Anda di halaman 1dari 71

PENERTIBAN PEMAKAIAN

TENAGA LISTRIK ( P2TL)


TINGKAT ADMINISTRASI
www.pln.co.id |
DATA PENUGASAN
Tahun Penugasan
1984 Mulai Bertugas di PLN Kantor Wilayah VIII
1989-1992 Kepala Urusan Analisa Evaluasi Perencanaan Distribusi Pada PLN Cabang Ujung Pandang
1992-1995 Kepala Urusan Pemeliharaan SR/APP/RELAY Pada PLN Cab. Ujung Pandang
1995-1996 Kepala Seksi Distribusi Rayon Ujung Pandang Utara Pada PLN Cab. Ujung Pandang
1996-2000 Preparator PDKB Pada PLN Cab.Ujung Pandang
2000-2006 Supervisor Pemeliharaan JTM Gardu Distribusi, JTR, SR dan APP PLN Cab. Makassar
2006-2010 Asisten Manager Distribusi Pada PLN Cab. Bulukumba
2010-2014 Asisten Manager Jaringan Pada PLN Area Kendari
2014-2017 Deputi Manager Efisiensi, Pengukuran, dan Mutu Sistem Distribusi Pada PLN Wilayah
SULSELRABAR
2001- Sekarang Instruktur Tidak Tetap di PLN DIKLAT
www.pln.co.id |
Rule of Class

www.pln.co.id |
JSA & Tata Kelola Kelas

Pastikan peralatan Zoom berfungsi baik


dan sinyal kuat.

Pastikan ruang belajar tenang dan


nyaman.
Patuhi panduan Safety
Induction di lokasi masing-
masing HP agar posisi silent/getar dan minimalisir
penggunaan HP diluar kaitan
pembelajaran.

Video selalu ON.


Tanya jawab dipersilakan langsung.
www.pln.co.id |
JSA & Tata Kelola Kelas
• Jika ada yang mau ke Toilet atau keperluan lain mohon menginfokan di Chat
zoom.
• Syarat KELULUSAN : Kehadiran kelas/zoom 100% dan nilai akhir minimal
70.
• Item Penilaian :
o Keaktifan peserta selama pembelajaran
o Tugas Individu/Kelompok
o Ujian / Quiz

www.pln.co.id |
Lingkup Bahasan / Mata Ajar

01 ASPEK HUKUM P2TL


07 ETIKA DAN TEKNIK KOMUNIKASI

02 IMPLEMENTASI PERATURAN
DIREKSI TENTANG P2TL 08 IDENTIFIKASI BERKAS P2TL

03 PENGENALAN
TENAGA LISTRIK
INSTALASI
09 ADMINISTRASI P2TL
TINDAKAN PASCA P2TL
DAN

04 PENGENALAN TUL TERKAIT P2TL


10 PERHITUNGAN TAGIHAN
SUSULAN P2TL DAN PRPTL

05 11
IDENTIFIKASI PELANGGARAN
DAN KETIDAKSESUAIAN SERTA PRAKTEK ADMINISTRASI P2TL
PENANGANANNYA

06 ADMINISTRASI KEBERATAN P2TL


12 EVALUASI AKHIR

www.pln.co.id |
TUJUAN PEMBELAJARAN ( 1 )

“Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu memahami


pengetahuan yang terkait P2TL, dan ketentuan-ketentuan lainnya yang
berlaku sehingga pelaksanaan P2TL dapat berjalan baik dan benar sesuai
peraturan yang berlaku pada perusahaan.”

www.pln.co.id |
TUJUAN PEMBELAJARAN ( 2 )

Petugas administrasi P2TL harus berbadan sehat serta


memiliki Sertifikat Pelatihan di bidang P2TL dari
lembaga sertifikasi yang
terakreditasi dan di tunjuk PLN

(Pasal 3.8 Perdir 088 Z )

www.pln.co.id |
DASAR PELAKSANAAN P2TL ( 1 )

PT.PLN ( Persero) melaksanakan penertiban pemakaian


tenaga listrik ( P2TL ) terhadap konsumen maupun
bukan konsumen yang
melakukan pemakaian tenaga listrik secara tidak sah

( Pasal 14 / Permen ESDM N0 27 / 2017)

www.pln.co.id |
DASAR PELAKSANAAN P2TL ( 2 )

Direksi PT.PLN ( Persero ) WAJIB menyampaikan


laporan pelaksanaan penertiban pemakaian tenaga
listrik ( P2TL ) beserta data pendukung kepada direktur
jenderal SETIAP BULAN

(Pasal 16 / Permen ESDM No.27 thn 2017)

www.pln.co.id |
TUJUAN P2TL

Menertibkan penyaluran tenaga listrik untuk :


Menghindari bahaya listrik bagi masyarakat
Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan
Menekan susut

( Pasal 2.1 Perdir 088 Z )

www.pln.co.id |
KEWAJIBAN KONSUMEN

Konsumen wajib:
 Melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang
mungkin timbul akibat pemanfaatan tenaga listrik

 Memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan peruntukannya;

( Pasal 29.2 UU No 30 Thn 2009 )

www.pln.co.id |
KEWAJIBAN KONSUMEN

Konsumen bertanggung jawab apabila karena


kelalaiannya mengakibatkan kerugian
pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik.

( Pasal 29.3 /UU No.30 Thn 2009 )

www.pln.co.id |
PERMASALAHAN PASCA P2TL
• TS tidak dibayar , s/d peringatan terakhir tidak dilakukan bongkar
rampung
• TS tidak dibayar, sdh bongkar rampung ttp masih / terlambat
mutasi N
• TS tidak dibayar , sdh dibongkar sudah mutasi N konsumen PB
tanpa dikenakan TS
• Angsuran TS terlambat tidak diputus (tidak dicantumkan besarnya
biaya keterlambatan atas pembayaran TS)

www.pln.co.id |
PERMASALAHAN PASCA P2TL
• Angsuran TS menunggak tidak dikenakan sanksi peringatan /
pemutusan
• TS pada kasus pelanggaran P4 tidak dibayar tidak ada upaya
menagih / upaya hukum
• TS pada kasus pelanggaran P4 tidak dibayar konsumen PB tanpa
dikenakan TS
• Angsuran TS tidak dimonitor dengan baik

www.pln.co.id |
SOLUSI ???
• Ditunjuk penanggung jawab khusus yang mengelola Pasca P2TL

• Tertib dalam memberikan angsuran (sesuai dengan aturan yang


berlaku) bila perlu diminta jaminan atas hutang angsuran tersebut.

• Tertib administrasi P2TL

www.pln.co.id |
ASPEK HUKUM
PENERTIBAN
PEMAKAIAN TENAGA
LISTRIK (P2TL)

Edisi 1 Tahun 2020


Agenda Pembelajaran

01 ASPEK HUKUM P2TL


07 ETIKA DAN TEKNIK KOMUNIKASI

02 IMPLEMENTASI PERATURAN
DIREKSI TENTANG P2TL 08 IDENTIFIKASI BERKAS P2TL

03 PENGENALAN
TENAGA LISTRIK
INSTALASI
09 ADMINISTRASI P2TL
TINDAKAN PASCA P2TL
DAN

04 PENGENALAN TUL TERKAIT P2TL


10 PERHITUNGAN TAGIHAN
SUSULAN P2TL DAN PRPTL

05 11
IDENTIFIKASI PELANGGARAN
DAN KETIDAKSESUAIAN SERTA PRAKTEK ADMINISTRASI P2TL
PENANGANANNYA

06 ADMINISTRASI KEBERATAN P2TL


12 EVALUASI AKHIR

www.pln.co.id |
HUKUM

HIMPUNAN PERATURAN - PERATURAN HIDUP YANG BERSIFAT


MEMAKSA, BERISIKAN SUATU PERINTAH, LARANGAN ATAU IZIN
UNTUK BERBUAT SESUATU ATAU TIDAK BERBUAT SESUATU SERTA
DENGAN MAKSUD UNTUK MENGATUR TATA TERTIB DALAM
KEHIDUPAN MASYARAKAT.

20 www.pln.co.id |
PEMBAGIAN HUKUM

HUKUM PUBLIK HUKUM PRIVAT


 Hukum Pidana (materiil)  Hukum Perdata (materiil), al :
 Hukum Acara Pidana perkawinan, jual beli
(formil)  Hukum Acara Perdata
 Hukum Tata Usaha (formil/cara menjalankan /
(Administrasi) Negara mempertahankan hukum perdata
 Hukum Pajak materiil)
 Dll.  Hukum Dagang (al. UU PT)
 Dll.

21 www.pln.co.id |
CIRI – CIRI
HUKUM PUBLIK :
 Bersifat memaksa dan mengatur.
 Lebih menitikberatkan pada kepentingan masyarakat dibandingkan dengan
kepentingan perseorangan.
 Negara berwenang campur tangan jika terjadi pelanggaran hukum.

HUKUM PRIVAT :
 Lebih menitikberatkan kepentingan perseorangan dibandingkan dengan
kepentingan masyarakat.
 Negara tidak berwenang campur tangan, kecuali atas permintaan pihak yang
merasa dirugikan.

22 www.pln.co.id |
LANDASAN HUKUM P2TL
• Undang-undang No. 30 Tahun 2009 tentang KETENAGALISTRIKAN.
• Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Republik Indonesia. KUHP Pasal 362
• Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
• Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 27 Tahun 2017 tentang
TINGKAT MUTU PELAYANAN DAN BIAYA TERKAIT DENGAN
PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT PERUSAHAAN LISTRIK
NEGARA ( PERSERO)
• Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 088-Z.P/DIR/2016 tanggal 06 Juni 2016
tentang PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK yang disahkan oleh
Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Keenterian ESDM Republik Indonesia
No. 1541/20/DLB.4/2016 tanggal 30 Juni 2016.
• Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 163-1.K/DIR/2012 tanggal 09 April 2012
tentang PENYESUAIAN REKENING PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (PRPTL).

www.pln.co.id |
LANDASAN HUKUM P2TL
• Edaran Direksi PT PLN (Persero) No. 005.E/DIR/2013 tanggal 31 Mei 2013 tentang
PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBORONGAN PEKERJAAN PEMAKAIAN
TENAGA LISTRIK.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2012 Tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
Kepada Perusahaan Lain.
• Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. : 500.K/DIR/2013 Tentang Penyerahan
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan lain di Lingkungan PT PLN
(Persero).
• Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. : 050.K/DIR/2014 Tentang Perubahan atas
Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 500.K/DIR/2013 TentangPenyerahan
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Perusahaan lain di Lingkungan PT PLN
(Persero).
• Keputusan Pengurus Asosiasi Perusahaan Pengusaha Listrik Nasional Nomor :
01/X/KEP/APPELIN/2013 Tentang Alur Proses Pelasanaan Pekerjaan.
www.pln.co.id |
UU NO. 30 TH. 2009

Pasal 51 ayat (3) :


Setiap orang yang menggunakan tenaga listrik bukan haknya secara
melawan hukum dipidana dengan pidana penjara paling lama (7)
tahun dan denda paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).

www.pln.co.id |
PERMEN ESDM NO. 27 TH. 2017
Pasal 14
(1) PT PLN (Persero) melaksanakan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) terhadap Konsumen maupun
bukan Konsumen yang melakukan pemakaian tenaga listrik secara tidak sah.
(2) Pemakaian tenaga listrik secara tidak sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pelanggaran
pemakaian tenaga listrik, terdiri atas:
a. pelanggaran Golongan I (P I) merupakan pelanggaran yang mempengaruhi batas daya tetapi tidak
mempengaruhi pengukuran energi;
b. pelanggaran Golongan II (P II) merupakan pelanggaran yang mempengaruhi pengukuran energi
tetapi tidak mempengaruhi batas daya;
c. pelanggaran Golongan III (P III) merupakan pelanggaran yang mempengaruhi batas daya dan
mempengaruhi pengukuran energi; dan
d. pelanggaran Golongan IV (P IV) merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh bukan Konsumen.

www.pln.co.id |
PERMEN ESDM NO. 27 TH. 2017
Pasal 15
(1) Konsumen dan bukan Konsumen yang melakukan pelanggaran pemakaian tenaga listrik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 dikenakan sanksi berupa Tagihan Susulan, pemutusan sementara dan/atau
pembongkaran rampung.

(2) Tagihan Susulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sebagai berikut:
a. Pelanggaran Golongan I (P I):
1. Untuk Konsumen yang dikenakan biaya beban
TS1 = 6 x (2 x Daya Tersambung (kVA)) x Biaya Beban (Rp/kVA);
2. Untuk Konsumen yang dikenakan rekening minimum
TS1 = 6 x (2 x Rekening Minimum (Rupiah) Konsumen sesuai Tarif Tenaga Listrik);

www.pln.co.id |
PERMEN ESDM NO. 27 TH. 2017
b. Pelanggaran Golongan II (P II):
TS2 = 9 x 720 jam x Daya Tersambung (kVA) x 0,85 x harga per kWh yang tertinggi pada
golongan tarif konsumen sesuai Tarif Tenaga Listrik; `
c. Pelanggaran Golongan III (P III):
TS3 = TS1 + TS2;
d. Pelanggaran Golongan IV (P IV):
1. Untuk Daya Kedapatan sampai dengan 900 VA:
TS4 = {9 x (2 x Daya Kedapatan (kVA) x Biaya Beban (Rp/kVA))} + {(9 x 720 jam x Daya
Kedapatan (kVA) x 0,85 x Tarif tertinggi pada golongan tarif sesuai Tarif Tenaga Listrik
yang dihitung berdasarkan Daya Kedapatan)};

www.pln.co.id |
PERMEN ESDM NO. 27 TH. 2017

2. Untuk Daya Kedapatan lebih besar dari 900 VA:


TS4 = {9 x (2 x 40 jam nyala x Daya Kedapatan (kVA) x Tarif tertinggi
pada golongan tarif sesuai Tarif Tenaga Listrik yang dihitung berdasarkan
Daya Kedapatan)} + {(9 x 720 jam x Daya Kedapatan (kVA) x 0,85 x
Tarif tertinggi pada golongan tarif sesuai Tarif Tenaga Listrik yang
dihitung berdasarkan Daya Kedapatan)}.

www.pln.co.id |
PERMEN ESDM NO. 27 TH. 2017
Pasal 16
Direksi PT PLN (Persero) wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) beserta data pendukung
kepada Direktur Jenderal setiap bulan.
Pasal 17
Ketentuan lebih lanjut mengenai Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik
(P2TL) dan tagihan susulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan
Pasal 15 ditetapkan oleh Direksi PT PLN (Persero) dan disahkan oleh
Direktur Jenderal.

www.pln.co.id |
MASUK KE TEMPAT
UMUM/PERORANGGAN
UU NO. 30 TH 2009 Pasal 27 (1) dan (2) :

Untuk kepentingan umum pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik dalam menyediakan tenaga
listrik berhak untuk masuk ke tempat umum atau perorangan dan menggunakannya untuk sementara
waktu dan harus berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 167 KUHP (MASUK PAKSA) :

(1) Barangsiapa dengan melawan hukum masuk dengan paksa ke dalam, atau dengan melawan hukum ada di
dalam rumah atau tempat yang tertutup atau pekarangan yang tertutup, yang dipakai oleh orang lain dan
tidak dengan segera pergi dari tempat itu, atas permintaan orang yang berhak atau permintaan atas
nama yang berhak, dipidana dengan Pidana Penjara selama-lamanya 9 bulan atau dengan sebanyak-
banyaknya Rp.4.500,-.
(2) Barang siapa masuk dengan merusak atau memanjat, dengan menggunakan anak kunci palsu, perintah
palsu atau pakaian pejabat palsu, atau barang siapa tidak setahu yang berhak lebih dahulu serta bukan
karena kekhilafan masuk dan kedapatan disitu pada waktu malam, dianggap memaksa masuk.
(3) Jika mengeluarkan ancaman atau menggunakan sarana yang dapat menakutkan orang, diancam dengan
pidana penjara paling lama 1 tahun 4 bulan.
(4) Pidana tersebut dalam ayat 1 dan 3 dapat ditambah sepertiga jika yang melakukan kejahatan 2 orang
atau lebih dengan bersekutu.

www.pln.co.id |
PENGHINAAN (PASAL 310 KUHP)

(1) Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan
menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum,
diancam karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama 9 bulan atau
pidana denda paling banyak Rp.4.500,-.
(2) Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan,
dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, maka diancam karena
pencemaran tertulis dengan pidana penjara paling lama 1 tahun 4 bulan atau pidana
denda paling banyak Rp.4.500,-.
(3) Tidak merupakan pencemaran atau pencemaran tertulis, jika perbuatan jelas
dilakukan demi kepentingan umum atau karena terpaksa untuk membela diri.

www.pln.co.id |
PERBUATAN TIDAK MENYENANGKAN (PASAL 335
KUHP)
1) Diancam dengan pidana penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak
Rp.4.500,- :
1. barang siapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya
melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan memakai
kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak menyenangkan
atau dengan memakai ancaman kekerasan, sesuatu perbuatalan lain maupun
perlakuan yang tak menyenangkan, baik terhadap orang itu sendiri maupun
orang lain;
2. barang siapa memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau
membiarkan sesuatu dengan ancaman pencemaran atau pencemaran tertulis.
2) Dalam hal sebagaimana dirumuskan dalam butir 2, kejahatan hanya dituntut atas
pengaduan orang yang terkena.

www.pln.co.id |
P2TL = PENEGAKAN HUKUM

1. Tindakan PLN dalam pelaksanan P2TL ( Penertiban Pemakaian


Tenaga Listrik ) adalah TINDAKAN HUKUM PUBLIK dalam
rangka Penegakan Hukum berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
2. Tindakan PLN berupa pengenaan Tagihan Susulan dan Pemutusan
Sementara / Rampung dalam P2TL adalah melaksanakan ketentuan
peraturan perundangan-undangan sehingga TIDAK HARUS
MENUNGGU PUTUSAN PENGADILAN untuk pelaksanaannya.

www.pln.co.id |
PERLINDUNGAN HUKUM UNTUK
PETUGAS
• Pasal 48 KUHP :
“Barangsiapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa, tidak dipidana.”
• Pasal 49 ayat (1) KUHP :
“Tidak dipidana, barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri
sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri
maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat
pada saat itu yang melawan hukum.”
• Pasal 50 KUHP :
“Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang,
tidak dipidana.”
• Pasal 51 ayat (1) KUHP
“Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang
diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak dipidana.”

www.pln.co.id |
ALAT BUKTI
ALAT BUKTI PIDANA

1. Keterangan saksi : petugas P2TL, polisi, dan lain-lain.

2. Keterangan ahli : saksi ahli independen (institusi / akademisi dan lain-lain).

3. Surat : SPJBTL, surat tugas, Berita Acara Pemeriksaan P2TL / Berita Acara
Pengambilan Barang Bukti / Berita Acara Pemeriksaan di Laboratorium, DIL( TUL
I-10/ BA Segel ) , dan lain-lain.

4. Petunjuk. ( DPM dan AMR )

5. Keterangan terdakwa.

www.pln.co.id |
ALAT BUKTI PERDATA

1. Surat / tulisan : SPJBTL, surat tugas, Berita Acara Pemeriksaan


P2TL / Berita Acara Pengambilan Barang Bukti / Berita Acara
Pemeriksaan di Laboratorium, DIL(TUL I-10/BA Segel) , dan lain-
lain.
2. Saksi : petugas P2TL, polisi, saksi ahli yang independen, dan lain-
lain.
3. Persangkaan : penyesuaian antara fakta di lapangan dan alat bukti
yang ditemukan.
4. Pengakuan : pengakuan pelanggan / penghuni, dan lain-lain.
5. Sumpah.
www.pln.co.id |
ALAT BUKTI PADA PERADILAN TATA USAHA
NEGARA
1. Surat / tulisan : SPJBTL, surat tugas, Berita Acara Pemeriksaan
P2TL / Berita Acara Pengambilan Barang Bukti / Berita Acara
Pemeriksaan di Laboratorium, DIL(TUL I-10/ BA Segel), dan lain-
lain.

2. Keterangan ahli : saksi ahli independen (institusi / akademisi dan lain-


lain).

3. Keterangan saksi : petugas P2TL, polisi, dan lain-lain.

4. Pengakuan para pihak. www.pln.co.id |


ALAT BUKTI PADA SENGKETA KONSUMEN

1. Barang /Jasa.
2. Keterangan para pihak yang bersengketa.
3. Keterangan saksi/saksi ahli : petugas P2TL, polisi, saksi ahli yang
independen, dan lain-lain.
4. Surat atau dokumen : SPJBTL, surat tugas, Berita Acara Pemeriksaan
P2TL / Berita Acara Pengambilan Barang Bukti / Berita Acara
Pemeriksaan di Laboratorium, DIL (TUL I-10 / BA Segel ), dan lain-
lain.
5. Bukti lain yang mendukung penyelesaian di BPSK www.pln.co.id |
UU NO. 8 TH. 1999
TENTANG
PERLINDUNGAN
KONSUMEN
HAK KONSUMEN (Pasal 4)
1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan.
2. Hak untuk memilih, serta mendapatkan barang atau jasa yang sesuai nilai tukar dan kondisi serta
jaminan yang telah dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.
5. Hak   untuk   mendapatkan   advokasi,   perlindungan,   dan   upaya   penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut.
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang
diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
9. Hak­hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang­undangan lainnya.

www.pln.co.id |
KEWAJIBAN KONSUMEN (Pasal 5)

1. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur 
pemakaian atau pemanfaatan
barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
2. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang 
dan/atau jasa;
3. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
4. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan
 konsumen  secara patut.

www.pln.co.id |
HAK PELAKU USAHA (Pasal 6)
1. hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan
mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan;
2. hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen
yang beritikad tidak baik;
3. hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian
hukum sengketa konsumen;
4. hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan;
5. hak­hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang­
undangan lainnya. www.pln.co.id |
KEWAJIBAN PELAKU USAHA (Pasal 7)

1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondis
i dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan
penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
3. Memperlakukan   atau   melayani   konsumen   secara   benar  
dan   jujur serta   tidak diskriminatif;
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang
dan/atau jasa yang berlaku;

www.pln.co.id |
KEWAJIBAN PELAKU USAHA (Pasal 7)

5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau


mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan
dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau diperdagangkan;
6. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian
akibat penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa
yang diperdagangkan;
7. Memberi kompensasi , ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan
perjanjian.

www.pln.co.id |
ASPEK HUKUM
PIDANA
ASPEK HUKUM PIDANA

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP), Pasal


362 :
“Barangsiapa mengambil barang, yang sama sekali atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk memiliki barang itu
dengan melawan hukum dipidana karena mencuri selama-lamanya 5
tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp.9.000,-.

www.pln.co.id |
ASPEK HUKUM PIDANA
UU NO. 30 TH 2009 :
Pasal 27 ayat (1) Untuk Kepent.Umum PIUPTL dalam menyediakan tenaga listrik sbgm dimaksud Pasal 10
ayat (1) Kit, Trans, Dist dan Penjualan berhak untuk :
a……
b……
c……
d. masuk ke tempat umum atau perorangan dan menggunakannya untuk sementara waktu;
e……

Pasal 167 KUHP

1) Barangsiapa dengan melawan hukum masuk dengan paksa ke dalam, atau dengan melawan hukum ada
di dalam rumah atau tempat yang tertutup atau pekarangan yang tertutup, yang dipakai oleh orang lain
dan tidak dengan segera pergi dari tempat itu, atas permintaan orang yang berhak atau permintaan atas
nama yang berhak, dipidana dengan Pidana Penjara selama-lamanya 9 (sembilan) bulan atau dengan
sebanyak-banyaknya Rp.4.500,- (empat ribu lima ratus rupiah).

www.pln.co.id |
Pasal 167 Kitab Undang - undang Hukum Pidana

2) Barang siapa masuk dengan merusak atau memanjat, dengan


menggunakan anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian pejabat
palsu, atau barang siapa tidak setahu yang berhak lebih dahulu serta
bukan karena kekhilafan masuk dan kedapatan disitu pada waktu
malam, dianggap memaksa masuk.
3) Jika mengeluarkan ancaman atau menggunakan sarana yang dapat
menakutkan orang, diancam dengan pidana penjara paling lama 1
tahun 4 bulan.
4) Pidana tersebut dalam ayat 1 dan 3 dapat ditambah sepertiga jika
yang melakukan kejahatan 2 orang atau lebih dengan bersekutu.

www.pln.co.id |
PERDATA
HUBUNGAN HUKUM

Hubungan antara dua subjek hukum atau lebih dimana hak dan
kewajiban di satu pihak berhadapan dengan hak dan kewajiban di pihak
lain.

Hubungan Hukum PLN dengan Pelanggan :


JUAL BELI TENAGA LISTRIK

Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata :

Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi


mereka yang membuatnya.
www.pln.co.id |
Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
 Harus ditandatangani oleh pihak konsumen atau kuasanya
dengan Surat Kuasa Khusus dan juga Pejabat PLN yang
berwenang untuk membuktikan terciptanya suatu kesepakatan.

 Harus disimpan dengan baik oleh PLN

www.pln.co.id |
FUNGSI HUKUM TERHADAP PERJANJIAN

1. FUNGSI PROTEKTIF :
 Hukum memberikan perlindungan kepada Perjanjian.
 Hukum mengatur sahnya suatu Perjanjian  Pasal 1320 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
 Menyatakan Perjanjian yang sah mempunyai kekuatan hukum 
Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata.
 Mengikat para pihak sebagai undang-undang  Pasal 1338 ayat (1)
KUHPerdata.
 Pasal 330 Kitab UUH Perdata … Seseorang dikatakan dewasa jika
sudah berusia 21 tahun atau sudah pernah menikah (dinyatakan
cakap )

www.pln.co.id |
FUNGSI HUKUM TERHADAP PERJANJIAN

2 . FUNGSI DESKRUKTIF
Hukum membatalkan perjanjian / salah satu klausul perjajnjian jika isi
atau proses pembuatannya tidak sah
3. FUNGSI SUPLEMENTER :
Hukum melengkapi ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis dalam
Perjanjian menurut keadilan, kepatutan dan UU patut dianggap
sebagai bagian dari isi Perjanjian.
4. FUNGSI REGULATIF :
Hukum mengatur apa akibatnya jika terjadi pelanggaran dalam
Perjanjian atau jika terjadi pembatalan Perjanjian.

www.pln.co.id |
AZAS-AZAS PERJANJIAN

KEKUATAN
KONSENSUALISME KEBEBASAN BERKONTRAK
MENGIKAT
1320 KUHPerdata 1338 (1) KUHPerdata
1338 (1) KUHPerdata

Semua Perjanjian
Perjanjian sah dan Setiap orang / pihak diberi yang dibuat secara
mengikat sejak kebebasan membuat sah berlaku
tercapai kata Perjanjian sesuai sebagai UU bagi
sepakat antara dengan kesepakatan mereka yang
para pihak diantara para pihak membuatnya

Pembatasan  tidak boleh bertentangan dengan


undang-undang, ketertiban umum & kesusilaan

www.pln.co.id |
SYARAT-SYARAT SAH PERJANJIAN
(Pasal 1320 KUHPerdata)

SEPAKAT MEREKA KECAKAPAN UNTUK


SUATU HAL SUATU SEBAB
YG MENGIKATKAN MEMBUAT SUATU
TERTENTU YG HALAL
DIRINYA PERIKATAN

SYARAT SYARAT
SUBJEKTIF OBJEKTIF

AKIBAT HUKUM PASAL 1320 TIDAK TERPENUHI

PERJANJIAN DAPAT PERJANJIAN BATAL


DIBATALKAN DEMI HUKUM

www.pln.co.id |
PMH DAN JAMINAN

 PASAL 1365 KUHPerdata :


Tiap Perbuatan Melanggar Hukum (PMH) yang merugikan satu pihak,
mewajibkan pihak yang karena salahnya menerbitkan kerugian tersebut
mengganti kerugian.

 PASAL 1131 KUHPerdata :


Seluruh harta benda yang ada dan yang akan ada menjadi jaminan atas
perikatan yang dibuatnya.

www.pln.co.id |
TATA USAHA NEGARA (TUN)
• TUN : administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun di
daerah (PLN  BUMN yang mendapat tugas sesuai UU untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam usaha penyediaan
tenaga listrik sebagai PIUPTL diangg Pasal 55 UU PTUNap sebagai Badan
Tata Usaha Negara).
• Objek Gugatan : Keputusan TUN  penetapan tertulis yang
dikeluarkan Badan / Pejabat TUN yang berisi tindakan hukum TUN
berdasarkan perundangan yang berlaku, bersifat konkret, individual,
dan final, yang berakibat hukum bagi seseorang / badan hukum
perdata (Surat Penetapan Tagihan Susulan / Pemutusan dll).
• Batas waktu pengajuan gugatan : 90 hari sejak diterimanya /
diumumkannya Keputusan Badan / Pejabat TUN.(Psl 55 )
www.pln.co.id |
SENGKETA KASUS P2TL

PENGADILAN NEGERI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

PERDATA PIDANA
KEPUTUSAN PENETAPAN
PERBUATAN Pasal 51 ayat (3) UU NO. 30 TH 2009 TAGIHAN SUSULAN
MELAWAN HUKUM (pencurian tenaga listrik) / / PEMUTUSAN TENAGA
(1365 KUHPdt) Pasal 362 KUHPidana (pencurian) LISTRIK DIANGGAP SEBAGAI
atau KEPUTUSAN
ATAU
Pasal 167 KUHP (masuk paksa) TATA USAHA NEGARA
WANPRESTASI
atau
Pasal 310 KUHP (penghinaan)
DITUNTUT GANTI PEMBATALAN KEPUTUSAN
atau
RUGI Pasal 335 KUHP
(perbuatan tidak menyenangkan)

60
www.pln.co.id |
P2TL = PENEGAKAN HUKUM

1. Tindakan PLN dalam pelaksanan P2TL adalah TINDAKAN HUKUM


PUBLIK dalam rangka Penegakan Hukum berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
( UU Nomor 30 Tahun 2009  Peraturan Menteri ESDM Nomor 27
Tahun 2017 Keputusan Direksi PLN 088Z Tahun 2016)

2. Tindakan PLN berupa pengenaan Tagihan Susulan dan Pemutusan


Sementara (Pelanggan) / Rampung dalam P2TL adalah melaksanakan
ketentuan peraturan perundangan-undangan sehingga TIDAK HARUS
MENUNGGU PUTUSAN PENGADILAN untuk pelaksanaannya.

www.pln.co.id |
PENGAMANAAN DAN PENYIDIKAN
Pelaksanaan P2TL dilakukan 2 Pola yaitu :
1. Penyelesaian secara PERDATA yaitu hubungan bisnis atara Pembeli
Tenaga Listrik (Pelanggan) dan Pengusaha Tenaga Listrik (PLN).
2. Penyelesaian secara PIDANA untuk tujuan “shock therapy” yaitu
hubungan bisnis atara Pembeli Tenaga Listrik (Pelanggan) dan
Pengusaha Tenaga Listrik (PLN).
Pola 1 : (sebagian besar pelaksanaan P2TL dengan Pola 1).
a. Pengamanan P2TL dilakukan oleh PLN dan Polisi bagian Pembinaan
Masyarakat (bukan Polisi Penyidik).
b. Umumnya petugas Polisi bagian Pembinaan Masyarakat disuatu
Unit PLN sangat terbatas, maka Petugas Polisi stand by di suatu
tempat, dan apabila diperlukan diundang ke lokasi.
www.pln.co.id |
PENGAMANAAN DAN PENYIDIKAN

c. Pelaksanaan P2TL dilakukan sesuai Prosedur yang dituangkan dalam


Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. : 088-Z.P/DIR/2016.
d. Perihitungan Tagihan Susulan (TS) sesuai Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) No. : 088-Z.P/DIR/2016.

www.pln.co.id |
PENGAMANAAN DAN PENYIDIKAN

Pola 2 : (pelaksanaan P2TL untuk “shock therapy” dan penyelesaian


kasus P2TL yang tidak kunjung terselesaikan)
a. Pengamanan P2TL dilakukan oleh PLN dan Polisi Penyidik atau
PPNS atau Petugas Kejaksaan.
b. Umumnya petugas Polisi Penyidik disuatu Unit PLN sangat terbatas,
maka Pelasanaan P2TL hanya dilakukan sesuai jumlah Polisi
Penyidik.
c. Pelaksanaan P2TL dilakukan mengikuti Prosedur yang ditetapkan oleh
Polisi Penyidik.
d. Perihitungan Tagihan Susulan (TS) sebesar Kerugian Negara karena
Pencurian.
www.pln.co.id |
PERATURAN PEMBORONGAN PEKERJAAN
ALIH DAYA P2TL
PERMEN NAKERTRANS No. 19 Tahun 2012
Pasal 3 Ayat (1) :
Perusahaan pemberi pekerjaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan
pekerjaan kepada perusahaan penerima pemborongan.
Pasal 3 Ayat (2) c :
merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan, artinya
kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang mendukung dan
memperlancar pelaksanaan kegiatan utama sesuai dengan alur kegiatan
proses pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan oleh asosiasi sektor usaha
yang dibentuk sesuai peraturan perundang-undangan;

www.pln.co.id |
PERMEN NAKERTRANS No. 19 Tahun 2012

Pasal 4 :
1) Asosiasi sektor usaha, harus membuat alur kegiatan proses
pelaksanaan pekerjaan sesuai sektor usaha masing-masing.
2) Alur sebagaimana dimaksud pada ayat 1) harus menggambarkan
proses pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir serta memuat
kegiatan utama dan kegiatan penunjang
3) Alur sebagaimana dimaksud pada ayat 2) dipergunakan sebagai dasar
bagi perusahaan pemberi pekerjaan dalam penyerahan sebagian
pelaksanaan pekerjaan melalui pemborongan pekerjaan.

www.pln.co.id |
KEPDIR PLN No. 500.K/DIR/2013

Pasal 2, ayat 1 :
Maksud ditetapkan Keputusan ini adalah sebagai pedoman penyerahan
sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain agar terlaksana
secara tertib dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 9, ayat 1) :
Perjanjian Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain dilaksanaan selama 5 (lima) tahun yang dievaluasi
secara periodik dan dapat diperpanjang kembali.

www.pln.co.id |
KEPDIR PLN No. 050.K/DIR/2014
Pasal 3, ayat 3)
Jenis-jenis kegiatan penunjang yang dapat diserahkan. kepada Perusahaan
Lain sebagai Perusahaanpenerlma pemborongan adalah mengacu padi Alur
Kegiatan Proses Pelaksanaan Pekerjaan yangditetapkan oleh Asosiasi
Perusahaan Penyediaan Listrik Nasional (APPELIN).
Pasal 10A : Pekerjaan Pemborongan Yang Bersifat Proyek (Project
Based)
Ayat 1 :
Jangka waktu perjanjian pemborongan penyerahan sebagian pelaksanaan
pekeriaan yang bersifat
proyek (Project Base) kepada Perusahaan Lain dilaksanikan maksimal sama
dengan umur proyek yang dievaluasi secara periodik.

www.pln.co.id |
Lampiran
Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
ALUR KEGIATAN PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN
Nomor : 147.K/DIR/2006
Usaha penyediaan tenaga listrik :
Tanggal : 9 Oktober 2006
Penyediaan Pembangkitan Penyaluran Distribusi Penjualan
Energi Primer

1. Manajemen 1. Manajemen aset 1. Manajemen aset 1. Manajemen aset distribusi,


penyediaan energi pembangkitan, terdiri penyaluran, terdiri atas : terdiri atas : 1. Manajemen
primer atas : a. Manajemen perbaikan a. Manajemen penjualan
2. Manajemen lainnya, a. Manajemen dan penambahan perbaikan dan tenaga listrik
antara lain : perbaikan dan aset penyaluran penambahan aset 2. Manajemen
perencanaan dan penambahan aset b. Manajemen operasi distribusi
pengembangan, pembangkitan dan pemeliharaan b. Manajemen operasi lainnya, antara
SDM, sistem b. Manajemen penyaluran dan pemeliharaan lain :
informasi, keuangan, operasi dan 2. Manajemen lainnya, antara distribusi perencanaan
hukum pemeliharaan lain : perencanaan dan 2. Manajemen lainnya,
pembangkitan dan
pengembangan, SDM, antara lain : perencanaan
2. Manajemen lainnya, sistem informasi, dan pengembangan, SDM, pengembangan,
antara lain : keuangan, hukum sistem informasi, SDM, sistem
perencanaan dan keuangan, hukum informasi,
pengembangan, SDM,
sistem informasi, keuangan,
keuangan, hukum hukum

Usaha penunjang tenaga listrik :


antara lain adalah : pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan, pemeliharaan peralatan
ketenagalistrikan, pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik, serta shared
services, yaitu : jasa enginering, jasa pendidikan dan pelatihan, jasa produksi, jasa sertifikasi, jasa manajemen
konstruksi, jasa penelitian dan pengembangan ketenagalistrikan, jasa konsultasi yang berhubungan dengan
ketenagalistrikan

PENETAPAN JENIS-JENIS PEKERJAAN UTAMA DAN PENUNJANG

Pekerjaan utama (core) adalah kegiatan manajerial dan supervisori pada :


- usaha penyediaan tenaga listrik; dan
- usaha penunjang tenaga listrik.

Pekerjaan penunjang (supporting) adalah kegiatan non manajerial dan non supervisori pada :
- usaha penyediaan tenaga listrik; dan
PEJABAT PELAKSANA TUGAS
- usaha penunjang tenaga listrik. DIREKTUR UTAMA,
DJUANDA NUGRAHA I.W.
www.pln.co.id |
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No.
AHU-213.AH.01.07.Tahun 2013 tentang Pengesahan Badan
Hukum Perkumpulan – (Pendirian Asosiasi Perusahaan
Penyediaan Listrik Nasional (APPELIN).

Keputusan Pengurus Asosiasi Perusahaan Penyediaan Listrik


Nasional No. : 01/X/KEP/APPELIN/2013 Tentang Alur Kegiatan
Proses Pelaksanaan Pekerjaan.

www.pln.co.id |
TERIMA KASIH

www.pln.co.id |

Anda mungkin juga menyukai