnya  mulai 
melakukan  instalasi.  Untuk  mendapatkan  software  Joomla,  Anda  bisa 
men‐download‐nya melalui website: 

http://www.joomla.org/download.html 

 
Men-download Software Joomla - http://www.joomla.org/download.html

14
Di dalam Bonus CD, saya sudah menyertakan software Joomla 3.3 yang 
dapat  Anda  instal  untuk  kebutuhan  pembuatan  website  Joomla  dalam 
localhost. 

A) Persiapan Sebelum Instalasi


• Copy  folder  Joomla_3.3.0‐Stable‐Full_Package  yang  berisi 
pemrograman Joomla. 

 
Isi Folder Joomla_3.3.0-Stable-Full_Package, yang Berisi Pemrograman Joomla

• Ke dalam folder  . 

 
Berhasil Meng-copy Folder Joomla_3.3.0-Stable-Full_Package

• Selanjutnya rename folder Joomla_3.3.0‐Stable‐Full_Package 
tersebut menjadi, misal latihan1. 

15
 
Me-rename Folder Joomla_3.3.0-Stable-Full_Package, Menjadi Folder latihan1

B) Mulai Melakukan Instalasi dengan Mengisi


Konfigurasi Situs
• Selanjutnya ketik http://localhost/latihan1 pada browser. 

• Anda akan melihat halaman untuk melakukan instalasi Joomla. 

 
Halaman Instalasi Joomla

• Selanjutnya  isi  Main  Configuration,  dengan  data  website  yang 


ingin Anda buat.  

• Penting  untuk  bagian  Admin  Username  dan  Admin  Password, 


harus  Anda  ingat  karena  akan  digunakan  untuk  login  ke  dalam 
administrator Joomla nantinya. 

16
 
Melakukan Konfigurasi Website

• Selanjutnya tekan tombol  . 

C) Konfigurasi Database
Langkah  selanjutnya  melakukan  konfigurasi  database,  di  mana  Anda 
akan menggunakan database latihandb1 yang sudah dibuat sebelumnya. 
• Pada Database Type gunakan MySql. 
• Pada kolom Username, isi dengan root. 
• Pada kolom Password, dikosongkan saja. 
• Pada kolom Database Name, isi dengan latihandb1.  

 
Mengisi Konfigurasi Database

17
• Selanjutnya klik tombol  . 

D) Finalisasi
Selanjutnya Anda masuk ke dalam penyetingan akhir dari proses instalasi 
Joomla di dalam localhost ini. 

• Pada kolom Install Sample Data, pilih  . 

 
Memilih Sample Data

• Selanjutnya tekan tombol  . 

• Tunggu sampai proses instalasi selesai. 

 
Berhasil Menginstal Joomla

• Tinggal  satu  langkah  terakhir  sebelum  website  bisa  diakses, 

tekan tombol  . 

18
• Anda akan melihat  , 
yang  artinya  proses  instalasi  telah  selesai  dan  website  sudah 
bisa diakses. 

• Silakan  akses  website  Anda  dengan  mengetik 


http://localhost/latihan1/ pada browser. 

 
Website Joomla Sudah Aktif

D) Mengakses Administrator Joomla


Untuk mendesain dan mengelola konten website akan dilakukan melalui 
panel  administrator  Joomla.  Untuk  mengaksesnya  sangat  mudah, 
tambahkan /administrator di belakang nama alamat website. 

Jika  alamat  website  http://localhost/latihan1/  maka  panel  administra‐


tornya dapat diakses melalui: http://localhost/latihan1/administrator/.  

 
Form Login Administrator Joomla 3.3

19
• Selanjutnya  masukkan  user  dan  password  yang  Anda  buat 
sewaktu menginstal Joomla. 

 
Panel Administrator Joomla

20
BAB 2
Mengenal Macro
(Visual Basic for Application)

Macro, atau biasa juga dikenal dengan istilah Visual Basic for
Application (VBA), merupakan pengembangan bahasa pemrog-
raman Visual Basic yang diterapkan dalam aplikasi Excel. Berbeda
dengan program pengembang Visual Basic, pemrograman yang
dibuat menggunakan Macro hanya dapat dibangun dan digunakan
pada aplikasi Excel. Program yang dibuat menggunakan Macro
tidak dapat berjalan, sebelum Anda menjalankan Excel terlebih
dahulu. Pemrograman Macro Excel mempunyai beberapa keun-
tungan sebagai berikut:
 Menghemat waktu. Penyelesaian pekerjaan menggunakan
Macro lebih cepat dibandingkan cara manual, karena proses-
nya dikerjakan secara otomatis.
 Menghemat tenaga. Selain menghemat waktu, penyelesaian
pekerjaan menggunakan Macro juga dapat menghemat tenaga.
 Mengurangi tingkat kesalahan. Kemungkinan adanya kesa-
lahan dalam menyelesaikan pekerjaan secara manual dapat
saja terjadi, meskipun Anda seorang yang sangat ahli dalam
menggunakan Excel. Penyelesaian pekerjaan menggunakan
Macro secara konsisten akan menyelesaikan suatu pekerjaan
berdasarkan perintah yang tertulis dalam kode Macro sehingga
tingkat kesalahan yang mungkin timbul sangat kecil. Kesa-
lahan hanya dapat terjadi jika ada kesalahan perintah pada
kode Macro.

19
2.1 Penggunaan Fitur Macro
Penggunaan fitur Macro pada Excel 2003 dilakukan melalui menu
Macro yang terdapat dalam menu utama Tools.

Gambar 2.1 Penggunaan fitur Macro Excel 2003.

Bagi pengguna Excel 2007 dan Excel 2010, Anda harus menam-
pilkan tab Developer dalam Ribbon terlebih dahulu untuk meng-
gunakan Macro.
1. Untuk pengguna Excel 2007, klik Office Button kemudian pilih
Excel Options. Muncul kotak dialog Excel Options.

Gambar 2.2 Menampilkan tab Developer Excel 2007.

20
2. Pilih opsi Popular. Beri tanda centang pada pilihan Show
Developer tab in the Ribbon lalu klik OK. Tampilan tab
Developer dalam Ribbon terlihat seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Tab Developer dalam Ribbon.

3. Untuk menampilkan tab Developer pada Ribbon Excel 2010,


klik kanan area Ribbon kemudian pilih menu Customize the
Ribbon.... Muncul kotak dialog Excel Options pada pilihan
Customize Ribbon.

Gambar 2.4 Menu klik kanan area Ribbon.

4. Anda juga dapat menampilkan kotak dialog Excel Options


dengan cara klik tab File lalu pilih Options. Muncul kotak
dialog Excel Options. Pilih opsi Customize Ribbon.

Gambar 2.5 Menampilkan tab Developer Excel 2010.

21
5. Pilih Main Tabs pada kotak pilihan Customize the Ribbon:. Beri
tanda centang tab Developer dalam daftar di sebelah kanan.
Klik tombol OK.

2.2 Format File


Workbook standar Excel 2003 dengan format file XLS mendukung
fitur Macro, sedangkan workbook standar Excel 2007 dan Excel
2010 dengan format XLSX tidak mendukung Macro. Untuk me-
nyimpan workbook Excel 2007 atau Excel 2010 yang mengan-
dung Macro, Anda harus menggunakan format XLSM atau XLS
(Excel 97-2003).
1. Klik tombol Office Button kemudian pilih menu Save As untuk
menyimpan workbook. Bagi pengguna Excel 2010 klik tab File
lalu pilih menu Save As. Muncul kotak dialog Save As. Jika
Anda menyimpan workbook yang mengandung Macro dengan
format file XLSX, muncul kotak pesan seperti Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Kotak pesan format penyimpanan workbook.

2. Klik tombol Yes jika workbook akan tetap disimpan dalam


format file XLSX tanpa mengaktifkan Macro. Jika opsi ini yang
Anda pilih, Macro dalam workbook akan dihapus. Untuk
menyimpan workbook dengan Macro, klik tombol No. Muncul
kotak dialog Save As.
3. Ketikkan nama file pada kotak isian File name:. Pada kotak
pilihan Save as type:, pilih format file Excel Macro-Enabled
Workbook(*.xlsm) atau Excel 97-2003 Workbook(*.xls) lalu
klik tombol Save.

22
Gambar 2.7 Kotak dialog Save As.

2.3 Keamanan Macro


Otomatisasi Macro Excel terkadang disalahgunakan oleh peng-
guna yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan kode
Macro yang berpotensi menimbulkan kerugian. Misalnya kode
Macro untuk menghapus data. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
Excel secara default akan memberi peringatan melalui kotak
dialog jika pengguna membuka workbook yang mengandung
Macro.

2.3.1 Excel 2003


Excel 2003 secara default akan menampilkan kotak dialog
Security Warning jika pengguna membuka workbook yang di
dalamnya terdapat Macro. Tampilan kotak dialog Security Warning
terlihat seperti pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Kotak dialog Security Warning.

23
Kotak dialog tersebut memberi peringatan bahwa dalam workbook
yang Anda buka terdapat Macro. Peringatan tersebut ditampilkan
untuk mencegah dijalankannya Macro yang berbahaya. Jika Anda
tidak mengenal Macro pada workbook tersebut, klik tombol
Disable Macros untuk menonaktifkan Macro. Apabila Anda
mengenal Macro dalam workbook dan memang berniat menggu-
nakannya, klik tombol Enable Macros untuk mengaktifkan Macro.
Anda dapat melakukan pengaturan keamanan Macro melalui
kotak dialog Security. Pilih menu Tools > Macro > Security…
kemudian muncul kotak dialog Security.

Gambar 2.9 Kotak dialog Security - tab Security Level.

Pilih tab Security Level. Pilihan pengaturan keamanan Macro yang


dapat Anda pilih adalah sebagai berikut:
 High atau Very High. Apabila salah satu opsi ini dipilih, Macro
yang ada dalam workbook tidak akan dijalankan ketika dibuka.
 Medium. Apabila opsi ini dipilih, Excel akan menampilkan
kotak dialog Security Warning pada saat workbook yang
mengandung Macro dibuka. Dijalankan atau tidaknya Macro
akan tergantung pilihan Anda pada kotak dialog Security
Warning.
 Low. Apabila opsi ini dipilih, Macro yang ada dalam workbook
akan selalu dijalankan, tanpa melalui kotak dialog Security
Warning. Jika Anda memilih opsi ini, pilih tab Trusted

24
Publishers kemudian beri tanda centang pada pilihan Trust all
installed add-ins and templates dan Trust access to Visual
Basic Project.

Gambar 2.10 Kotak dialog Security - tab Trusted Publishers.

2.3.2 Excel 2007 dan Excel 2010


Tampilan peringatan keamanan dan pengaturan keamanan Macro
Excel 2007 dan Excel 2010 berbeda dengan tampilan peringatan
keamanan dan pengaturan keamanan Macro Excel 2003. Excel
2007 secara otomatis akan menonaktifkan Macro saat workbook
yang mengandung Macro pertama kali dibuka. Muncul peringatan
keamanan seperti terlihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Peringatan keamanan Macro Excel 2007.

Klik tombol Options… Muncul kotak dialog Microsoft Office


Security Options. Untuk mengaktifkan Macro, pilih opsi Enable
this content kemudian klik tombol OK.

25
Gambar 2.12 Kotak dialog Microsoft Office Security Options.

Excel 2010 secara otomatis akan menonaktifkan Macro ketika


workbook yang mengandung Macro dibuka. Muncul peringatan
keamanan seperti terlihat pada Gambar 2.13. Klik tombol Enable
Content untuk mengaktifkan Macro.

Gambar 2.13 Peringatan keamanan Macro Excel 2010.

Excel 2010 selanjutnya akan menampilkan kotak dialog Microsoft


Office Excel Security Notice jika Anda membuka workbook yang
mengandung Macro. Apabila Anda tidak mengenal Macro pada
workbook tersebut, klik tombol Disable Macros untuk menon-
aktifkan Macro. Untuk mengaktifkan Macro, klik tombol Enable
Macros.

Gambar 2.14 Kotak dialog Microsoft Office Excel Security Notice.

26
Untuk mengatur keamanan Macro, klik tombol Macro Security
dalam tab Developer group Code. Muncul kotak dialog Trust
Center pada pilihan Macro Settings. Anda dapat melakukan
pengaturan keamanan Macro sebagai berikut:
 Disable all macros without notification. Apabila opsi ini dipilih,
Macro dalam workbook tidak akan dijalankan ketika dibuka.
 Disable all macros except digitally signed macros. Jika opsi
ini dipilih, Macro dalam workbook tidak akan dijalankan ketika
dibuka, kecuali untuk Macro yang dikembangkan oleh pe-
ngembang terpercaya.
 Disable all macros with notification. Apabila opsi ini dipilih,
Excel akan menampilkan kotak dialog Microsoft Office Excel
Security Notice ketika Anda membuka workbook yang meng-
andung Macro. Dijalankan atau tidaknya Macro selanjutnya,
tergantung pada pilihan Anda.
 Enabled all macros (not recommended; potentially dangerous
code can run). Apabila opsi ini dipilih, Macro yang ada dalam
workbook akan selalu dijalankan, tanpa melalui kotak dialog
Microsoft Office Excel Security Notice. Opsi ini tidak direko-
mendasikan, terutama untuk macro dalam workbook yang
tidak Anda kenal, karena berpotensi menimbulkan kerugian.
Jika Anda tetap memilih opsi ini, beri tanda centang pada
pilihan Trust access to the VBA project object model.

Gambar 2.15 Kotak dialog Trust Center.

27
2.4 Visual Basic Editor
Visual Basic Editor merupakan lingkungan kerja, tempat di mana
Macro Excel dibuat atau dimodifikasi. Tampilan Visual Basic Editor
sangat berbeda dengan tampilan utama Excel.

Gambar 2.16 Tampilan Visual Basic Editor.

Pilih menu Tools > Macro > Visual Basic Editor untuk menam-
pilkan Visual Basic Editor pada Excel 2003. Untuk menampilkan
Visual Basic Editor pada Excel 2007 atau Excel 2010, klik tombol
Visual Basic dalam tab Developer group Code. Visual Basic Editor
juga dapat ditampilkan menggunakan kombinasi tombol Alt+F11
pada keyboard.

2.4.1 Project Explorer


Project Explorer digunakan untuk melakukan navigasi terhadap
seluruh objek yang ada dalam proyek VBA workbook. Secara garis
besar objek dikelompokkan ke dalam Microsoft Excel Objects,
Forms, Modules, dan Class Modules. Untuk menampilkan atau
mengaktifkan Project Explorer, pilih menu View > Project Explorer
(atau tekan kombinasi Ctrl+R). Anda juga dapat menampilkan
Project Explorer dengan cara klik tombol Project Explorer yang
terdapat dalam toolbar Standard.

28
Gambar 2.17 Tampilan Project Explorer.

Melalui Project Explorer, Anda dapat menampilkan kode Macro,


menampilkan objek, mengatur properti VBA, menambahkan
objek, mencetak objek dan kode yang terdapat di dalamnya, serta
melakukan impor dan ekspor objek. Untuk menggunakan fitur
tersebut, klik kanan Project Explorer kemudian muncul daftar
menu seperti terlihat pada Gambar 2.18.

Gambar 2.18 Daftar menu klik kanan Project Explorer.

2.4.2 Window Properties


Window Properties digunakan untuk menampilkan properti yang
dimiliki objek. Untuk menampilkan atau mengaktifkan window
Properties, pilih menu View > Properties Window atau klik tombol

29
Properties Window ( ) pada toolbar Standard. Cara yang sama
juga dapat dilakukan dengan menekan tombol F4 pada keyboard.

Gambar 2.19 Tampilan window Properties.

Properti objek pada window Properties dapat dilihat berdasarkan


urutan abjad (Alphabetic) ataupun bedasarkan kategori
(Categorized). Window Properties secara otomatis akan menam-
pilkan properti objek yang sedang aktif (terpilih).

2.4.3 Window Code


Window Code digunakan untuk melihat, membuat, atau melaku-
kan modifikasi kode Macro. Pada window Code, terdapat kotak
pilihan Object Selector dan Event Selector. Kotak pilihan Object
Selector digunakan untuk memilih objek atau koleksi objek yang
akan ditampilkan kode Macro-nya, sedangkan kotak pilihan Event
Selector digunakan untuk memilih event pada objek terpilih.

Gambar 2.20 Tampilan window Code.

30
2.4.4 Window Object
Window Object merupakan tempat yang digunakan untuk
menampilkan, membuat, dan mengatur objek UserForm serta
objek kontrol dalam UserForm secara visual. Untuk menampilkan
window Object, pilih menu View > Object. Anda juga dapat
menampilkan window Object dengan menekan kombinasi tombol
Shift+F7 pada keyboard.

Gambar 2.21 Tampilan window Object.

2.4.5 Object Browser


Object Browser digunakan untuk menampilkan atau melakukan
pencarian terhadap semua objek, koleksi objek, properti, method,
atau event yang terdapat dalam VBA.

Gambar 2.22 Tampilan Object Browser.

31
Untuk menampilkan Object Browser, pilih menu View > Object
Browser, atau tekan tombol F2. Anda juga dapat menampilkan
Object Browser dengan cara klik tombol Object Browser yang
terdapat dalam toolbar Standard. Untuk mencari informasi objek,
properti, method, atau event tertentu menggunakan Object
Browser, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Ketikkan objek, properti, method, atau event yang akan Anda
cari pada kotak pilihan Search Text. Dalam contoh kali ini,
ketik Italic, untuk mencari informasi mengenai properti Italic.

Gambar 2.23 Menggunakan fasilitas pencarian.

2. Klik tombol Search atau tekan tombol Enter pada key-


board. Hasil pencarian lalu ditampilkan seperti Gambar 2.24.

Gambar 2.24 Tampilan hasil pencarian.

3. Klik salah satu item hasil pencarian yang Anda inginkan,


misalnya pilih properti Italic pada Library Excel dan Class
Font. Informasi properti yang Anda pilih akan ditampilkan di
bagian pojok kiri bawah Object Browser.
4. Untuk meng-copy properti yang Anda pilih, klik tombol Copy
to Clipboard . Tekan kombinasi Ctrl+V untuk menyalin
properti yang sudah Anda copy.
Object Browser menggunakan ikon yang berbeda untuk memu-
dahkan Anda dalam membedakan objek, properti, method atau
event. Berikut ikon yang digunakan Object Browser untuk mem-
bedakan objek, properti, method, atau event:

32
 ikon objek.
 ikon properti.
 ikon event.
 ikon method.
 ikon predefined constants, yaitu konstanta yang secara
default sudah disediakan. Konstanta untuk VBA diawali dengan
prefiks vb, misalnya vbYes. Untuk Excel, konstanta diawali
dengan prefiks xl, misalnya xlChart.

2.5 Kode Macro


Kode Macro merupakan serangkaian tulisan perintah yang akan
dilaksanakan ketika Macro dijalankan. Kode Macro akan mengon-
trol dan menentukan dijalankannya Macro. Kode ini dapat ditulis
pada objek worksheet, workbook, Module, UserForm, atau Class
Module.

2.5.1 Memenggal Kode Macro


Kode Macro dapat dipenggal ke baris berikutnya, jika Anda
merasa kode Macro terlalu panjang. Anda juga dapat melakukan
pemenggalan pada komentar. Pemenggalan dilakukan dengan
spasi yang diikuti garis bawah/underscore (_). Untuk membedakan
kode Macro lanjutan dengan kode Macro di atasnya, biasanya
kode lanjutan ditulis lebih menjorok ke dalam menggunakan
tombol Tab pada keyboard. Perhatikan kode Macro yang dipeng-
gal berikut:
MsgBox "Nama worksheet sudah ada atau belum diisi", _
vbOKOnly + vbCritical, "Error Nama Worksheet"

2.5.2 Komentar
Anda dapat menambahkan komentar untuk memberi keterangan
pada baris kode Macro tertentu. Komentar dapat ditambahkan
dengan menuliskan tanda petik satu (‘) di depan statement yang
ingin dinyatakan sebagai komentar. Komentar tidak dianggap
sebagai perintah sehingga tidak akan dijalankan. Perhatikan
contoh berikut ini:

33
'Membuat worksheet baru
Worksheets.Add

’Membuat worksheet baru dianggap bukan perintah, melainkan


komentar sehingga tidak akan dijalankan. Worksheets.Add dianggap
sebagai perintah sehingga akan dijalankan. Untuk membuat
komentar dengan mudah, pilih atau blok baris kode yang akan
dibuat menjadi komentar lalu klik ikon Comment Block pada
toolbar Edit.

Gambar 2.25 Menambahkan komentar.

Apabila toolbar Edit belum ditampilkan, pilih menu View > Toolbar
> Edit untuk menampilkan toolbar Edit.

Gambar 2.26 Menampilkan toolbar Edit.

2.5.3 Fitur Auto List Members


Saat menuliskan kode Macro, Anda dapat memanfaatkan fitur
Auto List Members, yaitu fitur yang akan menampilkan daftar

34
objek, koleksi objek, properti, atau method yang dimiliki sebuah
objek. Dengan menggunakan fitur Auto List Members, kesalahan
penulisan objek, koleksi objek, properti, ataupun method dapat
diminimalkan. VBA secara default mengaktifkan fitur Auto List
Members. Apabila tidak aktif, Anda dapat mengaktifkannya
melalui kotak dialog Options. Berikut langkah-langkah pengaturan
fitur Auto List Members:
1. Pilih menu Tools > Options... kemudian muncul kotak dialog
Options. Pilih tab Editor.

Gambar 2.27 Kotak dialog Options – tab Editor.

2. Beri tanda centang pada pilihan Auto List Members lalu klik
OK.
Untuk menampilkan fitur Auto List Members, tekan kombinasi
Ctrl+J. Daftar objek, koleksi objek, properti, atau method yang
dimiliki objek akan terlihat seperti Gambar 2.28. Anda dapat
menekan tombol Esc pada keyboard untuk menyembunyikan fitur
Auto List Members. Untuk memilih salah satu opsi yang ditam-
pilkan pada daftar Auto List Members, tekan tombol Tab pada
keyboard, atau klik ganda opsi yang ingin Anda pilih.

Gambar 2.28 Tampilan fitur Auto List Members.

35
2.5.4 Kesalahan Penulisan Kode Macro
Apabila kode Macro yang Anda tulis salah, VBA secara default
akan menampilkan kotak pesan peringatan. Klik tombol OK jika
Anda mengetahui solusi untuk menangani kesalahan yang terjadi.
Jika Anda memerlukan informasi bantuan untuk menangani ke-
salahan yang terjadi, klik tombol Help. VBA secara default meng-
aktifkan fitur ini. Jika tidak aktif, Anda dapat mengaktifkannya
melalui kotak dialog Options tab Editor pilihan Auto Syntax
Check.

Gambar 2.29 Kesalahan penulisan kode Macro.

2.5.5 Fitur Auto Quick Info


Fitur Auto Quick Info digunakan untuk menampilkan informasi
argumen dari fungsi, properti, atau method. VBA secara default
mengaktifkan fitur Auto Quick Info. Apabila tidak aktif, Anda dapat
mengaktifkannya melalui kotak dialog Options tab Editor pilihan
Auto Quick Info.

Gambar 2.30 Informasi yang ditampilkan Auto Quick Info.

2.5.6 Pengaturan Format Font Kode Macro


Secara subjektif, penulis merasa nyaman dengan pengaturan
default format font kode Macro. Jika Anda kurang merasa nyaman

36
dengan pengaturan default format font kode Macro, Anda dapat
melakukan pengaturan format font kode Macro sendiri.
1. Pilih menu Tools > Options... kemudian muncul kotak dialog
Options. Pilih tab Editor Format.

Gambar 2.31 Kotak dialog Options – tab Editor Format.

2. Berikut pilihan pengaturan format font kode Macro yang dapat


Anda terapkan:
™ Code Colors. Pada pilihan ini, Anda dapat mengatur warna
font kode Macro (Foreground), background teks kode Macro
(Background), atau indikator kode Macro (Indicator) elemen
kode Macro pada daftar pilihan yang tersedia, misalnya
Selection Text.
™ Font. Pada kotak pilihan Font: Anda dapat mengatur jenis
font elemen kode Macro pada daftar pilihan yang tersedia.
™ Size. Pada kotak pilihan Size: Anda dapat mengatur ukuran
font elemen kode Macro pada daftar pilihan yang tersedia.
™ Margin Indicator Bar. Beri tanda centang pada pilihan ini
untuk menampilkan indikator visual saat debugging Macro.

2.6 Objek
Objek merupakan komponen dalam Macro yang mempunyai
properti dan method sehingga dapat diubah atau dimanipulasi.

37
Suatu objek dapat berupa satu objek atau kumpulan dari beberapa
objek (koleksi objek). Sebuah koleksi juga merupakan objek
sehingga mempunyai properti dan method yang dapat diubah
(dimanipulasi). Objek dalam Macro mempunyai tingkatan dari
yang paling umum sampai tingkatan yang paling khusus. Excel
merupakan objek yang paling umum (Application) yang mem-
punyai tingkatan objek di bawahnya sebagai koleksi objek, misal-
nya Workbook, WorksheetFunction, dan koleksi objek lainnya.
Saat menuliskan kode Macro, objek dan koleksi objek dipisahkan
menggunakan tanda titik (.). Untuk kondisi tertentu, Anda dapat
menuliskan objek tanpa perlu menyebutkan objek tingkatan di
atasnya, misalnya kode Macro untuk menyeleksi worksheet Data
sebagai berikut:
Sheets("Data").Select

Apabila dalam waktu bersamaan terdapat dua buah workbook


yang dibuka, di mana masing-masing workbook mempunyai
worksheet Data, maka Anda harus menyebutkan objek tingkatan
di atasnya (workbook) dalam kode Macro. Jika tidak disebutkan,
workbook yang dipilih adalah workbook yang sedang aktif.
Berikut contoh kode Macro yang harus Anda tuliskan jika
workbook yang Anda maksud adalah Analisis.xls:
Workbooks("Analisis.xls").Sheets("Data").Select

2.7 Properti
Properti merupakan karekteristik yang dimiliki objek. Seperti
halnya benda yang memiliki beberapa identitas, suatu objek juga
memiliki beberapa properti yang menunjukkan identitas objek
tersebut. Apabila suatu benda memiliki identitas panjang, lebar,
tebal, warna, dan identitas lainnya, maka objek memiliki beberapa
properti yang menunjukkan identitas, misalnya Name, Height,
Width, BackColor, atau Caption. Pengaturan properti objek sangat
penting untuk membedakan satu objek dengan objek yang lain.
Properti objek dapat diatur melalui window Properties atau melalui
kode Macro saat runtime (Macro dijalankan). Untuk mengubah
properti objek melalui window Properties, pastikan objek dalam
keadaan terpilih. Window Properties akan menampilkan daftar

38
properti objek yang dipilih. Properti objek juga dapat diubah saat
runtime menggunakan kode Macro. Saat menuliskan kode Macro,
objek dan properti dipisahkan menggunakan tanda titik (.). Anda
dapat memanfaatkan fitur Auto List Members untuk menampilkan
daftar properti sebuah objek.

2.8 Method
Method merupakan suatu set perintah seperti halnya Function
Procedure dan Sub Procedure, tetapi sudah tersedia di dalam
objek. Penggunaan method dalam kode Macro Anda tergantung
pada kaitan perintah dan jumlah argumen yang diperlukan, serta
apakah method tersebut mengembalikan suatu nilai.

2.9 Variabel
Variabel merupakan tempat dalam memori komputer yang diberi
nama sebagai pengenal dan dialokasikan untuk menampung data.
Sesuai data yang ditampung, variabel harus mempunyai tipe data
yang sesuai dengan isinya. Secara default, tipe data yang diguna-
kan dalam variabel adalah variant. Jika Anda tidak mengetahui
dengan pasti tipe data yang akan digunakan, tipe data sebaiknya
dikosongkan. Deklarasi variabel harus diletakkan sebelum baris
perintah yang menggunakan variabel tersebut.
Dalam mendeklarasikan variabel, Anda perlu memerhatikan jang-
kauan variabel tersebut. Jangkauan variabel pada VBA dapat
diketahui dengan kata kunci Public, Private, dan Dim pada saat
variabel dideklarasikan. Variabel yang dideklarasikan dengan kata
kunci Public akan tersedia bagi semua Procedure di semua Module
dalam suatu proyek, tempat di mana variabel tersebut didekla-
rasikan. Variabel yang dideklarasikan dengan kata kunci Private
akan tersedia bagi semua Procedure dalam Module tempat di
mana variabel tersebut dideklarasikan. Variabel yang dideklarasi-
kan dengan kata kunci Dim hanya akan tersedia dalam Procedure,
tempat di mana variabel tersebut dideklarasikan. Format kode
Macro dalam mendeklarasikan variabel adalah sebagai berikut:
Jangkauan NamaVariabel As TipeData

39
Berikut contoh pendeklarasian sebuah variabel:
Public Umur As Single
Private Nama As String
Dim DataProduksi As Range

2.10 Konstanta
Konstanta adalah nama yang menyimpan suatu nilai yang tidak
dapat berubah. Kecepatan proses pada konstanta lebih cepat
dibandingkan variabel karena tidak perlu menunggu pengisian
data. Dalam mendeklarasikan kontanta, Anda perlu memerhatikan
jangkauan dari konstanta tersebut. Jangkauan konstanta pada
VBA dapat diketahui dengan kata kunci Public, Private dan Const
pada saat konstanta dideklarasikan. Konstanta yang didekla-
rasikan dengan kata kunci Public akan tersedia bagi semua
Procedure di semua Module dalam suatu proyek, tempat di mana
konstanta tersebut dideklarasikan. Konstanta yang dideklarasikan
dengan kata kunci Private akan tersedia bagi semua Procedure
dalam Module, tempat di mana konstanta tersebut dideklarasikan.
Konstanta yang dideklarasikan dengan kata kunci Const hanya
akan tersedia dalam Procedure, tempat di mana konstanta tersebut
dideklarasikan. Format kode Macro untuk mendeklarasikan kons-
tanta adalah sebagai berikut:
Jangkauan NamaKontsanta As TipeData = Ekspresi

Berikut contoh pendeklarasian sebuah konstanta:


Public Const Berat As Integer = 50
Private Const Nama As String = “Yudhy Wicaksono”
Const Penjualan As Integer = 25000

2.11 Array
Array merupakan variabel yang mampu menyimpan beberapa
nilai dengan tipe data yang sama. Kumpulan nilai tersebut satu
sama lain dibedakan dengan indeks, dan masing-masing disebut
elemen array. Beberapa nilai data yang mempunyai tipe data
sama akan lebih mudah jika dimasukkan ke dalam array, diban-
dingkan dimasukkan dalam beberapa variabel yang berbeda. Ada
dua jenis array, yaitu fixed array dan dynamic array. Fixed array

40
merupakan array yang ukurannya tetap. Format kode Macro
dalam mendeklarasikan fixed array adalah sebagai berikut:
Jangkauan NamaArray(Indeks) As TipeData

Indeks merupakan jumlah elemen yang akan digunakan pada


array. Anda dapat menuliskan sebuah fixed array dengan cara
berikut ini:
Dim harga As Single
harga = Array(2500, 3500, 5000)

Anda juga dapat menuliskan fixed array dengan cara berikut ini:
Dim harga(2) As Single
harga(0) = 2500
harga(1) = 3500
harga(2) = 5000

Array dibatasi oleh batas bawah dan batas atas. Secara default,
batas bawah array adalah nol (0). Apabila batas bawah array
adalah nol (0), maka pada Indeks, Anda isikan dengan jumlah
elemen dikurangi satu. Misalnya Anda akan menggunakan 5
elemen array, maka pada saat mendeklarasikan array, Indeks
Anda isikan dengan angka 4. Selain dengan menggunakan batas
bawah nol (0), Anda juga dapat Anda mengubah batas bawah
array dengan angka satu (1). Berikut cara mendeklarasikan batas
bawah array:
1. Menggunakan pernyataan Option Base. Format kode Macro
dalam menggunakan Option Base adalah sebagai berikut:
Option Base 1

Misalnya, Anda ingin menentukan batas bawah array adalah 1,


maka sebelum pendeklarasian array, tuliskan kode Macro:
Option Base 1
Dim harga(3) As String

Anda tidak perlu menuliskan pernyataan Option Base, apabila


Anda menggunakan nol (0) sebagai batas bawah array.

41
2. Menggunakan pernyataan To. Format kode Macro dalam
menggunakan pernyataan To adalah sebagai berikut:
KataKunci NamaArray(BatasBawah To BatasAtas) As TipeData

Misalnya, Anda ingin menentukan batas bawah array adalah 1


dan batas atas array adalah 3, maka kode Macro yang Anda
tuliskan untuk mendeklarasikan array sebagai berikut:
Dim harga(1 To 3) As String

Berbeda dengan fixed array, ukuran dalam dynamic array dapat


berubah. Dynamic array sangat berguna dalam pemrograman
yang jumlah elemen array-nya tidak bisa diketahui sejak awal.
Format kode Macro dalam mendeklarasikan dynamic array adalah
sebagai berikut:
KataKunci NamaArray() As TipeData

Berikut contoh penulisan sebuah dynamic array:


Dim harga() As Single

2.12 Tipe Data


Setiap variabel, konstanta, atau array yang dideklarasikan dalam
VBA mempunyai tipe data. Pemilihan tipe data akan menentukan
nilai apa yang dapat ditampung oleh variabel, konstanta, atau
array. Oleh karena itu, pemilihan tipe data harus tepat dan sesuai
dengan nilai yang akan ditampung. Secara default, tipe data yang
digunakan dalam variabel, konstanta, atau array adalah variant.
Jika Anda tidak mengetahui dengan pasti tipe data yang akan
digunakan, tipe data sebaiknya dikosongkan atau diisi dengan tipe
data variant. Berikut beberapa tipe data dalam VBA.
Tipe data  Ukuran  Contoh 
Integer  2 byte  Semua bilangan antara ‐32.768 sampai 32.767 
Semua bilangan antara ‐2.147.483.648 sampai 
Long  4 byte 
2.147.483.648 
Bilangan negatif antara ‐3,402823 x 1038  sampai ‐
Single  4 byte 
1,401298 x 10‐45 

42
Bilangan positif antara 1,401298 x 10‐45 sampai ‐
3,402823 x 1038 
308
Bilangan negatif antara ‐1,7976931348623 x 10  
sampai ‐4,940656458623 x 10‐324 
Double  8 byte  ‐324
Bilangan positif antara 4,940656458623 x  10  
sampai 1,7976931348623 x 10308 
±79228162514264337593543950335 (tanpa titik 
desimal) 
Decimal  14 byte 
 ±7,9228162514264337593543950335 (dengan 28 
angka di belakang titik desimal) 
Bilangan dengan nilai antara 
Currency  8 byte  ‐922.337.203.685.477,5808 sampai 
922.337.203.685.477,5808 
Untuk menyimpan teks berisi 0 sampai 2 miliar 
String  1 byte 
karakter. 
Byte  1 byte  Bilangan antara 0 sampai 255 
Boolean  2 byte  Berisi nilai True (benar) atau False (salah) 
Menyimpan informasi tanggal dan waktu.  Tanggal 
Date  8 byte  antara 1 Januari 100 sampai 31 Desember 9999.  
Waktu antara 00:00:00 sampai 23:59:59. 
Digunakan untuk mengakses objek apa saja yang 
Object  4 byte  diperlukan oleh VBA, disimpan dalam alamat me‐
mory objek tersebut. 
Seluruh tipe data yang ada. Jika berupa teks, maka 
Variant   16 byte  akan disimpan dalam bentuk teks. Jika berupa 
bilangan, maka akan disimpan dalam tipe Double. 

2.13 Struktur Kontrol Keputusan


Visual Basic for Application menyediakan fasilitas untuk peng-
ambilan keputusan berdasarkan kondisi tertentu, yaitu If…Then,
If…Then…Else dan pernyataan Select Case.

2.13.1 If…Then
Pernyataan If…Then memungkinkan Anda untuk menjalankan
sebuah statement atau beberapa statement apabila suatu kondisi
terpenuhi. Format kode Macro untuk pernyataan If…Then adalah
sebagai berikut:

43
If Kondisi Then

Statement

End If

Apabila kondisi terpenuhi, statement yang mengikuti Then akan


dijalankan. Namun sebaliknya, jika kondisi tidak terpenuhi, maka
statement yang mengikuti Then tidak akan dijalankan.

2.13.2 If…Then…Else
Pernyataan If…Then…Else digunakan untuk mendefinisikan bebe-
rapa blok statement yang akan dijalankan salah satu berdasarkan
kondisi yang memenuhi syarat. Format kode Macro untuk per-
nyataan If…Then…Else adalah sebagai berikut:
If Kondisi1 Then

Statement1

ElseIf Kondisi2 Then

Statement2

Else

Statement3

End If

VBA pada awalnya akan menguji Kondisi1. Jika Kondisi1 ter-


penuhi, Statement1 akan dijalankan. Apabila tidak terpenuhi, VBA
akan menguji Kondisi2, dan seterusnya sampai ditemukan kondisi
yang memenuhi syarat untuk menjalankan Statement.

2.13.3 Select Case


Pernyataan Select Case digunakan untuk menguji “ekspresi” pada
setiap pernyataan Select Case. Format kode Macro untuk per-
nyataan Select Case sebagai berikut:
Select Case Ekspresi

Case Ekspresi1

Statement1

44
Case Ekspresi2

Statement2

Case Ekspresi3

Statement3

End Select

2.14 Struktur Pengulangan


Struktur pengulangan dalam VBA adalah struktur yang
menjalankan beberapa statement secara berulang-ulang. VBA
mempunyai struktur pengulangan Do…Loop, For…Next,
While…Wend dan For Each…Next.

2.14.1 Do…Loop
Struktur pengulangan Do…Loop digunakan untuk menjalankan
satu atau beberapa pernyataan jika kondisi benar atau hingga
suatu kondisi tersebut menjadi benar. Kata kunci untuk struktur
pengulangan yang menjalankan statement jika kondisi benar
adalah While. Format kode Macro struktur Do…Loop dengan kata
kunci While adalah sebagai berikut:
Do While Kondisi

Statement

Loop

Kata kunci untuk struktur pengulangan yang menjalankan


statement hingga suatu kondisi tersebut menjadi salah adalah
Until. Format kode Macro struktur Do…Loop dengan kata kunci
Until adalah sebagai berikut:
Do Until Kondisi

Statement

Loop

45
2.14.2 For…Next
Struktur pengulangan For…Next digunakan untuk menjalankan
satu atau beberapa statement dengan frekuensi pengulangan yang
telah ditentukan. Struktur pengulangan For…Next digunakan
untuk kondisi yang mempunyai nilai berurutan dan variabelnya
mempunyai nilai numerik. Format kode Macro struktur For…Next
adalah sebagai berikut:
For Variabel = NilaiAwal To NilaiAkhir

Statement

Next Variabel

Anda juga dapat menempatkan struktur pengulangan For…Next di


dalam struktur pengulangan For…Next yang lain, atau bisa disebut
Nested For. Format kode Macro struktur Nested For sebagai
berikut:
For Variabel1 = NilaiAwal1 To NilaiAkhir1

For Variabel2 = NilaiAwal2 To NilaiAkhir2

Statement

Next Variabel2

Next Variabel1

2.14.3 While…Wend
Struktur pengulangan While…Wend digunakan untuk menjalankan
satu atau beberapa statement selama suatu kondisi itu benar.
Format kode Macro struktur While…Wend adalah sebagai berikut:
While Kondisi

Statement

Wend

Apabila kondisi benar, maka semua statement akan dijalankan


dan ketika mencapai baris Wend, kontrol akan kembali lagi ke
baris While untuk melakukan evaluasi kembali nilai dari kondisi.

46
Apabila nilai kondisi masih memenuhi syarat atau benar maka
proses pengulangan akan terjadi lagi sampai kondisinya salah.
Apabila kondisi salah, maka program akan dihentikan oleh Wend.

2.14.4 For Each…Next


Struktur pengulangan For Each…Next merupakan struktur peng-
ulangan elemen objek dalam group objek. Struktur pengulangan
ini akan sangat membantu jika Anda tidak mengetahui berapa
elemen dalam group yang akan diulang. Format kode Macro
struktur For Each…Next adalah:
For Each Elemen in Group

Statement

Next Elemen

2.15 End
Statement End dipakai untuk memaksa program berhenti dari
suatu Sub Procedure, Function Procedure, ekspresi If, atau
deklarasi With.

2.15.1 End Sub


End Sub digunakan untuk mengakhiri Sub Procedure. Perhatikan
contoh berikut:
Sub BuatWorksheet()

Worksheets.Add

End Sub

2.15.2 End Function


End Function digunakan untuk mengakhiri sebuah Function
Procedure. Perhatikan contoh berikut ini:
Function LUAS(panjang, lebar)

LUAS = panjang * lebar

End Function

47
2.15.3 End If
End If digunakan untuk mengakhiri penggunaan ekspresi If.
If Range("A1").Value < 5 Then
Range("A2").Value = "Nilai kurang"
End If

2.15.4 End With


End With digunakan jika kita ingin mengakhiri penggunaan With di
awal sebuah pendeklarasian. Perintah Width dan End Width dapat
digunakan untuk menyingkat penulisan objek yang berulang-
ulang.
Range("D6:F6").Font.Name = "Calibri"
Range("D6:F6").Font.FontStyle = "Italic"
Range("D6:F6").Font.Size = 12
Range("D6:F6").Font.Underline = xlUnderlineStyleNone

Contoh Sub Procedure berikut ini juga akan menghasilkan perintah


yang sama dengan Sub Procedure di atas:
Range("D6:F6").Select

With Selection.Font
.Name = "Calibri"
.Font.FontStyle = "Italic"
.Font.Size = 12
.Font.Underline = xlUnderlineStyleNone
End With

48
BAB 2

Lingkungan Basis Data

Dalam bab ini akan membahas mengenai lingkungan basis data yang
mencakup sejarah sistem arsitektur basis data, tiga level ANSI-SPARC,
contoh tiga level tersebut secara rinci, Data Independence, Data
Dependence, bahasa yang digunakan dalam basis data, dan multi user
DBMS arsitektur secara singkat dan jelas.

2.1 Sejarah Sistem Arsitektur Basis Data

Usulan mengenai istilah standar dan umum mengenai arsitektur sistem


basis data dihasilkan oleh DBTG (Data Base Task Group) pada tahun
1971. Terdapat dua tingkat, yaitu:
• System View atau Schema, yaitu struktur basis data.
• User View atau Subschemas, yaitu bagian basis data yang dapat
dilihat oleh user atau program aplikasi.

Tahun 1975, The American National Standards Institute (ANSI),


Standards Planning and Requirement Committee (SPARC),
ANSI/X3/SPARC, menghasilkan pendekatan tiga tingkatan dalam
sebuah sistem katalog. Meskipun model ANSI-SPARC tidak menjadi
standar, tetapi ANSI-SPARC ini masih menyediakan dasar untuk penger-
tian beberapa fungsi dalam DBMS.

2.2 Tiga Level ANSI-SPARC

Tiga level ANSI-SPARC terdiri atas:

25
• Level Eksternal
Merupakan level individual user, di mana masing-masing user hanya
akan berkepentingan dengan satu bagian saja. Cara pandang
masing-masing user bersifat abstrak bila dibandingkan dengan
bagaimana sebenarnya data tersebut disimpan. Masing-masing
pandangan user tersebut disebut external view, yang berisi berbagai
tipe eksternal record.
Jadi, level ini berkaitan erat dengan pengguna, di mana dari tiap
pengguna hanya memerlukan sebagian data yang ada dalam basis
data. Cara pandang secara eksternal hanya terbatas pada entitas,
atribut, dan hubungan antara entitas yang diperlukan saja.
Karekteristik level eksternal ini sebagai berikut:
™ Cara pandang user terhadap basis data.
™ Berkenaan dengan apa yang tampak bagi para user dan
application developer.
™ Menjelaskan bagaimana data yang ada direpresentasikan untuk
user yang berbeda.

• Level Konseptual
Merupakan representasi informasi keseluruhan isi basis data, di
mana seluruh pandangan masing-masing user digabungkan. Perwu-
judannya abstrak, bila dibandingkan dengan bagaimana data
sesungguhnya tersimpan secara fisik. Pandangan konseptual ini
berisi berbagai tipe dari konseptual record yang didefinisikan oleh
konseptual skema, ditulis dalam Data Definition Language (DDL).
Pendefinisian skema konseptual dimaksudkan untuk menyertakan
fitur-fitur tambahan, seperti security dan integrity. Beberapa tujuan
utama dari skema konseptual, di antaranya menggambarkan enter-
prise secara lengkap, bagaimana data tersebut digunakan, bagai-
mana aliran data di dalam enterprise, kegunaan data untuk setiap
proses, dan proses kontrol atau audit yang diberikan pada setiap
proses.
Karekteristik level konseptual ini sebagai berikut:
™ Cara pandang keseluruhan basis data.

26
™ Menjelaskan data apa saja yang tersimpan dan hubungan antar-
data.

• Level Internal
Merupakan level terendah dalam representasi dari keseluruhan basis
data. Level ini berisikan berbagai tipe internal record yang didefini-
sikan oleh skema internal. Selain itu juga menjelaskan mengenai
alokasi ruang penyimpanan data dan index, bagaimana perwujudan
field-field yang disimpan, deskripsi record untuk penyimpanan yang
disertai dengan ukuran penyimpanan untuk data elemen, penem-
patan data, dan teknik enkripsi atau pengamanan data. Dengan
kata lain, level ini berkaitan erat dengan storage structure atau
stored database yang menerangkan tempat penyimpanan data pada
internal view dan storage structure definition yang menjelaskan
hubungannya dengan cara pengaksesan data yang disimpan.
Karekteristik level internal ini sebagai berikut:
™ Berkenaan dengan penyimpanan secara fisik.
™ Menjelaskan bagaimana data yang ada disimpan dalam basis
data.

Gambar 2.1 Arsitektur Tiga Level ANSI-SPARC.

27
2.3 Contoh Tiga Level ANSI-SPARC

Berikut ini bagaimana cara mengimplementasikan eksternal, konseptual,


dan internal level dalam suatu kasus pada Eagle Tour & Travel.
Eagle Tour & Travel adalah sebuah perusahaan jasa Tour and Travel
yang berdiri pada tahun 1997. Perusahaan ini melakukan kegiatan
operasionalnya per periode waktu. Dalam promosinya, Eagle Tour &
Travel melangsungkan program 10 Days Tour, yang berlangsung pada
tanggal 1 - 10 setiap bulannya. Eagle memiliki paket-paket tur, yaitu
Eropa Tour, America Tour, Asia Tour, Australia Tour, dan Afrika Tour.
Harga paket berdasarkan USD($) dan wajib dibayarkan berdasarkan
USD($) juga.
Untuk memudahkan kegiatan operasionalnya, Eagle mengadakan kerja
sama dengan beberapa perusahaan bertaraf internasional, yaitu perusa-
haan angkutan darat seperti bus dan kereta api, perusahaan angkutan
laut misalnya kapal pesiar, maskapai penerbangan, dan juga hotel-hotel
berbintang yang lokasinya sesuai dengan perjalanan pada negara yang
dituju oleh setiap tur. Kerja sama Eagle dengan perusahaan-perusahaan
tersebut ditandai dengan adanya perjanjian kontrak. Masa kontrak
masing-masing partner, yaitu selama 30 hari. Harga tiap kontrak
berbeda-beda, tergantung kesepakatan antara Eagle dengan partner.
Eagle membayar 50% dari jumlah harga kontrak dalam USD di awal
tanggal perjanjian, dan melunasinya di akhir tanggal perjanjian. Pem-
bayaran mutlak dilakukan melalui transfer.
Saat proses pemesanan, pelanggan dipersilakan untuk memilih jenis
paket yang diinginkan, lalu pelanggan melakukan registrasi, kemudian
identitas pelanggan tersebut dicatat. Setelah itu, pelanggan wajib
membayar uang muka minimum sebesar 10 % dari jumlah harga paket,
dapat dibayar tunai ataupun transfer. Proses pemesanan dan pemba-
yaran uang muka tersebut dicatat. Jika satu pelanggan memesan tiket
yang kuantitasnya lebih dari satu, maka data pelanggan yang lain juga
akan dicatat segera. No pemesanan pelanggan, akan dipegang oleh
pelanggan dan tour guide. Sedangkan tiket dipegang hanya oleh tour
guide.
Pada tanggal keberangkatan, pelanggan memberikan nomor peme-
sanan sebagai bukti, kepada tour guide. Apabila nomor pemesanan

28
yang dipegang pelanggan sesuai dengan nomor pemesanan yang
dipegang tour guide, maka pelanggan akan mendapatkan tiket sesuai
dengan kuantitas yang dia pesan.
Pelanggan wajib melunasi seluruh pembayaran paling lambat 2 minggu
sebelum tanggal keberangkatan. Jika tidak dilunasi maka pelanggan
tidak berhak untuk menikmati paket tur yang telah dia pilih dan pesan,
dan uang muka yang telah dibayar tidak dapat dikembalikan lagi.
Pemesanan tiket paling lambat dilakukan 2 minggu sebelum tanggal
keberangkatan. Dan apabila pelanggan memesan tepat saat 2 minggu
sebelum tanggal keberangkatan, mereka harus melunasinya saat itu
juga.
Pelanggan juga memiliki hak untuk membatalkan pesanan, namun
pelanggan akan dikenakan Cancellation Fee sebesar 10% dari jumlah
harga paket yang ia pesan. Proses ini juga akan tercatat.
Dari kasus tersebut, kita dapat membuat tiga level ANSI SPARC sebagai
berikut.

Level Eksternal

29
Level Konseptual
Di bawah ini beberapa contoh dari level konseptual.
1. Yang merupakan konseptual dari Eksternal View 2 dan 3.
KdPesan  TglPesan  NmPelanggan  NmPaket  HrgPaket  StsBayar  Banyak 

2. Yang merupakan konseptual dari Eksternal View 5 dan 7.


JmlPelanggan  JmlPendapatan  JmlPengeluaran  KdPaket 

Tabel 2.1 Contoh Level Konseptual


Konseptual 3  Konseptual 4  Konseptual 5  Konseptual 6  Konseptual 7 
KodeCustomer  NIK    ………………  ………………  ……………… 
NamaCustomer  NamaKaryawan  ………………  ………………  ……………… 
Alamat  Jabatan    ………………  ………………  ……………… 
    Alamat  ………………  ………………  ……………… 
TanggalLahir     ………………  ………………  ……………… 
    TanggalLahir  ………………  ………………  ……………… 
No Telp    No Telp   
Status   

Level Internal
Pada level internal, maka akan digunakan SQL Server 2000 sebagai
contoh dalam mengimplementasikan pembuatan database yang telah
didesain sebelumnya.
Terdapat 2 cara untuk membuat database sebagai berikut.

1. Cara Pertama, pilih Start ⇒ All Programs ⇒ Microsoft SQL


Server 2008 ⇒ SQL Server Management Studio

30
Gambar 2.2 Menu Microsoft SQL Server 2008.

31
Gambar 2.3 Login dan tampilan awal Microsoft SQL 2008.

Setelah ditampilkan jendela Console tree, klik kanan Databases dan


pilih New Database.

Gambar 2.4 Membuat database.

Kemudian tampil jendela Database Properties, isilah kotak Database


Name dengan nama TRAVEL dan klik tombol OK.

32
Gambar 2.5 Database baru.

Untuk membuat tabel, klik 2 kali pada database TOUR & TRAVEL
sehingga tampil jendela TOUR & TRAVEL Properties.
Kemudian pilih tombol OK pada jendela tersebut, maka akan tampil
objek-objek database yang terdiri atas Diagrams, Tables, Views, Stored
Procedures, Users, Roles, Rules, Defaults, User Defined Data Types, dan
User Defined Functions.
Lalu klik kanan Tables dan pilih New Table, atau klik ganda Tables dan
klik kanan tabel yang tersebut, kemudian pilih menu New Table .

33
Gambar 2.6 Membuat tabel.

Layar berikutnya adalah Design Table yang terdiri atas empat kolom,
yaitu:
1. Column Name
Berfungsi untuk membuat nama kolom yang terdapat dalam suatu
tabel yang akan kita buat.
2. Data Type dan Length
Berfungsi untuk mendefinisikan tipe data suatu kolom yang kita buat
agar SQL mengetahui bagaimana data dalam kolom dapat diolah
dan memperlakukan data tersebut dalam kolom. Sedangkan Length
berfungsi untuk menentukan batas jumlah maksimum karakter suatu
tipe data dalam sebuah kolom yang kita buat, dan batasnya tidak
boleh melebihi batas jumlah maksimum karakter jenis tipe data yang
dipilih.
3. Allow Nulls
Berfungsi untuk menentukan apakah kolom yang dibuat tersebut
dapat tidak berisi nilai (dalam arti kosong, bukan nol/0) atau terisi
nilai. Untuk kolom yang merupakan primary key, kolom tersebut
akan secara otomatis NOT NULL.
Berikut ini tampilan design tabel pada salah satu tabel yang dibuat, yaitu
Ms_Customer.
34
Gambar 2.7 Desain tabel.

35
2. Cara Kedua, pilih New Query pada layar Microsoft SQL Server
2008

Gambar 2.8 Menu New Query.

Gunakan syntax "CREATE DATABASE Nama_Database" dan ketiklah


pada layar query.

Gambar 2.9 Create database dan create table.

36
2.4 Data Dependence
Yakni struktur data yang didefinisikan dalam program. Istilah lainnya
menyebutkan sebagai data structure dependence, yaitu ketergantungan
terhadap struktur data. Lebih jelasnya lagi adalah ketergantungan
aplikasi atau program terhadap struktur data yang diperlukan oleh apli-
kasi atau program tersebut. Ciri lainnya adalah teknik akses dinyatakan
secara eksplisit. Hal ini dapat dilihat pada contoh penggalan COBOL.
Berikut contoh penggalan-penggalan program yang menunjukkan pen-
definisian struktur data dalam program tersebut.

Penggalan Program COBOL


1 2 3
dan seterusnya 7
123456789012345678901234567890123456789012345678901234567890
1 IDENTIFICATION DIVISION.
2 PROGRAM-ID. Pendataan-Brg.
3 AUTHOR. Indrajani (09-03-2008).
4 SECURITY. Program Pendataan Master Barang.
5
6 ENVIRONMENT DIVISION.
7 INPUT-OUTPUT SECTION.
8 FILE-CONTROL.
9 SELECT MsBrg ASSIGN TO DISK
10 ORGANIZATION IS
SEQUENTIAL
11 ACCESS MODE IS
SEQUENTIAL.
12
13 DATA DIVISION.
14 FILE SECTION.
15 FD MsBrg
16 LABEL RECORD IS STANDARD
17 VALUE OF FILE-ID is ’MSBRG.DAT’.
18 01 DATA-MsBrg.
19 05 KdBrg PIC X(20).
20 05 NmBrg PIC X(100).
21 05 Harga PIC 9(7).
22 :
23 :
24 WORKING-STORAGE SECTION.
25 77 NOBRS PIC 9(3).
26 77 KD-BRG-M PIC X(20) VALUE SPACES.
27 :
28 :

37
Penggalan Program Turbo Pascal
Tipe_Barang = Record
KdBrg : String(20);
NmBrg : String(100);
End;
Var Rec_Brg : Tipe_Barang;

Penggalan Program C++


struct Barang
{
char kdbrg[20];
char nmbrg[100];
};

Misalnya terjadi perubahan sedikit saja seperti panjang data untuk kdbrg
dari 20 digit menjadi 30 digit, maka struktur data yang tertulis dalam
program COBOL, program TURBO PASCAL, dan program C++ harus
dianalisis ulang, apakah berdampak pada keseluruhan sistem informasi
atau tidak. Kemudian ditulis ulang programnya dan dites kembali. Hal
ini sangat memerlukan waktu, tenaga, dan dapat terjadi kesalahan.
Karekteristik ini terdapat pada File Based System yang dikenal dengan
nama program-data dependence. Lihat kembali Bab 1.

2.5 Data Independence


Kebalikan dengan data dependence, Data Independence ini memiliki
sifiat tidak bergantung terhadap struktur data. Contohnya struktur data
pada basis data. Di mana setiap terjadi perubahan struktur dianggap
bersifat logik dan bukan fisik.
Contoh yang lebih nyata lagi adalah program aplikasi yang dibuat
dengan FoxPro, dbase, Clipper, dan sebagainya. Data yang digunakan
oleh program-program tersebut adalah DBF (Data Base File), yang
paradigmanya saat ini telah bergeser menjadi tabel. Selain itu, tidak
perlu ada statement yang menyatakan teknik akses. Jika memerlukan
indeks, maka rincian mekanismenya terdapat dalam data tersebut,
bukan dalam program aplikasinya. Artinya, bila terdapat indeks, maka
pengaksesan akan bersifat indeks. Sedangkan jika indeks dihilangkan,
maka pengaksesan akan dilakukan secara sequential dan program
aplikasi tidak perlu diubah. Hal ini merupakan salah satu sifat data
independence.
38
Terdapat 2 jenis data independence, yaitu:
1. Logical
Karekteristik Logical Data Independence sebagai berikut:
o Menunjukkan kekebalan skema eksternal terhadap perubahan
skema konseptual.
o Perubahan skema konseptual seperti penambahan atau pengha-
pusan entity tidak memerlukan perubahan skema eksternal atau
penulisan ulang program aplikasi.
2. Physical
Karekteristik Physical Data Independence sebagai berikut:
o Menunjukkan kekebalan skema konseptual terhadap perubahan
skema internal.
o Perubahan skema internal seperti menggunakan organisasi file
yang berbeda, perubahan struktur, atau peralatan penyimpanan
tidak memerlukan perubahan skema konseptual maupun skema
eksternal.

Gambar 2.10 Contoh DBF.

Gambar 2.11 Logical dan Physical Data Independence.

39
2.6 Bahasa Basis Data
Bahasa Basis Data terbagi atas dua jenis, yaitu:
• Data Definition Language (DDL)
Bahasa yang memungkinkan DBA atau user untuk mendefinisikan,
menerangkan, dan memberi nama entitas-entitas, atribut, serta
relationship yang dibutuhkan untuk aplikasi, termasuk batasan-
batasan keamanan dan integritasnya.
• Data Manipulation Language (DML)
Bahasa yang menyediakan operasi dasar manipulasi data pada data
yang terdapat dalam basis data. Adapun operasi yang dapat dilaku-
kan adalah menyisipkan, memodifikasi, memanggil, dan menghapus
data.

DML terbagi atas:


• Procedural DML
Bahasa yang memungkinkan user (umumnya programmer) untuk
memberi instruksi pada sistem mengenai data yang dibutuhkan dan
cara pemanggilannya. Artinya, user harus menjelaskan operasi
pengaksesan data yang akan digunakan menggunakan prosedur
yang ada untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
• Non-Procedural DML
Bahasa yang memungkinkan user untuk menentukan data yang
dibutuhkan dengan menyebutkan spesifikasinya tanpa merinci ba-
gaimana cara mendapatkannya.

Fourth Generation Language (4GL)


User lebih menekankan pada pendefinisian apa yang akan dikerjakan,
daripada bagaimana mengerjakannya. 4GL ini mencakup:
• Query Languages
• Form Generators
Merupakan fasilitas interaktif untuk membuat form input data dan
tampilannya. Mendefinisikan rancangan tampilan, informasi apa

40
saja yang akan disajikan, komponen warna pada layar, dan
karekteristik lainnya.
• Report Generators
Memungkinkan user untuk mengambil data yang diperlukan untuk
membuat laporan. Lebih menekankan pada rancangan output, yaitu
bagaimana suatu laporan akan disajikan.
• Graphics Generators
Mengambil data dari basis data dan menampilkannya dalam bentuk
grafik, seperti bar, chart, pie chart, line chart, dan sebagainya.
• Application Generators
Menghasilkan program yang berhubungan dengan data, menen-
tukan bagaimana menampilkan fungsi-fungsi.

2.7 Multi User DBMS Arsitektur


Terdapat beberapa arsitektur DBMS multi user, yaitu:
• Teleprocessing
o Arsitektur tradisional
o Sebuah CPU terhubung dengan beberapa workstation. Contoh-
nya mainframe dengan sejumlah terminal yang terpasang.
o Basis data terdapat pada server.
o Program aplikasi terdapat pada server.
Kelemahan arsitektur ini:
o Mahal sehingga timbul tren yang mengarah pada downsizing.

41
Gambar 2.12 Topologi Teleprocessing dan Topologi File Server.

• File Server
o Menghubungkan beberapa workstation melalui jaringan kom-
puter.
o Basis data terdapat pada server.
o Basis data dan program aplikasi berjalan di tiap-tiap work-
station.
Kelemahan arsitektur ini:
o Lalu lintas jaringan yang padat.
o Basis data di-copy ke masing-masing workstation saat program
aplikasi berjalan.
o Concurency, recovery, dan integrity control lebih rumit.

• Client Server
o Basis data terdapat pada server dan diatur di sana.
o Client mengatur user interface dan menjalankan aplikasi.
o Program aplikasi berada di client, bukan di server.
Kelebihan arsitektur ini:
o Akses yang lebih luas ke basis data.
o Kinerja yang lebih baik.

42
o Memungkinkan pengurangan biaya hardware.
o Memungkinkan pengurangan biaya komunikasi.

Gambar 2.13 Topologi Client Server.

Keterangan Gambar 2.13:


A = Single Server - Single Client
B = Single Server - Multiple Client
C = Multiple Server - Multiple Client

Tabel 2.2 Fungsi Client dan Fungsi Server


Fungsi Client  Fungsi Server 
• Mengatur user interface  • Menerima dan memproses permintaan 
• Menerima  dan  memeriksa  sintaks  basis data dari client 
input dari user  • Memeriksa otorisasi 
• Membangun  permintaan  basis  data  • Menjamin batasan integritas 
dan mengirimkannya ke server  • Menampilkan  query  atau  proses 
• Memberikan respons balik pada user  update dan mengirimkannya pada user 
• Memelihara sistem catalog 
• Menyediakan recovery control 
• Menyediakan  akses  basis  data  yang 
akurat 

43
N-Tier
Pada tahun 1990-an berkembang pemikiran tentang arsitektur 3-Tier,
yaitu:
• Database-Tier yang berisi DBMS porsi server.
• Application-Tier yang berisi basis data porsi client dan juga dapat
berupa program aplikasi.
• Client-Tier, tidak memerlukan basis data dan DBMS, hanya berupa
user interface.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.

Gambar 2.14 Topologi Three Tier.

Tabel 2.3 Peran Users – Programmers – Database Administrator


Users  Programmers  Database Administrator 
• Viewing data  • Program creation  • DDL handler 
• DML over application  • User shortage or  • Defining security 
program  strikes  policies and procedures 
• DML over pre‐compiler 
or query 

44
Perbedaan Two-Tier dengan Three-Tier

Gambar 2.15 Topologi Two-Tier dan Three Tier.

Gambar 2.16 Topologi Two-Tier Versus Three-Tier.

45
Transaction Processing Monitors (TPM)
Merupakan program yang mengontrol transfer data antara client dan
server untuk menyediakan lingkungan yang konsisten, khususnya Online
Transaction Processing (OLTP). Selain itu juga, TPM ini merupakan
bagian tengah atau middle-tier dari topologi three tier. Adapun fungsi
TPM ini meliputi:
• Transaction Routing
Dapat meningkatkan skalabilitas dengan pengarahan transaksi ke
berbagai DBMS secara spesifik.
• Managing Distributed Transactions
Mengatur transaksi yang memerlukan akses data ke berbagai DBMS
yang dapat saja berbeda. Misalnya Oracle DBMS pada lokasi 1,
data Microsoft SQL DBMS pada lokasi 2, dan sebagainya.
• Load Balancing
Membuat keseimbangan permintaan user ke berbagai DBMS dari
satu komputer atau lebih.
• Funneling
Dalam lingkungan dengan jumlah user yang banyak, kadang-
kadang sulit bagi user untuk mengakses DBMS secara bersamaan.
TPM ini dapat membangun koneksi dengan DBMS selama atau
ketika memerlukan koneksi sehingga user dapat menggunakan
koneksi tersebut.
• Increased Reliability
TPM bertindak sebagai manajer transaksi, melakukan tindakan yang
perlu agar konsistensi basis data terpelihara dengan DBMS sebagai
manajer sumber daya. Jika DBMS yang dituju bermasalah atau
gagal, TPM akan mampu menyampaikan transaksi tersebut pada
DBMS yang lain atau menyimpan sampai DBMS tadi normal
kembali.

46
Desain Kalender Meja

Bab 02

Desain Kalender Meja

Design Result

Fasilitas yang diperlukan untuk membuat kreasi desain dan


efek >>>>
ƒ Rectangle Tool, Polyline Tool, Pen Tool, Text Tool
ƒ Rotate, Shape Tool
ƒ Fountain Fill, Uniform Fill, Interactive Transparency Tool,
Blend Tool, dan Transformation

Professional Graphic Design with CorelDRAW 13


Desain
Bab 02 Kalender Meja

1 Bukalah lembar baru untuk memper-


mudah pengerjaan dan penyimpanan
dalam pembahasan ini.
Caranya: pilih menu File > New, atau
tekan Ctrl+N kemudian klik ikon
Landscape pada Property Bar,
karena kita akan gunakan format
Landscape ukuran 14.403” x 9.503”.

2 Buat background dengan cara klik Rectangle Tool (F6) pada Toolbox. Kemudian
klik dan tarik mouse lalu lepaskan. Perbesar kotak dengan cara klik ujung kotak > tarik
kursor ke sudut area gambar hingga sebesar area gambar (lembar kerja CorelDRAW).

3 Isi kotak dengan gambar image sebagai background yang berformat JPEG dengan
cara: pilih menu File > Import > pilih file dari folder Anda, misalnya seperti contoh >
klik tombol Import. Kemudian buat ukuran image sebesar gambar kotak.

14 Professional Graphic Design with CorelDRAW


Desain Kalender Meja

4 Gambarkan objek dengan bentuk seperti contoh (A) menggunakan Polyline Tool
. Gunakan bantuan Shape Tool pada Toolbox > pilih Convert Line to
Curve pada Property Bar untuk mengubah bentuk hingga seperti pada contoh (B).

A B

5 Warnai objek tersebut dengan cara klik


Fill Tool pada Toolbox > pilih
Uniform Fill pada Toolbox
> pilih Uniform Fill hingga muncul kotak
dialog Uniform Fill, misalnya pilih
warna seperti pada contoh > klik OK.

Professional Graphic Design with CorelDRAW 15


Desain
Bab 02 Kalender Meja

6 Ulangi langkah nomor 5 untuk membuat objek yang sama dengan warna gradasi
kuning (Yellow). Transparansikan objek yang sudah terbuat menggunakan
Transparency Tool . Caranya: klik Interactive Blend Tool pada
Toolbox > pilih Transparency Tool > klik+drag lalu tarik ke samping kiri
atas hingga gambar bisa seperti contoh.

7 Buatlah dua garis di pojok kanan dan kiri atas seperti pada contoh gambar. Warnai
garis tersebut dengan cara klik Outline pada Toolbox > Outline Color
> pilih warna putih (White) pada Color Palettes.

8 Setelah itu, aktifkan Interactive Blend Tool, caranya: klik


Interactive Blend Tool pada Toolbox. Lakukan
pengaturan terhadap parameter, misalnya isikan 90 pada
Number of steps > dan isikan Rotate: 135 > klik Apply
dan lihat hasilnya hingga seperti gambar di bawah.

16 Professional Graphic Design with CorelDRAW


Desain Kalender Meja

9 Pada pembuatan contoh kalender ini,


misalnya pilih bulan Juni, maka lang-
sung saja klik Text Tool (F8) pada
Toolbox > klik pada area gambar >
ketik Juli > tentukan jenis huruf misal-
nya Catz dan ukuran: 88.035 pt atau
sesuai dengan keinginan Anda.

10 Warnai teks dengan warna putih (White) pada Color Palettes, kemudian klik kanan
warna merah (Red) pada Color Palettes untuk memberi warna outline atau seleksi
teks > tekan F12 > kotak dialog Outline Pen > pilih warna > atur Width: 4.0 pt > OK.

11 Tambahkan angka tahun di bawah tulisan nama bulan (misalnya tahun 2014) dengan
warna outline teks putih (White). Misalnya gunakan jenis huruf EuroseWide Heavy
dengan ukuran 54.064 pt. Ubah ketebalan garis outline (Width) teks putih dari jenis
Hairline menjadi 3.0 pt .

Professional Graphic Design with CorelDRAW 17


Desain
Bab 02 Kalender Meja

12 Buat garis di bawah nama bulan dan


tahun seperti di samping dengan cara
klik Freehand Tool (F5) pada
Toolbox > pilih Pen Tool . Atur
ketebalan garis dan warnai garis
dengan cara klik kanan pada warna
putih di Color Palettes.

13 Lakukan cara yang sama seperti langkah sebelunya untuk membuat garis di bawah
angka tahun 2014, dengan warna yang sama tetapi bentuknya berbeda.

14 Dengan menggunakan Freehand Tool (F5) pada Toolbox > pilih Polyline Tool
buatlah bentuk jajaran genjang sesuai contour garis putih kemudian
warnai dengan warna merah (Red) dan hilangkan garis tepinya (outline) hingga
seperti contoh gambar di bawah.

18 Professional Graphic Design with CorelDRAW


Desain Kalender Meja

15 Caranya:
Isi bagian tengah jajaran genjang tersebut dengan tulisan nama hari MINGGU.
klik Text Tool (F8) pada Toolbox > klik di bagian dalam jajaran genjang
untuk memunculkan kursor > ketik MINGGU > misalnya beri warna putih (White),
jenis huruf Poppea, dan ukuran 15 pt hingga seperti pada contoh gambar.

16 langkah
Dengan cara yang sama menggunakan Text Tool (F8) pada Toolbox seperti
sebelumnya, buat nama-nama hari dari Senin hingga Sabtu dengan jenis dan
ukuran serta warna huruf sama seperti pada contoh di bawah.

17 Dengan bantuan kalender Juli 2014,


kita buat urutan tanggalnya sesuai
kalender. Klik Text Tool (F8) pada
Toolbox > posisikan kursor di bagian
bawah hari yang bertepatan pada
tanggal 1, misalnya pada kalender Jenis huruf:
adalah hari Rabu > lakukan klik > ketik Arnold Boecklin,
ukuran: 44.658 pt
angka 1 > tekan Enter (untuk membuat
susunan angka ke bawah) > kemudian
ketik tanggal yang lain selama satu
minggu pada hari Rabu tersebut.

18 Lengkapi tanggal yang lain hingga menjadi sebuah urutan angka kalender bulan Juli
tahun 2014, misalnya gunakan jenis huruf Arnold Boecklin dan ukuran: 44.658 pt.

Professional Graphic Design with CorelDRAW 19


Desain
Bab 02 Kalender Meja

19 Warnai hari libur (tanggal 28 dan 29) dengan warna merah, dan hari biasa warna
Yellow (kuning). Caranya: seleksi tanggal yang akan diubah warnanya > lakukan blok
dengan cara klik+drag > klik warna merah (Red) pada Color Palette.

20 Tuliskan pula keterangan pelengkap (event/hari libur Nasional) di bagian kanan bawah
tanggal menggunakan Text Tool (F8) pada Toolbox. Misalnya gunakan jenis
huruf Arizona dan ukuran 13.438 pt dengan warna putih hingga seperti contoh.

21 Agar warna tanggal


Rectangle Tool (F6)
lebih terlihat jelas, tambahkan background menggunakan
pada Toolbox, buat kotak seperti pada contoh di bawah.

20 Professional Graphic Design with CorelDRAW


Desain Kalender Meja

22 Dalam keadaan kotak masih terseleksi, ubah bentuk sudut kotak menjadi lengkung
menggunakan Shape Tool (F10) pada Toolbox hingga terbentuk seperti pada
contoh di bawah.

23 Warnai objek kotak dengan warna 80%


Black > buat warna kotak transparan
dengan cara klik Interactive Blend Tool
pada Toolbox > pilih Interactive
Transparency Tool > pilih Uniform pada
Property Bar. Selanjutnya posisikan objek
kotak di bawah warna kuning dan biru.

24 Untuk memperindah tampilan kalender


atau iklan produk (jika diperlukan),
tambahkan kalender dengan gambar
image, misalnya bangunan. Caranya
pilih menu File > Import > kotak dialog
Import > pilih file Image yang akan
digunakan > klik Import > tempatkan di
sebelah kiri angka tanggal dan ten-
tukan besarnya sesuai kotak back-
ground angka tanggal.

Professional Graphic Design with CorelDRAW 21


Desain
Bab 02 Kalender Meja

25 (F6)
Tambahkan garis bingkai image dengan garis kotak menggunakan Rectangle Tool
pada Toolbox, lalu hilangkan isi bingkai dengan cara klik No Fill pada Color
Palettes. Ubah ketebalan garis bingkai dengan cara klik Outline pada Toolbox > 8 pt
> warnai garis dengan cara klik Outline > pilih Outline Color (Shift+F12) >
pilih warna abu-abu (50% Black) pada Color Palettes.

26 Beri keterangan nama image di bagian atas bingkai, misalnya menggunakan jenis
huruf Edwardian Script ITC dengan 26.473 pt, caranya: klik Text Tool (F8) pada
Toolbox > ketik teks. Warnai dengan warna kuning (Yellow) seperti contoh di bawah.

27 Caranya:
Buat lubang pada bagian pojok kiri atas kalender menggunakan Ellipse Tool (F7) .
klik Ellipse Tool (F7) pada Tool box > buat lingkaran kecil dengan
ukuran seperti terlihat di bawah > warnai lingkaran dengan warna putih.

22 Professional Graphic Design with CorelDRAW


Desain Kalender Meja

28 Buat ketebalan garis tepi lingkaran, dengan klik Outline pada Toolbox > pilih 8 pt.
lalu warnai garis dengan cara klik Outline > Outline Color (Shift+F12) > pilih
warna abu-abu hingga seperti pada contoh.

29 Buat kotak dengan ukuran seperti pada


contoh menggunakan Rectangle Tool
(F6 ) pada Toolbox > aktifkan
Shape Tool pada Toolbox >
klik+drag sudut kotak ke arah sam-
ping, hingga bentuk kotak berubah
menjadi objek lonjong seperti pada
gambar contoh di samping.

30 Warnai objek lonjong tersebut dengan cara klik Fill Tool


Fountain Fill
pada Toolbox > pilih
> kotak dialog Fountain Fill pilih Type: Linear > pada Color blend
 
pilih Two color > pada From pilih 50% Black > pada To pilih warna putih > klik OK.
Hilangkan garis tepinya dengan klik Outline pada Toolbox > pilih None .

Professional Graphic Design with CorelDRAW 23


Desain
Bab 02 Kalender Meja

31 Seleksi lubang lingkaran dan objek bentuk lonjong yang baru saja dibuat, kemudian
pilih menu Arrange > Transformations > Position (Alt+F7).

32 Duplicate
Pada kotak dialog Transformation di sebelah kanan area gambar, klik tombol >
pada bagian Position > H: 0.6 > V: 0.0 > Apply To Duplicate. Ulangi klik Apply To
hingga objek hasil penggandaan penuh rata ke kanan seperti contoh.

33 Setelah itu, masukkan logo perusahaan dari file Anda, caranya: pilih menu File >
Import > kotak dialog Import > pilih file Image yang akan digunakan > klik Import >
tempatkan di pojok kanan bawah hingga seperti contoh berikut.

24 Professional Graphic Design with CorelDRAW


Desain Kalender Meja

34 Buat garis horizontal dan vertikal menggunakan Pen Tool pada Toolbox
kemudian warnai dengan warna putih dan letakkan pada bagian tepi kanan serta
bawah desain kalender, hingga terbentuk seperti contoh berikut.

35 Setelah membuat dua garis di atas, maka selesailah sudah proses untuk membuat
kalender (desk calendar). Simpan desain kalender dengan pilih menu File > Save.

Professional Graphic Design with CorelDRAW 25


Desain
Bab 02 Kalender Meja

26 Professional Graphic Design with CorelDRAW


Mengurutkan
dan Menyaring Data

Sort dan Filter dapat dikatakan sebagai fitur Excel yang paling
sering digunakan untuk mengelola database. Fitur Sort digunakan
untuk mengurutkan data, sedangkan filter merupakan fitur penya-
ringan data yang digunakan untuk menampilkan record data
dalam database, sesuai kriteria yang kita tentukan.

3.1 Mengurutkan Data


Pada saat menginput data ke dalam database, pada umumnya kita
tidak memerhatikan apakah data yang kita masukkan sudah
mempunyai urutan yang teratur. Misalnya data urut berdasarkan
alfabet atau berdasarkan nilai dari tertinggi ke terendah. Untuk
menampilkan data agar lebih informatif, kita dapat mengurutkan
data dalam database. Ada dua model pengurutan menggunakan
fitur Sort Excel, yaitu ascending dan descending.
 Ascending
™ Pengurutan data teks secara alfabetik, dimulai dari A ke Z.
™ Pengurutan data tanggal dimulai dari data paling lama ke
data paling baru (oldest to newest).
™ Pengurutan data angka dimulai dari nilai yang paling kecil
ke nilai yang paling besar (smallest to largest).
 Descending
™ Pengurutan data teks secara alfabetik, dimulai dari Z ke A.
™ Pengurutan data tanggal dimulai dari data paling baru ke
data paling lama (newest to oldest).

23
™ Pengurutan data angka dimulai dari nilai yang paling besar
ke nilai yang paling kecil (largest to smallest).
1. Buka file Mengurutkan Data.xlsx dalam Bonus CD.
2. Dalam contoh kali ini, kita akan mengurutkan data tanggal
secara ascending (oldest to newest). Tempatkan pointer mouse
pada salah satu sel dalam range B3:B63. Jika sudah, klik
tombol Sort Oldest to Newest dalam tab Data group Sort &
Filter.

Gambar 3.1 Mengurutkan data tanggal secara ascending.

3. Untuk mengurutkan data secara descending (newest to oldest),


klik tombol Sort Newest to Oldest dalam tab Data group
Sort & Filter.

Gambar 3.2 Mengurutkan data tanggal secara descending.

24
Sebagai catatan, fitur Sort tidak dapat dijalankan jika ada range
yang digabungkan (merge) dalam database yang diurutkan.
Muncul kotak pesan seperti pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Kotak pesan peringatan.

3.2 Mengurutkan Data Tingkat Lanjut


Anda dapat melakukan pengurutan secara lebih spesifik meng-
gunakan kotak dialog Sort. Dengan pengaturan pengurutan yang
ditentukan sendiri, tampilan tabel tentu akan lebih informatif.
1. Buka file Mengurutkan Data Tingkat Lanjut.xlsx yang
disertakan dalam Bonus CD.
2. Blok range A2:F63 kemudian klik tombol Sort dalam tab Data
group Sort & Filter. Muncul kotak dialog Sort.

Gambar 3.4 Kotak dialog Sort.

3. Melalui kotak dialog Sort, Anda dapat melakukan pengaturan


pengurutan data sebagai berikut:
™ Pilihan My data has headers digunakan untuk menentukan
apakah data yang diblok (range yang diseleksi) mempunyai
judul kolom pada baris paling atas. Beri tanda centang jika
data yang diblok mempunyai judul kolom.
™ Kotak pilihan Sort by digunakan untuk memilih kunci
pengurutan. Kunci pengurutan dibuat berdasarkan nama
field (judul kolom).

25
™ Kotak pilihan Sort on digunakan untuk memilih dasar
pengurutan, apakah berdasarkan nilai (Values), warna sel
(Cell Color), warna font (Font Color), atau ikon sel (Cell
Icon).
™ Tombol Options... digunakan untuk menampilkan kotak
dialog Sort Options. Jika pilihan Case sensitive dicentang,
maka huruf kecil akan diurutkan terlebih dahulu pada
pengurutan Ascending (A to Z). Pada pilihan Orientation,
Anda dapat memilih apakah akan mengurutkan data secara
vertikal dari atas ke bawah (Sort top to bottom) atau secara
horizontal dari kiri ke kanan (Sort left to right).

Gambar 3.5 Kotak dialog Sort Options.

™ Kotak pilihan Order digunakan untuk memilih model peng-


urutan, apakah ascending, descending atau dari daftar
Custom Lists.
™ Tombol Add level digunakan untuk menambah level kunci
pengurutan. Misalnya, kunci pengurutan pertama
berdasarkan nama salesman sedangkan kunci pengurutan
kedua berdasarkan total penjualan.
™ Tombol Delete level digunakan untuk menghapus level
kunci pengurutan terpilih.
™ Tombol Copy level digunakan untuk menyalin kunci peng-
urutan terpilih.
™ Tombol Move Up digunakan untuk memindah kunci
pengurutan terpilih ke atas, sedangkan tombol Move Down
digunakan untuk memindah kunci pengurutan terpilih ke
bawah. Kunci pengurutan yang terletak lebih atas akan
dijalankan terlebih dahulu.

26
4. Dalam contoh kali ini, kita akan mengurutkan data 2 level.
Level pengurutan pertama adalah nama salesman secara
ascending, sedangkan level pengurutan kedua, tanggal secara
descending.
¾ Beri tanda centang pada pilihan My data has headers
karena range yang diseleksi mempunyai judul kolom pada
baris paling atas.
¾ Pilih Salesman pada kotak pilihan Sort by sebagai kunci
pengurutan level pertama.
¾ Pilih Values pada kotak pilihan Sort on karena dasar peng-
urutan berdasarkan nilai.
¾ Pilih A to Z pada kotak pilihan Order untuk memilih model
pengurutan secara ascending.
¾ Klik tombol Add level untuk menambah level kunci pengu-
rutan.
¾ Pilih Tanggal pada kotak pilihan Sort by sebagai kunci
pengurutan level kedua.
¾ Pilih Values pada kotak pilihan Sort on karena dasar
pengurutan berdasarkan nilai.
¾ Pilih Newest to Oldest pada kotak pilihan Order untuk
memilih model pengurutan secara descending.

Gambar 3.6 Pengaturan pengurutan data tingkat lanjut.

5. Jika pengaturan sudah selesai, klik OK. Hasil pengurutan data


akan terlihat seperti Gambar 3.7. Data nama salesman diurut-
kan terlebih dahulu. Setelah itu, data diurutkan berdasarkan
tanggal.

27
Gambar 3.7 Hasil pengurutan data.

3.3 Menyaring Data (Filter)


Fitur penyaringan data (Filter) digunakan untuk menampilkan data
dengan kriteria yang Anda tentukan. Data yang masuk dalam
kriteria akan ditampilkan, sedangkan yang tidak masuk dalam
kriteria akan disembunyikan. Penyaringan data dilakukan melalui
drop down Filter yang ditampilkan pada judul kolom.
1. Buka file Menyaring Data (Filter).xlsx dalam Bonus CD.
2. Blok range database yang akan disaring (A2:F63). Klik tombol
Filter dalam tab Data group Sort & Filter hingga tombol
tersebut menjadi aktif. Muncul drop down pada nama field.

Gambar 3.8 Drop down pada nama field.

28
3. Klik drop down judul kolom yang akan disaring, misalnya
kolom Salesman. Beri tanda centang data yang akan ditam-
pilkan. Untuk memberi atau menghilangkan tanda centang
pada semua data, klik (Select All). Dalam contoh kali ini, beri
tanda centang hanya pada salesman Firman. Lalu klik OK.

Gambar 3.9 Menampilkan data penjualan dari salesman Firman.

4. Hasil penyaringan akan terlihat seperti Gambar 3.10. Bentuk


drop down kolom yang digunakan sebagai kriteria penya-
ringan akan mengalami perubahan dari menjadi .

Gambar 3.10 Contoh penyaringan data pada field Salesman.

5. Dalam penyaringan database, Anda dapat menyaring data


pada beberapa kolom secara bersamaan. Misalnya, Anda ingin
menyaring data penjualan kertas buram F4 salesman Firman.

29
Karena data penjualan dari salesman Firman sudah disaring,
selanjutnya kita hanya perlu menyaring data kertas buram F4.
Klik drop down judul kolom Nama barang.

Gambar 3.11 Penyaringan data kolom nama barang.

6. Beri tanda centang hanya untuk Kertas Buram F4. Lalu klik
OK.

Gambar 3.12 Data penjualan kertas buram F4 salesman Firman.

7. Untuk menampilkan seluruh data seperti semula (menghapus


penyaringan data), klik tombol Filter dalam tab Data group
Sort & Filter hingga tombol tersebut tidak aktif. Cara lain untuk
menghilangkan penyaringan data dapat dilakukan dengan cara
klik tombol Clear dalam tab Data group Sort & Filter.

3.3.1 Filter Data Teks


Selain dengan cara memilih data yang akan ditampilkan secara
langsung, Anda juga dapat menyaring data menggunakan kriteria
dan operator penyaringan. Untuk menyaring data teks, Anda dapat
membuat beberapa model kriteria penyaringan.

30
1. Buka file Filter Data Teks.xlsx dalam Bonus CD.
2. Blok range database yang akan disaring (A2:F63). Klik tombol
Filter dalam tab Data group Sort & Filter. Muncul drop down
pada nama field.
3. Klik drop down judul kolom Nama barang. Pada pilihan menu
Text Filters muncul daftar menu seperti pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13 Pilihan penyaringan data teks.

4. Apabila salah satu menu tersebut dipilih, muncul kotak dialog


Custom AutoFilter. Anda dapat melakukan pengaturan penya-
ringan data teks dengan pilihan sebagai berikut:
™ Pilihan di bagian atas digunakan untuk mengatur kriteria
pertama dalam penyaringan. Anda dapat memilih opsi
equals (sama dengan teks tertentu), does not equals (tidak
sama dengan teks tertentu), begins with (diawali teks
tertentu), does begins with (tidak diawali teks tertentu), end
with (diakhiri teks tertentu), does end with (tidak diakhiri
teks tertentu), contains (mengandung teks tertentu) atau
does contains (tidak mengandung teks tertentu). Teks yang
digunakan sebagai dasar kriteria ditulis pada kotak isian di
sebelah kanan.
Anda dapat menggunakan tanda tanya (?) dan tanda
bintang (*) dalam kriteria penyaringan. Tanda tanya ?
digunakan untuk mewakili satu karakter, misalnya ?na
dapat berarti Ana atau Ina. Untuk mewakili satu karakter
atau lebih, gunakan tanda *, misalnya *na dapat berarti
Nana, Ratna, rumah Ratna atau pergi bersama Nana.

31
™ Excel menyediakan operator And dan Or dalam penya-
ringan. Operator And digunakan untuk menampilkan data
yang sesuai dengan kriteria penyaringan pertama (bagian
atas) dan kriteria penyaringan kedua (bagian bawah).
Apabila salah satu kriteria dari kriteria pertama atau kriteria
kedua ada yang tidak sesuai, maka seluruh data akan di-
sembunyikan. Operator Or digunakan untuk menampilkan
data yang sesuai dengan salah satu kriteria, baik itu kriteria
pertama atau kriteria kedua.
™ Pilihan di bagian bawah digunakan untuk mengatur kriteria
kedua dalam penyaringan.
5. Dalam contoh kali ini, kita akan menyaring data kolom Nama
barang yang mengandung teks kertas atau buku.
¾ Untuk mengatur kriteria penyaringan pertama, pilih
contains pada kotak pilihan bagian atas. Ketikkan kertas
pada kotak pilihan di sebelah kanan.
¾ Pilih operator Or untuk menampilkan data yang sesuai
dengan salah satu kriteria.
¾ Untuk mengatur kriteria penyaringan kedua, pilih contains
pada kotak pilihan bagian bawah. Ketikkan buku pada
kotak pilihan di sebelah kanan.

Gambar 3.14 Kotak dialog Custom AutoFilter.

6. Jika pengaturan sudah dilakukan, klik OK. Hasil penyaringan


data terlihat seperti pada Gambar 3.15.

32
Gambar 3.15 Penyaringan data teks.

3.3.2 Filter Data Tanggal


Excel menyediakan variasi penyaringan yang lebih kompleks
untuk data tanggal. Anda dapat menggunakan kriteria penya-
ringan data tanggal siap pakai yang sudah disediakan Excel, atau
penyaringan data tanggal dengan kriteria yang diatur sendiri.
1. Buka file Filter Data Tanggal.xlsx dalam Bonus CD.
2. Blok range database yang akan disaring (A2:F63). Klik tombol
Filter dalam tab Data group Sort & Filter. Muncul drop down
pada nama field.
3. Klik drop down judul kolom Tanggal. Pada pilihan Date Filters
muncul menu pilihan penyaringan data tanggal.
4. Excel menyediakan kriteria penyaringan data tanggal yang
bisa langsung digunakan, misalnya penyaringan data kemarin
(Yesterday), minggu lalu (Last Week) dan masih banyak
kriteria penyaringan data tanggal siap pakai lainnya.

Gambar 3.16 Pilihan penyaringan data tanggal.

33
5. Apabila salah satu dari menu Equals…, Before…, After…,
Between… atau Custom Filter… Anda pilih, muncul kotak
dialog Custom AutoFilter.
™ Pilihan di bagian atas digunakan untuk mengatur kriteria
pertama dalam penyaringan. Anda dapat memilih opsi is
after (setelah tanggal tertentu), is after or equal to (setelah
atau sama dengan tanggal tertentu), is before (sebelum
tanggal tertentu), is before or equal to (sebelum atau sama
dengan tanggal tertentu). Tanggal yang digunakan sebagai
dasar kriteria ditulis pada kotak isian di sebelah kanan.
Untuk memudahkan pengisian tanggal, klik tombol Date
Picker . Pilih tanggal yang akan digunakan sebagai krite-
ria penyaringan.

Gambar 3.17 Memilih tanggal menggunakan Date Picker.

™ Operator And dan Or dalam penyaringan data tanggal


mempunyai fungsi yang sama dengan penyaringan data
teks.
™ Pilihan di bagian bawah digunakan untuk mengatur kriteria
kedua dalam penyaringan.
6. Dalam contoh kali ini, kita akan menyaring data pada kolom
Tanggal antara 5 Januari 2010 sampai 15 Januari 2010. Klik
drop down judul kolom Tanggal lalu pilih menu Date Filters >
Custom Filter... Muncul kotak dialog Custom AutoFilter.
¾ Untuk mengatur kriteria penyaringan pertama, pilih is after
pada kotak pilihan bagian atas. Klik tombol Date Picker
kemudian pilih tanggal 5 Januari 2010.

34
¾ Pilih operator And untuk menampilkan data yang sesuai
dengan kriteria pertama dan kriteria kedua.
¾ Untuk mengatur kriteria penyaringan kedua, pilih is before
pada kotak pilihan bagian bawah. Klik tombol Date Picker
kemudian pilih tanggal 15 Januari 2010.

Gambar 3.18 Pengaturan penyaringan data tanggal.

6. Jika pengaturan sudah dilakukan, klik OK. Hasil penyaringan


data tanggal terlihat seperti pada Gambar 3.19.

Gambar 3.19 Penyaringan data tanggal.

3.3.3 Filter Data Angka


Setiap membicarakan program Excel, seseorang pada umumnya
akan membayangkan sesuatu yang berhubungan dengan data
angka. Hal tersebut dapat dimaklumi karena pengolahan data
menggunakan Excel memang lebih banyak berkaitan dengan data
angka, termasuk dalam penyaringan data.

35
1. Buka file Filter Data Angka.xlsx dalam Bonus CD.
2. Blok range database yang akan disaring (A2:F63). Klik
tombol Filter dalam tab Data group Sort & Filter. Muncul drop
down pada nama field.
3. Klik drop down judul kolom Total. Pada pilihan Date Filters
muncul daftar menu seperti terlihat pada Gambar 3.20.

Gambar 3.20 Pilihan penyaringan data angka.

4. Excel menyediakan 2 kriteria penyaringan data angka yang


bisa langsung digunakan, yaitu data di atas rata-rata (Above
Average) dan data di bawah rata-rata (Below Average).
5. Apabila Anda memilih menu Top 10... muncul kotak dialog
Top 10 AutoFilter.

Gambar 3.21 Kotak dialog Top 10 AutoFilter.

™ Kotak pilihan di bagian kiri digunakan untuk memilih


apakah data yang disaring adalah data angka tertinggi
(Top) atau data angka terendah (Bottom).
™ Kotak isian di bagian tengah digunakan untuk menentukan
jumlah data yang akan disaring, berdasarkan item atau
persentase.

36
™ Kotak pilihan di bagian kanan digunakan untuk memilih
apakah data yang disaring berdasarkan item atau
persentase dari keseluruhan data.
6. Apabila Anda memilih salah satu menu selain Top 10...,
Above Average atau Below Average muncul kotak dialog
Custom AutoFilter.
™ Pilihan di bagian atas digunakan untuk mengatur kriteria
pertama dalam penyaringan. Anda dapat memilih opsi
equals (sama dengan nilai tertentu), does not equals (tidak
sama dengan nilai tertentu), is greater than (lebih besar dari
nilai tertentu), is greater than or equal to (lebih besar atau
sama dengan nilai tertentu), is less than (lebih kecil dari
nilai tertentu), is less than or equal to (lebih kecil atau
sama dengan nilai tertentu). Nilai angka yang digunakan
sebagai dasar kriteria ditulis pada kotak isian di sebelah
kanan.
™ Operator And dan Or dalam penyaringan data angka
mempunyai fungsi yang sama dengan penyaringan data
teks dan tanggal.
™ Pilihan di bagian bawah digunakan untuk mengatur kriteria
kedua dalam penyaringan.

Gambar 3.22 Contoh pengaturan penyaringan data angka.

7. Dalam contoh kali ini, kita akan menyaring 5 data terendah


pada kolom Total. Klik drop down judul kolom Total
kemudian pilih menu Number Filters > Top 10... Muncul
kotak dialog Top 10 AutoFilter.
¾ Pilih Bottom pada kotak pilihan di bagian kiri.

37
¾ Ketikkan 5 pada kotak isian di bagian tengah.
¾ Pilih Items pada kotak pilihan di bagian kanan.

Gambar 3.23 Pengaturan penyaringan 5 data terendah.

8. Jika pengaturan sudah dilakukan, klik tombol OK. Hasil


penyaringan menampilkan jumlah data lebih dari 5 karena ada
nilai yang sama, yaitu 13.000 dan 19.500.

Gambar 3.24 Penyaringan 5 data terendah.

3.4 Advanced Filter


Penyaringan data menggunakan fitur Filter hanya mampu me-
nangani 1 operator dan 2 kriteria. Apabila ingin menggunakan
lebih dari 1 operator dan 2 kriteria dalam penyaringan data, Anda
dapat menggunakan fitur Advanced Filter. Pengaturan fitur
Advanced Filter diterapkan melalui kotak dialog Advanced Filter.
Untuk menampilkan kotak dialog Advanced Filter, klik tombol
Advanced dalam tab Data group Sort & Filter.

38
Gambar 3.25 Kotak dialog Advanced Filter.

 Action merupakan pilihan penempatan hasil penyaringan.


Hasil penyaringan akan ditempatkan pada range yang sama
jika Anda memilih opsi Filter the list, in-place. Jika Anda
memilih opsi Copy to another location, hasil penyaringan akan
ditempatkan pada range yang berbeda.
 List range: merupakan range database yang akan disaring
menggunakan Advanced Filter.
 Criteria range: merupakan range yang digunakan sebagai
kriteria dalam penyaringan Advanced Filter. Judul kolom
dalam range kriteria harus sama dengan judul kolom database
yang akan disaring. Jumlah kolom dalam range kriteria tidak
harus sama dengan jumlah kolom range database yang akan
disaring.
 Copy to: merupakan range yang digunakan untuk menampung
hasil penyaringan. Argumen ini hanya berlaku (aktif) jika Anda
memilih opsi Action dengan Copy to another location. Hasil
penyaringan hanya dapat ditampung pada worksheet aktif.
 Unique records only merupakan pilihan apakah akan menya-
ring data dengan kriteria unik atau tidak. Apabila Anda
memberi tanda centang pada pilihan ini, penyaringan hanya
dilakukan untuk record data yang tidak sama. Record data
yang sama akan dianggap sebagai satu record data sehingga
hanya satu record data yang ditampilkan. Apabila Anda
menghilangkan tanda centang pada pilihan ini, penyaringan
dilakukan untuk seluruh record data.

39
Anda dapat menggunakan tanda lebih kecil (<), lebih besar (>),
lebih kecil sama dengan (<=), lebih besar sama dengan (>=),
sama dengan (=) atau tidak sama dengan (<>) dalam kriteria
penyaringan. Untuk menampilkan data kosong (blank) gunakan
kriteria “=”. Gunakan kriteria “<>” untuk menyembunyikan data
kosong (blank). Anda juga dapat menggunakan tanda tanya (?)
dan tanda bintang (*) dalam kriteria penyaringan untuk data teks.
Kompleksnya kriteria yang dapat diterapkan dalam Advanced
Filter terkadang menimbulkan kesalahan dalam penyusunan
kriteria, sehingga diperoleh hasil penyaringan yang tidak sesuai
kebutuhan. Penulis menyertakan beberapa contoh kasus yang
berbeda untuk memudahkan pemahaman pembaca dalam menyu-
sun kriteria penyaringan data menggunakan Advanced Filter.

3.4.1 Hasil Penyaringan pada Range yang Sama


Dalam contoh pembahasan kali ini, kita akan menyaring data
penjualan dari salesman Firman. Hasil penyaringan tersebut akan
ditampilkan dalam range database yang sama.
1. Buka file Hasil Penyaringan Pada Range yang Sama.xlsx yang
disertakan dalam Bonus CD.
2. Untuk membuat kriteria penyaringan, ketikkan Firman pada
sel A3. Klik tombol Advanced dalam tab Data group Sort &
Filter. Muncul kotak dialog Advanced Filter.
3. Agar hasil penyaringan ditempatkan pada database yang
sama, pilih Filter the list, in-place pada opsi Action.
4. Tempatkan pointer pada kotak isian List range:. Untuk
menyeleksi database yang akan disaring, ketikkan atau blok
range $A$6:$F$67.
5. Langkah tersebut juga dapat dilakukan dengan cara menekan
tombol yang terletak di sebelah kanan kotak isian List
range:. Muncul collapse dialog Advanced Filter – List range.
Blok range A6:F67 (hasil blok ditandai garis putus-putus).
Jika sudah, klik tombol . Muncul kembali kotak dialog
Advanced Filter.

40
Gambar 3.26 Collapse dialog Advanced Filter – List range.

6. Tempatkan pointer pada kotak isian Criteria range:. Ketikkan


atau blok range $A$2:$F$3 untuk menyeleksi range kriteria
penyaringan. Klik tombol OK.

Gambar 3.27 Hasil penyaringan pada range yang sama.

7. Apabila kriteria yang Anda gunakan dalam penyaringan tidak


ada yang sesuai dengan data dalam database, seluruh record
data dalam database akan disembunyikan.

Gambar 3.28 Kriteria penyaringan tidak ada yang sesuai.

41
3.4.2 Hasil Penyaringan pada Range Berbeda
Anda dapat menempatkan hasil penyaringan data pada range
yang berbeda dengan range database. Penggunaan range yang
berbeda untuk menampung hasil penyaringan sering kali diguna-
kan untuk membandingkan database hasil penyaringan dengan
database asli (yang menampilkan seluruh data).
1. Buka file Hasil Penyaringan Pada Range Berbeda.xlsx yang
disertakan dalam Bonus CD.
2. Untuk membuat kriteria penyaringan, ketikkan Firman pada
sel A3. Klik tombol Advanced dalam tab Data group Sort &
Filter. Muncul kotak dialog Advanced Filter.
3. Agar hasil penyaringan ditempatkan pada range berbeda, pilih
Copy to another location pada opsi Action.
4. Tempatkan pointer pada kotak isian List range:. Untuk
menyeleksi database yang akan disaring, ketikkan atau blok
range $A$6:$F$67.
5. Tempatkan pointer pada kotak isian Criteria range:. Ketikkan
atau blok range $A$2:$F$3 untuk menyeleksi range kriteria
penyaringan.
6. Tempatkan pointer pada kotak isian Copy to:. Ketikkan atau
pilih sel H6 untuk menyeleksi range hasil penyaringan. Klik
tombol OK.

Gambar 3.29 Hasil penyaringan pada range berbeda.

42
7. Lebar kolom range hasil penyaringan data mungkin berbeda
dengan lebar kolom range database. Anda dapat mengatur
lebar kolom agar tampilan data hasil penyaringan lebih
informatif. Untuk menyalin lebar kolom dari range database,
blok range A6:F6. Tekan kombinasi tombol Ctrl+C untuk
meng-copy range yang diseleksi.
8. Tempatkan pointer pada sel H6. Klik drop down tombol Paste
dalam tab Home group Clipboard.

Gambar 3.30 Drop down tombol Paste.

9. Pilih menu Paste Special... Muncul kotak dialog Paste Special


seperti terlihat pada Gambar 3.31.

Gambar 3.31 Kotak dialog Paste Special.

10. Untuk menyalin lebar kolom range yang diseleksi, pilih Column
widths pada daftar pilihan Paste. Jika sudah, klik tombol OK.

43
Gambar 3.32 Menyalin lebar kolom dari range database.

3.4.3 Dua Kriteria Penyaringan pada Satu Baris yang Sama


Apabila Anda menempatkan dua kriteria pada satu baris yang
sama, maka kriteria tersebut dihubungkan dengan operator AND.
Misalnya, Anda ingin menyaring data salesman Firman yang total
penjualannya lebih kecil atau sama dengan 100.000.
1. Buka file Dua Kriteria Pada Satu Baris yang Sama.xlsx yang
disertakan dalam Bonus CD.
2. Untuk membuat kriteria penyaringan, ketikkan Firman pada
sel A3 dan <=100000 pada sel F3.
3. Klik tombol Advanced dalam tab Data group Sort & Filter.
Muncul kotak dialog Advanced Filter.
4. Agar hasil penyaringan ditempatkan pada database yang
sama, pilih Filter the list, in-place pada opsi Action.
5. Tempatkan pointer pada kotak isian List range:. Untuk
menyeleksi database yang akan disaring, ketikkan atau blok
range $A$6:$F$67.
6. Tempatkan pointer pada kotak isian Criteria range:. Ketikkan
atau blok range $A$2:$F$3 untuk menyeleksi range kriteria
penyaringan. Klik tombol OK.

44
Gambar 3.33 Dua kriteria dalam baris yang sama.

3.4.4 Kriteria Penyaringan untuk Kolom yang Sama


Apabila Anda ingin membuat lebih dari satu kriteria dalam kolom
yang sama, gunakan judul kolom yang sama lebih dari satu.
Misalnya, Anda ingin menyaring data salesman Firman yang total
penjualannya dalam kisaran 50.000 sampai dengan 100.000.
1. Buka file Kriteria Untuk Kolom yang Sama.xlsx yang
disertakan dalam Bonus CD.
2. Untuk membuat kriteria penyaringan, ketikkan Firman pada
sel A3, >=50000 pada sel E3 dan <=100000 pada sel F3.
3. Klik tombol Advanced dalam tab Data group Sort & Filter.
Muncul kotak dialog Advanced Filter.
4. Agar hasil penyaringan ditempatkan pada database yang
sama, pilih Filter the list, in-place pada opsi Action.
5. Tempatkan pointer pada kotak isian List range:. Untuk
menyeleksi database yang akan disaring, ketikkan atau blok
range $A$6:$F$67.
6. Tempatkan pointer pada kotak isian Criteria range:. Ketikkan
atau blok range $A$2:$F$3 untuk menyeleksi range kriteria
penyaringan. Klik tombol OK.

45
Gambar 3.34 Kriteria penyaringan untuk kolom yang sama.

3.4.5 Dua Kriteria pada Baris yang Berbeda


Apabila Anda menempatkan dua kriteria pada baris yang berbeda,
maka kriteria tersebut dihubungkan dengan operator OR. Misal-
nya, Anda ingin menyaring data salesman Firman atau data
salesman Dinu.
1. Buka file Dua Kriteria Pada Baris yang Berbeda.xlsx yang
disertakan dalam Bonus CD.
2. Untuk membuat kriteria penyaringan, ketikkan Firman pada
sel A3, dan Dinu pada sel A4.
3. Klik tombol Advanced dalam tab Data group Sort & Filter.
Muncul kotak dialog Advanced Filter.
4. Agar hasil penyaringan ditempatkan pada database yang
sama, pilih Filter the list, in-place pada opsi Action.
5. Tempatkan pointer pada kotak isian List range:. Untuk
menyeleksi database yang akan disaring, ketikkan atau blok
range $A$7:$F$68.
6. Tempatkan pointer pada kotak isian Criteria range:. Ketikkan
atau blok range $A$2:$E$4 untuk menyeleksi range kriteria
penyaringan. Klik tombol OK.

46
Gambar 3.35 Dua kriteria dalam baris yang berbeda.

3.4.6 Menghindari Baris Kriteria dalam Keadaan Kosong


Hindari baris kriteria yang kosong jika Anda menggunakan kriteria
penyaringan lebih dari 1 baris. Apabila ada baris yang kosong,
hasil penyaringan akan menampilkan seluruh data. Untuk meng-
hindari masalah tersebut, salin salah satu baris kriteria untuk
ditempatkan pada baris kriteria yang kosong.
1. Buka file Menghindari Baris Kriteria Dalam Keadaan
Kosong.xlsx yang disertakan dalam Bonus CD.
2. Untuk membuat kriteria penyaringan, ketikkan Firman pada
sel A3, >=100000 pada sel D3 dan <=250000 pada sel E3.
3. Blok range A3:E3. Tekan kombinasi tombol Ctrl+C untuk
meng-copy range yang diseleksi. Untuk menyalin range yang
diseleksi, tempatkan pointer pada sel A4. Tekan kombinasi
tombol Ctrl+V.
4. Klik tombol Advanced dalam tab Data group Sort & Filter.
Muncul kotak dialog Advanced Filter.
5. Agar hasil penyaringan ditempatkan pada database yang
sama, pilih Filter the list, in-place pada opsi Action.
6. Tempatkan pointer pada kotak isian List range:. Untuk
menyeleksi database yang akan disaring, ketikkan atau blok
range $A$7:$F$68.

47
7. Tempatkan pointer pada kotak isian Criteria range:. Ketikkan
atau blok range $A$2:$E$4 untuk menyeleksi range kriteria
penyaringan. Klik tombol OK.

Gambar 3.36 Menghindari baris kriteria dalam keadaan kosong.

3.4.7 Penggunaan Operator AND dan OR I


Anda juga dapat menggunakan operator AND dan OR secara
bersamaan. Misalnya, Anda ingin menyaring data salesman
Firman yang total penjualannya lebih dari 100.000 atau data
salesman Dinu yang total penjualannya kurang dari 100.000.
1. Buka file Penggunaan Operator AND Dan OR I.xlsx yang
disertakan dalam Bonus CD.
2. Untuk membuat kriteria penyaringan, ketikkan Firman pada
sel A3, >100000 pada sel D3, Dinu pada sel A4 dan <100000
pada sel D4.
3. Klik tombol Advanced dalam tab Data group Sort & Filter.
Muncul kotak dialog Advanced Filter.
4. Agar hasil penyaringan ditempatkan pada database yang
sama, pilih Filter the list, in-place pada opsi Action.
5. Tempatkan pointer pada kotak isian List range:. Untuk
menyeleksi database yang akan disaring, ketikkan atau blok
range $A$7:$F$68.
6. Tempatkan pointer pada kotak isian Criteria range:. Ketikkan
atau blok range $A$2:$E$4 untuk menyeleksi range kriteria
penyaringan. Klik tombol OK.

48
Gambar 3.37 Penggunaan operator AND dan OR.

3.4.8 Penggunaan Operator AND dan OR II


Contoh lain penggunaan operator AND dan OR secara bersamaan
dalam Advanced Filter berikut adalah penyaringan data salesman
Firman dengan penjualan barang Trigonal Clip, atau data sales-
man Dinu yang total penjualannya kurang dari 100.000.
1. Buka file Penggunaan Operator AND Dan OR II.xlsx yang
disertakan dalam Bonus CD.
2. Untuk membuat kriteria penyaringan, ketikkan Firman pada
sel A3, Trigonal Clip pada sel C3, Dinu pada sel A4 dan
<100000 pada sel D4.
3. Klik tombol Advanced dalam tab Data group Sort & Filter.
Muncul kotak dialog Advanced Filter.
4. Agar hasil penyaringan ditempatkan pada database yang
sama, pilih Filter the list, in-place pada opsi Action.
5. Tempatkan pointer pada kotak isian List range:. Untuk
menyeleksi database yang akan disaring, ketikkan atau blok
range $A$7:$F$68.
6. Tempatkan pointer pada kotak isian Criteria range:. Ketikkan
atau blok range $A$2:$E$4 untuk menyeleksi range kriteria
penyaringan. Klik tombol OK.

49
Gambar 3.38 Contoh lain penggunaan operator AND dan OR.

3.5 Kriteria Menggunakan Formula


Fitur Advanced Filter dapat Anda eksplorasi menggunakan kriteria
dalam bentuk formula. Untuk menggunakan formula sebagai
kriteria penyaringan, judul kolom pada tabel kriteria dikosongkan.

3.5.1 Nilai Dua Kolom yang Sama


Fitur Advanced Filter dapat Anda gunakan untuk membandingkan,
apakah dalam satu record data pada dua kolom mempunyai nilai
yang sama. Apabila data pada dua kolom yang dibandingkan
mempunyai nilai yang sama, record data akan ditampilkan.
Record data akan disembunyikan jika data pada dua kolom yang
dibandingkan mempunyai nilai yang berbeda. Dalam contoh kali
ini, kita akan membandingkan apakah target penjualan sama
dengan realisasi penjualan.
1. Buka file Nilai Dua Kolom Yang Sama.xlsx yang disertakan
dalam Bonus CD.
2. Untuk membuat kriteria penyaringan, ketikkan formula
=B6=C6 pada sel A3. Tekan tombol Enter.
3. Klik tombol Advanced dalam tab Data group Sort & Filter.
Muncul kotak dialog Advanced Filter.
4. Agar hasil penyaringan ditempatkan pada database yang
sama, pilih Filter the list, in-place pada opsi Action.

50
5. Tempatkan pointer pada kotak isian List range:. Untuk
menyeleksi database yang akan disaring, ketikkan atau blok
range $A$5:$C$15.
6. Tempatkan pointer pada kotak isian Criteria range:. Ketikkan
atau blok range $A$2:$A$3 untuk menyeleksi range kriteria
penyaringan. Klik tombol OK.

Gambar 3.39 Nilai dua kolom yang sama.

3.5.2 Nilai Dua Kolom yang Berbeda


Selain membandingkan record data pada dua kolom yang
mempunyai nilai sama, fitur Advanced Filter juga dapat Anda
gunakan untuk membandingkan record data pada dua kolom yang
mempunyai nilai berbeda. Apabila data pada dua kolom yang
dibandingkan mempunyai nilai yang berbeda, record data akan
ditampilkan. Record data akan disembunyikan jika data pada dua
kolom yang dibandingkan mempunyai nilai yang sama.
1. Buka file Nilai Dua Kolom Yang Berbeda.xlsx yang disertakan
dalam Bonus CD.
2. Untuk membuat kriteria penyaringan, ketikkan formula
=B6<>C6 pada sel A3. Tekan tombol Enter.
3. Klik tombol Advanced dalam tab Data group Sort & Filter.
Muncul kotak dialog Advanced Filter.
4. Agar hasil penyaringan ditempatkan pada database yang
sama, pilih Filter the list, in-place pada opsi Action.

51
5. Tempatkan pointer pada kotak isian List range:. Untuk
menyeleksi database yang akan disaring, ketikkan atau blok
range $A$5:$C$15.
6. Tempatkan pointer pada kotak isian Criteria range:. Ketikkan
atau blok range $A$2:$A$3 untuk menyeleksi range kriteria
penyaringan. Klik tombol OK.

Gambar 3.40 Nilai dua kolom yang berbeda.

3.5.3 Menampilkan Record Data Sel Kosong


Anda dapat menggunakan fitur Advanced Filter untuk menam-
pilkan sel yang kosong pada suatu kolom. Apabila sel pada kolom
yang Anda tentukan kosong, record data pada baris sel kosong
akan ditampilkan. Record data akan disembunyikan jika sel pada
kolom yang Anda tentukan tidak kosong (berisi data). Dalam
contoh kali ini, kita akan menampilkan record data dengan sel
kosong pada kolom Nama.
1. Buka file Menampilkan Record Data Sel Kosong.xlsx yang
disertakan dalam Bonus CD.
2. Untuk membuat kriteria penyaringan, ketikkan formula
=A6="" pada sel A3. Tekan tombol Enter.
3. Klik tombol Advanced dalam tab Data group Sort & Filter.
Muncul kotak dialog Advanced Filter.
4. Agar hasil penyaringan ditempatkan pada database yang
sama, pilih Filter the list, in-place pada opsi Action.

52
5. Tempatkan pointer pada kotak isian List range:. Untuk
menyeleksi database yang akan disaring, ketikkan atau blok
range $A$5:$C$15.
6. Tempatkan pointer pada kotak isian Criteria range:. Ketikkan
atau blok range $A$2:$A$3 untuk menyeleksi range kriteria
penyaringan. Klik tombol OK.

Gambar 3.41 Menampilkan record data sel kosong.

3.5.4 Umur Lebih dari 26 Tahun


Penggunaan Advanced Filter berikut dapat Anda terapkan untuk
menampilkan umur dengan kriteria yang kita tentukan. Misalnya,
Anda dapat menampilkan record data salesman yang berumur
lebih dari 26 tahun pada tanggal saat ini sesuai setting komputer,
saat penulisan buku 13 Juli 2014.
1. Buka file Umur Lebih Dari 26 Tahun.xlsx yang disertakan
dalam Bonus CD.
2. Untuk membuat kriteria penyaringan, ketikkan formula
=AND(ISNUMBER(D7);(D7-1)<DATE(YEAR(TODAY())-
26;MONTH(TODAY());DAY(TODAY()))) pada sel B3. Tekan
tombol Enter.
3. Klik tombol Advanced dalam tab Data group Sort & Filter.
Muncul kotak dialog Advanced Filter.
4. Agar hasil penyaringan ditempatkan pada database yang
sama, pilih Filter the list, in-place pada opsi Action.

53
5. Tempatkan pointer pada kotak isian List range:. Untuk
menyeleksi database yang akan disaring, ketikkan atau blok
range $B$6:$F$14.
6. Tempatkan pointer pada kotak isian Criteria range: Ketikkan
atau blok range $B$2:$B$3 untuk menyeleksi range kriteria
penyaringan. Klik tombol OK.

Gambar 3.42 Umur lebih dari 26 tahun.

3.5.5 Tanggal Lahir Bulan Tertentu


Anda dapat menggunakan fungsi MONTH dalam kriteria Advanced
Filter untuk mengetahui tanggal lahir salesman pada bulan ter-
tentu, misalnya salesman yang lahir di bulan Juli (bulan ketujuh).
1. Buka file Tanggal Lahir Bulan Tertentu.xlsx yang disertakan
dalam Bonus CD.
2. Untuk membuat kriteria penyaringan, ketikkan
=MONTH(D7)=7 pada sel B3. Tekan tombol Enter.
3. Klik tombol Advanced dalam tab Data group Sort & Filter.
Muncul kotak dialog Advanced Filter.
4. Agar hasil penyaringan ditempatkan pada database yang
sama, pilih Filter the list, in-place pada opsi Action.
5. Tempatkan pointer pada kotak isian List range:. Untuk
menyeleksi database yang akan disaring, ketikkan atau blok
range $B$6:$F$14.

54
6. Tempatkan pointer pada kotak isian Criteria range:. Ketikkan
atau blok range $B$2:$B$3 untuk menyeleksi range kriteria
penyaringan. Klik tombol OK.

Gambar 3.43 Tanggal lahir bulan tertentu.

3.6 Fungsi SUBTOTAL


Perhitungan pada data yang disaring (filter) dengan cara biasa
terkadang menghasilkan nilai yang tidak akurat. Untuk melakukan
perhitungan pada data yang disaring, Anda dapat menggunakan
fungsi SUBTOTAL. Berikut bentuk penulisan fungsi SUBTOTAL:
=SUBTOTAL(function_num; ref1; [ref2]; ...)
function_num adalah kode perhitungan yang akan digunakan
dalam fungsi SUBTOTAL.
Isian  Fungsi (jenis perhitungan) 
1 atau 101  AVERAGE (rata‐rata) 
2 atau 102  COUNT (jumlah sel berisi data numerik) 
3 atau 103  COUNTA (jumlah sel berisi data) 
4 atau 104  MAX (nilai tertinggi) 
5 atau 105  MIN (nilai terendah) 
6 atau 106  PRODUCT (hasil perkalian sel dalam range) 
7 atau 107  STDEV.S (standar deviasi sampel) 
8 atau 108  STDEV.P (standar deviasi populasi) 
9 atau 109  SUM (jumlah) 
10 atau 110  VAR.S (varians sampel) 
11 atau 111  VAR.P (varians populasi) 

55
ref1; [ref2]; ... adalah range yang akan dihitung. Jumlah argumen
yang dapat Anda masukkan adalah 1 sampai 254.
1. Buka file Fungsi SUBTOTAL.xlsx dalam Bonus CD. Dalam
contoh kali ini, kita akan menghitung penjumlahan hasil
penyaringan data salesman Firman yang total penjualannya
lebih kecil atau sama dengan 100.000.
2. Ketikkan formula =SUBTOTAL(9;F12:F62) pada sel H3.
Tekan Enter. Hasil perhitungan menunjukkan penjumlahan
penyaringan data salesman Firman yang total penjualannya
lebih kecil atau sama dengan 100.000 sebesar 264.500.

Gambar 3.44 Penerapan fungsi SUBTOTAL.

56

Anda mungkin juga menyukai