BAB I
PENDAHULUAN
bidang kehidupan menuju suatu keadaan yang lebih baik dari pada keadaan
masyarakat yang adil dan makmur baik material maupun spiritual. Pencapaian
masyarakat adil dan makmur. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan dan
nasional tersebut diperlukan peran serta Pegawai Negara sebagai unsur aparatur
negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang tugasnya adalah untuk
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, pada Bab II, Pasal 3 ayat 1 ditegaskan
bahwa :
pemerintah, melainkan juga abdi negara dan abdi masyarakat yang pada dasarnya
kemampuan pegawai negeri. Dari penjelasan tersebut kita dapat melihat bahwa
aparat birokrasi kita sebab fungsi yang lain lebih dominan dibandingkan porsi
pelayanannya.
dan efisiensi dalam melayani masyarakat. Karena pelayanan yang efektif dan
Sejak masa orde baru sampai saat ini, kondisi birokrasi di Indonesia
korupsi dan nepotisme. Hal ini dibuktikan dengan adanya tuntutan dan keluhan
semakin jauh dari harapan memperoleh pelayanan sesuai hak yang dimiliki
sebagai warga negara. Birokrasi dalam hal ini pemerintah menjadi kurang
rangka memberikan hak dan kewajiban, terutama dalam proses pelayanan Listrik
yang diperoleh dari bangku kuliah dan pengalaman yang didapat dari
lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Dengan kata
untuk waktu pemesanan dan waktu barang atau jasa itu diterima dan digunakan
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dalam jangka
negara) dari suatu negara kesejahteraan ( welfare state). Pelayanan umum oleh
bentuk barang dan atau jasa baik dalam rangka upaya kebutuhan masyarakat
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang
telah ditetapkan.
masyarakat. Hal ini berarti masyarakat semakin sadar akan apa yang menjadi hak
berani untuk melakukan kontrol terhadap apa yang dilakukan oleh pemerintahnya.
harus dapat memberikan layanan publik yang lebih profesional, efektif, sederhana,
transparan, terbuka, tepat waktu, responsif dan adaptif serta sekaligus dapat
1. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan
sasaranya.
secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
administratif;
c. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan;
rincian waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan
8
wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh
terkait.
7. Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi apa yang
kembang.
birokrasi publik dituntut harus dapat mengubah posisi dan peran ( revitalisasi)
dalam memberikan pelayanan publik. Dari yang suka mengatur dan memerintah
kolaboratis dan dialogis Kinerja cara-cara yang sloganis menuju cara-cara kerja
pemerintah daerah), pelayanan publik yang lebih baik dan profesional dalam
menjalankan apa yang menjadi tugas dan kewenagan yang diberikan kepadanya
dapat terwujud.
Secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan
namun tidak berarti bahwa pemerintah harus berperan sebagai monopolist dalam
Namun dalam kaitannya dengan sifat barang privat dan barang publik
menyediakan barang publik murni, khususnya barang publik yang bernama rules
atau aturan ( kebijakan publik). Barang publik murni yang berupa aturan tersebut
tidak pernah dan tidak boleh diserahkan penyediaannya kepada swasta. Karena
bila hal itu dilakukan maka di dalam aturan tersebut akan melekat kepentingan-
kepentingan swasta yang membuat aturan, sehingga aturan menjadi penuh dengan
vested interest dan menjadi tidak adil ( unfair rule). Karena itu peran pemerintah
public services) sangat strategis karena akan sangat menentukan sejauh mana
pelayanan memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dari barang. Salah satu
(1994), adalah outputnya yang tidak berbentuk ( intangible output), tidak standar,
serta tidak dapat disimpan dalam inventori melainkan langsung dapat dikonsumsi
intangible, pelayanan memiliki dimensi yang berbeda dengan barang yang bersifat
yang dimiliki oleh barang. Produk akhir pelayanan sangat tergantung dari proses
adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam
usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Dalam versi
1993, yaitu segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah
di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) atau
Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD) dalam bentuk barang dan atau jasa, baik
pelanggan terhadap pelayanan yang mereka terima, baik berupa barang maupun
jasa. Dalam hal ini memang yang menjadi tujuan pelayanan publik pada
mereka;
terhadap apa yang diberikan oleh pelayan dalam hal ini yaitu administrasi publik
adalah pemerintah itu sendiri dengan apa yang mereka inginkan, maksudnya yaitu
harapan dengan kenyataan, apabila tidak sama maka pemerintah diharapkan dapat
mengoreksi keadaan agar lebih teliti untuk peningkatan kualitas pelayanan publik.
13
ketentuan biaya yang tepat, waktu yang diperhitungkan dan mutu yang dituntut
berikut ini :
Gambar 1
Segitiga Keseimbangan dalam Kualitas Pelayanan
(The Triangle of Balance in Service Quality)
antara :
Environment Component);
merupakan tugas utama yang hakiki dari sosok aparatur, sebagai abdi negara dan
abdi masyarakat. Tugas ini telah jelas digariskan dalam pembukaan UUD 1945
alenia keempat, yang meliputi 4 (empat) aspek pelayanan pokok aparatur terhadap
dimana aparatur/ birokrat dituntut memiliki visi dan misi yang jelas, dalam
memperkuat, dan menambah nilai daya saing global yang sama – sama
menguntungkan.
Agus Dwiyanto, 2002. Sehingga pelanggan yang dilayani tidak lagi menyatakan
bisa dipersulit kenapa dipermudah, kalau masih bisa dibayar kenapa mesti gratis,
mumpung kita dibutuhkan dll. Uraian tersebut mebuktikan bahwa selama ini
yang cepat, tepat, akurat, akurat, murah dan dengan pelayanan yang ramah).
Ungkapan ini memang sangat menggelitik aparatur yang salah satu tugas dan
sesungguhnya membuka babak baru dalam eskalasi Publik Service. Perda tersebut
17
public, ada pula dengan “persyaratan calaon kepala daerah via partai politik” yang
daerah ( UU Pemda). Ini semua adalah simbul “distorsi dan anomaly normatif”
hukum pemerintahan yang jauh dari nuansa spirit Good Governance. Hukum
ranah “daulat birokrat” dan bukan “daulat rakyat”. Para birokrat pemerintah
berposisi sebagai “sang tuan” dari pada menjadi “sang hamba ( pelayan)”. Hal ini
terjadi karena pemegang cratie ( kuasa) adalah benar – benar “sang biro”
( bureaucracy), dan rakyat hanyalah sekadar “si butuh”. Dan konteks demikianlah
human rights. Dan ini membawa implikasi praksis da psikologis pola – pola
hubungan hukum antara rakyat dengan birokrat: state oriented ataukah people
18
oriented. Pemerintah propinsi dan DPRD Jawa Timur telah mendobrak dan
bahwa para “pemerintah” ( birokrat)- pelayan public civil servants – ambtenaar itu
mempunyai kekuasaan riil ini yang terus bertahan ( staying power) dan mampu
hukumnya terdeteksi bahwa “birokrat” pada akhirnya memilih jalan hidup sebagai
abdi Negara dan abdi masyarakat, suatu bentuk pengabdian yang mafhum dan
lingkup ini pola – pola interaksi yang bermuara pada logika “birokrasi” ataukah
organisatorik yang didalamnya proses budaya dan politik berlangsung, dan hukum
19
adalah bentuk yang didalamnya produk akhir dari kegiatan tersebut memperoleh
sesuatu voorlopige stabiliteit dari hukum. Secara spesifik terdapat tiga aspek
publik yaitu finansial, instusional, dan lingkungan Tanpa hukum akan tidak akan
nada pelayanan publik yang ideal sebagai jejaring kehendak politk public.
budaya politik yang dicitakan. Perda perda pelayanan publik dipropinsi jawa
demokratis, efektif – efisien dan perlindungan hukum hak – hak asasi manusia.
public secara yuridis telah dituangkan dalam perangkat hukum: undang – undang
dasar 1945, UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah maupun, UU No.
28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari
Perda Pelayanan Publik di Provinsi Jawa Timur itu pun disusun dengan
berfondasi aturan hukum yang termaksud dan bersandaran pada UU No. 10 tahun
proposional dan kredibel tidak cukup dengan tekanan moral tetapi juga dengan
dengan civil servants alias ambetenaar sebagai abdi Negara yang hubungan
organization ala ideal tipe weberian, birokrasi berfungsi sebagai agent bukan
master.
Karena pelayanan public selama ini menjadi ranah dimana Negara yang
Dalam ranah ini terjadi pergumulan yang sangat intensif antara pemerintah
pelayanan public sangat dirasakan oleh warga dan masyarakat luas. Dan bila
terjadi perubahan yang signifikan pada ranah pelayanan public dengan sendirinya
dapat dirasakan menfaatnya secara langsung oleh warga dan masyarakat luas.
masyarakat luas bahwa membangun good governance bukan hanya sebuah mitos
tetapi dapat menjadi menjadi suatu kenyataan. Kepercayaan diri sangat penting
dikalangan mereka.
dalam beberapa hal dapat menumbuhkan toleransi secara luas dalam praktik bad
governance. Praktik bad governance semakin dianggap sebagai yang wajar dan
dapat diterima dalam kehidupan mereka. Warga dan masyarakat luas akan terbiasa
governance ini. Hasil Governance dan Decentralisation Survey 2002 ( GDS 2002)
pungutan liar ( pungli) dan justru merasa lega karena proses pelayanan dapat
segera selesai, menjadi indicator bahwa warga bangsa menjadi semakin toleran
terhadap praktek pemerintahan yang buruk ( bad governance). Hal ini tidak saja
membangun good governance. Kalau hal seperti ini terus terjadi dan semakin
governance akan tumbuh meluas dan semangat perubahan akan dapat ditumbuh
Pelayanan public adalah ranah dimana berbagai aspek good governance dapat
diartikulasikan secara relative lebih mudah. Aspek kelembagaan yang selama ini
sering dijadikan rujukan dalam menilai praktik governace dapat dengan mudah
dalam merespon masalah – maslah public. Governance lebih luas dari government
karena dalam praktik governace melibatkan unsur – unsur masyarakat sipil dan
mekanisme pasar.
mekanisme pasar selama ini sudah banyak terjadi, sehingga praktik governance
dalam ranah pelayanan publik sebenarnya bukanlah hal yang baru lagi. Hal ini
keterlibatan unsur masyarakat sipil dan mekanisme pasar sebelumnya telah ada.
ukur dan indicator yang dapat digunakan praktek good governance menjadi awal
adanya tolok ukur dan indicator yang jelas membuat perkembangan dalam
membangun good governance tidak dapat dimonitor secara jelas sehingga upaya
tersedianya tolok ukur dan indicator yang jelas membuat para reinventor dan
dirumuskan dengan baik. Dengan menjadi pelayanan public sebagai pintu masuk
untuk mengenalkan good governance maka tolok ukur dan indicator yang jelas
akuntanbilitas yang tinggi dapat dinilai dan diukur secara mudah. Tolok ukur dan
serta stakeholders lainya dapat dirumuskan dengan mudah. Lebih dari itu,
memiliki kepentingan dan keterlibatan yang penting dalam ranah ini. Pelayanan
public memiliki high stake dan menjadi pertaruhan yang penting bagi berbagai
unsur governance tersebut dan baik buruknya praktek pelayanan public sangat
warga.
gubernur, bupati dan walikota secara langsung, maka legitimasi kekuasaan akan
seperti sekarang ini, warga pengguan dapat berperan seperti konsumen didalam
dengan tidak mengguanakan layanan yang tidak diproduksi oleh penyedia layanan
jasa mengalami kerugian besar dan khirnya gulung tikar. Dalam penyelenggaraan
pelayanan publik, warga bangsa yang tidak puas dengan pelayanan yang
diselenggarakan oleh sebuah rezim atau penguasa juga memiliki banyak cara
kekuasaanya melalui pemilu yang jurdil. Dengan demikian berbagai hal diatas
pemerintahan. Bagi warga, reformasi pelayanan publik tentu sangat penting untuk
menjadi prioritas mengingat mereka selama ini telah menjadi korbKinerja praktek
pelayanan publik yang buruk. Hampir dari semua aspek kehidupan sejak
26
pemerintah yang buruk. Seperti yang dilaporkan dalam GDS 2002, praktek
dan cara pelayanan. Akibatnya adalah, banyak warga yang tidak bisa mengurus
pelayanan secara langsung dan wajar serta lebih suka menggunakan biro jasa.
Reformasi pelayan publik tentu mendapatkan sambutan yang hangat dari warga
Mulai dari perubahan pada hal – hal secara langsung dapat dirasakan
good governance yang membutuhkan perjuangan panjang serta waktu dan stamina
pasti akan ditemui pada saat mengelola proses perubahan. Dukungan yang luas
dan menjadi modal awal yang baik bagi proses perubahan itu sendiri.
untuk memulai perubahan tentu sangat menarik. Mereka selama ini sangat
yang buruk mulai dari pengurusan ijin usaha dan segala macam ijin lainya,
transaksi yang sangat tinggi. Akibatnya biaya produksi total yang harus dibayar
27
oleh perusahaan menjadi besar dan perusahaan menjadi kurang mampu bersaing
dipasar global. Hal seperti ini juga memperburuk iklim investasi dan mempersulit
upaya untuk menciptakan lapangan kerja. Para pelaku pasar tentu menyambut
gembira dan memberi dukungan pada upaya mewujudkan pelayanan public yang
penguasaan tehadap sumber daya ekonomi dan politik yang besar diperlukan
perubahan pada bidang yang dapat secara langsung dirasakan manfaatnya oleh
para pelaku pasar maka dukungan mereka akan semakin besar dan nyata. Dengan
Maka dengan kita juga harus mengetahui dan melihat misi utama dari
warga. Pengembangan budaya baru yang sesuai dengan visi dan misi sebagai agen
pelayanan publik tentu harus dilakukan. Orientasi pada kekuasaan yang sangat
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
3. Perbaikan berkelanjutan;
Yang menjadi pertanyaan adalah ciri-ciri atau atribut – atribut apakah yang ikut
1. Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu proses;
diberikan oleh aparatur pemerintah, perlu ada kriteria yang menunjukkan apakah
suatu pelayanan publik yang diberikan dapat dikatakan baik atau buruk. Zeithaml
yang harus diperhatikan dalam melihat tolok ukur kualitas pelayanan publik, yaitu
sebagai berikut :
masyarakat;
7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai bahaya dan
resiko;
kebutuhan pelanggan.
pelayanan yang mereka terima. Adalah sangat sulit untuk menilai kualitas suatu
30
pelayanan dan aparat pelaksana pelayanan itu. Evaluasi yang berasal dari
pelayanan dikenali baik sebelum dalam proses atau setelah pelayanan itu
diberikan.
Adapun dasar untuk menilai suatu kualitas pelayanan selalu berubah dan
berbeda. Apa yang dianggap sebagai suatu pelayanan yang berkualitas saat ini
tidak mustahil dianggap sebagai sesuatu yang tidak berkualitas pada saat yang
lain. Maka kesepakatan terhadap kualitas sangat sulit untuk dicapai. Dalam hal ini
Gambar 2
Matrik Penilaian Pelayanan
Tingkat kesulitan Tingkat kesulitan pengguna di dalam
produsen di dalam mengevaluasi kualitas
sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk (barang dan atau jasa) yang
diartikan sebagai segala sesuatu yang memuaskan pelanggan atau sesuai dengan
berhasil guna.
luas.
1. Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun pelayanan umum harus jelas dan
3. Kualitas, proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar dapat
dipertanggung jawabkan;
32
Selain itu, Zeithaml, Valarie A., (et.al) (1990) mengatakan bahwa ada 4
(empat) jurang pemisah yang menjadi kendala dalam pelayanan publik, yaitu
sebagai berikut :
7 (tujuh) hal yang harus dihindari oleh pemerintah dalam melakukan pelayanan
1. Apatis;
2. Menolak berurusan;
3. Bersikap dingin;
4. Memandang rendah;
Sementara itu, peneliti lain pernah melakukan Praktek Kerja Lapangan untuk
mengetahui faktor buruknya kualitas pelayanan publik pada birokrasi pemerintah, yang
1. Gaji rendah;
diterima oleh masyarakat sama dengan harapan atau keinginan mereka, maka
gambar 3). Yang menguntungkan bagi pemberi layanan, reputasi yang semakin
baik di mata pelanggan, serta laba (PAD) yang diperoleh akan semakin meningkat
(Tjiptono, 1995).
pelayanan yaitu :
dan pihak Karyawan dalam perusahaan tidak dianggap sebagai nasabah. Jika
hingga saat ini masih terdapat anggapab bahwa yang disebut dengan nasabah
baik.
pemilik perusahaan yang dalam hal ini bisa diwujudkan dalam bentuk
saja menjadi tugas para fron linier tetapi semua jajaran dalam perusahaan
mulai dari petugas satpam sampai dengan direktur mempunyai tugas yang
tersebut.
35
tersebut kepada pihak ketiga yang harus ditepati. Namun oleh siapakah janji
oleh pelanggan, jangan sesekali kita memberikan yang lebih tinggi dari yang
dinginkan.
c. Front Linier
- Duta perusahaan
d. Makna Pelayanan
- Pada era kompetisi / persaingan ketat setiap produk yang bervariasi mudah
- Citra diri
- Citra perusahaan
C. Pelayanan Publik
Daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan
perundang-undangan.
- Pedoman tata laksanan pelayanan umum atas dasar mutu / kualitas sampai
saat ini masih berpedoman pada Kep Men. Pan Nomor 81 tahun 1993.
umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna.
hati.
pelayanan.
interaksi antara pemberi layanan dan penerima layanan oleh karena itu harus
yang melayani dan yang dilayani diatur jelas dan dilaksanakan dengan
konsisten.
39
kepastian hukum.
dalam produksi.
memberikan pelayanan.
Baik /
ketepatan
Aman,
waktu
Hasil Nyaman, pasti 3
Baik /
Jelas, Aman
41
pelayanan)
42
kemampuan pegawai)
(190:1994)
konsumen
konsumen.
nyata.
45
tetap tumbuh.
it is essential that the job provide the individual with some degree of
1991:307).
prestasi kerja individu seperti dari atasan, ataupun rekan keja. Namun
disini dibatasi hanya pada umpan balik yang dapat ditangkap langsung
Arnold (1985:243), “it should be pointed out that emphasis here is upon
feed back that the individual receives directly as a result of performing the
job obviously there are other sources of feed back such as superiors and
coworkers”.
47
2. Perbedaan Individu
pekerjaan yang baik daari sei karakteristik utama pekerjaan akan membawa
pada motivasi kerja internal yang baik bagi setiap orang. Pada kenyataannya
arnold, 1985:244).
mengatakan:
“Workers with a high degree of job relevant knowledge and skill, when
placed on job with high motivating potential are likely to perform well and
as a result, will experience positive feeling, self rewards and continued
high level of internal motivation. On the other hand, workers lacking
knowledge and skill requaired for the job will be unable to perform well
regardless of high levels of internal motivation generated by the work
itself. The result will be poor performance, negative feelings, no self-
rewards and before long, a drastic reduction in the capacity of the job to
generate the key psychological states and hence internal motivation”,
(Feldman dan Arnold, 1985: 245).
kerja internal dari suatu pekerjaan tinggi, akan tetapi apabila tidak ada
48
adalah tinggi.
c. Konteks kepuasan
yang mempengaruhi orang untuk bekerja dan puas akan pekrjaannya. Ada
rekan kerja, dan kondisi kerja. Jika individu merasa tidak puas dengan
49
motivasi internal maka hal tersebut adalah kurang bernar. Orang yang
merasa telah diperlakukan dengan tidak adil dalam hal upah, supervisi
yang buruk, dan rekan kerja yang tidak bersahabat didalam llingkungan
1. Pengertian produksi
guna, memperbesar guna yang ada dan membagikan guna itu diantara orang
1995:78)
50
pengadaan barang tersebut dalam jumlah yang besar. Untuk memenuhi tuntuta
proses produksi massa, karena proses produksi ini boleh dikatakn terus
jumlahnya lebih besar dari produk yang diproduksi. Hasil produksi masing-
tujuan.
berulang-ulang.
menarik.
52
B. Kepuasan Pelanggan
yang berbeda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini
tersebut, maka semaki tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan, demikian juga
sebaliknya.
adalah: “The way an employee feels about his or her job”, (As’ad, 1987:105).
Pengertian kepuasan secara lebih lengkap dapat dilihat dari pendapat Blum
(As’ad, 1987:105).
konsepsi Kepuasan Pelanggan semacam ini melihat kerja itu sebagai hasil
Pelanggan tersebut rata-rata juga tidak dibatasi hanya pada rasa puas saja, tapi
Menurut Wexley dan Yuki ada tiga teori Kepuasan Pelanggan yang
a. Discrepancy Theory
b. Equity Theory
a. Discrepancy Theory
54
2.
55
BAB III
METODE KEGIATAN
menjadi.
1. Data Primer
atau data yang didapat sendiri dari lapangan secara langsung (oleh
bangunan.
Kab.Kabupaten Malang
56
2. Data Sekunder
laporan.
1. Observasi
Malang .
2. Wawancara
3. Dokumentasi
kerja lapangan.
dibaca. Setelah itu secara deskritif, data diolah dan disajikan untuk
bahwa analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
kesimpulan/verifikasi.
tersebut kita dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang
tersebut.
59
BAB IV
diturunkan menjadi 20 KV. Tenaga tersebut dapat melayani proyek PLTA Sutami
Olak alen.
1. Menurut Umur
karyawan yang bekerja pada Gardu Induk PLTA Sutami Karangkates sebagai
dan 6 % pada Karyawan yang ada pada administrasi . Adapun data Responden
Tabel 4.4:
Malang dan 6 % pada Karyawan yang . Adapun data Responden menurut Jenis
Tabel 4.5:
Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin
Responden bebas dan terikat berdasarkan data lapangan yang diperoleh dari
menjadi responden dalam Praktek Kerja Lapangan ini. dimana dari 50 responden
yang diteliti untuk setiap item dari masing masing Jawaban Responden akan
memberikan jawaban kurang Baik dan sangat kurang Baik . Berikut deskriptif
62
yaitu :
Tabel 4.6.
Distribusi Frekuensi item Jawaban Responden Arti Penting kerja ( X1 )
Bobot
No Item 1 2 3 4 5 Mean
f % f % f % f % F %
1 Karyawan 0 0 13 26 31 62 6 12 0 0 2.86
2 Operasional 0 0 6 12 34 68 8 16 2 4 3.12
3 Karyawan 0 0 7 14 36 72 5 10 2 4 3.04
4 Supervisior 0 0 2 4 3 39 4 5 5 4 3.22
5 Kepala Bagian / Pimpinan 0 0 0 0 32 64 10 20 8 16 3.52
Mean Jawaban Responden 3.07
Sumber : Data SPSS Versi 10.00
Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti
jawaban Baik diperoleh sebanyak 6 Responden (12 %) dan tidak ada untuk
memberikan jawaban kurang Baik dan tidak ada Responden yang memberikan
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 2.86 berarti mendekati
dan tidak ada Responden yang memberikan pernyataan sangat kurang Baik
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.12 berarti mendekati
baik diperoleh sebanyak 5 Responden (10 %) dan jawaban Sangat baik sebanyak
2 Responden (4 %).
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.04 berarti mendekati
Baik diperoleh sebanyak 5 Responden (10 %) dan jawaban Sangat baik sebanyak
dan pernyataan sangat kurang baik tidak ada Responden yang memberikan
64
pernyataannya.
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.22 berarti mendekati
Responden (20 %) dan jawaban Sangat baik sebanyak 8 Responden (16 %).
pernyataannya.
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.52 berarti mendekati
jawaban positif terhadap Kepala Bagian / Pimpinan (X1.5) yakni bahwa Kepala
Bagian atau Pimpinan yang digunakan Gardu Induk PLTA Sutami Karangkates di
Tabel 4.7
Distribusi Frekwensi item Jawaban Responden Tanggung Jawab Kinerja ( X2 )
Bobot
Mean
No Item 1 2 3 4 5
Item
f % f % f % f % f %
1 Presensi Kinerja 0 0 2 4 14 28 18 36 16 32
3.96
2 Loyalitas Kinerja 0 0 0 0 10 20 24 48 16 32
4.12
3 Target Kinerja 1 2 12 24 32 64 2 4 4 8
2.96
Efektifitas Waktu
4 0 0 0 0 3 6 26 56 21 42 4.36
Kinerja
5 Penanganan Kerja 0 0 2 4 5 10 15 30 28 56 4.38
MEAN JAWABAN RESPONDEN 38.38
Sumber : Data Diolah SPSS Versi 10.00
65
Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti
untuk item (X2,1) yang memberikan jawaban Positif sebanyak 49 Responden (48
%,) dengan rincian 11 Responden (22%) menyatakan Cukup baik, untuk jawaban
baik diperoleh sebanyak 27 Responden (54) dan jawaban Sangat baik sebanyak 11
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.96 berarti mendekati
(40%) dan jawaban Sangat Baik sebanyak 9 Responden (18 %). Sedangkan yang
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.12 berarti mendekati
memberikan jawaban positif terhadap (X2,2) yakni Loyalitas Kinerja adalah baik.
kurang baik.
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 2.96 berarti mendekati
jawaban positif terhadap (X2,3) dimana adanya Target Kinerja yang baik pada
responden tersebut dinilai dari sudut keseimbangan nya dan yang dilakukan.
Responden (48 %), dengan rincian 18 Responden (36 %) yang menyatakan Cukup
Baik, untuk jawaban Baik diperoleh sebanyak 13 Responden (26%) dan jawaban
Bila dilihat dari rata rata skor ( Mean ) item sebesar 4.36 berarti mendekati
Responden (96 %,) dengan rincian 13 Responden (26%) menyatakan Cukup Baik,
untuk jawaban baik diperoleh sebanyak 17 (54%) dan jawaban Sangat Baik
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.38 berarti mendekati
adalah Baik
Tabel 4.8.
Distribusi Frekwensi item Jawaban Responden Hasil Kinerja (X3)
Bobot
No Item 1 2 3 4 5 Mean
f % f % f % f % f %
1 Emosi Karyawan 0 0 0 0 15 30 29 58 6 12 3.82
2 Intelegensi Karyawan 0 0 0 0 21 42 21 42 8 16 3.74
3 Interaksi Karyawan 0 0 4 8 23 46 18 36 5 10 3.48
4 Adanya Kompensansi 0 0 3 6 20 40 24 48 3 6 3.54
5 Bonus 1 2 4 8 19 38 22 44 4 8 3.48
Mean Jawaban Responden 3.83
Sumber : Data Diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti
(100 %), dengan rincian 15 Responden (30 %) menyatakan Cukup Baik, untuk
jawaban Baik diperoleh sebanyak 29 Responden (58 %) dan jawaban Sangat Baik
sebanyak 6 Responden (12 %). Sedangkan untuk jawaban negatif tidak ada
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.82 berarti mendekati
memberikan jawaban positif terhadap (X3.1) yakni bahwa nilai Orientasi pada
68
baik.
Baik, untuk jawaban baik diperoleh sebanyak 42 Responden (82 %) dan jawaban
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.74 berarti mendekati
Baik, untuk jawaban baik diperoleh sebanyak 18 Responden (36 %) dan jawaban
Responden (8 %) menyatakan kurang baik dan untuk jawaban sangat kurang baik
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.48 berarti mendekati
Responden (94 %), dengan rincian 20 Responden (40 %) menyatakan Cukup Baik
Responden (6 %) memberikan kurang Baik dan untuk jawaban sangat kurang baik
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.54 berarti mendekati
baik, untuk jawaban baik diperoleh sebanyak 22 Responden (44 %) dan jawaban
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.48 berarti mendekati
Tabel 4.9 :
Distribusi Frekwensi item Jawaban Responden Kebutuhan (X4 )
Bobot
No Item 1 2 3 4 5 Mean
f % f % f % f % f %
Keamanan terhadap Ruang 4.06
1 0 0 0 0 7 14 33 66 10 20
Kerja
Keamanan terhadap
2 0 0 0 0 9 18 26 52 15 30 4.12
Lingkungan
3 Asuransi Karyawan 0 0 2 4 16 32 23 46 9 18 3.78
4 Komputerisasi 0 0 0 0 12 24 22 44 16 32 4.06
5 Telephon 0 0 1 2 24 48 21 42 4 8 3.52
Mean Jawaban Responden 3.07
Sumber : Data Diolah SPSS Versi 16.00
Dari tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti
baik, untuk jawaban baik diperoleh sebanyak 33 Responden (66 %) dan jawaban
Sangat baik sebanyak 10 Responden (20 %). Sedangkan untuk jawaban negatif
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.06 berarti mendekati
yakni bahwa Kebutuhan keamanan ruang kerja Karyawan Gardu Induk PLTA
jawaban Positif sebanyak 50 Responden (100 %), dengan rincian sebagai berikut:
71
(30 %). Sedangkan yang memberikan jawaban negatif tidak ada Responden yang
memberikan pernyataannya.
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.12 berarti mendekati
yang memberikan jawaban Positif sebanyak 48 Responden (96 %), dengan rincian
sebagai berikut: 16 Responden (32 %) Cukup baik , untuk jawaban baik diperoleh
dan untuk jawaban sangat kurang baik tidak ada Responden yang memberikan
pernyataannya.
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.78 berarti mendekati
Sedangkan yang memberikan jawaban negatif tidak ada responden yang memberi
pernyataannya.
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.06 berarti mendekati
jawaban Positif sebanyak 49 Responden (98 %), dengan rincian 24 Responden (38
penyataannya.
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.52 berarti mendekati
memberikan jawaban positif terhadap Kebutuhan Telepon (X4.5) dari pada proses
Tabel 4.10:
Distribusi Frekwensi item Jawaban Responden Kemampuan ( X5 )
Bobot
No Item 1 2 3 4 5 Mean
f % f % f % f % f %
1 Ketaatan Kinerja 0 0 0 0 17 34 23 46 10 20 3.86
2 Kejujuran Kinerja 0 0 0 0 5 10 37 74 8 16 4.06
3 Orientasi Kinerja 0 0 0 0 9 18 28 56 13 26 4.08
4 Ketrampilan Kinerja 0 0 0 0 6 12 33 66 11 22 4.10
5 Semangat Kinerja 0 0 0 0 7 14 27 54 16 32 4.16
Mean Jawaban Responden 3.63
Sumber : Data Diolah
Dari Tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang
baik, untuk jawaban baik diperoleh sebanyak 23 Responden (46%) dan jawaban
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.86 berarti mendekati
Dari tabel diatas untuk item (X5,2) yang memberikan jawaban Positif
(74 %) dan jawaban Sangat baik sebanyak 8 Responden (16 %). Sedangkan untuk
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.06 berarti mendekati
Dari tabel diatas untuk item (X5,3) yang memberikan jawaban Positif
Responden (60 %) dan jawaban Sangat baik sebanyak 13 Responden (26 %).
pernyataannya.
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.08 berarti mendekati
bahwa Orientasi Kerja Karyawan pada Karyawan Gardu Induk PLTA Sutami
Dari tabel diatas untuk item (X5,4) yang memberikan jawaban Positif
(66 %) dan jawaban Sangat baik sebanyak 11 Responden (22 %). Sedangkan
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.10 berarti mendekati
bahwa Orientasi Kerja Karyawan pada Karyawan Gardu Induk PLTA Sutami
Dari tabel diatas untuk item (X5,5) yang memberikan jawaban Positif
(54 %) dan jawaban Sangat baik sebanyak 16 Responden (32 %). Sedangkan
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.16 berarti mendekati
Tabel 4.11:
Distribusi Frekwensi item Jawaban Responden Kepuasan Pelanggan Karyawan
(Y)
Bobot
No Item 1 2 3 4 5 Mean
f % F % f % f % f %
1 Optimisme Karyawan 0 0 0 0 0 0 27 54 23 46 4.46
2 Kenyamanan Kerja 0 0 0 0 16 32 23 46 11 22 3.9
Profesionalisme
3 0 0 0 0 14 28 17 34 19 38 4.1
Admnistrasi
4 Kerharmonisan Kinerja 0 0 2 4 13 26 21 42 14 28 3.94
5 Struktur Tepat Guna 0 0 0 0 11 22 23 46 16 32 4.1
76
Dari tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.46 berarti mendekati
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti
untuk item (Y2) yang memberikan jawaban Positif sebanyak 50 Responden (100
%), dengan rincian 16 Responden (32 %) menyatakan Cukup baik ,untuk jawaban
Responden 11(22 %). Sedangkan untuk jawaban negatif tidak ada Responden
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.9 berarti mendekati
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 50 responden y ang diteliti
untuk item (Y.3) yang memberikan jawaban Positif sebanyak 50 Responden (100
77
%), dengan rincian 14 Responden (28 %) menyatakan Cukup baik, untuk jawaban
baik diperoleh sebanyak 17 Responden (34 %) dan jawaban Sangat baik sebanyak
19 Responden (38 %). Sedangkan untuk jawaban negatif tidak ada Responden
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.1 berarti mendekati
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 50 responden y ang diteliti
jawaban baik diperoleh sebanyak 21 Responden (42 %) dan jawaban Sangat baik
memberikan jawaban kurang kurang baik Bila dilihat dari rata rata skor (Mean)
item sebesar 3.94 berarti mendekati 4, hal ini menunjukkan bahwa penilaian
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti
untuk jawaban baik diperoleh sebanyak 23 Responden (46 %) dan jawaban Sangat
baik sebanyak 16 Responden (32 %). Sedangkan untuk jawaban negatif tidak ada
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.1 berarti mendekati 4,
kerja (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kepuasan (Y).
atau sebaliknya akan berpengaruh terhadap Kepuasan Karyawan , oleh karena itu
Arti Penting kerja perlu peningkatan yang besar untuk menunjukkan efek
dimulai dengan memperhatikan kondisi Cat Tembok, Atap , Kaca Jendela dan lain
sebagainya. Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 2.86 berarti
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.12 berarti mendekati
jawaban positif terhadap Operasional yang Baik. Dengan didukungan Alat yang
diderita oleh Karyawan Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.04
berarti mendekati 3, hal ini menunjukkan penilaian yang positif terhadap Alat an
yang canggih.
operasi terhadap suatu atau yang lainnya maka pihak Karyawan dapat
memberikan yang intensif. Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar
3.22 berarti mendekati skala 3, hal ini menunjukkan bahwa yakni bahwa yang
karena. alat yang digunakan secara terus menerus untuk kegiatan an rentan dengan
virus maka perlu adanya sterilisasi yang higienis terhadap peralatan . Bila
dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.52 berarti mendekati 4, hal ini
Induk PLTA Sutami Karangkates di Kabupaten Malang adalah baik dan perlu
positif untuk memberikan penampilan dan yang baik karena hal ini yang
kinerja. Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.28 berarti mendekati
80
PLTA Sutami Karangkates di Kabupaten Malang memiliki nilai cukup baik dan
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.48 berarti mendekati skala 3 ,
hal ini menunjukkan pakain pada Karyawan Gardu Induk PLTA Sutami
dinamis
membantu demikian pula dengan daripada tetap karena kondisi tetap yang rapi
memberikan Arti Penting kerja untuk proses kesembuahn. Bila dilihat dari rata
rata skor (Mean) item sebesar 3.24 berarti mendekati skala 3, hal ini menunjukkan
bila ada sesuatu yang dibutuhkan. Alat panggil tersebut selalu ada pada setiap
Karyawan dengan kompisisi 1 tempat tidur terdapat 1 Alat Panggil . Bila dilihat
dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.08 berarti mendekati 3, hal ini Alat
Malang adalah cukup baik, dan perlu perbaikan lebih lanjut bila ada peralatan
luar yang terutama kepada pihak Karyawan dan keluarganya. Bila dilihat dari
rata rata skor (Mean) item sebesar 1.88 berarti mendekati skala 2, hal ini
negatif terhadap Telpon umum pada yakni bahwa pengadaan Telpon dalamsetiap
kurang baik .
Karyawan (Y)
Responden Tanggung Jawab Kinerja (X2) memiliki nilai Regresi sebesar 0.598,
0.002 berarti lebih kecil dari pada 0.05. Artinya Jawaban Responden Kualitas
memberikan kontribusi yang baik kepada Perusahaan dengan harapan jika yang
menangani maka akan lebih intensif dan efekfif. Bila dilihat dari rata rata skor
(Mean) item sebesar 3.96 berarti mendekati 4, hal ini menunjukkan bahwa
fungsinya. Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.12 berarti
adalah baik dan perlu ditingkatkan Kualitas personalia untuk lebih progresif
dalam nya.
Nilai jual ekonomis artinya adalah tarif yang dikenakan pada setiap
beragam dari semua pihak, ekonomis dipandang dari segi materi dengan nilai
rupiah yang rendah atau sebaliknya ekonomis dari segi an yang cepat tetapi
yang lain secara ekonomi terus meningkat. Bila dilihat dari rata rata skor (Mean)
item sebesar 2.96 berarti mendekati 3, hal ini menunjukkan adanya Target Kinerja
yang baik pada Karyawan Gardu Induk PLTA Sutami Karangkates di Kabupaten
Malang . Pernyataan tersebut dinilai dari sudut keseimbangan nya dan yang
dilakukan.
lainnya adalah sangat membantu dalam pelaksanaan . Bila dilihat dari rata rata
skor ( Mean ) item sebesar 4.36 berarti mendekati 4, hal ini menunjukkan
baik. Hal ini merupakan suatu Tanggung Jawab Kinerja bagi Karyawan untuk
diperlukan melihat kondisi Karyawan yang perlu penanganan yang intesif dan
seksama. Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.38 berarti
Baik
yang cepat sesuai ukuran . Hal ini untuk menghindari masa Pengaduan Pelanggan
dan hal hal yang tidak diinginkan dalam hasil daripada . Bila dilihat dari rata rata
skor (Mean) item sebesar 4.14 berarti mendekati skala 4, hal ini menunjukkan
penanganan
menular merupakan hal khusus ditangani oleh Karyawan tersebut . Hal ini
rata rata skor (Mean) item sebesar 4.24 berarti terdapat pada skala 4 , hal ini
Induk PLTA Sutami Karangkates di Kabupaten Malang adalah baik dan terus
Helm adalah salah satu bentuk alat Pengaman dan Keselamatan bagi
Karyawan pengguna jasa dalam proses kinerja. Tetapi Penggunaan Helm pada
Karyawan tersebut kurang begitu memiliki peran yang positif. Hal ini Bila
dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 2.84 berarti mendekati skala 3, hal
84
memiliki mereka yang kurang mampu dalam sudut Karyawan keuangan. Bila
dilihat dari rata rata skor (Mean) item (X2.9) sebesar 4.36 berarti mendekati skala
Gardu Induk PLTA Sutami Karangkates di Kabupaten Malang adalah baik . Hal
ini didukung sistem informasi manajemen yang baik dalam operasional pada
Karyawan tersebut
untuk diberikan fasilitas yang khusus dalam rehabiltasi .Bila dilihat dari rata rata
skor (Mean) item sebesar 3.02 berarti mendekati skala 3, hal ini menunjukkan
bahwa Bantuan Sosial pada Karyawan Gardu Induk PLTA Sutami Karangkates
Orientasi merupakan fokus kinerja kepada Karyawan . Bila dilihat dari rata
rata skor (Mean) item sebesar 3.82 berarti mendekati skala 4, hal ini menunjukkan
bahwa nilai Orientasi pada Karyawan Gardu Induk PLTA Sutami Karangkates
membedakan strata sosial dalam tindakan kinerja. Bila dilihat dari rata rata skor
(Mean) item sebesar 3.74 berarti mendekati skala 4, hal ini menunjukkan bahwa
85
tindakan . Hal ini diterapkan kepada Karyawan yang mendapati jam kerja (Shif)
baru untuk menindaklanjuti proses kinerja selanjutnya. Bila dilihat dari rata rata
skor (Mean) item sebesar 3.48 berarti mendekati skala 3, hal ini menunjukkan
bahwa Kedisiplinan terhadap rencana tugas pada Karyawan Gardu Induk PLTA
berikutnya.Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.54 berarti
baik
atau kasus yang dilakukan Karyawan untuk memberikan tindakan kinerja. Bila
dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.48 berarti mendekati skala 3, hal
ini menunjukkan bahwa Ketepatan an pada Karyawan Gardu Induk PLTA Sutami
tolok ukur dari pada Hasil Kinerja daripada AdmnistrasiKaryawan . Bila dilihat
dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.82 berarti mendekati skala 4, hal ini
yang Baik
kinerja, jika dalam waktu yang tak terduga perlu diadakan tindakan yang
mendadak tidak perlu diragukan lagi, tetapi hal ini perlu tingkatkan secara
struktural. Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.60 berarti
Malang memiliki nilai baik. Khusus yang shif malam pada perlu adanya
perkembangKinerjapada Karyawan . Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item
sebesar 3.80 berarti mendekati skala 4 , hal ini menunjukkan bahwa Pengawasan
dan diawasi secara serius baik secara dan penggunaan bahan baku yang Baik.
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.72 berarti mendekati skala 4,
memiliki ketelitian dalam kinerjanya . Hal ini diperlukan untuk proses waktu demi
daripada Karyawan . Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.70
berarti mendekati skala 4, hal ini menunjukkan bahwa Ketelitian dalam pada
terhadap . Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.56 berarti
di Kabupaten Malang memiliki nilai baik. Hal ini perlu diperhatikan bila terjadi
keterlambatan dalam memenuhi jam kerja artinya belum memenuhi Hasil Kinerja
yang diharapkan, maka presentasi dan kehadiran Karyawan perlu diperketat dan
Kepuasan (Y), dimana dari hasil Persamaan Regresi linier Berganda menyatakan
sebesar 24 %. Sedangkan dilihat dari Nilai signifikan t sebesar 0.085 berarti lebih
kecil dari pada 0.05. Artinya Jawaban Responden Kualitas secara parsial
keamanan dalam proses . Hal ini memberikan kontribusi yang kuat sekali
terhadap Kebutuhan untuk . Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar
terjadinya mal praktek dan keselahan tindakan tidak terjadi dalam proses kinerja.
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.12 berarti mendekati skala 4,
yakni penjagaan satpam 24 jam, Karyawan yang dikelilingi oleh tembok dengan
menjaga ,Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.78 berarti
dan Perusahaan. Dengan keamanan adminitrasi Perusahaan tidak perlu ragu untuk
melakukan proses tersebut dan tidak perlu kuatir jika terjadi tindakan kriminalitas
terhadap proses administrasi. Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar
4.06 berarti mendekati nilai 4, hal ini menunjukkan bahwa keamanan Karyawan
Ketepatan distribusi barang adalah suatu prediksi dari akhir an , hal ini
adalah suatu proses yang intensif atau reguler agar Karyawan segera yang
dipredisksikan kapan suatu kondisi Karyawan dapat . Bila dilihat dari rata rata
skor (Mean) item sebesar 3.52 berarti mendekati nilai 4, hal ini menunjukkan
positif dengan item sebelumnya yakni ketepatan distribusi barang. Bila dilihat dari
rata rata skor (Mean) item sebesar 3.56 berarti mendekati skala 4, hal ini
memberikan kontribusi yang baik kepada Perusahaan dengan harapan jika yang
menangani maka akan lebih intensif dan efekfi. Bila dilihat dari rata rata skor
(Mean) item sebesar 4.04 berarti mendekati skala 4, hal ini menunjukkan bahwa
dengan penyediaan kamar isolasi. Dengan penanganan yang intensif berarti fokus
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar 3.58 berarti mendekati skala 4,
hal ini menunjukkan bahwa pada Karyawan Gardu Induk PLTA Sutami
memiliki kepercayaan untuk Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item sebesar
Sutami Karangkates di Kabupaten Malang dapat dinilai baik.Hal yang tidak jauh
rata rata skor (Mean) item sebesar 4.06 berarti mendekati skala 4, hal ini berarti
Perhatian dan Orientasi Kerja daripada pada Karyawan Gardu Induk PLTA
91
Dalam pemberian informasi yang jelas dapal proses kinerja tentang waktu
minum , visitasi Karyawan dan jam berkunjung diperlukan informasi yang jelas
dari supaya Karyawan mengerti tindakan tindakan yang diperlukan. Hal ini
juga disertai dengan Semangat Kerja yang sopan supaya menciptakan buah
pikiran yang positif dan saling membangun antara Karyawan dan Karyawan .
Bila dilihat dari rata rata skor (Mean) item skala 4, hal ini menunjukkan bahwa
Gardu Induk PLTA Sutami Karangkates di Kabupaten Malang dapat dinilai baik.
kinerja senyuman merupakan faktor yang memiliki dampak yang besar terhadap
dengan senyumKinerja hati yang tulus untuk melayani. Bila dilihat dari rata rata
skor (Mean) item sebesar 3.88 berarti mendekati skala 4, hal ini menunjukkan
bahwa yakni bahwa senyum Karyawan pada Karyawan Gardu Induk PLTA
menciptakan panorama yang segar dalam kejiwaan Karyawan baik. Bila dilihat
dari rata rata skor (Mean) item sebesar 4.04 berarti mendekati skala 4, hal ini
ditingkatkan secara inovatif dan kreatif bukanlah suatu tindakan yang statis.
92
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
bahwa :
5.2 Saran
93
serta pertumbuhan.