Anda di halaman 1dari 4

Niken Roro Hapsari

10518010
K-02
Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan dua fenomena kuantum yang Anda ketahui

a. Postulat Planck
Dalam upaya mememcahkan permasahan bencana ultraviolet, Planck mengusulkan
bahwa hukum elektromagnetik konvesional saat itu haruslah dimodifikasi agar diperoleh suatu
pernyataan yang menunjukan bahwa gelombang EM terdiri atas suatu paket-paket energi. Lebih
lanjut, Planck mempostulatkan bahwa besar paket energi gleombang EM ini merupakan hasil
kali frekuensi gelombangnya dengan suatu konstanta ‘h’, yang dikenal sebagai konstanta Planck.
Dimana paket gelombang yang memilki frekuensi lebih besar akan memiliki paket energi yang
lebih besar datipada gelombang yang frekuensinya lebih kecil. Secara matematis Planck
menuliskan besar paket energi ini dengan

𝐸 = ℎ𝑓 (7)
Selanjutnya paket energi ini dikenal dengan kuantum (jamanya kuanta). Adapun kuanta dari
sinar gelomabng EM dikenal sebagai foton.

Menurut Planck, radiasi benda hitam yang terpantul dari dinding rongga logam berasal
dari radiasi yang diserap dan kemudian dipancarkan kembali dengan segera oleh atom-atom
dinding rongga, selama selang waktu ini atom-atom bergetar dengan frekuensi yang sama
dengan frekuensi radiasinya. Akhirnya, Planck sampai pada kesimpulan bahwa sebuah atom
yang bergetar hanya dapat menyerap dan memancarkan energi dalam bentuk kuanta seperti yang
tersebut diatas. Sehingga menurut Planck spectrum intensitas radian benda hitam adalah

8𝜋 𝑐 ℎ𝑐 1
𝑅(𝜆) = ( ) ( ) [( )( ℎ𝑐 )] (8)
𝜆4 4 𝜆
𝑒 𝜆𝑘𝑇
−1
Postulat Planck tentang kuanta energi gelombang telah berhasil memecahkan peristiwa
katastropi UV dan hasilnya sangat sesuai dengan hasil penelitian-penelitian.

Gambar 1. Perbandingan formula Planck dan Rayleigh-Jeans


b. Efek Fotolistrik

Gambar 3. Efek Fotolistrik. Ketika permukaan logam dipaparkan dengan


sinar UV, sejumlah elektron terlontar menuju anoda dengan energi K.

Pada tahun 1887, Heinrich Herzt melakukan serangkaian pengamatan efek penyinaran
suatu permukaan logam dalam tabung hampa, dimana elektron dari logam terlontar keluar dari
katoda menuju katoda. Peristiwa ini dikenal dengan efek fotolistrik. Selanjutnya disimpulkan
bahwa

a. Laju pemancaran elektron bergantung pada intensitas cahaya.


b. Laju pemacaran elektron tak bergantung pada panjang felombang cahaya dibawa
suatu panjang gelombang tertentu, diatas nilai tersebut arus secara perlahan menurun
hingga panjang gelombang pancung 𝜆𝑐 .
c. Nilai 𝜆𝑐 tidak bergantung pada intensitas sumber cahaya, tetapi hanya bergantung
pada jenis logam yang digunakan sebagi permukaan fotosensitif.
d. Energi kinetik maksimum elektron yang dipancarkan tidak bergantung pada intensitas
cahaya, terapi hanya bergantung pada panjang gelombangnya.
e. Apabila sumber cahaya dinyalakan, arus segera akan mengalir (dalam sleng waktu 10-
9
s).

Peristiwa efekfotolistrik tidak terpecahkan sampai Einstein menusulkan teori


korpuskulanya yang dianggap sebagai partikel dari cahaya. Ia mengatakan bahwa satu paket
energi cahaya atau kuanta akan melontarkan satu elektron. Hanya kuanta cahaya yang memiiki
panjang gelombang yang lebih kecil dari panjang gelombang kritis yang dapat melontarkan
elektron. Nilai kritis ini disebut sebagai fungsi kerja bahan. Sehingga energi kinetik yang
dimiliki oleh elektron adalah

ℎ𝑐
𝐾= −𝑤 (17)
𝜆

atau

1 1 1
𝑚𝑣 2 = ℎ𝑐 ( − ) (18)
2 𝜆 𝜆𝑐
Energi kinetik inilah yang digunakan oleh elektron untuk mencapai anoda. Jika kuanta
cahaya lebih besar dari panjang gelombang kritis, maka tidak ada elektron yang akan terlontar ke
anoda. Ha ini sebagaimana yang diekspresikan oleh persamaan (18) diatas, jika 𝜆 lebih besar dari
𝜆𝑐 , maka eneri kinetiknya bernilai negatif, yang berarti elektron tidak menuju anoda.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pergeseran Wien

Akhir abad ke-19 para ilmuan masih mempertanyakan terkait penjelasan tentang spektrum
yang terlihat oleh mata manusia ketika benda berpijar. Ada kalanya pada suhu sekitar 1000 K
benda berpijar berwarna merah seperti pada elemen setrika, pada suhu yang lebih tinggi benda
berpijar berwarna oranye seperti pada bara besi dan pada suhu yang lebih tinggi lagi benda
berpijar mendekati warna putih. Kemudian Wilhelm Wien menjelaskan tentang kejadian
tersebut. Wien mengemukakan bahwa spektrum benda berpijar adalah kontinyu, akan tetapi ada
panjang gelombang pada spektrum yang berada pada intensitas yang paling besar. Panjang
gelombang tersebutlah yang menentukan warna pijar pada benda.

Wien menjelaskan bahwa panjang gelombang pada intensitas maksimum akan bergeser
ke panjang gelombang yang lebih pendek (ke frekuensi yang lebih tinggi) apabila suhunya
semakin meningkat. Misalnya pada batang besi yang terus dipanaskan hingga suhu yang sangat
tinggi, awalnya batang besi berwarna kemerahan, karena suhunya terus naik warna batang besi
berubah menjadi kuning kemerahan dan akhrinya memijar. Panjang gelombang cahaya merah
lebih besar daripada panjang gelombang cahaya kuning, sama artinya dengan frekuensi
gelombang cahaya merah lebih rendah daripada frekuensi gelombang cahaya kuning.

Perubahan warna pada benda menunjukkan perubahan intensitas radiasi benda. Ketika suhu
benda berubah, maka intensitas benda akan ikut berubah atau terjadi pergeseran,
pergeseran ini dapat digunakan untuk memperkirakan suhu benda atau biasa disebut Pergeseran
Wien.

Grafik spektrum radiasi benda hitam

(Sumber: ask.metafilter.com)
Grafik di atas menunjukkan hubungan intensitas radiasi benda hitam terhadap
panjang gelombang pada suhu yang berbeda. Dapat dilihat bahwa ketika suhu benda
hitam meningkat, panjang gelombang untuk intensitas maksimum (λmaks) bergeser ke
nilai panjang gelombang yang lebih pendek. Berdasarkan percobaan Wien dapat
diperoleh persamaan seperti berikut:

Anda mungkin juga menyukai