Disusun Oleh:
Taufik Hidayat
PROGRAM PASCASARJANA
ADMINISTRASI PUBLIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
PENDAHULUAN
Kebijakan atas otonomi daerah terlahir dengan tujuan untuk menjaga pemerintahan
dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dengan cara mendorong
kemampuan prakarsa dan juga kreatifitas pemerintah daerah dan masyarakat daerah di dalam
mengejar kesejahteraan. Otonomi daerah secara teoritis dimaksudkan untuk membuat layanan
publik bisa lebih dekat dengan publik. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah telah ditetapkan pelaksanaan asas desentralisasi
melalui pembentukan Daerah Otonom Tingkat I dan Daerah Otonom Tingkat II, dimana
daerah otonom tersebut masing-masing berhak mengurus rumah tangganya sendiri
berdasarkan penyerahan urusan dari Pemerintah Pusat. Bahkan, untuk mendekatkan
pemerintahan kepada masyarakat, dalam undang-undang tersebut ditandaskan bahwa titik
berat otonomi daerah diletakkan pada Daerah Tingkat II, suatu tingkat pemerintah yang lebih
dekat kepada masyarakat.
Otonomi biasanya terwujud melalui pengalokasian dan pendistribusian kekuasaan,
serta pendelegasian wewenang dan tanggungjawab. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan-
kebijakan yang mendasar dalam pelayanan publik yang merupakan paradigma, yaitu
bagaimana para pelaku kebijakan melihat tantangan dan bagaimana menyelesaikan persoalan.
Cara pandang terhadap persoalan dan pemecahannya akan memposisikan pemerintahan
secara berbeda, sehingga peranannya dan jenis kebijakan yang dihasilkan juga berbeda. Hasil
yang diharapkan dari otonomi adalah pemberian pelayanan publik yang lebih memuaskan,
pengakomodasian partisipasi masyarakat, pengurangan beban pemerintah pusat, penumbuhan
kemandirian dan kedewasaan daerah, serta penyusunan program yang lebih sesuai dengan
kebutuhan daerah.
Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan oleh pemerintah sejak tahun 2001
membawa perubahan dalam pelaksanaan pemerintahan di daerah. Salah satu perubahan itu
adalah pemberian wewenang yang lebih luas dalam penyelenggaraan beberapa bidang
pemerintahan. Seiring dengan bertambah luasnya kewenangan ini, maka aparat birokrasi
pemerintahan di daerah dapat mengelola dan menyelenggaraan pelayanan publik dengan
lebih baik sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Pelayanan publik disini merupakan
bentuk pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah kepada masyarakat dalam rangka
memberikan kepuasan kepada masyarakat. Pekerjaan pelayanan merupakan pekerjaan jasa
yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah maupun perusahaan swasta dalam bidang jasa.
Pekerjaan pelayanan ini tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan. Rasa dari pelayanan
tersebut adalah kepuasan sehingga pelayanan yang baik dapat diukur dari kepuasan yang
diterima oleh para pengguna pelayanan tersebut. Namun kualitas pelayanan publik hingga
saat ini masih diwarnai oleh pelayanan yang sulit untuk diakses, prosedur yang berbelit-belit
ketika harus mengurus suatu perijinan tertentu, biaya yang tidak jelas serta terjadinya praktek
pungutan liar, hal tersebut dapat dijadikan sebagai indikator rendahnya kualitas pelayanan
publik di Indonesia. Terdapat kecenderungan di berbagai instansi pemerintah pusat yang
enggan menyerahkan kewenangan yang lebih besar kepada daerah otonom, akibatnya
pelayanan publik menjadi tidak efektif, efisien dan ekonomis, dan tidak menutup
kemungkinan unit-unit pelayanan cenderung tidak memiliki responsibilitas, responsivitas,
dan tidak representatif sesuai dengan tuntutan masyarakat.
PEMBAHASAN
A. Otonomi Daerah
Menurut Hoessein (1994), otonomi daerah adalah untuk mengurangi beban dipundak
pemerintah yang lebih atas, tercapainya efisiensi dan efektivitas layanan kepada masyarakat,
pengunaan sumber daya yang lebih efektif, pemantapan perencanaan pembangunan dari
bawah, peningkatan persatuan dan kesatuan nasional serta keabsahan politik pemerintah
dengan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada masyarakat untuk mengenali
masalah yang dihadapi dan menyampaikannya kepada instansi pemerintah tersebut.
B. Pelayanan Publik
Pelayanan publik yang handal merupakan salah satu syarat agar tata pemerintahan
daerah mempunyai kriteria baik dalam penyelenggaraanya. Setiap masyarakat secara
umum menginginkan jasa pelayanan yang diterima dan yang dirasakan sesuai dengan
harapannya. Seluruh lapisan masyarakat menginginkan pelayanan yang sama dari
aparatur pemerintahan daerah, sebab setiap warga negara mempunyai kedudukan yang
sama didalam hukum dan berhak mendapatkan pelayanan yang sama. Pelayanan yang
bersahabat dan profesional sudah menjadi suatu syarata yang harus dipenuhi oleh para
penyelenggara administrasi pemerintahan daerah. Adapun starndar pelayanan merupakan
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang
berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur.
Daerah otonom memiliki kewenangan yang cukup luas untuk mengembangkan
daerahnya terutama dalam bidang pelayanan publik. Dalam rangka melaksanakan
otonomi daerah, pemerintah berinovasi melalui pengelolaan pengetahuan dan teknologi.
Pengelolaan pengetahuan dan teknologi dalam pelayanan publik bertujuan untuk :
a. Meningkatkan kulaitas pengambilan keputusan pelayanan publik
b. Membantu partisipasi publik dalam pengambilan keputusan
c. Membantu kapabilitas modal sosia dan intelektual
d. Mengembangkan tim kerja manajemen pengetahuan
Manajemen pelayanan publik adalah suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk
menyususn rencana, mengimplementasikan rencana itu, mengkoordinasikan dan
menyelesaikan aktivitas- aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan
yang tegas dan ramah terhadap konsumen, terciptanya interaksi khusus dan kontrol
kualitas dengan pelanggan. Manajemen pelayanan publik juga dapat diartikan sebagai
suatu proses perencanaan dan pengimplementasiannya serta mengarahkan dan juga
mengkoordinasikan aktivitas- aktivitas pelayanan publik demi tercapainya tujuan-tujuan
pelayanan publik yang telah ditentukan sebelumnya. Manajemen pelayanan publik yang
baik tentu saja akan berpengaruh dalam memberikan layanan yang berkualitas, sebaliknya
buruknya kualitas pelayanan publik maka akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah. Objek utama dari manajemen pelayanan publik adalah
pelayanan itu sendiri, jadi dapat disimpulkan manajemen pelayanan publik sebagai
manajemen proses, dimana sisi manajemen yang mengatur dan mengendalikan proses
layanan, agar mekanisme kegiatan pelayanan dapat berjalan dengan tertib, lancar, tepat
sasaran, serta memuaskan bagi pihak yang dilayani.
Instrumen pemerintahan daerah merupakan alat atau sarana yang ada pada
pemerintah daerah untuk melakukan tindakan atau perbuatan pemerintahan yang memuat
berbagai jenis atau macam instrumen pemerintahan daerah. Dengan kata lain, yang
dimaksud dengan instrumen pemerintahan daerah adalah alat atau sarana yang dapat
digunakan oleh pemerintah daerah dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya. Oleh karena
itu, pemerintah daerah memiliki peranan bagaimana pelayanan publik didaerah.
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2015 Tentang Pemerintah Daerah, bahwa urusan
pemerintahan daerah yang tercantum dalam lampiran undang-undang tersebut tidak
terpisahkan, maka memiliki hubungan yang erat dengan pelayanan publik secara umum
yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
Dari dimensi pemerintahan, dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah memiliki
peran kuat dalam penyediaan layanan publik (strong local government). Hal ini dapat
dipastikan dari berbagai indikator, seperti luasnya fungsi yang diemban daerah karena
menganut general competence principle. Indikator lainnya adalah cara penyediaan
layanan publik yang bersifat positif, atau kuatnya inisiatif pemerintah dalam penyediaan
layanan publik. Indikator berikutnya adalah derajat otonomi yang kuat, ditandai dengan
adanya hak untuk mengatur dan mengurus sendiri dari setiap fungsi yang diemban.
Sedangkan Indikator terakhir adalah derajat kontrol pemerintah pusat yang rendah, karena
menggunakan cara represif. Ditinjau dari dimensi politik, dapat diketahui bahwa
penyelenggaraan demokrasi dalam pemerintahan di daerah, mempergunakan cara
demokrasi perwakilan. Ini mengandung arti bahwa penyelenggaraan pemerintahan secara
intensif tidak dijalankan secara langsung oleh masyarakat sebagai stakeholder utama
pemerintahan daerah, tetapi dijalankan wakil masyarakat yang dipilih setiap lima tahun
sekali.
Masyarakat memandang pelayanan publik merupakan hak masyarakat sebagai
sarana pemenuhan kebutuhan mendasar masyarakat untuk mencapai kesejahteraan sosial.
Oleh karena itu nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan keterlibatan masyarakat
dalam mengambil kebijakan merupakan faktor pendukung dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Saat ini perhatian masyarakat tertuju pada sejauh mana
otonomi daerah dapat memberikan peningkatan kualitas dan efektifitas pelayanan publik.
Hal ini disebabkan karena pada masa orde baru yang bersifat sentralistik menimbulkan
daerah tidak dapat mengambil kebijakan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
masyarakat sehingga kualitas pelayanan publik didaerah menjadi sangat rendah. Kondisi
seperti ini dapat membuat kualitas pelayanan publik didaerah menjadi sangat rendah.
Kondisi ini dapat membuat kualitas manajemen pemerintah menjadi tidak produktif,
efektif, dan tidak efisien sehingga muncul pula kualitas pelayanan publik yang tidak
akuntabel, tidak transparan, ditambah lagi dengan kedudukan masyarakat masih
diberlakukan sebagai objek, bukan sebagai subjek.
PENUTUP
Pelayanan publik yang prima, baik, dan benar merupakan salah satu indikator dari
pemerintahan yang baik dan tolok ukur penilaian keberhasilan suatu rezim kepemimpinan
serta pelaksanaan otonomi daerah. Sebagai organisasi publik, maka pemerintah daerah
perlu sejalan dengan pelayanan publik yang prima dengan berorientasi kepada kebutuhan
dan kepuasan publik. Untuk tercapainya pelayanan prima dalam otonomi daerah,
pemerintah daerah perlu memperhatikan dimensi-dimensi kualitas pelayanan, serta
penerbitan peraturan daerah yang mampu menempatkan masyarakat sehingga dapat
berpartisipasi sebagai informan, korektor, dan evaluator terhadap kualitas pelayanan
publik.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Fitriani. Model Pelayanan Publik terhadap Reformasi Birokrasi. Jurnal Ilmu
Pemerintahan. 2020. Vol 1 No 1. Halaman 16-25.
Artayasa, I Yoman, Kebijakan Publik dalam Meningkatkan Pelayanan Sebagai Implementasi
Otonomi Daerah di Kota Denpasar. 2020. Vol 3 No 1. Halaman 51-59.
Bunga, Marten. Model Pembentukan Peraturan Daerah yang Ideal dalam Penyelenggaraan
Otonomi Daerah. Jurnal Hukum dan Pembangunan. 2019. Vol 49 No 4. Halaman
818-833.
Botutihe, Nuzlan. Analisis Efektivitas Pelayanan Publik Pada Rumah Sakit Aloe Saboe
Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmu Administrasi. 2017. Volume 6 Nomor 1
Candra, Jelita. Efektivitas Pelayanan Publik: Pengaruh Disiplin Dan Iklim Kerja Terhadap
Efektivitas Pelayanan Aparat Pemerintah Kelurahan Kalibaru Jakarta Utara. 2018.
Vol 1 No 1. Halaman 1- 21.
Rehmuli, Karo. Peranan Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Publik. Jurnal Ilmiah
Integritas. 2019. Vol 4 No 1.
Wulandari, Herlina. Efektivitas Inovasi Program Pelayanan Publik Berbasis Egovernment.
Jurnal Respon Publik. 2020. Vol 14 No 3. Halaman 27-35.
Wibawa, I Gede Agus. Reformasi Kelembagaan Menuju Tata Pemerintahan dan Pelayanan
Publik Yang Berkualitas. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2017. Vol 8 No 1.
Halaman 45-51