Anda di halaman 1dari 5

Assalamualaikum Wr. Wb.

Hari ini saya akan membahas tentang Whole Of Government, Pelayanan Publik dan Manajemen ASN

Whole of Government adalah sebuah pendekatan fungsi dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan bersama dalam: Pembangunan kebijakan, Manajemen program; dan Pelayanan
Publik

WoG memilki karakteristik menekankan pada pelayanan yang terintegrasi sehingga memiliki prinsip
prinsip kolaborasi,kebersamaan,kesatuan tujuan bersama dan mencakup keseluruhan sector dalam
pemerintahan. WoG juga menekankan adanya penyatuan keseluruhan elemen pemerintahan lintas
sector. WoG dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan seumlah
instansi yang terkait dengan urusan urusan relevan.

Mengapa diperlukan whole of government, terrdapat beberapa hal yang menyebabkan Whole of
Government menjadi sangat penting untuk diimplementasikan, yaitu :

1. Dorongan Publik
Terdapat dorongan dari public dalam mewujudkan integrasi kebijakan,program pembangunan
dan pelayanan agar tercipta penyelengaraan pemerintahan yang lebih baik
2. Ego Sektoral
Terdapat fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya kompetisi antar
sector dalam pembangunan
3. Keberagaman
Latar belakang Negara republic Indonesia yang memiliki keragaman nilai budaya,adat,dan nilai
lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa
4. Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi informasi mendorong pentingnnya penerapan WoG dalam
menyatukan intitusi pemerintah.

Bagaimana cara melaksanakan WOG :


1. Respon Pemerintah Terintegrasi
2. Menghilangkan Sekat Sektoral
3. Kerjsama Antar Instansi Pemerintah
4. Kolaborasi
5. Koordinasi
6. Sinergitas

Dalam menjalankan praktek dari whole of government ini terdapat beberapa tantangan, yaitu :

Yang pertama dari segi SDM dan Institusi, terjadi perbedaan kapasitas SDM dari berbagai sector yang
terlibat dalam WoG sehingga dapat menghambat dari implementasi WoG tersebut. Yang kedua dari nilai
budaya, dikarena tedapat penyatuan dari lintas sector tentu saja akan terdapat beberapa perbedaan
nilai budaya yang bisa menjadi kendala dalam WoG tersebut. Dan yang terakhir adalah dari segi
Kepemimpinan, dalam menjalankan WoG dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu mengakomodasi
perubahan nilai dan budaya organisasi dan dapat meramu SDM yang tersedia guna mencapai tujuan
terwujudnya Whole Of government tersebut.

Pelayanan Publik

Menurut UU No. 24 Tahun 2009 tentang pelayanan public, pelayanan public adalah Kegiatan Atau
Rangkaian Kegiatan Dalam Rangka Pemenuhan Kebutuhan Pelayanan Sesuai Dengan Peraturan
Perundang –Undangan Bagi Stiap Warga Negara Dan Peduduk Atas Barang,Jasa Dan/Atau Pelayanan
Administrative Yang Disediakan Oleh Penyelenggara Pelayanan Public

Pelayanan public dapat dilklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu :

1. Pelayanan Administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan dokumen resmi yang dibutuhkan
oleh public, contohnya pembuatan KTP dan KK di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
2. Pelayanan Barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang yang
digunakan oleh public, contohnya Penyediaan Pasokan listik dan Air Bersih
3. Pelayanan Jasa, Yaitu Pelayanan yang menghasilkan berbagai jasa yang dibutuhkan oleh
public,contohnya seperti pelayanan kesehatan pada rumah sakit dan puskesmas
4. Pelayanan regulative, pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan perundang –
undangan maupun kebijakan public yang mengatur sendir – sendi kehidupan masyrakat.

Terdapat prinsip prinsip pelayanan public, yaitu :

1. Kesederhanaan
2. Kejelasan
3. Kepastian Waktu
4. Akurasi
5. Keamanan
6. Tanggung Jawab
7. Kelengkapan sarana dan prasarana
8. Kemudahanan Akses
9. Kedisplinan, kesopanan dan keramahan
10. Kenyamanan

Kualitas Pelayanan Publik

Dalam meningkatkan kualitas pelayanan public, terdapat beberapa factor yang mempengaruhi kualitas
pelayanan public tersebut, yaitu :

1. Prosedur Pelayanan
2. Waktu Penyelesaian
3. Biaya Pelayanan
4. Produk Pelayanan
5. Sarana dan Prasarana
6. Kompetensi petugas

Terdapat beberapa Langkah strategis yang dapat dilakukan dalam peningkatan pelayan public , yaitu :

1. Membangun kesadaran melayani bagi aparatur Negara


2. Membangun kesadaran masyarakat sebagai konsumen dengan membuka kesempatan seluas
luasnya kepada masyarakat baik langsung maupun melalui media massa untuk menyampaikan
saran atau pengaduan mengenai pelayanan masyarakat
3. Memberikan reward dan punishment yang seimbang
4. Mengadakan kompetisi pelayanan untuk instansi yang memberikan pelayanan sejenis
5. Melaksanakan perbaikan mutu pelayanan public dengan menciptakan standar pelayanan umum.

Manajemen adalah sebuah proses dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara
bekerja secara bersama sama dengan orang orang dan sumber daya yang dimiliki organisasi

Sedangkan manajemen Aparatur sipil Negara adalah pengelolaan Aparatur sipil Negara untuk
menghasilkan pegawai negeri sipil yang professional,memiliki etika dasar,etika profesi,bebas dari
intervensi politik,dan bersih dari praktik korupsi,kolusi dan nepotisme

Aparatur sipil Negara terdiri dari 2 jenis yaitu :


PNS : merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan dan
memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

PPPK : setiap warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan
perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan sesuai
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan perundang-undangan.

Pegawai ASN Memiliki 3 buah fungsi yaitu :


1. Pelaksana Kebijakan Publik
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas serta mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik
2. Pelayan Publik
ASN dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN juga senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Seorang ASN
juga diharapkan dapat menjadi role model bagi masyrakat

Hak dan Kewajiban


Dalam penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN, dikenal adanya asas proporsionalitas yang
mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban pegawai ASN.

Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang
dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum
Seorang PNS berhak memperoleh:
1. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2. cuti;
3. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. perlindungan; dan
5. pengembangan kompetensi
sesuai dengan asas proporsionalitas, hak yang diterima ASN diiringi dengan kewajiban yang harus
dipenuhi.

Kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban
adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan.
Seorang PNS berkewajiban :
1. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2. Menjaga Kesatuan dan Persatuan Bangsa
3. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
4. Menaati ketentuan perundang – undangan
5. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab
6. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada
setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
7. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
8. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sistem Merit

System merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama,
asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

Pengambilan keputusan dalam pengelolaan SDM harus dilakukan dengan melihat pada kemampuan dan
kualifikasi seseorang dalam atau untuk melaksanakan pekerjaan dan tidak berdasarkan pertimbangan
subyektif seperti afiliasi politik, etnis, dan gender.

sistem merit mendukung keberadaan prinsip akuntabilitas yang saat ini menjadi tuntutan dalam sektor
public. Sedangkan bagi pegawai system ini Menjamin keadilan dan juga menyediakan ruang keterbukaan
dalam perjalanan karir seorang pegawai. Oleh karena itu kinerja ASN menjadi indikator utama yang
menentukan kualitas ASN itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai