Anda di halaman 1dari 19

Bab

8
Konsep dan Fenomena
Kuantum

A. Radiasi Benda Hitam

B. Teori Kuantum Cahaya

BUKU SISWA Aktif dan Kreatif Belajar Fisika 3 untuk SMA/MA


Kelas XII Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam
A. Radiasi Benda Hitam
1. Hukum Stefan-Boltzmann
Joseph Stefan dan Ludwig Boltzmann menemukan bahwa laju energi radiasi
dari benda memenuhi persamaan.
Lakukan Kegiatan 8.1 deng
R = 𝑒σ𝑇 4

Setiap benda memiliki kemampuan meradiasikan energi dalam bentuk


gelombang elektromagnetik yang disebut emisivitas (e).
Nilai emisivitas berkisar dari 0 sampai 1. Permukaan yang sangat hitam
memiliki emisivitas mendekati 1, sebaliknya permukaan yang sangat
mengkilap memiliki emisivitas mendekati nol.

Kemampuan menyerap energi samadengan kemampuan untuk meradiasikan


energi. Jadi, dapat dikatakan bahwa pemancar energi yang baik merupakan
penyerap energi yang baik.
2. Hukum Pergeseran Wien

Wilhem Wien mencoba menemukan hubungan empiris antara panjang gelombang


radiasi yang dipancarkan benda hitam dan suhu benda. Wien menemukan bahwa:
a. pada suhu yang berbeda-beda panjang gelombang radiasi pada saat intensitas
maksimum bergeser ke panjang gelombang yang semakin kecil.
b. panjang gelombang radiasi saat intensitasnya maksimum berbanding terbalik
dengan suhu mutlak benda. Secara matematis, pernyataan Wien dituliskan sebagai
berikut.
mT = 2,9 x 10–3 mK

3. Perumusan Rayleigh dan Jeans


Lord Rayleigh dan Sir James H Jeans menggunakan teori kinetik gas untuk
menjelaskan radiasi benda hitam. Menurut fisika klasik mengenai ekuipartisi energi,
energi rata-rata setiap derajat kebebasan pada suhu T adalah 1/2 kT .
Persamaan matematis yang didapatkan oleh Rayleigh dan Jeans menunjukkan bahwa
untuk  yang membesar, intensitas akan semakin kecil dan jika  mendekati tak hingga,
intensitas akan mendekati nol.
Hal ini tidak sesuai dengan hasil empiris. (Hasil Rayleigh dan Jeans tidak sesuai untuk 
mendekati nol)
4. Hipotesis Kuantum Planck

Planck mengemukakan teori baru dengan menganggap bahwa energi radiasi


yang dihasilkan oleh getaran molekul-molekul bermuatan listrik merupakan
kelipatan bilangan bulat positif dari hf, yaitu

E = nhf

Para ilmuan mencoba menjelaskan ketidaksesuaian konsep fisika klasik


dengan fakta eksperimen dengan kerja keras. Mereka mensyukuri nikmat
Tuhan dengan cara mendedikasikan hidup mereka untuk ilmu pengetahuan.
Contoh Soal

Misalkan, panjang gelombang maksimum spektrum cahaya tampak Matahari 5.000 Å.


Tentukan suhu permukaan Matahari?
Jawab:
maks = 5.000 Å = 5 x 10-7 m.
Berdasakan Hukum Wien, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
2,989 × 10−3mK
𝑇= = 6.000 K
5 × 10−7m

Latihan Soal

1. Tentukan besar energi yang dimiliki modus getar dengan frekuensi 9 x 1015 Hz.
2. Jelaskan perbedaan antara hukum radiasi Rayleigh-Jeans dan hukum radiasi Planck.
3. Sebuah benda dipanaskan sehingga suhunya 5.000 oC. Tentukanlah panjang
gelombang pembawa intensitas radiasi maksimum yang dipancarkan benda tersebut.

Kerjakan Latihan Soal


B. Teori Kuantum Cahaya

1. Konsep Foton
Foton merupakan partikel dasar dalam fenomena elektromagnetik. Partikel dasar ini
merupakan bentuk radiasi elektromagnetik, tidak bermuatan listrik.
Foton bergerak di dalam vakum dengan kecepatan cahaya c, sehingga sifat gelombang
yang dimiliki sama dengan sifat cahaya.

Selain mempunyai sifat sebagai gelombang, foton juga memiliki sifat sebagai partikel,
fenomena ini disebut sebagai dualisme gelombang-partikel.

Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan memindahkan
energi. Besarnya energi sebuah foton memenuhi persamaan:

𝐸 = 𝑛𝜀
Dimana n = 1, 2, 3, ……

Foton yang tergolong energi rendah adalah gelombang radio atau gelombang mikro,
foton energi sedang adalah cahaya tampak, foton energi tinggi adalah sinar X,
sementara energi yang lebih tinggi lagi adalah sinar gamma.
Konsep foton ini telah membawa kepada penemuan-penemuan menakjubkan
di dalam penemuan-penemuan dan teori fisika, seperti laser, kondensasi Bose-Einstein,
teori medan kuantum dan interpretasi probabilitas untuk mekanika kuantum.
Konsep modern foton dikembangkan secara berangsur-angsur antara 1905-1917 oleh
Albert Einstein untuk menjelaskan pengamatan eksperimental yang tidak memenuhi
model klasik untuk cahaya.

Model foton khususnya memperhitungkan ketergantungan energi cahaya terhadap


frekuensi, dan menjelaskan kemampuan materi dan radiasi elektromagnetik untuk
berada dalam kesetimbangan termal.
Menjalankan
Perilaku Ilmiah
Kerja Keras
Untuk membuat suatu konsep fisika
modern, Anda harus rajin belajar
dengan sungguh-sungguh dan teliti
agar konsep tersebut dapat
bermanfaat bagi kehidupan.
2. Efek Fotolistrik

Efek fotolistrik adalah suatu gejala terlepasnya elektron-


elektron dari permukaan pelat logam yang disinari cahaya
denganLakukan
frekuensi Kegiatan 8.2 deng
tertentu.
Eksperimen pada rangkaian efek fotolistrik dengan cara
mengubah-ubah intensitas cahaya dan frekuensi cahaya
yang jatuh pada pelat logam. Berikut ini hasil-hasil yang
diperoleh :

a. Saat mengamati efek yang ditimbulkan oleh cahaya dengang


frekuensi tertentu, perubahan intensitas cahaya :
mengakibatkan perubahan jumlah elektron yang keluar. Akan
tetapi, energi kinetik yang dimiliki elektron tidak mengalamin
perubahan.
b. Energi kinetik elektron berbanding lurus dengan frekuensi
gelombang cahaya.
c. Ketika frekuensi cahaya yang jatuh pada anode diubah-ubah, efek fotolistrik
hanya dapat terjadi pada saat frekuensi cahaya lebih besar daripada frekuensi
ambang fo. Frekuensi ambang adalah batas frekuensi terkecil yang dapat
menyebabkan terjadinya efek fotolistrik. Frekuensi ambang tidak berubah meskipun
intensitas cahaya diubah. Frekuensi ambang berubah jika jenis logamnya diganti.
Menurut teori klasik, energi yang dikandung gelombang elektromagnetik bersesuaian
dengan intensitasnya. Jika intensitas semakin tinggi, energi gelombang
elektromagnetik juga akan meninggi.
Medan listrik yang dibawa gelombang elektromagnetik akan memberikan gaya kepada
elektron di permukaan logam dan elektron akan memperoleh energi dari gelombang.
Jika energi yang dimiliki elektron cukup besar, elektron akan terlepas dari permukaan
logam.
Menurut teori klasik, seharusnya yang ada adalah intensitas ambang. Dengan
kebergantungan energi cahaya pada intensitasnya, hubungan linier antara energi kinetik
elektron dan frekuensi gelombang elektromagnetik sama sekali tidak dapat dijelaskan.
Energi kinetik yang dimiliki elektron dapat dicari dari potensial ambang (pada saat
arus sama dengan nol). Beda potensial ini bersifat menahan laju elektron.
Jika suatu ketika jarum amperemeter menunjuk angka nol, artinya tidak ada
elektron yang lepas dari permukaan anode. Berarti, besarnya energi potensial
yang diberikan oleh sumber tegangan sama dengan energi kinetik yang dimiliki elektron.
Nilai beda potensial pada saat itu disebut potensial penghenti (cut off potential = V0).
Besarnya potensial penghenti V0, bersesuaian dengan energi kinetik Ek elektron

Ek = e V0

Hubungan antara Vo dan frekuensi cahaya f


untuk bahan A dan bahan B.
Untuk jenis logam yang berbeda, fungsi kerja akan berbeda pula karena
perbedaan energi ikat antara elektron dan ion dalam logam.
Untuk jenis logam tertentu dapat dituliskan persamaan berikut. W = hf0

Jika frekuensi foton lebih besar daripada frekuensi ambang, kelebihan energi yang
diterima elektron itu akan menjadi energi kinetik elektron.

Ek = hf – W atau Ek = hf – hf0 Ek = h (f – f0

3. Proses Pembentukan Sinar-X


Proses pembentukan sinar-X merupakan proses
kebalikannya, yakni aliran elektron yang menumbuk
permukaan logam dapat menghasilkan foton-foton sinar-X.
Sinar-X didapatkan ketika elektron-elektron bergerak
dengan kecepatan tinggi yang diperoleh melalui beda
potensial tinggi menumbuk suatu permukaan logam.
Sinar-X didapatkan ketika elektron-elektron
bergerak dengan kecepatan tinggi yang diperoleh
melalui beda potensial tinggi menumbuk suatu
permukaan logam.
Berkas elektron dihasilkan oleh katode yang
dipanaskan dengan filamen di dalam ruang hampa.
Bahan sasarannya berupa logam yang memiliki
titik leleh tinggi yang berfungsi sebagai anode
yang berpotensial tinggi antara 103 – 106 volt
terhadap katode.
Tentunya, tabung ini harus dilengkapi dengan sumber tegangan listrik yang dapat
menghasilkan tegangan tinggi.
Sebagian besar elektron yang jatuh di anode akan kehilangan energi kinetiknya yang
berubah menjadi energi panas (± 90%). Energi panas tersebut timbul karena tumbukan
antarelektron di anode. Akan tetapi, sebagian kecil elektron akan kehilangan sebagian besar
energinya akibat tumbukan dengan elektron di anode. Energi inilah yang berubah menjadi
sinar-X.
Jika elektron menumbuk atom pada anode, seluruh energi kinetik elektron digunakan untuk
menghasilkan radiasi sinar-X, akan berlaku persamaan-persamaan sebagai berikut.
𝑐
𝐸=ℎ
λ
4. Efek Compton

Penelitian hamburan sinar-X yang dilakukan oleh ahli FisikaAmerika Serikat, Arthur H.
Compton (1892–1962) menghasilkan gejala baru, yakni perubahan panjang gelombang
sebelum dan sesudah sinar-X dihamburkan.
Gejala ini dapat dijelaskan oleh Compton dengan menganggap bahwa yang terjadi
adalah tumbukan antara kuantum cahaya dan elektron bebas.
Jika foton menumbuk elektron, sebagian energi foton akan diberikan kepada elektron
sehingga elektron akan memiliki energi kinetik. Sementara itu, energi foton setelah
tumbukan akan berkurang.

Peristiwa tumbukan antara foton, berupa sinar-X, dan elektron


bebas. Pada gambar tersebut dilukiskan bahwa sinar-X
menumbuk elektron yang diam. Setelah tumbukan, sinar-X
terhambur dengan sudut dan mengalami penurunan energi
dari E menjadi E’. Di pihak lain, elektron bergerak dengan arah
membentuk sudut dengan arah gerak foton sebelum
tumbukan. Hamburan yang dialami oleh sinar-X itu disebut
hamburan Compton dengan ciri–ciri khas terjadinya
perubahan menjadi dengan nilai yang lebih besar.
Karena energi yang terlibat bernilai sangat tinggi serta kemungkinan besar kecepatan
elektron setelah tumbukan pun sangat besar, persamaan dinamika yang digunakan adalah
dinamika relativistik. ′
∆λ = λ − λ

Adapun merupakan nilai yang konstan, yakni sebesar 2,43 x 10–12 m. Nilai ini
𝑚0C
seringkali disebut sebagai panjang gelombang Compton.

Compton menggeser-geser detektor sesuai


dengan sudut hamburan. Ia mengukur panjang
gelombang untuk sudut yang bersesuaian.
Compton menemukan adanya kesesuaian antara
hasil percobaan dan apa yang diperkirakan pada
persamaan di atas.
6. Sifat Gelombang pada Partikel

a. Panjang Gelombang de Broglie


de Broglie membayangkan bahwa kuantisasi lintasan elektron sebagai nada-nada
harmonik. Lintasan yang pertama merupakan harmonik-1, yang terdiri atas sebuah
gelombang, lintasan kedua merupakan harmonik-2, yang terdiri atas dua gelombang, dan
seterusnya.
Menurut de Broglie, panjang lintasan elektron sama dengan bilangan 2 rn = n
bulat dikalikan suatu panjang gelombang.

b. Teori Ketidakpastian Heisenberg


Posisi sebuah elektron dapat ditentukan dengan menggunakan cahaya atau partikel
lain yang ditumbukkan kepada elektron tersebut.

ketika menumbuk elektron, cahaya dengan panjang gelombangl memiliki momentum ,
dengan demikian, elektron akan mengalami perubahan momentum.
Peristiwa inilah yang menyebabkan ketidakpastian dalam mengukur momentum sebuah
elektron.
Contoh Soal

Hasil ketelitian pengukuran posisi suatu elektron adalah 2 x 10–11 m. Jika diketahui
konstanta Planck 6,63 x 10–34 Js, tentukanlah ketidakpastian hasil pengukuran
momentum elektron tersebut.
Jawab:
p x  h
−34
p  =
ℎ 6 , 63× 10
 2×10−11
p  3,315 x 10-23 Ns-1

Latihan Soal
1. Jelaskan peristiwa efek fotolistrik dan efek compton.
2. Pada percobaan gejala fotolistrik digunakan sinar
monokromatik dengan panjang gelombang 400 nm.
Jika fungsi kerja logam itu sebesar 3,96 x 10-19 J.
tentukan panjang gelombang ambang dan energi
kinetik maksimum elektron foto.
(h = 6,6 x 10-34 Js-1, c = 3 x 108 ms-1) Kerjakan Latihan Soal
3. Sebuah partikel yang mempunyai massa m bergerak
dengan kecepatan v. jika tetapan Planck h, tentukan
panjang gelombang de Broglie?
Kesimpulan

Untuk mengetahui
lebih banyak tentang
Teori Kuantum, buka
website berikut.
Kuis
1. Sebuah lampu pijar menghasilkan daya 12 watt dengan panjang gelombang 6.000 Å.
Anggap 10% energi lampu berbah menjadi energi cahaya dan h = 6,63 x 10-34 Js-1, tentukan
jumlah foton yang dihasilkan oleh lampu setiap sekon.
2. Tentukan panjang gelombang pembawa energi radiasi maksimum yang bersuhu 25 oC,
dengan konstanta Wien R = 2,98 x 10-3 mK.
3. Berkas elektron berkecepatan 1,1 x 106 ms-1. jika massa elektron dan konstanta Planck
masing-masing 9 x 10-31 kg dan 6,6 x 10-34 Js-1, tentukan panjang gelombang berkas elektron
tersebut.
4. Elektron suatu bahan bom dapat terlepas bila disinari oleh cahaya yang panjang
gelombangnya 4.400 Å (konstanta Planck 6,6 x 10-34 Js-1 dan cepat rambat cahaya c = 3 x 108
ms-1). Berapakah besarnya fungsi kerja bahan tersebut? Jika cahaya yang digunakan panjang
gelombangnya 3.300 Å, tentukan pula energi kinetik maksimum elektron yang lepas.
5. Sinar-X dengan panjang gelombang 0,140 nm dihamburkan dari sebuah balok karbon.
Berapakah panjang gelombang sinar-X terhambur bila sudut hamburannya 90o.

Kerjakan Uji Kompetensi Bab 8


di Buku Siswa Aktif dan Kreatif
Belajar Fisika 3 halaman 171.
“Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.”
Ali bin Abi Thalib

Anda mungkin juga menyukai