Disusun Oleh:
Dosen pengampu:
PENDIDIKAN FISIKA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena pengetahuan
yang kami miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mekanika klasik (Newton, Lagrange, Hamilton dll) sukses menjelaskan gerak dinamis
benda-benda makroskopis. Cahaya sebagai gelombang (Fresnel, Maxwell, Hertz) sangat
berhasil menjelaskan sifat-sifat cahaya. Pada akhir abad 19, teori-teori klasik di atas tidak
mampu memberikan penjelasan yang memuaskan bagi sejumlah fenomena "berskala-kecil"
seperti sifat radiasi dan interaksi radiasi-materi.Foton adalah partikel elementer dalam
fenomena elektromagnetik. Biasanya foton dianggap sebagai pembawa radiasi
elektromagnetik, seperti cahaya,gelombang radio, dan Sinar-X.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori foton?
2. Apa itu efek fotolistrik?
3. Apa itu Efek compton?
4. Apa itu gelombang dan hipotesa de brogli?
5. Apa itu Prinsip ketidakpastian Heisenber?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Teori Foton
Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik... Biasanya foton
dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio,
dan Sinar-X. Foton berbeda dengan partikel elementer lain seperti elektron dan quark,
karena ia tidak bermassa dan dalam ruang vakum foton selalu bergerak dengan kecepatan
cahaya, c. Foton memiliki baik sifat gelombang maupun partikel ("dualisme gelombang
partikel"). Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan
menunjukkan fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi
destruktif ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain. Selain
energi partikel foton juga membawa momentum dan memiliki polarisasi. Foton
mematuhi hukum mekanika kuantum, yang berarti kerap kali besaran-besaran tersebut
tidak dapat diukur dengan cermat. Biasanya besaran-besaran tersebut didefinisikan
sebagai probabilitas mengukur polarisasi, posisi, atau momentum tertentu. Sebagai
contoh. meskipun sebuah foton dapat mengeksitasi satu molekul tertentu, sering tidak
mungkin meramalkan sebelumnya molekul yang mana yang akan tercksitasi.
Deskripsi foton sebagai pembawa radiasi elektromagnetik biasa digunakan oleh para
fisikawan. Namun dalam fisika teoretis sebuah foton dapat dianggap sebagai mediator
buat segala jenis interaksi elektromagnetik. seperti medan magnet dan gaya tolak-
menolak antara muatan sejenis. Konsep modem foton dikembangkan secara berangsur-
angsur antara 1905-1917 oleh Albert Einstein untuk menjelaskan pengamatan
eksperimental yang tidak memenuhi model klasik untuk cahaya. Model foton khususnya
memperhitungkan ketergantungan energi cahaya terhadap frekuensi, dan menjelaskan
kemampuan materi dan radiasi elektromagnetik untuk berada dalam kesetimbangan
termal. Fisikawan lain mencoba menjelaskan anomali pengamatan ini dengan model
semiklasik, yang masih menggunakan persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan
cahaya. Namun dalam model ini objek material yang mengemisi dan menyerap cahaya
dikuantisasi, Meskipun model-model semiklasik ini ikut menyumbang dalam
pengembangan mekanika kuantum, percobaan-percobaan lebih lanjut membuktikan
hipotesis Einstein bahwa cahaya itu sendirilah yang terkuantisasi. Kuantum cahaya
adalah foton.
Konsep foton telah membawa kemajuan berarti dalam fisika teoretis dan eksperimental,
seperti laser, kondensasi Bose-Einstein, teori medan kuantum dan interpretasi
probabilistik dari mekanika kuantum. Menurut model standar fisika partikel, foton
bertanggung jawab dalam memproduksi semua medan listrik dan medan magnet dan
foton sendiri merupakan hasil persyaratan bahwa hukum-hukum fisika memiliki
kesetangkupan pada tiap titik pada ruang-waktu. Sifat-sifat intrinsik foton seperti muatan
listrik, massa dan spin ditentukan dari kesetangkupan gauge ini. Konsep foton diterapkan
dalam banyak arca seperti fotokimia, mikroskopi resolusi tinggi dan pengukuran jarak
molekuler. Baru-baru ini foton dipelajari sebagai unsur komputer kuantum dan untuk
aplikasi canggih dalam komunikasi optik seperti kriptografi kuantum.
Foton tidak memiliki massa diam, foton bergerak dengan laju cahaya dan memenuhi
hubungan
E=hv
P=h/λ
E=pc
bahkan merasa tarikan gravitasi seperti partikel-partikel lain itu. merupakan sifat-sifat
yang jelasnya. Foton mentransmisikan gaya electromagnet: dalam sudut pandang ini dua
muatan listrik berintereaksi dengan mempertukarkan foton (foton dipancarkan oleh salah
satu muatan dn diterima oleh muatan lainnya). Foton ini adalah foton khayal yang hanya
ada dalam kerangka matematik rumusan fisika teori, namun mereka memiliki semua sifat
foton nyata. Foton tidak memiliki ukuran fisik dan tidak dapat dibelah karena mereka
tidak memiliki unsur unsur penyusun dirinya. Beberapa percobaan,seperti yang
menyangkut efek interferensi seperti gelombang, sejumlah percobaan ini memperlihatkan
bahwa radiasi electromagnet berintereaksi seperti kuantum partikel yang dikenal sebagai
foton.
Tentu saja tafsiran gelombang dan partikel tidaklah seasas-partikel melepaskan energy
nya dalam sejumlah paket yang terpusat, sedangkan energy sebuah gelombang terbesar
merata dalm seluruh muka gelombangnya,. Sebagai contoh, jika cahaya kita bayangkan
berupa partikel partikel belaka, maka akan sulit sekali bagi kita untuk menerangkan pola
interferensi yang diamati dalam percobaan dua celah. Sebuah partikel hanya dapat
melewati dua celah: karena sebuah gelombang dapat terpisahkan. maka ia dapat melewati
kedua celah itu dan kemudian berpadu kembali,
Sifat-sifat foton
Elektron dapat menyerap energi dari foton ketika disinari, tetapi mereka biasanya
mengikuti prinsip "semua atau tidak". Semua energi dari satu foton harus discrap dan
digunakan untuk membebaskan satu elektron dari atom yang mengikat, atau energi
dipancarkan kembali. Jika energi foton discrap, sebagian energi membebaskan
elektron dari atom. dan sisanya dikontribusi untuk energi kinetik elektron sebagai
partikel bebas.
Dalam percobaan interferensi dua celah dengan menggunakan mata kita atau film
foton akan memberi tanggapan terhadap tiap-tiap foton.Apabila foton diserap oleh
salah satu sel retina, maka akan timbul suatu impuls elektrik yang kemudian
merambat ke otak. Apabila sebuah foton diserap oleh film foton, maka sebutir emulsi
film foton akan menjadi gelap. Untuk memperoleh gambar yang lengkap maka
jumlah butir emulsi haruslah banyak sekali.
Foton tidak bermassa, tidak memiliki muatan listrik, dan tidak meluruh secara
spontan di ruang hampa. Sebuah foton memiliki dua keadaan polarisasi yang
dimungkinkan, dan dapat dideskripsikan dengn tiga parameter kontinu: komponen-
komponen vektor gelombang, yang menentukan panjang gelombangnya (2.) dan arah
perambatannya. Foton adalah boson gauge untuk elektromagnetisme, dan sebab itu
semua bilangan kuantum lainnya seperti bilangan lepton, bilangan baryon atau
strangeness bernilai persis nol.
Foton dicmisikan dalam banyak proses alamiah, contohnya ketika muatan dipercepat,
saat transisi molekuler, atomik atau nuklir ke tingkat energi yang lebih rendah, atau
ketika sebuah partikel dan antipartikel bertumbukan dan saling memusnahkan. Foton
diserap dalam proses dengan waktu mundur (time-reversed) yang berkaitan dengan
yang sudah disebut di atas: contohnya dalam produksi pasangan partikel-antipartikel,
atau dalam transisi molekuler, atomik atau muklir ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Dalam ruang hampa foton bergerak dengan laju (laju cahaya). Energinya dan
momentum dihubungkan dalam persamaan di mana merupakan nilai momentum.
Sebagai perbandingan, persamaan terkait untuk partikel dengan massa adalah sesuai
dengan teori relativitas khusus.
Perbedaan Foton dan elektron
Foton adalah paket energi sementara elektron adalah massa,Foton tidak memiliki
massa diam tapi sebuah elektron memiliki massa diam, Foton dapat bergerak pada
kecepatan cahaya, tetapi untuk sebuah elektron, secara teori mungkin untuk
mendapatkan kecepatan cahaya, Foton akan menampilkan sifat gelombang lebih
banyak sedangkan elektron menampilkan sifat partikel yang lebih banyak.
2. Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik terjadi ketika salah satu plat logam dikenai cahaya (foton), terdapat arus
yang menuju ke plat logam satunya, seperti yang telah terdeteksi oleh amperemeter pada
rangkaian di atas. Hal ini disebabkan oleh terlepasnya elektron dari permukaan logam
ketika terkena foton dan berpindah ke plat logam lainnya. Padahal kalo diliat lagi
rangkaiannya, gak ada sumber tegangan dari mana pun. Terus, energi yang menyebabkan
perpindahan elektron ini dari mana ya? Yup, dari gelombang elektromagnetik cahaya!
Kemampuan cahaya untuk memindahkan elektron bergantung sama frekuensinya. Jadi
kalo misalnya intensitas cahayanya kecil tapi frekuensinya besar, elektron akan tetap bisa
lepas. Kok bisa?Hal ini dijelaskan oleh Albert Einstein dengan menggunakan konsep
Max Planck, bahwa energi itu terkuantisasi. Jadi, energi dari cahaya ini datang dalam
bentuk paket-paket yang nantinya akan digunakan untuk menjalankan beberapa proses
dalam peristiwa fotolistrik: melepaskan diri dari atom dan melakukan pergerakan
elektron.
Rumus efek fotolistrik
Rumus Besaran Energi Foton
Agar cahaya atau foton bisa melepaskan elektron dari salah satu logam untuk pindah
ke logam lainnya, ada syarat yang harus dipenuhi: yakni energi foton harus cukup.
Menghitung besaran energi foton dilakukan dengan pake rumus berikut:
E = hf
dengan
h= nilai Konstanta Planck ((6,63 x 10-34 m2kg/s).
f = frekuensi cahaya.
Kalau misalnya foton lebih dari satu, hf tinggal dikalikan dengan n (jumlah foton)
Rumus Energi Ambang dan Energi Kinetik
Dalam efek fotolistrik, ada pergerakan pada elektron, dan di dunia fisika kalo ada
pergerakan, berarti ada energi kinetiknya. Nah, gimana sih, cara menghitung energi
kinetik yang digunakan dalam suatu peristiwa fotolistrik?
Nah tadi kan gue bilang paket-paket foton (Ef) ini dipake untuk 2 hal: energi untuk
melepaskan diri dari atom atau energi ambang (E0) dan energi untuk melakukan
pergerakan elektron dengan energi kinetik maksimum (Ekmax).
Maka,
Ef = E0 + Ekmax
Jadi kalo lo mau cari energi ambang atau kinetiknya, lo ubah rumusnya menjadi:
Ekmax = Ef – E0
E0 = Ef – Ekmax
Proses terjadi nya efek fotolistrik
Elektron-elektron berada di dalam lintasan-lintasannya masing-masing sesuai dengan
tingkatan energinya. Kulit terdalam itu level energinya paling rendah, sedangkan kulit
terluar yang level energinya paling tinggi. Gimana caranya biar elektron yang berada
di kulit terdalam bisa ke luar, dia perlu energi yang cukup. Makanya dia menyerap
energi dari cahaya dan melalui proses eksitasi, yakni lepasnya elektron dari orbital
setelah dikenai energi.Kalo misalnya elektronnya udah berada di kulit terluar dan
menerima energi, apa dong yang terjadi? Elektronnya bakal keluar meninggalkan
atom. Dalam prosesnya, atom disebut mengalami ionisasi karena atom yang netral
jadi punya muatan setelah melepaskan dan menambahkan elektron di kulit atomnya.
Dalam proses eksitasi ini, dibutuhkan energi eksitasi. Ini berbeda dengan energi yang
udah dimiliki oleh masing-masing elektron dalam kulit atom, ya. Di sini, gue mau
undang lagi si energi ambang (E0). Buat tau berapa energi eksitasi yang dibutuhkan
itu gampang banget. Misalnya E1, E2, dan E3 masing-masing punya energi elektron
5, 8, dan 10. Sedangkan, energi ambang untuk melepaskan diri dari atom adalah
13.Maka, misal kita mau menghitung energi eksitasi untuk E1 maka: E0 – E1 = 13 –
5 = 8. Jadi, energi eksitasi yang dibutuhkan oleh E1 adalah 8. Begitu pula seterusnya
dengan E2 dan E3, energi eksitasi yang dibutuhkan adalah 5 dan 3. Gampang, kan?
Sekarang, kita kaitkan energi eksitasi ini dengan energi foton tadi, ya. Sebelumnya lo
udah mempelajari cara nyari besaran energi foton dan lo udah tau kalo jumlahnya
harus cukup untuk melakukan perpindahan elektron. Nah, ini cukup ditentukan dari
nilai energi foton dan energi eksitasinya. Kalau energi foton < energi eksitasi, maka
elektron tidak bisa berpindah.Misal energi foton nya 20, tapi energi eksitasinya 25,
jadinya energi yang diserap sama elektronnya gak cukup, dong. Kalo ditambah 2
foton lagi dengan energi yang sama bisa gak, ya? Jawabannya adalah nope, karena
satu elektron hanya bisa menyerap energi dari satu foton.
dikeluarkan dari bahan radioaktif lempengan tipis. Dari percobaan yang dilakukan
Compton tersebut dihasilkan bahwa cahaya atau sinar yang keluar dari lempengan tipis,
gelombang elektromagnetik akan segera berhamburan.
Rumus efek compton
Contoh soal
Sebuah percobaan dilakukan dengan menggunakan teori efek compton. Foton dalam
percobaan tersebut mempunyai panjang gelombang awal sebesar 0,05 nm. Kemudian
setelah terjadi tumbukan sudutnya berubah menjadi 60° dari posisi awal. Hitunglah
wavelength setelah tumbukan & energi photon terhamburnya!
Ini berarti, ketika kita lakukan pengukuran posisi suatu benda dengan menggunakan
gelombang yang memiliki panjang gelombang λ maka akan muncul ketidakpastian posisi
benda sebasar
Δx≈λ/2
Lebih lanjut, ketika kita melakukan pengukuran posisi benda dengan gelombang, maka
gelombang kita tabrakkan ke benda kemudian mengukur gelombang pantulan.
Berdasarkan hasil percobaan Compton, gelombang elektromagnetik membawa
momentum yang besarnya pg=h/λ. Karena membawa momentum maka saat gelombang
menabrak partikel, mungkin terjadi transfer momentum dari gelombang ke partikel. Oleh
karena itu, partikel akan mengalami perubahan momentum. Berapa besar perubahan
momentum partikel, kita tidak atu secara pasti. Tetapi ordenya kira-kira sama dengan
momentum yang dibawah oleh gelombang.
Jadi, setelah tumbukan maka terjadi ketidakpastian momentum partikel sebesar
Δp≈Δpg=h/λ. Lihat ilustrasi Gambar 286.2
Dari penjelasan di atas maka jelas bahwa saat gelombang menabrak partikel maka aka
muncul dua peristiwa:
Ketidakpastian posisi partikel Δx≈λ/2.
Ketidakpastian momentum partikel Δp≈h/λ
Jika dua ketidakpastian ini dikalikan maka kita dapatkan
ΔxΔp≈λ/2×h/λ atau ΔxΔp≈h/2
Hubungan ini dinamakan ketidakpastian Heisenberg.
Ketidakpastian Heisenberg merupakan dasar pengembangan teori kuantum dalam
formulasi matriks. Teori kuantum dapat dijelaskan dalam bentuk fungsi gelombang
(formulasi Schrodinger) dan dapat dijelaskan dalam formulasi matriks (formulasi
Heisenberg). Atas formulasi ketidakpastian yang merupakan sifat instrisik alam dan
menjadi landasan teori fisika modern (teori kuantum), Werner Heisenberg mendapat
hadian Hobel Fisika tahun 1932.
Prinsip ketidakpastian Heisenber juga merombak konsep atom Bohr, terutama terkait
dengan adanya orbit atom. Orbit atom dengan jari-jari tertentu dari inti ditentukan
berdasarkan prinsip kepastian. Sedangkan ketidakpastian berimplikasi bahwa tidak ada
orbit atom yang jelas karena posisi elektron mengandung ketidakpastian. Dari prinsip ini
lahirlah konsep tentang orbital atom.
Ketidakpastian Heisenberg tifak hanya berlaku untuk momentum dan posisi, tetapi juga
untuk energi dan waktu. Jika kita mengukur energi suatu benda maka hasil pengukuran
pasti mengandung ketidakpastian. Ketidakpastian makin besar jika waktu pengukuran
makin pendek.
Jika kita ingin mengukur energi suatu benda dengan ketelitian yang tinggi maka kita
harus melakukan pengukuran dalam waktu yang sangat lama.
Energi kinetik partikel adalah E=(1/2)mv2. Dari persamaan ini kita dapatkan ungkapan
ketidakpastian energi kinetik ΔE=mvΔv=v(mΔv)=vΔp, atau Δp=ΔE/v. Ketidakpastian
posisi partikel dapat ditulis Δx=vΔt. Dengan demikian, ketidakpastian Heisenberg dapat
ditulis dalam bentuk
ΔpΔx=ΔE/v×vΔt≈h/2 atau ΔEΔt≈h/2