Oleh :
DOLI SAPUTRA
5161131011
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan
ini dimasa mendatang.
Akhir kata saya berharap semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan Industri
ini bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.
DOLI SAPUTRA
5161131011
DAFTAR ISI
Halaman pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
Daftar gambar
Daftar tabel
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Batasan Masalah
C.Rumusan Masalah
D.Tujuan pelaksanaan PKLI
E. Manfaat PKLI
F.Metode Pembahasan Laporan PKLI
G. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKLI
H.Gambaran Umum Perusahaan
a. Sejarah singkat PT PLN (Persero) UIW Sumatera Utara UP3
Padangsidimpuan
b. Visi Misi PT PLN (Persero) UIW Sumatera Utara UP3 Padangsidimpuan
c. Struktur organisasi PT PLN (Persero) UIW Sumatera Utara UP3
Padangsidimpuan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Deskripsi Umum JTM
1. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
2. Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM)
2.2. Komponen Utama Kontruksi SUTM
1. Penghantar
2. Isolator
3. Peralatan hubung
4. tiang
2.3. Spesifikasi Teknis Material
2.4. Kontruksi SUTM
2.5. Penyelenggaraan Kontruksi SUTM
a. Handling Transportasi
b. Prosedur Penyelenggaraan Konstruksi
BAB III TEKNIK PELAKSANAAN
3.1. Wilayah Perencanaan
3.2. Tahap Survey dan Tracking
3.3. Perencanaan
1.Penentuan Kontruksi Tiang
2.Pemilihan Kabel saluran
3. Penentuan Trafo
3.4. Kemampuan hantar Arus / Kuat Hantar Arus
1.Kemampuan Hantar Arus SUTM
2. Kemampuan Hantar Arus SUTR
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur organisasi
Gambar 2.1 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Gambar 2.2 kabel tanah tegangan rendah
Gambar 2.3 penghantar berisolasi penuh (three single core)
Gambar 2.4 jenis jenis isolator tumpu
Gambar 2.5 jenis jenis isolator tarik
Gambar 2.6 contoh letak pemasangan fused cut out
Gambar 2.7 contoh letak pemasangan load break switch
Gambar 2.8 life line connector (LLC)
Gambar 2.9 pemasangan cross arm dan isolator
Gambar 3.1 survey lokasi
Gambar 3.2 wawancara dengan asisten direktur PT BAS
Gambar 3.3 data track atau titik GPS
Gambar 3.4 Gambar perencanaan jalur jaringan
Gambar 3.5 foto kondisi daerah
Gambar 3.6 Renc.HUTM AAAC 3 X 70 mm2 = 0.724 Kms di Perkebunan kelapa
sawit
Gambar 3.7 Renc. HUTR TIC 4 X 70 mm2 = 0.687 Kms di perumahan karyawan PT
BAS
Gambar 3.8 Renc.HUTR TIC 4 X 70 mm2 = 0.320 Kms di Pabrik kelapa sawit
sigala-gala
Gambar 3.9 Renc. HUTR TIC 4 X 70 mm2 = 0.852 Kms Klinik PT BAS
Gambar 3.10 Renc. HUTR TIC 4 X 70 mm2 = 1.529 Kms
Gambar 3.11 GPS Tracker merk GARMIN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi Tiang Besi Baja untuk SUTM
Tabel 2.2 Spesifikasi Tiang Beton Bulat untuk SUTM
Tabel 2.3 Jarak aman SUTM
Tabel 2.4 Kegiatan Survey dan Penentuan Lokasi Titik Tiang
Tabel 2.5 Proses Pendiran Tiang dan Kelengkapannya
Tabel 3.1 Perencanaan Daya Di PT Barumun Agro Sentosa
Tabel 3.2 KHA penghantar tak berisolasi pada suhu keliling 350C, kecepatan angin
0,6 m/detik, suhu maksimum 800C (dalam keadaan tanpa angin faktor koreksi 0,7).
Tabel 3.3 KHA penghantar arus pada jaringan tegangan rendah jenis kabel twisted
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan sistem distribusi energi listrik merupakan bagian yang esensial
dalam mengatasi pertumbuhan kebutuhan energi listrik yang cukup pesat.
Perencanaan diperlukan sebab berkaitan dengan tujuan pengembangan sistem
distribusi yang harus memenuhi beberapa kriteria teknis dan ekonomis. Perencanaan
sistem distribusi ini harus dilakukan secara sistemik dengan pendekatan yang
didasarkan pada peramalan beban untuk memperoleh suatu pola pelayanan yang
optimal. Perencanaan yang sistemik tersebut akan memberikan sejumlah proposal
alternatif yang dapat mengkaji akibatnya yang secara langsung berhubungan dengan
aspek keandalan dan ekonomis.
Tujuan umum perencanaan sistem distribusi ini adalah untuk mendapatkan
suatu fleksibilitas pelayanan optimum yang mampu dengan cepat mengantisipasi
pertumbuhan kebutuhan energi elektrik dan kerapatan beban yang harus dilayani.
Adapun faktor-faktor lain yang dapat menjadi input terkait dalam perencanaan sistem
distribusi ini antara lain adalah : pola penggunaan lahan pada regional tertentu, faktor
ekologi dan faktor geografi. Perencanaan sistem distribusi ini harus mampu
memberikan gambaran besarnya beban pada lokasi geografis tertentu, sehingga dapat
ditentukan dengan baik letak dan kapasitas gardu-gardu distribusi yang akan
melayani areal beban tersebut dengan mempertimbangkan minimisasi susut energi
dan investasi konstruksi, tanpa mengurangi kriteria, teknis yang diperlukan.
Perencanaan sistem distribusi ini dapat dilakukan dalam perioda jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang. Perencanaan jangka panjang harus selalu
diaktualisasi dan dikoordinasikan dengan perencanaan jangka menengah dan
dikoreksi oleh perkembangan jaringan distribusi kondisi eksisting. Efektifitas
perencanaan sistem distribusi ini makin diperlukan bila dikaitkan dengan makin
tingginya investasi terhadap energi, peralatan dan tenaga kerja. Di samping itu
perencanaan yang baik akan memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan
sistem distribusi. Kondisi ini disebabkan pada kenyataan sistem distribusi merupakan
ujung tombak dari pelayanan energi listrik karena langsung berhubungan dengan
konsumen sehingga adanya gangguan pada sisi distribusi akan berakibat langsung
pada konsumen. Sedangkan adanya gangguan pada sisi transmisi ataupun sisi
pembangkit belum tentu menyebabkan terjadinya proses interupsi disisi konsumen.
Perencanaan sistem distribusi dimulai dari sisi konsumen. Pola kebutuhan,
tipe dan faktor beban dan karakteristik beban yang dilayani akan menentukan tipe
sistem distribusi yang akan dipakai. Kelompok-kelompok beban tersebut akan
dilayani oleh jaringan sekunder. Sekelompok jaringan sekunder ini akan dilayani
oleh trafo-trafo distribusi yang selanjutnya sejumlah trafo ini akan memberikan
gambaran pembebanan pada jaringan primer. Jaringan distribusi ini akan mendapat
masukan energi dari trafo-trafo gardu induk. Sistem beban pada jaringan distribusi
ini akan menentukan pula lintasan dan kapasitas saluran distribusi. Dengan demikian
setiap langkah proses perencanaan sistem distribusi merupakan input bagi langkah
proses berikutnya.
B. Batasan Masalah
Untuk menghindari kemungkinan penyimpangan dari sasaran, penulis membatasi
permasalahan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu masalah Perencanaan
pembangunan Jaringan Distribusi listrik di Di PT BARUMUN AGRO SENTOSA
oleh PT PLN (PERSERO) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara UP3 (Unit
Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Padangsidimpuan bagian teknis lapangan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan yang akan dibahas untuk memudahkan penulis dalam penyelesaian
penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan Industri ini yaitu :
1. Bagaimana deskrpsi umum JTM.
2. Bagaimana komponen utama kontruksi SUTM.
3. Bagaimana spesefikasi teknis material.
4. Bagaimana konstruksi SUTM..
5. Bagaimana penyelenggaraan konstruksi SUTM.
D. Tujuan Pelaksanaan PKLI
Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan praktek kerja lapangan industri di
PT PLN (PERSERO) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara UP3 (Unit Pelaksana
Pelayanan Pelanggan) Padangsidimpuan yaitu:
1. Mahasiswa mengetahui deskrpsi umum JTM
2. Mahasiswa mengetahui komponen utama kontruksi SUTM
3. Mahasiswa mengetahui spesefikasi Teknis material
4. Mahasiswa mengetahui konstruksi SUTM
5. Mahasiswa mengetahui Penyelenggaraan konstruksi SUTM
b. Visi dan Misi PT PLN (PERSERO) Unit Induk Wilayah Sumatera Utara
UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Padangsidimpuan.
VISI PLN
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
MISI PLN
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang usaha lain yang terkait berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
MOTTO PLN
listrik untuk kehidupan yang lebih baik.
Supervisor Pendapatan
Adapun tugas pokok dari supervisor pendapatan yaitu melaksanakan
pemantauan anggaran belanja dan pendapatan cabang, pengurusan asuransi dan
pencatatan pajak perusahaan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor
pendapatan memiliki tugas :
a) Melakukan pemantauan anggaran belanja dan pendapatan cabang.
b) Mengevaluasi hasil pelunasan penjualan tenaga listrik.
c) Mengevaluasi hasil penerimaan BP dan UJL.
d) Mengevaluasi pelaksanaan transfer otomatis Bank Receipt.
e) Melakukan rekonsiliasi bank penerimaan (receipt).
f) Melaksanakan rekonsiliasi pendapatan operasi lainnya dengan Supervisor
TUL.
g) Mengusulkan biaya pembayaran materai dibayar dimuka atas rencana
penjualan rekening listrik.
h) Membuat daftar PPJ lunas per Kabupaten dan mengusulkan pembayaran
PPJ ke instansi terkait.
i) Melakukan rekonsiliasi penerimaan dan penyetoran PPJ ke instansi terkait.
Supervisor Akuntansi
Adapun tugas pokok dari supervisor akuntansi yaitu melaksanakan pencatatan semua
transaksi, aktiva lancar, aktiva tetap, PDP, kas Bank serta inventarisasi aktiva tersebut
di atas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan Kebijakan Direksi.Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor akuntansi memiliki tugas :
a) Melaksanakan inventarisasi aktiva lancar, aktiva tetap, PDP dan material
PDP.
b) Melaksanakan pencatatan semua transaksi perusahaan yang menyangkut
investasi dan operasi aktiva lancer.
c) Melaksanakan pencatatan aktiva tetap dan PDP/material PDP.
d) Melakukan rekonsiliasi piutang listrik, penjualan dan piutang ragu-ragu.
e) Membuat kartu pengendalian hutang, persekot, Pump KPR/BPRP dan yang
mendukung laporan keuangan.
f) Membuat laporan keuangan bulanan, triwulan, semester dan tahunan.
g) Melaksanakan penyajian data yang terkait dengan penyusunan RKAP dan
realisasi kinerja.
Supervisor Sekretariat
Adapun tugas pokok dari supervisor sekretariat yaitu melaksanakan kegiatan tata
usaha kesekretariatan dan pengurusan kegiatan pengurusan rumah tangga serta
keamanan lingkungan kantor. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor
sekretariat memiliki tugas :
a) Menyelenggarakan kegiatan administrasi kesekretariatan dan kearsipan.
b) Merencanakan kebutuhan kerja.
c) Mengevaluasi kebutuhan fasilitas dan sarana kantor serta rumah jabatan.
d) Melaksanakan pengamanan kegiatan rumah tangga satuan organisasi terkait.
e) Melaksanakan pengurusan surat-surat tanah.
f) Melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat.
Supervisor Perbekalan
Adapun tugas dari supervisor perbekalan yaitu melaksanakan standard sarana
pelayanan dan mengevaluasi kebutuhan sarana kantor dan fasilitas yang dimiliki
perusahaan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, supervisor perbekalan
memiliki fungsi :
a) Melaksanakan ketatausahaan perbekalan baik untuk material investasi,
operasi dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik dan alat tulis
kantor.
b) Melaksanakan penyimpanan barang dan pengamanannya.
c) Melaksanakan pelayanan penerimaan dan pengeluaran barang
d) Mengelola pelaksanaan administrasi barang-barang gudang.
d. Struktur organisasi PT PLN (persero) Unit Wilacyah Sumatera Utara
UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Padangsidimpuan.
MANAJER AREA
RONNY AFRIANTO
ASSISTANT / JUNIOR
OFFICER LOGISTIK
ALVI SYAHRIN
JEFRI ARDIANSYAH
AFIT
SUPERVISOR PELAYANAN SUPERVISOR PEMELIHARAAN METER SUPERVISOR TRANSAKSI ENERGI SUPERVISOR PENGENDALIAN
SUPERVISOR OPERASI SUPERVISOR PEMELIHARAAN SUPERVISOR K3L SUPERVISOR ADMINISTRASI UMUM SUPERVISOR PENGENDALIAN SUSUT SUPERVISOR PERENCANAAN SISTEM
PELANGGAN TRANSAKSI LISTRIK KONSTRUKSI
RISTON SIHALOHO MAS IRVANSYAH ASMAR LUTHFI LUBIS DOLI ULI SAUT SITOMPUL HERYANTO SIBURIAN ADIL DAULAT TANJUNG KHATIB LUBIS IRWANSYAH PUTRA PANJAITAN DODY ABDI PULUNGAN KARNOVA PANGIDOAN SIHOMBING
MUHAMMAD ALI JINNA REZA HERYANTO ZULBAHREIN HASIBUAN MARTA IDA PANDIANGAN ZALDI ZULFIKAR ASNI SITI RATNASARI WANDASYAH PUTRA SAMOSIR ALBI APRIANTIYO RAFIQ SAIMURI
JUNIOR TECHNICIAN K3 DAN ASSISTANT / JUNIOR OFFICER ADM ASS / JUN ENG PENERTIBAN ASS / JUN OFFICER PENGELOLAAN
EDI SISWANTO SINAGA MOCH ARIS NUGRAHA
LINGKUNGAN
MUHAMMAD THOHIR BAYU
PENGELOLAAN PENDAPATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK
AKBAR SALIM REDHO AFRIAN PUTRA
REKENING
PANJI LURO PUTRA ABDUL HAMID PUTRA TAMA RAHMAD KURNIA RITONGA RUDY FERNANDO P FRANSISKA NOVERMA
2. Isolator
Pada jaringan SUTM, Isolator pengaman penghantar bertegangan dengan tiang
penopang/ travers dibedakan untuk jenis konstruksinya adalah :
Isolator Tumpu
Pin- Insulator Pin-Post insulator Line-Post insulator
4. Tiang
Tiang Kayu
SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi,
kekuatan, ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah
pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu memungkinkan, dapat digunakan
sebagai tiang penopang penghantar penghantar SUTM.
Tiang Besi
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan hingga diperoleh
kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan.Walaupun lebih mahal, pilihan tiang besi
untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan karena bobotnya lebih ringan
dibandingkan dengan tiang beton. Pilihan utama juga dimungkinkan bilamana total
biaya material dan transportasi lebih murah dibandingkan dengan tiang beton akibat di
wilayah tersebut belum ada pabrik tiang beton.
Tiang Beton
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan di seluruh PLN
karena lebih murah dibandingkan dengan jenis konstruksi tiang lainnya termasuk
terhadap kemungkinan penggunaan konstruksi rangkaian besi profil.
Panjang Tinggi titik Diameter Beban Panjang Tinggi titik Diameter Beban
(m) Tumpu/batas (cm) Kerja (m) Tumpu/batas (cm) Kerja
tanam (m) (daN) tanam (m) (daN)
9 1,5 15,7 100 13 2,2 19 200
15,7 200 19 350
19 350 19 500
19 500 22 800
22 800 22 1200
22 1200
11 1,9 19 200 14 2,4 19 200
19 350 19 350
19 500 19 500
22 800 22 800
22 1200 22 1200
12 2,0 19 200
19 350
19 500
22 800
22 1200
Jenis Isolator
Isolator tumpu dan isolator tarik yang digunakan dapat dengan material dasar
keramik atau gelas ataupun polimer. Dimensi dan kekuatan jenis-jenis isolator tumpu
dan tarik dapat dilihat pada gambar konstruksi.
Jenis Konektor
Konektor adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyambung kawat penghantar.
Jenis konektor yang digunakan ada beberapa macam yaitu :
a. Joint Sleeve Connector Yaitu jenis konektor yang digunakan
untuk sambungan penghantar pada posisi lurus.
b. Paralel Groove Connector adalah jenis konektor yang
digunakan untuk sambungan penghantar pada titik pencabangan.
c. Live Line Connector (Sambungan Sementara yang bisa dibuka
pasang)
Joint sleeve adalah jenis konektor yang digunakan untuk sambungan penghantar
pada posisi lurus. Tap connector adalah jenis konektor yang digunakan untuk
sambungan penghantar pada titik pencabangan.Live Line connector adalah jenis
konektor yang digunakan untuk pekerjaan dalam keadaan bertegangan (PDKB).
Konstruksi tiang Sudut KeciL dengan sudut 15° s/d 30° dan kelengkapannya.
Konstruksi ini dipasang untuk jaringan SUTM dengan sudut 15°- 30° dengan
6 buah isolator tumpu, 2 buah cross arm UNP 10 x 2200.
Konstruksi tiang sudut besar dengan sudut lintasan 30°- 60° dan
kelengkapannya
Konstruksi ini memakai 6 set isolator tarik, 3 buah isolator tumpu dan 2 buah
cross arm UNP 10 x 2200.
Konstruksi tiang sudut besar dengan sudut lintasan 60°- 90° dan
kelengkapannya Konstruksi ini memakai 6 set isolator tarik, 1 buah isolator
tumpu dan 4 buah cross arm UNP 10 x 2000.
Konstruksi tiang awal (Riser Pole) dan kelengkapannya
Konstruksi tiang awal ini dipasang pada awal jaringan dimana terdapat kabel
naik dari gardu induk/pusat listrik. Pada tiang ini terpasang 3 set isolator tarik,
2 buah cross arm UNP 10 x 2000, lightning arrester, pipa galvanis pelindung
kabel diameter 4 inci, dan instalasi pembumian. Kekuatan tiang disesuaikan
dengan besarnya penampang penghantar yang digunakan.
Konstruksi tiang Peregang (Tension Pole) dan kelengkapannya
Konstruksi tiang peregang ini di pasang pada tiap-tiap 10 gawang jaringan.
Kekuatan tiang (Working Load) sama dengan kekuatan tiang awal atau tiang
dengan kekuatan tiang lebih kecil namun harus di tambah 2 set konstruksi
Topang tarik dengan arah berlawanan. Pada konstruksi ini terpasang 6 set
isolator tarik, 3 buah isolator tumpu dan 2 buah cross arm UNP 10 x 2000.
Konstruksi tiang pencabangan ( Tee- Off Pole)
Konstruksi ini adalah gabungan antara konstruksi tiang penumpu dan tiang
awal tanpa lightning arrester, kabel naik, namun di tambah dengan 1 buah
isolator tumpu dan 1 set Topang tarik, jika tidak memungkinkan penggantian
tiang dengan kekuatan tarik yang lebih besar.
Konstruksi saklar tiang (Pole Switch)
Konstruksi ini di pasang untuk maksud - maksud manuver jaringan atau
pemeliharaan . Terdapat 2 jenis saklar tiang Pole Top Switch yang hanya
berfungsi sebagai pemisah.Pole Top Load Break Switch yang berfungsi
sebagai pemutus beban. Konstruksi ini memakai tiang dengan kekuatan tarik
sekurang-kurangnya 350 daN. Semua BKT harus di bumikan.
Konstruksi Pembumian.
Bagian-bagian yang harus dibumikan adalah Bagian Konduktif Terbuka
konstruksi tiang untuk setiap 3 gawang dan instalasi lightning arrester.
Konstruksi ini memakai penghantar pembumian jenis tembaga, bimetal joint,
penghantar alumunium dan elektroda pembumian.
Konstruksi tiang akhir (End Pole).
Konstruksi tiang akhir ini sebagaimana konstruksi tiang awal dengan atau
tanpa kabel naik. Tiang yang di pakai dengan kekuatan tarik sesuai
penampang penghantar atau dengan kekuatan tarik lebih kecil di tambah
konstruksi topang tarik.
Konstruksi penopang tiang
Terdapat 3 macam konstruksi penopang tiang yang dipakai :
- Topang tarik ( Down Guy Wire / Trekskur)
- Topang tekan (Strut Pole / Drukskur)
- Kontramast (Span Guy Wire)
b. Konstruksi SUTM Sirkit Ganda
Konstruksi SUTM sirkit ganda pada dasarnya sama dengan konstruksi SUTM sirkit
tunggal, dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Panjang tiang sekurang-kurangnya 12 meter.
2. Posisi tiang sudut, tiang akhir harus diperkuat dengan konstruksi penopang.
3. Tidak menggunakan satu tiang awal untuk atau arus kabel naik TM.
4. Kebutuhan material konstruksi menjadi dua kali lebih banyak pada satu
tiang konstruksi.
5. Tidak memasang saklar tiang pada tiang yang sama.
6. SUTM dioperasikan dari Transformator yang sama.
7. Instalasi Load Break Switch pada jaringan SUTM Lurus
c. Konstruksi Penopang Tiang
1. Instalasi guywire/treckschoor
Konstruksi ini ditujukan untuk penambahan kekuatan tiang agar dapat memikul
beban mekanisnya. Jenis konstruksi penopang tiang adalah :
a. Konstruksi guy wire/treckschoor.
b. Konstruksi down Guy wire/treckschoor ( topang tarik ).
c. Konstruksi over head guy wire/treckschoor ( kontramast).
d. Konstruksi drukschoor / Strut Pole.
e. Instalasi patok guywire/treckschoor.
2. Konstruksi penghantar pengikat (bending wire) SUTM pada isolator
tumpu dengan menggunakan bending wire atau Preformed Tie
2 Pengukuran jarak lintasan Ukur jarak antara titik penting dan membaginya menjadi
titik antara, dengan jarak untuk jaringan SUTM antara
40 m sampai dengan 50 m. Untuk jarak yang melebihi
ketentuan, digunakan tiang dengan kekuatan > 200 daN
dan panjang > 11 m.
3 Pengukuran sudut lintasan Gunakan Kompas untuk mngukur Sudut Titik Penting.
jaringan Pengukuran sudut ini penting untuk pemilihan kon-
struksi tiang yang sesuai
4 Pematokan akhir Setelah kegiatan pengukuran awal selesai, evaluasi dan
sesuaikan jarak antar patok-patok awal sebagai hasil
survey yang optimal.
NO Gambar Uraian
1. Gunakan truck/trailer sesuai beban tiang yang akan
di pindahkan ke lokasi pendirian tiang
bersangkutan
Instalasi Final
1) Setelah penarikan penghantar selesai, segera ikat penghantar pada strain-
clamp isolator tarik ujung dan awal.
2) Ikat penghantar pada masing-masing isolator tumpu sesuai posisi tiang
(lurus atau sudut)
3) Periksa ulang hasil instalasi – kuat tarik yang dipersyaratkan, lendutan,
ikatan penghantar penghantar pada isolator dan pengukuran tahanan
isolasi hasil konstruksi penghantar penghantar.
PT Barumun Agro Sentosa salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha
perkebunan kelapa sawit dan pengolahan CPO crude palm oil. Perusahaan ini berdiri
sejak tahun 1986, Barumun Agro Sentosa memiliki pabrik pengolahan CPO terletak
di Kabupaten Padang Lawas Utara,Provinsi Sumatera Utara yaitu PKS Aek Sigala-
gala.
Sebelum masuk dalam tahap perencanaan, hal pertama yang dilakukan adalah
melakukan survei lapangan. Dalam tahap survei ini, ada beberapa hal yang
dilakukan untuk mendapatkan data :
Gambar 3.2 wawancara dengan asisten direktur utama PT Barumun Agro Sentosa
Data yang didapatkan ini djadikan pertimbangan untuk survey lanjutan, untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam perencanaan jaringan listrik. Pada survei
ini didapatkan data sebagai berikut :
1. Data tracking GP
Gambar 3.7 Renc. HUTR TIC 4 X 70 mm2 = 0.687 Kms di perumahan karyawan
PT BAS
Gambar 3.8 Renc.HUTR TIC 4 X 70 mm2 = 0.320 Kms di Pabrik kelapa sawit
sigala-gala
Gambar 3.9 Renc. HUTR TIC 4 X 70 mm2 = 0.852 Kms Klinik PT BAS
Gambar 3.10.Renc. HUTR TIC 4 X 70 mm2 = 1.529 Kms
Data utama pada perencanaan jaringan listrik PT Barumun Agro Sentosa ini
adalah gambar. Ada dua data gambar yang didapatkan selama survei, yaitu gambar
hasil tracking GPS dan gambar manual sebagai data backup. Data gambar ini harus
sesuai dengan keadaan aslinya agar realisasi perencanaan bisa sesuai dengan
keadaan lokasi.
Tracking
Tracking merupakan penyusuran daerah jalur jaringan dari awal sampai ujung
jaringan.Tujuannya adalah untuk mendapatkan data gambar sesuai dengan kondisi
lokasi. Tracking dilakukan dengan bantuan alat GPS Tracker. Pada survei ini,
alat yang digunakan adalah GPS Tracker dengan merk Garmin.
Tiang jaringan listrik memiliki bermacam macam jenis sesuai dengan fungsi
dan penggunaannya. Macam – macam jenis tiang ini dapat dibedakan dengan
menggunakan kode kode tertentu yang menunjukkan spesifikasi khusus dari tiang
tersebut. Kode kode ini akan dimunculkan dalam gambar perencanaan untuk
membedakan spesifikasi dari konstruksi tiang yang akan dibangun nantinya. Dalam
realisasi perencanaan, pemasangan tiang sesuaidengan spesifikasi yang sudah
direncanakan, termasuk spesifikasi peralatan tambahan, seperti grounding, trafo,
anchor dan sebagainya.
Standar konstruksi dalam pemilihan tiang yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
1. Gaya-Gaya Mekanis Pada Tiang Penyangga/ Penyangga
2. Tinggi Tiang di Atas Permukaan Tanah
3. Pengaruh Kondisi Tanah.
4. Penggunaan Kawat Peregang Atau Tiang.Penegang (Stake Pole)
5. Batasan Non Teknis Memilih KekuatanTiang
6. Kekuatan Tiang Ujung
7. Kekuatan Tiang Sudut
Pada perencanaan jaringan listrik di PT Barumun Agro sentosa ini, jenis tiang
yang di gunakan dalam jaringan JTM adalah:
CC1 (5 buah)
Tiang kontruksi beton dengan ketinggian 12 meter, pada tarikan lurus dengan
s u d u t 0 ° - 1 5 ° . kekuatan tiang (momen tarik) 200 daN digunakan
untuk kontruksi tunggal (JTM only atau JTR only) maupun ganda (JTM
dan JTR) memiliki 3 buah isolator tumpu dan 1 buah cross arm UNP 10 x
2000.
CC2 (1buah)
Tiang kontruksi beton dengan ketinggian 12 meter, Konstruksi pada tarikan
lurus dengan s u d u t 1 5 ° - 3 0 ° . kekuatan tiang (momen tarik) 200 daN
digunakan untuk kontruksi tunggal (JTM only atau JTR only) maupun
ganda (JTM dan JTR). Memiliki 6 buah isolator tumpu, 2 buah cross arm
UNP 10 x 2200.
CC4 (1 buah)
Tiang konstruksi beton dengan ketinggian 12 meter di gunakan untuk tiang
awal kekuatan tiang (momen tarik) 200 daN. Tiang ini digunakan
untuk konstruksi tunggal (JTM only atau JTR only) memiliki 3 buah
isolator tarik dan 2 buah cross arm UNP 10 x 2000.
CC5 (1 buah)
Tiang konstruksi beton dengan ketinggian 12 meter, Konstruksi tiang sudut
besar dengan sudut lintasan 30°- 60° dan kelengkapannya kekuatan tiang
(momen tarik) 200 daN. Tiang ini digunakan untuk konstruksi
tunggal ( JTM only), memiliki 6 buah isolator tarik 2 buah isolator tumpu
dan 2 buah cross arm UNP 10
x 2000.
CC7 (1 buah)
Tiang konstruksi beton dengan ketinggian 12 meter, Konstruksi tiang sudut
besar dengan sudut lintasan 60°- 90° dan kelengkapannya kekuatan tiang
(momen tarik) 200 daN. Tiang ini digunakan untuk konstruksi
tunggal ( JTM only), Konstruksi ini memakai 3 set isolator tarik, 4 buah
isolator tumpu dan 2 buah cross arm UNP 10 x 2000.
CC8 (1buah)
Tiang konstruksi beton dengan ketinggian 12 meter, Konstruksi tiang sudut
besar dengan sudut lintasan 60°- 90° dan kelengkapannya kekuatan tiang
(momen tarik) 200 daN. Tiang ini digunakan untuk konstruksi
tunggal ( JTM only), Konstruksi ini memakai 6 set isolator tarik, 2 buah
isolator tumpu dan 2 buah cross
arm.
CC9 (7 buah)
Tiang kontruksi beton dengan ketinggian 12 meter, pada tarikan lurus dengan
s u d u t 0 ° - 1 5 ° . kekuatan tiang (momen tarik) 200 daN digunakan untuk
kontruksi tunggal (JTM) memiliki 3 buah isolator tumpu dan 1 buah Cross
Arm Steel UNP 10 ( 100 x 50 x 5 x 2000 mm² ) Galvanized, kontruksi
tiang ini cocok digunakan di tempat perkebunan untuk menghindari
gangguan dari ranting pepohonan.
CC9-2 (6 buah)
Tiang kontruksi beton dengan ketinggian 12 meter, pada tarikan lurus dengan
s u d u t 1 5 ° - 3 0 ° . kekuatan tiang (momen tarik) 200 daN digunakan
untuk kontruksi tunggal (JTM) memiliki 3 buah isolator tumpu dan 2 buah
Cross Arm Steel UNP 10 ( 100 x 50 x 5 x 2000 mm² ) Galvanized,
kontruksi tiang ini cocok digunakan di tempat perkebunan untuk
menghindari gangguan dari ranting pepohonan.
Pada perencanaan jaringan listrik di PT Barumun Agro sentosa ini, jenis tiang
yang di gunakan dalam jaringan JTR adalah:
Kontruksi SA (41 buah)
Konstruksi SA merupakan konstruksi saluran kabel udara tegangan rendah
(SKUTR) yang menggunakan suspension small angle assembly
(penggantung untuk tiang sangga / tumpu) dengan tinggi 9 meter
kekuatan tiang (momen tarik) 200 daN .
Kontruksi LA (19)
Konstruksi LA merupakan konstruksi pemasangan SKUTR dengan sudut
kurang dari 45° dengan tinggi 9 meter kekuatan tiang (momen tarik) 200
daN , dengan menggunakan large angle assembly (penggantung untuk
tiang belokan/sudut). LA ini termasuk tiang sudut, yang merupakan tiang
yang dipasang pada saluran listrik, dimana pada tiang tersebut arah
penghantar membelok dan arah gaya tarikan kawat horizontal.
Kontruksi DA (12)
Konstruksi DA merupakan konstruksi pemasangan SKUTR untuk tiang
akhir atau tiang awal dengan treck schoor. Pengait kabel digunakan fixed
dead-end clamp complete plastic strip (peralatan untuk penarik pada
tiang awal/akhir lengkap dengan plastic strap) dengan tinggi 9 meter
kekuatan tiang (momen tarik) 200 daN.
Kontruksi SA/DA (3 buah)
Yaitu kontruksi gabungan antara SA dan DA yang digunakan untuk
penggantung untuk tiang sangga / tumpu beserta tiang awal dan akhir
dalam jaringan tegangan rendah.
Untuk JTM menggunakan kabel jenis AAACS dengan ukuran 70 mm2, untuk kabel
fasa dan kabel jenis AAAC dengan ukuran 70 mm2, untuk kabel netral.
Jaringan Tegangan Rendah
Untuk JTR menggunakan kabel jenis TIC dengan ukuran 70 mm2, untuk fasa dan
kabel berjenis sama dengan ukuran 70 mm2, untuk kabel netral.
3. Penentuan Trafo
Dalam penentuan lokasi trafo, perencana harus memperhatikan total beban,
persebaran beban dan lokasi dead end atau tiang JTR (Jaringan Tegangan
Rendah) yang terakhir. Trafo yang dipakai pada sistem distribusi di PT Barumun
Agro Sentosa adalah Trafo 3 phasa, dengan kapasitas 100 kVA sebanyak 3 buah, di
karenakan beban yang di butuhkan dalam jemput pelanggan keseluruhan sebanyak
293.400 watt.
1. Total beban
Letak trafo harus bisa memenuhi total beban yang ada sehingga lokasi trafo harus
bisa mencakup seluruh lokasi beban.
2. Persebaran beban
Lokasi trafo harus berada di ujung awal tarikan JTR. Selain itu, penentuan lokasi
trafo ini juga harus mempertimbangkan penambahan beban baru atau perluasan
jaringan.
3.4 Kemampuan Hantar Arus / Kuat Hantar Arus
Kemampuan Hantar Arus (menurut SNI 04‐0225‐2000) atau Kuat Hantar Arus
(menurut SPLN 70‐4 : 1992) suatu penghantar dibatasi dan ditentukan berdasarkan
batasan‐ batasan dari aspek lingkungan, teknis material serta batasan pada kontruksi
penghantar tersebut yaitu
Temperatur lingkungan
Jenis penghantar
Tabel 3.2 KHA penghantar tak berisolasi pada suhu keliling 350C, kecepatan angin
0,6 m/detik, suhu maksimum 800C (dalam keadaan tanpa angin faktor koreksi 0,7)
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil selama mengikuti
Praktek Kerja Lapangan Industri adalah sebagai berikut:
1. Untuk menentukan besarnya kapasitas daya trafo yang akan digunakan harus
memperhitungkan adanya penambahan atau perkembangan beban pada waktu
yang akan datang, seperti adanya pembangunan rumah yang baru dan adanya
penambahan daya pada setiap rumah.
2. Perlu adanya kerjasama yang baik antara semua instansi yang terkait,
baik dalam perencanaan maupun dalam realisasi pembangunan nantinya agar
pembangunan dapat terlaksana dengan baik karena listrik sudah menjadi
kebutuhan bagi masyarakat, termasuk masyarakat yang tinggal di kawasan
PKS Sigala-gala.
DAFTAR PUSTAKA