Anda di halaman 1dari 82

3.

PELAKSANAAN &
PENGENDALIAN
OPERASI DISTRIBUSI
Lingkup Bahasan / Mata Ajar

01 MANAJEMEN OPERASI DISTRIBUSI

02 PERENCANAAN OPERASI DISTRIBUSI

03 PELAKSANAAN & PENGENDALIAN OPERASI DISTRIBUSI

04 PELAYANAN TEKNIK

05 ANALISA & EVALUASI OPERASI DISTRIBUSI

06 STUDI KASUS

www.pln.co.id |
SISTEM
PENGOPERASIAN
DISTRIBUSI
Latar Belakang

• Visi Distribusi adalah : Efisien, Handal dan berkualitas


• Untuk mencapai kondisi diatas maka perlu dilakukan
Perencanaan, Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Distribusi yang benar sesuai aturan-aturan yang ada
(Undang-undang dan aturan lain yang terkait dengan
pengusahaan, kelistrikan, SPLN, Standart Internasional)
• Perencanaan Distribusi adalah titik awal yang sangat
menentukan kualitas dari jaringan distribusi yang dibangun
• Operasi dan pemeliharaan distribusi adalah pekerjaan yang
harus dilaksanakan selama jaringan distribusi tersebut
berfungsi
Parameter Kinerja Operasi MUTU
LISTRIK

FLEKSIBILITAS
KEANDALAN ALTERNATIF
& SUPPLAY,
KONTINUITAS KEMAMPUAN
KINERJA MANUVER BEBAN

OPDIST

TOPOLOGI
SAIDI & JARINGAN,
SAIFI PROTEKSI,
SWITCHING
Operasi sistem distribusi
Operasi stribusi segala kegiatan yang mencakup:
• pengaturan
• pembagian, pemindahan
• penyaluran
tenaga listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen dalam usaha menjamin:
• kelangsungan penyaluran tenaga listrik,
• mempercepat penyelesaian gangguan yang timbul,
• menjaga keselamatan petugas pelaksana operasi dan Instalasinya
Tolok ukur sistem operasi distribusi :
– Mutu Listrik
– Keandalan penyaluran tenaga listrik
– Keamanan dan Keselamatan
– Biaya operasi
– Kepuasan Pelanggan
Manajemen Operasi Distribusi

Operasi sistem tenaga listrik menyangkut berbagai aspek yang luas karena
menyangkut biaya yang tidak sedikit serta menyangkut hajat hidup orang
banyak

Oleh karena itu Operasi sistem tenaga memerlukan manajemen yang baik

untuk dapat mengoperasikan sistem tenaga listrik dengan baik, maka hal-
hal yang perlu diadakan adalah :
a. Perencanaan Operasi
b. Pelaksanaan dan Pengendalian Operasi
c. Analisa dan Evaluasi Operasi
PERENCANAAN OPERASI DISTRIBUSI

Rencana operasi disusun berdasarkan perkiraan beban yang akan


dihadapi serta kebutuhan fasilitas jaringan yang ada

Perencanaan meliputi :
• Membuat standing operation procedure (SOP).
• Kriteria load shedding.
• Melakukan koordinasi rele pengaman.
• Merencanakan perbaikan jaringan
Pelaksanaan dan Pengendalian Operasi

yaitu pelaksanaan dari Rencana Operasi serta pengendalian-nya apabila terjadi hal-hal yang
menyimpang dari rencana operasi, a/l meliputi :

a. Pengaturan Frekuensi
b. Pemeliharaan Peralatan
c. Biaya Operasi
d. Perkembangan Sistem
e. Gangguan dalam Sistem
f. Tegangan dalam Sistem
Prosedur Pengoperasian Sistem Distribusi
Prosedur pengOperasian jaringan distribusi adalah usaha menjamin kelangsungan penyaluran tenaga listrik,
mempercepat penyelesaian gangguan yang timbul, serta dilain pihak menjaga keselamatan baik petugas
pelaksana operasi maupun instalasinya sendiri yang dilaksanakan dengan :

1. Memanuver atau pengalihan beban jaringan


2. Menerima informasi kondisi jar dis kemudian membuat penilaian (observasi) seperlunya guna menetapkan
tindak lanjutan.
3. Menerima besaran-besaran pengukuran pada jaringan yang kemudian membuat penilaian (observasi)
seperlunya guna menetapkan tindak lanjutan.
4. Mengkoordinasikan pelaksanaanya dengan pihak - pihak lain yang bersangkutan.
5. Mengawasi jaringan secara kontinyu.
6. Mengusut dan melokalisir gangguan jaringan.Mendeteksi gangguan jaringan sehingga titik gangguannya
dapat ditemukan untuk diperbaiki.
7. Kegiatan operasi distribusi ini dibedakan dalam dua keadaan yaitu keadaan normal dan keadaan gangguan.
Ketentuan Mutu Listrik Sesuai TDL-2003 (berdasarkan: ....)

1. VARIASI TEGANGAN 4. VOLTAGE SAG (KEDIP)


Penurunan sesaat pada nilai rms tegangan.
Batasan toleransi tegangan, pada konsumen TM  Gangguan Magnitude (%) Tegangan (kV) Waktu (ms)
dan TR adalah max 5 % min 10%, Depresi Tegangan 3 20
Hubung Singkat 2.75 70 kontinyu
(DTHS) 2.5 150
2. VARIASI FREKUENSI
Batas toleransi frekuensi adalah ± 1 % dari 5. KESEIMBANGAN TEGANGAN
frekuensi standar 50 Hz Standar NEMA dan ANSI C84.1 Tahun 1992 Nilai maksimum
ketidakseimbangan Tegangan adalah sebesar 2%.
 Gangguan Magnitude (%) Tegangan (kV) Waktu (ms)
3. VOLTAGE FLICKER (KELIP) 2 20
Ketakseimbangan
Fenomena distorsi pada amplitudo gelombang 2 70 kontinyu
Tegangan
tegangan secara berulang 2 150
Gangguan Durasi (ms) Tegangan (kV) 6. HARMONISA
110 – 500 500 Distorsi gelombang pada tegangan dan arus
 Gangguan Magnitude (%) Tegangan (kV) Waktu (ms)
140 – 500 150 5 20
Kedip Tegangan
170 - 500 70 Harmonisa Tegangan 3 70 kontinyu
3 150
1000 20
SOP & K3
Standing Operation Procedure (SOP)
SOP adalah pedoman prosedur yang harus dipatuhi dalam melaksanakan
suatu pekerjaan
Setiap pekerjaan harus mempunyai SOP dan dilaksanakan berdasarkan
SOP
SOP dapat dikelompokkan atas :
 SOP berlaku Umum (a/l SOP pekerjaan Non Teknik)
 SOP berlaku Khusus (a/l SOP Operasi sistem dis, SOP pemeliharaan jardis dll)
Standing Operation Procedure (SOP) Distribusi

Untuk menyusun SOP operasi Distribusi harus melihat :


 Konfigurasi / Pola Jaringan Distribusi
 Fasilitas peralatan yang terpasang di jaringan distribusi
 Hirarki petugas yang menanganinya
 Skala prioritas daerah handal.

• Contoh SOP : SOP manuver Jaringan / penyulang, SOP pelaksanaan load


shedding, SOP Pelepasan dan pemasukan tegangan, SOP Pemadaman
terencana, SOP Kondisi khusus ( V I P ), SOP kondisi terjadi bencana, dll
PEDOMAN PENERAPAN K3 DILINGKUNGAN PT PLN (Persro)

Berdasarkan SK Direksi

No.0250.P/DIR/2016 TENTANG
PEDOMAN KESELAMATAN KERJA DILINGKUNGAN PT PLN
( Persero )

www.pln.co.id |
1. MAKSUD / TUJUAN

2. LINGKUP KESELAMATAN KERJA

3. KECELAKAAN KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT


HUBUNGAN KERJA

4. PENYEBAB KECELAKAAN KERJA DAN


PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA

5. PERLINDUNGAN DAN PENCEGAHAN


TERHADAP TERJADINYA KECELAKAAN KERJA

www.pln.co.id |
6. PENYELESAIAN TERJADINYA KECELAKAAN

7. PELAPORAN DAN STATISTIK KECELAKAAN KERJA

8. STANDARISASI KESELAMATAN

9. KOMITE KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

10. MANAJEMEN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

11. PENGAWASAN DAN PEMBINAAN KESELAMATAN


KERJA.

12. SANKSI-SANKSI KESELAMATAN KERJA

www.pln.co.id |
SASARAN K3
Unsur manusia
• Upaya preventif menekan terjadinya kecelakaan.
• Mencegah/mengurangi timbulnya cidera, cacat dan kematian.
• Meningkatkan etos kerja, produktifitas dan efisiensi kerja.

Unsur Pekerjaan
• Mengamankan tempat kerja, peralatan dan material, konstruksi, instalasi dan
sumber daya lainya.
• Meningkatkan produktivitas pekerjaan dan menjamin kelangsungannya.
• Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin
kelangsungannya.

www.pln.co.id |
Fenomena
Implementasi K2-K3
Frank E. Bird (dalam Reamer, 1980)

1. Safety vs Saving Time


(keselamatan vs penghematan waktu)
• Apabila cara-cara yang aman memakan lebih banyak
waktu daripada cara-cara tidak aman, beberapa
orang akan lebih memilih cara-cara tidak aman

2. Safety vs Saving Effort


(keselamatan vs penghematan tenaga)
• Apabila cara-cara aman memerlukan usaha lebih
banyak daripada cara-cara tidak aman, beberapa
orang akan memilih cara -cara tidak aman
www.pln.co.id |
Fenomena
Implementasi K2-K3
Frank E. Bird (dalam Reamer, 1980)

3. Safety vs Comfort
(keselamatan vs kenyamanan)
• Apabila cara aman lebih terasa tidak nyaman daripada cara tidak aman,
beberapa orang akan memilih cara tidak aman untuk menghindari
ketidaknyamanan tersebut

4. Safety vs Independence
(keselamatan vs kebebasan)
• Apabila cara tidak aman memberikan perasaan akan kebebasan/otoritas
lebih bebas dari pada cara-cara aman, beberapa orang akan lebih memilih
cara tidak aman, sekedar untuk menunjukkan kebebasan mereka

www.pln.co.id |
Problematika
Implementasi K2-K3

Pengusaha / Pekerja / pelaksana :


Manajemen : - Tidak paham manfaat K3
- K3 dianggap sbg biaya - Tidak berkompeten
- K3 tidak dianggap penting

www.pln.co.id |
Peraturan Perundangan K3

UNDANG UNDANG DASAR TAHUN 1945

PASAL 28 D AYAT 1 PASAL 28 H AYAT 1

Setiap orang berhak atas Setiap orang berhak hidup


pengakuan, jaminan, perlindungan sejahtera lahir dan batin,
dan kepastian hukum yang adil bertempat tinggal, dan
serta pengakuan yang sama di mendapatkan lingkungan hidup
hadapan hukum yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.

www.pln.co.id |
Sanksi Pidana Penjara
UU No. 30 Tahun 2009 Pasal 50

www.pln.co.id |
Pasal 44, UU No. 30 Tahun 2009 - Sertifikasi
Pasal 44:

(1) Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan


ketenagalistrikan.

(4) Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki sertifikat laik operasi.

(5) Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan standar nasional
Indonesia

(6) Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki sertifikat kompetensi.

(7) Ketentuan mengenai keselamatan ketenagalistrikan, sertifikat laik operasi, standar nasional
Indonesia, dan sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat poin (1) sampai dengan
ayat (6) diatur dengan Peraturan Pemerintah
www.pln.co.id |
PP No. 14 Tahun 2012
tentang ketenagalistrikan – stop sementara

Pasal 21 ayat 2:

Dalam hal tertentu pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik


dapat menghentikan sementara penyediaan tenaga listrik, apabila:
• Diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan,
perluasan atau rehabilitasi instalasi ketenagalistrikan;
• Terjadi gangguan pada instalasi ketenagalistrikan yang bukan
karena kelalaian pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik;
• Terjadi keadaan yang secara teknis berpotensi membahayakan
keselamatan umum; dan/atau
• Untuk kepentingan penyidikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan

www.pln.co.id |
Kerugian Kecelakaan

www.pln.co.id |
Faktor Penyebab Kecelakaan
1. UNSAFE ACT
2. UNSAFE
CONDITION
PRESENTASE PERBANDINGAN KECELAKAAN
YANG DIAKIBATKAN OLEH MANUSIA DAN
KONDISI ALAT / LINGKUNGAN :

MANUSIA 85 %
KONDISI ALAT /
LINGKUNGAN 15 % www.pln.co.id |
Unsafe Act or Unsafe Condition

www.pln.co.id |
O W T O
H NT
P R E V
AECCIDE
NT
?
www.pln.co.id |
Analisa Penyebab
Terjadinya kecelakaan Ketenagalistrikan
Kecelakaan Kerja Kecelakaan Masy. Umum

SOP INSPEKSI ditindaklanju


ada/tidak update/tidak dipakai/tidak ada/tidak akurat/tidak
ti/tidak

ALAT KERJA SOSIALISASI


ada/tidak layak/tidak dipakai/tidak ada/tidak tepat sasaran/tidak

APD RAMBU-RAMBU
ada/tidak layak/tidak dipakai/tidak ada/tidak cukup/tidak layak/tidak

PENGAWAS SLO
ada/tidak kompeten/tidak ada/tidak
www.pln.co.id |
Langkah – Langkah Pencegahan Kecelakaan

1. Training for Up Skilling


2. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko di setiap aktivitas pekerjaan
3. Pastikan bahwa pekerjaan dilakukan oleh pegawai yang berkompeten di bidang pekerjaan
4. Melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan Standard Operating Procedure dan Instruksi Kerja
5. Menyusun Job Safety Analysis dan Working Permit (Ijin Kerja) untuk langkah – langkah pekerjaan guna
mengetahui faktor bahaya dan resiko
6. Pastikan Pengawas Pekerjaan sudah berkompeten di bidangnya dan melaksanakan tugas serta tanggung
jawab sebagai pengawas
7. Gunakan peralatan kerja dan peralatan pendukung yang layak serta sesuai dengan standar yang berlaku
8. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan standar dan kegunaan dalam pekerjaan

www.pln.co.id |
UNIT INDUK &
SOP ? UNIT PELAKSANA
ada/tidak update/tidak dipakai/tidak

MANAJER BIDANG &


MANAJER AREA
Memastikan adanya
ALAT KERJA ? - SOP yang update;
ada/tidak layak/tidak dipakai/tidak - ALAT KERJA & Fire Protection
yang layak & andal
- APD yang layak;
- PENGAWAS kompeten

APD ?
ada/tidak layak/tidak dipakai/tidak DEPUTY MANAJER &
ASMAN
Menverifikasi draft SOP yang
dibuat , usulan ALAT KERJA, APD
& PENGAWAS
PENGAWAS ? SUPERVISOR
Membuat draft SOP, usulan
ada/tidak kompeten/tidak ALAT KERJA, APD & PENGAWAS

Peran Manajemen dalam mencegah kecelakaan www.pln.co.id |


Bahaya dan Risiko

Bahaya adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan


kecelakaan.

OHSAS 18001: 2007


Bahaya adalah Semua sumber, situasi maupun aktivitas yang
dapat mengakibatkan kecelakaan kerja (cidera) dan atau
penyakit akibat kerja".

Risiko adalah kemungkinan terjadinya kecelakaan.


Risiko timbul jika ada pekerja atau orang yang terpapar
bahaya
www.pln.co.id |
Bahaya : Risiko : Pengendalian :
Kabel terkelupas; Kemungkinan tersetrum; Eliminasi;
Salah manuver; Kemungkinan jatuh; Subtitusi;
Trafo licin; Rekayasa engineering;
Tumpuan kaki lepas; Rekayasa administrasi;
Anak tangga patah/licin; APD;
www.pln.co.id |
HIRARC
(Hazard Identification, Risk Assesment, and Risk Control)

Serangkaian proses MENGIDENTIFIKASI bahaya yang dapat terjadi dalam aktifitas rutin
ataupun non rutin diperusahaan, kemudian melakukan PENILAIAN RISIKO dari bahaya
tersebut lalu membuat program PENGENDALIAN RESIKO tersebut agar dapat diminimalisir
tingkat risikonya ke yang lebih rendah dengan tujuan mencegah terjadi kecelakaan.

- HIRARC merupakan tools yang digunakan untuk manajemen risiko.

www.pln.co.id |
Pekerjaan dengan Potensi Bahaya

www.pln.co.id |
Fakta Di Lapangan

www.pln.co.id |
MANAJEMEN RESIKO
Australia/New Zealand Standart AS/NZ 4360:1999 Risk Management

www.pln.co.id |
Form HIRARC

www.pln.co.id |
GANGGUAN DISTRIBUSI
Jenis-Jenis Gangguan TEMPORER
TIME BASED
PERMANEN

TIGA FASA

JENIS
DUA FASA KE TANAH
GANGGUAN
PHASE FAILURE
SATU FASA KE TANAH

ANTAR FASA

KESETIMBANGAN SIMETRIS

ASIMETRIS
Penyebab Gangguan
ROW TIDAK STANDAR
3M
Secara umum gangguan distribusi banyak
disebabkan oleh terjadinya gangguan HEWAN
disaluran udara dengan penghantar tanpa EKSTERNAL
isolasi. baik gangguan yang sifatnya PETIR
temporer maupun permanen
LAYANGAN
GANGGUAN

KONSTRUKSI TIDAK
STANDAR

INTERNAL KUALITAS MATERIAL

SDM PELAKSANA
Standar Penanganan Gangguan

GANGGUAN PENANGANAN/ SELESAI/


PENYULANG PENORMALAN NORMAL
MAX 3 JAM

 Sesuai SOP (Standard Operating Procedure) Penyebab harus ditemukan


 SDM (Penanggung jawab, Pengawas dan Pelaksana)
berkompetensi di bidangnya Dokumentasi penyebab
 Pelaksana lapangan dilengkapi dengan APD (Alat Jika ada perbaikan jaringan
Pelindung Diri)
 SDM dilengkapi dengan komunikasi (radio panggil)
ada dokumentasi pra dan
 SDM dalam kondisi prima pasca perbaikan
 Sarana prasarana yang standar Tidak ada manipulasi data/
• Kendaraan (mobil/ motor kondisi baik)
harus sesuai data di lapangan
• APD kondisi baik
• Alat ukur dalam kondisi baik dan telah ditera berkala
• Peralatan kerja dalam kondisi baik
Standard Koordinasi Penanganan Gangguan
GANGGUAN
PENYULANG

OPERATOR SCADA
GARDU INDUK

PIKET BROADCAST UID/ UIW


UP2D MESSAGE

PIKET MANAJER
UP3 UP3

PIKET ULP/ MB
PELAKSANA YANTEK JARINGAN

SELESAI MANAJER
ULP

SUPERVISOR
TEKNIK
Analisa Penyebab Gangguan
GANGGUAN
PENYULANG

RELAY OCR RELAY DGR RELAY OCR


DAN DGR

INSPEKSI INSPEKSI DAN INSPEKSI DAN


PENGUKURAN PENGUKURAN

PENYEBAB
DITEMUKAN
INSPEKSI ULANG,
INVESTIGASI KEJADIAN (PETIR,
DOKUMENTASIKAN LEDAKAN DIJARINGAN DLL) GALI
INFORMASI DARI MASYARAKAT
SEKITAR
SELESAI
Standard Pelaporan Gangguan

GANGGUAN
PENYULANG

ULP /ULP

UP3 / UP3 UID /UIW SELESAI

UP2D
Kondisi Yang Memerlukan Pengaturan Beban

Gangguan Permanen
pada jaringan distribusi

Peningkatan
Keandalan untuk
acara penting PENGATURAN Gangguan pada GI
BEBAN

Pengurangan beban
akibat kekurangan
Pemeliharan
sistem pembangkit (jaringan, trafo GI)
Pengaturan Beban Jaringan TM
Mengoperasikan Jaringan Distribusi secara terus menerus 24 jam se-hari (real time) dalam kondisi normal maupun
gangguan, dalam rangka menjaga mutu dan keandalan penyaluran tenaga listrik kepada konsumen.

Mengamati dan menganalisis perkembangan beban Jaring Distribusi


(Trafo Gardu Induk , JTM, Trafo Distribusi, JTR ) untuk mengantisipasi terjadinya Over Load

Mempercepat proses pemulihan gangguan (khususnya di JTM) dengan cara melakukan manuver pada
JTM

Memperkecil terjadinya pemadaman pada konsumen, akibat pemeliharaan


Jaring Distribusi
Manuver Jaringan Distribusi
Serangkaian kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan
akibat adanya gangguan / pekerjaan jaringan sehingga tetap tercapainya kondisi
penyaluran tenaga listrik yang maksimal (mengurangi daerah pemadaman).

Kegiatan yang dilakukan dalam manuver :

Memisahkan bagian-bagian Menghubungkan bagian-


jaringan yang semula bagian jaringan yang
terhubung dalam keadaan terpisah menurut keadaan
bertegangan / tidak operasi normalnya dalam
bertegangan. keadaan bertegangan /
tidak bertegangan
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengaturan Beban
KONDISI SISTEM SECARA UMUM PEMBANGKIT & TRANSIMIS (NORMAL, SIAGA)
STANDING OPERATION PROSEDURE (SOP)
DAYA MAMPU TRAFO GI
KEMAMPUAN JARINGAN (SKTM / SUTM)
PERALATAN PROTEKSI DAN SWITCHING
PROSES MANUVER BEBAN
KOORDINASI ANTAR UNIT PLN
PARALEL SESAAT (TEGANGAN, URUTAN FASA SAMA)
BEBAN2 UTAMA, PENTING
PELANGGAN2 KHUSUS (YANG SENSITIF MUTU TEGANGAN)
Prosedur Komunikasi
Tata-tertib berkomunikasi
1. Fasilitas telekomunikasi operasional hanya digunakan untuk menyampaikan berita
operasional jaringan distribusi.
2. Tidak dibenarkan menyampaikan berita yang berbeda di luar tanggung jawab piket
pelaksana / pengatur distribusi.
3. Tidak dibenarkan untuk bergurau / berbicara tidak sopan.
4. Setiap berita operasional harus ditulis dan diulang pembacaanya secara detail.
5. Penerima berita harus membaca ulang seluruh berita yang diterima.
6. Berita operasional diusahakan disampaikan secara langsung.
7. Semua insformasi yang diperlukan baik lisan /tertulis harus dicatat / direkam.
8. Setiap menyampaikan / menerima berita harus menyebut atau mencatat :
Nama dan indentitas penmgirim / penerima.
Waktu dan tanggal menerima / menyampaikan insformasi.
Peralatan Komunikasi

TELEPON

ALAT
POWER LINE
CARRIER KOMUNIKA JWOT
SI

RADIO
KOMUNIKASI
SISTEM PROTEKSI
Prinsip Sistem Proteksi
EKONOMI
SELEKTIF RELIABLE SENSITIF CEPAT
S

Mengamankan Membatasi Secepatnya


Melakukan koordinasi Membatasi daerah Mengurangi frekuensi
peralatan dari kemungkinan membebaskan
dengan sistim pemadaman akibat pemutusan permanen
kerusakan yang lebih terjadinya pemadaman karena
pengaman yang lain gangguan karena gangguan
luas akibat gangguan kecelakaaan gangguan
Relay Proteksi Relai yang bekerjanya berdasarkan kenaikan arus yang melebihi
OCR suatu nilai pengamanan tertentu dan dalam jangka waktu
(Over tertentu, sehingga relai ini dapat dipakai sebagai pola pengaman
Current arus lebih
Relay)

Relai arus lebih berarah adalah relai arus lebih yang


mempunyai elemen arah.
DGR Relai menggunakan dua besaran listrik, yaitu :
(Directional Tegangan sebagai patokan karena sudut fasanya tetap
Ground Arus sebagai besaran kerja karena sudut fasanya
Relay)
tergantung pada lokasi gangguan

Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah sangat tergantung dari


GFR jenis pentanahan dan sistemnya. Gangguan ini umumnya bukan
(Ground merupakan hubung singkat secara metalik tetapi melalui tahanan
Fault Relay)
gangguan, sehingga arus gangguannya dibatasi dengan adanya
tahanan gangguan, dengan demikian arus gangguannya menjadi
semakin kecil
APKT & CC 123
Based APKT SS.004
Latar Belakang

1. APKT sudah terimplementasi di Unit PLN seluruh Indonesia


2. APKT Operasional belum optimal digunakan oleh user
3. Masih terdapat permasalahan laporan tidak valid dari petugas
Pelayanan Teknik, data yang tidak valid sesuai realisasi
lapangan, masih adanya laporan berulang ke CC PLN 123
4. Belum semua unit menginputkan event gangguan,pengaduan
dan pemadaman terencana di APKT
5. Pembuatan Laporan SAIDI/SAIFI unit masih dilakukan secara
Manual (dengan MS.Excel)
APKT SAIDI-SAIFI
SE 004.E/DIR/2014
“Ketentuan Analisa dan Evaluasi
Keandalan Penyedia Tenaga Listrik Serta
Perhitungan Saidi Saifi”

TUJUAN

MENINGKATKAN AWARENESS MENINGKATKAN KINERJA SAIDI


MANAJEMEN UNIT SAIFI

ANALISA DAN EVALUASI


MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN
PENGELOLAAN PENGADUAN
Referensi SE 0004 2014
Sosialisasi SE 0004 / 2014
Perbandingan SE 031 (lama) dan SE 004 (baru)
Work Flow

Respon time: 45 menit, dihitung sejak lapor sampai tiba dilokasi


Recovery time: 180 menit, dihitung sejak mulai dikerjakan sampai menyala
Laporan SAIDI / SAIFI
Pemadama
n
Pemadama
Terencana
n
Gangguan TM
Terencana
TM TR

Gangguan
Gangguan SAIDI Sistem
Individual /SAIFI (KIT &
Trans)
Pointers APKT SAIDI / SAIFI
Jumlah Pelanggan

Input dan Update Master Data Teknis secara periodik

Input Master Asumsi Perhitungan

Input dan Update Gangguan dan Pemadaman Terencana sesuai kondisi real
lapangan

Normalisasi kegiatan Manuver

Laporan SAIDI/SAIFI
Segmentasi Konektivitas Jaringan Distribusi
52.KP Z0 S01 SE0 SE0 SE0 L0 L01 L0
K 1 1 1 1 1 1
Gardu Induk
Zone
Section
Segment
Sub Segment
Sub Sub Segment
Lateral
Sub Lateral
Sub Sub Lateral
STANDARDISASI PENOMORAN ASSET
Jenis Laporan Melalui APKT
• Tetangga Turut Padam • PDPB
• Tetangga Tidak Turut Padam • Tusbung
• Tidak Tahu Tetangga Turut Padam atau • Lain-lain
Tidak • Cater
• Pemakaian PTL Tidak Sah
• Instalasi Listrik
• Rekening
• Mutu dan Kehandalan
• Invoice
• Non Transaksi
• Prabayar
• Calo atau Suap

Gangguan Keluhan
Status Penanganan Gangguan
1. 3. Dalam 5. Nyala/Nyala
Lapor Perjalanan Sementara

2. 4. Dalam 6.
Penugasan Pengerjaan Selesai
NO. Regu ETERANGAN
1. Lapor Setelah laporan gangguan diinput oleh Frontliner atau Agent CC123
2. Penugasan Regu Posko YANTEK menetapkan Regu YANTEK yang akan menangani gangguan
3. Dalam Perjalanan Regu YANTEK sedang menuju lokasi pelanggan
4. Dalam Pengerjaan Regu YANTEK dalam proses menyelesaikan gangguan
5. Nyala Gangguan telah terselesaikan secara normal
Nyala Sementara Gangguan diselesaikan sementara karena keterbatasan material atau hal lainnya
6. Selesai Data hasil penyelesaian gangguan telah diinputkan oleh Posko YANTEK
*) Menunggu Konfirmasi Posko YANTEK menunggu konfimasi dari pelanggan
**) Dibatalkan Proses penanganan laporan dibatalkan oleh Spv Teknik
Status Penanganan Keluhan
1. Status Dalam 2. Status Dalam 3. Status Selesai
Proses Manajer Proses Bidang Dijawab Bidang 4. Selesai
Unit Unit Unit

NO. STATUS KETERANGAN


1. Dalam Proses Manajer Unit Dalam proses oleh Manajer Unit :
a. Mengalihkan ke Posko Unit PLN lainnya
b. Meneruskan ke Fungsi Unit (Fungsi Administrasi/Fungsi Teknik)
c. Membatalkan proses
2. Dalam Proses Bidang Unit Proses penyelesaian keluhan pelanggan oleh Fungsi Unit
3. Selesai Dijawab Bidang Unit Keluhan pelanggan telah terselesaikan di Fungsi Unit dan dikembalikasn ke Manajer Unit
untuk diubah status menjadi Selesai atau dikonfirmasi ke Fungsi Unit
4. Selesai Manajer Unit telah memverifikasi jawaban Bidang Unit
*) Menunggu Tanggapan Spv CC Proses akan dilanjutkan setelah diverifikasi oleh Spv CC123
**) Konfirmasi Manajer ULP meminta konfirmasi ulang ke Fungsi Adm/Teknik ULP
***) Dibatalkan Proses penanganan laporan dibatalkan oleh Spv CC123 atau Manajer ULP
Gangguan Individual

Kondisi saat ini sedang mengarah


semua OPTEL Yantek beralih ke
common centre
Gangguan Tegangan Menengah
Pemadaman Terencana TM/TR

PLN AREA PLN UNIT Posko YANTEK CSO PLN 123 Frontliner

catat
rencana

pengerjaan
catat
catat rencana
rencana kode & jenis Status : Nyala
pengerjaan gangguan Bertahap
kode & jenis
gangguan kode & jenis
gangguan
Update Nyala Bertahap
pengerjaan
Input Jadwal
Rencana Monitoring
Status :
Update Status
RENCANA Perencanaan 1.Nyala Bertahap
Detail 2.Nyala Normal
Status : DALAM
PENGERJAAN Monitoring

Update Nyala
1.Setujui
dibatalkan
Status : BATAL 2. Revisi disetujui
oleh spv
3. Batal Status : Nyala
disetujui
Status :
DISETUJUI
Catat Data Lapangan
ubah jadwal

Status : REVISI Status : Selesai


Prasyarat Proses APKT SAIDI/SAIFI

Update Data Update Laporan


Teknis Operasional SAIDI/SAIFI
Ketentuan APKT SAIDI/SAIFI

1. Update Data Teknis sesuai Laporan Teknik Bulanan.


2. Tanggal transaksi mulai tanggal 1 (jam 00:00) sampai dengan tanggal 1
bulan berikutnya (jam 00:00) selanjutnya ada proses tutup buku (cut off
data laporan)
3. Laporan SAIDI/SAIFI akan dirilis pada setiap tanggal 8 setiap bulan.
4. Proses Koreksi & cleansing : pada masa tanggal transaksi (tanggal 1 s/d 3
bulan berikutnya).
Mekanisme Closing Laporan Per-bulan
SYARAT CLOSING LAPORAN PER BULAN :
• Pembuatan laporan bulanan SAIDI SAIFI pada bulan N diipilih bulan Laporan pada APKT >
menu SAIDI SAIFI

MASUKAN BLTH (BULAN BERJALAN-1)


Mekanisme Closing Laporan Per-bulan

SYARAT CLOSING LAPORAN PER BULAN :


1. Jumlah Pelanggan Untuk Transaksi Bulan Ini
Sudah terhubung dengan AP2T
2. Transaksi Gangguan/Pemeliharaan Sudah
diinputkan realtime
3. Proses Validasi Dan Persetujuan
4. Proses Persetujuan : ULP s.d. UID/UIW
Mengawal APKT SAIDI-SAIFI

1. Menentukan PIC Champion per unit SRM Distribusi

2. Membuat Community of Practice


MSB DSO M UP3
3. Analisa dan Evaluasi (Trend & analisa Pola)
• Sisir Harian pada aplikasi
• Sisir Mingguan pada aplikasi PIC UID MBJARINGAN
• Evaluasi Bulanan

4. Rewards dan punishment ke unit PIC UP3 MAN ULP

PIC ULP

79
Pengendalian SAIDI SAIFI
• DEFINISI :
System Average Interruption Duration Index (SAIDI)
“Index lama pemutusan (pemdaman) rata-rata dari sistem” atau dalam bahasa
Indonesia dapat disebut sebagai Frekuensi Padam Rata-rata Konsumen ,
dinyatakan dengan :

Jumlah lamanya padam seluruh konsumen


SAIDI  per periode waktu
Total konsumen

Simple, Inspiring, Performance, Phenomenal


System Average Interruption Frequency Index (SAIFI)

System Average Interruption Frequency Index (SAIFI)


“Index lama pemutusan (pemdaman) rata-rata dari sistem” atau dalam bahasa
Indonesia dapat disebut sebagai Frekuensi Padam Rata-rata Konsumen ,
dinyatakan dengan :

Jumlah kali padam seluruh konsumen


SAIFI  per periode waktu
Total konsumen
Fungsi SAIDI-SAIFI
 Angka SAIDI–SAIFI adalah merupakan indicator tingkat keandalan
suatu system kelistrikan dalam periode waktu tertentu.
 Semakin kecil angka index SAIDI-SAIFI menggambarkan semakin
tinggi tingkat keandalan dari sistem kelistrikan tersebut.
 Dasar Perhitungan SAIDI-SAIFI adalah SE 004.E/DIR/2014 tentang
evaluasi keandalan penyediaan tenaga listrik (Laporan
Pemadaman).
Perhitungan Kumulatip SAIDI / SAIFI

PERHITUNGAN DI ULP :
 SAIDI kumulatip
RUMUS = Jumlah Jam Kali Pelanggan Padam Bulan Januari S/D Bulan Terakhir Laporan
Jumlah Total Pelanggan Pada Bulan Terakhir Tsb.
Contoh 7 bulan = ( T1 x N1) + ( T2 x N2) + ( T3 x N3) …….. ( T7 x N7)
P7
 SAIFI kumulatip
RUMUS = Jumlah Pelanggan Padam Bulan Januari S/D Bulan Terakhir
Laporan
Jumlah Total Pelanggan Pada Bulan Terakhir
Tsb.
Contoh 7 bulan = N1 + N2 + N3 …….. N7
P7
Dimana : P 7 = Seluruh jumlah pelanggan di ULP bersangkutan pada
bulan ke-7
Jumlah total pelanggan adalah jumlah pelanggan sesuai dengan laporan
TUL III-09 ULP / UP3 bersangkutan
Perhitungan Komulatif SAIDI / SAIFI
PERHITUNGAN DI UP3:
1. SAIDI
RUMUS = Jml Jam Kali Plg Padam Seluruh ULP Bulan Januari S/D Bulan Terakhir Laporan
Jumlah Total Pelanggan UP3 Pada Bulan Terakhir Tsb.
2. SAIFI
RUMUS = Jumlah Pelanggan Padam Seluruh ULP Bulan Januari S/D Bulan Terakhir Laporan
Jumlah Total Pelanggan UP3 Pada Bulan Terakhir Tsb.
Keterangan:
Jumlah total pelanggan adalah jumlah pelanggan sesuai dengan laporan TUL III-09 ULP/UP3
bersangkutan
MANAJEMEN
Pemeliharaan Jaringan
Distribusi

Anda mungkin juga menyukai