Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Administrasi pelayanan publik adalah proses dimana sumberdaya dan personel publik diorganisir dan
dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola keputusankeputusan
dalam kebijakan publik (Keban, 2004:3) .Lebih lanjut, administrasi publik didefinisikan sebagai seni dan
ilmu yang ditujukan untuk mengatur public affairs dan melaksanakan berbagai tugas yang telah
ditetapkan. Jadi administrasi publik merupakan bagian dari proses dan kegiatan implementasi kebijakan
ataupun program terkait realisasi pemenuhan kebutuhan publik atau penyelesaiian urusan urusan publik.
Mewujudkan optimalisasi pelayanan publik yang dilakukan oleh birokrasi pemerintahan bukanlah
pekerjaan mudah, seperti halnya membalikkan telapak tangan mengingat pembaharuan tersebut
menyangkut aspek yang telah membudaya dalam lingkaran birokrasi pemerintahan kita. Salah satu aspek
yang membuat buruknya pelayanan publik adalah kultur birokrasi yang tidak kondusif yang telah lama
mewarnai pola pikir birokrat sejak era kolonial dahulu. Prosedur dan etika pelayanan yang berkembang
dalam birokrasi kita sangat jauh dari nilai-nilai dan praktik yang menghargai warga bangsa sebagai warga
negara yang berdaulat. Prosedur pelayanan misalnya, tidak dibuat untuk mempermudah pelayanan tetapi
lebih untuk melakukan kontrol terhadap perilaku warga sehingga prosedurnya berbelitbelit dan rumit
(Hakim, 2003).
Namun, pada prakteknya tata kelola birokrasi pemerintahan selama ini belum sepenuhnya menjawab
harapan-harapan publik. Salah satu hambatan utama dalam perbaikan kualitas manajemen pemerintahan
di Indonesia. khususnya pada aras lokal ialah aspek tata kelola lembaga pemerintahan dan sumber daya
manusia. Penyelenggaraan pelayanan masih amat dipengaruhi oleh hubungan perkoncoan, kesamaan
fasilitas politik, etnis, dan agama.

Untuk mewujudkan amanat konstitusi negara dan melihat esensi dari pelayanan publik tersebut,
pemerintah telah mengeluarkan landasan kebijakan berupa undang-undang No 25 tahun 2009 tentang
pelayanan publik sesuai upaya peningkatan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik. Sesuai
dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik, serta untuk memberikan perlindungan bagi setiap warga
negara dari penyalah gunaan wewenang dari itu pemerintah daerah haruslah dapat memberikan pelayanan
publik sebaik mungkin.

Menurut Joe Fernandes, Pemerintah daerah sebagai penyedia layanan publik senantiasa dituntut
kemampuanya meningkatkan kualitas layanan, maupun menetapkan standar layanan yang berdimensi
menjaga kualitas hidup, melindungi keselamatan dan kesejahteraan rakyat . Kulaitas layanan juga
dimaksudkan agar semua masyarakat dapat menikmati layanan, sehingga menjaga kualitas layanan publik
juga berarti menjamin hak-hak asasi warga negara. Menurut Sedaryati (2004) Kosep layanan prima
menjadi model yang diterapkan guna meningkatkan kualitas layanan publik. Pelayanan prima merupakan
strategi mewujudkan budaya kualitas dalam pelayanan publik. Orientasi dari pelayanan prima adalah
kepuasan masyarakat pengguna layanan. Membangun pelayanan prima harus dimulai dari mewujudkan
atau meningkatkan profesionalisme SDM untuk dapat memberi pelayanan yang terbaik, mendekati atau
melebihi standar pelayanan yang ada.

Untuk mewujudkan rerformasi birokrasi dan pelayanan publik yang berkualitas khususnya di daerah,
perlu sebuah perubahan-perubahan yang mendasar perubahan aturan perundang-undangan, budaya
birokrasi dan manajemen sumber daya aparatur. Adanya perubahan mendasar atas manajemen
pemerintahan tersebut dapat dimanifestasikan melalui kerangka reformasi birokrasi. Melalui proses yang
sistematis dan komprehensif guna merealisasikan tujuan tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Governance), dimana mencakup perbaikan kualitas pelayanan publik.
Menurut Irsan Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata
cara yang telah ditetapkan.
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan
kepada masyarakat. Karenanya Birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan
layanan yang baik dan professional.

Dalam rangka melaksanakan fungsi utamanya yaitu melakukan pelayanan publik yang efektif dan efisien,
diperlukan aparatur pemerintah sebagai pelaksananya. Oleh karena itu aparatur Negara hendaknya perlu
dibekali kemampuan melayani. Pemberian pelayanan oleh aparatur pemerintah kepada rakyat sebenarnya
merupakan implikasi dari fungsi aparatur tersebut sebagai pelayan rakyat yang berkewajiban memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara professional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas
Negara, pemerintah dan pembangunan. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya E-KTP
membuat kewajiban kepemilikan KTP bagi setiap warga Negara tidak efektif. Masyarakat cenderung
mengacuhkan kepemilikan KTP tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pelayanan public yang
optimal terutama dalam sector pembuatan E-KTP oleh pemerintah daerah yang ada.

Dalam rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan serta keberlangsungan penyediaan data
kependudukan secara nasional, pemerintah bertanggungjawab dalam menyediakan data kependudukan
yang akurat dan terkini. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 62 Tahun 2016
Tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas
Kependudukan Pencatatan Sipil, Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1) huruf c, mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan pendaftaran penduduk.

Diharapkan aparat pemerintah di seluruh Indonesia melaksanakan pelayanan publik dengan baik sesuai
apa yang diharapkan oleh mayarakat. Masih banyak yang harus di koreksi dari pelayanan publik di
Indonesia ini dan tidak menutup kemungkinan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menjadi salah
satu organisasi pemerintah yang menjadi pelaksana pembuatan E-KTP. Tentunya pembuatan E-KTP ini
berlaku bagi semua warga yang terdata sebagai penduduk wilayah Kabupaten Lumajang.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam pelayanan pembuatan EKTP terdapat beberapa
permasalahan. Pelaksanaan pembuatan e-KTP belum sesuai dengan harapan masyarakat maupun Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Biak numfor. Terdapat beberapa permasalahan dalam
pelayanan pembuatan e-KTP diantaranya pengurusan e-KTP memakan waktu yang lama, prosedur yang
berbelit-belit.

Kendala lain yaitu rendahnya sikap pegawai yang berbelit-belit membuat semakin lama pembuatan e-
KTP dengan berbagai macam alasan, seperti bandwith atau kuota internet terbatas, blanko yang kurang
dan berbagai alasan lainnya, serta kurang memadainya tempat menunggu untuk masyarakat yang akan
melakukan pelayanan. Permasalahan tersebut menjadikan perlu adanya suatu kajian agar pelayanan yang
diberikan benarbenar sesuai dengan harapan masyarakat sehingga kepuasan atas pelayanan publik dapat
secara maksimal dilakukan sesuai dengan wewenang yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian di atas maka judul peneltiian ini yaitu: KUALITAS PELAYANAN E-KTP DI
DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN BIAK NUMFOR

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Faktor apakah yang menjadi penghambat usaha pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas
Pelayanan E-KTP pada Dispendukcapil Kabupaten Biak Numfor?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor penghambat usaha pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas
Pelayanan E-KTP pada Dispendukcapil Kabupaten Biak Numfor.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam memecahkan masalah baik
secara langsung maupun tidak langsung bagi instansi yang terkait, bagi institut dan bagi mahasiswa.
Adapun kegunaan penelitian ini secara lebih rinci adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya terkait dengan kualitas pelayanan publik.
2. Manfaat Praktis Bagi Dinas Dispendukcapil Kabupaten Biak Numfor , menjadi bahan
masukan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam upaya untuk melaksanakan
program-program terkait dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

E. Definisi Konsep dan Operasional


1. Definisi Konsep
Definisi konsep merupakan unsur atau bagian dalam penelitian dan merupakan definisi yang dipakai
oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena .Definisi konseptual ini
dimaksudkan untuk memberikan penegasan tentang makna arti dari kalimat yang ada dalam
permasalahan yang disajikan. Dengan adanya penegasan arti tersebut akan mempermudah dalam
memahami maksud kalimat yang tercantum dalam penelitian.
a. Pelayanan Publik
Dalam perspektif teoritik telah terjadi pergeseran paradigma pelayanan publik. Denhard &
Denhard mengungkapkan bahwa terdapat tiga perspektif dalam administrasi publik. Perspektif
tersebut adalah “old public administration, new public management, dan new public service”.
Pada old public administration, perspektif ini menaruh perhatian pada fokus pemerintah terhadap
penyedia layanan secara langsung kepada masyarakat melalui badan-badan publik. (Wijoyo
2006; 68-70) Menurut Denhard & Denhard karena pemilik kepentingan publik sebenarnya
adalah masyarakat maka administrator publik seharusnya memusatkan perhatian pada tanggung
jawab melayani dan memberdayakan warga negara melalui pengelolaan organisasi publik dan
implementasi kebijakan publik. Perubahan orientasi tentang posisi warga negara, nilai yang
dikedepankan, dan peran pemerintah ini memunculkan perspektif baru administrasi publik yang
disebut sebagai new public sevice. Perspektif new public service mengawali pandangannya dari
pengakuan atas warga negara dan poosisinya yang sangat penting bagi keemerintahan
demokratis. Jati diri warga negara tidak hanya dipandang sebagai persoalan kepentingan pribadi
namun juga melibatkan nilai, kepercayaan, dan kepedulian terhadap orang lain. Warga negara
diposisikan sebagai pemilik pemerintahan dan mampu bertindak secara bersama-sama mencapai
suatu yang lebih baik.

New Public Service adalah paradigma yang berdasar atas konsepkonsep yang pada hakikatnya
sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat.Peran dari pemerintah adalah mengolaborasikan
antara nilai-nilai yang ada sehingga kongruen dan sesuai kebutuhan masyarakat.Sistem nilai
dalam masyarakat adalah dinamis sehingga membutuhkan pelayanan yang prima dari
pemerintah.

Pelayanan Publik Baru (PPB) menegaskan bahwa pemerintah seharusnya tidak dijalankan seperti
layaknya sebuah perusahaan tetapi melayani masyarakat secara demokratis, adil,merata, tidak
diskriminatif, jujur dan akuntabel . Karena bagi paradigma ini.
1. Nilai-nilai demokrasi, kewarganegaraan dan kepentingan publik adalah merupakan landasan
utama dalam proses penyelenggaraan pemerintahan;
2. Nilai-nilai tersebut memberi energi kepada pegawai pemerintah atau pelayan publik dalam
memberikan pelayanannya kepada publik secara lebih adil, merata, jujur, dan
bertanggungjawab. Ada sepuluh dimensi untuk mengukur keberhasilan tersebut :
a. Tangable; yang menekankan pada penyediaan fasilitas, fisik, peralatan,personil, dan
komunikasi.
b. Reability; adalah kemampuan unit pelayanan untuk menciptakan yang dijanjikan dengan
tepat.
c. Responsiveness; kemauan untuk membantu para provider untuk bertanggungjawab
terhadap mutu layanan yang diberikan.
d. Competence; tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan keterampilan yang baik oleh
aparatur dalam memberikan layanan.
e. Courtessy; sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan pelanggan
serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi.
f. Credibility; sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat.
g. Security; jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin dan bebas dari bahaya dan resiko.
h. Acces; terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan.
i. Communication; kemaun pemberi layanan untuk mendengarkan suara, keinginan, atau
aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru
kepada masyarakat.
j. Understanding the customer; melakukan segala usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan.

b. Kualitas Pelayanan Publik


Untuk menciptakan suatu gaya manajemen dan lingkungan yang kondusif bagi organisasi publik
dalam memperbaiki kualitas,ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan guna membentuk dan
mempertahankan lingkungan yang tepat untuk melaksanakan penyempurnaan kualitas secara
berkesinambungan dengan didukung oleh aparat dan pelanggan.
Di Indonesia, penggunaan istilah pelayanan publik (public service) dianggap memiliki kesamaan
arti dengan istilah pelayanan umum atau pelayanan masyarakat. Oleh karenanya ketiga istilah
tersebut dipergunakan secara dapat ditukarkan dan dianggap tidak memiliki perbedaan mendasar.

Pelayanan publik adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara
langsung. Pelayanan yang diperlukan manusia pada dasarnya ada 2 (dua) jenis, yaitu layanan
fisik yang sifatnya pribadi sebagai manusia dan layanan administratif yang diberikan oleh orang
lain selaku anggota organisasi, baik itu organisasi massa atau negara. Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (Meneg PAN) Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, memberikan
pengertian pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan
maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Wolkins (dalam Tjiptono) ada 6 (enam) prinsip pokok yang perlu diperhatikan dalam
memperbaiki kualitas layanan yaitu :
a. Kepemimpinan. Strategi perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen dan
manajemen puncak. Manajemen puncak harus memimpin perusahaan untuk
meningkatkan kinerja kualitasnya. Tanpa adanya kepemimpinan dan manajemen puncak,
maka usaha untuk meningkatkan kualitas hanya berdampak kecil terhadap perusahaan.
b. Pendidikan. Semua personil perusahaan dari manajer puncak sampai karyawan
operasional harus memperoleh pendidikan mengenai kualitas. Aspek-aspek yang perlu
mendapatkan penekanan dalam pendidikan tersebut meliputi konsep kualitas sebagai
strategi bisnis, alat dan teknik implementasi strategi kualitas, dan peranan eksekutif
dalam implementasi strategi kualitas
c. Perencanaan. Proses perencanaan strategik hams mencakup pengukuran dan tujuan
kualitas yang dipergunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk mencapai visinya
d. Review. Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif bagi manjemen
untuk mengubah perilaku organisasional. Proses ini merupakan suatu mekanisme yang
menjamin atizmya perhatian yang konstan dan terus menerus untuk mencapai tujuan
kualitas
e. Komunikasi. Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses
Utara komunikasi dalam perusahaan. Komunikasi hams dilakukan dengan karyawan,
pelanggan, dan stakeholder perusahaan lainnya, seperti pemasok, pemegang
saham,'pemerintah, masyarakat umumnya dan lain-lain
f. Penghargaan dan pengakuan (Total Human Reward). Penghargaan dan pengakuan
merupakan aspek yang penting dalam implementasi strategi kualitas. Setiap karyawan
yang berprestasi baik perlu diberi penghargaan dan prestasinya tersebut diakui. Dengan
demikian dapat meningkatkan motivasi, moral kerja, rasa bangga, dan rasa kepemilikan
setiap orang dalam organisasi, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi besar
bagi perusahaan dan bagi pelanggan yang dilayani.

c. e-KTP
e-KTP yaitu kartu tanda penduduk dibuat melalui elektronik, berdasarkan segi fisik ataupun
penggunaannya yang berfungsi berdasarkan komputerisasi. Adapun program dari e-KTP sendiri
diluncurkan Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia sejak bulan Februari tahun 2011.
Pelaksanaannya sendiri dibagi menjadi 2 tahap, diantaranya tahap pertama sejak tahun 2011
berakhir di tanggal 30 April 2012 mencakup sebanyak 67 juta penduduk. Sementara tahap kedua
sendiri mencakup sebanyak 105 juta dari penduduk. Pengertian e-KTP sendiri berasal dari
electronic-KTP, yakni Kartu Tanda Penduduk Elektronik. Berdasarkan situs resmi dari e-KTP
sendiri dimana KTP elektronik sendiri merupakan dokumen kependudukan di dalamnya memuat
sistem pengendalian atau keamanan baik melalui sisi teknologi informasi ataupun administrasi
yang berbasis berdasarkan basis data dari kependudukan nasional. e-KTP sendiri dilatarbelakangi
berdasarkan sistem pembuatan dari KTP nasional atau konvensional di Indonesia dimana
memungkinkan seseorang yang bisa mempunyai lebih dari 1 KTP.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pentunjuk tentang bagaimana suatu variable diobservasi atau
diukur. Menurut Wisadirman,(2005), metode penelitian dan penulisan skripsi untuk ilmu
sosial. Definisi operasional variabel penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Usaha dinas untuk meningkatkan kualitas Pelayanan e-KTP, yaitu:
a. Perlaksanaan SOP (Standar Operating Prosedure) e-KTP
b. Pelaksanaan pelayanan sesuai dengan janji layanan yang diberikan oleh dinas.
c. Jemput bola
d. Ada perekaman disetiap kecamatan
e. IndikatorKualitasPelayananE-KTP

3. Faktor yang menjadi penghambat dalam Usaha dinas untuk meningkatkan kualitas Pelayanan
e-KTP.
a. Kurangnya SDM untuk perekaman e-KTP
b. Kekurangan sarana dan prasarana
c. Kendala budaya panggilan nama
d. Double record

F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan serangkaian prosedur tentang cara yang digunakan untuk memecahkan
masalah dalam penelitian. Sehingga harapan kedepannya dapat menjadi suatu kesatuan yang utuh
dan konsisten antara metode yang akan digunakan dengan teknik-teknik dalam pengumpulan data.

a. Jenis penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif.
Yaitu suatu bentuk penelitian yang diajukan untuk mendeskripsikan fenomenafenomena yang ada,
baik fenomena yang terjadi secara alamiah maupun fenomena buatan manusia sendiri.
Fenomena itu bias berupa bentuk aktivitas, karakteristik,perubahan, hubungan, kesamaan, dan
perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya.
b. Sumber data
Dalam penelitian ini sumber data berasal dari dua aspek, sebagai berikut:
1. Data primer.
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh oleh peneliti langsung dari sumber asli
(tidak melalui perantara) yaitu dengan turun langsung ke lapangan mencari informasi kepada
pemerintah daerah serta instansi-instansi terkait lainnya di Kabupaten Biak Numfor.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara melakukan studi kepustakaan,
serta melakukan pengumpulan beberapa keterangan yang berhubungan dengan objek
penelitian, seperti melalui referensi buku-buku, perundang-undangan, hasil penelitian, jurnal-
jurnal lokal, artikel dan lai-lain.
d. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian.
1. Observasi Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan
indera seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan pengecap. Dalam penelitian
ini, observasi dilakukan ke Dispendukcapil Kabupaten Lumajang.
2. Dokumentasi Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang sudah
dan telah diolah oleh orang lain sebelumnya. Peneliti hanya tinggal memanfaatkan data yang
sudah tersaji tersebut. Dalam penelitian ini dokumentasi juga dapat dilakukand dengan cara
melakukan penelusuran terhadap dokumen-dokumen dari lembaga serta instansi terkait yang
ada di Dispendukcapil Kabupaten Biak Numfor.
3. Wawancara / interview Wawancara atau interview yaitu teknik pengumpulan data dengan
cara melakukan tanya jawab langsung kepada responden, dalam hal ini secara otomatis
adalah kepala lembaga serta instansi yang terkait. Tujuan wawancara ini adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka dengan meminta pihak yang diwawancara
menjawab sesuai pendapat serta ide-idenya.
e. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini subjek penelitian menjadi hal yang sangat penting di dalam penelitian deskriptif,
yang dimaksud dengan subjek penelitian dalam hal ini adalah orang-orang (informan) yang sekiranya
dianggap dapat memberikan informasi tentang kebudayaan, pariwisata, serta peran pemerintah
setempat dalam dua sektor tersebut. Subyek penelitian adalah Kepala Dinas Dispendukcapil, 3 orang
pegawai Dispendukcapil dan 5 orang masyarakat yang membuat e-KTP.

f. Lokasi Penelitian
Lokasi tempat dilakukannya penelitian ini di Dispendukcapil Kabupaten Biak Numfor
g. Analisa data
Setelah mendapatkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya
mengolah data yang terkumpul dengan menganalisis data, mendeskripsikan data, serta mengambil
kesimpulann susunan kata dan kalimat. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan
menggunakan teknis analisis data kualitatif, karena data yang diperoleh merupakan keterangan-
keterangan.
Menurut Nawawi dan Hadari (1983:25) “dalam penelitian kualitatif, analisa data dilakukan secara
terus menerus sejak awal dan selama proses penelitian berlangsung dan data atau informasi yang
diperoleh harus dianalisa, berupa usaha menafsirkan untuk mengetahui maknanya serta dihubungkan
dengan masalah penelitian.” Analisa kualitatif digunakan untuk menjelaskan, menggambarkan dan
memaparkan hasil penelitian dengan jawaban yang tepat .

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data. Analisis data
kualitatif terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Aktivitas dalam analisis data
yaitu: Data Condensation, Data Display, dan Conclusion Drawing/Verifications.

Aktivitas dalam data kualitatif, yaitu:


1. Kondensasi Data (Data Condensation) Kondensasi data merujuk pada proses memilih,
menyederhanakan, mengabstrakkan, dan atau mentransformasikan data yang mendekati
keseluruhan bagian dari catatan-catatan lapangan secara tertulis, transkip wawancara,
dokumen-dokumen, dan materi-materi empiris lainnya.
2. Penyajian Data (Data Display) Penyajian data adalah sebuah pengorganisasian, penyatuan
dari infomasi yang memungkinkan penyimpulan dan aksi. Penyajian data membantu dalam
memahami apa yang terjadi dan untuk melakukan sesuatu, termasuk analisis yang lebih
mendalam atau mengambil aksi berdasarkan pemahaman.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusions Drawing) Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah
menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis
kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan penjelasan, konfigurasi-
koritigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi. Kesimpulan-kesimpulan “final”
mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir, tergantung pada besarnya
kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian
ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan-tuntutan pemberi dana.
KUALITAS PELAYANAN E-KTP DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
KABUPATEN BIAK NUMFOR

DIAJUKAN OLEH
ITA MARWATI

NPM 1420016320119024

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
YAPIS
BIAK PAPUA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga saya telah dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan tak lupa pula salawat dan salam saya
sampaikan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah menuntun umatnya dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Sehubungan dengan tugas yang diberikan oleh
dosen dalam mata kuliah Ilmu Administrasi publik untuk melengkapi tugas akhir semester yang berjudul
KUALITAS PELAYANAN E-KTP DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
KABUPATEN BIAK NUMFOR.
Penulis juga mgm menyampikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :

1. Bapak Drs.,selaku Dekan FISIP Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


2. Bapak.selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik
3. Bapak dan ibu dosen di FISIP Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta semua unsure staf administrasi
publik.
4. Kepada kedua orang tua penulis,tetesan keringatmu dan pengorbananmu telah mengantarkanku
kegerbang cita-cita, lantunan do' amu telah melepaskanku dari kesulitan yang menimpaku petuah dan
nasihatmu telah mendidik jiwa dan kepribadianku sentuhan lembutmu telah menyejukan kalbuku dan
ketegasanmu telah menggugah fikiranku. kakak juga adik yang memberikan semangat agar penulis
senatiasa gigih dalam menyelesaikan skripsi ini,dan
5. Rekan-rekan se-almamater. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk
itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besamya
khususnya bagi para pembaca.Semoga Allah SWT memberikan tambahan ilmu pada kita yang
nantinya bisa berguna di dalam kehidupan.Amin.
Penulis
ITA MARWATI
NPM. 142001632119024

Anda mungkin juga menyukai