oleh
Rio Afrianda S.T., M.T.
Sekolah Tinggi Teknik PLN 1
TM9
FAKTOR-FAKTOR OPERASI
PEMBANGKIT DAN SISTEM TENAGA LISTRIK
SF - Startup Failure: yaitu outage yang terjadi ketika suatu unit tidak mampu
sinkron dalam waktu start up yang ditentukan setelah dari status outage atau
RSH.
Available Hours (AH): adalah jumlah jam unit pembangkit siap dioperasikan yaitu Service
Hours ditambah Reserve Shutdown Hours.
Planned Outage Hours (POH): adalah jumlah jam unit tidak dapat beroperasi sebagai
akibat dari Planned Outage untuk pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi dan overhaul, yang
telah dijadwalkan jauh hari sebelumnya (misal: overhaul boiler, overhaul turbin) + Scheduled
Outage Extensions (SE) dari Planned Outages (PO).
Unplanned Outage Hours (UOH): adalah jumlah jam yang dialami selama Unplanned
(Forced) Outages U1, U2, U3) + Startup Failures (SF) + Maintenance Outages (MO) +
Scheduled Outage Extensions (SE) dari Maintenance Outages (MO).
Forced Outage Hours (FOH): adalah jumlah jam unit keluar paksa sebagai akibat dari
gangguan Unplanned (Forced) Outages (U1, U2, U3) + Startup Failures (SF).
Maintenance Outage Hours (MOH): adalah jumlah jam unit tidak dapat beroperasi sebagai
akibat dari keluar pemeliharaan karena Maintenance Outages (MO) + Scheduled Outage
Extensions (SE) dari Maintenance Outages (MO).
Scheduled Outage Hours (SOH): adalah jumlah jam unit tidak dapat beroperasi sebagai
akibat dari keluar terencana baik Planned Outage maupun Maintenance Outage +
Scheduled Outage Extensions (SE) dari Maintenance Outages (MO) dan Planned
Outages(PO).
Reserve Shutdown Hours (RSH): adalah jumlah jam unit tidak beroperasi karena tidak
dibutuhkan oleh sistem (pertimbangan ekonomi).
Synchronous Hours (Syn.H): adalah jumlah jam unit dalam kondisi kondensasi.
Period Hours (PH): adalah total jumlah jam dalam suatu periode tertentu yang sedang
diamati selama unit dalam status Aktif.
Availability Factor (AF): adalah rasio antara jumlah jam unit pembangkit siap
beroperasi terhadap jumlah jam dalam satu periode tertentu. Besaran ini
menunjukkan prosentase kesiapan unit pembangkit untuk dioperasikan pada
satu periode tertentu.
Service Factor (SF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit beroperasi
terhadap jumlah jam dalam satu periode tertentu. Besaran ini menunjukkan
prosentase jumlah jam unit pembangkit beroperasi pada satu periode tertentu.
Planned Outage Factor (POF): adalah rasio jumlah jam unit pembangkit
keluar terencana (planned outage) terhadap jumlah jam dalam satu periode.
Besaran ini menunjukkan prosentase kondisi unit pembangkit akibat
pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi dan overhoul pada suatu periode tertentu.
Maintenace Outage Factor (MOF): adalah rasio dari jumlah jam unit
pembangkit keluar terencana (Maintenace outage) terhadap jumlah jam dalam
satu periode. Besaran ini menunjukkan prosentase kondisi unit pembangkit
akibat pelaksanaan perbaikan, pada suatu periode tertentu.
Rio Afrianda S.T., M.T.
Sekolah Tinggi Teknik PLN
INDEKS KINERJA PEMBANGKIT
Scheduled Outage Factor (SOF): adalah rasio dari jumlah jam unit
pembangkit keluar terencana (planned outage dan maintenance outage)
terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran ini menunjukkan prosentase
kondisi unit pembangkit akibat pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi dan
overhoul pada suatu periode tertentu.
Unit Derating Factor (UDF): adalah rasio dari jumlah jam ekivalem unit
pembangkit mengalami derating terhadap jumlah jam dalam satu periode.
Besaran ini menunjukkan prosentase kondisi unit pembangkit akibat derating,
pada suatu periode tertentu.
Reserve Shutdown Factor (RSF): adalah rasio dari jumlah jam unit
pembangkit keluar reserve shutdown (RSH) terhadap jumlah jam dalam satu
periode. Besaran ini menunjukkan prosentase unit pembangkit reserve
shutdown, pada suatu periode tertentu.
Forced Outage Factor (FOF): adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit
keluar paksa (FOH) terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran ini
menunjukkan prosentase kondisi unit pembangkit akibat FO, pada suatu periode
tertentu.
Forced Outage Rate (FOR): adalah jumlah jam unit pembangkit dikeluarkan
dari sistem (keluar paksa) dibagi jumlah jam unit pembangkit dikeluarkan dari
sistem ditambah jumlah jam unit pembangkit beroperasi, yang dinyatakan
dalam prosen.
Equivalent Forced Outage Rate (EFOR): adalah Forced Outage Rate yang
telah memperhitungkan dampak dari derating pembangkit
Net Capacity Factor (NCF): adalah rasio antara total produksi netto dengan
daya mampu netto unit pembangkit dikali dengan jam periode tertentu
(umumnya periode 1 tahun, 8760 atau 8784 jam).
Net Output Factor (NOF): adalah rasio antara total produksi netto dengan
daya mampu netto unit pembangkit dikali dengan jumlah jam unit pembangkit
beroperasi.
Plant Factor (PF): adalah rasio antara total produksi netto dengan perkalian
antara DMN dan jumlah jam unit pembangkit siap dikurangi jumlah jam ekivalen
unit pembangkit derating akibat forced derating, maintenance derating, planned
derating, dan derating karena cuaca/musim
Formula :
Dimana :
AH = Available Hours
EFDH = Equivalent Forced Derating Hours
EMDH = Equivalent Maintenance Derating Hours
EPDH = Equivalent Plant Derating Hours
PH= Plant Hours
Formula :
(EFOR = {(FOH + EFDH ) / (FOH + SH + EFDH)} x 100%)
Dimana :
FOH = Forced Outage Hours
EFDH = Equivalent Forced Derating Hours
SH = Service Hours
Pr oduksi Netto
PF x 100%
( AH ( EPDH EUDH ) x DMN
Dimana :
Available Hours (AH): adalah jumlah jam unit pembangkit siap dioperasikan
yaitu Service Hours ditambah Reserve Shutdown Hours.
Equivalent Planned Derated Hours (EPDH): adalah perkalian antara jumlah
jam unit pembangkit derating terencana (Planned Derating) termasuk Extension
(DE) dan besar penurunan derating dibagi dengan DMN.
Equivalent Unplanned Derated Hours (EUDH): adalah perkalian antara jumlah
jam unit pembangkit derating tidak terencana dan besar penurunan derating
dibagi dengan DMN.
DMN : adalah daya mampu netto Pembangkit sesuai kontrak jual beli tenaga
listrik antara penjual dengan PLN.
Rio Afrianda S.T., M.T.
Sekolah Tinggi Teknik PLN
Factor Beban (Load Factor)
• Factor beban adalah perbandingan antara beban rata-rata untuk selang
waktu tertentu dengan beban puncak untuk selang waktu yang sama
• Beban rata-rata adalah jumlah kWh yang diproduksi selama selang waktu
tersebut dibagi jumlah jam dari selang waktu tersebut.
Beban rata rata
FaktorBeban x 100%
Beban Puncak
• Bagi operator sistem tenaga listrik, faktor beban yang semakin tinggi
semakin rata beban sistem tersebut, artinya pemanfaatan daya terpasang
pada sistem semakin baik.
• Bagi pembangkit, faktor beban yang semakin tinggi artinya pembebanan
pembangkit tersebut secara kontinu mendekati daya mampu pembangkit
tersebut
• Untuk sistem Jawa Bali Factor Bebannya atau Load Factor (LF) sekitar 83 -
85%
• Sedangkan untuk sistem Luar Jawa adalah bervariasi antara 50% sampai
dengan sekitar 70% tergantung besar kecilnya sistem tersebut.
Rio Afrianda S.T., M.T.
Sekolah Tinggi Teknik PLN
Faktor Kapasitas atau Capacity Factor (CF)
• Faktor Kapasitas suatu pembangkit atau Pusat Listrik menggambarkan
seberapa besar suatu unit pembangkit atau pusat listrik tersebut
dimanfaatkan selama selang waktu tertentu (satu bulan /satu tahun)
• Untuk periode satu tahun (8760 jam) Faktor Kapasitas didefinisikan
sebagai berikut :
Produksi satu tahun ( MWh)
Faktor Kapasitas
Daya terpasang ( MW ) x 8760
• Semakin kecil nilai heat rate suatu pembangkit thermal, semakin efisien
pembangkit tersebut.
• Efisiensi thermal suatu pembangkit thermal, merupakan kebalikan dari
heat rate, dan dinyatakan dalam persen (%).
• Semakin tinggi nilai efisiensi thermal, semakin efisien pembangkit
tersebut
Energi listrik yang dihasilkan (kWh)
Efisiensi Thermal x100%
Energi panas masuk (kCal ) x konversi (kWh / kCal )
Preventive Corrective
Maintenance Maintenance
SOF FOR
EAF
Predictive Planned Unplanned
Routine
Maintenance
Condition Based Breakdown
Time Based Condition Based Retrofit/refurbish Repair/replace
/replace