Anda di halaman 1dari 9

1

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK


ANALISIS PERHITUNGAN KWH TERSELAMATKAN PADA
PEKERJAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN (PDKB)
SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV AREA
JAMBI
Aggie Brenda Vernandez
1)
, Ir. Yuningtyastuti, MT
2)
,
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang, Semarang 50275
email : mtheassassin@gmail.com
ABSTRAK
Pada saat ini kebutuhan energi lisrtik terus meningkat seiring perkembangan zaman.
Energi, listrik digunakan untuk mendukung aktivitas masyarakat sehari-hari, dimulai dari
penerangan, tenaga penggerak, pemanas dan lain-lain. Pemanfaatan energi listrik ditandai
dengan adanya penggunaan berbagai peralatan yang menggunakan energi listrik sebagai
sumber energinya. Oleh karena itu, untuk menjamin keandalan dan kontinuitas penyaluran
tenaga listrik maka diperlukan keandalan pada sistem penyaluran energi listrik energi listrik
ke konsumen sangat dipengaruhi oleh frekuensi padam penyulang. Salah satu persoalan
adalah masih seringnya diadakan pemadaman untuk pekerjaan pemeliharaan, perbaikan,
dan perluasan jaringan. Teknik pekerjaan dalam keadaan padam tersebut sangat merugikan
konsumen dan kerugian perusahaan karena KWh diproduksi tidak bisa tersalurkan, sehingga
mempengaruhi keandalan sistem seperti SAIDI (System Average Intrerruption Duration
Index) dan SAIFI (System Average Interruption Frequency Index).Salah satu solusi dalam
melakukan pekerjaan pemeliharaan, perbaikan, dan perluasan jaringan tanpa memadamkan
jaringan adalah dengan menggunakan teknik PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan). Dengan menerapkan teknik ini diharapkan dapat memperkecil nilai SAIDI
dan SAIFI serta meningkatkan keandalan system tenaga listrik.
Kata kunci :pemadaman, pemeliaharaani, keandalan.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Listrik merupakan salah satu sarana
yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka,
energi listrik digunakan untuk mendukung
aktivitas masyarakat sehari-hari, dimulai
dari penerangan, tenaga penggerak,
pemanas dan lain-lain. Pemanfaatan energi
listrik ditandai dengan adanya penggunaan
berbagai peralatan yang menggunakan
energi listrik sebagai sumber energinya.
Oleh karena itu, untuk menjamin
keandalan dan kontinuitas penyaluran
energi listrik maka diperlukan keandalan
pada sistem tenaga listrik.
Keandalan sistem penyaluran
energi listrik ke konsumen sangat
dipengaruhi oleh frekuensi padam
penyulang. Salah satu persoalan adalah
masih seringnya diadakan pemadaman
untuk pekerjaan pemeliharaan, perbaikan,
dan perluasan jaringan. Teknik pekerjaan
2

dalam keadaan padam tersebut sangat
merugikan konsumen dan kerugian
perusahaan karena KWh diproduksi tidak
bisa tersalurkan.
Cara pemeliharaan, perbaikan, dan
perluasan penyulang dengan menggunakan
teknik Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan (PDKB) dapat
menyelamatkan energi terbuang (KWh)
dan meningkatkan keandalan penyaluran
listrik ke konsumen sehingga layak untuk
dilakukan
1.2. Tujuan
Tujuan dan manfaat melakukan kerja
praktek iini adalah :
1) Menambah pengetahuan dan
pemahaman bahwa PDKB dapat
menjaga kontinuitas penyaluran
energi listrik dan dapat
menyelamatkan energi listrik tak
tersalurkan akibat pemadaman.
2) Mengetahui pengaruh PDKB
terhadap keandalan sistem.
1.3. Batasan masalah
Adapun pembatasan masalah dalam
makalah ini yaitu sebagai berikut :
1) Hanya memaparkan mengenai PDKB
SUTM
2) Tidak membahas langkah kerja pada
pengerjaan PDKB.
3) Tidak menerangkan fungsi dari
peralatan yang digunakan pada
PDKB.
4) Menjelaskan pengaruh PDKB untuk
parameter keandalan SAIDI dan
SAIFI saja.
II. PEMBAHASAN
2.1. Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan (PDKB)
Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan (PDKB) merupakan
pekerjaan yang meliputi perbaikan,
pemeliharaan, dan perluasan jaringan yang
dilakukan dalam kondisi bertegangan atau
tanpa memadamkan jaringan yang sedang
beroperasi. Dengan demikian
kelangsungan suplai energi listrik tetap
terjaga dan selama pekerjaan tersebut
berlangsung pelanggan tidak perlu
mengalami pemadaman.
Keuntungan yang dapat diberikan
oleh PDKB dapat dilihat dari sisi
pekerjaan ataupun dari sisi penjualan
energi listrik ke konsumen, yaitu sebagai
berikut:
a) PDKB dapat ditunda pekerjaan jika
tidak selesai dalam 1 hari dan dapat
diselesaikan pada esok harinya
karena listrik tidak padam.
b) PDKB memiliki peralatan yang
lengkap dan aman.
c) Dari sisi penjualan energy listrik,
karena tegangan tidak padam maka
enegi yang disalurkan akan
maksimum dan menghasilkan
keuntungan secara finansial
perusahaan.
Dalam melakukan pekerjaan dengan
kondisi masih bertegangan tentunya akan
sangat berbahaya bagi pekerja. Oleh
karena itu dibuat aturan baku yang disebut
Standing Operation Procedure (SOP). Pada
SOP berisi langkah-langkah untuk
melindungi pekerja dari bahaya yang
mengancam ketika bekerja. Masing-
masing jenis pekerjaan PDKB memiliki
SOP yang berbeda satu dengan yang lain.
Pada SOP Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan (PDKB), juga dijelaskan
peralatan-peralatan khusus yang wajib
digunakan untuk menunjang pekerjaan
serta untuk melindungi orang yang
melakukan pekerjaan tersebut.
Pekerja atau orang yang melakukan
Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan
(PDKB) biasa disebut dengan linesman.
Sebelum melakukan pekerjaan tersebut,
linesman dilatih terlebih dahulu untuk
3

menghindari adanya kesalahan operasi
ketika bekerja. Pelatihan tersebut
dilakukan selama berbulan-bulan, dengan
dimulai dari pekerjaan dalam keadaan
tidak bertegangan terlebih dahulu (offline),
lalu langsung dipraktekkan pada saluran
transmisi maupun distribusi dengan
keadaan bertegangan listrik.
Sebelum melakukan pengerjaan
PDKB diharuskan telah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Harus Ada Linemen
2) Harus Ada Groundmen
3) Harus Ada Pengawas K3, dan
Pengawas Pekerjaan
4) Menandatangani SP2B (Surat
Perintah melaksanakan Pekerjaan
Bertegangan) untuk Linesmen dan
groundmen.
5) Menandatangani SP3B (Surat
Perintah Pengawas Pekerjaan
Bertegangan)
6) Alat pelindung diri ( APD ) dalam
keadaan baik yang dicek oleh
pengawas K3 sebelum bekerja.
7) Peralatan diberi lapisan silikon
untuk mencegah aliran air disaat
pekerjaan dalam keadaan hujan.
Berdasarkan cara kerjanya, metode
dalam pelaksanaan Perkerjaan Dalam
Keadaan Bertegangan (PDKB) dapat
dibagi menjadi :
1. Metoda menggunakan Sarung
Tangan Karet (Rubber Glove
Method), biasanya untuk jaringan
Tegangan Rendah (misalnya 480
Volts-1500 Volts)
2. Metoda menggunakan Tongkat
Isolasi (Hot Stick atau Distance
Method), biasanya untuk jaringan
dengan Tegangan Menengah dan
Tegangan Tinggi (misalnya jaringan
bertegangan 20 kV / 150 kV).
Metoda ini telah dilaksanakan oleh
PLN Distribusi/Wilayah se-
Indonesia.
3. Metoda dengan menyentuh
langsung (Bare Hand Method),
biasanya untuk Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
dan Ultra Tinggi (misalnya jaringan
dengan tegangan 230 kV-500 kV).
Metoda ini telah dilaksanakan oleh
PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
sejak tahun 2004.
Live Line Maintenance atau
Pekerjaan dalam keadaan bertegangan
(PDKB) menurut tegangan operasinya
dapat digolongkan sebagai berikut
a. PDKB TR (Tegangan Rendah)
dengan range tegangan 380/220 volt
b. PDKB TM (Tegangan Menenngah)
dengan range tegangan 20 kV
c. PDKB TT (Tegangan Tinggi) dengan
range tegangan 70 kV s.d. 150 kV
d. PDKB TET (Tegangan Ekstra
Tinggi) dengan range tegangan 275
kV s.d. 500 kV
Dalam sub bab berikutnya
pembahasan akan difokuskan pada PDKB
TM 20 kV untuk saluran udara.
2.2. PDKB Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) 20kV
Dari berbagai metode yang
digunakan dalam pelaksanaan PDKB
SUTM di Area Jambi adalah dengan
metode Berjarak. Metode Berjarak adalah
sebuah metode dengan menekankan jarak
sebagai titik aman dan menggunakan stik
atau alat isolasi dengan kualitas uji yang
sangat baik. Adapun jarak yang ditekankan
untuk keselamatan adalah 6 EP ( EP =
elemen pelindung ) dengan 1 EP udara
adalah 10 cm. Untuk jarak kurang dari 6
EP tersebut merupakan pelanggaran keras,
karena dapat membahayakan jiwa
linesmen.
Secara umum untuk tata cara
pelaksanaan kegiatan PDKB SUTM 20 kV
Area Jambi sesuai SOP (terlampir contoh
SOP No.69) adalah sebagai berikut :
4

1000
cos 3 t I V
E
L L
safe

=

I. Persiapan Pekerjaan
a) Survey Lokasi dan Diskusi
b) Persiapan Administrasi
c) Persiapan Alat Pelindung Diri /
APD (Dapat dilihat pada Tabel
3.2) dan Alat Bantu (Dapat
dilihat pada Tabel 3.3)
d) Peralatan Kerja (Dapat dilihat
pada Tabel 3.4)
e) Material Kerja.
II. Pelaksanaan Pekerjaan di Lokasi
Kerja
a) Persiapan Pekerjaan
b) Pelaksanaan Pekerjaan
III. Penutup
III. PERHITUNGAN DAN ANALISIS
3.1. Pengertian Energi Listrik KWh
Terselamatkan
Energi (KWh) terselamatkan adalah
energi listrik yang masih dapat tersalurkan
saat dilakukan pekerjaan tanpa dilakukan
pemadaman. Sedangkan energi tak
terselamatkan adalah energi yang hilang
akibat pemadaman untuk pekerjaan
pemeliharaan, perbaikan, dan perluasan
jaringan.
Pada sistem 3 fasa, formulasi perhitungan
energi terselamatkan dalam Kilo Watt hour
(KWh) adalah
.1
Dimana
Esafe =Energi terselamatkan (KWh)
V
L
= Tegangan line to line (volt)
I
L
= Arus saluran (ampere)
cos = faktor daya
t = waktu pengerjaan (jam)
3.2. Perhitungan KWh dan Rupiah
Terselamatkan
Bila diketahui besar arus yang
mengalir dan lama waktu pengerjaan, dan
dengan asumsi tegangan sistem adalah
21kV dan cos sebesar 0,85, maka dapat
dilakukan contoh perhitungan sebagai
berikut :
Pada feeder/penyulang Mahoni terukur
arus yang mengalir sebesar 220A. Dan
pengerjaan PDKB untuk
Pemasangan/ penggantian Li ght ning
Arrest er 3 fasa dil akukan sel ama 3
jam.
Dari persamaan (1) didapat
perhitungan KWh terselamatkan sebesar



Menurut Tul III-09 harga jual
rupiah/KWh 1 bulan sebelumnya, yaitu
bulan Juli 2013, adalah Rp.826,04/KWh.
Dengan mengalikan besar KWh
terselamatkan terhadap harga jual listrik
PLN Area Jambi bulan Juli 2013 didapat
Perkiraan Rupiah terselamatkan


Dengan Cara yang sama diperoleh
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan KWh dan Rupiah
Terselamatkan
N
O
ARUS
(A)
LAMA
PENG
ERJAA
N
(JAM)
KWH
TERSELA
MATKAN
(KWh)
PERKIRAAN
RUPIAH
TERSELAMA
TKAN
1 220 3 20405.29
IDR
16!555!6.
22
2 1!0 3 16695.24
IDR
13"90934.
1!
3 2!0 3 259"0.3"
IDR
21452564.
2!
4 54 4 66"!.1
IDR
55163"3.6
75 , 585 . 855 . 16
826,04 29 , 405 . 20
Rp =
=
( )( )( )
KWh 29 , 405 . 20
1000
3 85 , 0 220 21000 3
1000
cos 3
=

=
t I V
E
L L
safe

5

N
O
ARUS
(A)
LAMA
PENG
ERJAA
N
(JAM)
KWH
TERSELA
MATKAN
(KWh)
PERKIRAAN
RUPIAH
TERSELAMA
TKAN
5 19" 4 24362.6!
IDR
2012454!.
39
6 19" 3 1!2"2.01
IDR
15093411.
29
" 121 4 14963.!!
IDR
12360"63.
23
! 213 3 19"56.03
IDR
163192"2.
11
9 213 3 19"56.03
IDR
163192"2.
11
10 196 3 1!1"9.26
IDR
15016"94.
99
11 116 3 10"59.15
IDR
!!!"490.9
1
12 163 3 1511!.4"
IDR
124!!45".
06
13 55 3 5101.32
IDR
4213!96.5
5
14 116 3 10"59.15
IDR
!!!"490.9
1
15 116 ! 2!691.0!
IDR
236999"5.
""
16 116 3 10"59.15
IDR
!!!"490.9
1
1" 1!0 6 33390.4!
IDR
2"5!1!6!.
36

1! 1!0 4 22260.32
IDR
1!3!"912.
24

N
O
ARUS
(A)
LAMA
PENG
ERJAA
N
(JAM)
KWH
TERSELA
MATKAN
(KWh)
PERKIRAAN
RUPIAH
TERSELAMA
TKAN
19 !4 3 ""91.11
IDR
6435"69.2
!
20 196 3 1!1"9.26
IDR
15016"94.
99
21 1!0 3 16695.24
IDR
13"90934.
1!

22 163 3 1511!.4"
IDR
124!!45".
06
23 163 3 1511!.4"
IDR
124!!45".
06

Dapat dihitung total energi
terselamatkan dalam 1 bulan pengerjaan
PDKB adalah sebesar 394,78 MWh (Mega
Watt hour) dan jika ditafsirkan ke dalam
rupiah sekitar 326,1 juta rupiah. Bila tidak
dilakukan teknik PDKB maka energi
listrik yang tidak tersalurkan akan berubah
menjadi rugi-rugi berupa kenaikan
frekuensi sistem. Tentunya hal ini akan
sangat merugikan bagi perusahaan
penyedia layanan listrik negara (PLN)
karena tidak dapat menjual listrik yang
sudah dibangkitkan karena hilang menjadi
rugi-rugi kenaikan frekuensi sistem akibat
pemutusan aliran listrik untuk proses
perbaikan dan pemeliharaan sistem.
Dari hasil perhitungan Tabel (3.1),
untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik
perbandingan pada Gambar (3.1) dan
Gambar (3.2) sebagai berikut.
6


Gambar 3.1 Grafik hubungan KWh terselamatkan
terhadap arus dan lama
pengerjaan PDKB

Gambar 3.2 Grafik hubungan perkiraan rupiah
terselamatkan terhadap arus dan
lama pengerjaan PDKB
Dari kedua grafik perbandingan
(Gambar 3.1 dan Gambar 3.2) sumbu x
(absis) merepresentasikan besar arus
sistem kali lama waktu pengerjaan PDKB,
sedangkan sumbu y (ordinat)
merepresentasikan nilai KWh
terselamatkan untuk Gambar (3.1) dan
nilai rupiah terselamatkan untuk Gambar
(3.2). Dapat dilihat bahwa nilai KWh dan
perkiraan rupiah terselamatkan
proporsional terhadap besar arus dan lama
pengerjaan PDKB.
3.3. SAIDI
SAIDI adalah jumlah lamanya
gangguan pemadaman yang dialami oleh
konsumen dalam satu periode waktu
dibagi dengan jumlah konsumen yang
dilayani, dapat disebut juga indeks durasi
pemadaman rata-rata.
2
Dimana
SAIDI = Durasi/lama gangguan
(menit/bulan)
T
i
= lama gangguan (menit)
K
i
= Jumlah per unit konsumen
yang mengalami
pemadaman
N = Jumlah konsumen yang
dilayani
Perhitungan SAIDI dapat dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu SAIDI dengan
PDKB dan SAIDI tanpa PDKB.
1. Perhitungan SAIDI bila pekerjaan
dilakukan dengan pemadaman
(tanpa PDKB) maka digunakan
k
i
t
i
total penjumlahan dari k
i
t
i

yang didapat dari pemadaman
karena gangguan murni dengan
k
i
t
i
yang didapat dari pemadaman
akibat tanpa PDKB.
2. Perhitungan SAIDI bila pekerjaan
dilakukan tanpa pemadaman
(dengan teknik PDKB) maka hanya
digunakan k
i
t
i
yang didapat dari
gangguan murni selama periode
Agustus 2013
Diketahui nilai k
i
t
i
dari
pemadaman murni adalah
3974539, dan k
i
t
i
tanpa PDKB
adalah 42593040, dengan total
pelanggan dilayani adalah 330587.

=
N
t k
SAIDI
i i
"

Kemudian dengan menggunakan
persamaan (2) didapat perhitungan
SAIDI dengan teknik PDKB
adalah sebagai berikut
Tanpa Teknik PDKB




Dengan Teknik PDKB




Dari hasil perhitungan
didapat nilai SAIDI tanpa PDKB
sebesar 140,86 menit/pelanggan,
sedangkan nilai SAIDI dengan
teknik PDKB sebesar 12,02
menit/pelanggan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat grafik
perbandingan pada Gambar (4.4)
sebagai berikut :

Gambar 3.3 Grafik perbandingan SAIDI bila
dengan PDKB dan tanpa PDKB
Dari grafik (Gambar 3.3) didapat
bahwa dalam 1 bulan durasi pemadaman
rata-rata per pelanggan paling kecil adalah
bila menggunakan teknik PDKB yaitu
sekitar 12,02 menit/pelanggan. Nilai ini
jauh lebih kecil dibandingkan bila tanpa
menggunakan PDKB yaitu 140,86
menit/pelanggan.
Parameter keandalan SAIDI dari
sistem tenaga listrik Area Jambi akan
semakin bagus bila pekerjaan dilakukan
dalam keadaan bertegangan atau tanpa
memutus aliran listrik
3.4. SAIFI
SAIFI adalah banyaknya konsumen
yang mengalami gangguan pemadaman
dalam satu periode waktu dibagi dengan
jumlah konsumen yang dilayani, dapat
disebut juga indeks frekuensi pemadaman
rata-rata.
3
Dimana
SAIFI = Frekuensi pemadaman
(kali/bulan)

i
= Laju gangguan komponen
k
i
= Jumlah per unit konsumen
yang mengalami
pemadaman
N = Jumlah konsumen yang
dilayani
Perhitungan SAIFI dapat dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu SAIFI dengan
PDKB dan SAIFI tanpa PDKB.
1. Perhitungan SAIFI bila pekerjaan
dilakukan dengan pemadaman
(tanpa PDKB) maka digunakan
k
i

i
total penjumlahan dari k
i

i

yang didapat dari pemadaman
karena gangguan murni dengan
k
i

i
yang didapat dari
pemadaman akibat tanpa PDKB.
2. Perhitungan SAIDI bila pekerjaan
dilakukan tanpa pemadaman
(dengan teknik PDKB) maka hanya

=
N
k
SAIFI
i i

pelanggan jam
pelanggan menit
N
t k
SAIDI
i i
/ 35 , 2
/ 86 , 140
330587
42593040 3974539
=
=
+
=
=

pelanggan menit
N
t k
SAIDI
i i
/ 02 , 12
330587
3974539
=
=
=

!

digunakan k
i

i
yang didapat dari
gangguan murni selama periode
Agustus 2013
Diketahui nilai k
i

i
dari
pemadaman murni adalah 579852, dan
k
i

i
tanpa PDKB adalah 204431, dengan
total pelanggan dilayani adalah 330587
Kemudian dengan menggunakan
persamaan (3) didapat perhitungan SAIFI
adalah sebagai berikut
Tanpa Teknik PDKB




Dengan Teknik PDKB




Dari hasil perhitungan didapat nilai
SAIFI tanpa PDKB sebesar 2,37
kali/pelanggan, sedangkan nilai SAIFI
dengan teknik PDKB sebesar 1,754
kali/pelanggan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat grafik perbandingan pada Gambar
(3.4) sebagai berikut :

Gambar 3. 4 Gr af i k per bandi ngan SAI FI
bi l a dengan PDKB dan
t anpa PDKB
Dari hasil perhitungan dan grafik di
atas didapat bahwa dalam 1 bulan
frekuensi pemadaman rata-rata per
pelanggan paling kecil adalah bila
menggunakan teknik PDKB yaitu sekitar
1,754 kali/pelanggan. Nilai ini lebih kecil
dibandingkan bila tanpa menggunakan
PDKB yaitu 2,37 kali/pelanggan.
Parameter keandalan SAIFI dari
sistem tenaga listrik Area Jambi akan
semakin bagus bila pekerjaan dilakukan
dalam keadaan bertegangan atau tanpa
memutus aliran daya listrik
IV. KESIMPULAN
1. Penggunaan Teknik PDKB secara
optimal dapat menyelamatkan KWh
dan mengurangi durasi dan frekuensi
pemadaman serta akan memberikan
dampak yang positif bagi perusahaan
maupun pelanggan.
2. Dari hasil perhitungan menunjukkan
bahwa besar energi dan rupiah
terselamatkan masing-masing sebesar
394,78 MWh (Mega Watt hour) dan
326,1 juta rupiah. Nilai ini
proporsional terhadap besar arus pada
sistem dan lama pengerjaan PDKB
3. Nilai dari parameter keandalan seperti
SAiDI dan SAIFI akan lebih bagus bila
pekerjaan dan pemeliharaan jaringan
dilakukan dengan teknik PDKB, yaitu
SAIDI = 12,02mnt/plg dan SAIFI =
1,754 kali/plg

V. SARAN
1. Hendaknya pelaksanaan PDKB
dilakukan secara menyeluruh untuk
jaringan transmisi tegangan tinggi,
tegangan menengah, dan tegangan
rendah agar didapat penghematan
energi listrik yang lebih besar dan juga
meningkatkan keandalan dari sistem
tenaga listrik.



bulan kali
bulan kali
N
k
SAIFI
i i
/ 754 , 1
/
330587
579852
=
=
=


bulan kali
bulan kali
N
k
SAIFI
i i
/ 37 , 2
/
330587
204431 579852
=
+
=
=


9

DAFTAR PUSTAKA
1) Arsip dan Dokumentasi PT. PLN
(Persero) W.S2JB Area Jambi.
2) Sulasno, Ir. Teknik dan Sistem
Distribusi Tenaga Listrik. 2004.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro
3) Arismunandar. Buku Pegangan Teknik
Tenaga Listrik. Saluran Transmisi.
1975. Jakarta: Pradnya Paramita.
4) http://pdkb.pln-pusdiklat.co.id/,
diakses tanggal 20 Agustus 2013
5) http://20kv.wordpress.com/2009/06/09
/sekilas-pekerjaan-dalam-keadaan-
bertegangan-20000-v/, diakses tanggal
2 September 2013
6) http://jendeladenngabei.blogspot.com/
2012/11/pekerjaan-dalam-keadaan-
bertegangan-pdkb.html, diakses
tanggal 2 September 2013

BIODATA

Aggie Brenda
Vernandez (
21060110120007 )
lahir di Semarang,
11 April 1992.
Telah Menempuh
pendidikan di SD
Negeri Tandang
03 Semarang,
SMP Negeri 08
Semarang, SMA
Negeri 15 Semarang dan sampai sekarang
masih menyelesaikan studi S1 di Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro Semarang
Semester VII Konsentrasi Teknik Tenaga
Listrik





Semarang, 5 September 2013

Mengetahui,
Dosen Pembimbing




Ir. Yunungtyastuti, MT.
NIP 195209261983032001

Anda mungkin juga menyukai