www.pln.co.id |
JSA & Tata Kelola Kelas
www.pln.co.id |
Lingkup Bahasan / Mata Ajar
02 IMPLEMENTASI PERATURAN
DIREKSI TENTANG P2TL 08 IDENTIFIKASI BERKAS P2TL
03 PENGENALAN
TENAGA LISTRIK
INSTALASI
09 ADMINISTRASI P2TL
TINDAKAN PASCA P2TL
DAN
05 11
IDENTIFIKASI PELANGGARAN
DAN KETIDAKSESUAIAN SERTA PRAKTEK ADMINISTRASI P2TL
PENANGANANNYA
www.pln.co.id |
TUJUAN PEMBELAJARAN ( 1 )
www.pln.co.id |
TUJUAN PEMBELAJARAN ( 2 )
www.pln.co.id |
DASAR PELAKSANAAN P2TL ( 1 )
www.pln.co.id |
DASAR PELAKSANAAN P2TL ( 2 )
www.pln.co.id |
TUJUAN P2TL
www.pln.co.id |
KEWAJIBAN KONSUMEN
Konsumen wajib:
Melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang
mungkin timbul akibat pemanfaatan tenaga listrik
www.pln.co.id |
KEWAJIBAN KONSUMEN
www.pln.co.id |
PERMASALAHAN PASCA P2TL
• TS tidak dibayar , s/d peringatan terakhir tidak dilakukan bongkar
rampung
• TS tidak dibayar, sdh bongkar rampung ttp masih / terlambat
mutasi N
• TS tidak dibayar , sdh dibongkar sudah mutasi N konsumen PB
tanpa dikenakan TS
• Angsuran TS terlambat tidak diputus (tidak dicantumkan besarnya
biaya keterlambatan atas pembayaran TS)
www.pln.co.id |
PERMASALAHAN PASCA P2TL
• Angsuran TS menunggak tidak dikenakan sanksi peringatan /
pemutusan
• TS pada kasus pelanggaran P4 tidak dibayar tidak ada upaya
menagih / upaya hukum
• TS pada kasus pelanggaran P4 tidak dibayar konsumen PB tanpa
dikenakan TS
• Angsuran TS tidak dimonitor dengan baik
www.pln.co.id |
SOLUSI ???
• Ditunjuk penanggung jawab khusus yang mengelola Pasca P2TL
www.pln.co.id |
ASPEK HUKUM
PENERTIBAN
PEMAKAIAN TENAGA
LISTRIK (P2TL)
02 IMPLEMENTASI PERATURAN
DIREKSI TENTANG P2TL 08 IDENTIFIKASI BERKAS P2TL
03 PENGENALAN
TENAGA LISTRIK
INSTALASI
09 ADMINISTRASI P2TL
TINDAKAN PASCA P2TL
DAN
05 11
IDENTIFIKASI PELANGGARAN
DAN KETIDAKSESUAIAN SERTA PRAKTEK ADMINISTRASI P2TL
PENANGANANNYA
www.pln.co.id |
HUKUM
20 www.pln.co.id |
PEMBAGIAN HUKUM
21 www.pln.co.id |
CIRI – CIRI
HUKUM PUBLIK :
Bersifat memaksa dan mengatur.
Lebih menitikberatkan pada kepentingan masyarakat dibandingkan dengan
kepentingan perseorangan.
Negara berwenang campur tangan jika terjadi pelanggaran hukum.
HUKUM PRIVAT :
Lebih menitikberatkan kepentingan perseorangan dibandingkan dengan
kepentingan masyarakat.
Negara tidak berwenang campur tangan, kecuali atas permintaan pihak yang
merasa dirugikan.
22 www.pln.co.id |
LANDASAN HUKUM P2TL
• Undang-undang No. 30 Tahun 2009 tentang KETENAGALISTRIKAN.
• Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia. KUHP Pasal 362
• Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
• Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 27 Tahun 2017 tentang
TINGKAT MUTU PELAYANAN DAN BIAYA TERKAIT DENGAN
PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT PERUSAHAAN LISTRIK
NEGARA ( PERSERO)
• Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 088-Z.P/DIR/2016 tanggal 06 Juni 2016
tentang PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK yang disahkan oleh
Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Keenterian ESDM Republik Indonesia
No. 1541/20/DLB.4/2016 tanggal 30 Juni 2016.
• Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 163-1.K/DIR/2012 tanggal 09 April 2012
tentang PENYESUAIAN REKENING PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (PRPTL).
www.pln.co.id |
LANDASAN HUKUM P2TL
• Edaran Direksi PT PLN (Persero) No. 005.E/DIR/2013 tanggal 31 Mei 2013 tentang
PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBORONGAN PEKERJAAN PEMAKAIAN
TENAGA LISTRIK.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2012 Tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
Kepada Perusahaan Lain.
• Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. : 500.K/DIR/2013 Tentang Penyerahan
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan lain di Lingkungan PT PLN
(Persero).
• Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. : 050.K/DIR/2014 Tentang Perubahan atas
Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 500.K/DIR/2013 TentangPenyerahan
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan lain di Lingkungan PT PLN
(Persero).
• Keputusan Pengurus Asosiasi Perusahaan Pengusaha Listrik Nasional Nomor :
01/X/KEP/APPELIN/2013 Tentang Alur Proses Pelasanaan Pekerjaan.
www.pln.co.id |
UU NO. 30 TH. 2009
www.pln.co.id |
PERMEN ESDM NO. 27 TH. 2017
Pasal 14
(1) PT PLN (Persero) melaksanakan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) terhadap Konsumen maupun
bukan Konsumen yang melakukan pemakaian tenaga listrik secara tidak sah.
(2) Pemakaian tenaga listrik secara tidak sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pelanggaran
pemakaian tenaga listrik, terdiri atas:
a. pelanggaran Golongan I (P I) merupakan pelanggaran yang mempengaruhi batas daya tetapi tidak
mempengaruhi pengukuran energi;
b. pelanggaran Golongan II (P II) merupakan pelanggaran yang mempengaruhi pengukuran energi
tetapi tidak mempengaruhi batas daya;
c. pelanggaran Golongan III (P III) merupakan pelanggaran yang mempengaruhi batas daya dan
mempengaruhi pengukuran energi; dan
d. pelanggaran Golongan IV (P IV) merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh bukan Konsumen.
www.pln.co.id |
PERMEN ESDM NO. 27 TH. 2017
Pasal 15
(1) Konsumen dan bukan Konsumen yang melakukan pelanggaran pemakaian tenaga listrik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 dikenakan sanksi berupa Tagihan Susulan, pemutusan sementara dan/atau
pembongkaran rampung.
(2) Tagihan Susulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sebagai berikut:
a. Pelanggaran Golongan I (P I):
1. Untuk Konsumen yang dikenakan biaya beban
TS1 = 6 x (2 x Daya Tersambung (kVA)) x Biaya Beban (Rp/kVA);
2. Untuk Konsumen yang dikenakan rekening minimum
TS1 = 6 x (2 x Rekening Minimum (Rupiah) Konsumen sesuai Tarif Tenaga Listrik);
www.pln.co.id |
PERMEN ESDM NO. 27 TH. 2017
b. Pelanggaran Golongan II (P II):
TS2 = 9 x 720 jam x Daya Tersambung (kVA) x 0,85 x harga per kWh yang tertinggi pada
golongan tarif konsumen sesuai Tarif Tenaga Listrik; `
c. Pelanggaran Golongan III (P III):
TS3 = TS1 + TS2;
d. Pelanggaran Golongan IV (P IV):
1. Untuk Daya Kedapatan sampai dengan 900 VA:
TS4 = {9 x (2 x Daya Kedapatan (kVA) x Biaya Beban (Rp/kVA))} + {(9 x 720 jam x Daya
Kedapatan (kVA) x 0,85 x Tarif tertinggi pada golongan tarif sesuai Tarif Tenaga Listrik
yang dihitung berdasarkan Daya Kedapatan)};
www.pln.co.id |
PERMEN ESDM NO. 27 TH. 2017
www.pln.co.id |
PERMEN ESDM NO. 27 TH. 2017
Pasal 16
Direksi PT PLN (Persero) wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) beserta data pendukung
kepada Direktur Jenderal setiap bulan.
Pasal 17
Ketentuan lebih lanjut mengenai Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik
(P2TL) dan tagihan susulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan
Pasal 15 ditetapkan oleh Direksi PT PLN (Persero) dan disahkan oleh
Direktur Jenderal.
www.pln.co.id |
MASUK KE TEMPAT
UMUM/PERORANGGAN
UU NO. 30 TH 2009 Pasal 27 (1) dan (2) :
Untuk kepentingan umum pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik dalam menyediakan tenaga
listrik berhak untuk masuk ke tempat umum atau perorangan dan menggunakannya untuk sementara
waktu dan harus berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(1) Barangsiapa dengan melawan hukum masuk dengan paksa ke dalam, atau dengan melawan hukum ada di
dalam rumah atau tempat yang tertutup atau pekarangan yang tertutup, yang dipakai oleh orang lain dan
tidak dengan segera pergi dari tempat itu, atas permintaan orang yang berhak atau permintaan atas
nama yang berhak, dipidana dengan Pidana Penjara selama-lamanya 9 bulan atau dengan sebanyak-
banyaknya Rp.4.500,-.
(2) Barang siapa masuk dengan merusak atau memanjat, dengan menggunakan anak kunci palsu, perintah
palsu atau pakaian pejabat palsu, atau barang siapa tidak setahu yang berhak lebih dahulu serta bukan
karena kekhilafan masuk dan kedapatan disitu pada waktu malam, dianggap memaksa masuk.
(3) Jika mengeluarkan ancaman atau menggunakan sarana yang dapat menakutkan orang, diancam dengan
pidana penjara paling lama 1 tahun 4 bulan.
(4) Pidana tersebut dalam ayat 1 dan 3 dapat ditambah sepertiga jika yang melakukan kejahatan 2 orang
atau lebih dengan bersekutu.
www.pln.co.id |
PENGHINAAN (PASAL 310 KUHP)
(1) Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan
menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum,
diancam karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama 9 bulan atau
pidana denda paling banyak Rp.4.500,-.
(2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan,
dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, maka diancam karena
pencemaran tertulis dengan pidana penjara paling lama 1 tahun 4 bulan atau pidana
denda paling banyak Rp.4.500,-.
(3) Tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis, jika perbuatan jelas
dilakukan demi kepentingan umum atau karena terpaksa untuk membela diri.
www.pln.co.id |
PERBUATAN TIDAK MENYENANGKAN (PASAL 335
KUHP)
1) Diancam dengan pidana penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak
Rp.4.500,- :
1. barang siapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya
melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan memakai
kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak menyenangkan
atau dengan memakai ancaman kekerasan, sesuatu perbuatalan lain maupun
perlakuan yang tak menyenangkan, baik terhadap orang itu sendiri maupun
orang lain;
2. barang siapa memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau
membiarkan sesuatu dengan ancaman pencemaran atau pencemaran tertulis.
2) Dalam hal sebagaimana dirumuskan dalam butir 2, kejahatan hanya dituntut atas
pengaduan orang yang terkena.
www.pln.co.id |
P2TL = PENEGAKAN HUKUM
www.pln.co.id |
PERLINDUNGAN HUKUM UNTUK
PETUGAS
• Pasal 48 KUHP :
“Barangsiapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa, tidak dipidana.”
• Pasal 49 ayat (1) KUHP :
“Tidak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri
sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri
maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat
pada saat itu yang melawan hukum.”
• Pasal 50 KUHP :
“Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang,
tidak dipidana.”
• Pasal 51 ayat (1) KUHP
“Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang
diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana.”
www.pln.co.id |
ALAT BUKTI
ALAT BUKTI PIDANA
3. Surat : SPJBTL, surat tugas, Berita Acara Pemeriksaan P2TL / Berita Acara
Pengambilan Barang Bukti / Berita Acara Pemeriksaan di Laboratorium, DIL( TUL
I-10/ BA Segel ) , dan lain-lain.
5. Keterangan terdakwa.
www.pln.co.id |
ALAT BUKTI PERDATA
1. Barang /Jasa.
2. Keterangan para pihak yang bersengketa.
3. Keterangan saksi/saksi ahli : petugas P2TL, polisi, saksi ahli yang
independen, dan lain-lain.
4. Surat atau dokumen : SPJBTL, surat tugas, Berita Acara Pemeriksaan
P2TL / Berita Acara Pengambilan Barang Bukti / Berita Acara
Pemeriksaan di Laboratorium, DIL (TUL I-10 / BA Segel ), dan lain-
lain.
5. Bukti lain yang mendukung penyelesaian di BPSK www.pln.co.id |
UU NO. 8 TH. 1999
TENTANG
PERLINDUNGAN
KONSUMEN
HAK KONSUMEN (Pasal 4)
1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan.
2. Hak untuk memilih, serta mendapatkan barang atau jasa yang sesuai nilai tukar dan kondisi serta
jaminan yang telah dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut.
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang
diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
9. Hakhak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangundangan lainnya.
www.pln.co.id |
KEWAJIBAN KONSUMEN (Pasal 5)
1. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur
pemakaian atau pemanfaatan
barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
2. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang
dan/atau jasa;
3. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
4. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan
konsumen secara patut.
www.pln.co.id |
HAK PELAKU USAHA (Pasal 6)
1. hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan
mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan;
2. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen
yang beritikad tidak baik;
3. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian
hukum sengketa konsumen;
4. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan;
5. hakhak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang
undangan lainnya. www.pln.co.id |
KEWAJIBAN PELAKU USAHA (Pasal 7)
1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondis
i dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan
penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar
dan jujur serta tidak diskriminatif;
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang
dan/atau jasa yang berlaku;
www.pln.co.id |
KEWAJIBAN PELAKU USAHA (Pasal 7)
www.pln.co.id |
ASPEK HUKUM
PIDANA
ASPEK HUKUM PIDANA
www.pln.co.id |
ASPEK HUKUM PIDANA
UU NO. 30 TH 2009 :
Pasal 27 ayat (1) Untuk Kepent.Umum PIUPTL dalam menyediakan tenaga listrik sbgm dimaksud Pasal 10
ayat (1) Kit, Trans, Dist dan Penjualan berhak untuk :
a……
b……
c……
d. masuk ke tempat umum atau perorangan dan menggunakannya untuk sementara waktu;
e……
1) Barangsiapa dengan melawan hukum masuk dengan paksa ke dalam, atau dengan melawan hukum ada
di dalam rumah atau tempat yang tertutup atau pekarangan yang tertutup, yang dipakai oleh orang lain
dan tidak dengan segera pergi dari tempat itu, atas permintaan orang yang berhak atau permintaan atas
nama yang berhak, dipidana dengan Pidana Penjara selama-lamanya 9 (sembilan) bulan atau dengan
sebanyak-banyaknya Rp.4.500,- (empat ribu lima ratus rupiah).
www.pln.co.id |
Pasal 167 Kitab Undang - undang Hukum Pidana
www.pln.co.id |
PERDATA
HUBUNGAN HUKUM
Hubungan antara dua subjek hukum atau lebih dimana hak dan
kewajiban di satu pihak berhadapan dengan hak dan kewajiban di pihak
lain.
www.pln.co.id |
FUNGSI HUKUM TERHADAP PERJANJIAN
1. FUNGSI PROTEKTIF :
Hukum memberikan perlindungan kepada Perjanjian.
Hukum mengatur sahnya suatu Perjanjian Pasal 1320 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
Menyatakan Perjanjian yang sah mempunyai kekuatan hukum
Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata.
Mengikat para pihak sebagai undang-undang Pasal 1338 ayat (1)
KUHPerdata.
Pasal 330 Kitab UUH Perdata … Seseorang dikatakan dewasa jika
sudah berusia 21 tahun atau sudah pernah menikah (dinyatakan
cakap )
www.pln.co.id |
FUNGSI HUKUM TERHADAP PERJANJIAN
2 . FUNGSI DESKRUKTIF
Hukum membatalkan perjanjian / salah satu klausul perjajnjian jika isi
atau proses pembuatannya tidak sah
3. FUNGSI SUPLEMENTER :
Hukum melengkapi ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis dalam
Perjanjian menurut keadilan, kepatutan dan UU patut dianggap
sebagai bagian dari isi Perjanjian.
4. FUNGSI REGULATIF :
Hukum mengatur apa akibatnya jika terjadi pelanggaran dalam
Perjanjian atau jika terjadi pembatalan Perjanjian.
www.pln.co.id |
AZAS-AZAS PERJANJIAN
KEKUATAN
KONSENSUALISME KEBEBASAN BERKONTRAK
MENGIKAT
1320 KUHPerdata 1338 (1) KUHPerdata
1338 (1) KUHPerdata
Semua Perjanjian
Perjanjian sah dan Setiap orang / pihak diberi yang dibuat secara
mengikat sejak kebebasan membuat sah berlaku
tercapai kata Perjanjian sesuai sebagai UU bagi
sepakat antara dengan kesepakatan mereka yang
para pihak diantara para pihak membuatnya
www.pln.co.id |
SYARAT-SYARAT SAH PERJANJIAN
(Pasal 1320 KUHPerdata)
SYARAT SYARAT
SUBJEKTIF OBJEKTIF
www.pln.co.id |
PMH DAN JAMINAN
www.pln.co.id |
TATA USAHA NEGARA (TUN)
• TUN : administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun di
daerah (PLN BUMN yang mendapat tugas sesuai UU untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam usaha penyediaan
tenaga listrik sebagai PIUPTL diangg Pasal 55 UU PTUNap sebagai Badan
Tata Usaha Negara).
• Objek Gugatan : Keputusan TUN penetapan tertulis yang
dikeluarkan Badan / Pejabat TUN yang berisi tindakan hukum TUN
berdasarkan perundangan yang berlaku, bersifat konkret, individual,
dan final, yang berakibat hukum bagi seseorang / badan hukum
perdata (Surat Penetapan Tagihan Susulan / Pemutusan dll).
• Batas waktu pengajuan gugatan : 90 hari sejak diterimanya /
diumumkannya Keputusan Badan / Pejabat TUN.(Psl 55 )
www.pln.co.id |
SENGKETA KASUS P2TL
PERDATA PIDANA
KEPUTUSAN PENETAPAN
PERBUATAN Pasal 51 ayat (3) UU NO. 30 TH 2009 TAGIHAN SUSULAN
MELAWAN HUKUM (pencurian tenaga listrik) / / PEMUTUSAN TENAGA
(1365 KUHPdt) Pasal 362 KUHPidana (pencurian) LISTRIK DIANGGAP SEBAGAI
atau KEPUTUSAN
ATAU
Pasal 167 KUHP (masuk paksa) TATA USAHA NEGARA
WANPRESTASI
atau
Pasal 310 KUHP (penghinaan)
DITUNTUT GANTI PEMBATALAN KEPUTUSAN
atau
RUGI Pasal 335 KUHP
(perbuatan tidak menyenangkan)
60
www.pln.co.id |
P2TL = PENEGAKAN HUKUM
www.pln.co.id |
PENGAMANAAN DAN PENYIDIKAN
Pelaksanaan P2TL dilakukan 2 Pola yaitu :
1. Penyelesaian secara PERDATA yaitu hubungan bisnis atara Pembeli
Tenaga Listrik (Pelanggan) dan Pengusaha Tenaga Listrik (PLN).
2. Penyelesaian secara PIDANA untuk tujuan “shock therapy” yaitu
hubungan bisnis atara Pembeli Tenaga Listrik (Pelanggan) dan
Pengusaha Tenaga Listrik (PLN).
Pola 1 : (sebagian besar pelaksanaan P2TL dengan Pola 1).
a. Pengamanan P2TL dilakukan oleh PLN dan Polisi bagian Pembinaan
Masyarakat (bukan Polisi Penyidik).
b. Umumnya petugas Polisi bagian Pembinaan Masyarakat disuatu
Unit PLN sangat terbatas, maka Petugas Polisi stand by di suatu
tempat, dan apabila diperlukan diundang ke lokasi.
www.pln.co.id |
PENGAMANAAN DAN PENYIDIKAN
www.pln.co.id |
PENGAMANAAN DAN PENYIDIKAN
www.pln.co.id |
PERMEN NAKERTRANS No. 19 Tahun 2012
Pasal 4 :
1) Asosiasi sektor usaha, harus membuat alur kegiatan proses
pelaksanaan pekerjaan sesuai sektor usaha masing-masing.
2) Alur sebagaimana dimaksud pada ayat 1) harus menggambarkan
proses pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir serta memuat
kegiatan utama dan kegiatan penunjang
3) Alur sebagaimana dimaksud pada ayat 2) dipergunakan sebagai dasar
bagi perusahaan pemberi pekerjaan dalam penyerahan sebagian
pelaksanaan pekerjaan melalui pemborongan pekerjaan.
www.pln.co.id |
KEPDIR PLN No. 500.K/DIR/2013
Pasal 2, ayat 1 :
Maksud ditetapkan Keputusan ini adalah sebagai pedoman penyerahan
sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain agar terlaksana
secara tertib dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 9, ayat 1) :
Perjanjian Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain dilaksanaan selama 5 (lima) tahun yang dievaluasi
secara periodik dan dapat diperpanjang kembali.
www.pln.co.id |
KEPDIR PLN No. 050.K/DIR/2014
Pasal 3, ayat 3)
Jenis-jenis kegiatan penunjang yang dapat diserahkan. kepada Perusahaan
Lain sebagai Perusahaanpenerlma pemborongan adalah mengacu padi Alur
Kegiatan Proses Pelaksanaan Pekerjaan yangditetapkan oleh Asosiasi
Perusahaan Penyediaan Listrik Nasional (APPELIN).
Pasal 10A : Pekerjaan Pemborongan Yang Bersifat Proyek (Project
Based)
Ayat 1 :
Jangka waktu perjanjian pemborongan penyerahan sebagian pelaksanaan
pekeriaan yang bersifat
proyek (Project Base) kepada Perusahaan Lain dilaksanikan maksimal sama
dengan umur proyek yang dievaluasi secara periodik.
www.pln.co.id |
Lampiran
Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
ALUR KEGIATAN PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nomor : 147.K/DIR/2006
Usaha penyediaan tenaga listrik :
Tanggal : 9 Oktober 2006
Penyediaan Pembangkitan Penyaluran Distribusi Penjualan
Energi Primer
Pekerjaan penunjang (supporting) adalah kegiatan non manajerial dan non supervisori pada :
- usaha penyediaan tenaga listrik; dan
PEJABAT PELAKSANA TUGAS
- usaha penunjang tenaga listrik. DIREKTUR UTAMA,
DJUANDA NUGRAHA I.W.
www.pln.co.id |
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No.
AHU-213.AH.01.07.Tahun 2013 tentang Pengesahan Badan
Hukum Perkumpulan – (Pendirian Asosiasi Perusahaan
Penyediaan Listrik Nasional (APPELIN).
www.pln.co.id |
TERIMA KASIH
www.pln.co.id |