Anda di halaman 1dari 27

Teori kuantum cahaya

Rabu, 21 November 2012


teori kuantum cahaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada akhir abad ke-19, para ilmuan meyakini bahwa mereka telah mempelajari sebagian
besar dari apa yang ada yang harus diketahui dari fisika seperti: hukum-hukum gerak Newton
dan teori gravitasi umum, teori Maxwell: penggabungan kelistrikkan dan kemagnetan, hukum
termodinamika dan teori kinetic.
Pada abad ke-20 terjadi revolusi besaryang mengejutkan dunia fisika. Tahun 1990 Planck
mengusulkan pemikiran mendasar yang mengarah pada formulasi teori kuantum. Pada tahun
1905 Einstein memformulasikan teori relativitas yang sangat brilian. Keduan pemikiran tersebut
telah membawa pengaruh yang besar tehadap pemahaman kita tentang alam. Selama beberapa
dekade teori-teori tersebut telah memberi inspirasi bagi perkembangan teori-teori baru dalam
bidang fisika atom, fisika nuklir, dan fisika zat padat. Meskipun fisika modern telah
dikembangkan selama abad ini dan telah membawa kemajuan dalam perkembangan teknologi
penting namun tidak selesai sampai disitu, penemuan-penemuan baru akan berlanjut selama
kehidupan kita sehingga akan lebih memperdalam atau memeperbaiki kembali pemahaman kita
tentang alam dan dunia disekitar kita.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi pembahasan meliputi:
1. Apa itu teori Planck?
2. Apa yang dimaksud dengan teori Foton?
3. Bagaimana efek fotolistrik pada cahaya?
4. Apa yang dimaksud efek Compton?
5. Apa isi dari Hipotesis de Broglie?
6. Bagaimana hukum Stefan-Boltzmann tentang radiasi benda hitam?

7.

Bagaimana hubungan warna spectrum radiasi benda hitam dengan panjang gelombangnya
sesuai pergeseran Wien?

8. Bagaimana dualisme gelombang-partikel?


1.3. Tujuan
Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat:
1. mengerti tentang teori Planck
2. memahami tentang teori foton
3. mengetahui bagai mana efek fotolistrik
4. mengetahui tentang efek Compton
5. mengerti tentang Hipotesis de Broglie
6. memahami hokum Stefan-Boltzmann tenteng radiasi benda hitam
7. mampu menjelaskan bagaimana hubungan warna spectrum radiasi benda hitam dengan panjang
gelombangnya sesuai dengan pergeseran Wien.
8. mengetahui tentang dualisme gelombang-partikel

BAB II
TEORI KUANTUM CAHAYA
2.1. Teori Planck
Max Planck mempelajari energi radiasi termal dan menemukan rumus perhitungan yang
menyempurnakan perhitungan Rayleigh-Jeans sekaligus mengatasi kebutuhan adanya ultraviolet
catastrope.
Max Planck mengemukakan hipotesis yang menyatakan bahwa
Energi gelombang elektromagnetik dipancarkan dan diserap oleh bahan dalam bentuk satuansatuan energi yang disebut foton.
Planck menyatakan bahwa kunci utama pembahasan radiasi benda hitam adalah bahwa
energi dpancarkan atau diserap dalam bentuk paket (kuata). Jadi, energi bersifat disktri (tidak
kontinu).
Energi (E) foton dirumuskan dengan:
E = hf

Dengan h = tetapan Planck (6,63 x 10-34 J.s) dan f = frekuensi foton


2.2. Teori Foton
Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Biasanya foton dianggap
sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X. Foton
berbeda dengan partikel elementer lain seperti elektron dan quark, karena ia tidak bermassa dan

dalam ruang vakum foton selalu bergerak dengan kecepatan cahaya, c. Foton memiliki baik sifat
gelombang maupun partikel ("dualisme gelombang-partikel").
Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan fenomena
gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi destruktif ketika gelombang
terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.
Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan
memindahkan energi sejumlah:
,
di mana

adalah konstanta Planck,

adalah laju cahaya, dan

adalah panjang

gelombangnya.
Selain energi partikel foton juga membawa momentum dan memiliki polarisasi. Foton
mematuhi hukum mekanika kuantum, yang berarti kerap kali besaran-besaran tersebut tidak
dapat diukur dengan cermat. Biasanya besaran-besaran tersebut didefinisikan sebagai
probabilitas mengukur polarisasi, posisi, atau momentum tertentu.
Konsep modern foton dikembangkan secara berangsur-angsur antara 1905-1917 oleh Albert
Einstein untuk menjelaskan pengamatan eksperimental yang tidak memenuhi model klasik untuk
cahaya. Model foton khususnya memperhitungkan ketergantungan energi cahaya terhadap
frekuensi, dan menjelaskan kemampuan materi dan radiasi elektromagnetik untuk berada dalam
kesetimbangan termal. Fisikawan lain mencoba menjelaskan anomali pengamatan ini dengan
model semiklasik, yang masih menggunakan persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan cahaya.
Namun dalam model ini objek material yang mengemisi dan menyerap cahaya dikuantisasi.
Meskipun model-model semiklasik ini ikut menyumbang dalam pengembangan mekanika
kuantum, percobaan-percobaan lebih lanjut membuktikan hipotesis Einstein bahwa cahaya itu
sendirilah yang terkuantisasi. Kuantum cahaya adalah foton.
Konsep foton diterapkan dalam banyak area seperti fotokimia, mikroskopi resolusi tinggi dan
pengukuran jarak molekuler. Baru-baru ini foton dipelajari sebagai unsur komputer kuantum dan
untuk aplikasi canggih dalam komunikasi optik seperti kriptografi kuantum.

Dalam ruang hampa foton bergerak dengan laju

Energinya

dan momentum

(laju cahaya).

dihubungkan dalam persamaan

di mana

merupakan nilai momentum. Sebagai perbandingan, persamaan terkait untuk

partikel dengan massa

adalah

, sesuai dengan teori relativitas

khusus.
2.3. Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam) ketika
dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultraungu)
yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan. Istilah lama untuk efek
fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi). Hertz mengamati dan kemudian
menunjukkan bahwa elektrode diterangi dengan sinar ultraviolet menciptakan bunga api listrik
lebih mudah.
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts sampai lebih
dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan langkahlangkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan mempengaruhi
pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel. fenomena di mana cahaya mempengaruhi
gerakan muatan listrik termasuk efek fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau
photoresistivity ), efek fotovoltaik , dan efek fotoelektrokimia.
Foton dari sinar memiliki energi karakteristik yang ditentukan oleh frekuensi cahaya. Dalam
proses photoemission, jika elektron dalam beberapa bahan menyerap energi dari satu foton dan
dengan demikian memiliki lebih banyak energi daripada fungsi kerja (energi ikat elektron) dari
materi, itu dikeluarkan. Jika energi foton terlalu rendah, elektron tidak bisa keluar dari materi.
Peningkatan intensitas sinar meningkatkan jumlah foton dalam berkas cahaya, dan dengan

demikian meningkatkan jumlah elektron, tetapi tidak meningkatkan energi setiap elektron yang
dimemiliki. Energi dari elektron yang dipancarkan tidak tergantung pada intensitas cahaya yang
masuk, tetapi hanya pada energi atau frekuensi foton individual. Ini adalah interaksi antara foton
dan elektron terluar.
Tidak ada elektron yang dilepaskan oleh radiasi di bawah frekuensi ambang, karena elektron
tidak mendapatkan energi yang cukup untuk mengatasi ikatan atom. Elektron yang dipancarkan
biasanya disebut fotoelektron.
Awalnya hasil eksperimen efek fotolistrik mengundang keheranan banyak fisikawan, karena
sulit diterima dengan pemahaman fisika saat itu. Ada beberapa fakta yang belum bisa dijelaskan
alasannya, antara lain:
a.

besar energi foto elektron tidak dipengaruhi oleh intensitas cahaya

b.

pada frekuensi cahaya yang sama, rata-rata energi kinetik fotoelektron sama saja pada berkas
cahaya lemah maupun kuat. Berkas cahaya yang kuat hanya menghasilkan fotoelektron lebih
banyak daripada berkas cahaya lemah

c.

semakin besar frekuensi cahaya yang mengenai logam, semakin besar pula energi
fotoelektronnya.
Efek fotolistrik banyak membantu penduaan gelombang-partikel, dimana sistem fisika
(seperti foton dalam kasus ini) dapat menunjukkan kedua sifat dan kelakuan seperti-gelombang
dan seperti-partikel, sebuah konsep yang banyak digunakan oleh pencipta mekanika kuantum.
Efek fotolistrik dijelaskan secara matematis oleh Albert Einstein yang memperluas kuanta yang
dikembangkan oleh Max Planck.
Hukum emisi fotolistrik:

1. Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro yang dikeluarkan berbanding lurus dengan
intensitas cahaya yg digunakan.
2. Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah frekuensi ini fotoelektron
tidak bisa dipancarkan.
3. Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang dipancarkan fotoelektron tidak bergantung pada
intensitas cahaya, namun bergantung pada frekuensi cahaya.
4. Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil, kurang dari 10-9 detik.

Maksimum energi kinetik K maks dari sebuah elektron yang dikeluarkan dituliskan sebagai
berikut

di mana h adalah konstanta Planck dan f adalah frekuensi foton. Lambang adalah fungsi
kerja (kadang dilambangkan W), yang memberikan energi minimum yang diperlukan untuk
memindahkan elektron terdelokalisasi dari permukaan logam. Fungsi kerja memenuhi
dimana f0 adalah frekuensi ambang batas untuk logam. Maksimum energi kinetik dari sebuah
elektron dikeluarkan kemudian
Energi kinetik adalah positif, jadi kita harus memiliki f> f 0 untuk efek fotolistrik terjadi.
2.4. Efek Compton
Pada tahun 1923, A.H.Compton mencoba membuktikan kebenaran teori foton yang
menyatakan sifat partikel dari gelombang, Jika Teori itu benar, peristiwa tumbukan yang terjadi
antara foton dengan partikel lain dapat dianalisis seperti tumbukan bola biliar.
Dalam eksperimennya Compton menembakkan foton sinar-x pada sebuah target grafit.
Sejumlah detector dipasang diberbagai sudut untuk mengamati adanya hamaburan partikel.
Dalam eksperimen itu ternyata dihasilkan hamburan pasangan electron foton.

Sumber:

http://bukanisapanjempol.blogspot.com/2011/05/sifat-partikel-dari-cahaya-

efek.html
Foton yang menumbuk electron akan kehilangan sebagian energinya. Setelah menumbuk
electron, foton datang dengan energi E =hf akan terhambur dengan energi hf dengan f < f.
frekuensinya berkurang sama artinya dengan bertambah panjang gelombangnya. Foton datang

dengan panjang gelombang sedangkan foton terhambur memiliki panjang gelombang


dengan > .

2.5. Hipotesis de Broglie


Louis de Broglie merupakan ilmuan pertama yang mengajukan hipotesis bahwa partikel
seperti halnya electron juga dapat berperilaku sebagai gelombang. Sebaliknya, partikel (materi)
dapat juga bersifat sebagai gelombang dengan panjang gelombang sebesar

Dengan
= panjang gelombang partikel menurut de Broglie
m = massa pertikel
laju partikel
Hipotesis de Broglie diuji kebenarannya oleh Davisson dan Germer.
Mereka melakukan eksperimen dengan menembakkan electron dengan dipercepat oleh suatu
medan listrik ke permukaan kristal tunggal. Hasil eksperimen merekan menunjukkan bahwa
partikel electron dapat mengalami difraksi. Sifat difraksi hanya dimiliki oleh gelombang
sehingga dapat disimpulakn bahwa partikel memiliki sifat gelombang.
2.6. Hukum Stefan-Boltzmann
Beberapa ilmuan mendeteksi adanya hubungan antara energi suatu benda dengan suhu
mutlak benda itu. Energi yang dimiliki suau benda yang berhubungan dengan suhu mutlaknya
disebut energi radiasi kalor atar energi radiasi termal atau disingkat sebagai energi termal.
Pada tahun 1879 Joseph Stefan menyatakan bahwa daya total yang dipancarkan sebuah
benda hitam sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Selanjutnya, Ludwig Boltzmann
berhasil menurunkan perhitungan daya radiasi benda hitam yang ditemukan oleh Stefan.
Hasil penemuan kedua ilmuan ini dikenal sebagai hukum Stefan-Boltzmann yang
menyatakan bahwa:

Energi radiasi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam sebanding dengan luas
permukaannya serta pangkat empat suhu mutlaknya.
Berdasarkan formulasi Stefan-Boltzmann, benda hitam yang luas permukaannya A dan suhu
mutlaknya T (dalam satuan kelvin) akan memancarkan radiasi dengan daya (P) sebesar
P =AeT4
Dengan
e = emisivitas
= konstanta Stefan-Boltzmann = 5.67 x 10-8 W/m2.K4
Emisivitas merupakan koefisien yang besarnya tergantung pada keadaan permukaan benda.
Untuk benda mengkilat, harga e mendekati nol, sedangkan untuk benda hitam sempurna e
bernilai 1.
Benda hitam merupakan benda yang mampu menyerap atau memancarkan energi radiasi.
Kemampuan menyerap atau memancarkan energi radiasi yang dimiliki sebuah benda hitam dapat
diperkirakan berdasarkan nilai emisivitasnya. Nilai emisivitas berkiasar antara 0 dan 1 atau
ditulis 0 e 1.
Benda dengan emisivitas nol merupakan pemantulan sempurna. Sebaliknya, benda dengan
emisivitas 1 merupakan penyerap atau pemancar sempurna. Benda dengan emisivitas 1 disebut
benda hitam sempurna.
2.7. Hukum Pergeseran Wien
Spectrum radiasi benda hitam diselidiki oleh Wien. Menurut Wien, jika dipanaskan terus,
benda hitam akan memancarkan radiasi kalor puncak yang spektrumnya memberikan warnawarna tertentu. Warna spectrum bergantung panjang gelombangnya, dan panjang gelombang ini
akan bergeser sesuia suhu benda.

Sumber:http://www.google.co.id/imgres?q=pergeseran+wien&hl=en&client=firefoxa&sa=G&rls=org.mozilla:enWien merumuskan bahwa panjang gelombang pada puncak spectrum (m) berbanding
terbalik dengn suhu mutlak benda, semuai persamaan:

m T = C
dengan C adalah tetapan pergeseran Wien sebesar 2,90 x 10-3 m.K.
Perhitungan energi radiasi Wien berlaku untuk gelombang pendek. Teori ini selanjutnya
dikembangkan oleh Rayleigh dan Jeans yang berlaku untuk panjang gelombang yang lebih
panjang. Namun perhitungan energi radiasi oleh Rayleigh dan Jeans tidak mampu menjelaskan
terjadinya ultraviolet catastrope, yaitu kesalahan perhitungan pada panjang gelombang
uultraviolet dimana energi radiasi mencapai nilai tak terhingga.
2.8. Dualisme Gelombang-Partikel
Hasil-hasil eksperimen interferensi dan difraksi membuktikan bahwa teori tentang cahaya
sebagai gelombang telah mantap pada penghujung abad 19, terlebih lagi karena keberhasilan
teori elektromagnetik Maxwell.
Einstein (1905) menolak teori tersebut berdasarkan fenomena efek foto-listrik dimana
permukaan logam melepaskan elektron jika disinari dengan cahaya berfrekuensi.
W/h

W adalah fungsi kerja logam (=energi ikat elektron dipermukaan logam).

Menurut Einstein, dalam fenomena tersebut cahaya harus dipandang sebagai kuanta yang
disebut foton, yakni partikel cahaya dengan energi kuantum E=h. Dalam teori relativitas
khususnya (1905), hubungan energi dan momentum suatu partikel diungkapkan sebagai berikut:

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Planck menyatakan bahwa kunci utama pembahasan radiasi benda hitam adalah bahwa
energi dpancarkan atau diserap dalam bentuk paket (kuata). Jadi, energi bersifat disktri (tidak
kontinu).
Energi (E) foton dirumuskan dengan:
E = hf

Dengan h = tetapan Planck (6,63 x 10-34 J.s) dan f = frekuensi foton


Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Biasanya foton dianggap
sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X.
Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan memindahkan energi
sejumlah:
,
di mana

adalah konstanta Planck,

adalah laju cahaya, dan

adalah panjang

gelombangnya.
Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam) ketika
dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultraungu)
yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan.
Foton yang menumbuk electron akan kehilangan sebagian energinya. Setelah menumbuk
electron, foton datang dengan energi E =hf akan terhambur dengan energi hf dengan f < f.
frekuensinya berkurang sama artinya dengan bertambah panjang gelombangnya. Foton datang
dengan panjang gelombang sedangkan foton terhambur memiliki panjang gelombang
dengan > .
Dengan

= panjang gelombang partikel menurut de Broglie


m = massa pertikel

laju partikel
Hasil penemuan kedua ilmuan ini dikenal sebagai hukum Stefan-Boltzmann yang
menyatakan bahwa:
Energi radiasi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam sebanding dengan luas
permukaannya serta pangkat empat suhu mutlaknya
P =AeT4
Dengan
e = emisivitas
= konstanta Stefan-Boltzmann = 5.67 x 10-8 W/m2.K4
Wien merumuskan bahwa panjang gelombang pada puncak spectrum (m) berbanding
terbalik dengn suhu mutlak benda, semuai persamaan:

m T = C
dengan C adalah tetapan pergeseran Wien sebesar 2,90 x 10-3 m.K.
Dalam teori relativitas khususnya (1905), hubungan energi dan momentum suatu partikel
diungkapkan sebagai berikut:

3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi pembahasan hanya tentang teori Planck,
teori foton, efek fotolistrik, efek Compton, hipotesis de Broglie, hukum Stefan-Boltzmann dan
pergeseran Wien secara ris besarnya saja. Untuk lebih memperluas wawasan pembaca bisa
merujuk pada sumber-sumber lain yang menjelaskan tentang isi makalah ini secra lebih rinci.
Daftar Pustaka

Purwoko.2009.Physics 3 For Senior High School Year XII. Jakarta: Yudhistira


Dewi.2012. http://dewi-w-h-fst10.web.unair.ac.id/artikel_detail-59103-Kuliah%20kuantum%20-Apa
%20Itu%20Kuantum~.html tersedia online
NN. 2010. http://id.scribd.com/doc/70610175/Mekanika-kuantum-3 tersedia online
Novi. 2012. http://novi-r-r-fst10.web.unair.ac.id/artikel_detail-59187-Umum-sejarah%20fisika
%20kuantum.html tersedia online
NN.2011.http://www.google.co.id/imgres?q=pergeseran+wien&hl=en&client=fire
foxa&sa=G&rls=org.mozilla:enDiposkan oleh Devi Dameriza di 22.52 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada akhir abad ke-19, para ilmuan meyakini bahwa mereka telah mempelajari sebagian
besar dari apa yang ada yang harus diketahui dari fisika seperti: hukum-hukum gerak Newton
dan teori gravitasi umum, teori Maxwell: penggabungan kelistrikkan dan kemagnetan, hukum
termodinamika dan teori kinetic.
Pada abad ke-20 terjadi revolusi besaryang mengejutkan dunia fisika. Tahun 1990 Planck
mengusulkan pemikiran mendasar yang mengarah pada formulasi teori kuantum. Pada tahun
1905 Einstein memformulasikan teori relativitas yang sangat brilian. Keduan pemikiran tersebut
telah membawa pengaruh yang besar tehadap pemahaman kita tentang alam. Selama beberapa
dekade teori-teori tersebut telah memberi inspirasi bagi perkembangan teori-teori baru dalam
bidang fisika atom, fisika nuklir, dan fisika zat padat. Meskipun fisika modern telah
dikembangkan selama abad ini dan telah membawa kemajuan dalam perkembangan teknologi
penting namun tidak selesai sampai disitu, penemuan-penemuan baru akan berlanjut selama
kehidupan kita sehingga akan lebih memperdalam atau memeperbaiki kembali pemahaman kita
tentang alam dan dunia disekitar kita.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi pembahasan meliputi:
1. Apa itu teori Planck?

2. Apa yang dimaksud dengan teori Foton?


3. Bagaimana efek fotolistrik pada cahaya?
4. Apa yang dimaksud efek Compton?
5. Apa isi dari Hipotesis de Broglie?
6. Bagaimana hukum Stefan-Boltzmann tentang radiasi benda hitam?
7.

Bagaimana hubungan warna spectrum radiasi benda hitam dengan panjang gelombangnya
sesuai pergeseran Wien?

8. Bagaimana dualisme gelombang-partikel?


1.3. Tujuan
Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat:
1. mengerti tentang teori Planck
2. memahami tentang teori foton
3. mengetahui bagai mana efek fotolistrik
4. mengetahui tentang efek Compton
5. mengerti tentang Hipotesis de Broglie
6. memahami hokum Stefan-Boltzmann tenteng radiasi benda hitam
7. mampu menjelaskan bagaimana hubungan warna spectrum radiasi benda hitam dengan panjang
gelombangnya sesuai dengan pergeseran Wien.
8. mengetahui tentang dualisme gelombang-partikel

BAB II
TEORI KUANTUM CAHAYA
2.1. Teori Planck
Max Planck mempelajari energi radiasi termal dan menemukan rumus perhitungan yang
menyempurnakan perhitungan Rayleigh-Jeans sekaligus mengatasi kebutuhan adanya ultraviolet
catastrope.
Max Planck mengemukakan hipotesis yang menyatakan bahwa
Energi gelombang elektromagnetik dipancarkan dan diserap oleh bahan dalam bentuk satuansatuan energi yang disebut foton.
Planck menyatakan bahwa kunci utama pembahasan radiasi benda hitam adalah bahwa
energi dpancarkan atau diserap dalam bentuk paket (kuata). Jadi, energi bersifat disktri (tidak
kontinu).
Energi (E) foton dirumuskan dengan:
E = hf

Dengan h = tetapan Planck (6,63 x 10-34 J.s) dan f = frekuensi foton

2.2. Teori Foton


Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Biasanya foton dianggap
sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X. Foton
berbeda dengan partikel elementer lain seperti elektron dan quark, karena ia tidak bermassa dan
dalam ruang vakum foton selalu bergerak dengan kecepatan cahaya, c. Foton memiliki baik sifat
gelombang maupun partikel ("dualisme gelombang-partikel").
Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan fenomena
gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi destruktif ketika gelombang
terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.
Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan
memindahkan energi sejumlah:
,
di mana

adalah konstanta Planck,

adalah laju cahaya, dan

adalah panjang

gelombangnya.
Selain energi partikel foton juga membawa momentum dan memiliki polarisasi. Foton
mematuhi hukum mekanika kuantum, yang berarti kerap kali besaran-besaran tersebut tidak
dapat diukur dengan cermat. Biasanya besaran-besaran tersebut didefinisikan sebagai
probabilitas mengukur polarisasi, posisi, atau momentum tertentu.
Konsep modern foton dikembangkan secara berangsur-angsur antara 1905-1917 oleh Albert
Einstein untuk menjelaskan pengamatan eksperimental yang tidak memenuhi model klasik untuk
cahaya. Model foton khususnya memperhitungkan ketergantungan energi cahaya terhadap
frekuensi, dan menjelaskan kemampuan materi dan radiasi elektromagnetik untuk berada dalam
kesetimbangan termal. Fisikawan lain mencoba menjelaskan anomali pengamatan ini dengan
model semiklasik, yang masih menggunakan persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan cahaya.
Namun dalam model ini objek material yang mengemisi dan menyerap cahaya dikuantisasi.
Meskipun model-model semiklasik ini ikut menyumbang dalam pengembangan mekanika
kuantum, percobaan-percobaan lebih lanjut membuktikan hipotesis Einstein bahwa cahaya itu
sendirilah yang terkuantisasi. Kuantum cahaya adalah foton.

Konsep foton diterapkan dalam banyak area seperti fotokimia, mikroskopi resolusi tinggi dan
pengukuran jarak molekuler. Baru-baru ini foton dipelajari sebagai unsur komputer kuantum dan
untuk aplikasi canggih dalam komunikasi optik seperti kriptografi kuantum.
Dalam ruang hampa foton bergerak dengan laju

Energinya

dan momentum

(laju cahaya).

dihubungkan dalam persamaan

di mana

merupakan nilai momentum. Sebagai perbandingan, persamaan terkait untuk

partikel dengan massa

adalah

, sesuai dengan teori relativitas

khusus.
2.3. Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam) ketika
dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultraungu)
yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan. Istilah lama untuk efek
fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi). Hertz mengamati dan kemudian
menunjukkan bahwa elektrode diterangi dengan sinar ultraviolet menciptakan bunga api listrik
lebih mudah.
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts sampai lebih
dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan langkahlangkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan mempengaruhi
pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel. fenomena di mana cahaya mempengaruhi
gerakan muatan listrik termasuk efek fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau
photoresistivity ), efek fotovoltaik , dan efek fotoelektrokimia.
Foton dari sinar memiliki energi karakteristik yang ditentukan oleh frekuensi cahaya. Dalam
proses photoemission, jika elektron dalam beberapa bahan menyerap energi dari satu foton dan

dengan demikian memiliki lebih banyak energi daripada fungsi kerja (energi ikat elektron) dari
materi, itu dikeluarkan. Jika energi foton terlalu rendah, elektron tidak bisa keluar dari materi.
Peningkatan intensitas sinar meningkatkan jumlah foton dalam berkas cahaya, dan dengan
demikian meningkatkan jumlah elektron, tetapi tidak meningkatkan energi setiap elektron yang
dimemiliki. Energi dari elektron yang dipancarkan tidak tergantung pada intensitas cahaya yang
masuk, tetapi hanya pada energi atau frekuensi foton individual. Ini adalah interaksi antara foton
dan elektron terluar.
Tidak ada elektron yang dilepaskan oleh radiasi di bawah frekuensi ambang, karena elektron
tidak mendapatkan energi yang cukup untuk mengatasi ikatan atom. Elektron yang dipancarkan
biasanya disebut fotoelektron.
Awalnya hasil eksperimen efek fotolistrik mengundang keheranan banyak fisikawan, karena
sulit diterima dengan pemahaman fisika saat itu. Ada beberapa fakta yang belum bisa dijelaskan
alasannya, antara lain:
a.

besar energi foto elektron tidak dipengaruhi oleh intensitas cahaya

b.

pada frekuensi cahaya yang sama, rata-rata energi kinetik fotoelektron sama saja pada berkas
cahaya lemah maupun kuat. Berkas cahaya yang kuat hanya menghasilkan fotoelektron lebih
banyak daripada berkas cahaya lemah

c.

semakin besar frekuensi cahaya yang mengenai logam, semakin besar pula energi
fotoelektronnya.
Efek fotolistrik banyak membantu penduaan gelombang-partikel, dimana sistem fisika
(seperti foton dalam kasus ini) dapat menunjukkan kedua sifat dan kelakuan seperti-gelombang
dan seperti-partikel, sebuah konsep yang banyak digunakan oleh pencipta mekanika kuantum.
Efek fotolistrik dijelaskan secara matematis oleh Albert Einstein yang memperluas kuanta yang
dikembangkan oleh Max Planck.
Hukum emisi fotolistrik:

1. Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro yang dikeluarkan berbanding lurus dengan
intensitas cahaya yg digunakan.
2. Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah frekuensi ini fotoelektron
tidak bisa dipancarkan.

3. Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang dipancarkan fotoelektron tidak bergantung pada
intensitas cahaya, namun bergantung pada frekuensi cahaya.
4. Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil, kurang dari 10-9 detik.
Maksimum energi kinetik K maks dari sebuah elektron yang dikeluarkan dituliskan sebagai
berikut

di mana h adalah konstanta Planck dan f adalah frekuensi foton. Lambang adalah fungsi
kerja (kadang dilambangkan W), yang memberikan energi minimum yang diperlukan untuk
memindahkan elektron terdelokalisasi dari permukaan logam. Fungsi kerja memenuhi
dimana f0 adalah frekuensi ambang batas untuk logam. Maksimum energi kinetik dari sebuah
elektron dikeluarkan kemudian
Energi kinetik adalah positif, jadi kita harus memiliki f> f 0 untuk efek fotolistrik terjadi.
2.4. Efek Compton
Pada tahun 1923, A.H.Compton mencoba membuktikan kebenaran teori foton yang
menyatakan sifat partikel dari gelombang, Jika Teori itu benar, peristiwa tumbukan yang terjadi
antara foton dengan partikel lain dapat dianalisis seperti tumbukan bola biliar.
Dalam eksperimennya Compton menembakkan foton sinar-x pada sebuah target grafit.
Sejumlah detector dipasang diberbagai sudut untuk mengamati adanya hamaburan partikel.
Dalam eksperimen itu ternyata dihasilkan hamburan pasangan electron foton.

Sumber:

http://bukanisapanjempol.blogspot.com/2011/05/sifat-partikel-dari-cahaya-

efek.html
Foton yang menumbuk electron akan kehilangan sebagian energinya. Setelah menumbuk
electron, foton datang dengan energi E =hf akan terhambur dengan energi hf dengan f < f.

frekuensinya berkurang sama artinya dengan bertambah panjang gelombangnya. Foton datang
dengan panjang gelombang sedangkan foton terhambur memiliki panjang gelombang
dengan > .

2.5. Hipotesis de Broglie


Louis de Broglie merupakan ilmuan pertama yang mengajukan hipotesis bahwa partikel
seperti halnya electron juga dapat berperilaku sebagai gelombang. Sebaliknya, partikel (materi)
dapat juga bersifat sebagai gelombang dengan panjang gelombang sebesar

Dengan
= panjang gelombang partikel menurut de Broglie
m = massa pertikel
laju partikel
Hipotesis de Broglie diuji kebenarannya oleh Davisson dan Germer.
Mereka melakukan eksperimen dengan menembakkan electron dengan dipercepat oleh suatu
medan listrik ke permukaan kristal tunggal. Hasil eksperimen merekan menunjukkan bahwa
partikel electron dapat mengalami difraksi. Sifat difraksi hanya dimiliki oleh gelombang
sehingga dapat disimpulakn bahwa partikel memiliki sifat gelombang.
2.6. Hukum Stefan-Boltzmann
Beberapa ilmuan mendeteksi adanya hubungan antara energi suatu benda dengan suhu
mutlak benda itu. Energi yang dimiliki suau benda yang berhubungan dengan suhu mutlaknya
disebut energi radiasi kalor atar energi radiasi termal atau disingkat sebagai energi termal.
Pada tahun 1879 Joseph Stefan menyatakan bahwa daya total yang dipancarkan sebuah
benda hitam sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Selanjutnya, Ludwig Boltzmann
berhasil menurunkan perhitungan daya radiasi benda hitam yang ditemukan oleh Stefan.

Hasil penemuan kedua ilmuan ini dikenal sebagai hukum Stefan-Boltzmann yang
menyatakan bahwa:
Energi radiasi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam sebanding dengan luas
permukaannya serta pangkat empat suhu mutlaknya.
Berdasarkan formulasi Stefan-Boltzmann, benda hitam yang luas permukaannya A dan suhu
mutlaknya T (dalam satuan kelvin) akan memancarkan radiasi dengan daya (P) sebesar
P =AeT4
Dengan
e = emisivitas
= konstanta Stefan-Boltzmann = 5.67 x 10-8 W/m2.K4
Emisivitas merupakan koefisien yang besarnya tergantung pada keadaan permukaan benda.
Untuk benda mengkilat, harga e mendekati nol, sedangkan untuk benda hitam sempurna e
bernilai 1.
Benda hitam merupakan benda yang mampu menyerap atau memancarkan energi radiasi.
Kemampuan menyerap atau memancarkan energi radiasi yang dimiliki sebuah benda hitam dapat
diperkirakan berdasarkan nilai emisivitasnya. Nilai emisivitas berkiasar antara 0 dan 1 atau
ditulis 0 e 1.
Benda dengan emisivitas nol merupakan pemantulan sempurna. Sebaliknya, benda dengan
emisivitas 1 merupakan penyerap atau pemancar sempurna. Benda dengan emisivitas 1 disebut
benda hitam sempurna.
2.7. Hukum Pergeseran Wien
Spectrum radiasi benda hitam diselidiki oleh Wien. Menurut Wien, jika dipanaskan terus,
benda hitam akan memancarkan radiasi kalor puncak yang spektrumnya memberikan warnawarna tertentu. Warna spectrum bergantung panjang gelombangnya, dan panjang gelombang ini
akan bergeser sesuia suhu benda.

Sumber:http://www.google.co.id/imgres?q=pergeseran+wien&hl=en&client=firefoxa&sa=G&rls=org.mozilla:enWien merumuskan bahwa panjang gelombang pada puncak spectrum (m) berbanding
terbalik dengn suhu mutlak benda, semuai persamaan:

m T = C
dengan C adalah tetapan pergeseran Wien sebesar 2,90 x 10-3 m.K.
Perhitungan energi radiasi Wien berlaku untuk gelombang pendek. Teori ini selanjutnya
dikembangkan oleh Rayleigh dan Jeans yang berlaku untuk panjang gelombang yang lebih
panjang. Namun perhitungan energi radiasi oleh Rayleigh dan Jeans tidak mampu menjelaskan
terjadinya ultraviolet catastrope, yaitu kesalahan perhitungan pada panjang gelombang
uultraviolet dimana energi radiasi mencapai nilai tak terhingga.
2.8. Dualisme Gelombang-Partikel
Hasil-hasil eksperimen interferensi dan difraksi membuktikan bahwa teori tentang cahaya
sebagai gelombang telah mantap pada penghujung abad 19, terlebih lagi karena keberhasilan
teori elektromagnetik Maxwell.
Einstein (1905) menolak teori tersebut berdasarkan fenomena efek foto-listrik dimana
permukaan logam melepaskan elektron jika disinari dengan cahaya berfrekuensi.
W/h

W adalah fungsi kerja logam (=energi ikat elektron dipermukaan logam).

Menurut Einstein, dalam fenomena tersebut cahaya harus dipandang sebagai kuanta yang
disebut foton, yakni partikel cahaya dengan energi kuantum E=h. Dalam teori relativitas
khususnya (1905), hubungan energi dan momentum suatu partikel diungkapkan sebagai berikut:

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Planck menyatakan bahwa kunci utama pembahasan radiasi benda hitam adalah bahwa
energi dpancarkan atau diserap dalam bentuk paket (kuata). Jadi, energi bersifat disktri (tidak
kontinu).
Energi (E) foton dirumuskan dengan:
E = hf

Dengan h = tetapan Planck (6,63 x 10-34 J.s) dan f = frekuensi foton


Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Biasanya foton dianggap
sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X.
Sebagai partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan memindahkan energi
sejumlah:
,
di mana

adalah konstanta Planck,

adalah laju cahaya, dan

adalah panjang

gelombangnya.
Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam) ketika
dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultraungu)
yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan.
Foton yang menumbuk electron akan kehilangan sebagian energinya. Setelah menumbuk
electron, foton datang dengan energi E =hf akan terhambur dengan energi hf dengan f < f.
frekuensinya berkurang sama artinya dengan bertambah panjang gelombangnya. Foton datang
dengan panjang gelombang sedangkan foton terhambur memiliki panjang gelombang
dengan > .
Dengan

= panjang gelombang partikel menurut de Broglie


m = massa pertikel

laju partikel
Hasil penemuan kedua ilmuan ini dikenal sebagai hukum Stefan-Boltzmann yang
menyatakan bahwa:
Energi radiasi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam sebanding dengan luas
permukaannya serta pangkat empat suhu mutlaknya
P =AeT4
Dengan
e = emisivitas
= konstanta Stefan-Boltzmann = 5.67 x 10-8 W/m2.K4
Wien merumuskan bahwa panjang gelombang pada puncak spectrum (m) berbanding
terbalik dengn suhu mutlak benda, semuai persamaan:

m T = C
dengan C adalah tetapan pergeseran Wien sebesar 2,90 x 10-3 m.K.
Dalam teori relativitas khususnya (1905), hubungan energi dan momentum suatu partikel
diungkapkan sebagai berikut:

3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi pembahasan hanya tentang teori Planck,
teori foton, efek fotolistrik, efek Compton, hipotesis de Broglie, hukum Stefan-Boltzmann dan
pergeseran Wien secara ris besarnya saja. Untuk lebih memperluas wawasan pembaca bisa
merujuk pada sumber-sumber lain yang menjelaskan tentang isi makalah ini secra lebih rinci.
Daftar Pustaka

Purwoko.2009.Physics 3 For Senior High School Year XII. Jakarta: Yudhistira


Dewi.2012. http://dewi-w-h-fst10.web.unair.ac.id/artikel_detail-59103-Kuliah%20kuantum%20-Apa
%20Itu%20Kuantum~.html tersedia online
NN. 2010. http://id.scribd.com/doc/70610175/Mekanika-kuantum-3 tersedia online
Novi. 2012. http://novi-r-r-fst10.web.unair.ac.id/artikel_detail-59187-Umum-sejarah%20fisika
%20kuantum.html tersedia online
NN.2011.http://www.google.co.id/imgres?q=pergeseran+wien&hl=en&client=fire
foxa&sa=G&rls=org.mozilla:enDiposkan oleh Devi Dameriza di 22.52 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Posting Lama Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Arsip Blog

2012 (4)
o November (4)

teori kuantum cahaya

<!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...

<!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...

<!--[if !mso]>v\:* {behavior:url(#default#VML);}o\...

Mengenai Saya

Devi Dameriza
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai