Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM FISIKA ATOM

JUDUL PERCOBAAN : MENENTUKAN KONSTANTA


PLANCK
NAMA : DIANA YUSUF
NIM : 200821002
KELOMPOK/GRUP :I
HARI/TANGGAL PERCOBAAN : 15 DESEMBER 2020
ASISTEN : LISA ARIANTY

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstanta Planck adalah konstanta yang ditetapkan berkat penelitian seorang fisikawan
teoritis dari Jerman bernama Max Planck. Max Planck lebih memusatkan penelitiannya
kepada termodinamika dan mekanika statistik. Cahaya mempunyai sifat yang dapat
dipantulkan dan dibiaskan. Jika kita melihat benda yang berada di dalam air, maka benda
akan kelihatan lebih dekat dengan kata lain dasarnya terlihat dangkal. Jika kita meletakkan
pensil ke dalam gelas dan melihatnya dari samping, pensil akan tampak patah. Hal ini
dikarenakan peristiwa pembiasan atau refraksi, dimana cahaya akan terpantul dengan
sempurna jika dipantulkan oleh bidang datar seperti cermin dan memantul secara tidak
teratur jika pada bidang yang tidak rata. Perambatan cahaya paling baik dijelaskan dengan
model gelombang tetapi pemahaman tentang pemancaran dan penyerapan memerlukan
pendekatan partikel. Dalam beberapa studi tentang fotoelektron, digunakan tabung vakum
dengan dua keping elektroda yang dihubungkan dengan rangkaian eksternal. Keping logam
yang permukaannya mengalami radiasi digunakan sebagai anoda. Sebagian dari
fotoelektron yang muncul dari permukaan logam yang mengalami radiasi memiliki energi
yang cukup untuk mencapai katoda, walaupun muatannya negatif, dan elektron tersebut
membentuk arus yang dapat diukur oleh amperemeter yang dihubungkan pada rangkaian
eksternal tadi. Ketika potensial V diperbesar, elektron yang mencapai katoda lebih sedikit.
Ini akan menyebabkan kuat arusnya menurun. Ketika potensial V diperbesar, elektron yang
mencapai katoda lebih sedikit. Ini akan menyebabkan kuat arusnya menurun.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Untuk menentukan panjang gelombang dari masing-masing spektrum warna .


2. Untuk menentukan nilai energi pada masing-masing spektrum warna.
3. Untuk menentukan nilai konstanta Planck dari masing-masing spektrum warna secara
praktikum .
BAB II

DASAR TEORI

Fisika yang berkembang sampai akhir abad sembilan belas dikenal sebagai fisika klasik dan
mempunyai dua cabang utama yaitu mekanika klasik newton dan teori medan elektromagnetik
maxwell. Mekanika kalsik dicirikan oleh kehadiran partikel sebagai suatu yang terkurang di
dalam ruang. Istilah terkurung secara sederhana dapat dikatakan sebagai adanya batas yang
jelas antara materi dan sesuatu di luar dirinya atau lingkungannya. Sedangkan medan
elektromagnetik dicirikan oleh kuantitas medan dari gelombang yang menyebar di dalam ruang.
Medan tersebar di dalam ruang bagai kaut dengan ketebalan yang berbeda dan menepis sampai
akhirnya benar-benar lenyap. Batas antara ruang bermedan dan ruang tanpa medan tidak jelas
atau kabur. Penemuan fenomena interferensi dan polarisasi cahaya di awal adab kesembilan
belas menyakinkan bahwa cahaya merupakan gelombang. Sifat gelombang dari cahaya
diidentifikasi beberapa dasawarsa kemudian sesuai perumusan Maxwel tentang teori medan
elektromagnetik merupakan salah satu menifestasi dari fenomena elektromagnetisnya. Fisika
terus berkembang dan temuan baru terus didapatkan. Tetapi sayang,beberapa finomena fisis
yang ditemukan diakhir abad sembulan belas. Jika suatu benda di panaskan ia akan meradiasi.
Hasil eksperimen yang menarik adalah sifat distribusi energi atau spektrum energi dari radiasi
benda hitam yang tergantung pada frekuensi cahaya dan temperatur. Benda hitam yang
tergantung pada frekuensi cahaya dan temperatur. Benda hitam didefinisikan sebagai benda
atau sesuatu yang menyerap semua radiasi yang diterimanya. Teori elektromagntik dapat
menerangkan banyak sekali teori. Namun teori fotolistrik tidak dapat diterangkan dengan teori
elektromagnetik ini. Hingga akhirnya Eistein angkat bicara dengan mengusung pengertian
radikal oleh Max Planck.
Ketika itu Planck mencoba menerangkan radiasi karakteristik yang dipancarkan oleh
benda mampat. Dikenalinya pijaran dari sepotong logam yang menimbulkan cahaya tampak,
tetapi panjang gelombang lain yang tak terlihat mata juga menimbulkan cahaya tampak. Sebuah
benda tidak perlu sangat panas untuk bisa memancarkan gelombang elektromagnetik. Semua
benda memancarkan energi seperti itu secara kontinu tidak peduli berapapun temperaturnya.
Pada temperatur kamar sebagian besar radiasinya terdapat pada bagian inframerah pada
spektrum, sehingga tidak terlihat. Planck dapat menurunkan rumus yang dapat menerangkan
radiasi sektrum ini (yaitu kecerahan relatif dari berbagai panjang gelombang yang ada) sebagai
fungsi dari temperatur dari benda yang meradiasikannya kalau ia menganggap bahwa radiasi
yang dipancarkan terjadi secara tak malar (diskontinu), dipancarkan dalam caturan kecil, suatu
anggapan yang sangat asing dalam teori elektromagnetik. Catuan ini disebut kuanta. Planck
mendapatkan bahwa kuanta yang berpautan dengan frekuensi tertentu f dari cahaya semuanya
harus berenergi sama energi E berbanding lurus dengan f. Untuk mengatasi kesulitan analisa
klasik, digunakan fakta bahwa gelombang elektromagnetik yang merupakan radiasi di dalam
rogga sebagai realisa praktis konsep benda hitam dapat dianalisa sebagai superposisi dari
karakteristik moda normal rongga. Dalam setiap moda normal, medan bervariasi secara
harmonik, dengan demikian setiap moda normal, ekivalen dengan osilator harmonik dan radiasi
membentu ensembel osilator harmonik.
Osilator di dalam benda hitam tidak memancarkan cahaya secara kontinu melainkan
hanya berubah amplitudonya taransisi amplitudo besar ke kecl menghasilkan emisi cahaya
sedangkan transisi dari amplitudo kecil ke besar dihasilkan dari absorbsi cahaya. Osilator hanya
bisa bisa memancarkan atau menyerap energi dalam satuan energi yang disebut kuanta sebesar
hf, dengan f adalah frekuensi osilator sedangkan h adalah konstanta baru yang diperkenalkan
oleh Max Planck yaitu Konstanta planck .
h= 6,626x10-34 Joule. Detik.
Uraian hipotesis Planck dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut. Distribusi energi dari
osilator tidak kontinyu, melainkan terkuantisasi terhadap persamaan berikut ,
En= n .h .f........................................................................................................................ (2.1)
dengan n bilangan bulat (0.1,2,...). Unsur dari kuantisasi umtuk frekuensi tertentu yang
diberikan maka selisih energi antara tingkat energi dua osilator berurutan. Ketika ia harus
menganggap bahwa energi elektromagnetik yang dirasiasikan oleh benda timbul secara
terputus-putus, Planck tidak pernah menyangsikan bahwa penjalarannya melalui ruang
merupakan gelombang elektromagnetik yang malar. Einstein mengusulkan bukan saja cahaya
dipancarkan menurut suatu kuantum pada suatu saat, tetapi juga menjalar menurut kuanta
individual. Kmaks adalah energi fotoelektron maksimum, h.f adalah isi energi dari masing-
masing kuantum cahaya datang, dan h.fo adalah energi minimum yang diperlukan untuk
melepaskan sebuah elektron dari permukaan logam yang disinari. Harus ada energi minimum
yang diperlukan oleh elektron untuk melepaskan diri dari permukaan logam, jika tidak
demikian, tentu elektron akan terlepas walaupun tidak ada cahaya datang. Energi h.fo
merupakan karakteristik dari permukaan itu, dan disebut fungsi kerja. Secara klasik, sebenarnya
peristiwa terpancarnya elektron dari permukaan logam yang disinari merupakan hal atau
fenomena yang wajar. Distribusi energi elektron terpancar tidak tergantung dari intensitas
cahaya.Berkas cahaya yang kuat hanya menghasilkan fotoelektron atau elektron terpancar lebih
banyak tetapi energi fotoelektron rata-rata sama saja dibanding fotoelektron oleh berkas cahaya
berintensitas lebih lemah dengan frekuensi sama. Tidak ada keterlambatan waktu antara
datangnya cahaya pada permukaan logam dan tefpancarnya elektron. (Purwanto, 2016)
Semenjak abad ke-16 sampai dengan sekarang ini konsep tentang cahaya masih menjadi sesuatu
yang misteri. Dua konsep penting dan saling bertentangan telah dikemukakan tentang
pengertian cahaya. Pertama dikemukakan oleh Newton (1643-1727), yang mengatakan bahwa
cahaya terdiri (tersusun) atas partikel individu yang dipancarkan oleh sumber cahaya dan
merambat dalam ruang berbentuk garis lurus. Sebaliknya oleh Huggens (1629-1695)
mengatakan bahwa cahaya berbentuk gelombang, seperti halnya gelombang air yang
permulaannya berbentuk lingkaran. Dari dua konsep yang berbeda ini, sepanjang sejarah fisika
terjadi perselisihan yang agak serius diantara fisikawan. Tetapi hal yang mengherankan kedua
konsep tersebut, menurut pengetahuan kita sekarang ini, adalah benar dan dapat didefinisi
dengan baik secara fisis dan matematis.Setelah abad ke-16, orang mulai meninggalkan konsep
” Cahaya Sebagai Partikel” yang dikemukakan oleh Newton, para ilmuwan mulai meyakini ide
yang dikemukakan oleh Huggens. Hal ini disebabkan banyak eksperimen (seperti peristiwa
difraksi, refleksi, interferensi, dst) dapat ditunjukkan oleh cahaya. Secara teoritis, Maxwell
(1813-1879) berhasil merumuskan persamaan gelombang cahaya yang merambat dalam ruang
vakum. Ini merupakan satu-satunya teori yang memperkuat konsep cahaya sebagai gelombang
dan .Maxwell berhasil Untuk memahami definisi hakikat cahaya tidak bisa dipisahkan dari
pemahaman hasil percobaan yang terkait dengan cahaya. Kajian tentang cahaya telah dimulai
pada awal tahun 1675 oleh Isaac Newton. Hasil kajian Newton, yang dikenal dengan teori
Corpuscular, menunjukkan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel kecil (tiny particles)
yang dipancarkan oleh satu sumber.
Walaupun Huygens pada tahun 1678 telah mengemukakan teori gelombang untuk
cahaya, namun tetap tidak diterima oleh pakar fisika ketika itu. Sehingga pada tahun 1801
Young menolak teori Newton dengan menunjukkan bahwa hasil percobaan difraksi hanya dapat
dijelaskan jika cahaya dipandang sebagai gelombang, bukan sebagai partikel. Pada tahun 1887,
Hertz berhasil membuktikan bahwa cahaya bagian dari gelombang elektromagnet dan Maxwell
juga berhasil mengembangkan persamaan gelombang elektromagnet.Pada awal abab ke-20
banyak pakar fisika yang mengembangkan percobaan, antaranya; radiasi benda hitam, efek
fotoelektrik, sinar-x, efek Compton, dan spektral garis optik. Fenomena yang ditunjukkan
melalui percobaan tersebut hanya dapat dijelaskan jika cahaya dipandang sebagai partikel,
bukan sebagai gelombang. Sehingga pada tahun 1901, Max Planck berhasil mengembangkan
persamaan energi diskrit untuk partikel-partikel gelombang elektrogmanet (cahaya) . Fenomena
difraksi dan energi diskrit adalah bukti bahwa cahaya dapat berkelakuan seperti gelombang atau
seperti partikel. Oleh karena itu, cahaya dapat kita katakan bukan gelombang dan juga bukan
partikel, tetapi dapat berkelakuan seperti gelombang atau seperti partikel.
Eksperimen celah ganda yang telah dilakukan Thomas Young adalah untuk mengamati
sifat difraksi dan sifat interferensi pada cahaya. Kenyataan ini menjadi pendukung untuk kita
katakan cahaya dapat berkelakuan seperti gelombang, yaitu sebagai gelombang
elektromagnetik. Sedangkan kita katakan cahaya berkelakuan seperti gelombang, berarti sifat-
sifat yang dapat kita amati adalah panjang gelombang, fenomena difraksi, fenomena
interferensi, sifat pemantulan, sifat pembiasan, tenaganya kontinu, dan kedudukannya
menyebar dalam ruangan.Eksperimen efek fotolistrik dan efek Compton adalah dua bukti
percobaan yang membolehkan kita untuk mengatakan bahwa cahaya berkelakuan seperti
partikel. Jika kita katakan cahaya adalah berkelakuan seperti partikel, maka sifat-sifat yang
dapat kita amati adalah adanya percepatan, momentum, energi berbentuk diskrit, dan
kedudukannya dapat diukur secara pasti. Ketika cahaya pada posisi dan waktu tertentu
berkelakuan seperti gelombang, maka yang dapat diamati sifat-sifat yang menyatu dengan
gelombang. Manakala pada posisi dan waktu yang berlainan cahaya dapat berkelakuan
seperti partikel, maka dapat diamati sifat-sifat yang menyatu dengan partikel. Tidak pernah
kedua sifat tersebut diamati pada posisi dan waktu bersamaan. (Halim, 2020)
Teori Foton Postulat dasar dari interpretasi kuantum adalah bahwa radiasi elektromagnetik
terdiri dari kumpulan energi diskrit seperti partikel yang disebut foton atau kuanta. Setiap foton
memiliki energi E yang hanya bergantung pada frekuensi v radiasi dan diberikan oleh
E = h.f ........................................................................................................................... (2.2)
Setiap foton berinteraksi dengan semua atau tidak sama sekali; ia menyerahkan semua
energinya atau tidak sama sekali. Karena foton bergerak dengan kecepatan cahaya, menurut
teori relativitas, foton harus memiliki massa diam nol; karenanya, energi mereka seluruhnya
bersifat kinetik. Jika foton ada, maka jika berhenti bergerak dengan kecepatan c, foton itu
lenyap. Untuk m, = 0, hubungan energi-momentum relativistik menjadi
E = h .( c/λ ) .................................................................................................................. (2.3)
Jadi, setiap foton memiliki momentum yang bergerak dengan kecepatan cahaya c . Dari sudut
pandang kuantum, seberkas energi elektromagnetik terdiri dari foton yang bergerak dengan
kecepatan c. Intensitas pancaran akan sebanding dengan jumlah foton yang melintasi suatu luas
satuan per satuan waktu. Oleh karena itu, jika pancarannya monokromatik (satu frekuensi),
intensitas / akan diberikan oleh jumlah foton 1 = (energi dari satu foton) x area waktu X
Akhirnya, kami mencatat untuk memudahkan perhitungan ekspresi berikut dalam satuan tidak
standar: h = 4,136 x 1o-15 ev.s hc = 12,4 kev · Å di mana I eV 10- keV - 1,602 x 10-19 J dan
1A = 10-10 m. Dalam percobaan fotolistrik, cahaya menyinari permukaan logam dalam tabung
yang dievakuasi dan elektron dipancarkan dari permukaan ini. Frekuensi dan intensitas /
cahaya, tegangan perlambatan V, dan bahan pemancar dapat divariasikan. Jika elektron cukup
energik datang potensi perlambatan V dan akan mencapai kolektor dan dicatat sebagai arus I di
mereka akan mampu untuk avometer .Untuk dapat mencapai kolektor elektron harus memiliki
energi kinetik sama dengan atau lebih besar dari energi potensial listrik yang harus mereka
peroleh di antara emitor dan kolektor .
Jika energinya kurang dari nilai ini, energi tersebut akan dikembalikan sebelum
mencapai kolektor dan tidak akan direkam seperti saat ini. Hasil percobaannya adalah: (1)
Arus mulai hampir seketika, bahkan untuk cahaya dengan intensitas yang sangat rendah.
Penundaan antara saat cahaya datang menghantam permukaan dan saat elektron diamati berada
di urutan 10 detik dan tidak tergantung pada intensitas. (2) Ketika frekuensi dan potensi
perlambatan dipertahankan tetap, arus secara langsung proporsional dengan (3) Ketika
frekuensi dan intensitas cahaya dipertahankan tetap, arus berkurang dengan meningkatnya
tegangan perlambatan, mencapai nol untuk menghentikan tegangan, V , Tegangan berhenti ini
tidak tergantung pada intensitas. (4) Untuk material emitor tertentu, tegangan henti bervariasi
secara linier dengan frekuensi sesuai dengan intensitas hubungan cahaya datang. eV, - hv - eWo
Nilai suku konstanta, eW bervariasi dari satu bahan ke bahan lain, tetapi kemiringan h tetap
sama untuk semua bahan, secara numerik sama dengan konstanta Planck . (5) Untuk material
tertentu terdapat frekuensi ambang batas. di bawahnya tidak ada elektron yang akan
dipancarkan, tidak peduli seberapa besar intensitas cahayanya. Gambar gelombang cahaya
hanya dapat menjelaskan hasil . (6) peningkatan arus dengan intensitas, karena semakin kuat
cahaya, semakin banyak energi yang ditransmisikan oleh gelombang, dan semakin banyak
elektron yang seharusnya disalurkan dipancarkan. Gelombang cahaya membawa energi dan
sebagian energi diserap oleh logam yang terkonsentrasi pada permukaan (terutama elektron
pada kulit valensi di permukaan logam) yang dengan serta merta spontan menyerap energi
cahaya pada frekuensi tinggi tersebut untuk dipertukarkan dengan energi statisnya, jika terjadi
transaksi energi yang memadai maka elektron pada permukaan logam (kulit valensi) akan
terlempar dan muncul sebagai energi kinetik. Hasil lainnya, bagaimanapun, sama sekali tidak
dapat dijelaskan dalam kaitannya dengan gambaran gelombang . Interpretasi kuantum cahaya
mampu menjelaskan semua hasil eksperimen. Dalam gambar kuantum, energi yang dibawa
oleh foton diserap oleh satu elektron. Jika elektron dikeluarkan dari materi, perbedaan antara
energi yang diserap oleh elektron dan energi yang mengikat elektron ke permukaan akan
muncul sebagai energi kinetik elektron. Klektron terikat ke permukaan dengan energi yang
bervariasi, tetapi energi ikat dari elektron yang terikat paling tidak erat bergantung pada bahan
pemancar. Energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron yang terikat paling tidak rapat
ini disebut fungsi kerja dari material. (Gautreu, 1978)
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Fungsi

1. Induktor Rumhkof
Funsi : Sebagai sumber tegangan
2. Tabung Hidrogen
Fungsi : Sebagai tempat lampu hannoch
3. Lampu hannoch
Fungsi : Sebagai sumber cahaya
4. Kisi 300 Lines/mm
Fungsi : Untuk menguraikan cahaya menjadi spektrum warna yang berasal dari lampu
hannoch
5. Penggaris
Fungsi : Untuk mengukur antara jarak kolimator ke lampu hannoch
6. Statif
Fungsi : Sebagai penyangga lampu pijar dan tabung Hidrogen
7. Kabel Penghubung
Fungsi : Sebagai Penghubung induktor rumhkof ke sumber PLN
8. Lup (Kava pembesar)
Fungsi : Sebagai alat untuk memperjelas skala yang akan dibaca pada spektrometer
9. Spektrometer
Fingsi : Sebagai alat optik untuk mengamati spektrum warna dan berbagai spektrum
sudutnya yang terdiri dari:
a. Teleskop
Fungsi : Untuk mengamati spektrum warna yang terjadi
b. Kolimator
Fungsi : Untuk memfokuskan atau menjajarkan cahaya dari lampu hannoch
c. Meja Kisi
Fungsi : Sebagai tempat untuk meletakkan kisi
d. Meja skala
Fungsi : Untuk membaca besar sudut yang dibentuk oleh spektrum warna
10. Tsue/serbet
Fungsi : Untuk membersihkan peralatan yang digunakan

3.2 Prosedur Percobaan

1. Dipersiapkan peralatan yang akan digunakan


2. Dihubungkan tabung hidrogen ke statif
3. Dipasang lampu hannoch ke dalam tabung hidrogen
4. Dihubungkan induktor Rumhkorf ke sumber PLN
5. Dinyalakan induktor Rumhkorf hingga lampu hannoch menyala penuh
6. Diukur jarak dari lampu hannoch ke kolimator dengan jarak sejauh 30 cm
Disejajarkan kolimator dengan menggeser ke kiri-kanan untuk mensejajarkan cahaya
pada celah sempit agar sejajar dengan sumbu x dan sumbu y
7. Dilihat sudut pada meja skala sebagai θ standar nya
8. Diletakkan kisi 300 lines/mm pada meja kisi
9. Dicari spektrum warna yang akan dianalisi dengan menggeser teleskop ke kiri dan ke
kanan
10. Dibaca skala pada spektrometer untuk mengetahui besar sudut spektrum warna yang
diperoleh
11. Dicatat hasilnya pada kertas data
12. Diulangi percobaan yang sama hingga terlihat warna yang lain
13. Dimatikan peralatan
14. Dibersihkan peralatan yang digunakan dan dikembalikan ke tempat semula

3.3 Gambar Percobaan

(Terlampir)
BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1 Data Percobaan

Kisi : 300 line/ mm


𝜃𝑆𝑡𝑎�[𝑑𝑎𝑟𝑡 : 33,005°
Lampu : Hannoch

No Warna 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖(°) 𝜃𝑘𝑎�[𝑎�[(°)

1. Hijau 47,507 229,01


2. Merah 44,002 224,001
3. Ungu 47,01 221,004

Medan, 15 Desember 2020


Asisten Praktikan

(Lisa Arianty) ( Diana Yusuf)


4.2 Analisa Data

1) Mencari nilai deviasi untuk masing masing kisi


1 1
d= = = 3,3×10-6 m
𝑁 300 �Y𝑖�[�R𝑠/�Z�Z

2) Mencari nilai ϴ untuk masing masing kisi


ϴkiri+ϴkanan
ϴ=
2
ϴkiri+ϴkanan 47,507+229,01
ϴhijau = = = 138,258o
2 2
ϴkiri+ϴkanan 44,002+224,001
ϴmerah = = = 134,001o
2 2
ϴkiri+ϴkanan 47,01+221,004
ϴungu = = = 134,007o
2 2

3) Mencari nilai panjang gelombang (λ)untuk masing masing warna dengan n=1
�Q 𝑠𝑖�[ϴ
λ= ; n=1 → λ = d sinϴ
�[

λ = d sin ϴhijau = (3,3×10-6) sin (138,258o) = 2,19×10-6 m


λ = d sin ϴmerah = (3,3×10-6) sin (134,001o) = 2,37×10-6 m
λ = d sin ϴungu = (3,3×10-6) sin (134,007o) = 2,37×10-6 m

4) Menentukan nilai E dari masing masing warna


𝑐
Epraktek = ; n=1
λ
3×108
Ehijau = = 1,37×1014 J
2,19×10−6
3×108
Emerah = = 1,26×1014 J
2,37×10−6
3×108
Eungu = = 1,26×1014 J
2,37×10−6

5) Menentukan nilai h dari masing masing warna


𝐸λ
h=
c
(1,37×1014 )(2,19×10−6 )
hhijau = = 1,0001 J s
3×108

(1,26×1014 )(2,37×10−6 )
hmerah = = 0,9954 J s
3×108
(1,26×1014 )(2,37×10−6 )
hungu = = 0,9954 J s
3×108

6) Menentukan % deviasi untuk masing masing spectrum warna :


λ teori− λ praktek
% deviasi λ = × 100%
λteori

a. Hijau
(5,3×10−6 )−(2,19×10−6 )
% deviasi λ = × 100% = 58,67%
5,3×10−6

b. Merah
(6,8×10−6 )−(2,37×10−6 )
% deviasi λ = × 100% = 65,14%
6,8×10−6

c. Ungu
(4,1×10−6 )−(2,37×10−6 )
% deviasi λ = × 100% = 42,19%
4,1×10−6
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Panjang gelombang dari masing masing spektrum warna


λ = d sin ϴhijau = (3,3×10-6) sin (138,258o) = 2,19×10-6 m
λ = d sin ϴmerah = (3,3×10-6) sin (134,001o) = 2,37×10-6 m
λ = d sin ϴungu = (3,3×10-6) sin (134,007o) = 2,37×10-6 m

2. Menentukan nilai energi masing masing spectrum warna


3×108
Ehijau = = 1,37×1014 J
2,19×10−6
3×108
Emerah = = 1,26×1014 J
2,37×10−6
3×108
Eungu = = 1,26×1014 J
2,37×10−6

3. Menentukan harga konstata planck dalam percobaan


(1,37×1014 )(2,19×10−6 )
hhijau = = 1,0001 J s
3×108

(1,26×1014 )(2,37×10−6 )
hmerah = = 0,9954 J s
3×108

(1,26×1014 )(2,37×10−6 )
hungu = = 0,9954 J s
3×108

5.2 Saran

1. Sebaiknya praktikan lebih aktif dalam melaksanakan praktikum.


2. Sebaiknya praktikan lebih komunikatif saat praktikum berlangsung agar mudah
mengerti
3. Sebaiknya asisten lab lebih jelas dalam meberikan materi dalam mengajar praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Gautreau, Ronald and William Savin. 1978. Modren physics. Amerika: Mcgraw-hill Book
University
Pages : 53-56
Halim, A. 2020. Pengantar Fisika Kuantum. Banda aceh: Syah Kuala University Press
Halaman : 103-108 , 120-121
Purwanto, Agus. 2016. Fisika Kuantum.Edisi 2 revisi. Yogyakarta: Gava Media
Halaman : 1-13

Asisten Medan, 15 Desember 2020


Praktikan

(Lisa Arianty) (Diana Yusuf)


LAMPIRAN
NAMA : DIANA YUSUF
NIM : 200821002
KELOMPOK :I
JUDUL : MENENTUKAN KONSTANTA PLANCK

TUGAS PERSIAPAN

1. Jelaskan perbedaan antara difraksi pada kisi-kisi spektrometer dan kisi pada kristal.

Difraksi pada kisi spektrometer terjadi apabila cahaya disebarkan melalui celah
sempit dan akan menghasilkan terjadinya pola inteferensi ada cahaya yang
diteruskan dan adapula cahaya yang dibelokkan.
Difraksi kisi pada kristal adalah pengguinaan gelombang radiasi dengan panjang
gelombang yang seorde dengan jarak antara atom dalam kristal (dalam amstrom>.

2. Jika sebuah kisi 300 linies/mm dilewati oleh sumbar chaya dengan panjang gelombang
500 nm. Berapa jumlah oleh difraksi maksimum yang mungkin terjadi !

1 1
Dik : d = 𝑁 = 300.10−3
= 3.10-6m
Λ = 500 nm = 5 x 10-7 m
N = 300 linies/nm
Dit : n = ......?
�Q sin 𝜃 3.10−6
Jawab : n = = 5.10−7(1) = 0,6.101 = 6
𝜆

3. Carilah jarak hampir terdekat dari sebuah partikel alfa berenergi 8,0 Mev yang
ditembakkan pada selembar emas.

1 2𝑧�a 2
d = 4�Z𝐶
0 𝑘
1
d = (2) (79) (1,44eVnm) 8.106
d = 28 x 10-6nm
d = 2,8 x 10-4m

4. Gambarkan model atom Thomson, Rutherford dan Bohr serta jelaskan perbedaan
ketiganya.

Model atom Thomson


Muatan positif

Muatan negatif

Model atom Thomson, atom berbentuk seperti puding yang bermuatan positif
dengan elektron yang tersebar dipermukaan seperti kismis diatas kue.

Model atom Rutherford

Model atom Rutherford adalah atom yang terdiri dari inti yang bermuatan positif
dan bermassa besar dengan kulit atom terdiri dan ruang hampa, berisi elektron yang
bermuatan negatif dan bermassa kecil.

Model atom Bohr

Model atom Bohr menyempurnakan model Rutherford dengan elektron menginsan


pada orbit tertentu dengan energi tertentu.

5. Tuliskan konstanta planck dan jelaskan aplikasi dari percobaan ini !

Kontanta planck dilambangkan dengan huruf h

Nilai h Satuan

6,626070(50(81) x 10-34 JS

4,135667662(25) x 10-5 eVs

2π EP tp

Aplikasinya = X (Ray/Rontgen) dan lampu pijar


Dengan menggunakan spektrometer untuk menganalisis spectrum cahaya tampak yang
digunakan pada eksperimen radiasi benda hitam dalam penentuan konstanta planck .
NAMA : DIANA YUSUF
NIM : 200821002
KELOMPOK :I
JUDUL : MENENTUKAN KONSTANTA PLANCK

RESPONSI

1. Tuliskan perbedaan dari difraksi dan disperse

Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang cahaya ketika melewati suatu celah
sempit sehingga gelombang cahaya tampak melebar pada tepi celah. Difraksi dapat
diamati pada celah tunggal maupun pada kisi.
Dispersi adalah peristiwa terurainya cahaya putih yang melewati sebuah prisma
menjadi spektrum warna akibat perbedaan indeks bias masing-masing warna cahaya.

2. Tuliskan perbedaan dari polikromatik dan monokromatik.

Polikromatik adalah cahaya yang terdiri dari lebih dari satu warna (satu panjang
gelombang) dan dapat diuraikan menjadi beberapa cahaya lain sedangkan
Monokromatik adalah cahaya yang hanya terdiri dari satu warna (satu panjang
gelombang) dan tidak dapat diuraikan lagi.

3. Tuliskan aplikasi dari percobaan ini.

Lampu Fluoresens atau lampu neon .


LED Putih
Layar putih komputer
Layar putih komputer tersusun atas komposisi warna-warna yang mungkin berbeda.
Misalnya cahaya matahari campuran semua warna violet sampai merah dengan intensitas
yang sesuai dengan pola radiasi benda hitam dengan sedikit perubahan, ini disebut garis
Fraunhofer. Sebagian putih lampu neon ternyata merupakan campuran tiga nilai panjang
gelombang saja yang domain, yaitu biru antara 450-480 nanometer, hijau antara 480-560
nanometer, dan orange antara 590-630 nanometer ini menunjukkan lampu neon tidak
mimiliki gas neon tetapi gas raksa.

4. Tuliskan nilai panjang gelombang spectrum warna dari yang terbesar sampai yang terkecil.
Gelombang radio (1-1000 m)
Gelombang mikro (0,1-100 cm)
Inframerah (0,75–1000 𝜇𝑚)
Sinar tampak (400-750 nm)
Ultraviolet (10-400 nm)
Sinar-X (10−4 − 102 Å)

5. Tuliskan nama lengkap penemu percobaan ini beserta tahunnya.

Max Karl Ernst Ludwig Planck-1899

Anda mungkin juga menyukai