Anda di halaman 1dari 22

Tugas agenda 2 : Tugas Podcast dan Resume Materi

BerAKHLAK

Nama Peserta : Diana Yusuf


Angkatan : 51
Kelompok :3

 TUGAS PODCAST BERAKHLAK

Link : https://youtu.be/Y8oQAOq7_SU

 REMUSE BERAKHLAK
1. BERORIENTASI PELAYANAN

 Definisi
Orientasi pelayanan adalah sikap dan perilaku kerja seorang ASN dalam
memberikan pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara lain meliputi masyarakat,
atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/ atau instansi lain. Seorang abdi negara
haruslah memiliki jiwa yang bisa melayani. Abdi negara adalah abdi masyarakat yang
harus bisa melayani masyarakat tanpa pamrih.

 Perlaku/ Kode Etik


a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan.
c. Melakukan terus menerus perbaikan tiada henti.

Memberikan pelayanan publik yang rofesional dan berkualitas merupakan salah satu fungsi
dan tugas ASN berdasarkan Undang-Undang ASN.

 Definisi
Pelayanan publik merupakan sebuah service dari produk yang tidak berwujud,
berlangsung sebentar dan dirasakan atau dialami” Artinya service merupakan produk
yang tidak ada wujud atau bentuknya sehingga tidak ada bentuk yang dapat dimiliki,
dan berlangsung sesaat atau tidak tahan lama, tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh
penerima layanan. (Christoper H. Lovelock )

 Penyelenggara pelayanan publik


o Unsur penting yang harus ada:
a. ASN sebagai penyelenggara
b. publik/masyarakat sebagai penerima layanan
c. kepuasan masyarakat/pelanggan (customer satisfaction)

Masyarakat dalam UU 25/2009 adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun
penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang
berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Penyelenggara Pelayanan Publik menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009


tentang Pelayanan Publik adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi,
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan
pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan
pelayanan publik

 Hal Fundamental dalam Pelayanan Publik


o Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi.
o Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga
negara.
o Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang
strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
o Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi
untuk memberikan perlindungan bagi warga negara (proteksi)

 Prinsip Dalam Pelayanan Publik


 Partisipatif
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi hasilnya.
 Transparan
Penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara
untuk mengetahui sgala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya.
Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesar- besarnya untuk
mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan.

 Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik
yang mereka butuhkan, akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan.
 Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain.
 Mudah dan Murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan
mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh
warga negara.
 Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan dilakukan dengan prosedur yang sederhana,
tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
 Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan non fisik.
 Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas
dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang
mereka bayar.
 Berkeadilan
Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara dari praktik
buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain

2. AKUNTABEL
Menurut UU No.25/2009 pasal 4 tentang Layanan Publik menyebutkan akuntabiltas
sebagai salah satu asas pelayanan publik.
 Definisi
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat
dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik
(Matsiliza dan Zonke, 2017)

 Aspek-Aspek Akuntabilitas
o Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is arelationship)
hubungan dua pihak antara individu/institusi dengan negara dan
masyarakat.
o Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah
yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
o Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
o Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
o Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

 Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
o Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)
o Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional)
o Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

 Tingkatan Akuntabilitas
o Akuntabilitas Personal
o Akuntabilitas Individu
o Akuntabilitas Kelompok
o Akuntabilitas Organisasi
o Akuntabilitas Stakeholder

 Mekanisme Akuntabilitas
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi:
o Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability forprobity and
Akuntabilitas proses (process accountability).
o Akuntabilitas program (program accountability).
o Akuntabilitas kebijakan (policy accountability legality).

 Menciptakan Lingkungan Akuntabel


1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan
dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by example)
2. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
o Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok
internal dan eksternal
o Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan
korupsi dalam pengambilan keputusan
o Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
o Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
3. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi
dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan,
dan peraturan yang berlaku.
4. Tanggung Jawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan
kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari
setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus dipelihara
dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
8. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam
melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
9. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya
komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.

3. KOMPETEN

Seiring perkembangan waktu, dalam melaksanakan pelayanan publik, setiap ASN


harus selalu dapat meningkatkan potensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah. Peningkatan kompetensi ini sangat penting, bahkan telah diamanatkan dalam
ketentuan Peraturan Pemerintah tentang Manajemen PNS, bahwa setiap aparatur
diberikan hak 20 jam pelatihan setiap tahunnya. Hal ini semata-mata agar setiap ASN
dapat melaksankan tugas dengan kualitas terbaik.

Perencanaan penngembangan kompetensi untuk mewujudkann ASN yang


profesional, tentu harus dengan mempertimbangkan kebutuhan umum organisasi
tersebut. Link and Match dengan kebutuhan Organisasi dan pegawai dengan sistem
perencanaan yang rasional, holistik atau terintegerasi, terarah, efektif dan efisien.

 Contoh sikap dari ASN yang melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik seperti
o Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
o Mempertanggung jawabkan tindakan kinerjanya kepada publik
o Berkemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
o Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai lain.

 Kompetensi ASN
o Kompetensi Teknis
yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis
fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis;
o Kompetensi Manajerial
yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan
pengalaman kepemimpinan; dan
o Kompetensi Sosial Kultural
diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam
hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan

 Konsep Kompetensi
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan
pekerjaan.

 Prinsip Pengembangan Kompetensi ASN


o Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun individu
melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan pegawai
o Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi
o Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan
o Pengembangan kompetensi sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan
jabatan dan pengembangan karir

 Rencana Pengembangan Kompetensi ASN

o Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi


tahunan yang dituangkan dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi.

o Perencanaan pengembangan kompetensi untuk mewujudkan profesionalitas


ASN dengan mempertimbangkan kebutuhan individu pegawai dan kebutuhan
umum organisasi dengan sistem perencanaan yang rasional, holistik
(terintegrasi), terarah, efektif dan efisien.

 Cara Meningkatkan Kompetensi Diri


o Merubah mindset: aktif meningkatkan kompetensi diri adalah keniscayaan,
merespon tantangan lingkungan yang selalu berubah, dengan paradigma: learn,
unlearn dan relearn
o Mengembangkan mandiri secara heutagogik atau “net-centric”, berbasis sumber
pembelajaran utama dari Internet (jembatan belajar yang lebih personal).
o Memanfaatkan sumber keahlian pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit
kerja/instansi tempat bekerja atau tempat lain.
o Melakukan jejaring formal/informal (network), yang mengatur diri sendiri dalam
interaksi dengan pegawai lain dalam dan atau luar organisasi.
 Cara Membantu Orang Lain Belajar
o Aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open
Forums)
o Memanfaatkan dokumen kerja seperti laporan kerja, materi presentasi, artikel,
dan memasukannya ke dalam repositori, di mana ia dapat dengan mudah
disimpan dan diambil (Knowledge Repositories).
o Aktif mengakses dan mentransfer Pengetahuan (Knowledge Access and
Transfer), dalam bentuk: melibatkan dalam jejaring ahli (experts network),
mendokumentasikan pengalaman/pengetahuan; dan menuliskan pengetahuan
bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned)
o Sosialisasi informal seperti morning tea/coffee (sering kali menjadi ajang transfer
pengetahuan).

 Cara Melaksanakan Tugas Terbaik


o Pengetahuan menjadi karya: mewujudkan pengetahuan yang bertumbuh menjadi
karya nyata.
o Makna hidup dan bekerja baik: Pentingnya berkarya terbaik sejalan dengan tujuan
hidup seseorang.
o Tipikal individu semangat berkarya: yang dapat mendorong dan menahan
kesuksesan pekerjaan Anda.
 Kompeten:
o Mengembangkan Kompetensi Diri, Membantu Orang Lain Belajar,
dan Melaksanakan Tugas Terbaik (3M)
o Rencana Tindak Lanjut mewujudkan 3M untuk kompetensi peserta
o Evaluasi dan Feedback dari materi pelatihan.

4. HARMONIS

Berawal dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti
“Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik juga harus dapat
menghargai setiap orang apapun latar belakang mereka. Penting bagi setiap ASN
untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena
dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif.Suasana
harmonis dalam lingkungan kerja akan membuatkan kita secara individu lebih tenang,
menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama,
meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan. Keaneka
ragaman suku bangsa itu dapat dipahami disebabkan karena kondisi letak geografis
Indonesia yang berada di persimpangan dua benua dan samudra. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya percampuran ras, suku bangsa, agama, etnis dan budaya
yang membuat beragamnya suku bangsa dan budaya diseluruh indonesia.
Keanekaragaman suku bangsa dan budaya membawa dampak terhadap kehidupan
yang meliputi aspek aspek sebagai berikut:
o Kesenian
o Religi
o Sistem Pengetahuan
o Organisasi social
o Sistem ekonomi
o Sistem teknologi
o Bahasa.

 Keanekaragaman Bangsa
o Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504
pulau. Nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi
mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020, Indonesia menjadi negara
berpenduduk terbesar keempat di dunia.
o Indonesia juga dikenal karena kekayaan sumber daya alam, hayati, suku bangsa
dan budaya nya. Kekayaan sumber daya alam berupa mineral dan tambang,
kekayaan hutan tropis dan kekayaan dari lautan diseluruh Indonesia.

 Potensi dan Tantangan dalam Keanekaragaman


Beberapa jenis konflik yang sering terjadi akibat dari perbedaan tersebut
o Konflik antarsuku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang
lain. Perbedaan suku seringkali juga memiliki perbedaan adat istiadat, budaya,
sistem kekerabatan, norma sosial dalam masyarakat. Pemahaman yang keliru
terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan konflik dalam masyarakat.
o Konflik antaragama yaitu pertentangan antarkelompok yang memiliki keyakinan
atau agama berbeda. Konflik ini bisa terjadi antara agama yang satu dengan
agama yang lain, atau antara kelompok dalam agama tertentu.
o Konflik antarras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain.
Pertentangan ini dapat disebabkan sikap rasialis yaitu memperlakukan orang
berbeda-beda berdasarkan ras.
o Konflik antargolongan yaitu pertentangan antar kelompok dalam masyarakat atau
golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat
dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal daerah, dan sebagainya.

 Dampak Dari Konlik yang Terjadi


o Suasana Bekerja dan Lingkungan Tidak Nyaman
o Pekerjaan terbengkalai
o Kinerja buruk
o Layanan kepada masyarakat tidak optimal
 Pentingnya Suasana Harmonis
Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu
tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan
bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada
pelanggan.

 Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuanketentuan tertulis.

 Etika ASN sebagai Individu, dalam Organisasi, dan Masyarakat


o Perubahan Mindset
• Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan
• Kedua, merubah dari wewenang menjadi peranan
• Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus
dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.

o Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan


• Toleransi
• Empati
• Keterbukaan terhadap perbedaan
 Peran ASN Harmonis
o Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral
dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada.
Adil, berarti PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif
dan harus obyektif, jujur, transparan.
o PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas,
dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan
kelompok tersebut.
o PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
o Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki
sukamenolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS
lainnya yang membutuhkan pertolongan
o PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.

 ASN Harmonis
Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN,
tugas pegawai ASN adalah sebagai berikut.
o Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
o Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
o Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

5. LOYAL

Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagaimana tersebut di
atas adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal
terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN
kepada pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku, karena ASN merupakan bagian atau
komponen dari pemerintahan itu sendiri. Bersamaan dengan peluang pemanfaatan
teknologi informasi sebagaimana diuraikan di atas, ASN milenial juga dihadapkan
pada berbagai tantangan yang harus (dan hanya dapat dihadapi) dengan sifat dan
sikap loyal yang tinggi terhadap bangsa dan negara, seperti information overload,
yang dapat menyebabkan paradox of plenty, dimana informasi yang ada sangat
melimpah namun tidak dimanfaatkan dengan baik atau bahkan disalahgunakan.

 Definisi
Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa
adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Loyalitas
merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal
seseorang, terdapat banyak faktor yang akan memengaruhinya.
 Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
o Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
o Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara
o Menjaga rahasia jabatan dan negara.

 karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas


pegawainya

o Taat pada Peraturan


Seorang pegawai yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Sesuai dengan
pengertian loyalitas, ketaatan ini timbul dari kesadaran amggota jika peraturan
yang dibuat oleh organisasi semata-mata disusun untuk memperlancar jalannya
pelaksanaan kerja organisasi.

o Bekerja dengan Integritas


Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal dapat dilihat dari seberapa besar dia
menunjukkan integritas mereka saat bekerja. Integritas yang sesungguhnya adalah
merek bekerja dengan melakukan hal yang benar, tidak hanya sekedar mengikuti
paham/kepercayaan pribadi dan tanpa peduli orang lain tahu atau tidak.

o Tanggung Jawab pada Organisasi


Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, maka
secara otomatis ia akan merasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap
organisasinya.

o Kemauan untuk Bekerja Sama


Pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, tidak segan untuk
bekerja sama dengan anggota lain.

o Rasa Memiliki yang Tinggi


Adanya rasa ikut memiliki pegawai terhadap organisasi akan membuat pegawai
memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap organisasi

o Hubungan Antar Pribadi


Pegawai yang memiliki loyalitas tinggi akan mempunyai hubungan antar pribadi
yang baik terhadap pegawai lain dan juga terhadap pemimpinnya.

o Kesukaan Terhadap Pekerjaan


Sebagai manusia, seorang pegawai pasti akan mengalami masa-masa jenuh
terhadap pekerjaan yang dilakukannya setiap hari. Tetapi akan mampu
menghadapi permasalahan ini dengan bijaksana.

o Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan


“Sebuah ketidaksetujuan (dissagreement) adalah baik untuk organisasi. Justru itu
dapat membantu organisasi dalam mengambil sebuah keputusan”. Pegawai yang
loyal akan berusaha untuk senatiasa mensharing-kan opini mereka, bahkan saat
mereka tahu bahwa pimpinan tidak mengapresiasi opini mereka, untuk kemajuan
organisasinya.

o Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain


Mereka yang bisa menjadi teladan biasanya akan selalu berpegang teguh pada nilai
organisasi, berorientasi pada target, kemampuan interpersonal yang kuat, cepat
adaptasi, selalu berinisiatif, dan memiliki kemampuan memecahkan masalah
dengan baik.

 Panduan Mengaktualisasikan Perilaku Loyal


o Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu atau
hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
o Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, danwaktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia.
o Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang
diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja,
profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk
mencapai sesuatu yang lebih baik
o Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan
keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu sikap
cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita bernegara.
o Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat,
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau
satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

 Membangun Perilaku Loyal


o Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
o Memenuhi Kebutuhan Rohani
o Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
o Melakukan Evaluasi secara Berkala
o Memantapkan Wawasan Kebangsaan
o Meningkatkan Nasionalisme
6. ADAPTIF

 Definisi
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai
tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang
berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003)

 Batasan Pengertian Adaptif


o Proses mengatasi halanganhalangan dari lingkungan.
o Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan.
o Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
o Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan.
o Memanfaatkan sumbersumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan
sistem.
o Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.

 Adaptif sebagai Nilai dan Budaya ASN

o Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir


(personal mastery)
o Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau citacita yang akan dicapai bersama
(shared vision)
o Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi
ingin wujudkan (mental model)
o Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatankegiatan untuk
mewujudkan visinya (team learning)
o Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda,atau bermental
silo (systems thinking).

 Penerapan Budaya Adaptif


o Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
o Memanfaatkan peluang peluang yang berubah-ubah
o Mendorong jiwa kewirausahaan
o Terkait dengan kinerja instansi
o Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra,
masyarakat dan sebagainya

 Ciri-ciri Individu Adaptif


o Eksperimen orang yang beradaptasi
o Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan
o Memiliki sumberdaya
o Selalu berpikir ke depan
o Tidak mudah mengeluh
o Tidak menyalahkan
o Tidak mencari popularitas
o Memiliki rasa ingin tahu
o Memperhatikan system
o Membuka pikiran
o Memamhami apa yang sedang diperjuangkan.

 Perbedaan Perusahaan Adaptif vs Non Adaptif

o Perusahaan Adaptif
- Perilaku yang terlihat
Manajer sangat memperhatikan seluruh konstituen mereka, khususnya
pelanggan dan mengawali perubahan bila diperlukan untuk mendukung
kepentingan yang terlegitimasi, meskipun harus menanggung risiko.

- Nilai yang diungkapkan


Manajer sangat memperhatikan pelanggan, pemegang saham dan karyawan.
Mereka juga sangat menghargai orang dan proses yang dapat menghasilkan
perubahan yang dapat menghasilkan perubahan yang bermanfaat (inisiatif
kepemimpinan ke atas dan bawah dalam hirarki manajemen).

o Perusahaan Non Adaptif


- Perilaku yang terlihat
Manajer cenderung berperilaku tertutup, politis dan birokratis. Akibatnya,
mereka tidak mengubah strategi dengan cepat untuk menyesuaikan diri atau
mengambil keuntungan dari perubahan lingkungan bisnis.
- Nilai yang diungkapkan
Manajer lebih memperhatikan diri sendiri, kelompok kerja yang terdekat
dengan beberapa produk (teknologi) yang berkaitan dengan kelompok
kerja. Mereka lebih menghargai proses manajemen yang teratur dan dengan
risiko yang berkurang daripada inisiatif kepemimpinan.

 Pengembangan Kapasitas Pemerintah Adaptif


o Pengembangan SDM adaptif
o Penguatan Organisasi adaptif
o Pembaharuan Institusional adaptif

 Dimensi Pembentuk Organisasi Kuat dan Imajinatif Perusahaan ya


o Kecerdasan organisasi
Organisasi menjadi cerdas ketika mereka berhasil mengakomodasi banyak suara
dan pemikiran yang beragam. idak
o Sumber Daya
Organisasi memiliki banyak akal ketika mereka berhasil mengurangi perubahan
atau bahkan lebih baik, menggunakan kelangkaan sumber daya untuk terobosan
inovatif.
o Desain
Organisasi dirancang dengan kokoh ketika karakteristik struktural nya mendukung
ketahanan dan menghindari jebakan sistemik.
o Adaptif
Organisasi adaptif dan fit ketika mereka melatih perubahan.
o Budaya
Organisasi mengekspresikan ketahanan dalam budaya ketika mereka memiliki
sisu—nilai-nilai yang tidak memungkinkan organisasi untuk menyerah atau
menyerah tetapi malah mengundang anggotanya untuk bangkit menghadapi
tantangan

7. KOLABORATIF

Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus


dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi
dan cita-cita. Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama akan
dapat menghasilkan nilai tambah, dan mempercepat mencapai tujuan bersama.

 Kolaborasi Pemerintahan
sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling
menguntungkan antar aktor governance.
o Mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik
Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif,
serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan
strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya.

 6 Kriteria Penting Untuk Kolaborasi


1) Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga
2) Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate
3) Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
dikonsultasikan oleh agensi publik
4) Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif
5) Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika
konsensus tidak tercapai dalam praktik)
6) Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen. Ansel dan Gash
(2007:544)

 Tahapan Dalam Melakukan Assessment Terhadap Tata Kelola Kolaborasi

1) Mengidentifikasi permasalahan dan peluang;


2) Merencanakan aksi kolaborasi; dan
3) Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi

 Model Collaborative Governance

Menurutnya starting condition mempengaruhi proses kolaborasi yang terjadi, dimana


proses tersebut terdiri dari membangun kepercayaan, face to face dialogue,
commitment to process, pemahaman bersama, serta pengambangan outcome antara
Desain kelembagaan yang salah satunya proses transparansi serta faktor
kepemimpinan juga mempengaruhi proses kolaborasi yang diharapkan menghasilkan
outcome yang diharapkan.

 Panduan Perilaku Kolaboratif


Organisasi yang memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
o Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu
terjadi
o Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan
mereka
o Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan
mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan
ketika terjadi kesalahan)
o Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi (universitas)
Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai
o Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik
o Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong
o Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan
yang diberikan

 Aktivitas Kolaborasi Antar Organisasi

o Kerjasama Informal
o Perjanjian Bantuan Bersama
o Memberikan Pelatihan
o Menerima Pelatihan
o Perencanaan Bersama
o Menyediakan Peralatan
o Menerima Peralatan
o Memberikan Bantuan Teknis
o Menerima Bantuan Teknis
o Memberikan Pengelolaan Hibah

 Proses Yang Harus Dilalui Dalam Menjalin Kolaborasi


o Trust building :
membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
o Face tof face Dialogue:
melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;
o Komitmen terhadap proses:
Pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership dalam proses; serta
keterbukaan terkait keuntungan bersama
o Pemahaman bersama:
berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait permasalahan, serta
mengidentifikasi nilai bersama
o Menetapkan outcome antara.

 Whole of Government (WoG); Kongkretisasi Kolaborasi Pemerintahan


sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi
yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan. WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

 Keuntungan WoG
• Outcomes-focused Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh K/L
sektoral secara masing masing.
• Boundary-spanning Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan
satuinstansi, tetapi lintas instansi
• Enabling WoG membuat pemerintah lebih mampu menangani tantangan
kebijakan yang kompleks
• Strengthening prevention WoG mendorong pencegahan terhadap masalah yang
mungkin berkembang lebih jauh

Anda mungkin juga menyukai