PUSAT
TRANSMISI GARDU INDUK
PEMBANGKIT
PENURUN TEGANGAN
GARDU INDUK
PENAIK TEGANGAN
JTM
KE GD
JTM JTM
PELANGGAN
TM
28 Energi Jual TM/kms JTM Gwh/kms JTM 0.209 0.248 0.242 0.239
29 Energi Jual TR/kms JTR Gwh/kms JTR 0.131 0.162 0.161 0.149
Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sumatera merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 37 Tahun 2008 tanggal 27 November 2008 tentang
Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sumatera.
Aturan Jaringan ini merupakan seperangkat peraturan, persyaratan dan standar untuk menjamin
keamanan, keandalan serta pengoperasian dan pengembangan sistem yang efisien dalam memenuhi
peningkatan kebutuhan tenaga listrik.
Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sumatera disusun berdasarkan kondisi struktur Sistem Tenaga Listrik
Sumatera saat ini, untuk diberlakukan kepada semua pelaku usaha pada Sistem Sumatera, yaitu PT PLN
(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera (P3B Sumatera) selaku pengelola jaringan
transmisi sekaligus pengoperasi sistem, PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, PT PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan,
perusahaan pembangkit listrik swasta (IPP), PT PLN (Persero) Wilayah se-Sumatera serta konsumen besar
yang instalasinya secara langsung terhubung ke jaringan transmisi.
Para pelaku usaha pada Sistem Sumatera tersebut berkewajiban memenuhi semua ketentuan dalam
Aturan Jaringan ini sebagai dasar untuk pengoperasian instalasi penyediaan tenaga listrik yang dimilikinya.
Disamping itu, ketentuan-ketentuan pada Aturan Jaringan ini akan memberikan kejelasan mengenai
kewajiban masing-masing pelaku usaha pada Sistem Sumatera.
Aturan Jaringan Sistem Sumatera ini merupakan dokumen yang bersifat dinamis sehingga harus selalu
dimutakhirkan oleh Komite Manajemen Aturan Jaringan (Grid Code Management Committee) seiring
dengan perkembangan kondisi sistem dan struktur usaha serta perubahan kompleksitas sistem kelistrikan.
Kedip tegangan (voltage sags) dapat disebabkan oleh dua hal yaitu :
• Gangguan hubung singkat pada jaringan tenaga listrik itu sendiri, dan
• Perubahan beban secara mendadak (switching beban dan pengasutan motor
induksi).
Penurunan tegangan pada sistem ini akan dapat menyebabkan gangguan pada
peralatan lain, terutama peralatan-peralatan yang peka terhadap fluktuasi tegangan.
Menurut standar IEEE 1159-1995, IEEE Recommended Practice for Monitoring Electric
Power Quality, definisi sag/kedip adalah penurunan nilai rms tegangan atau arus pada
frekuensi daya selama durasi waktu dari 0,5 cycle (0,001 detik) hingga satu menit.
Rentang perubahan dari 0,1 sampai 0,9 pu pada harga rms untuk besaran tegngan
atau arus. Hal ini menyebabkan lepasnya (trip) peralatan-peralatan yang peka
terhadap perubahan tegangan.
Flicker Tegangan : Perubahan kecil tegangan riam dan terus menerus, yang dapat
dideteksi mata manusia
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 24
Harmonisa Tenaga Listrik (1)
Harmonik adalah suatu fenomena yang timbul akibat terdistorsinya gelombang
sinusoidal secara periodik yang disebabkan oleh penggunaan beban listrik yang
bersifat nonlinier.
Bentuk gelombang yang terdistorsi dapat dianggap sebagai penjumlahan dari
frekuensi dasar gelombang sinusoidal dan frekuensi yang merupakan kelipatan
bilangan bulat dari frekuensi dasarnya. Frekuensi kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi dasar ini disebut dengan frekuensi harmonik.
Bilangan bulat pengali frekuensi dasar disebut dengan angka urutan harmonik,
misalnya suatu sistem tenaga listrik memiliki frekuensi dasar 50Hz, maka
harmonik keduanya ialah 100Hz dan seterusnya.
Tolak ukur utama distorsi harmonik adalah Total Harmonic Distortion (THD), yang
bisa dirumuskan sebagai berikut :
ANALISA
ANALISA ANALISA ANALISA
JARINGAN
GARDU SISTEM SISTEM
FEEDER
INDUK TRANSMISI PEMBANGKIT
RADIAL
BAGAN ALIRAN
PERENCANAAN Beban Puncak Spatial Load
FEEDER TM (Small Area) Forecast
Rencana Perluasan
Route Feeder TM Gardu Induk :
• Existing • Uprating
• Expansion Plan • Lokasi Baru
Susut Tegangan
Least Cost yang diijinkan
Expansion Plan
Ukuran Penampang
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal Konduktor
33
Contoh Pilihan Alternatif Dalam Perencanaan
Sistem Distribusi (1/2)
GI A GI B
Feeder TM Terpasang
Alternatif 2
Alternatif 1 Alternatif 3
Pelanggan Baru
Alternatif 1 : Alternatif 2 :
2. SPINDLE.
3. CLUSTER.
4. OPEN LOOP.
2
JENIS 5. PRIMARY / SE CONDARY SLECTIVE.
KONFIGURASI
6. LOOP.
JARINGAN
7. MARGAREITH.
8. SPOT NETWORK.
9. FLOWER.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 37
Contoh Pilihan Alternatif Dalam Perencanaan
Sistem Distribusi (3/3)
Alternatif 1 : Alternatif 2 :
GD TM/TR
Beban
GD TM/TR
Circuit
Breaker AVR
GI TT/TM
Bus TM
GD TM/TR GD TM/TR
Beban Beban
- Keandalan Tinggi
N.O.
Express Feeder
N.C.
Switching
HV/ MV Subs. Station
MV/ LV transf.
Mid point
A Spindle System
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 42
4. Struktur Jaringan Open Loop
Merupakan perluasan jaringan radial dengan
cadangan pasokan dari penyulang lain.
- Struktur sederhana (memerlukan
kecermatan dalam manuver beban)
- Sumber pasokan dapat dari GI yg
sama atau dari GI yang lain
- Keandalan lebih tinggi dari radial
150 / 70 kV
150 / 70 kV
OPEN LOOP DARI 2 GI
TRAFO GI
20 kV
BEBAN
OPEN LOOP DARI 1 GI
Circuit Circuit
Breaker Breaker
GD TM/TR
Beban
Circuit Circuit
Breaker Breaker
GD TM/TR 1 GD TM/TR 2
Bus TM1 Bus TM2
Breaker1 Breaker2
Beban1 Beban2
PMT
BEBAN
TRAFO GI
EKPRES FEEDER TRAFO GI
20 kV
20 kV
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 48
7. Struktur Jaringan Spot Network
Merupakan struktur jaringan untuk Pelanggan yang tidak boleh padam
( Pelanggan VVIP ).
Minimal dipasok oleh 2 Penuylang , sekaligus Plus Automatic Change
Over.
TRAFO GI
EKPRES FEEDER
20 kV
ACO KONSUMEN
EKPRES FEEDER
TRAFO GI
20 kV
Fuse Fuse
Fuse
Tie Tie
Bus TR
Feeder
NC NC
TR
Ke GI 66/22
kV lain
Ke GI 66/22
kV lain
66/22kV
66/22kV SOURCE
SOURCE S/S Y
S/S X
Legend :
22 kV cable (ring)
22 kV interconnction cable
NC Network Cut
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 53
PEMBEBANAN OPTIMUM PENYULANG TM (1)
8/24/2018
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 54
PEMBEBANAN OPTIMUM PENYULANG TM (2)
1 Pembebanan Optimum Penyulang TM adalah
pembebanan penyulang sedemikian rupa hingga biaya
penyalurannya seminimal mungkin
2 Biaya Penyaluran terdiri atas dua komponen :
• Capital Cost (biaya pembangunan) penyulang
• Cost of Losses (biaya susut) pada penyulang
3 Biaya Susut terdiri atas dua komponen :
• Demand cost of losses : merupakan biaya yang harus
dikeluarkan untuk setiap kW unit pembangkit yang
diperlukan guna menanggung setiap kW rugi daya
sepanjang penyulang
• Energy Cost of Losses : biaya rugi energi yang terjadi
pada penyulang
8/24/2018
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 55
PEMBEBANAN OPTIMUM PENYULANG TM (3)
Biaya Penyaluran :
Dimana :
CF = Biaya Penyaluran Penyulang Tegangan Menengah
(Rp/ km/ thn.)
CFINV = Biaya investasi penyulang tegangan menengah
(Rp/ km/ thn.)
MVA = Daya maksimum yang disalurkan penyulang (MVA)
R = Besarnya tahanan urutan positip persatuan panjang
penyulang (ohm/ km)
CL = Biaya rugi-rugi (Cost of losses) (Rp/ kW/ thn.)
8/24/2018
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 56
PEMBEBANAN OPTIMUM PENYULANG TM (4)
Dimana :
CG = Biaya investasi pertahun per kW unit pembangkit
(Rp/ kW/ thn.)
LSF = Loss Factor
CE = Biaya Produksi Enersi Listrik (Rp/ kWh)
8/24/2018
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 57
PEMBEBANAN OPTIMUM PENYULANG TM (5)
40000
35000
30000
US $/km/th
25000
20000
15000
10000
5000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8/24/2018
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal 58
1. SAIFI.
2. SAIDI.
INDEX KEANDALAN
JARINGAN YANG 3. CAIFI
TERKAIT DENGAN
PELANGGAN 4. CAIDI.
5. ASAI
60
SAIDI =
Σ CUSTOMER INTERRUPTION DURATION
( TOTAL NO. OF CUSTOMERS )
61
62