34
6,41 0,11x 10
J .s
2,32 x 1019 J .
KATA KUNCI: Efek Fotolistrik, Tegangan Penghenti, Frekuensi, Energi Kinetik, Intensitas Cahaya
PENDAHULUAN
Dalam pembahasan radiasi benda hitam,
Planck telah mempostulatkan bahwa atomatom dinding rongga berlaku sebagai osilator
yang mempunyai energi terkuantumkan secara
diskrit. Namun, Panck tetap menganggap
bahwa radiasi gelombang elektromagnet yang
dipancarkan mempunyai distribusi energi yang
kontinu.
Pada tahun 1905 Einstein mengusulkan
bahwa radiasi elektro-magnet terdiri atas
paket-paket energi bak-partikel. Paket energi
ini disebut foton. Dengan konsep ini Einstein
berhasil menjelaskan peristiwa fotolistrik yang
pertama kali diamati oleh Herzt dan
selanjutnya diteliti secara eksperimental oleh P.
Lernard. Mereka mengamati bahwa cahaya
yang menyinari suatu elektrode dapat
melepaskan elektron-elektron dari permukaan
elektrode tersebut. Elektron-elektron yang
terlepas ini memiliki energi kinetik yang
bertambah besar dengan bertambah besarnya
frekuensi cahaya.
Eksperimen ini selanjutnya dilakukan
untuk mengamati perilaku cahaya sebagai
partikel menurut teori kuantum dan
menentukan besarnya konstanta Planck,
melalui dua kegiatan. Kegiatan pertama
dilakukan dengan mengamati pengaruh
(Subaer, 2015).
Cahaya monokromatis ditembakkan ke
pelat katoda yang potensialnya dibuat lebih
positif terhadap plat anoda. Ternyata, untuk
cahaya
dengan
frekuensi
tertentu,
galvanometer mendeteksi adanya arus listrik.
Ini menunjukkan bahwa elektro-foto yang
dipancarkan oleh pelat katoda mampu
mencapai anoda walaupun plat anoda memiliki
potensial yang lebih negatif plat katode. Ini
juga berarti bahwa ketika terlepas dari pelat
katode, elektron sudah memiliki energi kinetik
yang cukup besar untuk menembus potensial
penghalang yang dipasang antara pelat katode
dan anode. Untuk menghentikan gerakan
elektron-foto (ditunjukkan dengan tidak
adanya arus fotoelektrik yang melalui A),
diperlukan potensial penghalang V tertentu.
Beda potensial yang mampu menghentikan
gerak electron-foto tercepat ini disebut
potensial penghenti (stopping potential),
dilambangi Vs.
(Sutopo, 2004 ).
Dengan menggunakan teori Planck,
Einstein menemukan gejala efek fotolistrik
dengan persamaan:
E h EK max W0
(Subaer, 2015).
Energi kinetik electron-foto tercepat
dapat diketahui dari nilai Vs. berdasarkan
prinsip kekekalan energi dapat disimpulkan
bahwa energi kinetik elektron-foto tercepat
sama dengan e Vs, dengan e menyatakan
muatan electron, yaitu 1,6 x 10-19 C. jika
energy kinetic electron tercepat dilambangkan
Kmaks, maka
Kmaks = e Vs.(2)
(Sutopo, 2004 ).
Dengan mensubstitusi persamaan (2) ke
dalam persamaan (2) diperoleh persamaan
Einstein,
hv eVs W0
GAMBAR 1. Rangkaian eksperimen efek
Fotolistrik
(1)
(3)
Bila
dan
3. Nilai
tidak
bergantung
pada
(volt)
Slope =
h/e
W 0 /e
Vs
sama
Vs
c . Panjang gelombang
h=6,57 1034 J . s
dewasa ini, tetapan planck dipandang sebagai
salah satu tetapan alam, dan telah diukur
dengan ketelitian yang sangat tinggi dalam
berbagai percobaan. nilai yang sekarang
diterima adalah
h=6,62618 1034 J . s
(Krane, 1992)
METODE EKSPERIMEN
Alat dan bahan yang digunakan pada
eksperimen ini yaitu: perangkat pengukuran
konstanta Planck PC-101, 5 buah filter warna
(merah, jingga, kuning, hijau, biru) dan tisu
untuk mengganti filter pada pengukuran filter
yang lain.
Metode eksperimen dilakukan dengan
penyetelan perangkat pegukuran konstanta
Planck PC-101 sebelum digunakan dengan
mengatur posisi sumber cahaya dari sensor
sejauh 35 cm dan mengatur posisi pengali arus
pada x0,01, selanjutnya dilakukan dua kegiatan
yaitu: (1) untuk mengetahui pengaruh
Tidak Ada
Arus
Ada Arus
V < Vs
V = Vs
V > Vs
Kegiatan Kedua
TABEL 2. Hasil Pengamatan Pengaruh
Panjang Gelombang terhadap
Potensial Penghenti
Filter
Warna
Panjang
Gelombang,
(nm)
Frekuensi,
v
(x1014Hz)
Potensial
henti, Vs
(volt)
Merah
Jingga
Kuning
Hijau
Biru
635
570
540
500
460
4,72
5,26
5,56
6,00
6,52
|0,37 0,01|
|0,65 0,01|
|0,78 0,01|
|0,92 0,01|
|1,09 0,01|
Analisis Data
Kegiatan Kedua
1.20
1.00
0.80
f(x) = 0x - 1.45
R = 0.98
0.60
Potensial Penghenti, Vs (V)
0.40
0.20
0.00
6.00E+14
4.00E+14
8.00E+14
e Vs = hf - W 0
persamaan hubungan potensial penghenti
dengan frekuensi menjadi
e Vs = hf - W 0
hasil
e Vs
hf W 0
=
e
e
e
Vs =
Sehingga
pelaporan
dari
eksperimen adalah
h eks = |6,41 0,11|10 -34 Js
W
h
f - 0
e
e
Dari
grafik
diperoleh
persamaan
kemiringan kurva (slope)
-15
y = 4 10 x - 1,4516
R2 = 0.9833
y = mx + c
%Diff =
%Diff =
Atau
h
= m = 4 10-15
e
|( )|
h t - h eks
h t + heks
2
|(
100%
6,626 - 6,41
100%
6,626+ 6,41
2
%Diff = 3,34 %
2. Penentuan fungsi kerja logam, W0
Dari analisis grafik diperoleh
W0
=C
e
W0
= c = 1. 4516
e
Dimana e = 1.602 10-19 C
1. Penentuan konstanta Planck, h
Dari analisis grafik diperoleh
h
= m
e
W0 = e C
W 0 = (1.602 10 -19 ) ( 1. 4516
W 0 = 2,32 10-19 J
h = e m
PEMBAHASAN
-15
h = (1.602 10 -19 ) ( 4 10
h = 6.408 10-34 Js
DK = R2 100% = 0.9833 100%
DK = 98,33%
KR = 100% - DK = 100% - 98,33%
KR = 1,67% (3AB)
h
KR =
100%
h
| |
h =
KR h
100%
h =
1,67% 6,408 10
100%
h = 0, 107 10-34 Js
-34
Js
Adapun
hasil
pengamatan
yang
diperoleh yaitu arus fotoelektrik sebanding
dengan intensitas cahaya artinya semakin besar
intensitas cahayanya maka semakin besar kuat
arus fotoelektrik. Hasil pengamatan ini sesuai
dengan teori cahaya sebagai gelombang,
dimana menurut teori cahaya sebagai
gelombang yaitu kenaikan intensitas cahaya
akan memperbesar laju penyerapan energi,
karena medan elektriknya bertambah, sehingga
laju pemancaran elektron juga akan bertambah.
Menurut teori kuantum, kenaikan intensitas
cahaya menunjukan kenaikan cacah foton yang
menumbuk
permukaan
logam.
Ini
mengakibatkan bertambahnya cacah elektron
foto yang dilepaskan logam. Dengan demikian
semakin besar arus foto elektrik yang
dihasilkan namun perubahan arus yang terjadi
tidak signifikan. Jadi efek fotolistrik dapat
dijelaskan jika cahaya dipandang sebagai
partikel yang disebut foton.
Selain itu hasil pengamatan yang
diperoleh yaitu ketika potensial penghenti
lebih besar dari pontensial penghalang (V < Vs
) maka ada arus yang terbaca hal ini sesuai
dengan teori dimana semakin besar potensial
penghalang semakin sedikit cacah elektronfoto yang mampu mencapai anade. Pada saat
potensial penghalang sama dengan potensial
penghenti (V = Vs) dan saat potensial
penghenti lebih kecil dari potensial penghalang
(V > Vs) , tidak ada elektron yang mampu
mencapai plat anoda. Akibatnya tidak ada arus
fotoelektrik terhenti.
Kebergantungan kuat arus fotoelektrik
terhadap intensitas cahaya sesuai dengan
konsep cahaya sebagai gelombang (fisika
klasik). Jika intensitas cahaya dinaikkan maka
cacah elektron-foto yang diterima elektron
juga akan meningkat. Akibatnya cacah elektron
foto yang dihasilkan juga meningkat sehingga
arus foto elektrik yang dihasilkan juga
meningkat. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa intensitas cahaya menyebabkan elektron
terlepas dari permukaan logam dan bergerak ke
anoda. Jadi semakin tinggi intensitas
cahayanya maka semakin banyak elektron
yang terlepas dari permukaan logam dan
berarti arus yang dihasilkan juga semakin
besar.
Adapun energi kinetik tidak dipengaruhi
oleh intensitas cahaya, melainkan hanya
dipengaruhi oleh frekuensi cahaya yang
mengenai logam. Frekuensi berubah-ubah
berdasarkan filter yang digunakan, dimana
h= 6,41 0,11x 10
J . s . Sedangkan
2,32 x 1019 J
.
SIMPULAN
1. Ketika potensial penghenti lebih besar dari
pontensial penghalang (V < Vs ) maka ada
arus yang terbaca hal ini sesuai dengan teori
dimana semakin besar potensial penghalang
semakin sedikit cacah elektron-foto yang
mampu mencapai anode. Pada saat
potensial
penghalang
sama
dengan
potensial penghenti (V = Vs) dan saat
potensial penghenti lebih kecil dari
potensial penghalang (V > Vs), tidak ada
elektron yang mampu mencapai plat anoda.
Akibatnya tidak ada arus fotoelektrik
terhenti. Energi kinetik elektron-foto
dipengaruhi oleh frekuensi.
2. Nilai konstanta Planck yang diperoleh
berdasarkan hasil analisis grafik yaitu
dan nilai
2,32 x 1019 J .
REFERENSI
Daud Malago, Jasruddin. 2005. Pengantar
Fisika Modern. Makassar : Badan
Penerbit UNM Makassar.
Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern.
Jakarta : Universitas Indonesia.
Subaer, dkk. 2015. Penuntun Praktikum
Eksperimen Fisika I Unit Laboratorium
Fisika Modern . Makassar : Universitas
Negeri Makassar .
Sutopo. 2004. Pengantar Fisika Modern.
Malang : Universitas Negeri Malang.