Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM FISIKA MODERN – KONSTANTA PLANCK 1

KONSTANTA PLANCK
Arif R, Rizal Manarul I, M. Rifki H, Savira Arsah P, Rega A P, Zulfa A U, Yuliani P S, Aniq J R, Gandes S,
Ulumullah K S, Kresna B D dan Nurul M.
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: nuruldzikrillah96@gmail.com
Abstrak― Percobaan Konstanta Planck dilakukan dengan kecil ini disebut kuanta dan hukum ini kemudian menjadi
tujuan untuk mempelajari efek fotolistrik, menentukan nilai dasar teori kuantum [1].
konstanta planck, menentukan fungsi kerja suatu material dan Rumus Planck menyatakan energi per satuan waktu pada
mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap arus. frekuensi v per satuan selang frekuensi per satuan sudut tiga
Percobaan konstanta planck dilakukan menggunakan prinsip
dimensi yang dipancarkan pada sebuah kerucut tak
efek foto listrik dimana efek fotolistrik adalah pengeluaran
elektron-elektron dari sebuah logam akibat adanya penyinaran terhingga kecilnya dari sebuah elemen permukaan benda
cahaya dengan energi yang sesuai. Pada percobaan ini hitam, dengan satuan luas dalam proyeksi tegak lurus
didapatkan nilai Vs (stopping potential) yang nantinya terhadap sumbu kerucut. Pernyataan untuk intensitas jenis
digunakan untuk menentukan nilai konstanta Planck. Pada monokromatis (Iv) adalah [1]
percobaan ini dilakukan dengan langkah pertama adalah alat 2ℎ𝑐 −2 𝑣 3
I𝑣 = ℎ𝑣 (1)
dan bahan disiapkan, kemudaian alat dirangkai. Hubungkan exp⁡( −1)
𝑘𝑇
alat dengan tegangan listrik lalu dinyalakan. Atur tombol pada Dalam eksprimennya, Hertz memperhatikan bahwa catu
posisi meas dan inter. Filter dimasukkan, lalu putar light
pada celah transmiter terjadi bila cahaya ultraungu
adjusting dial. Kemudian putar nodic voltage adjusting ke
kanan sampai amperemeter menunjuk angka nol. Catat besar
diarahkan pada salah satu bola logamnya. Ia tidak
potensial pada voltmeter kemudian ulangi percobaan untuk melanjutkan percobaan tersebut, tapi ahli fisika lainnya
intensitas dan filter yang berbeda dan catat hasilnya. Data meneruskan eksperimen tersebut. Mereka menemukan
hasil yang didapatkan yaitu nilai fungsi kerja sebesar 1.585 10- bahwa penyebabnya adalah elektron yang terpencar bila
19eV Dan nilai konstanta planck yang diperoleh sebesar 4.4 10- frekuensi cahaya yang menyinari logam tersebut cukup
34Js Semakin besar intensitas cahaya yang diberikan maka
tinggi. Gejala ini dikenal sebagai efek fotolistrik [?].
akan semakin besar pula tegangan atau arus yang dihasilkan, Percobaan efek fotolistrik yang dilakukan pada saat itu,
begitu pula sebaliknya, jika nilai intensitas diperkecil, maka tabung yang divakumkan berisi dua elektrode yang
arus dan tegangan yang dihasilkan juga akan semakin kecil.
dihubungkan dengan rangkaian eksternal dengan keping
Kata Kunci― Efek Fotolistrik, Fungsi Kerja, Konstanta Planck, logam yang permukaannya mengalami radiasi yang dipakai
Stopping Potential. sebagai anode. Sebagian dari foto elektron yang muncul dan
permukaan mengalami radiasi, memiliki energi yang cukup
untuk mencapai katode walaupun muatannya negatif, dan
I. PENDAHULUAN elektron serupa itu membentuk arus yang dapat diukur oleh
amperemeter dalam rangkaian tersebut. Ketika potensial
D ALAM kehidupan sehari-hari, banyak sekali aktivitas
di sekitar kita yang dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Contohnya saat kita menjemur pakaian yang
perintang V ditambah, lebih sedikit elektron yang mencapai
katode dan arusnya menurun. Akhirnya ketika V sama atau
melebihi suatu harga V0 yang besarnya dalam orde beberapa
membutuhkan cahaya matahari agar pakaian mengering.
Cahaya memiliki sifat dualisme, yaitu cahaya sebagai volt, tidak ada elektron yang mencapai katode dan arusnya
gelombang atau sebagai partikel. Sebagai partikel, cahaya pun berhenti. V0 inilah yang biasa disebut dengan stopping
terdiri dari paket-paket kecil bernama foton. Ketika baju potential atau potensial penghenti [2].
dikenai cahaya matahari, dia akan melepaskan elektron dan Tidak semua sinar yang ditembakkan pada permukaan
terjadi tumbukan antara elektron dan foton. Elektron logam menyebabkan elektron terlepas. Terdapat syarat wajib
terpancar bila frekuensi cahaya cukup menentukan nilai yang harus dipenuhi agar terjadi efek fotolistrik. Syarat
konstanta Planck dan menentukan fungsi kerja suatu tersebut adalah frekuensi sinar yang ditembakkan harus
material tinggi. Gejala inilah yang disebut sebagai efek lebih besar atau sama dengan frekuensi ambang yang
fotolistrik. Oleh karena itu, dilakukanlah percobaan menyebabkan energi yang dibawa foton harus lebih besar
konstanta planck ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang dari energi minimum yang diperlukan oleh elektron untuk
efek fotolistrik dan konstanta planck. melepaskan diri dari permukaan logam, energi minimum
Pada tahun 1900, fisikawan Jerman, Max Planck, tersebut disebut dengan fungsi kerja [2].
mengumumkan bahwa dengan membuat suatu modifikasi Efek fotolistrik secara empiris dapat dirumuskan sebagai
khusus dalam perhitungan klasik dia dapat menjabarkan berikut.
fungsi P (λ,T) yang sesuai dengan data percobaan pada ℎ𝑣 = 𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 + ℎ𝑣0 (2)
seluruh panjang gelombang. Hukum radiasi Planck Menurut Einstein, tiga suku dalam persamaan di atas dapat
menunjukkan distribusi (penyebaran) energi yang ditafsirkan, yaitu hv merupakan isi energi dari masing-
dipancarkan oleh sebuah benda hitam. Hukum ini masing kuantum yang datang, K maks merupakan energi
memperkenalkan gagasan baru dalam ilmu fisika, yaitu fotoelektron maksimum, dan hv0 merupakan energi
bahwa energi merupakan suatu besaran yang dipancarkan minimum yang diperlukan untuk melepaskan sebuah
oleh sebuah benda dalam bentuk paketpaket kecil terputus- elektron dari permukaan logam yang disinari. h dalam
putus, bukan dalam bentuk pancaran molar. Paket-paket persamaan tersebut merupakan tetapan Planck yang
berharga sebagai berikut [3].
PRAKTIKUM FISIKA MODERN – KONSTANTA PLANCK 2

ℎ = 6,626 × 10−34 𝐽. 𝑠 (3)


Teori Rayleigh-Jeans dikemukakan oleh Lord Rayleigh
dan Sir James Jeans, menurut teori ini muatan-muatan di
sekitar dinding benda berongga dihubungkan oleh semacam
pegas. Ketika suhu benda dinaikkan, pada muatan timbul
energi kinetik sehingga muatan bergetar. Akibat getaran
tersebut, kecepatan muatan berubah-ubah, atau dengan kata
lain setiap saat muatan selalu mendapatkan percepatan.
Muatan yang dipercepat inilah yang yang menimbulkan
radiasi [?].
Max Planck menganggap bahwa atom-atom yang
membentuk dinding-dinding tersebut berperilaku seperti
osilator-osilator elektromagnetik yang kecil dan masing-
masing mempunyai suatu frekuensi karateristik osilasi Gambar 2. Skema alat percobaan
tertentu. Osilator-osilator tersebut memancarkan energi untuk mengukur dan mengkablibrasi, power yang digunakan
elektromagnetik ke dalam rongga dan menyerap energi untuk menyalakan atau mematikan alat, anode voltage ADJ
elektromagnetik dari rongga tersebut. Proses ini berlangsung yang digunakan untuk mengnolkan arus agar dapat
hingga radiasi rongga tersebut berada dalam kesetimbangan terbentuk stopping potential yang dapat diukur besarnya,
[4]. ampermeter yang digunakan untuk mengukur arus dan
Planck sampai pada dua kesimpulan untuk membuat dua voltmeter yang digunakan untuk mengukur tegangan.
anggapan radikal (pada waktu itu) mengenai osilator-
osilator atom. Sebuah osilator tidak dapat mempunyai B. Skema Alat
energi, tetapi hanya energi-energi yang diberikan oleh : Skema alat yang digunakan pada percobaan Konstanta
𝐸 = 𝑛ℎ𝑣 (4) Planck ini tertera pada Gambar 2.
Dengan v adalah frekuensi osilator (hertz), h adalah C. Langkah Kerja
konstanta (sekarang dinamakan konstanta Planck) yang
nilainya 6,626 x 1034 joule.sekon, dan n adalah sebuah Percobaan ini dilakukan dengan langkah, pertama semua
bilangan (sekarang dinamakan bilangan kuantum = quantum alat dan bahan disiapkan. Alat dan bahan harus dipastikan
number). Energi tersebut hanya mengambil nilai-nilai bulat. dalam kondisi yang baik. Kemudian alat dirangkai.
Persamaan tersebut menyatakan bahwa energi osilator Amperemeter dan voltmeter pada Planck’s Constant
adalah terkuantisasi [5]. Experiment Apparatus harus dipastikan dalam posisi nol.
Osilator-osilator tidak meradiasikan energi secara Setelah itu alat dihubungkan dengan sumber listrik, lalu alat
kontinu, tetapi hanya dalam “loncatan-loncatan” atau kuanta dinyalakan dengan cara power switch dimuat pada posisi on
(quanta). Kuanta energi dipancarkan bila sebuah osilator (pilot lamp menyala). Measure/calibration diatur pada
berubah dari suatu keadaan energi terkuantisasi ke suatu posisi measure dan INT/EXT diatur pada posisi INT.
keadaan energi terkuantisasi yang lain. Jadi, jika n berubah Selanjutnya filter warna dimasukkan pada folter dan
sebanyak satu satuan (unit), maka persamaan sebelumnya kemudian kembali ditutup. Light ADJ diputar agar
memperlihatkan bahwa suatu jumlah energi yang diberikan : incandescent lampu menyala dan nilai arus pada
∆𝐸 = ⁡ ∆𝑛ℎ𝑣 = ℎ𝑣 (5) ampermeter dicatat. Kemudian anode voltage ADJ diputar
Diradiasikan oleh osilator tersebut. Selama sebuah osilator ke kanan hingga beda potensial pada foto katoda naik
tetap berada dalam salah satu keadaan terkuantisasi (lazim sampai pada ampermeter tertera angka nol dan besar
dinamakan keadaan stasioner), maka osilator tersebut tidak potensial pada voltmeter dicatat. Langkah-langkah di atas
memancarkan dan juga menyerap energi [5]. diulangi dengan variasi filter warna lain digunakan. Pada
percobaan ini terdapat empat filter warna yang digunakan,
yaitu merah, kuning, hijau dan biru. Tiap filter warna
II. METODE PENELITIAN dilakukan percobaan pada empat intensitas, yaitu intensitas
satu sampai empat. Tiap intensitas dilakukan pengulangan
A. Alat sebanyak tujuh kali. Jadi secara total, langkah-langkah di
Pada percobaan ini ada beberapa alat dan bahan yang atas dilakukan sebanyak 112 kali.
digunakan, yaitu Planck’s Constant Experiment Apparatus
D. Flowchart
yang digunakan untuk mengukur nilai konstanta planck dan
filter warna (merah, kuning, hijau, biru) yang digunakan Langkah kerja tersebut, apabila dijadikan flowchart
untuk memfilter atau menyaring sumber warna cahaya yang seperti pada Gambar 3.
sesuai dengan filternya. Pada Planck’s Constant Experiment
Apparatus terdapat berbagai tombol, yaitu zero ADJ yang
digunakan sebagai pengkalibrasi dan untuk mengnolkan
alat, gain ADJ yang digunakan untuk memperkuat arus,
sensitivity yang digunakan untuk memberikan variasi
sensitivitas pada percobaan, light ADJ yang digunakan
untuk memberikan variasi intensitas cahaya, INT/EXT yang
digunakan untuk membaca filter warna yang dimasukkan ke
dalam folter inter (jika sumber cahaya di dalam, maka diatur
pada INT, sedangkan jika sumber cahaya dari luar, maka
diatur pada EXT), measure/calibration yang digunakan
PRAKTIKUM FISIKA MODERN – KONSTANTA PLANCK 3
Tabel 1.
Hasil percobaan
Warna Intensitas I (µA) V (volt)
Merah 3.00 0.16
Kuning 9.00 0.40
1
Hijau 5.00 0.34
Biru 4.14 0.55
Merah 4.86 0.20
Kuning 19.00 0.53
2
Hijau 13.00 0.50
Biru 11.86 0.71
Merah 6.14 0.22
Kuning 25.14 0.59
3
Hijau 20. 0.59
Biru 21.143 0.93
Merah 8.167 0.24
Kuning 30.286 0.66
4
Hijau 25.143 0.70
Biru 29.143 1.13

Tabel 2.
Hasil perhitungan panjang gelombang dan frekuensi
Intensitas Warna Vs(volt) λ (m) ν (Hz)
Merah 0.16 6.85 107 4.38 1014
Kuning 0.40 5.80 107 5.17 1014
1
Hijau 0.34 5.32 107 5.63 1014
7
Biru 0.55 4.72 10 6.35 1014
7
Merah 0.20 6.85 10 4.38 1014
7
Kuning 0.53 5.80 10 5.17 1014
2 7
Hijau 0.50 5.32 10 5.63 1014
Biru 0.71 4.72 107 6.35 1014
Merah 0.22 6.85 107 4.38 1014
7
Kuning 0.59 5.80 10 5.17 1014
3 7
Hijau 0.59 5.32 10 5.63 1014
7
Biru 0.93 4.72 10 6.35 1014
7
Merah 0.24 6.85 10 4.38 1014
Kuning 0.66 5.80 107 5.17 1014
4
Hijau 0.70 5.32 107 5.63 1014
7
Biru 1.13 4.72 10 6.35 1014

Tabel 3.
Hasil perhitungan konstanta Planck
Intensitas a b h (Js) W0 (eV) Eror (%)
2 3.20 9.81
1 -0.61 51.73
1015 1034 1020
2 3.20 7.34
2 -0.46 51.73
1015 1034 1020
Gambar 3. Flowchart percobaan konstanta planck 3 4.80 2.01
3 -1.25 27.60
1015 1034 1019
4 6.40 2.62
III. HASIL DAN DISKUSI 4 -1.64 3.47
1015 1034 1019

A. Analisa Data 2 untuk perhitungan panjang gelombang dan frekuensi serta


Berdasarkan percobaan Konstanta Planck yang telah Tabel 3 untuk perhitungan konstanta Planck. Adapun contoh
dilakukan, diperoleh nilai arus serta tegangan pada intensitas perhitungannya seperti berikut.
1 sampai 4 dengan menggunakan filter warna merah, Diketahui : c = 3.108 m/s
kuning, hijau dan biru. Adapun data yang dimaksud λ = 6,85. 10-7 m
ditampilkan pada Tabel 1. a = 4.10-15
b = -1,6365
B. Perhitungan e = 1,6.10-19 C
Berdasarkan data yang telah diperoleh pada percobaan, hteori = 6,63. 10-34 Js
dapat dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai Ditanya : h dan eror?
konstanta planck berdasarkan percobaan seperti pada Tabel Jawab :
0.6 0.8

Vrata-rata (V)
Vrata-rata (V)
PRAKTIKUM FISIKA MODERN – KONSTANTA PLANCK 0.6 4
0.4
0.4
0.2 Series1 0.2 Series1

0 0
Linear 0 Linear
0
(Series1) (Series1)
frekuensi (Hz) frekuensi (Hz)

Gambar 3. Grafik tegangan terhadap frekuensi pada intensitas 1 Gambar 4. Grafik tegangan terhadap frekuensi pada intensitas 2

1 1.5
Vrata-rata (V)

Vrata-rata (V)
0.8
0.6 1
0.4 0.5 Series1
0.2 Series1
0 0
0 Linear
0 Linear
(Series1)
frekuensi (Hz) (Series1) frekuensi (Hz)

Gambar 5. Grafik tegangan terhadap frekuensi pada intensitas 3 Gambar 6. Grafik tegangan terhadap frekuensi pada intensitas 4
𝑐
𝑣= jenis cahaya tersebut terdiri dari beberapa jenis panjang
𝜆
3.108 gelombang. Alasan digunakannya cahaya polikromatik pada
𝑣=
6,85.10−7 percobaan ini yaitu agar pada percobaan ini tidak mengganti
𝑣 = 4,38. 10−14 m sumber cahaya. Sedangkan sebagai variasi warnanya,

digunakan filter warna yang fungsinya adalah untuk
𝑎 = mengubah cahaya polikromatik dari sumber cahaya menjadi
𝑒
ℎ = 𝑎𝑒 cahaya monokromatik yang akan digunakan dalam
ℎ = 4. 10−15 . 1,6. 10−19 percobaan. Filter warna dapat mengubah cahaya
ℎ = 6,4. 10−34 𝐽𝑠 polikromatik menjadi cahaya monokromatik karena filter
warna hanya akan meneruskan cahaya dengan panjang
−𝜔0 gelombang atau warna yang sama dengan filter warna.
𝑏=
𝑒
Pada percobaan ini, prinsip yang digunakan adalah efek
𝜔0 = −𝑏𝑒
fotolistrik. Efek fotolistrik terjadi ketika seberkas cahaya
𝜔0 = −(−1,6365).1,16. 10−19
menerpa logam yang kemudian membuat elektron terlepas
𝜔0 = 1,18. 10−22 𝑒𝑉
dari energi ikatan elektron pada logam, tersebut. Hal itu bisa
hteori ⁡-⁡hpercobaan terjadi dikarenakan cahaya dalam hal ini ditinjau sebagai
eror⁡= | | x100% partikel dari sifat dualismenya. Energi cahaya dipancarkan
hteori
6,63.10−34 −6,4.10−34 dalam satuan yang satuan yang disebut kuantum. Dalam
eror⁡= | | x100% bentuk kuantum, energi yang dibawa oleh foton diserap oleh
6,63.10−34
eror⁡=⁡3,469 % elektron tunggal. Kemudian elektron tersebut mengalami
tumbukan dengan foton, sehingga elektron terlepas dari
C. Grafik
logam. Peristiwa lepasnya elektron akibat tumbukkan
Berdasarkan hasil yang didapatkan berdasarkan tersebutlah yang disebut dengan efek fotolistrik. Elektron
percobaan Konstanta Planck dapat dilakukan analisa yang telah terlepas dari logam itu akan bergerak dari katoda
hubungan mengenai tegangan dengan frekuensi yang akan yang bermuatan positif ke anoda dengan muatan negatif.
menghasilkan regresi yang digunakan dalam perhitungan. Adapun syarat-syarat terjadinya efek fotolistrik anatara lain:
Adapun grafik hubungan yang dimaksud terdapat pada energi radiasi foton harus lebih besar dari energi ambang
Gambar 3, Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar 6. keping katoda, panjang gelombang radiasi foton lebih kecil
D. Pembahasan dari panjang gelombang ambang, dan frekuensi radiasi foton
lebih besar dari frekuensi ambang.
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Konstanta
Tabel 1 menunjukkan hasil dari data percobaan. Terlihat
Planck. Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk
bahwa semakin besar intensitas cahaya, maka menimbulkan
mempelajari efek fotolistrik, menentukan nilai konstanta
arus keluaran (Iout) yang semakin besar pula. Pengaruh
planck, menentukan fungsi kerja suatu material dan
intensitas cahaya lebih kepada transfer energi foton. Pada
mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap arus.
intensitas cahaya yang besar, energi foton yang dibawa lebih
Percobaan konstanta planck dilakukan menggunakan prinsip
banyak, sehingga fotoelektron yang dihasilkan dari
efek fotolistrik. Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron-
penyinaran ini semakin banyak dan akan menyebabkan arus
elektron dari sebuah logam akibat adanya penyinaran cahaya
yang mengalir semakin besar. Semakin besarnya arus yang
dengan energi yang sesuai. Variasi yang diberikan pada
mengalir, menyebabkan stopping potential-nya juga
percobaan ini adalah intensitas sebanyak empat dan filter
semakin besar. Intensitas cahaya yang diberikaan dengan
warna merah, hijau, biru, dan kuning. Percobaan ini
menggunakan empat variasi, dengan menggunakan
dilakukan pengulangan sebanyak empat kali.
intensitas cahaya yang rendah maka akan didapatkan
Cahaya yang digunakan pada percobaan Konstanta
tegangan yang rendah pula, tetapi apabila menggunakan
Planck ini merupakan jenis cahaya polikromatik, dimana
PRAKTIKUM FISIKA MODERN – KONSTANTA PLANCK 5

intensitas yang besar maka tengangan pun ikut bertambah DAFTAR PUSTAKA
besar. Dapat dikatakan bahwa intensitas sebanding dengan [1] Budiyanto, J. “FISIKA”. Jakarta : Pusat Perbukuan
energi yang dihasilkan. Departemen Pendidikan Nasional (2009)
Berdasarkan percoban yang telah dilakukan, terdapat [2] Beiser, A. ”Concepts of Modern Physics”. New York : The
beberapa faktor yang menyebabkan tinggi atau rendahnya McGraw-Hill Companies, Inc (2003)
tegangan yang diperoleh, kemudian juga kesesuaian atau [3] Halliday, David dan Resnick. ”Fisika Dasar 2”. Jakarta :
tidaknya konstanta planck yang didapatkan dengan nilai Erlangga (2011)
konstanta planck sebenarnya. Faktor-faktor tersebut antara [4] Singh, R.B, ”Introduction To Modern Physics Volume 1”.
New Delhi : New Age International Publisher (2009)
lain intensitas cahaya yang diberikan, lalu panjang
[5] Serway, Raymond. ”Modern Physics”. USA : Thomson
gelombang yang dipengaruhi oleh filter warnanya (merah, Brooks/Cole (2005)
kuning, hijau, dan biru), dan stopping potential-nya. Variasi
filter warna digunakan untuk mengetahui pengaruh panjang
gelombang terhadap efek fotolistrik (arus yang dihasilkan)
yang nantinya digunakan untuk mencari nilai konstanta
Planck.Dan didapatkan hasil sesuai percobaan berupa
hubungan antara panjang gelombang dengan energy yang
dihasilkan. Hubungan tersebut adalah berbanding terbalik
dimana semakin besar panjang gelombangnya, maka energi
yang dihasilkan akan semakin kecil dan sebaliknya. Hal ini
dikarenakan energi pada peristiwa ini besarnya sama dengan
tegangan yang dicari, oleh karena itu ketika menggunakan
filter warna merah yang juga telah diketahui bahwa
memiliki panjang gelombang yang besar, akan dihasilkan
tegangan yang kecil.
Stopping potential juga berpengaruh pada percobaan ini,
karena dengan adanya stopping potential dapat mengetahui
energi kinetik. Dengan menggunakan stopping potential
maka elektron tidak mempunyai energi yang cukup untuk
memanjati bukit potensial yang terpasang. Karena elektron
yang berenergi tinggi tidak dapat melewati potensial
penghenti ini, maka pengukuran Vs merupakan suatu cara
yang digunakan untuk menentukan energi kinetik
maksimum elektron. Hal ini didapatkan bahwa laju pancaran
elektron diukur sebagai arus listrik (ammeter), sedangkan
energi kinetiknya mengenakan suatu (retarding potensial),
sehingga elektron di anoda tidak mempunyai energy yang
cukup untuk memanjati “bukit potensial” yang terpasang.

IV. KESIMPULAN
Dari percobaan Konstanta Planck yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa efek fotolistrik merupakan sebuah
peristiwa dimana keluarnya elektron dari suatu bahan
setelah bertumbukan dengan energi yang dibawa oleh
cahaya ketika bahan tersebut disinari oleh seberkas cahaya.
Nilai konstanta planck secara rata-rata didapatkan sebesar
4.4x10-34Js . Nilai fungsi kerja dari bahan lempengan besi
adalah sebesar 1.585x10-19eV . Intensitas cahaya yang
diberikan berpengaruh terhadap besarnya arus dan tegangan
yang dihasilkan. Semakin besar intensitas cahaya yang
diberikan maka semakin besar pula arus yang dihasilkan dan
menyebabkan tegangan penghambat yang dihasilkan akan
semakin besar, begitu pun sebaliknya, semakin kecil
intensitas cahaya yang diberikan maka akan semakin kecil
arus yang dihasilkan dan semakin kecil pula tegangan yang
dihasilkan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Nurul
Maulidiyah selaku asisten labolatorium dalam percobaan
Konstanta Planck, serta teman-teman dan seluruh anggota
kelompok yang telah membantu untuk menyelesaikan
laporan ini.
PRAKTIKUM FISIKA MODERN – KONSTANTA PLANCK 6

LAMPIRAN
Tabel 6.
Ralat Arus Warna Kuning Intensitas 2
Tabel 1.
Ralat Arus Warna Merah Intensitas 1
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 19 0 0
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² 2 19 0 0
1 3 0 0 3 19 0 0
2 3 0 0 4 19 0 0
3 3 0 0 5 19 0 0
4 3 0 0 6 19 0 0
5 3 0 0 7 19 0 0
6 3 0 0
x̅ = 19 ∑(x-x̅)² = 0
7 3 0 0
Ralat mutlak 0
x̅ = 3 ∑(x-x̅)² = 0
Ralat nisbi 0
Ralat mutlak 0 Keseksamaan 100,00%
Ralat nisbi 0
Keseksamaan 100,00%
Tabel 7.
Ralat Arus Warna Kuning Intensitas 3
Tabel 2.
Ralat Arus Warna Merah Intensitas 2
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 24 -1.142857143 1.306122449
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² 2 25 -0.142857143 0.020408163
1 4 -0.857142857 0.7346939 3 25 -0.142857143 0.020408163
2 5 0.142857143 0.0204082 4 26 0.857142857 0.734693878
3 5 0.142857143 0.0204082 5 25 -0.142857143 0.020408163
4 5 0.142857143 0.0204082 6 25 -0.142857143 0.020408163
5 5 0.142857143 0.0204082 7 26 0.857142857 0.734693878
6 5 0.142857143 0.0204082
x̅ = 25.14285714 ∑(x-x̅)² = 2.857142857
7 5 0.142857143 0.0204082
Ralat mutlak 1.564921593
x̅ = 4.857142857 ∑(x-x̅)² = 0.857142857
Ralat nisbi 0.0622412
Ralat mutlak 0.857142857 Keseksamaan 93.78%
Ralat nisbi 0.176470588
Keseksamaan 82.35%
Tabel 8.
Ralat Arus Warna Kuning Intensitas 4
Tabel 3.
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
Ralat Arus Warna Merah Intensitas 3
1 30 -0.285714286 0.081632653
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² 2 30 -0.285714286 0.081632653
1 6 -0.142857143 0.020408163 3 30 -0.285714286 0.081632653
2 6 -0.142857143 0.020408163 4 31 0.714285714 0.510204082
3 6 -0.142857143 0.020408163 5 30 -0.285714286 0.081632653
4 6 -0.142857143 0.020408163 6 30 -0.285714286 0.081632653
5 6.5 0.357142857 0.12755102 7 31 0.714285714 0.510204082
6 6 -0.142857143 0.020408163
x̅ = 30.28571429 ∑(x-x̅)² = 1.428571429
7 6.5 0.357142857 0.12755102
Ralat mutlak 1.10656667
x̅ = 6.142857143 ∑(x-x̅)² = 0.357142857 Ralat nisbi 0.036537579
Ralat mutlak 0.553283335 Keseksamaan 96.35%
Ralat nisbi 0.09006938
Keseksamaan 90.99%
Tabel 9.
Ralat Arus Warna Hijau Intensitas 1
Tabel 4.
Ralat Arus Warna Merah Intensitas 4
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 5 0 0
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² 2 5 0 0
1 8 -0.142857143 0.020408163 3 5 0 0
2 8 -0.142857143 0.020408163 4 5 0 0
3 8 -0.142857143 0.020408163 5 5 0 0
4 8 -0.142857143 0.020408163 6 5 0 0
5 8 -0.142857143 0.020408163 7 5 0 0
6 8 -0.142857143 0.020408163
x̅ = 5 ∑(x-x̅)² = 0
7 9 0.857142857 0.734693878
Ralat mutlak 0
x̅ = 8.142857143 ∑(x-x̅)² = 0.857142857
Ralat nisbi 0
Ralat mutlak 0.857142857 Keseksamaan 100,00%
Ralat nisbi 0.105263158
Keseksamaan 89.47%
Tabel 10.
Ralat Arus Warna Hijau Intensitas 2
Tabel 5.
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
Ralat Arus Warna Kuning Intensitas 1
1 14 1 1
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² 2 14 1 1
1 9 0 0 3 13 0 0
2 9 0 0 4 13 0 0
3 9 0 0 5 12 -1 1
4 9 0 0 6 12 -1 1
5 9 0 0 7 13 0 0
6 9 0 0
x̅ = 13 ∑(x-x̅)² = 4
7 9 0 0
Ralat mutlak 1.8516402
x̅ = 9 ∑(x-x̅)² = 0 Ralat nisbi 0.142433862
Ralat mutlak 0 Keseksamaan 85.76%
Ralat nisbi 0
Keseksamaan 100,00%
PRAKTIKUM FISIKA MODERN – KONSTANTA PLANCK 7

Tabel 11. Tabel 16.


Ralat Arus Warna Hijau Intensitas 3 Ralat Arus Warna Biru Intensitas 4
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 20 0 0 1 29 -0.142857143 0.0204082
2 20 0 0 2 30 0.857142857 0.7346939
3 20 0 0 3 29 -0.142857143 0.0204082
4 20 0 0 4 29 -0.142857143 0.0204082
5 20 0 0 5 29 -0.142857143 0.0204082
6 20 0 0 6 29 -0.142857143 0.0204082
7 20 0 0 7 29 -0.142857143 0.0204082
x̅ = 20 ∑(x-x̅)² = 0 x̅ = 29.14285714 ∑(x-x̅)² = 0.857142857
Ralat mutlak 0 Ralat mutlak 0.857142857
Ralat nisbi 0 Ralat nisbi 0.029411765
Keseksamaan 100,00% Keseksamaan 97.06%

Tabel 12. Tabel 17.


Ralat Arus Warna Hijau Intensitas 4 Ralat Tegangan Warna Merah Intensitas 1
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 26 0.857142857 0.7346939 1 0.2 0.042857143 0.001836735
2 25 -0.142857143 0.0204082 2 0.15 -0.007142857 5.10204E-05
3 25 -0.142857143 0.0204082 3 0.15 -0.007142857 5.10204E-05
4 25 -0.142857143 0.0204082 4 0.15 -0.007142857 5.10204E-05
5 25 -0.142857143 0.0204082 5 0.15 -0.007142857 5.10204E-05
6 25 -0.142857143 0.0204082 6 0.15 -0.007142857 5.10204E-05
7 25 -0.142857143 0.0204082 7 0.15 -0.007142857 5.10204E-05
x̅ = 25.14285714 ∑(x-x̅)² = 0.857142857 x̅ = 0.157142857 ∑(x-x̅)² = 0.002142857
Ralat mutlak 0.857142857 Ralat mutlak 0.042857143
Ralat nisbi 0.034090909 Ralat nisbi 0.272727273
Keseksamaan 96.59% Keseksamaan 72.73%

Tabel 13. Tabel 18.


Ralat Arus Warna Biru Intensitas 1 Ralat Tegangan Warna Merah Intensitas 2
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 4 -0.142857143 0.0204082 1 0.2 0 0
2 5 0.857142857 0.7346939 2 0.2 0 0
3 4 -0.142857143 0.0204082 3 0.2 0 0
4 4 -0.142857143 0.0204082 4 0.2 0 0
5 4 -0.142857143 0.0204082 5 0.2 0 0
6 4 -0.142857143 0.0204082 6 0.2 0 0
7 4 -0.142857143 0.0204082 7 0.2 0 0
x̅ = 4.142857143 ∑(x-x̅)² = 0.857142857 x̅ = 0.2 ∑(x-x̅)² = 0
Ralat mutlak 0.857142857 Ralat mutlak 0
Ralat nisbi 0.206896552 Ralat nisbi 0
Keseksamaan 79.31% Keseksamaan 100,00%

Tabel 14. Tabel 19.


Ralat Arus Warna Biru Intensitas 2 Ralat Tegangan Warna Merah Intensitas 3
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 12 0.142857143 0.0204082 1 0.2 -0.0214286 0.000459184
2 11 -0.857142857 0.7346939 2 0.25 0.0285714 0.000816327
3 12 0.142857143 0.0204082 3 0.2 -0.0214286 0.000459184
4 12 0.142857143 0.0204082 4 0.2 -0.0214286 0.000459184
5 12 0.142857143 0.0204082 5 0.25 0.0285714 0.000816327
6 12 0.142857143 0.0204082 6 0.2 -0.0214286 0.000459184
7 12 0.142857143 0.0204082 7 0.25 0.0285714 0.000816327
x̅ = 11.85714286 ∑(x-x̅)² = 0.857142857 x̅ = 0.221428571 ∑(x-x̅)² = 0.004285714
Ralat mutlak 0.857142857 Ralat mutlak 0.060609153
Ralat nisbi 0.072289157 Ralat nisbi 0.273718754
Keseksamaan 92.77% Keseksamaan 72.63%

Tabel 15. Tabel 20.


Ralat Arus Warna Biru Intensitas 3 Ralat Tegangan Warna Merah Intensitas 4
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 21 -0.142857143 0.0204082 1 0.25 0.0071429 5.10204E-05
2 22 0.857142857 0.7346939 2 0.2 0.0071429 0.001836735
3 21 -0.142857143 0.0204082 3 0.25 -0.0428571 5.10204E-05
4 21 -0.142857143 0.0204082 4 0.25 0.0071429 5.10204E-05
5 21 -0.142857143 0.0204082 5 0.25 0.0071429 5.10204E-05
6 21 -0.142857143 0.0204082 6 0.25 0.0071429 5.10204E-05
7 21 -0.142857143 0.0204082 7 0.25 0.0071429 5.10204E-05
x̅ = 21.14285714 ∑(x-x̅)² = 0.857142857 x̅ = 0.242857143 ∑(x-x̅)² = 0.002142857
Ralat mutlak 0.857142857 Ralat mutlak 0.042857143
Ralat nisbi 0.040540541 Ralat nisbi 0.176470588
Keseksamaan 95.95% Keseksamaan 82.35%
PRAKTIKUM FISIKA MODERN – KONSTANTA PLANCK 8

Tabel 21. Tabel 26.


Ralat Tegangan Warna Kuning Intensitas 1 Ralat Tegangan Warna Hijau Intensitas 2
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 0.4 0 0 1 0.5 0 0
2 0.4 0 0 2 0.5 0 0
3 0.4 0 0 3 0.5 0 0
4 0.4 0 0 4 0.5 0 0
5 0.4 0 0 5 0.5 0 0
6 0.4 0 0 6 0.5 0 0
7 0.4 0 0 7 0.5 0 0
x̅ = 0.4 ∑(x-x̅)² = 0 x̅ = 0.5 ∑(x-x̅)² = 0
Ralat mutlak 0 Ralat mutlak 0
Ralat nisbi 0 Ralat nisbi 0
Keseksamaan 100,00% Keseksamaan 100,00%

Tabel 22. Tabel 27.


Ralat Tegangan Warna Kuning Intensitas 2 Ralat Tegangan Warna Hijau Intensitas 3
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 0.6 0.0714286 0.005102041 1 0.6 0.0071429 5.10204E-05
2 0.5 -0.0285714 0.000816327 2 0.55 -0.0428571 0.001836735
3 0.5 -0.0285714 0.000816327 3 0.6 0.0071429 5.10204E-05
4 0.5 -0.0285714 0.000816327 4 0.6 0.0071429 5.10204E-05
5 0.55 0.0214286 0.000459184 5 0.6 0.0071429 5.10204E-05
6 0.5 -0.0285714 0.000816327 6 0.6 0.0071429 5.10204E-05
7 0.55 0.0214286 0.000459184 7 0.6 0.0071429 5.10204E-05
x̅ = 0.528571429 ∑(x-x̅)² = 0.009285714 x̅ = 0.592857143 ∑(x-x̅)² = 0.002142857
Ralat mutlak 0.089214257 Ralat mutlak 0.042857143
Ralat nisbi 0.16878373 Ralat nisbi 0.072289157
Keseksamaan 83.12% Keseksamaan 92.77%

Tabel 23. Tabel 28.


Ralat Tegangan Warna Kuning Intensitas 3 Ralat Tegangan Warna Hijau Intensitas 4
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 0.6 0.0142857 0.000204082 1 0.7 0 0
2 0.6 0.0142857 0.000204082 2 0.7 0 0
3 0.55 -0.0357143 0.00127551 3 0.7 0 0
4 0.6 0.0142857 0.000204082 4 0.7 0 0
5 0.6 0.0142857 0.000204082 5 0.7 0 0
6 0.55 -0.0357143 0.00127551 6 0.7 0 0
7 0.6 0.0142857 0.000204082 7 0.7 0 0
x̅ = 0.585714286 ∑(x-x̅)² = 0.003571429 x̅ = 0.7 ∑(x-x̅)² = 0
Ralat mutlak 0.055328334 Ralat mutlak 0
Ralat nisbi 0.094463008 Ralat nisbi 0
Keseksamaan 90.55% Keseksamaan 100,00%

Tabel 24. Tabel 29.


Ralat Tegangan Warna Kuning Intensitas 4 Ralat Tegangan Warna Biru Intensitas 1
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 0.7 0.0428571 0.001836735 1 0.5 -0.05 0.0025
2 0.65 -0.0071429 5.10204E-05 2 0.6 0.05 0.0025
3 0.6 -0.0571429 0.003265306 3 0.55 0 0
4 0.7 0.0428571 0.001836735 4 0.5 -0.05 0.0025
5 0.65 -0.0071429 5.10204E-05 5 0.6 0.05 0.0025
6 0.65 -0.0071429 5.10204E-05 6 0.55 0 0
7 0.65 -0.0071429 5.10204E-05 7 0.55 0 0
x̅ = 0.657142857 ∑(x-x̅)² = 0.007142857 x̅ = 0.55 ∑(x-x̅)² = 0.01
Ralat mutlak 0.07824608 Ralat mutlak 0.09258201
Ralat nisbi 0.119070121 Ralat nisbi 0.168330927
Keseksamaan 88.09% Keseksamaan 83.17%

Tabel 25. Tabel 30.


Ralat Tegangan Warna Hijau Intensitas 1 Ralat Tegangan Warna Biru Intensitas 2
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)² Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 0.4 0.0571429 0.003265306 1 0.75 0.0357143 0.00127551
2 0.3 -0.0428571 0.001836735 2 0.65 -0.0642857 0.004132653
3 0.3 -0.0428571 0.001836735 3 0.7 -0.0142857 0.000204082
4 0.4 0.0571429 0.003265306 4 0.75 0.0357143 0.00127551
5 0.4 0.0571429 0.003265306 5 0.75 0.0357143 0.00127551
6 0.3 -0.0428571 0.001836735 6 0.7 -0.0142857 0.000204082
7 0.3 -0.0428571 0.001836735 7 0.7 -0.0142857 0.000204082
x̅ = 0.342857143 ∑(x-x̅)² = 0.017142857 x̅ = 0.714285714 ∑(x-x̅)² = 0.008571429
Ralat mutlak 0.121218305 Ralat mutlak 0.085714286
Ralat nisbi 0.353553391 Ralat nisbi 0.12
Keseksamaan 64.64% Keseksamaan 88.00%
PRAKTIKUM FISIKA MODERN – KONSTANTA PLANCK 9

Tabel 31.
Ralat Tegangan Warna Biru Intensitas 3
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 0.95 0.0214286 0.000459184
2 0.9 -0.0285714 0.000816327
3 0.9 -0.0285714 0.000816327
4 1 0.0714286 0.005102041
5 0.9 -0.0285714 0.000816327
6 0.95 0.0214286 0.000459184
7 0.9 -0.0285714 0.000816327
x̅ = 0.928571429 ∑(x-x̅)² = 0.009285714
Ralat mutlak 0.089214257
Ralat nisbi 0.096076892
Keseksamaan 90.39%

Tabel 32.
Ralat Tegangan Warna Biru Intensitas 4
Pengukuran x (µA) x-x̅ (x-x̅)²
1 1.5 0.3714286 0.137959184
2 1 -0.1285714 0.016530612
3 1.1 -0.0285714 0.000816327
4 1.1 -0.0285714 0.000816327
5 1.1 -0.0285714 0.000816327
6 1 -0.1285714 0.016530612
7 1.1 -0.0285714 0.000816327
x̅ = 1.128571429 ∑(x-x̅)² = 0.174285714
Ralat mutlak 0.386507122
Ralat nisbi 0.342474665
Keseksamaan 65.75%

Anda mungkin juga menyukai