Anda di halaman 1dari 23

PERCOBAAN h/e

Abstrak

Tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari pancaran energi dari lampu
mercury dan menentukan nilai perbandingan h/e
Cahaya mempunyai dua jenis sifat , yaitu bersifat sebagai gelombang dan
sebagai partikel. Cahaya disebut sebagai gelombang bila cahaya tersebut melalui
sebuah celah dan ketika cahaya tiba pada sebuah layar, cajaya tersebut sebagai
partikel.
Metode percobaan ini menggunakan prinsip dasar efek fotolistrik. Efek
fotolistrik adalah gejala keluarnya electron dari permukaan logam bila dikenai
potensial henti (V) berbanding lurus dengan energi kinetik electron. Sehingga Ekmaks
pancaran elektron akan bertambah secara linier terhadap frekuensi cahaya yang
digunakan.
Planck menemukan bahwa konstanta Planck (h) nilainya, e=1,6.10-19
C dan nilai perbandingan h/e adalah 4,14375.10-15 Js/C. Sedangkan dari percobaan
yang telah dilakukan diperoleh hasil 0.78.10-15 Js/C (transmisi 100%); 9.0.10-17 Js/C
(transmisi 80%); 1.38.10-16 Js/C (transmisi (60%); 5.5.10-16 Js/C (transmisi 40%);
8.0.10-15 Js/C (transmisi 20%); 9.11.10-16Js/C (tanpa transmisi).

Kata kunci :Lampu mercuri, efek fotolistrik, potensial henti, konstsnta planck.

Abtract
This attempt target is to learn the radiation energy from mercury lamp and
determine the value of comparison h/e.
The light have two characteristic. That is like a wave and as a particles. If a
light pass a gap, light act as particles but when light fall down at screen act as
particles.
In this experiment used photolistrics effect method. Photolistrics effect is out
indication of electron from front materiel if hil a special light. The electron called
photoelectron. The stop potential compansion straight with kinetics energy of
electron. Ekmaks electron will to increase linier with light frequency who used.
The planck constant (h) is 6,625.10-34Js, e = 1,6.10-19 C and the value of h/e is
4,14375.10-15 Js/C and from the experiment give value 0.78.10-15 Js/C (100%
transmition); 9.0.10-17Js/C (80% transmition); 1.38.10-16 Js/C (60% transmition);
5.5.10-16 Js/C Js/C (40% transmition); 8.0.10-15 Js/C (20% transmition); 9.11.10-
16
Js/C (without transmition)

Key word : Mercury lamp, photolistrics effect, stop potential, Planck constan
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pandangan fisika klasik, sifat partikel berbeda dengan gelombang.


Keduanya dianggap sebagai disiplin yang bebas dan tidak terkait, yang masing-
masing dikaji dengan teorinya sendiri-sendiri. Partikel memiliki sifat-sifat fisis seperti
massa dan momentum yang tidak dimilki oleh gelombang, sebaliknya gelombang
juga memiliki sifat fisis seperti interferensi, difraksi dan polarisasi yang tidak dimiliki
oleh partikel. Gejala-gejala ini disebut dualisme gelombang. Secara sepintas
pandangan ahli fisika ini mencerminkan kenyataan fisis dari pengamatan yang
diterima oleh indera.
Pada awal abad ke-20 anggapan ini mulai berubah setelah ahli fisika gagal
mennafsirkan fenomena fisis seperti radiasi termal dan efek fotolistrik.Beberapa
fenomena tersebut baru dapat dianalisis dengan benar setelah muncul pandangan dari
fisika modern bahwa cahaya atau gelombang elektromagnetik dianggap sebagai foton
yang memiliki sifat seperti partikel. Salah satu pendapat ahli fisika modern adalah
pendapat Planck bahwa bahwa benda memancarkan cahaya dalam bentuk kuanta atau
foton yang terpisah tidak bertentangan dengan penjalaran cahaya sebagai gelombang.
Namun Enstein menyatakan bahwa cahaya menjalar melalui ruang dalam bentuk
foton. Planck menganggap bahwa energi elektromagnetik yang diradiasikan oleh
benda timbul dalam bentuk paket-paket energi atau kuanta. Jika energi kuanta
berabanding lurus dengan frekuensi radiasi, maka bila frekuensinya meningkat
energinya akan menjadi besar pula. Planck tidak pernah menyangsikan bahwa
penjalarannya melalui ruang merupakan gelombang elektromagnetik yang kontinu.
Dua teori yang sangat membantu planck adalah teori wien dan teori
Reyleigh-Jeans, kedua teori ini tidak dapat memberikan kecocokan dengan hasil
pengukuran untuk seluruh bagian spektrum. Planck berpendapat bahwa rumus wien
dapat dibuat cocok dengan spektrum radiasi benda hitam, kemudian planck juga
memperbaiki teori Reyleigh-Jeans dengan membuat asumsi baru bahwa gelombang
elektromagnetik yang terperangkap dalam rongga benda hitam dihasilkan oleh
getaran atom-atom pada dinding rongga.
Energi yang boleh dimiliki oleh atom bergetar haruslah terkuantisasi ,yaitu
bahwa energi hanya boleh memiliki E = n hv . Pendapat planck ini membuat
pembentukan mekanika baru untuk atom,yang disebut mekanika kuantum. Pandangan
interaksi antara cahaya dengan atom adalah sebagai butiran foton, dan tiap foton
membawa energi besar hv dengan v sebagai frekuensi gelombang cahaya. Dalam
percobaan kali ini lebih membahas tentang efek fotolistrik, untuk mencari nilai
perbandingan tetapan Planck dengan muatan elektron (h/e)

B. Tujuan
Tujuan dari percobaan h/e adalah empelajari pancaran energi dari lampu
mercury dan menentukan tingkat energi eksitasi, menentukan nilai
perbandingan h/e.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
A.1 Teori Kuantum Cahaya
Dua teori klasik yang mencoba menjelaskan radiasi benda hitam dikemukakan
oleh Wilhem Wien (1896) dan Lord Rayleigh (1900) yang diperkuat oleh J.Jeans
sehingga dikenal sebagai Teori Rayleigh-Jeans. Teori Wien mampu menjelaskan
radiasi benda hitam untuk panjang gelombang yang panjang. Sedangkan teori
Reyleigh-Jeans kebalikan dari teori Wien. Pada akhir tahun 1900 penjelasan yang
memuaskan datang dari Max Planck yang mengajukan rumus empiris dan ternyata
sangat cocok dengan hasil eksperimen adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a Energi radiasi yang dipancarkan oleh getaran molekul-molekul benda bersifat


diskret, yang besarnya:
En = nhυ

Dengan n adalah bilangan bulat yang disebut bilangan kuantum dan υ adalah
frekuensi getaran molekul-molekul, sedangkan h adalah konstanta Planck yang
besarnya 6,626x10-34 J.s. karena energi radiasi bersifat diskret, dikatakan
energinya terkuantisasi dan energi yang diperkenenkan dengan n =1, 2, 3,…
disebut tingkat energi.

b Molekul-molekul menyerap dan memancarkan energi radiasi cahaya dalam paket


diskret yang disebut kuantum atau foton.
Energi kuantum = (tetapan Planck) x (frekuensi)

E = hυ …(1)

Bila molekul-molekul menyerap/memancar satu foton, maka tingkat energinya


bertambah/berkurang sebesar hυ.

Semua gagasan Planck tersebut diatas hanya membahas tentang permukaan


benda hitam. Kemudian Albert Einsten memperluasnya menjadi fenomena yang
universal dan berdasarkan Teori Kuantum. Cahaya merupakan pancaran dari paket-
paket energi (foton) yang terkuantisasi (diskret) yang besarnya sesuai dengan
persamaan (1). Cahaya merupakan salah satu gelombang yang dalam perambatannya
membawa energi. Sehingga teori-teori fisika sebelum tahun 1900 disebut fisika
klasik, sedangkan teori-teori fisika sesudah tahun 1900 yang diawali oleh Teori
Kuantum dari Planck disebut fisika modern.

Pada tahun 1905 Einsten menemukan bahwa paradoks yang timbul dalam
efek fotolistrik dapat dimengerti hanya dengan memasuki pengertian radikal yang
pernah diusulkan oleh Max Planck. Planck dapat menurunkan rumus yang dapat
menerangkan spektrum radiasi (yaitu kecerahan relatif dari berbagi panjang
gelombang yang ada) sebagai fungsi dari suatu temperatur suatu benda yang
meradiasikannya serta menganggap bahwa radiasi yang dipancarkan terjadi secara
diskontinu (diskret), dipancarkan dalam catuan kecil. Catuan ini disebut dengan
kuanta (Beiser, 1992:4).

A .2 Efek Foto Listrik


Efek fotot listrik merupakan fenomena fisis yang menunjukan sifat partikel dari
gelombang. Efek fotolistrik adalah peristiwa jatuhnya gelombang elektromagnetik
dengan energi tertentu pada permukaan logam sehingga sejumlah elektron terpancar
dari permukaan logam itu.

Menurut teori kuantum cahaya, bahwa energi elektromagnetik yang


diradiasikan muncul menurut kuanta-kuanta atau secara diskontinu, tetapi Planck
beranggapan bahwa dalam penjalaranya merupakan gelombang elektromagnetik yang
kontinu. Menurut hipotesis, efek foto listrik dapat dijelaskan dengan persamaan
berikut ini:

hν = Ekmaks + W0 (2)
Menurut Enstein, ketiga suku dari persamaan tersebut masing-masing adalah:
hν:energi : dari cahaya yang datang
Ekmaks : energi foton elektron maksimum
Wo : energi minimum untuk melepaskan sebuah elektron dari
permukaan yang disinari.
W0 merupakan karakteristik dari permukaan benda yang disebut juga fungsi kerja.

A. 3 Eksperimen
Seperti diketahui bahwa gelombang cahaya membawa energi, dan sebagian
energi diserap oleh bagian yang tersinari. Energi yang terserap dapat terkonsentrasi
pada elektron tertentu dan muncul kembali sebagai energi kinetik elektron (EK). Kita
ingat bahwa hubungan antara energi kinetik elektron dengan potensial elektron
adalah: Ekmaks = e.V

Menurut persamaan (2): hν = Ek + Wo


hν = e.V + Wo

V = ν- (3)

Persamaan (3) dapat dinyatakan sebagai persamaan garis lurus, sehingga


apabila V dan ν diplotkan dalam grafik akan diperoleh slop dari garis tersebut, seperti
terlihat pada Gambar 1, dimana nilai dari slop itu adalah nilai perbandingan h/e.
V

Slop =

v
Gambar 1. Grafik hubungan potensial (V) dengan frekuensi gelombang (ν)

III. METODE PERCOBAAN


Metode dalam percobaan ini dilaksanakan dengan metode eksperimen, yang
menggunakan cahaya lampu mercury disertai dengan pemasangan filter pada
perangkat.

A. Waktu Dan Tempat Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Nopember 2008 pukul 13.00 -
15.00 WIB bertempat di laboratorium eksperimen I jurusan Fisika Program Sarjana
MIPA Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

B. Alat Dan Bahan Percobaan


Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Sumber cahaya mercury
2. Multy meter digital
3. Filter warna kuning dan hijau
4. Perangkat h/e
5. Stopwatch

Gambar 2. Rangkaian percobaan h/e

C. Cara Kerja
6. Bagian A
a. Menyusun peralatan seperti pada gambar 2
b. Memasang filter pada perangkat h/e
c. Mengecek potensial baterai pada perangkat h/e
d. Mereset potensial pada perangkat h/e untuk menghilangkan memori.
e. Menghidupkan sumber cahaya mercury
f. Mencatat nilai potensial yang ditunjukan pada multymeter digital untuk
setiap prosentase transmisi
g. Mematikan sumber cahaya mercury
h. Mengulangi langkah b sampai g untuk semua filter
7. Bagian B
a. Menyusun peralatan seperti pada gambar 2
b. Memasang filter pada perangkat h/e
c. Mengecek potensial bateray pada perangkat h/e
d. Mereset potensial pada perangkat h/e untuk menghilangkan memori.
e. Menhidupkan sumber cahaya mercury
f. Mencatat nilai potensial yang ditunjukan pada multymeter digital
g. Mematikan sumber cahaya mercury
h. Mengulangi langkah b sampai g untuk semua filter

B. Diagram Alir Percobaan


1. Bagian A
MULAI

Peralatan h/e disusun. Sumber cahaya


mercury dihidupkan

Filter transmisi dipasang

Potensial pada alat direset

Mengarahkan cahaya kuning ke alat h/e untuk tiap


transmisi.

Potensial dicatat

Belum
Apakah semua warna
cahaya sudah diukur
potensialnya?

Sudah

SELESAI

2. Bagian B

MULAI
Peralatan h/e disusun. Sumber cahaya
mercury dihidupkan

Filter warna dipasang

Potensial pada alat direset

Potensial dan waktu


pencahayaan untuk tiap
warna cahaya dicatat

Belum
Apakah semua filter
warna sudah diukur
potensialnya?

Sudah

SELESAI
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 BAGIAN A

Transmisi 100 %

Tabel 1 nilai frekuensi,potensial dan nilai h/e pada transmisi 100 %

Data Pengamatan transmisi 100%


Warna filter Frekuensi Potensial h/e
Hijau 5.49E+14 0.17 0.78E-16
Kuning 5.19E+14 0.22  

Transmisi 80%

Tabel 2 nilai frekuensi,potensial dan nilai h/e pada transmisi 80 %

Data Pengamatan transmisi 80%


Warna filter Frekuensi Potensial h/e
Hijau 5.49E+14 0.12 9.00E-17
Kuning 5.19E+14 0.18  
Transmisi 60%

Tabel 2 nilai frekuensi,potensial dan nilai h/e pada transmisi 60 %

Data Pengamatan transmisi 60%


Warna filter Frekuensi Potensial h/e
Hijau 5.49E+14 0.07 1.38E-16
Kuning 5.19E+14 0.16  
Transmisi 40%

Tabel 2 nilai frekuensi,potensial dan nilai h/e pada transmisi 40 %

Data Pengamatan transmisi 40%


Warna filter Frekuensi Potensial h/e
Hijau 5.49E+14 0.14 5.5E-16
Kuning 5.19E+14 0.18  
Transmisi 20%

Tabel 2 nilai frekuensi,potensial dan nilai h/e pada transmisi 20 %

Data Pengamatan transmisi 20%


Warna filter Frekuensi Potensial h/e
Hijau 5.49E+14 0.15 8.00E-17
Kuning 5.19E+14 0.21  
Y = mx V = h/e v
 Untuk transmisi 100%

h/e = 0.78E-16 e =1,602 x 10-19 C

h = 0.78E-16 x e

h = 1.249x10-35

 Untuk transmisi 80%

h/e = 9.00E-17 e =1,602 x 10-19 C

h = 9.00E-17 x e

h = 1.4418x10-35

 Untuk transmisi 60%

h/e = 1.38E-16 e =1,602 x 10-19 C

h = 1.38E-16 x e

h = 2.21x10-35

 Untuk transmisi 40%

h/e = 5.5E-16 e =1,602 x 10-19 C 

h = 5.5E-16 x e

h = 8.81x10-35

 Untuk transmisi 20%

h/e = 8.0E-17 e =1,602 x 10-19 C

h = 8.0E-17 x e

h = 1.28x10-35
Dengan nilai h/e perhitungan =

IV. 1 BAGIAN B

Besarnya nilai h/e dari warna tanpa transmisi


Tabel nilai h/e tanpa transmisi warna

Warna
cahaya Frekuensi Potensial h/e
Merah 4.30E+14 34.3  
Jingga 5.19E+14 35.9 9.11E-16
Kuning 5.19E+14 37.5  
Hijau 5.49E+14 38.8  
Biru 6.88E+14 41.7  
uv-2 (Ungu) 8.22E+14 43.5  

h/e = 9.11E-16 e =1,602 x 10-19 C

h = 9.11E-16 x e

h = 1.458E-34
IV. 2 PEMBAHASAN

Dalam percobaan yang dilakukan diketahui bahwa foton bersifat diskret dan
terdiri atas paket-paket energi yang merupakan bagian terkecil dari energi yang
bersifat diskret. Jumlah energi yang dipancarkan atau diserap oleh molekul-molekul
yang sama dengan hv. Berdasarkan persamaan (3), besaran V berbanding lurus
dengan energi kinetik elektron hingga Ekmaks pancaran elektron berbanding lurus
terhadap frekuensi cahaya yang digunakan. Nilai h/e adalah konstan sehingga
potensial henti tidak berpengaruh pada nilai h/e.
Bila ada dua atau lebih gelombang bertemu dalam satu daerah, gelombang itu
akan berinterferensi menghasilkan gelombang baru yang amplitudo sesaatnya
merupakan jumlah dari amplitudo sesaat gelombang semula. Interferensi konstruktif
(saling menguatkan) berarti gelombang tersebut saling menguatkan dengan fase yang
sama sehingga amplitudonya menjadi lebih besar, sedangkan interferensi destruktif
(saling melemahkan) berarti gelombang tersebut sebagian atau seluruhnya saling
meniadakan karena fasenya berbeda. Pada percobaan efek fotolistrik dapat
diterangkan bahwa energi kinetik fotoelektron tidak bergantung pada intensitas
cahaya. Intensitas cahaya berpengaruh terhadap jumlah foton elektron yang
terpancarkan pada saat terjadi efek fotolistrik. Energi kinetik maksimum bergantung
pada frekuensi sinar yang digunakan dalam percobaan efek fotolistrik. Semakin besar
frekuensi foton, semakin besar pula energi kinetik maksimumnya. Distribusi electron
yang dipancarkan ternyata tidak bergantung pada intensitas cahaya.
Pada percobaan penentuan perbandingan nilai h/e terlihat adanya sifat
interferensi konstruktif terjadi pada saat cahaya yang akan diukur potensial hentinya
mempunyai warna yang sama dengan warna filter yang digunakan, warna yang
dihasilkan akan terlihat semakin kuat. Sedangkan interferensi destruktif terjadi bila
warna dari lampu merkuri mengenai filter dengan warna berbeda, warna yang
dihasilkan tidak kuat (lemah).
Warna bening (tembus cahaya) bergantung pada warna cahaya yang
diteruskan. Sedangkan warna gelap (tak tembus pandang) tergantung pada cahaya
yang diteruskan. Jadi filter cahaya berfungsi meneruskan warna-warna tertentu dan
menahan warna-warna tertentu.
Fungsi kerja (Wo) adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan
elektron dan efek fotolistrik ialah gejala yang terjadi dalam daerah cahaya tampak
dan ultraviolet. Percobaan ini menghasilkan nilai dari fungsi kerja yang berbeda-
beda, hal ini disebabkan karena tidak semua energi foton hv bisa diberikan pada
sebuah elektron dan suatu elektron mungkin akan hilang dari energi awalnya dalam
interaksi dengan elektron.
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa elektron yang bergerak berlaku
sebagai gelombang dan partikel. Gelombang elektromagnetik dianggap sebagai
gelombang karena dalam keadaan tertentu gelombang tersebut memperlihatkan gejala
difraksi, polarisasi dan interferensi. Namun pada keadaan lain gelombang
elektromagnetik berlaku seperti partikel yang terdiri dari berkas-berkas partikel.
Gejala-gejala tersebut dikenal sebagai Dualisme Partikel Gelombang.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :

No Transmisi filter Warna h/e h( J.s )


1 100 % 0,78E-16 1.249E-35
2 80 % 9.0E-17 1.441E-35
3 60 % 1.38E-16 2.21E-35
4 40 % 5.5E-16 8.81E-35
5 20 % 8.0E-17 1.2E-35
Tanpa transmitter warna

Warna Mercuri h/e h(J.s)


1 Merah 9.11x10-16 1,458E-34
2 Jingga 9.11x10-16 1,458E-34
3 Kuning 9.11x10-16 1,458E-34
4 Hijau 9.11x10-16 1,458E-34
5 Ungu 9.11x10-16 1,458E-34
Setelah hasil yang diperoleh dari perhitungan grafik (h/e = 0,78.E-16 Js/C untuk
transmisi 100%) dibandingkan dengan tetapan Planck yang sesungguhnya (h/e =
4,14375.10-15 Js/C) ternyata memberikan hasil yang berbeda. Hal ini bisa disebabkan
oleh beberapa faktor, diantaranya ada cahaya yang tidak diteruskan, ada pengruh
cahaya dari luar serta penempatan kisi yang kurang tepat pada warna yang akan
diukur potensial hentinya.
V. KESIMPULAN

Cahaya dapat mempunyai sifat sebagai gelombang dan sebagai partikel.


Sedangkan filter cahaya berfungsi meneruskan dan menahan warna-warna tertentu.
Intensitas cahaya hanya berpengaruh terhadap jumlah fotoelektron yang terpancarkan
pada saat terjadi efek fotolistrik. Energi kinetik maksimum fotoelektron bergantung
pada frekuensi sinar yang digunakan semakin besar frekuensi foton maka semakin
besar pula energi kinetik maksimum fotoelektron. Hasil pengamatan percobaan h/e
yang telah dilakukan berbeda dengan nilai tetapan tetapan planck dengan massa
elektron yaitu h/e = 4.13X10-15 Js/C.

Nilai h/e dari masing-masing transmisi dan tanpa transmisi adalah :

No Transmisi filter Warna h/e h( J.s )


1 100 % 0,78E-16 1.249E-35
2 80 % 9.0E-17 1.441E-35
3 60 % 1.38E-16 2.21E-35
4 40 % 5.5E-16 8.81E-35
5 20 % 8.0E-17 1.2E-35
Tanpa transmitter warna

Warna Mercuri h/e h(J.s)


1 Merah 9.11x10-16 1,458E-34
2 Jingga 9.11x10-16 1,458E-34
3 Kuning 9.11x10-16 1,458E-34
4 Hijau 9.11x10-16 1,458E-34
5 Ungu 9.11x10-16 1,458E-34
V. DAFTAR PUSTAKA

Beiser,Athur.1990. Konsep Fisika Modern . Terjemahan: The Houw Liong. Penerbit


Erlangga. Jakarta
Krane,kinneth. 1992. Fisika Modern. Terjemahan; Hans j.Wosparik dan sofia
Niksolihin.Penerbit Universitas Indonesia.Jakarta
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN I
Percobaan h/e

Disusun oleh:

Nama : Desty Anggita. T (H1C006042)


Dedi Wira Istiaji (H1C006043)
Hari/Tanggal Praktikum : Sabtu, 22 Oktober 2008
Hari/Tanggal Laporan : Sabtu, 29 November 2008
Asisten : Sehah, S.si, Msi
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
Universitas Jendral Soedirman
Fakultas Sains dan Teknik
Jurusan MIPA
Progam Studi Fisika
Purwokerto
2008

Anda mungkin juga menyukai