Anda di halaman 1dari 5

Eksperimen Tentang Efek Fotolistrik

Gambar 1.1. Rangkaian eksperimen efek fotolistrik

Pada gambar diatas kita dapat mendapatkan penjelasan ilustrasi tentang jenis alat
yang digunakan dalam efek fotolistrik. Tabung yang kita vakumkan kemudian diisi oleh dua
elektroda yang kita hubungkan dengan rangkaian eksternal, dengan kepingan logam yang
pada permukaannya mengalami iradiasi kita pakai sebagai anoda. Beberapa dari elektron
yang kita amati muncul dari permukaan yang mengalami iradiasi mempunyai energi yang
cukup untuk mencapai katoda. Ketika kita menambahkan potensial perintang Vb, maka kita
akan dapati lebih sedikit elektron yang mencapai katoda dan arusnya didapati menurun.
Seterusnya begitu juga ketika Vb sama dengan atau melebihi suatu harga V0, maka yang
terjadi adalah tidak ada elektron yang mencapai katoda dan arus akan terhenti (nol). Hal ini
merupakan suatu temuan baru dimana pada masanya saat itu tahun 1887 Heinrich Rudolf
Hertz menemukan suatu fenomena efek Fotolistrik yang membingungkan para fisikawan
yang ada pada masa itu. Namun seiring berjalannyanya waktu, fenomena yang terjadi pada
masa itu bisa dijawab oleh seorang fisikawan bernama Einstein yang kemudian
dieksperimenkan kembali oleh Milikan pada tahun 1916.1

Pada masa saat itu tepatnya seratus tahun yang lalu, Albert Einstein pada saat masa
mudanya itu membuat karya besarnya. Tak tanggung-tanggung pada masa saat itu ia
melahirkan tiga makalah ilmiah yang menjadikan dirinya ilmuwan paling berpengaruh pada
masa saat itu. Salah satu makalah yang dihasilkan itu adalah tentang efek fotolistrik.2

1
Anwar, Khairil. 2018. EKSPERIMEN EFEK FOTO LISTRIK BERBASIS SIMULASI
PhET. Jurnal Ummat. Universitas Muhammadiyah Mataram. Hal : 9 – 10

2
Hidayat, Dody. 2005. "Mempraktekkan Efek Fotolistrik Einstein". LIPI. Hal : 1
Makalah penemuan Einstein yang salah satunya membahas tentang efek fotolistrik
tersebut tentu saja sangat berhubungan dengan Max Planck. Hubungan tersebut ada pada
penemuan Max Planck, yang mana pada hipotesisnya mengemukakan bahwa cahaya
dipancarkan oleh suatu materi yang dikirim dalam bentuk paket-paket energi yang ia sebut
quanta. Gagasan ini kemudian diperluas oleh Einstein lima tahun mendatang setelah itu.
Dalam makalah ilmiahnya tentang efek fotolistrik, Einstein berpendapat cahaya terdiri dari
kumpulan partikel-partikel yang kemudian kita sebut sebagai foton. Ketika kita menembakan
cahaya pada suatu permukaan logam, maka foton-fotonnya akan menumbuk elektron-
elektron yang ada pada permukaan logam tersebut sehingga elektron tersebut dapat lepas.
Peristiwa lepasnya elektron tersebut dari permukaan logam itu dalam dunia fisika kita
menamainya sebagai efek fotolistrik. Einstein menemukan bahwasannya setiap foton
mempunyai energi yang sangat besar, dan tergantung pada frekuensinya. Dalam fisika, energi
dari foton tersebut dituliskan sebagai

Dimana

E = Energi (J)

h = Konstanta Planck dengan nilai 6.62606957 × 10-34 (m2 kgs-1)

f = Frekuensi (Hz)2

Ketika kita memberikan sebuah logam cahaya maka ia akan melepaskan elektron,
yang mana elektron tersebut akan menghasilkan arus listrik jika disambungkan ke rangkaian
yang tertutup. Jika kita menganggap bahwa cahaya adalah gelombang seperti yang telah
dikonsepkan oleh fisika klasik, maka seharusnya kita mendapati ketika semakin tinggi
intensitas cahaya yang kita berikan maka semakin besar pula arus yang terdeteksi. Namun
pada kenyataannya hasil eksperimen menunjukkan bahwa walaupun intensitas cahaya yang
diberikan telah mencapai batas maksimumnya, elektron tidak juga muncul juga dari plat
logam. 1

1
Anwar, Khairil. 2018. EKSPERIMEN EFEK FOTO LISTRIK BERBASIS SIMULASI
PhET. Jurnal Ummat. Universitas Muhammadiyah Mataram. Hal : 9 – 10

2
Hidayat, Dody. 2005. "Mempraktekkan Efek Fotolistrik Einstein". LIPI. Hal : 1-2
Akan tetapi ketika kita berikan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih pendek
(frekuensi yang lebih tinggi, ke arah warna ungu dari spektrum cahaya) dari sebelumnya,
maka yang akan kita dapati adalah tiba-tiba elektron lepas dari plat logam tersebut sehingga
terdeteksi arus listrik, padahal kenyataannya intensitas yang diberikan lebih kecil dari
intensitas yang kita berikan sebelumnya. Ini berarti bahwa memang energi yang dibutuhkan
oleh plat logam untuk melepaskan elektronnya tergantung atas panjang gelombangnya.
Fenomena ini belum dapat dijelaskan oleh para fisikawan pada waktu itu. Kalau benar
anggapan tentang cahaya itu adalah gelombang, yang memiliki sifat kontinyu, bukankah pada
dasarnya energi yang bisa diserap darinya bisa bernilai berapa saja, akan tetapi ternyata hanya
jumlah energi tertentu saja yang dapat diserap untuk melepaskan elektron bebas.

Teka-teki ini pada akhirnya dapat dijawab oleh Albert Einstein, yang mengemukakan
bahwasannya cahaya terkuantisasi dalam gumpalan-gumpalan partikel cahaya yang disebut
foton. Energi yang dibawa oleh foton tersebut sebanding dengan frekuensi cahaya dan suatu
ketetapan yang disebut sebagai konstanta Planck (E = h f). untuk membuat elektron terlepas
keluar dari plat logam tersebut kita membutuhkan sebuah foton dengan energi yang lebih
tinggi dari energi ikatan elektron tersebut. Energi yang dibawa oleh foton tersebut sebanding
dengan frekuensi cahaya dan suatu ketetapan yang disebut sebagai konstanta Planck (E = h f).
Untuk membuat elektron terlepas keluar dari plat logam tersebut kita membutuhkan sebuah
foton dengan energi yang lebih tinggi dari energi ikatan elektron tersebut. Ketika frekuensi
cahaya yang kita berikan masih rendah, maka walaupun kita dapati intensitas cahaya yang
diberikan telah mencapai maksimum, foton tidak memiliki cukup energi untuk melepaskan
elektron dari ikatannya. Tapi ketika frekuensi cahaya yang diberikan lebih tinggi, maka kita
akan mendapati walaupun terdapat hanya satu foton saja (intensitas rendah) dengan energi
yang cukup, foton tersebut mampu untuk melepaskan satu elektron dari ikatannya. Intensitas
cahaya ketika kita naikkan berarti akan menghasilkan semakin banyak jumlah foton yang
dilepaskan, akibatyang terjadi adalah semakin banyak elektron yang akan terlepas. Menurut
konsep teori gelombang, cahaya akan menyebar dari satu sumber dengan merambatkan
energinya secara kontinyu ke seluruh pola gelombang. Begitu juga Sebaliknya, menurut teori
kuantum, cahaya akan menyebar dari sumbernya dengan merambatkan energi secara
terkuantisasi, berupa paket-paket gelombang.

1
Anwar, Khairil. 2018. EKSPERIMEN EFEK FOTO LISTRIK BERBASIS SIMULASI
PhET. Jurnal Ummat. Universitas Muhammadiyah Mataram. Hal : 9 – 10
Contoh Soal Efek Fotolistrik

1. Pada permukaan sebuah lempeng logam tertentu yang disinari oleh cahaya monokromatik.
Percobaan ini dilakukan berulang dengan panjang gelombang cahaya yang berbeda. Ternyata,
didapati bahwa tidak ada elektron keluar jika lempeng disinari dengan panjang gelombang di
atas 500 nm. Ketika digunakan panjang gelombang tertentu ʎ , ternyata dibutuhkan 3,1 volt
untuk dapat menghentikan arus fotolistrik yang dipancarkan dari lempeng. Maka panjang
gelombang ʎ tersebut adalah

Penyelesaian :

2.
Gambar di atas merupakan grafik hubungan antara Energi Kinetik Maksimum foto-elektron
terhadap Frekuensi (Hz) sinar yang kita gunakan dalam efek fotolistrik. Maka tentukanlah
nilai p pada grafik tersebut

Penyelesaian :

3. Jika diketahui panjang gelombang ambang untuk sebuah logam adalah ʎ ketika kita sinari
panjang gelombang ʎ /2 maka yang terjadi adalah besar energi kinetik yang timbul pada
elektron adalah E. Maka tentukanlah besar energi kinetik ketika disinari panjang gelombang
ʎ /5

Penyelesaian :

Anda mungkin juga menyukai