PENDAHULUAN
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
Bisakah anda bayangkan jika dalam publik tidak ada pengaturan atau
sistematika untuk memberikan pelayanan yang berkualitas ? mungkin akan
terjadi kerusuhan dimana-mana. Semua pihak akan saling menuntut untuk
pemberian pelayanan publik yang berkualitas tadi. Bentuk tuntutan tersebut,
terkadang diaspirasikan oleh publik dengan demonstrasi yang anarkis, padahal
kita telah mengerti dengan benar bahwa kita sebagai rakyat memiliki wakil
tersendiri dalam penyampaian aspirasi. Salah satu bentuk pelayanan publik yang
paling sering dibicarakan ialah administrasi publik, administrasi publik bertujuan
untuk membantu masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah yang ada pada
masyarakat itu sendiri.
Administrasi Publik yang dulunya dikenal dengn administrasi negara
merupakan suatu bentuk kerja sama yang diadakan serta dikerjakan oleh dua
kelompok atau orang demi mencapai tujuan bersama. Tujuan dari administrasi
publik itu sendiri ialah pelayanan publik. Dalam hal ini tentu saja Administrasi
publik harus mengkaji beberapa ilmu sebagai pedoman diantaranya ILmu Politik,
Ilmu Hukum, Ilmu Sosial serta Ilmu Manajemen. Tapi perlu diketahui bahwa
penyumbang pertama mengenai teori administrasi publik ialah Henry Fayol.
Beliau menemukan dasar pemikiran dari ilmu tersebut, saat usaha yang sedang
dirntisnya mengalami kebangkrutan. Beliau mencoba berbagai metode pekerjaan
serta perencanaan kerja yang nantinya akan menjadi pedoman bangkitnya
usaha serta perusahaan yang beliau ingin sembuhkan.
Beliau mengungkapkan bahwa teori administrasi publik merupakan suatu
atau serangkaian kegiatan industri yang dapat dibagi kedalam kegiatan teknis,
komersial, finansial, keamananan, personalia, akuntansi dan manajerial. Salah
satu prinsip yang digunakan oleh Henry Fayol dalam manajerial ialah pembagian
kerja atau spesialis. Dari sinilah awal perencanaan yang bagus, karena
seseoarang akan memfokuskan pikirannya kepada pekerjaan yang ia pegang
serta pekerjaan sesuai kemampuannya. Selain itu pembalasan jasa yang
bijaksana merupakan kunci keberhasilan menciptakana sumber daya atau
tenaga kerja yang berkualitas. Dari sini juga muncul loyalitas tenaga kerja
terhadap tugas yang telah.
Menurut Adam Smith, untuk mewujudkan keadilan peran Pemerintah
perlu dibatasi hanya mengelola pertahanan, keamanan, hubungan luar negeri,
pekerjaan umum dan peradilan (Mangkusubroto, 1992: 2). Pelaksanaan fungsi
demikian diyakini tidak akan menimbulkan konflik seperti dikemukakan oleh Marx
dan pengikutnya, karena adanya invisible hand. Kenyataannya, semua
Pemerintah di dunia ini tidak satu pun yang hanya fokus pada produksi,
distribusi, dan alokasi barang publik. Pemerintah ikut memproduksi barang
swasta dan swasta ikut memproduksi dan mengelola barang publik. Sistem
politik yang mempunyai implikasi terhadap sistem ekonomi suatu negara
merupakan arena sekaligus justifikasi keterlibatan Pemerintah dalam
memproduksi dan distribusi barang swasta ataupun sebaliknya.
Dalam pelayanan publik, efektivitas dan efisiensi saja tidak dapat
dijadikan patokan. Diperlukan ukuran lain yaitu keadilan, sebab tanpa ukuran ini
ketimpangan pelayanan tidak dapat dihindari (Frederickson, 1987: 41).
Pentingnya ukuran ini juga memperhatikan bahwa birokrasi publik cenderung
menetapkan target dan dalam pencapaian target, mereka cenderung
menghindari kelompok miskin, rentan dan terpencil. Sementara itu telah umum
diketahui bahwa antara efisiensi dan efektivitas merupakan the big trade off.
Ketika Pemerintah memacu efisiensi, pelayanan publik untuk lapisan bawah,
miskin dan terpencil yang biasanya diabaikan. Pelayanan untuk kelompok ini
memerlukan biaya besar yang biasanya berupa subsidi, pengobatan gratis atau
murah. Pelayanan jenis ini hanya mungkin diproduksi jika Pemerintah memiliki
sumber daya yang cukup besar. Namun demikian, efektivitas pelayanan juga
dapat dilakukan dengan memilah-milah kelompok sasaran guna diberlakukan
jenis kebijakan yang berbeda.
Pelayanan publik yang menjadi fokus studi disiplin ilmu Administrasi Publik di
Indonesia masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan
penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif misalnya
dapat dengan mudah dibuktikan di mana berbagai tuntutan pelayanan publik
sebagai tanda ketidakpuasan mereka sehari-hari banyak dilihat. Harus diakui,
bahwa pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah kepada rakyat terus
mengalami pembaruan, baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan
seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan di dalam
Pemerintah itu sendiri. Meskipun demikian, pembaruan dilihat dari kedua sisi
tersebut belumlah memuaskan, bahkan masyarakat masih diposisikan sebagai
pihak yang tidak berdaya dan termarginalisasikan dalam kerangka pelayanan
(Kurniawan, 2005: 1-2).
a. Pelayanan Administratif
Pelayanan administratif adalah pelayanan berupa penyediaan berbagai
bentuk dokumen yang diperlukan oleh publik, misalnya : pembuatan kartu
tanda penduduk (KTP), sertifikat tanah, akta kelahiran, akta kematian, buku
kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB), surat tanda nomor kendaraan
(STNK), izin mendirikan bangunan (IMB), paspor, dan sebagainya.
b. Pelayanan Barang
Pelayanan barang adalah pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk/jenis barang yang menjadi kebutuhan publik, misalnya : jaringan
telepon, penyediaan tenaga listrik, penyediaan air bersih.
c. Pelayanan Jasa
Pelayanan jasa adalah pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa
yang dibutuhkan publik, misalnya : Pendidikan tinggi dan menengah,
pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, jasa pos, sanitasi
lingkungan, persampahan, penggulangan bencana, pelayanan sosial.
Pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat
terdapat tiga jenis yaitu pelayanan administratif, pelayanan barang, dan
pelayanan jasa. Pendapat lain dikemukakan menurut Lembaga Administrasi
Negara (dalam SANKRI Buku III 2004 : 185) yaitu :
a. Pelayanan pemerintahan adalah jenis pelayanan masyarakat yang terkait
dengan tugas-tugas umum pemerintahan, seperti pelayanan KTP, SIM, pajak,
perijinan, dan keimigrasian.
b. Pelayanan pembangunan adalah suatu jenis pelayanan masyarakat yang
terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk memberikan fasilitasi
kepada masyarakat dalam melakukan aktivitasnya sebagai warga negara.
Pelayanan ini meliputi penyediaan jalan-jalan, jembatanjembatan, pelabuhan-
pelabuhan, dan lainnya.
c. Pelayanan utilitas adalah jenis pelayanan yang terkait dengan utilitas bagi
masyarakat seperti penyediaan listrik, air, telepon, dan transportasi lokal.
d. Pelayanan sandang, pangan dan papan adalah jenis pelayanan yang
menyediakan bahan kebutuhan pokok masyarakat dan kebutuhan
perumahan, seperti penyediaan beras, gula, minyak, gas, tekstil dan
perumahan murah.
e. Pelayanan kemasyarakatan adalah jenis pelayanan yang dilihat dari sifat dan
kepentingannya lebih ditekankan pada kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, ketenaga kerjaan,
penjara, rumah yatim piatu, dan lainnya. Dari kedua pendapat tersebut, jenis
pelayanan di Kantor Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo termasuk
kedalam kategori pelayanan administratif dan pelayanan jasa.
1. Prosedur pelayanan
2. Waktu penyelesaian
3. Biaya pelayanan
4. Produk pelayanan
5. Sarana dan prasarana
Kompetensi petugas pelayanan Selanjutnya untuk melengkapi standar
pelayanan diatas, ditambahkan materi muatan yang dikutip dari rancangan
Undang-Undang tentang pelayanan publik yang dianggap cukup realistis untuk
menjadi materi muatan standar pelayanan publik, sehingga susunannya menjadi
sebagai berikut: a. Dasar hukum b. Persyaratan c. Prosedur pelayanan d. Waktu
penyelesaia e. Biaya penyelesaian f. Produk pelayanan g. Sarana dan
prasarana h. Kompetensi petugas pelayanan i. Pengawasan intern j.
Pengawasan ekstern k. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan l.
Jaminan pelayanan.
4. Rincian Biaya pelayanan adalah segala biaya dan rinciannya dengan nama
atau sebutan apapun sebagai imbalan atas pemberian pelayanan umum yang
besaran dan tata cara pembayarannya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepastian dan rincian biaya
pelayanan publik harus diinformasikan secara jelas dan diletakkan di dekat loket
pelayanan, ditulis dengan huruf cetak dan dapat dibaca dalam jarak pandang
minimum 3 (tiga) meter atau disesuaikan dengan kondisi ruangan. Transparansi
mengenai biaya dilakukan dengan mengurangi semaksimal mungkin pertemuan
secara personal antara pemohon/penerima pelayanan dengan pemberi
pelayanan. Unit pemberi pelayanan seyogyanya tidak menerima pembayaran
secara langsung dari penerima pelayanan. Pembayaran hendaknya diterima oleh
unit yang bertugas mengenola keuangan/Bank yang ditunjuk oleh
Pemerintah/unit pelayanan.
7. Lokasi Pelayanan Tempat dan lokasi pelayanan diusahakan harus tetap dan
tidak berpindah-pindah, mudah dijangkau oleh pemohon pelayanan, dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai termasuk penyediaan
sarana telekomunikasi dan informatika (telematika). Untuk memudahkan
masyarakat dalam memperoleh pelayanan, dapat membentuk Unit Pelayanan
Terpadu atau pos-pos pelayanan di Kantor Kelurahan/ Desa/ Kecamatan serta di
tempat tempat strategis lainnya.
8. Janji Pelayanan Akta atau janji pelayanan merupakan komitmen tertulis unit
kerja pelayanan instansi pemerintah dalam menyediakan pelayanan kepada
masyarakat. Janji pelayanan tertulis secara jelas, singkat dan mudah dimengerti,
menyangkut hanya hal-hal yang esensial dan informasi yang akurat, termasuk di
dalamnya mengenai standar kualitas pelayanan. Dapat pula dibuat “Motto
Pelayanan”, dengan penyusunan kata-kata yang dapat memberikan semangat,
baik kepada pemberi maupun penerima pelayanan. Akta/janji, motto pelayanan
tersebut harus diinformasikan dan ditulis dengan huruf cetak dan dapat dibaca
dalam jarak pandang minimum 3 (tiga) meter atau disesuaikan dengan kondisi
ruangan.
1. Unsur Manajemen
Unsur-unsur manajemen merupakan sebuah kesatuan yang utuh.
Manajemen dapat berjalan dengan proses yang benar dan baik serta dapat
mencapai tujuan dengan benar dan tepat maka diperlukan adanya unsur-unsur
manajemen. Karena untuk mencapai tujuan para manajemen/ pemimpin
biasanya menggunakan istilah 6M yang terdiri dari unsur-unsur manajemen
diantaranya adalah:
a. Manusia (Man)
Manusia memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan beberapa
aktivitas, karena manusialah yang menjalankan semua program yang
direncanakan. Oleh karena itu tanpa adanya manusia, manajer tidak akan
mungkin bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan manajer/ pemimpin
itu sendiri orang yang mencapai hasil atau tujuan melalui orang lain.
b. Uang (Money)
Uang digunakan sebagai sarana manajmen dan harus digunakan
sedemikian rupa agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai dengaan baik dan
tidak memerlukan uang yang begitu besar. Apabila dinilai dengan uang lebih
besar yang digunaakan untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Bahan (Material)
Material dalam manajemen dapat diartikan sebagia bahan atau data dan
informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan digunakan sebagai
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen serta dalam mengambil keputusan oleh
pemimpin.
d. Mesin (Machines)
Mesin adalah suatu jenis alat yang digunakan untuk proses pelaksana
kegiatan manajemen dengan menggunakan teknologi atau alat bantu berupa
mesin.
e. Metode (Methods)
Cara atau sering disebut metode dapat diartikan pula sebagai sarana
atau alat manajemen, karena untuk mencapai tujuan harus menggunakan
metode atau cara efektif dan efisien. Namun metodemetode yang ada harus di
sesuaikan dengan perencanaan yang sudah dibuat, agar metode itu tepat
sasaran.
f. Pasar (Market)
Pasar merupakan salah satu sarana manjemen penting lainnya, khusus
bagi perusahaan- perusahaan atau badan yang bertujuan untuk mencari laba
ataau keutungan. Karena pasar dipergunakan sebagai tempat distribusian
barang-barang yang sudaah dihasilkan. Jadi dapat disimpulkan diperlukannya
unsur manajemen agar dapat lebih maksimal dalam memulai suatu tujuan atau
usaha yang direncanakan oleh organisasi dimana unsur manajemen ini
digunakan pada suatu kegiatan yang direncanakan oleh organisasi maupun
aparatur pemerintah dalam merencanakan sebuah kegiatan yang bertujuan
untuk memajukan atau memaksimalkaan kegiatan yang akan dijalanka dan
Masing-masing unsur tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, jika
salah satu diantaranya tidak ada atau tidak sempurna maka akan berdampak
pada pencapaian tujuan tersebut.
2.3 Manajemen
Menurut Solihin (2009:4) manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu
proses untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai secara efektif dan efisien. Selain itu, Azis (2015:79) juga
berpendapat bahwa tata kelola atau manajemen dalam bisnis dapat menjadi
sebuah ilmu sekaligus seni. Manajemen bisnis yang efektif harus merupakan
gabungan antara ilmu dan seni. Peran manajemen dalam bisnis sangat penting
karena keberhasilan sebuah bisnis bergantung pada keberhasilan pengelolaan
manajerial. Selain berfungsi sebagai pedoman penetapan tujuan, manajemen
dapat membantu bisnis untuk memanfaatkan sumber daya secara efektif dan
efisien agar sebuah bisnis dapat terarah untuk mencapai tujuannya.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang proses dalam
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang saling
berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan dengan menggunakan
sumber daya organisasi sehingga tujuan dapat tercapai dengan efektif dan
efisien.
A. Prinsip-Prinsip Manajemen
Menurut Henry Fayol dalam Daryanto,kk, (2013:3-4), mengemukakan
prinsip-prinsip manajemen terdiri dari empat belas macam, yaitu :
1. Pembagian Kerja (Division of Work), yaitu pekerjaan harus dibagi menjadi
unsur-unsur yang lebih kecil atau dispesialisasi, sehingga output (hasil kerja)
karyawan dan efektifitas akan meningkat seiring dengan peningkatan
kemampuan dan keahlian pada tugas yang diembannya
2. Keseimbangan Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and
Responsibility), yaitu para Manager memiliki wewenang dalam
memerintahkan bawahan melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Setiap
Karyawan diberikan wewenang untuk melakukan suatu pekerjaan. Tetapi
suatu hal yang perlu diingat, Wewenang tersebut berasal dari suatu Tanggung
Jawab. Oleh karena itu, Wewenang dan Tanggung Jawab harus seimbang,
makin besar wewenangnya makin besar pula pertanggungjawabannya
3. Disiplin (Discipline), yaitu disiplin harus ditegakkan dalam suat u organisasi,
namun setiap organisasi memiliki cara yang berbeda-beda dalam
menegakkan kedisiplinannya. Kedisiplinan merupakan dasar dari keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasinya.
4. Kesatuan Komando (Unity of Cummand), yaitu berdasarkan Prinsi Kesatuan
Komando, Karyawan seharusnya hanya menerima perintah dari seorang
atasan saja dan juga bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Jika terlalu
banyak atasan yang memberikan perintah, karyawan yang bersangkutan akan
sulit untuk membedakan prioritasnya. Hal ini juga akan menimbulkan
kebingungan dan tidak fokus pada tugas yang diberikannya
5. Kesatuan Arah (Unity of Direction), karyawan yang bekerja dalam suatu
organisasi harus memiliki tujuan dan arah yang sama dan bekerja
berdasarkan rencana yang sama
6. Mengutamakan Kepentingan Organisasi diatas Kepentingan Individu
(Subordination of Individual Interests to the General Interest), yaitu
kepentingan organisasi harus didahulukan dari kepentingan individu seorang
karyawan termasuk kepentingan individu manager itu sendiri.
7. Kompensasi yang Adil (Remuneration), yaitu salah satu faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah upah atau gaji yang
didasarkan pada tugas yang dibebankannya. Kompensasi yang dimaksud ini
dapat berupa finansial maupun non finansial.
8. Sentralisasi (Centralization), yaitu seorang pemimpin atau manajer harus
mengadopsi prinsip sentralisasi yang seimbang (bukan sentralisasi penuh
ataupun desentralisasi penuh). Hal ini dikarenakan sentralisasi penuh
(complete centralization) akan mengurangi peranan bawahan dalam suatu
organisasi, sedangkan disentralisasi akan menimbulkan kesimpangsiuran
dalam pengambilan keputusan. Wewenang tertenu harus didelegasikan
sebanding dengan tanggung jawab yang diberikan
9. Rantai Skalar (Scalar Chain), yaitu rantai skalar adalah garis wewenang dari
atas sampai ke bawah. Setiap karyawan harus menyadari posisi mereka di
dalam hirarki organisasi. Garis wewenang ini akan menunjukkan apa yang
menjadi wewenang dan tanggungjawabnya.
10. Tata Tertib (Order), yaitu tata tertib memegang peranan yang penting dalam
bekerja karena pada dasarnya semua orang tidak dapat bekerja dengan baik
dalam kondisi yang kacau dan tegang. Selain itu, untuk meningkatkan efisien
dalam bekerja, fasilitas dan perlengkapan kerja harus disusun dengan rapi
dan bersih.
11. Keadilan (Eguity), yaitu manager harus bertindak secara adil terhadap
semua karyawan. Peraturan dan perjanjian yang telah ditetapkan harus
ditegakkan secara adil sehingga moral karyawan dapat terjaga dengan baik.
12. Of Stabilitas Kondisi Karyawan (Stability Tenure of Personnel), yaitu
mempertahankan karyawan yang produktif merupakan prioritas yang penting
dalam manajemen. Manager harus berusaha untuk mendorong dan
menciptakan loyalitas karyawan terhadap organisasi.
13. Inisiatif (Initiative), yaitu karyawan harus diberikan kebebasan untuk
berinisiatif dalam membuat dan menjalankan perencanaan, tentunya harus
dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab yang diberikan.
14. Semangat Kesatuan (Esprits de Corps), dalam prinsip ‘esprits de corps’ ini,
manajemen harus selalu berusaha untuk mengembangkan dan meningkatkan
semangat kesatuan tim.
B. Fungsi Manajemen
Hasibuan (2012:21) menjelaskan bahwa fungsi manajemen meliputi :
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan suatu rencana tenaga kerja yang dikerjakan
secara efektif serta efisien dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu
terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program
kepegawaian. Program kepegawaian meliputi pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan. Program
kepegawaian yang baik dan sesuai akan membantu tercapainya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan suatu kegiatan untuk mengorganisasi
semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,
delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi.
Organisasi tersebut merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi
yang baik akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.
3. Pengarahan (Directing)
Pengarahan merupakan suatu kegiatan mengarahkan semua karyawan,
agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan
dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua
tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian merupakan suatu kegiatan untuk mengendalikan karyawan
agar mentaati peraturan yang ada perusahaan dan bekerja sesuai dengan
rencana. Apabila terdapat penyimpangan, maka akan dilakukan tindakan
perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi
kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan, dan
menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
C. Tujuan Manajemen
Tujuan manajemen merupakan suatu yang ingin direalisasikan, yang
menggambarkan cakupan tertentu serta menyarankan suatu pengarahan
terhadap usaha seorang pimpinan atau manajer. Menurut G.R Terry tujuan
adalah hasil yang diinginkan yang melukiskan skop yang jelas serta memberikan
arah kepada usaha-usaha seorang manajer. Ada beberapa tujuan manajemen
bagi para manajer dalam mengelola organisasi, antara lain sebagai berikut:
Gambar. 1.1
Kerangka Berpikir
Fungsi manajemen:
perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing),
pengarahan (directing),
pengendalian (controlling).