Anda di halaman 1dari 28

PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH & D.

I YOGYAKARTA | 2015

ROADMAP PERKUATAN SISTEM DISTRIBUSI


TAHUN 2016 - 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2
ABSTRAK 2
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II KONDISI SAAT INI 5
BAB III PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI 8
3.1. PENGEMBANGAN KEANDALAN PER WILAYAH 8
3.2. PENGEMBANGAN SCADA 9
BAB IV ROADMAP PERKUATAN SISTEM DISTRIBUSI 12
4.1. RENCANA PENYEDIAAN GITET SESUAI RUPTL 12
4.2. RENCANA PENYEDIAAN GI SESUAI RUPTL 15
4.3. ROADMAP PERKUATAN SISTEM TAHUN 2016 - 2019 19
4.4. PENAMBAHAN PENYULANG BARU 20
4.5. PENINGKATAN RASIO KEYPOINT PENYULANG 20
4.6. REVITASISASI ASSET 21
BAB V PENUTUP 27

2
ABSTRAK

Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan pelanggan terhadap pasokan


tenaga listrik di Indonesia khususnya Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan
penetapan Tingkat Mutu Pelayanan yang dipersyaratkan oleh Pemerintah,
maka PT. PLN (Persero) selaku pemegang ijin usaha ketenagalistrikan
merasa memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang terbaik
kepada pelanggan dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas pasokan
tenaga listrik yang selaras dengan visi distribusi (efisien, handal dan
berkulitas). Guna mencapai tujuan tersebut, maka PLN Distribusi Jawa
Tengah dan D.I. Yogyakarta perlu menetapkan roadmap pengembangan
keandalan sistem distribusi tahun 2016 – 2021.

Roadmap disusun berdasarkan sasaran kinerja keandalan distribusi yaitu


SAIDI SAIFI, gangguan penyulang / 100 kms, gangguan trafo / asset,
recovery time dan respon time dengan melakukan prioritas tahapan
pengembangan keandalan per wilayah / Area.

Program pengembangan di sisi SCADA meliputi Integrasi master SCADA GI


se–Jawa Tengah dan DIY, Integrasi LBS dan Recloser yang dilengkapi RTU
dengan master SCADA, Pembangunan Disaster Recovery Data SCADA,
otomatisasi sms gangguan dan Integrasi DIJ – SCADA. Sedangkan
pengembangan keandalan jaringan distribusi 20 kV dan gardu distribusi
meliputi program penambahan penyulang baru, penambahan peralatan
switching jaringan dan proteksi, penggantian konduktor telanjang menjadi
berisolasi, penambahan gardu sisipan, pengembangan PDKB,
pengembangan Pelayanan Teknik, dan pengembangan DIJ berbasis GIS.

3
BAB I PENDAHULUAN

Salah satu parameter suatu perusahaan yang dinyatakan baik adalah


perusahan yang bisa tumbuh berkembang menjadi perusahaan yang lebih
besar. PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI. Yogyakarta (PLN
DJTY), sebagai perusahaan dengan tugas utama pendistribusian tenaga
listrik, perkuatan system distribusi tenaga listrik merupakan bagian yang
penting dalam mencapai keandalan sesuai tuntutan stakeholder.

Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan pelanggan terhadap pasokan


tenaga listrik di Indonesia khususnya Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan
penetapan Tingkat Mutu Pelayanan yang dipersyaratkan oleh Pemerintah,
maka PT PLN (Persero) selaku pemegang ijin usaha ketenagalistrikan
merasa memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang terbaik
kepada pelanggan dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas pasokan
tenaga listrik yang selaraskan dengan misi distribusi yaitu menuju distribusi
yang efisien, handal dan berkulitas. Guna mencapai tujuan tersebut, maka
PLN Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta perlu menetapkan roadmap
pengembangan keandalan sistem distribusi tahun 2011 – 2015 yang dapat
digunakan sebagai pedoman tahapan untuk menuju keandalan dengan
standar kelas dunia.

Pembahasan roadmap keandalan sistem distribusi 2011 sd 2015 ini


difokuskan hanya pada keandalan jaringan distribusi tenaga listrik 20 kV dan
gardu distribusi.

4
BAB II KONDISI SAAT INI

PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta


mengalami perkembangan dan perubahan dalam berbagai hal dari tahun ke
tahun. Perkembangan dan perubahan perusahaan tersebut dapat terlihat dari
berbagai aspek seperti aspek Beban Puncak, penambahan asset dan
pelanggan, penjualan tenaga listrik, perkembangan organisasi, dan lain-lain.

Gambar 1. Peta Kelistrikan PT PLN (Persero) DJTY

Beban Puncak Tertinggi yang terjadi di Tahun 2014 sebesar 3.764 MW


dengan Faktor Beban 71,0%, faktor beban merupakan perbandingan beban
rata-rata terhadap beban puncak pada periode waktu tertentu. Faktor beban
selama 5 tahun terakhir ditunjukkan dalam Tabel 1 berikut

Tabel 1. Historis Beban Puncak (MW) dan Load Factor

INDIKATOR Satuan 2010 2011 2012 2013 2014


Beban Puncak MW 2.889 3.021 3.276 3.503 3.764

5
Beban Rata-Rata MW 2.016 2.099 2.477 2.481 2.672
Load Factor % 69,7 69,5 75,6 70,8 71,0

Sistem Jaringan Distribusi 20 kV yang dioperasikan di wilayah usaha


Distribusi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta menggunakan konfigurasi 3
phasa 4 kawat, dengan tambahan kawat Netral yang dipasang bersama
kawat phasa, system DJTY unik dan berbeda dibanding unit Distribusi lain di
Indonesia. Oleh karena itu berpengaruh terhadap jumlah trafo yang
beroperasi di DJTY mayoritas menggunakan trafo 1 phasa.
Gardu Induk 150/20 kV yang memasok tenaga listrik di Distribusi Jawa
Tengah dan D.I. Yogyakarta berjumlah 72 GI dengan jumlah trafo tenaga
sebanyak 150 buah dengan total kapasitas trafo tenaga sebesar 6,442 MVA.
Adapun dari sisi sistem Distribusi 20 kV, dengan aset per Desember 2014 per
Area sebagai berikut :

Tabel 2. Data Aset Jaringan Distribusi Kondisi Eksisting Tahun 2014


JUMLAH
JUMLAH PANJANG
JUMLAH TRAFO DAYA
NO AREA/UL GARDU JTM
PENYULANG DISTRIBUSI
INDUK
(Kms) (Buah) (Kva)

1 SEMARANG 15 127 5.808 18.640 1.030.024


2 SURAKARTA 10 105 8.393 15.883 796.361
3 YOGYAKARTA 8 75 5.505 14.781 764.248
4 PURWOKERTO 6 42 4.985 10.104 475.189
5 TEGAL 5 40 3.926 10.610 527.499
6 MAGELANG 4 30 4.798 7.347 350.159
7 KUDUS 8 64 5.467 13.036 643.542
8 SALATIGA 3 27 1.800 3.612 167.665
9 KLATEN 4 34 2.798 5.450 247.926
10 PEKALONGAN 2 22 2.330 5.570 369.950
11 CILACAP 7 40 4.246 8.183 1.801.630

JUMLAH DISTRIBUSI 72 606 50.055 113.216 7.174.193

Tabel 3. Data Asset Key Point Tahun 2014

6
JUMLAH KEYPOINT TERPASANG KEYPOINT REMOTE (SCADA)
NO AREA
FEEDER RECL. LBS JML RASIO RECL. LBS JML RASIO

1 SEMARANG 127 80 155 235 1.9 74 103 177 1.4


2 SURAKARTA 105 61 67 128 1.2 51 58 109 1.0
3 YOGYAKARTA 75 73 254 327 4.4 61 191 252 3.4
4 PURWOKERTO 42 62 101 163 3.9 38 14 52 1.2
5 TEGAL 40 92 141 233 5.8 7 11 18 0.5
6 MAGELANG 30 48 46 94 3.1 35 18 53 1.8
7 KUDUS 64 72 29 101 1.6 65 26 91 1.4
8 SALATIGA 27 43 89 132 4.9 37 46 83 3.1
9 KLATEN 34 44 55 99 2.9 42 37 79 2.3
10 PEKALONGAN 22 35 55 90 4.1 28 32 60 2.7
11 CILACAP 40 58 59 117 2.9 40 20 60 1.5

TOTAL 606 668 1,051 1,719 2.8 478 556 1,034 1.7

Di tahun 2014 jumlah penyulang DJTY 606 buah dengan jumlah


keypoint terpasang sebanyak 1.719 set (LBS dan recloser) maka rasio
Keypoint terhadap jumlah penyulang sebesar 2,8. Namun dari keseluruhan
KP yang terpasang ada beberapa titik KP yang belum bisa ter-remote
sebesar 685 set dikarenakan Sinyal Komunikasi tidak mendukung, tahun
2015 akan dilaksanakan pemindahan KP untuk mendukung kecepatan
pemulihan akibat gangguan (mendukung SAIDI), kecepatan manuver beban
(perubahan konfigurasi jaringan) pada kondisi pemeliharaan, dan untuk
memperluas jangkauan KP di Jateng dan DIY.
Mayoritas pelanggan di PLN Distribusi Jawa Tengah dan D.I.
Yogyakarta adalah pelanggan yang dipasok dari sistem Tegangan Menegah
20 kV dan Tegangan Rendah 220 V.
Beberapa permasalahan pokok yang dihadapi oleh PT. PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dalam menjaga kontinuitas
pasokan listrik terjadi pada penyulang, trafo distribusi, peralatan proteksi dan
lain-lain, sebagai berikut :
a. Masih banyaknya gangguan penyulang yang disebabkan oleh faktor
eksternal diantaranya pohon, petir, layang-layang dan binatang
b. Terdapat sekitar 4 % Trafo Distribusi yang bebannya sudah di atas
80%;
c. Jumlah peralatan switching terpasang belum memenuhi syarat
keandalan terkait recovery waktu gangguan;
d. Peralatan switching yang belum terintegrasi ke Master SCADA
(sebagian sudah remote Local Area);

7
e. Waktu Recovery gangguan penyulang masih cukup lama karena
peralatan switching sebagian masih manual;
f. Koordinasi proteksi masih belum sempurna/selektif di sisi jaringan.
g. Peralatan Jaringan distribusi yang sudah berumur lebih dari 37 tahun
atau telah melebihi masa manfaatnya.

BAB III PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI

Berdasarkan hasil overview kondisi sistem dan keandalan distribusi tahun


2014 diatas, didapatkan beberapa peluang perbaikan yang dapat dilakukan
dalam jangka waktu 2016 – 2021 untuk mencapai target sesuai dengan
sasaran Visi Distribusi tahun 2016 – 2021.

3.1. Pengembangan Keandalan Per Wilayah

Cakupan wilayah pelayanan yang luas, yang terdiri dari 11 Area Pelayanan,
maka perlu dilakukan clusterisasi yang bertujuan membagi wilayah
pengembangan yang didasarkan pada tingkat prioritas dan perkembangan
potensi sosial ekonomi. Secara umum, wilayah pengembangan dibagi
menjadi 3 tahapan dalam rangka mencapai Visi Distribusi Hebat, yaitu:
a. Tahap I (tahun 2016 sd 2017)
Pada tahap I ini, pengembangan akan meliputi 3 Area kota besar, yaitu :
Area Semarang, Area Yogyakarta, dan Area Surakarta.
b. Tahap II (tahun 2018 sd 2019)
Pada tahap II ini pengembangan akan difokuskan pada Area kota lainnya,
yaitu: Area Kudus, Area Magelang, Area Purwokerto, dan Area Tegal..
c. Tahap III (2020 sd 2021)

8
Pada tahap III ini pengembangan akan meliputi wilayah Area Salatiga,
Area Pekalongan, Area Cilacap, dan Area Klaten.

Gambar 3.1. Peta Wilayah Pengembangan Keandalan


3.2. Pengembangan SCADA
SCADA sebagai salah satu komponen penting dalam mendukung
keandalan sistem distribusi yang berkualitas, sehingga penerapan teknologi
yang berbasis SCADA mutlak dilakukan. Pengaturan Sistem Distribusi 20 KV
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dilaksanakan
oleh unit pelaksana PT PLN (Persero) APD Jateng & DIY yang meliputi
wilayah kerja meliputi wilayah PLN DJTY dan dibagi kedalam 3 (tiga)
Distribution Control Center (DCC), yaitu :
1. DCC I Semarang : mengatur sistem distribusi di Area Semarang, Area
Kudus, Area Pekalongan & UL Salatiga
2. DCC II Yogyakarta : mengatur sistem distribusi di Area Yogyakarta, Area
Surakarta, Area Magelang & Area Klaten
3. DCC III Purwokerto : mengatur sistem disribusi di Area Purwokerto, Area
Cilacap & Area Tegal.

9
Gambar 3.2. Peta Wilayah Distribution Control Center (DCC)

Per Desember 2014, Gardu Induk yang sudah terintegrasi SCADA adalah
sebagai berikut :

Tabel 3.1 Gardu Induk yang sudah terintegrasi master SCADA APD
No Wilayah Operasi Operasi Belum Operasi
28 Gardu Induk
60 Incoming
1 DCC I Semarang
239 Penyulang  70 Cadangan
495 Keypoint  
26 Gardu Induk
53 Incoming
2 DCC II Yogyakarta
245 Penyulang 70 Cadangan
529 Keypoint
18 Gardu Induk
35 Incoming
3 DCC III Purwokerto
122 Penyulang 50 Cadangan
166 Keypoint
72 Gardu Induk
148 Incoming
TOTAL
606 Penyulang 190 Cadangan
1190 Keypoint

Sedangkan keypoint yang sudah bisa diremote dari Master SCADA APD JTY
sampai dengan Desember 2014 adalah sebagai berikut :

10
Tabel 3.2 LBS Motorized dan Recloser yang sudah terintegrasi SCADA
NO AREA KP TERMAPPING
1 Semarang 246
2 Kudus 79
3 Pekalongan 62
4 Salatiga 108
5 Yogyakarta 278
6 Magelang 54
7 Surakarta 112
8 Klaten 85
9 Purwokerto 54
10 Tegal 18
11 Cilacap 94
TOTAL 1190

Tahun 2015, merupakan tahun transisi pengalihan OPHAR keypoint dari Area
ke APD, Dengan adanya perubahan wewenang operasional keypoint dari
Area ke APD, maka diperlukan perubahan mindset SDM APD dari sebagai
Operator PMT Outgoing GI menjadi Operator Sistem Distribusi secara
keseluruhan (PMT Outgoing & keypoint).
Dalam rangka meningkatkan pelayanan pelanggan, khususnya
pelanggan Tegangan Menengah (TM), maka diperlukan peralatan untuk
mencatat / memonitor kualitas daya listrik yang disalurkan kepada Pelanggan.
Peningkatan kualitas listrik, berupa tegangan dan frekuensi yang memenuhi
standar pelayanan yang telah ditetapkan di Jateng dan DIY. Untuk itulah,
diperlukan peralatan berupa Power Quality Meter (PQM) yang dipasang pada
setiap kubikel incoming di GI. Tahun 2015 akan dilaksanakan penambahan
PQM sebanyak 20 unit sehingga sampai dengan akhir tahun 2015
diperkirakan jumlah PQM yang termonitor di sistem APD JTY sebanyak 67
unit atau sekitar 43 % dari total Incoming Trafo 150/20 KV PLN APD JTY.
Dalam melakukan implementasi SCADA khususnya untuk
menginterasikan titik keypoint (LBS Motorized RTU dan Recloser RTU) ada
beberapa kendala yang dihadapi diantaranya adalah teknologi komunikasi
yang digunakan untuk melakukan telestatus, telemonitoring dan dan
telekontrol yaitu teknologi GPRS yang memiliki kecepatan data rendah
sehingga ketika harus mengirimkan data yang ukurannya cukup besar, maka
waktu delaynya menjadi cukup panjang. Selain itu kualitas sinyal yang kurang
baik di lokasi-lokasi titik keypoint khususnya untuk daerah yang cukup jauh

11
dari perkotaan. Kedepannya, akan dilakukan sistem SCADA jaringan yang
jalur komunikasi nya diarahkan untuk menggunakan Fiber Optic (FO) dan
teknologi 3,5G Long Term Evolution (LTE).

BAB IV ROADMAP PERKUATAN SISTEM DISTRIBUSI

4.1. Rencana Penyediaan GITET Sesuai RUPTL


Sistem Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta saat ini dipasok melalui 3 (tiga) Sub
Sistem 500 kV, yaitu :
1. Sub Sistem 1, dipasok melalui Trafo IBT Ungaran 1 dan Ungaran 2
2. Sub Sistem 2, dipasok melalui Trafo IBT Ungaran 3, Tanjung Jati 1,
dan Tanjung Jati 2;
3. Sub Sistem 3, dipasok melalui Trafo IBT Pedan 1 dan Pedan 2.
Data Juli 2015, IBT I dan II Ungaran berbeban 87%, dan IBT I dan II Pedan
berbeban 85%. Pada kondisi dengan 3 SS ini, kendala yang dihadapi adalah:
1. Beban puncak di SS 1 yaitu IBT Ungaran 1 dan 2 pada 87% dari
setting In 1.718 Ampere;
2. Terjadi kekurangan pasokan listrik di Jawa Tengah apabila ada
pembangkit yang mengalami gangguan (outage);
12
3. Mutu tegangan pelayanan relative kurang baik khususnya di wilayah
selatan Jawa Tengah yang meliputi Purwokerto dan Cilacap.

Topologi kondisi sistem 500 kV di Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dengan
3 Sub Sistem ini adalah seperti pada Gambar di bawah :

Gambar 4.1. Topologi 3 (tiga) Sub Sistem 500 kV DJTY

Guna meningkatkan keandalan di sistem 500 kV, direncanakan


dibangun Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) di wilayah Jawa
Tengah dan D.I. Yogyakarta. Rencana tersebut juga telah dituangkan dalam
RUPTL 2015-2024 yang juga meliputi penambahan kapasitas Trafo IBT di
GITET eksisting, yang dirangkum sebagai berikut:
Rencana penyediaan pasokan daya dituangkan dalam RUPTL 2015-
2024 dengan penambahan GITET 500/150 kV, Gardu Induk 150/20 kV,
uprate atau penambahan Trafo GI serta pembangunan kawat transmisi baru
yang dirangkum sebagai berikut :
Tabel 4.1. Penambahan GITET baru
KAPASITAS RENCANA
No. NAMA GITET KETERANGAN
(MVA) OPERASI
1 Rawalo/Kesugihan 500 2015 New
2 Rawalo/Kesugihan 500 2015 Ext
3 Ungaran 167 2016 Spare
4 Ampel 1000 2017 New
5 Rawalo/Kesugihan 1000 2017 Ext
6 Tanjung Jati B 500 2017 Ext
7 Pemalang 1000 2018 Ext
8 Ungaran 500 2020 Ext

13
Untuk meningkatkan keandalan listrik sistem Jawa Tengah dan D.I.
Yogyakarta, direncanakan wilayah ini direncanakan akan dibuat menjadi 4
Sub Sistem. Dengan tambahan Sub Sistem baru yang dibangun di
Kesugihan, Rawalo – Cilacap.
Konfigurasi GITET Kesugihan ini direncanakan akan mensuplai wilayah:
1. Area Purwokerto
2. Area Cilacap
3. Area Magelang (sebagian)
4. Area Yogyakarta (sebagian)

Sub Sistem 4 akan dipasok melalui Trafo IBT 1x500 MVA. Dengan adanya
sub sistem ini, maka pasokan kelistrikan akan menjadi seperti pada gambar di
bawah.

Gambar 4.2. Rencana Topologi 4 (empat) Sub Sistem 500 kV DJTY

Sub Sistem 4 ini akan meliputi 15 Gardu Induk 150/20 kV, yaitu:
1. GI Kesugihan 6. GI Semen Nusantara 11. GI Wadaslintang
2. GI Rawalo 7. GI PLTU Cilacap 12. GI Temanggung
3. GI Kalibakal 8. GI Gombong 13. GI Kebumen
4. GI Purbalingga 9. GI Mrica 14. GI Purworejo
5. GI Lomanis 10. GI Wonosobo 15. GI Wates

14
Sasaran yang dituju dengan pengoperasian GITET 500/150 kV Kesugihan ini
adalah:
1. Meningkatkan keandalan system di Jawa Tengah pada saat terjadi
gangguan pembangkit yang memasok system kelistrikan di Jawa
Tengah;
2. Memperbaiki mutu tegangan pelayanan untuk wilayah Purwokerto dan
Cilacap;
3. Menurunkan beban Trafo IBT Ungaran yang saat ini beban puncak
mencapai 87% menjadi 60% dengan setting In sebesar 1.718 Ampere.

Dengan penambahan GITET di sistem Jateng & DIY, maka ke depan


konfigurasi sistem 500 kV akan menjadi 6 Sub Sistem, pola pembebanan
trafo IBT setelah menjadi 6 SS. seperti digambarkan di bawah ini :

Gambar 4.3. Rencana Topologi 6 (enam) Sub Sistem 500 kV DJTY

4.2. Rencana Penyediaan GI Sesuai RUPTL


Meningkatkatnya kebutuhan pasokan listrik dan dalam rangka mengantisipasi
pertumbuhan penggunaan listrik, telah direncanakan pembangunan GI baru
di wilayah Jateng dan DIY dengan total kapasitas daya trafo sebesar 1.630

15
MVA. Rencana pembangunan GI baru tersebut seperti tertuang dalam
RUPTL 2015-2024 yang telah dirangkum sebagai berikut:

Tabel 4.2. Penambahan GI baru

KAPASITAS RENCANA
No. NAMA GARDU INDUK LOKASI KETERANGAN
(MVA) OPERASI

1 Nguter/Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo 60 2016 New


2 Sinar Tambang Arthalestari (STAR) Purwokerto 30 2016 New
3 PLTU Rembang Rembang 60 2016 New
4 Semen Grobogan Purwodadi 120 2016 New
5 Sritex Jetis Sukoharjo 60 2016 New
6 Kudus II / Nalumsari Kudus 60 2017 New
7 New Pemalang Pemalang 60 2017 New
8 Tambak Lorok GIS Semarang 60 2017 New
9 Comal Pemalang 60 2017 New
10 Sluke II (Smelter Rembang) Rembang 60 2017 New
11 Ampel Boyolali 120 2017 New
12 Kalibakal II / Kalibanteng Purwokerto 60 2018 New
13 Pati II / Trangkil Pati 120 2018 New
14 Tambak Lorok Baru / Gajah Demak 60 2018 New
15 Tegal Kota Tegal 120 2018 New
16 Pandean Lamper II / Banget Ayu Semarang 100 2019 New
17 Sanggrahan II / Ngrajeg Magelang 60 2019 New
18 Kentungan Baru/Kalasan Yogyakarta 120 2019 New
19 Bantul Baru Yogyakarta 120 2021 New
20 Sragen II Sragen 120 2024 New

TOTAL 1630

Berikut penambahan kapasitas trafo pada GI eksisting penambahan trafo


yang berasal dari Loan IBRD Paket J3 (23 Trafo) dan APLN yang
dilaksanakan P3B JB :
Tabel 4.3. penambahan trafo Loan IBRD Paket J3

16
Selain pembangunan GI baru, peningkatan pertumbuhan juga diantisipasi
dengan penambahan kapasitas trafo pada GI eksisting. Penambahan
kapasitas ini meliputi pekerjaan uprating dan extension. Kegiatan tersebut
sebagian telah dimulai pada tahun 2015. Secara keseluruhan, total kapasitas
17
trafo akan bertambah sebesar 5.490 MVA sampai dengan tahun 2024
mendatang.
Tabel 4.4. Penambahan kapasitas trafo pada GI eksisting hal 1

KAPASITAS RENCANA
No. NAMA GARDU INDUK LOKASI KETERANGAN
(MVA) OPERASI

1 Kebasen Tegal 60 2015 Uprate


2 Srondol Semarang 60 2015 Uprate
3 Mrica PLTA Banjarnegara 60 2015 Uprate
4 Dieng PLTP Wonosobo 30 2015 Extension
5 Banyudono Boyolali 60 2015 Extension
6 Lomanis Cilacap 60 2015 Extension
7 Majenang Cilacap 60 2015 Extension
8 Purworejo Purworejo 60 2015 Extension
9 Klaten Klaten 60 2015 Extension
10 Gombong Kebumen 60 2015 Extension
11 Solo Baru Sukoharjo 60 2015 Extension
12 Kalibakal Purwokerto 60 2015 Extension
13 Bringin Semarang 60 2015 Uprate
14 Ungaran Semarang 60 2015 Uprate
15 Tambak Lorok PLTU Semarang 60 2015 Uprate
16 Rawalo Purwokerto 60 2015 Uprate
17 Sanggrahan Magelang 60 2015 Uprate
18 Secang Magelang 60 2015 Uprate
19 Pandean Lamper Semarang 60 2015 Uprate
20 Pati Pati 60 2015 Uprate
21 Pekalongan Pekalongan 60 2015 Uprate
22 Blora Blora 60 2015 Uprate
23 Bumiayu Tegal 60 2015 Uprate
24 Wonosobo Wonosobo 60 2015 Uprate
25 Krapyak Semarang 60 2015 Uprate
26 Semanu Gunung Kidul 60 2015 Uprate
27 Sragen Sragen 60 2015 Uprate
28 Sragen Sragen 60 2015 Uprate
29 Temanggung Temanggung 60 2015 Extension
30 Brebes Brebes 60 2015 Extension
31 Pudakpayung GIS Semarang 60 2015 Extension
32 Gondangrejo Karanganyar 60 2015 Extension
33 Cepu Blora 60 2015 Uprate
34 Pedan Klaten 60 2015 Extension
35 Wirobrajan Yogyakarta 60 2015 Extension
36 Kentungan Yogyakarta 60 2015 Extension
37 Wates Kulon Progo 60 2015 Uprate
38 PLTU Rembang Rembang 60 2016 Extension
39 Solo Baru Sukoharjo 60 2016 Extension
40 Mojosongo Boyolali 60 2016 Uprate
41 Rembang Rembang 60 2016 Extension
42 Mranggen Demak 60 2016 Extension
43 Pandeanlamper Semarang 60 2016 Extension
44 Banyudono Boyolali 60 2016 Uprate

Tabel 4.5. Penambahan kapasitas trafo pada GI eksisting hal 2

18
KAPASITAS RENCANA
No. NAMA GARDU INDUK LOKASI KETERANGAN
(MVA) OPERASI

45 Purwodadi Purwodadi 60 2016 Uprate


46 Sanggrahan Magelang 60 2016 Uprate
47 Wadaslintang Wonosobo 30 2016 Uprate
48 Weleri Weleri 60 2016 Uprate
49 Pedan Klaten 60 2016 Extension
50 Kebasen Tegal 60 2016 Uprate
51 Godean Yogyakarta 60 2016 Extension
52 Kedungombo PLTA Boyolali 60 2017 Uprate
53 Weleri Weleri 60 2017 Uprate
54 Medari Sleman 60 2017 Extension
55 Semen Nusantara Cilacap 60 2017 Extension
56 Pemalang Pemalang 60 2017 Extension
57 Kebumen Kebumen 60 2017 Uprate
58 Batang Batang 60 2018 Uprate
59 Purbalingga Purbalingga 60 2018 Extension
60 Klaten Klaten 60 2018 Uprate
61 Jekulo Kudus 60 2018 Uprate
62 Kentungan Yogyakarta 60 2018 Extension
63 Wonosari Gunung Kidul 60 2019 Uprate
64 Wates Kulon Progo 60 2019 Extension
65 Lomanis Cilacap 60 2020 Uprate
66 Kudus II / Nalumsari Kudus 60 2020 Extension
67 Sritex Sukoharjo 120 2021 Extension
68 Kalibakal II / Kalibanteng Purwokerto 60 2021 Extension
69 Wonosobo Wonosobo 60 2021 Extension
70 Tambaklorok PLTU (GIS) Semarang 60 2021 Extension
71 Brebes Brebes 60 2021 Uprate
72 Tambaklorok Baru / Gajah Demak 60 2022 Extension
73 Bawen Semarang 60 2022 Extension
74 Masaran Sragen 60 2022 Extension
75 Gondangrejo Karanganyar 60 2022 Extension
76 Comal Pemalang 60 2022 Extension
77 Sragen Sragen 60 2022 Extension
78 Kaliwungu Weleri 60 2023 Extension
79 Balapulang Tegal 60 2023 Extension
80 Ungaran Ungaran 60 2023 Extension
81 Gombong Kebumen 60 2023 Uprate
82 Lomanis Cilacap 60 2023 Extension
83 Sanggrahan Magelang 60 2023 Extension
84 Pemalang Pemalang 60 2023 Extension
85 Ampel Boyolali 60 2023 Extension
86 Mrica PLTA Banjarnegara 60 2024 Uprate
87 Dieng PLTP Wonosobo 30 2024 Uprate
88 Rawalo Purwokerto 60 2024 Uprate
89 Kebumen Kebumen 60 2024 Uprate
90 Bawen Ungaran 60 2024 Extension
91 Krapyak Semarang 60 2024 Uprate
92 Kentungan Baru / Kalasan Yogyakarta 60 2024 Extension

TOTAL 5490

19
4.3. Roadmap Perkuatan Sistem Tahun 2016 - 2019
Pengembangan Sistem Distribusi mengacu pada Roadmap Perkuatan system
Distribusi tahun 2015-2019, dengan focus Utama pembangunan penyulang
baru, penambahan keypoint (Recloser dan LBS), dan revitalisasi asset
dengan tahapan roadmap sbb :

Gambar 4.4. Roadmap Perkuatan Sistem Tahun 2015 - 2019

Sasaran yang dicapai di tahun 2019 rasio rata-rata panjang penyulang


menurun menjadi 34,8 kms dan rasio penyulang overload > 300 Ampere
menjadi 11,2% serta rasio Keypoint sebesar 4 KP/penyulang.
Parameter-parameter yang digunakan sebagai indikator tingkat keandalan
adalah SAIDI, SAIFI, Gangguan penyulang/100 kms dan Gangguan Trafo.
Sasaran keandalan distribusi yang mencakup 4 parameter tersebut dari tahun
2016 hingga 2021 adalah sebagaimana tersebut dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.6. Sasaran Keandalan Distribusi tahun 2016 – 2021

20
4.4. Penambahan Penyulang Baru
Seiring dengan peningkatan konsumsi energi listrik baik yang
disebabkan oleh penambahan jumlah pelanggan maupun natural growth,
maka PLN DJTY telah melakukan langkah-langkah antisipasi diantaranya
penambahan penyulang baru. Selain itu penambahan penyulang ini juga
bertujuan untuk mengurangi beban penyulang-penyulang yang sudah
overload maupun didorong oleh adanya penambahan trafo baru maupun
penambahan kapasitas trafo.
Penyulang 20 kV sampai dengan April 2015 yang sejumlah 612
Penyulang akan bertambah seiring pertumbuhan beban di Jawa Tengah dan
D.I. Yogyakarta. Sampai dengan tahun 2019, jumlah penyulang akan
bertambah sejumlah 186 penyulang. Berikut ini adalah roadmap penambahan
jumlah penyulang yang bebannya melebihi 300 A dan penambahan
penyulang oleh adanya rencana penambahan Trafo baru di Gardu Induk dari
tahun 2015 sampai dengan 2019. Diharapkan, dengan terealisasinya
penambahan penyulang ini, maka beban maksimal untuk tiap penyulang
hanya berkisar 250 A.
Tabel 4.7. Penambahan Penyulang Baru

4.5. Peningkatan Rasio Keypoint Penyulang


Dalam rangka meningkatkan kemampuan jaringan tegangan
menengah 20 kV di Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, maka disusun suatu
perencanaan pemasangan keypoint. Keypoint adalah sectionalizer yang ada
di jaringan tegangan menengah yang berfungsi untuk memisahkan
seksi/bagian yang terganggu dari seksi/bagian dari penyulang yang sehat.
Dengan melokalisir seksi yang terganggu, maka kehilangan kWh jual dan

21
pelanggan padam yang lebih banyak dapat dihindari, selain itu akan lebih
memudahkan petugas dinas gangguan mencari lokasi gangguan.
Perencanaan keypoint yang diremote dari dispatcher APD JTY menggunakan
konsep 1,5 yaitu konsep system open loop dengan jumlah 3 unit LBS
Motorized RTU pada 2 penyulang (1 unit masing – masing ditempatkan di
penyulang A dan B, sedangkan 1 unit lainnya di titik tie-switch normally open).
Untuk menuju konsep 1,5 KP diperlukan LBS Motorized RTU sejumlah 1.959
Unit pada tahun 2016.
Tabel 4.8. Penambahan Keypoint Baru

4.6. Revitasisasi Asset


Pengoperasian asset secara terus menerus mengakibatkan performa
jaringan menjadi turun, untuk itu diperlukan revitalisasi asset jaringan
diantaranya dengan pekerjaa rebab JTM menjadi berisolasi, rehab kubikel,
rehab kabel power dan revitalisasi arrester penyulang.
Dari hasil analisa data gangguan penyulang, didapatkan bahwa 83% dari
total gangguan penyulang disebabkan oleh gangguan eksternal. Tujuan
dipasangnya SUTM Berisolasi adalah mencegah gangguan eksternal seperti
laying-layang, binatang, pepohonan dan lain-lain. Dengan berkurangnya
gangguan tersebut, maka konsumen akan diuntungkan dengan menurunnya
nilai SAIDI sehingga kualitas pelayanan meningkat demikian juga di sisi
utilitas akan mempunyai kesempatan lebih banyak untuk menjual energy
listrik. Program SUTM berisolasi dilakukan secara bertahap dengan
melakukan penggantian secara bertahap konduktor A3C menjadi konduktor
Full Isolated (MVTIC) dan A3CS.

22
Tabel 4.9. Program Rehab Jaringan TM Berisolasi
REHAB JARINGAN TEGANGAN MENENGAH MENJADI BERISOLASI
No. AREA/UL
2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 SEMARANG 106 123 140 158 175 192

2 SURAKARTA 251 280 309 338 367 396

3 YOGYAKARTA 199 219 240 261 282 303

4 PURWOKERTO 22 37 52 66 81 96

5 TEGAL 63 79 96 112 128 145

6 MAGELANG 43 62 81 100 119 138

7 KUDUS 275 293 312 330 349 367

8 SALATIGA 46 53 59 66 73 80

9 KLATEN 19 29 39 50 60 70

10 PEKALONGAN 30 36 43 49 56 62

11 CILACAP 23 35 47 58 70 82

TOTAL 1.077 1.246 1.418 1.588 1.760 1.931

Prosentase penggantian konduktor SUTM telanjang menjadi berisolasi


dilaksanakan secara bertahap dari 6% pada tahun 2016 menjadi 11,3% pada
tahun 2021. Hal ini seperti pada Tabel di bawah ini.

Tabel 4.10. Prosen penambahan Rehab Jaringan TM Berisolasi


% PENAMBAHAN REHAB JARINGAN TEGANGAN MENENGAH MENJADI BERISOLASI
No. AREA/UL
2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 SEMARANG 6,19% 7,19% 8,19% 9,19% 10,19% 11,19%

2 SURAKARTA 8,64% 9,64% 10,64% 11,64% 12,64% 13,64%

3 YOGYAKARTA 9,53% 10,53% 11,53% 12,53% 13,53% 14,53%

4 PURWOKERTO 1,50% 2,50% 3,50% 4,50% 5,50% 6,50%

5 TEGAL 3,88% 4,88% 5,88% 6,88% 7,88% 8,88%

6 MAGELANG 2,23% 3,23% 4,23% 5,23% 6,23% 7,23%

7 KUDUS 14,91% 15,91% 16,91% 17,91% 18,91% 19,91%

8 SALATIGA 6,76% 7,76% 8,76% 9,76% 10,76% 11,76%

9 KLATEN 1,85% 2,85% 3,85% 4,85% 5,85% 6,85%

10 PEKALONGAN 4,57% 5,57% 6,57% 7,57% 8,57% 9,57%

11 CILACAP 1,99% 2,99% 3,99% 4,99% 5,99% 6,99%

TOTAL 6,31% 7,30% 8,31% 9,30% 10,31% 11,31%

23
Tabel 4.11. Program penggantian kubikel

Tabel 4.12. Program Revitalisasi Kabel Power

24
Tabel 4.13. Program Revitalisasi Arrester Penyulang

25
BAB V KEBUTUHAN INVESTASI DAN VOLUME

PROGRAM PERKUATAN

Kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mensukseskan program


yang sudah disusun tentunya perlu support dari semua pihak terutama dalam
penyediaan MDU (Material Distribusi Utama), khususnya material Isolator,
kabel dan kawat penghantar serta Cubicle 20 kV, namun PLN DJTY
mempunyai alokasi MDU jangka panjang agar rantai pasok material dapat
tersedia dengan cukup, baik secara waktu maupun kuantitas dapat terjaga.
Sehingga target kinerja penyerapan anggaran investasi dapat terpenuhi.

700
614
Millions

600

500
360
400 331 330 326 320
300

200

100

-
2016* 2017 2018 2019 2020 2021

Gambar 5.1. Kebutuhan Investasi Penambahan SR dan APP tahun 2016-2021

Program perkuatan difokuskan pada 6 (enam) PRK yakni Penyulang, Kubikel, Kabel
JTM, Kabel Power, Proteksi dan APD, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.1. Kebutuhan Anggaran Program Perkuatan tahun 2016-2021


KEBUTUHAN ANGGARAN
NO URAIAN SATUAN
2016* 2017 2018 2019 2020 2021
I PROGRAM PERKUATAN
PERKUATAN PENYULANG X Ribuan Rupiah 344,728,777 99,211,117 82,949,676 67,526,083 66,253,958 121,712,596
PERKUATAN KUBIKEL X Ribuan Rupiah 17,601,444 7,768,211 12,574,542 10,034,058 8,784,362 4,177,452
PERKUATAN KABEL JTM X Ribuan Rupiah 93,199,462 47,353,064 58,728,540 60,375,252 64,601,502 59,248,812
PERKUATAN KABEL POWER X Ribuan Rupiah 32,630,876 10,227,833 9,948,890 9,124,560 9,763,260 11,491,326
PERKUATAN PROTEKSI X Ribuan Rupiah 7,393,838 4,248,480 4,781,120 5,144,295 5,701,738 6,567,500
PERKUATAN APD X Ribuan Rupiah 118,631,972 162,040,612 160,802,662 173,990,531 164,924,449 156,542,350
TOTAL KEBUTUHAN ANGGARAN X Ribuan Rupiah 614,186,369 330,849,316 329,785,431 326,194,779 320,029,268 359,740,036
* Base Input SIP2A usulan RKAP DJTY 2016

26
Tabel 5.2. Volume Program Perkuatan tahun 2016-2021

Terlihat pada tabel diatas bahwa pada PRK perkuatan difokuskan pada
pekerjaan penambahan penyulang, penggantian/rehab kubikel 20 kV, rehab
JTM menjadi berisolasi, rehab kabel power penyulang, peningkatan proteksi
dengan penambahan arrester dan penambahan recloser atau LBS guna
menaikkan rasio Keypoint tiap penyulang.

27
BAB V PENUTUP

Berdasarkan evaluasi dan pembahasan di Bab sebelumnya maka dapat


disimpulkan sebagai berikut :
1. Fokus Utama program Perkuatan adalah evakuasi daya GI terkait
RUPTL, penambahan penyulang baru, revitalisasi asset dan
penambahan Keypoint penyulang.
2. Sasaran yang dicapai di tahun 2019 rasio rata-rata panjang
penyulang menurun menjadi 34,8 kms dan rasio penyulang overload
> 300 Ampere menjadi 11,2% serta rasio Keypoint sebesar 4
KP/penyulang.

28

Anda mungkin juga menyukai