Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Otonomisasi daerah saat ini pemerintahan daerah diminta untuk

memiliki daya cipta dan skill untuk menyelenggarakan pemerintah. semua

itu dapat terwujud, jika pelaksana pemerintah dapat menciptakan good

government guna menjalankan pemerintah dan pembangunan di daerah.

Perbaikan aparatus daerah lebih difokuskan untuk terciptanya


penyelenggaraan public service yang mengaransikan keberlangsungan
peran pemerintahan (Rangga Saputra & Nurmasari, 2020:89).1

Upaya pemerintah untuk menjawab keperluan utama masyarakat

yakni dengan melaksanakan public service. Hak masyarakat atas jasa dan

barang serta administrasi servis yang disiapkan oleh penyelenggara public

service.

UU Nomor 25 Tahun 2009 pasal 1 ayat (1) tentang Public Service

diuraikan public service merupakan rangkaian kegiatan guna pemenuhan

keperluan servis dengan menyesuaikan pernorma dan UU bagi setiap warga

masyarakat menyangkut jasa dan barang serta administrasi servis yang

diberikan oleh pemerintah.

Hasil kerja pemerintah untuk public service menjadi issu kebijakan


yang semakin strategis, karena perbaikan hasil kerja pemerintah memiliki
implikasi yang luas untuk kehidupan ekonomi politik. Untuk kehidupan
ekonomi, perbaikan hasil kerja pemerintah akan dapat menyebabkan iklim

1
Rangga S & Nurmasari, 2020. Analisis Profesionalisme Kerja
Pegawai Pada Kantor Camat Kapur IX Kabupaten Lima Puluh
Kota. Jurnal Ilmu Administrasi Publik Universitas Islam Riau.
2

investasi yang sangat diperlukan untuk mengakselerasi pembangunan di


daerah. Sedangkan dari aspek politik, perbaikan hasil kerja pemerintah
untuk public service dapat memiliki dampak yang luas, terutama untuk
memperbaiki tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Hal ini
memfokuskan pada pengelolaan Good Governance (Mohammad Amin,
2020:138).2

Salah satu bentuk public service yang dilakukan oleh pemerintah

yakni selaku penanggung jawab terhadap fungsi public service yang akan

mengarahkan tujuannya kepada public service, mengusahakan dan

memfokuskan tercapainya servis kepada seluruh lapisan masyarakat tanpa

pengecualian, serta kewajiban para birokrat guna dapat melakukan

pembenahan terkait dengan mutu servis yang diperoleh.

Mutu servis merupakan suatu servis yang dapat menghasilkan


kepuasan masyarakat serta mampuh menetapkan mutu servis sehingga
publik dapat menyampaikan apa dan bagaimana tentang keperluan
masyarakat umumnya (Syarifah muslimah, 2016:2).3

Salah satu public service yakni pelaksanaan public service, aparatus

birokrat memiliki fungsi dan strategis yang amat penting untuk hal

penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan. Karenanya itu,

penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan dapat terlaksana dengan

efisien, efektif serta tersedianya aparatus birokrasi kita yang profesional

dan diinginkan dapat memberi contoh bagi seluruh masyarakat. Guna

2
Mohammad Amin. 2020. Pengaruh Profesionalisme Aparatur
Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Bidang Administrasi
Pemerintahan. Jurnal Aplikasi Kebijakan Publik & Bisnis STIA
Said Perintah.
3
Syarifah muslimah. 2016. Responsibilitas Pelayanan Publik
Salewangan Kabupaten Maros. Makasar: Universitas Hasanuddin.
3

memperoleh aparatus birokrasi yang profesional tersebut diperlukan mutu

SDM yang sesuai dengan kebutuhan birokrasi.

Professionalitas aparatur pemerintah pada prinsipnya dapat

menyediakan servis terbaik kepada masyarakat. Servis terbaik memiliki kaitan

erat dengan tingkat kepuasan masyarakat, servis yang bermutu kepada

masyarakat untuk menjalin hubungan kuat dengan memberi servis terbaik.

Penyelenggaraan servis yang prima merupakan tuntutan yang harus

dipatuhi oleh setiap aparat pemerintah pemerintah yang merupakan salah satu

instansi penyelenggaraan public service (Gusti Rama Dona, 2020:2).4

Awal masa perubahan dari rezim orde baru ke rezim reformasi,

pelaksanaan public service terlait penempatan pegawai untuk suatu intansi

maupun lembaga pemerintah sangat ditemui ketidaksesuaian dengan profil

pendidikan dan keahlian yang dimiliki pegawai. Penempatan sangat tidak

sesuai dengan profesionalisme prinsip tetapi hanya berdasa kesepahaman

prinsip.

Jelas, Hal ini tidak sesuai dengan prinsip umum kepegawaian yang

menegaskan penempatan pejabat wajib disesuaikan dengan keahliannya

(the right man on the right position). Hal tersebut sangat mempengaruhi

mutu public service yang akan diberikan.

Untuk memperlancar proses servis administrasi secara berjenjang

dari bawah ke atas maka dibutuhkan sebuah lembaga birokrasi untuk dapat

4
Gusti R. D. 2020. Peningkatan Profesionalisme Pegawai Aparatur
Sipil Negara Dalam Rangka Pelayanan Pengurusan Kartu
Keluarga Di Kantor Camat Simpang Kanan Rokan Hilir. Medan:
Universitas Muhammadiyah.
4

menyelenggarakan penyediakan public service dengan efektif dan efesien.

Kantor kecamatan selaku lembaga birokrasi berperan selaku media

penyelenggaraan public service di tingkat kecamatan berfungsi

menyediakan public service yang sering kali diminta agar bekerja dengan

maksimal memberikan servis ke masyarakat.

Kantor Camat Tanimbar Utara merupakan instansi pemerintahan

yang berada di kota Larat Kecamatan Tanimbar Utara yang juga berfungsi

melaksanakan penyelenggaraan public service kepada masyarakat.

Realnya, tidak semua birokrat di kantor kecamatan dapat melayani

masyarakat dengan baik, seperti juga dengan halnya kemampuan pegawai

untuk bekerja, setiap pegawai belum tentu mempunyai kemampuan bekerja

yang baik atau dapat dikatakan kemampuan pegawai masih sangat jauh dari

keprofesionalisme.

Kemampuan pegawai untuk bekerja sangat berpengaruh terhadap

respons masyarakat atas servis yang dihasilkan oleh pegawai pada Kantor

Kecamatan Tanimbar Utara dimana observasi peneliti menggambarkan

servis pegawai di Kantor Kecamatan Tanimbar Utara dapat dikatakan

rendah. Indikasi ini terlihat dari kurangnya keahlian birokrat kecamatan

untuk menunaikan fungsi dan tugas pokok yang menggambarkan

rendahnya kemampuan birokrat kecamatan yang berpengaruh pada

lemahnya efisiensinya birokrasi pada kantor Kecamatan Tanimbar Utara.


5

Dapat diuraikan beberapa kelemahan pegawai yang terlihat di

kantor Kecamatan Tanimbar Utara merupakan pemahaman, pengalaman,

dan pengetahuan, kedisiplinan, dan ketrampilan :

1. Pemahaman

Di untuk melaksanakan pekerjaan pegawai kurang memahami bidang

kerjanya dengan baik sehingga untuk mengejakan tanggungjawab yang

diemban tidak sesuai seperti yang diharpakan. Hal Ini tergambar dari

masih ada birokrat kantor kecamatan ketika pengurusan administrasi data

kependudukan di Kecamatan seperti pengurusan keterangan atau surat

pindah penduduk namun petugas administrasi kecamatan tidak mampuh

menjelaskan dengan jelas sehingga berdampak pada ketidak pahaman

masyarakat dan berbias pada pengurusan data penduduka yang terus-

menerus di kantor camat.

2. Pengalaman

Kebanyakan pegawai kantor Kecamatan Tanimbar Utara masih banyak

yang baru sehingga tidak tidak mempunyai pengalaman untuk

menyelesaikan pekerjaannya.

3. Pengetahuan dan Ketrampilan

Tidak dilakukannya pelatihan dan pendidikan sehingga pengetahuan dan

ketrampilan untuk bekerja kurang maksimal.

4. Kedisiplinan

Banyak pegawai yang masuk kantor sering terlambat sehingga waktu

kerja sangat sedikit dari waktu yang telah ditetapkan.


6

Selain itu masih terdapat petugas kecamatan yang tidak menyadari

kewajiban dan tugasnya sehingga out put yang dihasilkan tidak sesuai

ekspetasi masyarakat. Adapula pegawai yang meninggalkan kantor setiap

jam kerja guna memenuhi keperluan pribadinya dan mengabaikan tugasnya

sehingga pekerjaan tidak selesai, bahkan petugas kecamatan sering tidak

masuk kerja tanpa ada keterangan yang jelas. Beberapa masalah tersebut,

tentunya akan mempengaruhi mutu servis pada kantor Kecamatan

Tanimbar Utara, sehingga akan menimbulkan rasa ketidakpuasan di

kalangan masyarakat yang dilayani.

Dari penjelasan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut tentang penyelenggaraan public service

di di Kantor Kecamatan Tanimbar Utara dengan judul “Profesionalisme

Aparatur untuk Pelaksanaan Public service di Kantor Kecamatan

Tanimbar Utara Kabupaten Kepulauan Tanimbar”.

1.2. Fokus Penelitian

Sesuai dengan masalah yang teridentifikasi, penelitian ini

difokuskan pada Profesionalisme Aparatur Untuk Pelaksanaan Public

service di Kantor Kecamatan Tanimbar Utara Kabupaten Kepulauan

Tanimbar.

1.3. Rumusan Masalah


7

Kesimpulannya, pertanyaan penelitian ini merupakan: Seberapa

profesional instansi untuk penyelenggaraan public service di Kecamatan

Tanimbar Utara Kabupaten Kepulauan Tanimbar??

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini merupakan untuk mengetahui keahlian

instansi tersebut untuk memberikan public service Di Kantor Kecamatan

Tanimbar Utara Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

1.5. Manfaat Penelitian

Kelebihan dari penelitian ini merupakan::

1. Secara teoritis merupakan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

peneliti serta para pembaca, mengenai Profesionalisme Aparatur Untuk

Pelaksanaan Public service Di Kantor Kecamatan Tanimbar Utara

Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

2. Secara praktis merupakan dapat menumbuhkan mutu Profesionalisme

Aparatur Untuk Pelaksanaan Public service Di Kantor Kecamatan

Tanimbar Utara Kabupaten Kepulauan Tanimbar.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori/Konsep

Penelitian dengan judul Profesionalisme Aparatur Untuk

Pelaksanaan Public service Di Kantor Kecamatan Tanimbar Utara

Kabupaten Kepulauan Tanimbar perlu diperkuat dengan berbagai teori

yang sumbernya dari buku-buku, jurnal, skripsi, dan juga lewat internet dan

kemuadian dituangkan untuk penelitian ini lewat sebuah tulisan karya

ilmia.

2.1.1. Profesionalisme

a. Teori Profesionalisme

Untuk perkembangan masyarakat modern ini,

profesionalisme merupakan fenomena yang amat penting, yang

dulunya tidak pernah dibahas, baik oleh masyarakat kapital-

liberal maupun masyarakat komunis otoriter. Prof. Talcot


9

parson menulis artikel tentang prefesions dan prefesionalisme

untuk enscylopedia, berkata bahwa prefesionalisasi merupakan

suatu proses yang tidak dapat ditahan-tahan untuk

perkembangan dunia perusahaan modern dewasa ini.

Profesionalisme berasal dari kata “profesi” yang artinya

sesuai dengan bidang pekerjaan yang ingin ditekuni semua

orang. Profesi juga dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan atau

jabatan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan

keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan intensif.

Profesi merupakan pekerjaan yang diuntuknya


memerlukan sejumlah persyaratan yang mendukung
pekerjaannya. Karena itu, tidak semua pekerjaan menunjuk pada
satu profesi. Dengan demikian profesi memang sebuah
pekerjaan, tetapi sekaligus tidak sama begitu saja dengan
pekerjaan pada umumnya (Budihargo, Bayuaji, 2017:11).

Dari berbagai teori di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa profesionalisme merupakan tingkah laku, keahlian atau

mutu yang bermutu melalui pekerjaan yang dimilikinya.

Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa

mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang

professional.

b. Ciri-ciri Profesionalisme

Untuk rangka memahami lebih lanjut mengenai teori


profesi, perlu diketahui kriteria atau ciri-ciri profesi. Ciri-ciri
utama profesi menurut Deni Arianti, yakni sebagai berikut:
1. Suatu jabatan memilili fungsi dan signifikan sosial
yang menentukan. Jabatan yang menurut keterampilan
atau keahlian tertentu.
10

2. Keterampilan atau keahlian yang dituntut jabatan itu


didapat melalui pemecahan masalah dengan
menggunakan teori dan metode ilmiah.
3. Jabatan itu sesuai pada batang tubuh dispilin ilmu yang
jelas, sistematik, eksplisit, yang bukan hanya sekedar
pendpat khayalak umum.
4. Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan
tinggi dengan waktu yang cukup lama.
5. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga memerlukan
aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai prefesional itu sendiri
Untuk memberikan layanan kepada masyarakat,
anggota profesi itu berpegang teguh dengan kode etik
yang kontrol oleh organisasi profesi.
6. Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan untuk
memberikan juggement terdapat permasalahan profesi
yang dihadapinya
7. Untuk praktik melayani masyarakat, anggota profesi
otonom bebas dari campur tenaga orang lain.
8. Jabatan ini mempunyai pristise yang tinggi untuk
masyarakat, sehingga memperoleh jabatan yang tinggi
juga (Deni Arianti, 2017:20-21).5

c. Karakteristik prefesionalisme

Menurut martin Saputra Tamrin Agung, karakteristik


prefesionalisme aparatur sesuai dengan tuntutan governance,
diantarnya:
1. Equality (kesamaan atau kesejahteraan), perlakuan yang
sama atas servis yang diberikan.
2. Equity (keadilan), selain perlakuan yang sama, juga adanya
perlakuan yang adil dan sama.
3. Loyality (loyalitas), kesetiaan diberikan kepada konstitusi
hukum, pimpinan,bawahan dan rekan kerja.
4. Aaccountability (akuntabilitas), setiap aparat pemerintah
harus siap menerima tanggung jawab atas apa yang ia
kerjakan. Setiap pegawai harus memegang teguh kode etik
dan prinsip-prinsip yang ditetapkan integritas (Martin
Saputra Tamrin Agung, 2017:2).6

2.1.2. Pegawai Aparatur Sipil Negara


5
Arianti, Deni. 2017. Prefesionalisme Tenaga Tata Usaha Dalam
Pelaksanaan Administrasi Sekolah. Palembang: Universitas Silam
Negeri Raden Fatah Palembang.
6
Saputra Tamrin, Agung. 2017. Pengaruh Prefesionalisme Kerja
Pegawai Terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jurnal Ilmu
Administrasi Unsrat Manado.
11

a. Teori Aparatur Sipil Negara

Menurut Cliff. M Sunda, aparatur dapat diartikan


sebagai alat negara, aparat pemerintah”. Jadi aparatur negara,
alat kelengkapan negara yang terutama meliputi bidang
kelembagaan, ketatalaksnaan dan kepegawaian, yang
mempunyai tanggung jawab melaksanakan roda pemerintahan
sehari-hari (Cliff. M Sunda, 2017: 4).7

Dengan demikian teori aparatur tidak hanya dikaitkan

dengan orangnya tetapi juga organisasi fasilitas ketentuan

pengnorma dan sebagainya.

Menurut Gusti Rama Dona, Aparatur Sipil Negara


merupakan Profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Khusus (PPPK) yang
bekerja pada instansi pemerintah (Gusti Rama Dona, 2020:13),.8
Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 2014 pegawai
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat Pembina kepegawaian dan diserahi tugas untuk
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya
dan digaji sesuai pernorma perundang-undangan. Pegawai Negeri
Sipil (PNS) merupakan warga negara indonesia yang memenuhi
syarat terentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Khusus
(PPPK) merupakan warga negara indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sesuai perjanjian kerja untuk jangka
waktu tertentu untuk rangka untuk melaksanakan tugas
pemerintahan.9

7
Cliff. M Sunda, dkk, 2017. “Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam
Pelayanan Publik di Kelurahan Talikuran Kecamatan Kawangkoan
Utara”. (http://ejournal.unsrat.ac.id) diakses pada tanggal 12 Mei
2022.
8
Gusti R. D. 2020. Peningkatan Profesionalisme Pegawai Aparatur
Sipil Negara Dalam Rangka Pelayanan Pengurusan Kartu
Keluarga Di Kantor Camat Simpang Kanan Rokan Hilir. Medan:
Universitas Muhammadiyah.
9
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara
12

Beberpa teori di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

Aparatur Negari Sipil merupakan orang-orang yang bekerja di

lingkungan instansi pemerintahan sesuai dengan syarat-syarat

tertentu yang telah ditetapkan oleh pernorma perundang-

undangan sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2014.

b. Fungsi, Tugas, dan Peran Aparatur Sipil Negara

(Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara : 10) mengamanatkan fungsi, tugas dan peran
aparatur sipil negara sebagai berikut:
1. Pegawai ASN berfungsi sebagai:
a. Pelaksana kewajiban publik
b. Pelayan publik
c. Perekat dan pemersatu bangsa
2. Pegawai ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
Pernorma Perundang-undangan
b. Memberikan public service yang professional dan
bermutu
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonsia
3. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana,
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayan publik yang profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.10

Dari penjelasan tugas, fungsi serta peran ASN di atas

makan diambil kesimpulan bahwa ASN harus profesional

untuk proses public service kepada masyarakat.

10
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
13

2.1.3. Public service

a. Teori Public service

Menurut Moenir, Servis pada hakekatnya merupakan


serangkaian kegiatan karena itu ia merupakan proses. Sebagai
proses servis berlangsung secara rutin dan berkesinambungan
meliputi seluruh kehidupan untuk masyarakat (Vintya Dwi
Amdhani, 2015: 8-9).11

Servis jika dihubungkan dengan administrasi publik

dapat didefinisikan sebagai mutu servis birokrat kepada

masyarakat.

Teori servis secara terinci yang dikemukakan oleh


Gronroos yakni”servis merupakan suatu aktivitas atau
serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat
diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara
konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan
oleh perusahaan pemberi servis dimaksudkan untuk
memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan (untuk
Vintya. D Ramdhani, 2015: 9).12

Sesuai dengan teori di atas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa servis merupakan cara membantu, melayani,

mengurus, menyiapkan, menyelesaikan keperluan, individu atau

kelompok.

Artinya objek yang dilayani merupakan masyarakat yang

terdiri dari individu, golongan dan organisasi. Sementara public

service merupaka suatu aktivitas yang dapat diberikan supaya

11
Ramdhani, Vintya Dwi. 2015. Kualitas Pelayanan Administrasi
Terpadu Kecamatan di Kantor Kecamatan Gondokusuman.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
12
Ramdhani, Vintya Dwi. 2015. Kualitas Pelayanan Administrasi
Terpadu Kecamatan di Kantor Kecamatan Gondokusuman.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
14

membantu, mengurus dan menyiapkan baik itu berupa barang

ataupun jasa dari satu pihak ke pihak lain.

b. Jenis-jenis Servis

Munculnya servis umum atau publik dikarenakan adanya

kepentingan, dan kepentingan tersebut bermacam-macam

bentuknya sehingga public service yang dilakukan ada beberapa

macam.

Menurut Hardiansyah, jenis servis umum atau publik


ysng diberikan pemerintah terbagi untuk tiga kelompok, yakni :
1. Servis Administratif
Servis administratif merupakan servis berupa penyediaan
berbagai bentuk dokumen yang diperlukan oleh publik,
misalnya : Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP),
Sertifikat Tanah, Akta Kelahiran, Akta Kematian, Buku
Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Tanda
Nomor Kendaraan (STNK), Izin Mendirikan Bangunan
(IMB), Paspor, dan sebagainya.
2. Servis Barang
Servis barang merupakan servis yang menghasilkan
berbagai bentuk/jenis barang yang menjadi kebutuhan pulik,
misalnya: jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik,
penyediaan air bersih.
3. Servis Jasa
Servis jasa merupakan servis yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dbutuhkan publik, misalnya : pendidikan
tinggi dan menengah, pemeliharaan kesehatan,
penyelenggaraan transportasi, jasa pos, sanitasi lingkungan,
persampahan, penanggulangan bencana, servis sosial (untuk
Ones. G Crystalia, 2015: 14).13

c. Unsur-Unsur Servis

13
Crystalia, Ones Gita. 2015. Kualitas Pelayanan Publik di Kantor
Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo: Universitas Negeri
Yogyakarta.
15

Komposisi public service dapat diartikan sebagai jasa

servis yang mempunyai unsur-unsur diuntuknya. Unsur-unsur

proses public service diperlukan supaya dapat mendukung servis

yang diinginkan.

Menurut Atep Adya Bharata, mengemukakan


pendapatnya terdapa empat unsur penting untuk proses public
service, yakni:
1. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu
layanan tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan
untuk bentuk penyediaan da penyerahan barang (goods) atau
jasa-jasa (services).
2. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai
konsumen (costumer) atau costumer yang menerima
berbagai layanan dari penyedia layanan.
3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh
penyedia layanan kepada pihak yang membutuhkan layanan.
4. Kepuasan pelanggan, untuk memberikan layanan penyedia
layanan harus mengacu pada tujuan utama servis, yaitu
kepuasan pelanggan (untuk Ones Gita Crystalia, 2015: 16).14

Hal ini sangat penting dilakukan karena tingkat kepuasan

yang diperoleh para pelanggan itu biasanya sangat berkaitan erat

Kesimpulan dari unsur-unsur public service meurut para ahli

unsur kepuasan pelanggan menjadi perhatian penyelenggara

servis (pemerintah), untuk menerapkan arah kebijakan public

service yang berorientasi dan memuaskan pelanggan.

d. Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Servis

Servis yang baik pada hakikatnyaa dapat memberikan

kepuasan kepada masyarakat. Servis yang optimal akan mampu

14
Crystalia, Ones Gita. 2015. Kualitas Pelayanan Publik di Kantor
Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo: Universitas Negeri
Yogyakarta.
16

menumbuhkan image organisasi sehingga citra organisasi

dimata masyarakat terus meningkat. Adanya citra organisasi

yang baik, maka segala yang dilakukan oleh organisasi akan

dianggap baik pula.

Menurut Atep Adya Barata, kulitas servis terbagi


menjadi dua bagian yakni mutu servis internal dan eksternal.
Masing-masing bagian tersebut dipengaruhi oleh beberapa
variabel yang cukup penting, yakni sebagai berikut :
1. Variabel yang mempengaruhi mutu servis internal (interaksi
pegawai organisasi), yakni pola manajemen umum
organisasi, penyedia fasilitas pendukung, pengembangan
SDM, iklim kerja dan keselarasan hubungan kerja, serta pola
insentif.
2. Variabel yang mempengaruhi mutu servis eksternal
(pelanggan eksternal), yakni pola layanan dan tata cara
penyediaan layanan, pola layanan distribusi jasa, pola
layanan penjualan jasa, dan pola layanan untuk
penyampaian jasa (untuk skripsi Ones Gita Crystalia, 2015:
17).15

Sesuai penjelasan, dapat diambil kesimpulan bahwa

untuk menumbuhkan mutu servis banyak variabel yang

mempengaruhi, antara lain SDM, kesadaran, norma, organisasi,

kemampuan/ ketrampilan, sarana servis, serta pengalaman

pelanggan selain itu variabel internal dan eksternal menjadi

penting dan berpengaruh untuk mewujudkan servis yang

bermutu bagi setiap pengguna.

2.2. Kajian Penelitian Terdahulu

15
Crystalia, Ones Gita. 2015. Kualitas Pelayanan Publik di Kantor
Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo: Universitas Negeri
Yogyakarta.
17

1. Penelitian yang dilakukan oleh Riko Nandar Mahasiswa Fakultas

Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi tahun

2019 dengan judul skripsi “Profesionalisme Aparatur Sipil Negara

Untuk Meningkatkan Hasil kerja Di Kantor Camat Sekernan Kabupaten

Muaro Jambi”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diperoleh

hasil sebagai berikut, pertama: aparat kecamatan sekernana untuk

menjalankan tugas dan fungsinya memang belum profesional. kedua

kendala yang dihadapi adalah masih kurang telitinya aparat kecamatan

tersebut untuk bekerja, kurangnya pemberdayaan masyarakat. dan

pengimpormasian yang diberikan aparat kecamatan kepada desa dan

aparat desa tidak menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat.

sedangkan upaya aparat kecamatan untuk profesional pelayanan

masyarakat adalah seperti memperluas wawasan, maupun perbaikan

kedisiplinan, semua itu tidak lain dilakukan demi tercapainya aparatur

kecamatan sekernan yang profesional untuk menjalankan tugas dan

fungsinya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Gusti Rama Dona Mahasiswa Fakultas

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara Medan tahun 2020 dengan judul skripsi “Peningkatan

Profesionalisme Pegawai Aparatur Sipil Negara Untuk Rangka

Pelayanan Pengurusan Kartu Keluarga Di Kantor Camat Simpang

Kanan Rokan Hilir”. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) bentuk

pengembangan karier yang diberikan kepada pegawai sudah lumayan


18

baik, tetapi harus lebih ditingkatkan lagi pengembangan karier yang

diberikan oleh pegawai supaya dapat bekerja sesuai tugas dan

fungsinya; 2) pegawai dapat memaksimalkan ketepatan waktu dari

penyelesaian surat menyurat; 3) kemampuan pegawai tergantung dari

tugas pokok dan fungsi serta pendidikan, pengalaman dan pemahaman

yang dimiliki pegawai; 4) pegawai dapat melakukan dengan waktu

cepat dan tepat untuk menyelesaikan pekerjaannya; 5) etos kerja yang

dimiliki pegawai juga sudah baik, hanya saja peralatan kantor yang ada

dikantor camat yang kurang memadai sehingga menghambat etos kerja

pegawainya; 6) disarankan kepada camat simpang kanan kabupaten

rokan hilir supaya memperhatikan dan meningkatkan kemampuan

aparatur untuk memberikan pelayanan sesuai dengan waktu yang

ditetapkan, cekatan untuk memberikan informasi dan memberikan

kemudahan prosedur pelayanan bagi masyarakat; 7) selain itu,

diharapkan kepada camat simpang kanan supaya dapat memberikan

pelatihan dan meningkatkan kedisiplinan aparatur untuk melaksanakan

pelayanan publik terhadap masyarakat guna mewujudkan pelayanan

yang efektif.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Julet F. Tanauma Mahasiswa Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi

Manado tahun 2022 dengan judul penelitian “Profesionalisme Kerja

Pegawai Untuk Pelayanan Publik Dan Pelaksanaan Administrasi Di

Kantor Kelurahan Tanjung Batu. Hasil penelitian menunjukan


19

profesional kerja pegawai kelurahan tanjung batu manado untuk

kemahiran menggunakan peralatan masih kurang maksimal hal ini

dikarenakan masih kurangnya kemampuan untuk menggunakanprogram

seperti microsoft yang merupakan program yang paling sering

digunakanuntuk dunia kerja maupun sehari-hari. kesiapan pegawai

untuk melakukan pelayanan dinilai masih kurang efektif. Paradigma

Penelitian Untuk penelitian ini penulis menggunakan paradigma

naturalistic atau biasa dikenal dengan paradigma alamiah yang

menjelaskan bahwa perilaku dan makna yang ada dapat di lihat dengan

cara melakukan pengamatan dan pengumpulan data tanpa manipulasi

subyek yang diteliti atau sesuai dengan realitas yang kemudian

diyakinkan dengan sifat dasar dari yang diamati, peneliti, yang diteliti,

dan yang dianut peneliti.

2.3. Paradigma Penelitian

Untuk penelitian ini penulis menggunakan paradigma naturalistic


atau biasa dikenal dengan paradigma alamiah yang menjelaskan bahwa
perilaku dan makna yang ada dapat di lihat dengan cara melakukan
pengamatan dan pengumpulan data tanpa manipulasi subyek yang diteliti
atau sesuai dengan realitas yang kemudian diyakinkan dengan sifat dasar
dari yang diamati, peneliti, yang diteliti, dan yang dianut peneliti (Hardani,
dkk, 2020 : 251).16

Gambar. 2.3

Paradigma Penelitian

Profesionalisme Aparatur Pelayanan Publik


16
Hardani, dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Yokyakarta : CV. Pustaka Ilmu.
20

Keahlian
Pendidikan/Pelatihan Pelayanan Administrasi

Pengalaman

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang

bersifat kualitatif serta menggunakan pendekatan deskriptif.

Menurut Margono, “Penelitian kualitatif merupakan prosedur


penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” (Armaya,
2020:51).17
Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif ini dimaksudkan

untuk menggambarkan Profesionalisme Aparatur guna Pelaksanaan Public

service di Kantor Kecamatan Tanimbar Utara Kabupaten Kepulauan

Tanimbar.

3.2. Locus Penelitian, Waktu Penelitian, dan Unit Analisi

17
Armaya. 2020. Pengelolaan Tata Usaha Dalam Peningkatan
Pelayanan Administrasi Sekolah Di SMP Negeri 1 Pining Gayo
Lues
21

Locus penelitian ini pada Kantor Kecamatan Tanimbar Utara

Kabupeten Kepulauan Tanimbar. Locus ini dipilih atas pertimbangan

bahwa kantor Kecamatan Tanimbar Utara merupakan kantor kecamatan

yang telah ada sejak dulu sampai sekarang pada Kecamatan Tanimbar

Utara yang merupakan kecamatan tertua pada Kabupaten Kepulauan

Tanimbar sebelum adanya pemekaran kecamatan baru.

Penelitian ini memerlukan waktu satu minggu atau disesuaikan

dengan surat ijin penelitian yang dikeluarkan. Sementara yang menjadi unit

analisis untuk penelitian ini yakni Camat, Sekcam, para pegawai dan

masyarakat.

3.3. Peranan Peneliti

Peran peneliti mutlak diperlukan karena peneliti sebagai instrumen

utama dan tidak dapat diwakilkan oleh pihak manapun. Maksud dari

instrumen utama disini merupakan peneliti sekaligus sebagai pengumpul

data, analisis, penafsir data, dan pada hakikatnyaa peneliti akan melaporkan

hasil penelitiannya.

3.1. Jenis dan Sumber Data


3.1.1. Jenis Data
Jenis data untuk penelitian merupakan kualitatif artinya
menjelaskan, menguraikan atau menggambarkan fenomena yang
berkaitan dengan profesionalisme aparatur untuk pelaksanaan public
service di kantor Kecamatan Tanimbar Tanimbar Utara.
3.1.2. Sumber Data
Menurut Ratna Sari, sumber data yang biasanya digunakan untuk
penelitian kualitatif merupakan data primer dan data sekunder.
22

a. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama,


baik dari individu maupun perseorangan seperti hasil pengisisan
kuisioner dan wawancara yang dapat dilakukan oleh peneliti.
b. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain,
misalnya data yang berasal dari laporan-laporan maupun literature
yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Data yang lansung didapat
dari laporan dan catatan yang diperoleh dari riset dan perpustakaan
serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian
(Ratna Sari, 2020 : 36)18.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan/pengambilan data kualitatif pada dasarnya


bersifat tentatif karena penggunaannya ditentukan oleh konteks
permasalahan dan gambaran data yang mau diperoleh. Oleh karena itu,
untuk penelitian kualitatif peneliti biasanya diibaratkan sebagai bricoleur
(Nursapia Harahap, 2020:73).19

Untuk menunjang penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi demikian dapat dihubungkan dengan upaya:

merumuskan masalah, membandingkan masalah (yang dirumuskan

dengan kenyataan di lapangan), pemahaman secara detil permasalahan

(guna menemukan pertanyaan) yang akan dituangkan dalam kuesioner,

ataupun untuk menemukan strategi pengambilan data dan bentuk

perolehan pemahaman yang dianggap paling tepat. Teknik ini penulis

gunakan untuk memperoleh informasi menyeluruh tentang


18
Ratna Sari, 2020. Nalisis Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Rumbio Jaya Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten
Kampar. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau:
Pekanbaru.
19
Nursapia Harahap, M.A. 2020. Penelitian Kualitatif. Medan: Wal

ashri Publishing.
23

Profesionalisme Aparatur Dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Di

Kantor Kecamatan Tanimbar Utara Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

b. Wawancara (interview)

Wawancara (interview) Interview merupakan salah satu cara

pengambilan data yang dilakukan melalui kegiatan komunikasi lisan

dalam bentuk terstruktur, semi terstruktur, dan tak terstruktur. Interview

yang terstruktur merupakan bentuk interview yang sudah diarahkan

oleh sejumlah pertanyaan secara ketat. Interview semi terstruktur,

meskipun interview sudah diarahkan oleh sejumlah daftar pertanyaan

tidak tertutup kemungkinan memunculkan pertanyaan baru yang idenya

muncul secara spontan sesuai dengan konteks pembicaraan yang

dilakukannya. Interview secara tak terstruktur (terbuka) merupakan

interview di mana peneliti hanya terfokus pada pusat-pusat

permasalahan tampak diikat format format tertentu secara ketat.. Tujuan

diadakannya wawancara dalam penelitian ini adalah untuk melengkapi

dan mengecek ulang data dari hasil observasi pada Profesionalisme

Aparatur Dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan

Tanimbar Utara Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan mendatangi

langsung informan. Pemilihan informan sebagai sumber data dalam

penelitian ini dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan

pertimbangan dan tujuan tertentu. Maksud teknik pengambilan


24

purposive ini adalah dengan peneliti mengambil sumber data dari

beberapa orang yang dianggap mempunyai informasi yang relevan

dengan fokus penelitian.

Peneliti menyimpulkan, bahwa informan merupakan orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang data yang

diinginkan oleh peneliti dalam penelitian mengenai Profesionalisme

Aparatur Dalam Pelaksanaan Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan

Tanimbar Utara Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang menjadi

informan penelitiannya adalah Camat, Sekretaris, pegawai, dan

Masyarakat.

c. Dokumentasi

Penelitian kualitatif bukan hanya merujuk kepada variabel sosial

se terjadi untuk kehidupan masyarakat, tetapi dapat juga merujuk bahan

berupa dokumen. Berbagai dokumen itu seperti teks (berupa bacaan,

rupa rekaman audio, maupun berupa audio visual). Hal ini biasa

dijumpai ketika melakukan penelitian terhadap naskah, karya sastra,

dan seni pertunjukan.

Untuk penelitian ini dokumentasi ini diambil untuk memperoleh

data-data, foto, serta catatan lapangan yang berkaitan dengan

Profesionalisme Aparatur Untuk Pelaksanaan Public service Di Kantor

Kecamatan Tanimbar Utara Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

3.3. Teknik Analisis Data


25

Untuk penelitian ini digunakan analisis data kualitatif dengan teknik


Analisis Flow Chart Analysis. Teknik analisis data ini merupakan model
analisis data mengalir yang terdiri dari tiga aktivitas yakni reduksi data,
display data, dan menarik kesimpulan/verifikasi :
1. Reduksi data (data reduction) menunjukkan proses menyeleksi,
memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, serta
mentransformasikan data mentah yang muncul untuk penulisan catatan
lapangan. Reduksi data bukan merupakan sesuatu yang terpisah dari
analisis.
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan
suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus, membuang data
yang tidak penting, dan mengorganisasikan data sebagai cara untuk
menggambarkan dan memverifikasi kesimpulan akhir. Reduksi data
(data reduction) termasuk kegiatan pengorganisasian data sehingga
dapat membantu serta memudahkan peneliti untuk melakukan analisis
selanjutnya. Tumpukan data yang diperoleh di lapangan akan direduksi
dengan cara merangkum, kemudian mengklasifikasikannya sesuai
dengan fokus penelitian.
2. Sajian/tampilan data (data display) merupakan usaha merangkai
informasi yang terorganisir untuk upaya menggambarkan kesimpulan
dan mengambil tindakan. Biasanya bentuk display (penampilan) data
kualitatif menggunakan teks narasi. Se reduksi data, kreasi dan
penggunaan display juga bukan merupakan sesuatu yang terpisah dari
analisis, akan tetapi merupakan bagian dari analisis.32 Dengan
demikian, sajian/tampilan data (display data) merupakan upaya peneliti
untuk mendapatkan gambaran dan penafsiran dari data yang telah
diperoleh serta hubungannya dengan fokus penelitian yang
dilaksanakan. Untuk itu, sajian data dapat dibuat untuk bentuk matriks,
grafik, tabel, dan sebagainya.
3. Verifikasi atau pembuatan/penarikan kesimpulan merupakan kegiatan
merumuskan kesimpulan penelitian, baik kesimpulan sementara
maupun kesimpulan akhir. Kesimpulan sementara ini dapat dibuat
terhadap setiap data yang ditemukan pada saat penelitian sedang
berlangsung, dan kesimpulan akhir dapat dibuat (Samsu, 2017:105-
106).20

3.4. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dapat dilakukan dengan teknik triangulasi. Untuk


teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2017:342).21

20
Samsu. 2017. Metode Penelitian (Teori dan Aplikasi Penelitian
Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research &
Development). Jambi: PUSAKA.
26

Triangulasi untuk penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan


sumber data dari buku ke buku, dan karya tulis lainnya seperti jurnal,
skripsi, tesis, artikel ilmiah, dan sumber lainnya. Pada penelitian ini,
penulis menggunakan triangulasi sumber yakni melakukan analisis dan
memadukan antara teori satu dengan teori yang lainnya sehingga mendapat
kesimpulan yang relevan dengan pokok permasalahan (Sugiyono,
2017:274).22

3.5. Tahapan dan Scedule Penelitian

Untuk melakukan penelitian dengan judul Profesionalisme Aparatur

Untuk Pelaksanaan Public service Di Kantor Kecamatan Tanimbar Utara

Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang akan berlangsung kurang lebih tiga

bulan dengan tahapan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Tahapan dan Schedule Penelitian

Bulan
No Kegiatan I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahapa Persiapan
a. Studi Pendahuluan
a. Penyusunan
Rencana Penelitian
2 Tahap pelaksanaan
a. Observasi
b. Wawancara
c. Pengumpulan Data
d. Penilaian dan
Pengelompokan
Data
3 Tahap Penyelesaian
a. Tabulasi dan
analisa data
b. Seminar Laporan
Hasil Penelitian

21
Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, kulaitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta. CV.
22
Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, kulaitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta. CV.
27

DAFTAR PUSTAKA

Arianti, Deni. 2017. Prefesionalisme Tenaga Tata Usaha Untuk Pelaksanaan

Administrasi Sekolah. Palembang: Universitas Silam Negeri Raden

Fatah Palembang.

Armaya. 2020. Pengelolaan Tata Usaha Untuk Peningkatan Servis Administrasi

Sekolah Di SMP Negeri 1 Pining Gayo Lues

Budihargo, Bayuaji. 2017. Prefeesionalisme Ditinjau Daru Variabel Demografis.

Purwekerto: Universitas Muhamadiyah Purwekerto.

Crystalia, Ones Gita. 2015. Mutu Public service di Kantor Kecamatan Pengasih

Kabupaten Kulon Progo: Universitas Negeri Yogyakarta.

Cliff. M Sunda, dkk, 2017. “Hasil kerja Aparatur Sipil Negara untuk Public

service di Kelurahan Talikuran Kecamatan Kawangkoan Utara”.

(http://ejournal.unsrat.ac.id) diakses pada tanggal 12 Mei 2022.

Gusti R. D. 2020. Peningkatan Profesionalisme Pegawai Aparatur Sipil Negara

Untuk Rangka Servis Pengurusan Kartu Keluarga Di Kantor Camat

Simpang Kanan Rokan Hilir. Medan: Universitas Muhammadiyah.

Hardani, dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yokyakarta :

CV. Pustaka Ilmu.


28

Mohammad Amin. 2020. Pengaruh Profesionalisme Aparatur Terhadap Mutu

Public service Bidang Administrasi Pemerintahan. Jurnal Aplikasi

Kebijakan Publik & Bisnis STIA Said Perintah.

Nursapia Harahap, M.A. 2020. Penelitian Kualitatif. Medan: Wal ashri Publishing.

Ramdhani, Vintya Dwi. 2015. Mutu Servis Administrasi Terpadu Kecamatan di

Kantor Kecamatan Gondokusuman. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Rangga S & Nurmasari, 2020. Analisis Profesionalisme Kerja Pegawai Pada

Kantor Camat Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Ilmu

Administrasi Publik Universitas Islam Riau.

Ratna Sari, 2020. Nalisis Pelaksanaan Servis Kesehatan di Puskesmas Rumbio


Jaya Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar. Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau: Pekanbaru.
Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, kulaitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta. CV.

Saputra Tamrin, Agung. 2017. Pengaruh Prefesionalisme Kerja Pegawai

Terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jurnal Ilmu Administrasi

Unsrat Manado.

Syarifah muslimah. 2016. Responsibilitas Public service Salewangan Kabupaten

Maros. Makasar: Universitas Hasanuddin.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


29

DAFTAR WAWANCARA

1. Apa keahlian aparatur pemerintah kecamatan Tanimbar Utara untuk

memberikan servis administrasi kepada masyarakat?

2. aparatur pemerintah kecamatan Tanimbar Utara menggunakan keahlian yang

dimiliki untuk memberikan servis administrasi kepada masyarakat?

3. Apa pendidikan atau pelatihan yang pernah diperoleh oleh aparatur pemerintah

kecamatan Tanimbar Utara untuk memberikan servis administrasi kepada

masyarakat?

4. aparatur pemerintah kecamatan Tanimbar Utara menggunakan pendidikan atau

pelatihan yang dimiliki untuk memberikan servis administrasi kepada

masyarakat?

5. Apa saja pengalaman yang dimiliki oleh aparatur pemerintah kecamatan

Tanimbar Utara untuk memberikan servis administrasi kepada masyarakat?

6. aparatur pemerintah kecamatan Tanimbar Utara menggunakan pengalaman

yang dimiliki untuk memberikan servis administrasi kepada masyarakat?

Anda mungkin juga menyukai