Kelompok 6:
Penjelasannya :
RT(v) => fungsi distribusi radiasi spectral. Berdasarkan gambar diketahui bahwa spectrum
radiasi benda hitam berupa spectrum kontiniu dengan daya pancar yang beragam bagi
masing-masing komponen spectrum. Komponen spectrum yang berfrekuensi rendah atau
sangat rendàh memiliki radiasi atau daya pancar sangat lemah. Seiring dengan kenaikan
fekuensi, radiasi/daya pancar itu berangsur-angsur naik sampai mencapai batas tertentu
kemudian turun lagi. Pada temperatur tertentu, selalu terdapat satu komponen spektrum
yang radiansinya paling kuat.
Maka
Sehingga:
Saat frekuensi rendah (v) bernilai , saat frekuensi tinggi nilainya adalah 0.
Penjelasannya
Energi rata-rata < tiap ragam dihitung berdasarkan statistika Boltzmann yang
menyatakan bahwa "sejumlah besar (ansamhel statistik) entitas fisis sejenis yang
terbedakan dan berada pada kesetimbangan termal pada temperatur T, fraksi entitas fisis
yang meniliki energi sebanding dengan faktor Boltzman.
Exp. ( )
Penurunan rumus:
Dengan
Sehingga:
Dimana
Maka:
Sehingga:
Kerapatan energi dirumuskan, yakni:
Dimana :
Terbukti dengan pergeseran wien dimana adalah
U=
dx
dx
dengan
Prinsip kerja dari efek fotolistrik adalah ketika cahaya menabrak lapisan logam tertentu,
kemudian elektron di dalamnya akan terhempas keluar. Elektron akan terhermpas keluar
hanya jika energi dari cahaya lebih besar dari fungsi kerja logam. Pada efek fotolistrik,
diperoleh bahwa banyaknya elektron Yang terlepas dari permukaan logam (katoda)
sebanding dengan intensitas cahaya Yang menyinari permukaan logam tersebut.
Pada percobaan efek fotolistrik, ada batas frekuensi cahaya terendah yang menyebabkan
elektron di katoda melepaskan diri dari atom. Frekuensi terendah cahaya yang digunakan
agar terjadi peristiwa fotolistrik disebut frekuensi ambang. Oleh karena, frekuensi cahaya
berkaitan erat dengan energi foton, energi terkecil Yang digunakan untuk menghasilkan
arus elektron.
Peristiwa pelepasan elektron dari logam oleh radiasi tersebut disebut efek fotolistrik,
diamati penama kali oleh Heinrich Hertz ( 1887). Elektron yang terlepas dari logam disebut
foto-elektron.
Dari eksperimen fotolistrik yang dilakukan, ternyata teori klasik yang menyatakan cahaya
sebagai gelombang gagal menjelasakn mengenai sifat-sifat cahaya yang terjadi pafa efek
fotolistrik. Oleh karena itu, teori kuantum Einstein dipakai untuk menjelaskan sifat penting
cahaya pada fenomena ini.
Jawaban :
No Fisika Klasik Hasil Eksperimen EFL
Diperlukannya frekuensi ambang Menyajikan data eksperimen
untuk menghasilkan efek kebergantungan potensial penghenti
fotolistrik, sama sekali tidak terhadap frekuensi cahaya yang
1 dijelaskan pada fisika klasik. digunakan untuk beberapa logam yaitu
Terjadi tidaknya efek fotolistrik kalium, cesium dan tembaga, dimana
tergantung pada intesitas bukan logam berbeda punya potensiaI yang
frekuensi. berbeda pula_
Nilai potensial bergantung pada Kuat arus fotolistrik berkurang dengan
intensitas cahaya. Semakin tinggi bertambahnya potensial penghalang.
Arus akan berhenti jika potensial
2 intensitas cahaya semakin besar
penghalang berhenti.
energi yang diserap elektron,
sehingga energi kinetik jugu
besar._
Jika intensitas cahaya lemah, Arus fotolistrik muncul secara spontan
diperlukan waktu yang cukup lama begitu cakaya menyinari logam.
bagi elektron untuk dan tidak Selang waktu penyinaran pertama
3
menjelaskan waktu tunda untuk sampai lepasnya elektron fotolistrik,
melepaskan elektron dengan besaran ini disebut waktu tunda.
cahaya yang lemah.
Jika intensitas cahaya dinaikkan Kuat arus fotolistrik dengan intensitas
maka energi yang diterima juga cahaya untuk frekuensi tertentu.
meningkat, konsep ini tidak mampu
4
memberikan penjelasan y ang
memadai tentang fotolistrik.
Menurut Einstein: Efek fotolistrik merupakan peristiwa tumbukan antara partikel radiasi
e.m. (foton) dengan elektron. Energi yang dibawa oleh cahaya terdistribusi secara diskrit
dalam bentuk paket-paket energi bukan terdistribusi secara kontiniu sebagaimana yang
dinyatakan dalam teori gelombang. Dalam hal ini paket-paket energi berprilaku sebagai
partikel yang kemudian disebut foton-foton bergerak dengan laju c sehingga energi
bergantung pada frekuensi.
Fakta eksperimen dari efek foto-listrik ini tak dapat dijelaskan dengan teori-teori klasik
seperti teori listrik-magnetnya Maxwell. Pada 1905, Einstein mengemukakan bahwa
proses tersebut dapat diungkapkan sebagai masalah tumbukan partikel. Menurut beliau,
suatu berkas cahaya monokromatik dapat dipandang sebagai kumpulan partikel-partikel
yang disebut foton yang masing-masing memiliki energi hf di mana f adalah frekuensi
cahaya. Jika suatu foton menumbuk permukaan logam, energi foton itu dialihkan ke
elektron dan ketika
Keterangan :
E=Energi tiap foton h
= kosntanta planck v =
frekuensi vo =
frekuensi ambang
E= 10 J (tidak terjadi)
E = 25 J (e-), 3J
C. ATOM HIDROGEN
Pada beberapa abad sebelum masehi, filsuf Yunani diantaranya Leucippus dan
Democritus berpendapat bahwa semua materi terdiri dari partikel-partikel kecil yang tak
terbagi. Democritus menyatakan bahwa jika suatu materi dibagi menjadi bagian yang lebih
kecil kemudian terus dibagi lagi maka sampai pada suatu saat di mana didapat bagian yang
sangat kecil yang tidak dapat dihancurkan atau dibagi lagi yang disebut atom. Namun,
pemikiran filosofis tersebut tidak begitu diterima pada saat itu hingga pada awal abad ke18,
John Dalton merumuskan teori atom yang berhasil menjelaskan hukum-hukum dasar kimia
— hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum kelipatan perbandingan.
1. Setiap unsur tersusun dari partikel yang sangat teramat kecil yang disebut atom.
2. Semua atom dari satu unsur yang sama adalah identik, namun atom unsur satu
berbeda dengan atom unsur-unsur lainnya.
3. Atom dari satu unsur tidak dapat diubah menjadi atom dari unsur lain melalui reaksi
kimia; atom tidak dapat diciptakan aiaupun dimusnahkan dalam reaksi kimia
4. Senyawa terbentuk dari kombinasi atom-atom dari unsur-umsur yang berbeda
dengan rasio atom yang spesiiik.
Teori atom Dalton ini memberikan gambaran model atom seperti model bola pejal
atau model bola billiard.
Spektrum atom dalam berbagai rentang panjang gelombang seperti cahaya tampak,
inframerah, ultraviolet, sinar-X, mikro gelombang, dan rentang frekuensi radio memberikan
informasi penting tentang struktur elektronik dan komposisi atom.
Gambar 1. Menggambarkan variasi panjang gelombang ini berupa wilayah dan unit pada
spektrum elektromagnetik.
Spektrum optik dapat dikelompokkan lebih lanjut menjadi tiga jenis, yaitu spektrum
garis, spektrum pita, dan spektrum kontinu. Spektrum kontinu terjadi ketika benda padat atau
gas dengan kepadatan tinggi memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang.
Spektrum pita terdiri dari sejumlah besar garis spektral yang sangat dekat satu sama lain dan
biasanya terkait dengan molekul. Sedangkan spektrum garis khas untuk atom, terdiri dari garis
tunggal yang dapat dikelompokkan dalam serangkaian karakteristik.
Spektrum optik dapat diamati baik melalui emisi maupun absorpsi. Mode pertama
memerlukan zat yang akan diperiksa untuk memancarkan cahaya; ini dapat dicapai dengan
mentransfer energi ke atom-atom tersebut melalui cahaya, tumbukan elektron, rangsangan
sinar-X, atau proses lainnya. Jika suatu zat memancarkan kembali cahaya yang telah
diserapnya, proses ini disebut fluoresensi resonansi. Contoh yang paling terkenal dari ini adalah
fluoresensi resonansi natrium uap.
Gambar 2. Fluoresensi resonansi natrium. Logam natrium dipanaskan dalam sebuah bola kaca
yang diberikan ruang hampa udara. Uap natrium yang dihasilkan menyerap cahaya dari lampu
uap natrium dan memancarkan cahaya yang sama dalam bentuk fluoresensi resonansi ke segala
arah.
Spektrum umumnya diukur dalam berbagai unit yang berbeda, tergantung pada fitur-fitur
peralatan atau pertimbangan praktis:
Panjang gelombang ini dapat diukur secara mutlak menggunakan kisi difraksi. Namun,
biasanya spektrum perbandingan yang telah dikalibrasi digunakan untuk mencapai tingkat
akurasi yang lebih tinggi.
Salah satu standar panjang gelombang yang digunakan adalah garis kuning 8~r, yang
merupakan garis kuning dalam spektrum atom 86Kr.
Secara umum, panjang gelombang diukur dalam kondisi vakum. Panjang gelombang yang
sesuai dalam udara sedikit lebih kecil, karena indeks bias udara sedikit lebih besar dari 1,
dan kecepatan cahaya dalam udara oleh karena itu sedikit lebih kecil daripada dalam
vakum. Untuk mengkonversi panjang gelombang yang diukur dalam udara (udara
"normal", 15 °C, 760 Torr), gunakan rumus berikut.
Indeks bias udara adalah fungsi dari panjang gelombang. Pada 6000 A, n = 1.0002762.
- Penentuan frekuensi lebih umum, karena tidak bergantung pada medium. Kita
memiliki:
- Akhirnya, elektron volt (eV) sering digunakan sebagai satuan ukuran energi. Beberapa
satuan yang penting dan praktis dalam fisika atom beserta faktor konversinya dapat
ditemukan dalam Tabel 8.1 dan di Gambar 8.1
Atom Hidrogen adalah atom yang sangat sederhana karena terdiri dari satu elektron dan
satu proton, serta memiliki beberapa lintasan tempat elektron berputar mengelilingi inti atom.
Spektrum atom Hidrogen adalah pola pancaran cahaya yang terjadi ketika elektron dalam atom
tersebut berpindah dari tingkat energi tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah. Spektrum ini
terdiri dari beberapa rangkaian garis spektral yang muncul karena perubahan tingkat energi
elektron di dalam atom. Spektrum pancar dapat terdiri dari garis-garis spektral yang tegas
maupun spektrum berbentuk kontinu, tergantung pada sumber radiasinya. Salah satu aplikasi
penting dari atom Hidrogen adalah dalam produksi energi alternatif, terutama produksi
hidrogen. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghasilkan gas hidrogen, termasuk
reforming hidrogen, steam reforming, oksidasi parsial, elektrolisis, dan fotoelektrolisis.
Kirchhoff dan Bunsen, pendiri analisis spektroskopis, adalah yang pertama kali
menemukan pada pertengahan abad ke-19 bahwa setiap unsur memiliki spektrum
karakteristiknya sendiri. Hidrogen adalah unsur yang paling ringan, dan atom hidrogen adalah
atom paling sederhana, terdiri dari proton dan elektron. Spektrum atom hidrogen telah
memainkan peran penting berulang kali selama 90 tahun terakhir dalam perkembangan
pemahaman kita tentang hukum struktur atom dan struktur materi.
Spektrum emisi atom hidrogen menunjukkan tiga garis karakteristik dalam wilayah
cahaya terlihat pada panjang gelombang 6563 Å, ~861 Å, dan 4340 Å (Hα, β, γ). Garis yang
paling intens dari ketiga garis ini ditemukan pada tahun 1853 oleh Angstrom; sekarang disebut
garis Hα. Di wilayah ultraviolet dekat, ketiga garis ini diikuti oleh serangkaian garis lainnya,
yang semakin mendekat satu sama lain secara teratur saat mereka mendekati batas panjang
gelombang pendek (H∞).
Balmer menemukan pada tahun 1885 bahwa panjang gelombang dari garis-garis ini dapat
direproduksi dengan sangat baik oleh suatu hubungan yang memiliki bentuk seperti ini.
Seri Balmer dalam spektrum emisi hidrogen. Konvergensi garis-garis ke batas seri H∞
terlihat jelas.
Di sini, adalah bilangan bulat, = 3,4, ... dan G adalah konstanta empiris. Saat ini,
kita menulis rumus Balmer sedikit berbeda. Untuk bilangan gelombang dari garis-garis
tersebut, kita menulis seperti ini.
Berikut adalah 20 garis pertama dari deret Balmer atom hidrogen. Angka-angka yang
disebutkan adalah panjang gelombang dalam udara, bilangan gelombang dalam ruang hampa,
dan nilai-nilai yang dihitung dari rumus Balmer.
Di atas batas deret, kita mengamati kontinum batas deret yang disebut, yaitu daerah di
mana spektrum tidak menunjukkan lagi garis-garis, tetapi malah berupa spektrum kontinu.
Perbandingan antara garis spektral yang dihitung dari rumus Balmer (8.2) dengan garis-
garis yang diamati (Tabel 8.2) menunjukkan bahwa rumus ini bukan hanya merupakan
pendekatan yang baik: deret ini dijelaskan dengan sangat presisi. Seluruh spektrum atom H
direpresentasikan oleh persamaan-persamaan dalam bentuk ini.
dengan n' < n yang merupakan bilangan bulat. Angka n dan n' disebut sebagai bilangan kuantum
utama. Tabel 8.3 berisi beberapa garis dari empat seri pertama.
Hubungan (8.3) pertama kali dirumuskan oleh Rydberg pada tahun 1889. Ia
menemukan, "dengan sangat gembira", bahwa rumus Balmer (8.1) adalah kasus khusus dari
rumus Rydberg (8.3). Tabel 8.3 juga mengilustrasikan Prinsip Kombinasi Ritz, yang ditemukan
secara empiris pada tahun 1898. Prinsip ini menyatakan: Perbedaan frekuensi dua garis dalam
suatu seri spektral sama dengan frekuensi garis spektral yang sebenarnya terjadi dalam seri lain
dari spektrum atom yang sama. Sebagai contoh, perbedaan frekuensi antara dua istilah pertama
dalam seri Lyman sama dengan frekuensi garis pertama dalam seri Balmer, seperti yang dapat
dilihat dari entri panjang gelombang dalam Tabel 8.3.
Dari pengamatan dan penalaran induktif, kita dapat menyimpulkan bahwa frekuensi
(atau panjang gelombang) dari semua garis spektral dapat direpresentasikan sebagai selisih dua
istilah dalam bentuk . Seperti yang akan kita lihat selanjutnya, ini adalah tingkat energi dari
elektron dalam atom hidrogen. Garis spektral atom hidrogen dapat digambarkan secara grafis
sebagai transisi antara tingkat energi, yang menghasilkan diagram tingkat energi spektral
(Gambar 8.4).
Pada awal abad ini, sejumlah model diajukan untuk menjelaskan hubungan antara
struktur atom dan garis spektral. Salah satu model yang paling sukses dikembangkan oleh Bohr
(1913). Dalam mengikuti model Rutherford, Bohr mengasumsikan bahwa elektron bergerak
mengelilingi inti atom dalam lintasan lingkaran dengan radius r dan kecepatan v, serupa dengan
pergerakan planet mengelilingi matahari di Tata Surya. Ia menganggap adanya keseimbangan
dinamis antara gaya sentrifugal dan daya tarik Coulomb antara elektron dan inti atom. Oleh
karena itu, dalam konteks atom hidrogen, terdapat asumsi-asumsi yang digunakan.
Energi yang sesuai adalah hasil dari penjumlahan energi kinetik dan energi potensial elektron:
Atau
Energi potensial didefinisikan sebagai pekerjaan yang diperoleh saat elektron mendekati inti
atom di bawah pengaruh gaya Coulomb dari tak terbatas hingga jarak r. Karena pekerjaan
didefinisikan sebagai hasil perkalian gaya dan jarak, dan gaya Coulomb berubah secara kontinu
dengan jarak dari inti atom, kita harus mengintegrasikan kontribusi terhadap pekerjaan
sepanjang lintasan diferensial dr; ini memberikan
sebagai energi ikatan, dapat dilihat sebagai nilai negatif, dengan titik nol adalah keadaan
ionisasi lengkap. Oleh karena itu, energi total ditemukan menjadi
Namun, jika seseorang mencoba untuk memahami emisi dan absorpsi cahaya
menggunakan model ini dan hukum-hukum elektrodinamika klasik yang diketahui, maka akan
muncul kesulitan mendasar. Secara klasik, lintasan dengan radius sembarang dan oleh karena
itu serangkaian nilai energi kontinu untuk elektron dalam medan inti seharusnya diperbolehkan.
Namun, dengan mengidentifikasi tingkat energi yang diimplikasikan oleh serangkaian spektral
dengan nilai energi elektron, seseorang dipaksa untuk mengasumsikan bahwa hanya nilai energi
diskrit yang mungkin. Selain itu, elektron yang bergerak dalam lintasan lingkaran adalah
muatan yang dipercepat, dan sebagai muatan yang dipercepat, mereka seharusnya
memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi
lintasan mereka, . Oleh karena itu, mereka akan kehilangan energi secara kontinu,
yaitu lintasan mereka tidak stabil dan mereka akan bergerak ke arah inti. Frekuensi lintasan
mereka akan berubah secara kontinu selama proses ini. Oleh karena itu, radiasi yang
dipancarkan akan mencakup berbagai rentang frekuensi yang kontinu.
Untuk menghindari ketidaksesuaian ini dengan hukum fisika klasik, Bohr merumuskan tiga
postulat yang menggambarkan penyimpangan dari perilaku klasik untuk elektron dalam atom.
Postulat-postulat ini terbukti menjadi langkah yang sangat penting menuju mekanika kuantum.
Mereka adalah:
- Persamaan gerak klasik berlaku untuk elektron dalam atom. Namun, hanya
lintasanlintasan diskrit tertentu dengan energi yang diizinkan. Ini adalah tingkat-
tingkat energi atom.
- Gerak elektron dalam lintasan-lintasan terkuantisasi ini adalah tanpa radiasi. Sebuah
elektron dapat dipindahkan dari lintasan dengan energi ikatan lebih rendah (negatif)
(yaitu r lebih besar) ke lintasan dengan energi ikatan lebih tinggi (negatif) , (yaitu r
lebih kecil), mengeluarkan radiasi dalam prosesnya. Frekuensi radiasi yang dipancarkan
diberikan oleh rumus:
- Terakhir, untuk menghitung konstanta Rydberg pada rumus diatas dari besaranbesaran
atom, Bohr menggunakan perbandingan antara frekuensi orbit elektron dengan
frekuensi radiasi yang dipancarkan atau diserap. Dalam fisika klasik, frekuensi-
frekuensi ini akan sama, seperti yang disebutkan di atas. Namun, dengan menggunakan
(8.4), dapat dihitung dengan mudah bahwa hal ini sama sekali tidak berlaku dalam atom
hidrogen untuk radius orbit kecil r. Idea penting dari Bohr adalah mengajukan bahwa
dengan meningkatnya radius orbit r, hukum fisika atom kuantum menjadi identik
dengan hukum fisika klasik. Penerapan "Prinsip Korepondensi" ini pada atom hidrogen
memungkinkan penentuan orbit stabil yang diskrit.
Kita pertimbangkan pelepasan cahaya sesuai dengan dua postulat pertama untuk transisi antara
orbit yang bersebelahan, yaitu untuk (n - n') = 1, dan untuk n besar. dengan n - n' = τ
Atau dengan τ = 1,
Frekuensi ini sekarang dianggap sama dengan frekuensi orbital klasik : dalam
Dan
Dari persamaan diatas, kita mendapatkan nilai numerik untuk konstanta Rydberg R (yang kita
tandai dengan karena alasan yang akan menjadi jelas di bawah)
Dari persamaan
Dengan persamaan
Bilangan kuantum n yang muncul dalam ekspresi ini disebut sebagai bilangan kuantum utama.
Selain itu, kita dapat menghitung momentum sudut orbital dari sebuah
elektron yang memiliki kecepatan v n dan frekuensi orbital Wn dalam orbit dengan radius ,
dan temukan, menggunakan persamaan
dan
aturan kuantisasi.
Aturan kuantisasi ini sering (namun tidak tepat) dianggap sebagai salah satu postulat Bohr. Ciri
penting yang umum dari postulat-postulat Bohr adalah bahwa mereka tidak membuat
pernyataan tentang proses, tetapi hanya tentang keadaan. Konsep orbital klasik ditinggalkan.
Perilaku elektron sebagai fungsi waktu tidak diselidiki, tetapi hanya keadaan awal dan akhirnya
yang diamati.gambar dibawah ini merepresentasikan model ini.
Apakah garis spektral dapat diamati, baik dalam emisi maupun absorpsi, tergantung
pada okupasi tingkat energi (juga disebut sebagai keadaan energi). Absorpsi dari sebuah
keadaan mempresuposisikan bahwa keadaan ini dihuni oleh sebuah elektron. Dalam transisi
emisi, sebuah elektron jatuh dari keadaan yang lebih tinggi ke keadaan yang lebih rendah yang
tidak dihuni; elektron harus sebelumnya diangkat ke keadaan yang lebih tinggi melalui proses
eksitasi, yaitu dengan memberikan energi tambahan. Pada suhu normal, hanya seri Lyman
dalam hidrogen yang dapat diamati dalam absorpsi, karena pada saat itu hanya tingkat energi
terendah (n = 1 dalam Gambar 8.4) yang dihuni. Ketika garis Balmer diamati dalam spektrum
bintang sebagai garis Fraunhofer (yaitu, garis-garis ini hilang dalam spektrum kontinu karena
penyerapan cahaya dalam perjalanan melalui atmosfer bintang), maka dapat disimpulkan
bahwa suhu atmosfer sangat tinggi, sehingga keadaan eksitasi pertama atom H (n = 2) juga
dihuni. Ini adalah dasar dari penentuan suhu spektroskopis dengan menggunakan distribusi
Boltzmann. Sebagai contoh, di matahari, dengan suhu permukaan 6000 K, hanya sekitar
dari atom hidrogen di atmosfer matahari berada dalam keadaan n = 2.
1. Pemodelan Spektrum Liner: Postulat pertama Bohr menyatakan bahwa elektron dalam
atom hidrogen bergerak dalam orbit tetap di sekitar inti atom, yang hanya memiliki
tingkat energi diskrit. Eksperimen spektroskopi menunjukkan bahwa spektrum atom
hidrogen terdiri dari serangkaian garis spektral yang tajam dan terpisah, yang sesuai
dengan tingkat energi elektron dalam orbit tersebut.
2. Serangkaian Garis Spektral: Eksperimen telah mengamati garis-garis spektral dalam
berbagai panjang gelombang, termasuk Seri Lyman (panjang gelombang ultraviolet),
Seri Balmer (panjang gelombang tampak), dan Seri Paschen (panjang gelombang
inframerah). Garis-garis ini sesuai dengan elektron yang berpindah antara tingkat energi
yang berbeda dalam atom hidrogen.
3. Hukum Rydberg: Eksperimen juga mendukung hukum Rydberg, yang digunakan untuk
menghitung panjang gelombang garis spektral dalam berbagai seri atom hidrogen.
Hukum ini ditemukan dengan memanfaatkan angka gelombang dan kuantum energi.
4. Hilangnya Garis Spektral: Pada suhu kamar dan tekanan atmosfer, hanya garis spektral
dari Seri Lyman (transisi ke tingkat energi terendah, n = 1) yang teramati dalam
absorpsi. Garis-garis spektral dari Seri Balmer (transisi ke tingkat n = 2) dapat terlihat
dalam spektrum bintang atau gas panas yang memenuhi syarat ini.
5. Efek Penjelasan Terhadap Struktur Atom: Hasil eksperimen ini mendukung model atom
Bohr dan memberikan bukti kuat bahwa elektron dalam atom hanya dapat memiliki
energi dalam tingkat energi yang diskrit, yang menghasilkan serangkaian garis spektral
karakteristik.
Hasil eksperimen ini memperkuat model atom Bohr dan membantu menjelaskan fenomena
spektrum atom hidrogen dengan sangat baik. Ini juga merupakan tonggak penting dalam
perkembangan mekanika kuantum dan memahami struktur atom.
D. EFEK COMPTON
a. Foton datang dalam bentuk sinar-X atau sinar gamma ke sebuah partikel, seperti
elektron, yang bermuatan negatif dalam sebuah atom.
b. Ketika foton berinteraksi dengan elektron, sebagian energi foton akan diserap
oleh elektron, dan sebagian lainnya akan tersebar (disebarkan) oleh elektron tersebut.
c. Foton yang tersebar mengalami perubahan panjang gelombangnya (pergeseran
panjang gelombang), yang disebut sebagai "pergeseran Compton." Pergeseran ini
merupakan indikasi bahwa foton telah kehilangan sebagian energinya dalam proses
tumbukan.
d. Besarnya pergeseran Compton tergantung pada sudut tumbukan antara foton
dan elektron serta energi kinetik awal elektron.
e. Efek Compton adalah bukti eksperimental dari sifat partikel foton, karena efek
ini mengungkapkan bahwa foton dapat berperilaku seperti partikel, seperti elektron.
Prinsip kerja Efek Compton menjadi salah satu bukti penting dalam mendukung
teori dualitas gelombang-partikel cahaya (dualitas foton), yang menyatakan bahwa
cahaya memiliki sifat gelombang dan partikel. Efek ini juga memiliki aplikasi penting
dalam spektroskopi sinar-X dan sinar gamma, yang digunakan dalam berbagai bidang
seperti kedokteran, ilmu material, dan ilmu fisika atom.
Dengan kata lain, prinsip kerja Efek Compton melibatkan interaksi antara foton
dan partikel bermuatan (seperti elektron) yang mengakibatkan perubahan energi dan
panjang gelombang foton yang tersebar. Efek ini merupakan salah satu aspek penting
dalam pemahaman kita tentang sifat partikel cahaya dan fenomena subatom.
Jika energi foton sinar X mula-mula hf dan energi foton sinar X yang terhambur
menjadi (hf - hf) dalam hal ini f>r, dan panjang gelombang berubah menjadi lebih besar.
P=
E = hf = = Pc
Hukum kekekalan momentum
Pe.e = √ (
Pe.e =
Pe.e = √ ( (1)
Hukum kekekalan energi
E+ Ee
Ee = ( E+ (2)
Mekanika relativistik
E (3)
Substitusikan persamaan 1 ke 3 dan persamaan 2 ke 3
E + ( Pe. e)
(( E = = - 2E
2 E-
(terbukti)
4. Apa yang dapat disimpulkan dari peristiwa Efek Compton.
Jawab :
Efek Compton merupakan peristiwa terhamburnya sinar X atau foton saat menumbuk
elektron diam menjadi foton terhambur dan elektron. Hasil pengamatannya menunjukkan
bahwa setelah keluar dari lempengan, gelombang elektromagnetik mengalami hamburan.
Terbukti panjang gelombang bertambah panjang Peristiwa efek compton ini juga
menggunakan hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi sehingga
diperolehlah rumus efek compton.
Jawaban:
Menurut de Broglie, terhadap setiap partikel yang berenergi E dan bergerak dengan
momentum linear p terdapat gelombang yang diasosiasikan dengan-nya. Gelombang yang
diasosiasikan dengan partikel yang bergerak itu disebut gelombang materi, atau gelombang
de Broglie. Dalam konteks yang demikian dapat dikatakan bahwa gelombang
elektromagnet adalah gelombang de Broglie yang diasosiasikan dengan foton.
2. Jelaskan eksperimen difraksi partikel dan kaitannya dengan hipotesa de Broglie Jawaban:
Pada eksperimen dari Davisson dan Germer terlihat interpretasinya lebih langsung.
Davisson dan Germer sedang mempelajari hamburan elektron dari padatan menggunakan
peralatan seperti yang digambarkan. Energi elektron di primer balok, sudut di mana mereka
mencapai target, dan posisi detektor bisa semuanya bervariasi. Fisika klasik
memprediksikan bahwa elektron yang tersebar akan muncul di semua tempat arah dengan
hanya ketergantungan intensitas sedang pada sudut hamburan dan bahkan lebih sedikit pada
energi elektron primer. Menggunakan blok nikel sebagai target Davisson dan Germer
memverifikasi prediksi ini.
m = 0,166 nm
yang sesuai dengan panjang gelombang yang diamati 0,165 nm. Eksperimen Davisson-
Germer secara langsung memverifikasi hipotesis de Broglie tentang sifat gelombang
bergerak tubuh.
Kecepatan elektron di eksperimen lebih besar di dalam kristal dan panjang gelombang
de Broglie di sana lebih pendek daripada nilai-nilai di luar. Komplikasi lain muncul dari
gangguan antar gelombang difraksi oleh berbagai keluarga bidang Bragg, yang membatasi
terjadinya maksima untuk kombinasi energi elektron dan sudut datang tertentu daripada
hanya untuk kombinasi apa pun yang mematuhi persamaan Bragg. Elektron bukanlah satu-
satunya benda yang perilaku gelombangnya dapat didemonstrasikan. Itu difraksi neutron
dan seluruh atom ketika telah dihamburkan oleh kristal yang sesuai diamati, dan pada
kenyataannya difraksi neutron, seperti sinar-x dan difraksi elektron, telah terjadi digunakan
untuk menyelidiki struktur kristal.
Ketidakpastian Heinsenberg muncul dari sifat alamiah objek mikroskopis yang mempunyai
sifat dualisme gelombang-partikel. Objek mikroskopis dapat menyebar ke seluruh ruang
dan jika kita ingin melakukan pengukuran terhadap posisi, momentum, dan besaran-
besaran fisis lainnya maka harus merusak sistem.
Dari fungsi rapat peluang posisi, (x), dapat dihitung nilai harap posisi,
dilambangi, dan variansi posisi, dilambangi sebagai, berikut
(1)
(2)
(3)
Dengan :
(4)
Ketakpastian posisi partikel, yang tidak lain adalah standard deviasi, diperoleh
dengan mengambil akar varian. Dengan demikian dari fungsi gelombang y (x)
dapat diperoleh nilai ketakpastian posisi sebesar 3. Tulis kesimpulan sdr tentang
prinsip ketidakpastian Heisenberg
(5)
(6)
Dengan :
(7)
Dan
(8)
Jawaban:
Menurut de Broglie, terhadap setiap partikel yang berenergi E dan bergerak dengan
momentum linear p terdapat gelombang yang diasosiasikan dengan-nya. Gelombang yang
diasosiasikan dengan partikel yang bergerak itu disebut gelombang materi, atau gelombang
de Broglie. Dalam konteks yang demikian dapat dikatakan bahwa gelombang
elektromagnet adalah gelombang de Broglie yang diasosiasikan dengan foton.
2. Jelaskan eksperimen difraksi partikel dan kaitannya dengan hipotesa de Broglie Jawaban:
Pada eksperimen dari Davisson dan Germer terlihat interpretasinya lebih langsung.
Davisson dan Germer sedang mempelajari hamburan elektron dari padatan menggunakan
peralatan seperti yang digambarkan. Energi elektron di primer balok, sudut di mana mereka
mencapai target, dan posisi detektor bisa semuanya bervariasi. Fisika klasik
memprediksikan bahwa elektron yang tersebar akan muncul di semua tempat arah dengan
hanya ketergantungan intensitas sedang pada sudut hamburan dan bahkan lebih sedikit pada
energi elektron primer. Menggunakan blok nikel sebagai target Davisson dan Germer
memverifikasi prediksi ini.
yang sesuai dengan panjang gelombang yang diamati 0,165 nm. Eksperimen Davisson-
Germer secara langsung memverifikasi hipotesis de Broglie tentang sifat gelombang
bergerak tubuh.
Kecepatan elektron di eksperimen lebih besar di dalam kristal dan panjang gelombang
de Broglie di sana lebih pendek daripada nilai-nilai di luar. Komplikasi lain muncul dari
gangguan antar gelombang difraksi oleh berbagai keluarga bidang Bragg, yang membatasi
terjadinya maksima untuk kombinasi energi elektron dan sudut datang tertentu daripada
hanya untuk kombinasi apa pun yang mematuhi persamaan Bragg. Elektron bukanlah satu-
satunya benda yang perilaku gelombangnya dapat didemonstrasikan. Itu difraksi neutron
dan seluruh atom ketika telah dihamburkan oleh kristal yang sesuai diamati, dan pada
kenyataannya difraksi neutron, seperti sinar-x dan difraksi elektron, telah terjadi digunakan
untuk menyelidiki struktur kristal.
Misalnya, seberkas electron dapat difraksi seperti berkas cahaya atau gelombang air.
Namun, dalam banyak kasus, panjang gelombangnya terlalu kecil untuk berdampak praktis
pada aktivitas sehari-hari.Karenanya dalam kehidupan kita sehari-hari dengan objek
seukuran bola tenis dan orang gelombang materi tidak relevan. Hipotesis de Broglie
kemudian terbukti kebenarannya ketika ditemukan bahwa electron menunjukkan sifat
difraksi seperti halnya sinar X.Sifat gelombang dari electron digunakan dalam mikroskop
electron Hipotesis de Broglie sebenarnya berlaku untuk setiap benda yang bergerak Namun
demikian jika diterapkan untuk benda- benda biasa seperti bola golf atau peluru, yaitu
benda yang mempunyai massa. relative besar. Maka persamaan de Broglie akan
menghasilkan panjang gelombang yang sangat kecil, tidak teramati.
Ketidakpastian Heinsenberg muncul dari sifat alamiah objek mikroskopis yang mempunyai
sifat dualisme gelombang-partikel. Objek mikroskopis dapat menyebar ke seluruh ruang
dan jika kita ingin melakukan pengukuran terhadap posisi, momentum, dan besaran-
besaran fisis lainnya maka harus merusak sistem.
Dari fungsi rapat peluang posisi, (x), dapat dihitung nilai harap posisi,
dilambangi, dan variansi posisi, dilambangi sebagai, berikut
(1)
(2)
(3)
Dengan :
(4)
Ketakpastian posisi partikel, yang tidak lain adalah standard deviasi, diperoleh
dengan mengambil akar varian. Dengan demikian dari fungsi gelombang y (x)
dapat diperoleh nilai ketakpastian posisi sebesar 3. Tulis kesimpulan sdr tentang
prinsip ketidakpastian Heisenberg
(5)
(6)
Dengan :
(7)
Dan
(8)