Anda di halaman 1dari 49

Kompetensi Inti

KI 1 : Mengamalkan dan menghayati akan ajaran agama yang dipercayainya.


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku yang jujur, disiplin, peduli,
tanggungjawab, percaya diri, sopan santun, dalam proses berinteraksi
terhadap lingkungan sosial yang ada sekitarnya.
KI 3 : Menelaah pengetahuan yang bersifat fakta, prosedural maupun
konseptual yang didasari atas rasa keingintahuan akan iptek, seni maupun
budaya.
KI 4 : Mengolah serta mencoba dalam menyaji didalam ranah yang konkret
sebagaimana dalam hal merangkai, modifikasi, membuat dan
menciptakan serta pada ranah yang abstrak seperti membaca dan menulis
serta mnghitung dan juga menggambar ataupun mengarang sesuai
dengan apa yang dipelajari dalam segi teori.

Kompetensi Dasar
1. Menganalisis secara kualitatif gejala kuantum yang mencakup sifat radiasi benda hitam, efek
fotolistrik, efek Compton, dan sinar X dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menyajikan laporan tertulis dari berbagai sumber tentang penerapan efek fotolistrik, efek
Compton, dan sinar X dalam kehidupan sehari-hari.
PETA KONSEP

Konsep dan Fenomena


Kuantum

Konsep Foton Efek Fotolistrik Efek Compton Sinar-X

gejala tumbukan
sifat tumbukan

Dualisme Peristiwa keluarnya


Gelombang elektron dari
Foton Elektron anoda elektron
permukaan logam

diteliti oleh

Sebagai Sebagai Hertz P. Lenard


Partikel Gelombang

Proses terjadinya
efek fotolistrik
Momentum
Relativistik

h
P=
λ
Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Fotolistrik Compton Compton

Teleskop Compton
Tabung foto pengganda Bidang Kesehatan
Spektroskopi Gamma
Foto diode Bidang
Sel fotovoltaik Perindustrian
Bidang Pendidikan
Bidang Pertanian
8.1 Konsep Foton
Foton berbeda dengan partikel elementer lain seperti elektron dan quark
karena ia tidak bermassa dan dalam ruang vakum foton selalu bergerak dengan
kecepatan cahaya, yang disimbolkan dengan c.
Foton memiliki sifat dualisme gelombang-partikel yaitu foton sebagai
gelombang dan foton sebagai partikel. Sebagai gelombang, satu foton tunggal
tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan fenomena gelombang seperti
pembiasan oleh lensa dan interferensi destruktif ketika gelombang terpantulkan
saling memusnahkan satu sama lain. Selain energi partikel, foton juga
membawa momentum dan memiliki polarisasi. Foton mematuhi hukum mekanika
kuantum, yang berarti kerap kali besaran-besaran tersebut tidak dapat diukur
dengan cermat. Biasanya besaran-besaran tersebut didefinisikan sebagai
probabilitas mengukur polarisasi, posisi, atau momentum tertentu.
Sebagai contoh meskipun sebuah foton dapat mengeksitasi satu molekul
tertentu, sering tidak mungkin meramalkan sebelumnya molekul yang mana yang
akan tereksitasi. Deskripsi foton sebagai pembawa radiasi elektromagnetik biasa
digunakan oleh para fisikawan. Namun dalam fisika teoretis sebuah foton dapat
dianggap sebagai mediator untuk segala jenis interaksi elektromagnetik
seperti medan magnet dan gaya tolak-menolak antara muatan sejenis. Konsep
modern foton dikembangkan secara berangsur-angsur antara 1905-1917 oleh
Albert Einstein untuk menjelaskan pengamatan eksperimental yang tidak
memenuhi model klasik untuk cahaya. Model foton khususnya memperhitungkan
ketergantungan energi cahaya terhadap frekuensi dan menjelaskan kemampuan
materi dan radiasi elektromagnetik untuk berada dalam kesetimbangan
termal. Fisikawan lain mencoba menjelaskan anomali pengamatan ini dengan
model semiklasik yang masih menggunakan persamaan Maxwell untuk
mendeskripsikan cahaya. Namun dalam model ini objek material yang
mengemisi dan menyerap cahaya dikuantisasi. Meskipun model-model
semiklasik ini ikut menyumbang dalam pengembangan mekanika
kuantum, percobaan-percobaan lebih lanjut membuktikan hipotesis Einstein
bahwa cahaya itu sendirilah yang terkuantisasi. Kuantum cahaya adalah foton.
Konsep foton telah membawa kemajuan berarti dalam fisika teoretis dan
eksperimental seperti laser, kondensasi Bose-Einstein, teori medan kuantum dan
interpretasi probabilistik dari mekanika kuantum. Menurut model standar fisika
partikel, foton bertanggung jawab dalam memproduksi semua medan listrik
dan medan magnet dan foton sendiri merupakan hasil persyaratan bahwa hukum-
hukum fisika memiliki kesetangkupan pada tiap titik pada ruang waktu. Sifat-
sifat intrinsik foton seperti muatan listrik, massa, dan spin ditentukan dari
kesetangkupan gauge ini. Konsep foton diterapkan dalam banyak area seperti
fotokimia, mikroskopi resolusi tinggi, dan pengukuran jarak molekuler. Baru-
baru ini foton dipelajari sebagai unsur komputer kuantum dan untuk aplikasi
canggih dalam komunikasi optik seperti kriptografi kuantum.
Einstein menyatakan kesetaraan antara massa dan energi dengan :
E = m c2
Dalam efek fotolistrik kita melihat bahwa cahaya yang dijatuhkan pada keping
logam diperlakukan sebagai paket-paket energi yang disebut foton dengan energi
tiap foton sebesar :
E = hf

Dengan demikian, dapat kita tulis :

mc2 = h hf
........Persamaan dimana : = mc
c
Dari persamaan di atas kita bisa memperoleh persamaan momentum
relativistik sebuah foton, yaitu :
hf
P=mc= ....
c

𝐶 1 𝑓
Karena λ = 𝑓 atau = , persamaan 8. dapat kita tulis :
λ 𝐶

h h
P= atau λ =
λ p
......
Dengan :
p = momentum sebuah foton (kg m/s)
c = cepat rambat cahaya = 3.108 m/s
h = tetapan Planck = 6,62𝑥10−34 Js
f = frekuensi cahaya (Hz)
λ = panjang gelombang cahaya (m)
E = Energi
Apakah foton itu?
Nama foton diciptakan oleh seorang ahli kimia fisika Amerika, yaitu G.N.
Lewis pada tahun 1926. Dia menulis “maka sayapun memberanikan diri untuk
mengusulkan nama foton untuk atom baru yang hipotetik ini”. Foton adalah
partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Biasanya foton dianggap
sebagai pembawa radiasi elektromagnetik seperti cahaya, gelombang radio, dan
Sinar-X. foton memiliki sifat-sifat yang jelas, antara lain : ia tidak memiliki
massa diam (nol), ia bergerak dengan laju cahaya, dan merasakan tarikan
gravitasi seperti partikel-partikel yang lain (dengan massa tetap nol). Foton hanya
ada dalam kerangka matematis rumusan fisika teori, namun mereka memiliki
semua sifat foton nyata. Dalam pengertian sistematis, foton sesungguhnya tidak
memiliki ukuran fisik dan mereka tidak dapat dibelah karena tidak memiliki
unsur-unsur penyusun dirinya.
Foton dapat disebut sebagai radiasi elektromagnet yang berbentuk partikel.
Contoh, cahaya jika kita bayangkan hanya berupa partikel-partikel, maka akan
sulit bagi kita untuk menerangkan pola interferemsi dalam sebuah percobaan.
Misalnya pada percobaan dua celah, sebuah partikel hanya dapat melewati satu
celah, karena sebuah gelombang dapat terpisahkan maka ia dapat melewati kedua
celah itu kemudian dapat berkumpul kembali dengan waktu yang sama
(Krane, Kenneth S,1992:114-116).
Pada tahun 1905 Albert Einstein menjelaskan bahwa radiasi elektromagnet
terdiri atas partikel-partikel energy. Jika frekwensi gelombang adalah v, dengan
besar energinya adalah hv, maka partikel energy tersebut disebut sebagai foton.
Pengamatan ini dilakukan untuk menjelaskan pengamatan eksperimental yang
tidak memenuhi model klasik cahaya. Hipotesa Einstein menyarankan bahwa
cahaya yang berjalan ruang sama sekali tidak berperilaku seperti gelombang tetapi
berperilaku seperti partikel. Millikan, yang hasil-hasil eksperimennya telah
menjelaskan setiap bagian pemikiran Einstein. Ia telah mempunyai pendapat yang
baik sekali mengenai “hipotesa yang berani dan tidak mengatakannya sebagai
hipotesa yang nekad”, yang dikemukakan oleh Einstein (Kusminarto, 2011: 35).
Jika konsep foton dipakai dalam efek fotolistrik, maka akan didapatkan
persamaan
ℎ𝑣 = 𝐸0 + 𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠
ℎ𝑣 = 𝐸0 + 𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 .............

dengan hv adalah tenaga foton. Dari persamaan tersebut mengatakan bahwa


sebuah foton mengangkut tenaga sebesar hv kedalam permukaan tersebut. Bagian
dari tenaga 𝐸0 digunakan di dalam menyebabkan electron lewat melalui
permukaan logam. Tenaga selebihnya (ℎ𝑣 − 𝐸0 ) diberikan kepada electron dalam
bentuk tenaga kinetic, jika elektron tidak kehilangan tenaga karena tumbukan
sewaktu electron tersebut melepaskan diri dari logam, maka electron akan
menunjukkan semua kelebihan tenaga sebagai tenaga kinetic setelah electron
keluar dari logam. Jadi, 𝐾𝑚𝑎𝑘𝑠 adalah energy kinetic maksimum yang dapat
dimiliki oleh fotoelektron diluar permukaan tersebut (Halliday, David dan Robert
Resnick, 1990: 844-855).

 Permasalahan

Buktikan bahawa tidak mungkin untuk mempertahankan kekekalan


momentum dan energy total relativitik dalam situasi berikut : sebuah
electron bebas bergerak dengan kecepatan v memancarkan sebuah
foton dan kemudian bergerak dengan kecepatan v’ yang lebih
rendah!!

Latihan 1

1. Perhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Frekuensi foton yang datang.


2. Fungsi kerja logam.
3. Intensitas cahaya yang datang.
4. Tetapan Stefan-Boltzmann.

yang memengaruhi besarnya energi kinetik maksimum pada efek fotolistrik


adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)
(Soal UN, 2015)

2. Permukaan lempeng logam natrium disinari dengan seberkas foton berenergi


4,43 eV. Jika fungsi kerja natrium 2,28 ev, maka energi kinetik maksimum
elektron yang dihasilkan adalah.....
a. 2,15 eV
b. 2,28 eV
c. 4,56 eV
d. 6,71 eV
e. 8,86 eV
(SBMPTN, 2015)

8.2 Efek Fotolistrik


Selain memiliki sifat gelombang, cahaya juga memiliki sifat partikel.
Konsep cahaya sebagai partikel digunakan untuk menjelaskan efek Fotolistrik.
Efek fotolistrik merupakan peristiwa keluarnya elektron dari permukaan logam
karena radiasi elektromagnetik. Elektron yang terlepas dari permukaan plat logam
tersebut disebut elektron foton.
Efek fotolistrik pertama kali ditemukan oleh Hertz yang selanjutnya
diteliti secara eksperimental oleh P. Lenard. Mereka berdua mengamati bahwa
cahaya yang menyinari suatu electrode dapat melepaskan elektron-elektron dari
permukaan electrode. Elektron yang terlepas memiliki energi kinetik yang
bertambah besar seiring dengan bertambah besarnya frekuensi cahaya yang
menyinarinya. Dengan demikian cahaya yang dipancarkan merupakan partikel-
partikel kecil yang disebut foton. Cahaya sebagai bentuk energy dapat diketahui
dari persamaan:

𝑬=𝒉𝒗 ...... persamaan 3


keterangan: E = energi foton dalam Joule

c = kecepatan cahaya (10x38 m/s)

h = tetapan planck (6,62𝑥10−34 )

𝑣 = frekuensi gelombang elektromagnetik

Elekron dapat keluar dari logam karena electron tersebut menyerap energi
elektromagnetik yang diradiasikan pada logam.

Gambar 1.1 Proses Terjadinya Fotolistrik


Sumber : fisikasma.xyz

Perangkat percobaan untuk mengamati efek fotolistrik terdiri atas tabung kaca
hampa udara dan plat logam yang disebut sebagai katoda.

Gambar 1.2
Sumber : studiobelajar.com
Skema percobaan fotolistrik diberikan pada gambar 1.2
Saat cahaya mengenai plat E, elektron akan terlepas kemudian menuju plat C (plat
C dihubungkan dengan kutub positif baterai V sehingga menarik elektron).
Elektron kemudian mengalir melalui amperemeter. Besarnya arus yang melalui
amperemeter menunjukkan banyaknya elektron yang berpindah dari E ke C.
Energi kinetik elektron yang terlepas diukur dengan cara memberikan
potensial penghenti (pada gambar ditandai dengan variable power supply) yang
arahnya berlawanan dengan V. Semakin besar energi kinetik (K) elektron yang
terpancar dari E maka semakin besar pula nilai potensial penghenti (Vs) yang
diperlukan untuk menghentikannya. Hubungan kedua besaran ini adalah
K = e Vs K = e Vs
dengan e muatan elektron.
Dari berbagai percobaan yang telah dilakukan, dapat dipelajari mengenai
fakta-fakta dari efek fotoloistrik berikut:

1. Laju pemancaran electron bergantung pada intensitas cahaya.


2. Laju pemancaran electron tak bergantung pada panjang gelombang cahaya
dibawah suatu panjang gelombang tertentu.
3. Panjang gelombang tertentu tidak bergantung pada intensitas sumber
cahaya, tetapi hanya tergantung pada jenis logam yang digunakan sebagai
permukaan fotosintesis.
4. Energy kinetic maksimum electron yang dipancarkan tidak bergantung
pada intensitas cahaya, tetapi hanya bergantung pada panjang
gelombangnya, dan energy kinetic ini dapat bertambah secara linier
terhadap frekwensi sumber cahaya.
5. Apabila sumber cahaya dinyalakan, arus akan segera mengalir dalam
selang waktu 10−9 s
(Krane, Kenneth S, 1992: 97-98).

Aplikasi Efek Fotolistrik Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Sangat mengejutkan bahwa aplikasi pertama efek fotolistrik berada dalam
dunia hiburan. Dengan bantuan peralatan elektronika, suara dubbing film direkam
dalam bentuk sinyal optik di sepanjangpinggiran keping film. Ketika film diputar,
sinyal ini akan dibaca kembali melalui proses efek fotolistrik dan sinyal listriknya
diperkuat dengan menggunakan amplifier tabung sehingga menghasilkan film
bersuara.
Aplikasi paling populer di bidang akademis adalah tabung foto-pengganda
photomultiplier tube. Dengan menggunakan tabung ini hampir semua spektrum
radiasi elektromagnetik dapat diamati. Tabung ini memiliki efisiensi yang sangat
tinggi bahkan sanggup mendeteksi foton tunggal sekalipun. Selain itu, efek
fotolistrik eksternal juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan spektroskopi melalui
peralatan yang bernama photoelectron spectroscopy atau PES.
Aplikasi efek fotolistrik internal dalam kehidupan misalnya foto-diode
atau foto-transistor yang berguna sebagai sensor cahaya berkecepatan tinggi.
Bahkan, dalam komunikasi serat optik transmisi sebesar 40 Gigabit perdetik ysng
setara dengan pulsa cahaya sepanjang 10 pikodetik (10-11 detik) masih dapat
dibaca oleh sebuah foto-diode.
Foto-transistor dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik
melalui efek fotolistrik internal. Sebuah semikonduktor yang disinari dengan
cahaya tampak akan memisahkan elektron dan hole. Kelebihan elektron di satu
sisi yang disertai dengan kelebihan hole disisi lain akan menimbulkan beda
potensial yang apabila dialirkan menuju beban akan menghasilkan arus listrik.
Sel surya atau sel fotovoltaik juga memanfaatkan efek fotolistrik untuk
membangkitkan arus listrik dari cahaya matahari. Efek fotolistrik muncul ketika
cahaya tampak atau radiasi ultraviolet jatuh ke permukaan benda tertentu. Cahaya
atau radiasi mendorong elektron keluar dari benda tersebut, yang jumlahnya dapat
diukur dengan meteran listrik.
Selain itu, manfaat efek fotolistrik yang dapat kita temui dalam kehidupan
sehari-hari antara lain kamera pada ponsel, kamera digital dengan resolusi hingga
12 Megapiksel, atau pemindai kode-batang (barcode) yang dipakai diseluruh
supermarket.
Aplikasi paling populer di kalangan akademis
 Permasalahan
adalah tabung foto-pengganda (photomultiplier
tube).Dengan menggunakan tabung ini hampir
semua spektrum radiasi elektromagnetik dapat
diamati. Lalu bagaimana tabung tersebut
dapat bekerja dengan menggunakan konsep
efek fotolistrik ???
 Simulasi Lab Virtual Percobaan Efek Fotolistrik
 1. Gambar rangkaian ekperimen efek fotolistrik



 Gambar 1. Rangkaian ekperimen efek fotolistrik

2. Objek logam menggunakan logam sodium
3. Objek logam sodium di sinari cahaya warna kuning dengan panjang
gelombang λ = 582 nm dengan intensitas 50 %.



 Gambar 2. Logam sodium disinari cahaya kuning dengan intensitas 50%



 Gambar 3. Logam sodium disinari cahaya kuning dengan intensitas 100%

 Terlihat bahwa tidak terjadinya pelepasan elektron oleh logam. Hal ini
disebabkan oleh energi hf dari foton cahaya datang lebih kecil daripada
energi ambang logam (hf < W0) atau frekuensi foton lebih kecil dari energi
ambang logam, dengan demikian elektron-elektron tidak akan keluar dari
permukaan logam, berapapun intensitas cahaya yang kita berikan.
 Terlihat bahwa tidak terjadinya pelepasan elektron oleh logam. Hal ini
disebabkan oleh energi hf dari foton cahaya datang lebih kecil daripada
energi ambang logam (hf < W0) atau frekuensi foton lebih kecil dari energi
ambang logam, dengan demikian elektron-elektron tidak akan keluar dari
permukaan logam, berapapun intensitas cahaya yang kita berikan.



 Gambar 4. Logam sodium disinari cahaya ungu dengan intensitas 50%

 Dari gambar 4 diatas terlihat bahwa elektron terlepas dari logam dan
tertarik ke anoda (kutub positif). Terlihat bahwa elektron bergerak dari
katoda(kutub negatif) sisi kiri ke anoda(kutub positif) sisi kanan. Selain
itu, terbuktinya perpindahan atau terlepasnya elektron dari logam dapat
dilihat bahwa terbacanya arus sebesar 0,071 A. Hal tersebut terjadi karena
dengan mengganti cahaya yang frekuensinya lebih tinggi, sedemikian
energi foton lebih besar daripada energi ambang (hf > W0), sehingga
menyebabkan elektron-elektron keluar dari permukaan logam walaupun
intensitas cahaya kecil.
 5. Jika hf > W0 , intensitas cahaya akan menentukan jumlah elektron yang
keluar dari permukaan logam. Makin besar intensitas cahaya makin
banyak elektron yang keluar dari permukaan logam. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar simulasi berikut.



 Gambar 5. Logam sodium disinari cahaya ungu dengan intensitas 100%

 Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa jumlah elektron yang keluar
dari logam bertambah banyak. Selain itu, dengan dibuktikan arus yang
bertambah besar yaitu 0,141 A.

Sumber : https://phet.colorado.edu/in/teaching-resources/browse-activities

Susunan Alat Percobaan Efek Fotolistrik


Alat dan Bahan
- Sel photo
- Lampu
- Sumber daya
- Filter cahaya (100%, 80%, 60%, 40%) dan diafragma
- Multimeter
- Senter
- Lup
Prosedur Percobaan
1. Mengatur alat seperti pada Gambar diatas
2. Mengatur lensa sehingga nampak spektrum warna (lampu yang digunakan
adalah lampu gas Mercury), kemudian mengatur sel foto sehingga
spektrum warna jatuh pada sel foto (pengukuran dilakukan hanya pada
orde 1)
3. Mengukur tegangan dengan menggunakan multimeter untuk setiap warna
yang jatuh sel foto
4. Mengulangi langkah 3. Hanya saja pada sel foto diberi filter kemudian
mengukur tegangan setiap warna untuk absorbsi yang berbeda
5. Mengulangi pengukuran minimal 3 kali pengukuran

Tabel Pengamatan
1. Tanpa menggunakan filter
Warna Tegangan (V)
Kuning
Hijau
Ungu

2. Dengan menggunakan filter

Tegangan (V)
Intensitas
Kuning Hijau Ungu
100%
80%
60%
40%

Latihan 2
1. Perhatikan pernyataan berikut!
1.Lepas tidaknya elektron dari logam ditentukan oleh panjang gelombang
cahaya yang datang.
2. Intensitas cahaya yang datang tidak menjamin keluarnya elektron dari
permukaan logam.
3. Di bawah frekuensi ambang, elektron tetap keluar dari logamnya asal
intensitas cahaya yang datang diperbesar.
Pernyataan yang benar yang berkaitan dengan efek fotolistrik adalah ….
A. (1), (2), dan (3)
B. (1) dan (2) saja
C. (1) dan (3) saja
D. (2) dan (3) saja
E. (3) saja
(Soal UN, 2013)
2. Manakah pernyataan berikut yang tidak menggambarkan teori kuantum
Planck?
A. Cahaya terdiri atas paket-paket energi
B. Tidak semua foton merupakan gelombang elektromagnetik
C. Energi dalam suatu foton adalah E = h(c/λ) dimana h = tetapan Planck,
c=kecepatan cahaya.
D. Kecepatan foton sama dengan kecepatan cahaya
E. Efek foto listrik menerapkan teori kuantum Planck

(Soal UN Fisika 2007 / 2008 P4)

8.3 Efek Compton


Apa yang dimaksud dengan efek compton ?
Efek Compton adalah peristiwa hamburan yang timbul jika radiasi (sinar x)
berinteraksi dengan partikel (elektron). Foton sinar x bersifat sebagai partikel
dengan momentum
ℎ𝑓 ℎ ℎ𝑓 ℎ
P= . p= .
𝑐 ƛ 𝑐 ƛ

Pada tahun 1923, Arthur Holly Compton (1892 – 1962) mempelajari gejala
tumbukan antara foton dan elektron. Compton melakukan eksperimen
menggunakan sinar-X dan bahan grafit yang terdiri atas karbon murni. Sinar-X
ditembakkan ke atas keping grafit sebagai target. Dari grafit yang disinari dengan
sinar-X itu dihamburkan dua macam sinar sebagai berikut :
1. Sinar yang panjang gelombangnya sama dengan panjang gelombang sinar-
X yang datang ke atas grafit.
2. Sinar yang dihamburkan itu panjang gelombangnya lebih besar daripada
panjang gelombang sinar-X yang masuk.
Jadi efek Compton adalah gejala dimana sinar-X yang menumbuk electron
dihamburkan dengan panjang gelombang yang lebih besar. Comton memperoleh
suatu kesimpulan bahwa paket – paket energy gelombang elektromagnetik itu
dapat berfungsi sebagai partikel dengan momentum sebesar :

hf h
Pfoton = = Persamaan.............20.3
c 𝜆

Dengan : hf h
Pfoton = =
Pfoton = momentum c 𝜆
hf = enrgti foton
λ = panjang gelombang
C = kecepatan cahaya

Dengan demikian, tidak dapat disanksikan lagi bahwa cahaya memiliki


sifat kembar (dualisme) sebagai gelombang dan sebagai partikel. Diagram
percobaan tumbukan foton dengan elektron dapat pada gambar dibawah. Electron
mula-mula dalam keadaan diam dan dimisalkan tidak terikat pada atom. Sinar-X
yang menumbuk electron mempunyai panjang gelombang λ dan energy hf.

Gambar 1.3 Skema Percobaan Efek Compton


Sumber: gunawanscreamo.blogspot.com
Setelah tumbukan, sinar-X yang dihamburkan mempunyai panjang
gelombang λ′, energy foton hf dan dihamburkan dengan sudut 𝜃. Setelah
tumbukan antara foton dengan electron, foton kehilangan energy sebesar (hf − hf)
dalam hal ini f ′ < 𝑓 sedangkan panjang gelombang sinar-X yang dihamburkan
(λ′) lebih bear daripada panjang gelombang sinar-X sebelum tumbukan (λ′ > 𝜆).
Jika penyimpangan arah foton setelah tumbukan adalah θ terhadap arahnya
semula, mak diperoleh selisih panjang gelombang (λ′ > 𝜆) yang besarnya :
Δ𝜆 = 𝜆′ − 𝜆0 Δ𝜆 = 𝜆′ − 𝜆0

ℎ ℎ
= 1 − (cos 𝜃) = 1 − (cos 𝜃)
𝑚0 𝑐 𝑚0 𝑐
...........20.4

Dengan :

𝜆0 = Panjang gelombang foton sebelum tumbukan (m)


𝜆′ = Panjang gelombang foton sesudah tumbukan (m)

Δ𝜆 = Beda panjang gelombang foton sesudah dan sebelum tumbukan(m)

ℎ = Tetapan planck (6,626 × 10−34 Js)

𝑐 = Cepat rambat cahaya (3 × 108 m/s)

Θ = Sudut penyimpangan foton terhadap arh semula

Besaran
h
m0 c

hanya bergantung pada massa elektronnya. Besaran ini memiliki dimensi


panjang dan disebut gelombang Comton dan nilainya adalah :

h
λ0 = m persamaan 20.5 h
0c
λ0 =
m0 c
6,626 ×10−34 Js
= 9,11×10−31 . 3×108

= 2,43 × 10−12 m = 2,43 pm

Jadi :

𝜆0 = 2,43 × 10−12 m

= 2,43 pm Persamaaan:......20.6

Aplikasi Efek Compton dalam Kehidupan Sehari-Hari


Konsep hamburan Compton diterapkan pada Teleskop Pencar Compton
yang berkembang menjadi Comptel (Compton Telescope) serta Spektroskopi
gamma.
a. Teleskop Compton (Comptel)
Teleskop pencar Compton biasanya memiliki dua tingkat instrumen. Pada tingkat
atas, sinar gamma Compton menyebarkan kosmik dari sebuah elektron dalam
suatu sntilator. Foton tersebar kemudian bergerak kebawah ketingkat kedua bahan
sintilator yang benar-benar menyerap foton tersebar. Comptel merupakan bentuk
perkembangan dari teleskop Compton. Prinsip kerja Comptel :
Sebuah foton masuk dari atas dan Compton di lapisan deteksi pertama
(biru) kemudian sebagian diserap dalam lapisan kedua (hijau). Area efektif yang
dapat dideteksi oleh teleskop pencar Compton relatif kecil, karena hanya sejumlah
kecil insiden sinar gamma Compton tersebar ditingkat atas. Resolusi energi untuk
detektor ini cukup baik 5-10%, dibatasi oleh ketidakpastian dalam pengukuran
energi yang disimpan oleh setiap lapisan.
Penelitian teleskop Compton pada saat ini menekankan pada cara pelacakan
elektron tersebar ditingkat atas, sehingga solusi lengkap untuk lintasan masuk dari
sinar gamma dapat ditentukan. Hal ini memungkinkan Comptel memiliki
pendekatan analisis data lebih konvensional.

b. Spektroskopi gamma
Sinar gamma ini dihasilkan oleh suatu bahan radioaktif. Sinar gamma
adalah termasuk sinar yang tidak dapat dilihat oleh mata, untuk itu perlu adanya
detektor. Detektor yang digunakan adalah NaI (Tl). Apabila sinar gamma
mengenai detektor NaI(Tl) maka akan terjadi tiga efek, yaitu efek fotolistrik, efek
compton dan bentukan pasangan. Efek fotolistrik terjadi apabila ada sinar gamma
yang mengenai elektron di kulit K dari sebuah atom maka elektron tersebut akan
kosong sehingga akan diisi oleh elektron dari kulit yang lain, transisi ini yang
menyebabkan terjadinya efek fotolistrik. Efek compton adalah efek yang terjadi
apabila sinar gamma mengenai elektron bebas atau elektron terluar dari suatu
atom yang dianggap daya ikatnya sangatlah kecil sehingga sama dengan elektron
bebas. Apabila sinar gamma memancar ke elektron bebas ini maka akan terjadi
hamburan, yang disebut hamburan compton. Sedangkan Efek bentukan pasangan
terjadi ketika sinar gamma melaju di dekat inti atom sehingga akan terbentuk
pasangan positron dan elektron, syaratnya tenaga sinar haruslah cukup. Dari
ketiga efek tersebut, efek comptonlah yang paling kuat hal ini diakibatkan karena
tenaga yang digunakan untuk melepas elektron juga yang lebih besar. Dan dari
ketiga efek tersebut menghasilkan sintilasi atau pancaran cahaya, pancaran cahaya
ini akan diteruskan ke fotokatoda yang dapat menguraikan cahaya ini menjadi
elektron-elektron. Elektron ini masih lemah maka harus dikuatkan lagi dayanya
oleh pre amplifier, dan dikuatkan tinggi pulsa dengan amplifier. Lalu elektron tadi
dimasukkan ke PMT yang terdiri dari tegangan bertingkat dan banyak katoda,
keluaran dari PMT menjadi berganda. Kemudian melalui counter nilai cacahnya
dapat diketahui. Dalam spektroskopi gamma juga dicari resolusi tenaganya,
semakin kecil resolusinya semakin bagus data yang diperoleh, semakin besar
resolusinya maka semakin tidak valid data yang diperoleh.

 Permasalahan

Rumus hamburan Compton mengemukakan


bahwa benda yang diamati dari sudut yang
berbeda akan memantulkan cahaya dengan
panjang gelombang berbeda. Mengapa kita
tidak mengamati adanya perubahan warna
cahaya dari benda pemantul bila kita
melihatnya dari sudut yang berbeda???

 Percobaan Efek Compton

Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:


1. Bagaimanakah prinsip efek compton?
2. Bagaimanakah hubungan antara panjang gelombang datang foton dengan
panjang gelombang foton setelah tumbukan?
Identifikasi Variabel Percobaan
Identifikasi variabel percobaan dalam praktikum ini adalah:
Kegiatan 1:Hubungan antara panjang gelombang datang foton dengan panjang
gelombang foton setelah tumbukan
1. Variabel kontrol : Sudut datang foton
2. Variabel bebas : Panjang gelombang datang foton
3. Variabel terikat : Sudut foton dan sudut elektron yang terhambur
Alat dan Bahan
1. Alat
a. Detector 1 buah
b. Power Supply 1 buah
c. X-ray tube 1 buah
d. Busur derajat 1 unit
2. Bahan
Logam emas 1 buah
Prosedur percobaan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Geser scroll boxes pada tab sudut datang foton atau input langsung dengan
mengklik kotak pada pojok kiri tab sudut datang untuk mengubah nilai
sudut datang foton terhadap garis horizontal

2. Beri tanda centang pada pilihan random angle untuk perubahan nilai sudut
foton yang acak

3. Geser scroll boxes pada tab panjang gelombang atau input langsung
dengan mengklik kotak pada pojok kiri tab panjang gelombang untuk
mengubah nilai panjang gelombang foton mula-mula/sebelum tumbukan

4. Tekan tombol start untuk memulai proses tumbukan foton yang keluar dari
x-ray tube dengan elektron yang terdapat pada lempengan emas

5. Beri tanda centang pada pilihan show lines untuk menampilkan berkas
garis foton dan elektron sebelum dan sesudah tumbukan

6. Tekan tombol measure untuk menampilkan busur derajat

7. Ukur sudut foton ataupun sudut elektron setelah tumbukan dengan meng-
drag (tekan dan tarik/jangan dilepas mouse) busur derajat setelah menekan
tombol measure
Tabel PengamatanNo. Foton Datang Sudut Foton Sudut
(pm) (o) Elektron (o)
Kegiatan 1:Hubungan
1. antara panjang
55 gelombang datang foton dengan panjang
gelombang foton setelah
2. tumbukan. 65
Tabel 1: Hubungan 3.
antara panjang75
gelombang datang foton dengan panjang
gelombang foton setelah
4. tumbukan.
85
5. 95
No. Foton Datang Sudut Foton Sudut
(pm) (o) Elektron (o)
1. 55
2. 65
3. 75
4. 85
5. 95
Sudut Datang Foton (o) =
Latihan 3
1. Intensitas radiasi yang diterima pada dinding dari tungku pemanas ruangan
adalah 66,3 W.m-2. Jika tungku ruangan dianggap benda hitam dan radiasi
gelombang elektromagnetik pada panjang gelombang 600 nm, maka jumlah
foton yang mengenai dinding persatuan luas persatuan waktu adalah…

( h = 6,63 x 10– 34 J.s, c = 3 x 108 m.s-1)

2, Energi foton sinar gamma adalah 108 eV (1 Ev = 1,6 x 10−19 J). Jika tetapan
Planck = 6,6 x 10−34 Js dan c = 3 x 108 m/s, maka panjang gelombang sinar
gamma tersebut adalah......Angstrom.
(Soal UN, 2002)

3. . Grafik menyatakan hubungan intensitas gelombang (I) terhadap panjang


gelombang, pada saat intensitas maksimum (λm) dari radiasi suatu benda
hitam sempurna.

Jika konstanta Wien = 2,9 x 10−3 m.K, maka panjang gelombang radiasi
maksimum pada T1 adalah.....
A. 5.000 Å
B. 10.000 Å
C. 14.500 Å
D. 20.000 Å
E. 25.000 Å
(UN Fisika, 2009 P04 No. 37)
8.4 Sinar X
Sinar-X ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen seorang berkebangsaan
Jerman pada tahun 1895. Penemuanya diilhami dari hasil percobaan percobaan
sebelumnya antara lain dari J.J Thomson mengenai tabung katoda dan Heinrich
Hertz tentang foto listrik. Kedua percobaan tersebut mengamati gerak elektron
yang keluar dari katoda menuju ke anoda yang berada dalam tabung kaca yang
hampa udara.
Pembangkit sinar-X berupa tabung hampa udara yang di dalamnya
terdapat filamen yang juga sebagai katoda dan terdapat komponen anoda. Jika
filamen dipanaskan maka akan keluar elektron dan apabila antara katoda dan
anoda diberi
beda potensial yang tinggi, elektron akan dipercepat menuju ke anoda. Dengan
percepatan elektron tersebut maka akan terjadi tumbukan tak kenyal sempurna
antara elektron dengan anoda, akibatnya terjadi pancaran radiasi sinar-X.
Pemanfaatan sinar-X di bidang kedokteran nuklir merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Aplikasi ini telah cukup beragam
mulai dari radiasi untuk diagnostic, pemeriksaan sinar-X gigi dan penggunaan
radiasi sinar-X untuk terapi. Radioterapi adalah suatu pengobatan yang
menggunakan sinar pengion yang banyak dipakai untuk menangani penyakit
kanker. Alat diagnosis yang banyak digunakan di daerah adalah pesawat sinar-X
(photo Rontgen) yang berfungsi untuk photo thorax, tulang tangan,kaki dan organ
tubuh yang lainnya. Alat terapi banyak terdapat di rumah sakit-rumah sakit
perkotaan karena membutuhkan daya listrik yang cukup besar. Di negara maju,
fasilitas kesehatan yang menggunakan radiasi sinar-X telah sangat umum dan
sering digunakan. Radiasi di bidang kedokteran membawa manfaat yang cukup
nyata bagi yang menggunakannya. Dengan radiasi suatu penyakit atau kelainan
organ tubuh dapat lebih awal dan lebih teliti dideteksi, sementara terapi dengan
radiasi dapat lebih memperpanjang usia penderita kanker atau tumor.

Terjadinya Sinar-X
Pada peristiwa terjadinya tumbukan tak sempurna antara elektron dengan
atom anoda (targed) akan terjadi dua hal sebagai berikut :
Terjadi radiasi yang dikenal dengan “bremstrahlung” yaitu elektron yang
mendekati atom targed (anoda) akan berinteraksi dengan atom bahan anoda,
tepatnya dengan elektron luar atom tersebut. Ia mengalami perlambatan sehingga
mengeluarkan radiasi. Radiasi ini memiliki aneka ragam panjang gelombang.
Oleh karena itu proses bremstrahlung dapat dialami elektron berulang kali
sehingga spektrum radiasi ini bersifat kontinyu. Spektrum sinar-X bremstrahlung
seperti terlihat pada Gambar 1.4.

Gambar 1.4 Spektrum sinar-X


Sumber : SRI JONO LISTIYANTO( PHISICS'07) FMIPA UNS
Peristiwa tumbukan antara elektron dengan atom anoda dapat dilihat pada
Gambar 1.5.

Gambar 1.5
Sumber : Fisika Medis
Tumbukan Antara Elektron dengan Anoda Elektron yang mendekati atom
didalam anoda berinteraksi dengan elektron dalam atom tersebut, berupa
tumbukan tak kenyal sempurna, akibatnya elektron anoda terlepas dari kulitnya.
Atom tertinggal dalam keadaan bereksitasi yang dalam keadaan tidak stabil. Maka
terjadilah (dalam waktu 10-8detik) pengisian kekosongan itu oleh elektron-
elektron yang lebih luar. Perpindahan kulit yang luar ke kulit yang dalam disertai
pancaran radiasi dengan panjang gelombang tertentu, maka radiasi ini bersifat
diskrit. Interaksi elektron dengan atom anoda dapat dilihat pada Gambar 1.6.

Gambar 1.6. Interaksi Elektron dengan Atom Anoda


Sumber : Fisika Medis

Berkas Sinar-X dan Pembentukan Citra

Berkas sinar-X dalam penyebarannya dari sumber melalui suatu garis yang
menyebar ke segala arah kecuali dihentikan oleh bahan penyerap sinar-X. Oleh
karena itu, tabung sinar-X ditutup dalam suatu rumah tabung logam yang mampu
menghentikan sebagian besar radiasi sinar-X. Hanya sinar-X yang berguna
dibiarkan keluar dari tabung melalui sebuah jendela/window. Sinar-X adalah
foton-foton yang mempunyai energi tinggi, karena elektron memancarkan energi
maka energi kinetik elektron akan berkurang dan akhirnya akan kehilanganseluruh
energi kinetiknya. Energi foton maksimum atau panjang gelombang minimum
dapat ditulis dengan hc
h fmax =
λmin
persamaan ...............3

Jadi, dalam proses ini akan terjadi spectrum kontinyu. Spektrum tersebut
mempunyai frekuensi cut off (batasan) atau panjang gelombang cut off yang
tergantung pada potensial percepatan. Elektron-elektron yang ditembakan akan
mengeksitasi elektron dalam atom target. Jika elektron yang ditembakkan cukup
besar energinya maka akan mampu melepaskan elektron target dari kulitnya.
Kemudian kekosongan kulit yang ditinggalkan elektron akan diisi oleh elektron
yang lebih luar dengan memancarkan radiasi. Transisi ini akan menyebabkan
sederet baris (garis-garis) spectrum yang dalam notasi sinar-X disebut garis-garis
Kα, Kβ, Kγ dan seterusnya. Pada sistem pencitraan sinar-X diperlukan tegangan
tinggi, dengan tujuan agar dapat dihasilkan berkas sinar-X. Untuk itu rangkaian
listriknya dirancang sedemikian rupa sehingga tegangan tingginya dapat diatur
dengan rentang yang besar yaitu antara 30 kV sampai 100 kV. Jika kVnya rendah
maka sinar-X memiliki gelombang yang panjang sehingga akan mudah diserap
oleh atom dari targed (anoda), kemudian disebut sebagai soft X-ray. Radiasi yang
dihasilkan dengan pengaturan tegangan yang cukup tinggi maka akan dihasilkan
sinar-X dengan daya tembus yang besar dan panjang gelombang yang pendek.
Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat menembus
suatu bahan, tetapi hanya sinar-X yang mempunyai energi yang tinggi yang dapat
menembus bahan yang dilaluinya, selain itu akan diserap oleh bahan tersebut.
Sinar-X yang mampu menembus bahan itulah yang akan membentuk gambar atau
bayangan.

Dasar Percobaan Sinar-X

Peristiwa terjadinya sinar-X diawali dari percobaan Heinrich Hertz pada


tahun 1887 dengan menggunakan tabung hampa yang berisi katoda dan anoda.
Katoda dan anoda dihubungkan dengan sumber listrik E. Pada tegangan E yang
rendah tidak ada arus elektron dari katoda ke anoda yang dapat dilihat dari
galvanometer. Pada saat katoda disinari gelombang pendek elektromagnetik
ternyata dari katoda keluar elektron menuju anoda yang diamati dari
galvanometer. Arus yang terbaca di Galvanometer adalah arus yang sangat kecil
dalam orde mikro ampere. Peristiwa di atas disebut dengan efek foto listrik.
Kecuali disinari dengan gelombang pendek elektron dapat keluar dari katoda
dengan cara dipanaskan sehingga terjadi emisi thermis. Jadi, dengan cara
dipanaskan atau diberi gelombang pendek elektromagnetik katoda dapat
memancarkan elektron lebih banyak.
Makin pendek gelombang elektromagnetik yang menumbuk katoda, maka
makin besar arus yang mengalir dan sebaliknya makin panjang gelombangnya,
makin kecil arus yang terbaca di galvanometer. Hal demikian dapat dipahami
karena bila gelombang elektromagnetik panjang gelombangnya makin pendek
berarti frekuensinya makin besar dan energinya juga makin besar

Gambar 1.7 Alat Foto Listrik


Sumber : myalfacentur

Karakteristik gelombang elektromagnetik ditentukan oleh panjang


gelombang, frekuensi, dan kecepatan. Kecepatan rambat gelombang
elektromagnetik di udara untuk semua panjang gelombang adalah sama yaitu
sama dengan kecepatan dalam ruang hampa c = 3.1010 cm/det.

C=vxλ ......Persamaan 4
Dengan :
C : Kecepatan rambat dalam hampa (cm/det)
v : Frekuensi gelombang (cycle/det)
λ: Panjang gelombang (cm)

Pemancaran energi radiasi elektromagnetik oleh sumbernya tidak


berlangsung secara kontinyu melainkan secara terputus-putus (diskrit), sehingga
berupa paket yang harganya tertentu yang disebut dengan kuanta/foton. Besar
energi kuanta tergantung pada frekuensi gelombang

E=hxv
.........Persamaan 5

Dengan :
E : Energi foton (eV)
h : Tetapan Max Plank (Joule/det)
v : Frekuensi gelombang (cycle/det)
Sinar-X dan Aplikasinya

Pada Tahun 1895 sinar X ditemukan oleh seorang ilmuwan yang berasal
dari jerman yang bernama Wilhelm Conrad Rontgent. Spektrum sinar x berada
pada daerah cahaya tidak tampak (invisible), dengan panjang gelombang sangat
pendek atau memiliki frekuensi yang sangat tinggi, sehingga sinar x memiliki
daya tembus tinggi. Sinar X merupakan suatu bentuk radiasi elektromagnetik
yang memiliki panjang gelombang berkisar antara 0,01 hingga 10 nanometer dan
memiliki frekuensi antara 1016 hingga 1021 Hz.
Cara kerja sinar x adalah sebagai berikut :
Sinar X lulus dengan mudah melalui udara dan jaringan lunak tubuh.
Ketika mereka menemukan bahan lebih padat, seperti tulang, tumor, atau fragmen
logam, mereka harus berhenti. Diagnostik sinar x yang dilakukan dengan posisi
bagian tubuh yang akan diperiksa antara sinar terfokus sinar x dan sebuah film
piring berisi. Proses ini tidak menimbulkan rasa sakit. Semakin besar kepadatan
materi bahwa sinar x melalui, sinar lebih banyak diserap. Jadi tulang menyerap
lebih banyak sinar x dari otot atau lemak, dan tumor dapat menyerap sinar lebih x
dari jaringan di sekitarnya. Sinar x yang melalui mogok tubuh plat fotografi dan
berinteraksi dengan molekul perak pada permukaan film.
Setelah pelat film selesai diproses, bahan padat seperti tulang muncul
sebagai putih, sedangkan jaringan lebih lembut muncul sebagai warna abu-abu,
dan airspaces terlihat hitam. Seorang ahli radiologi adalah seorang dokter terlatih
untuk menafsirkan diagnostik sinar x, meneliti gambar dan laporan ke dokter yang
memerintahkan tes. Plain film sinar x biasanya mengambil hanya beberapa menit
untuk melakukan dan dapat dilakukan di rumah sakit, pusat radiologi, klinik,
dokter atau dokter gigi kantor, atau di samping tempat tidur dengan mesin x-ray
portabel. Penggunaan sinar-X berkontribusi banyak dalam berbagai bidang
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Bidang Kesehatan
Pada bidang kesehatan sinar X atau juga disebut sebagai radiasi rontgen ini
digunakan untuk membantu dokter untuk melihat bagian dalam tubuh tanpa harus
melakukan pembedahan.

Gambar 2.0 Foto organ tubuh hasil penyinaran Sinar X


Sumber : Fisika Makin Asyik

Penggunaan X-ray atau sinar x ini hanya dilakukan untuk membantu dalam
diagnosis medis seseorang agar tidak menimbulkan resiko yang justru
membahayakan bagi kesehatan. Beberapa manfaat Sinar X dalam dunia
kesehatan, antara lain :

1. Untuk menyelidiki penyebab dan gejala pada penyakit pasien / mendiagnosa


suatu penyakit.
2. Dapat membantu mengkonfirmasi ada atau tidaknya suatu penyakit atau cedera
pada seorang pasien.
3. Sinar-X lembut digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai
radiograf. Sinar-X boleh menembusi badan manusia tetapi diserap oleh
bahagian yang lebih tumpat seperti tulang. Gambar foto sinar-X digunakan
untuk mengesan kecacatan tulang, mengesan tulang yang patah dan menyiasat
keadaan organ-organ dalam badan.
4. Ahli radiologi menggunakan pemindaian sinar-X untuk menghasilkan gambar
struktur internal tubuh pasien melalui suatu alat Radiograf. Hal ini
memungkinkan berbagai diagnosa seperti patah tulang, adanya tumor, dan
bahkan melihat saluran pencernaan dapat dilakukan dengan lebih akurat.
Dengan menggunakan ‘ruang ion’ yang terletak antara pasien dan film sinar-X,
ahli radiologi dapat mengatur jumlah paparan radiasi yang diemisikan ke
pasien.

5. Untuk melihat kondisi tulang, gigi serta organ tubuh yang lain tanpa
melakukun pembedahan yang dikenal dengan nama Foto Rontgen.
6. Sinar-X keras digunakan untuk Radioterapi. Radioterapi adalah suatu
pengobatan yang menggunakan sinar pengion yang banyak dipakai untuk
menangani penyakit kanker.
7. X-rays pada CT Scanning menghasilkan kualitas gambar yang lebih jelas untuk
mendiagnosis objek tiga dimensi tanpa bayangan dari organ lain yang
dicitrakan.

b. Bidang Perindustrian
Sinar X juga dapat digunakan untuk menunjang kegiatan-kegiatan industri,
diantaranya adalah:
1. Membantu untuk melacak kerusakan-kerusakan seperti retak dan aus dalam
komponen mesin-mesin industri yang mungkin tidak terdeteksi.
2. Sebagai alat mesin mikroskopis
3. Memperbaiki retakan / kerusakan pada mesin-mesin industri
4. Menghilangkan bakteri berbahaya dari produk kalengan makanan laut dan
produk lainnya.
5. Untuk memantau kualitas produk yang dihasilkan oleh sebuah industri.
6. Memeriksa kecacatan dalam struktur binaan atau bahagian-bahagian dalam
mesin dan engine.
7. Memeriksa rekahan dalam pipa logam, dinding konkrit dan dandang tekanan
tinggi.
8. Memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.
9. Menyelidiki struktur hablur dan jarak pemisahan antara atom-atom dalam

suatu bahan hablur.


Sinar X digunakan untuk membantu mendeteksi ada atau tidaknya sebuah
ancaman bahaya di suatu tempat. Misalnya di Bandara, sinar X dapat membantu
melihat ada atau tidaknya barang-barang berbahaya bawaan calon penumpang
pesawat.

Gambar 2.1 Penggunaan Sinar X mendeteksi barang di bandara


Sumber : Fikadila06 - Blogspot

Prinsip dasar Mesin X-ray di bandara :

Barang yang akan diperiksa masuk ke dalam terowongan (tunel) sistim


pemeriksaan melalui ban berjalan (konveyor belt).
Barang-barang yang akan diperiksa akan dideteksi oleh sejumlah light barrier
pada saat barang tersebut masuk ke dalam terowongan.
Sensor mendeteksi adanya barang masuk dan sensor akan mengirim signal ke
unit pengontrol guna mengaktifkan sinar – x.
Sinar – x akan menembus barang yang berada diban berjalan (konveyor belt)
sebagai bagian dari proses pemeriksaan.
Barang yang akan diperiksa akan menyerap sinar yang dipancarkan oleh
pembangkit (x ray generator).
Sinar yang dipancarkan akan mengenai detektor-detektor yang ada pada dua
sisi
terowongan.
Sinar yang berbentuk kipas akan menembus object yang berada di atas ban
berjalan (konveyor belt) seoptong demi sepotong dan signal gambar yang
diterima oleh detektor-detektor kemudian akan dikumpulkan bagian perbagian
dan kan membetuk sebuah fixel pada layar monitor.
c. Bidang Riset Alamiah dan Ilmu Pendidikan
Sinar X juga dapat dimanfaatkan pada berbagai riset alamiah dan ilmu pendidikan
diantaranya adalah:

1. Sinar X dapat digunakan untuk mempelajari struktur yang terdapat pada


sebuah senyawa / benda.
2. Digunakan oleh lembaga- lembaga akademik dan non akademik yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pengajaran. Beberapa diantaranya
yang menggunakan adalah fakultas kedokteran, fakultas teknik sipil, fakultas
geologi dan beberapa pendidikan lainnya.
d. Bidang Pertanian
Manfaat sinar X dalam bidang pertanian digunakan untuk menciptakan bibit
unggul yang berkualitas. Selain itu juga dapat digunakan untuk membantu
pemupukan. Manfaat sinar utraviolet dalam bidang pertanian sebagai salah satu
bahan proses pembuahan di padukan dengan sinar x akan membantu mendapatkan
hasil produksi yang lebih baik.
e. Bidang Kesenian

Sinar X juga dapat membantu bidang kesenian, diantaranya adalah untuk


mengesahkan apakah suatu lukisan atau objek seni purba itu benar atau tiruan.
Selain itu karya seni menggunakan sinar x mampu menghasilkan gambar yang
indah.

 Permasalahan

Sinar-x ini banyak digunakan dalam bidang kedokteran


untuk memotret kedudukan tulang atau organ dalam
Latihan 4 tubuh manusia. Meskipun besar menfaatya, penggunaan
sinar-x harus memperhatikan prosedur keadaan pasien.
1. . Sinar X yang menumbuk elektron akan dihamburkan, dimana panjang
jaringan tubuh manusia dapat rusak terkena paparan
gelombang sinar hamburan menjadi lebih besar. Hal ini oleh comton
sinar-x terlalu lama.Oleh karana itu, pemancaran sinar-
diinterpretasikan bahwa….
x pada pasien diusahakan sesingkat mungkin. Apakah
A. foton merupakan energy yang diskrit
pernyataan diatas benar atau salah, bukti apakah yang
B. sinar X bukan gelombang elektromaghnetik
menyebabkan tubuh manusia menjadi rusak akibat
C. foton memiliki sifat gelombang
paparan sinar X yang terlalu lama ??
D. foton memiliki momentum
E. sinar X tidak menumbuk electron
(UN FISIKA, 1994)
2. Permukaan benda pada suhu 37oC meradiasikan gelombang
elektromagnetik
3. Bila nilai konstanta Wien = 2,898 x 10 −3 m.K, maka
panjang gelombang

4. maksimum radiasi permukaaan adalah....


A. 8,898 x 10−6 m
B. 9,348 x 10−6 m
C. 9,752 x 10−6 m
D. 10,222 x 10−6 m
E. 11,212 x 10−6 m
(Soal UN, 2008)

UJI KOMPETENSI

Bacalah dengan teliti pertanyaan-pertanyaan di bawah ini kemudian kerjakan soal


tersebut berdasarkan kemampuan yang Anda miliki, lakukan dengan jujur dan
bertanggung jawab. Jika sudah selesai cocokan dengan pembahasan yang ada di
lampiran (jika nilaimu < 75, ulangi lagi).

1. Intensitas radiasi yang diterima pada dinding dari tungku pemanas ruangan
adalah 66,3 W.m-2. Jika tungku ruangan dianggap benda hitam dan radiasi
gelombang elektromagnetik pada panjang gelombang 600 nm, maka jumlah
foton yang mengenai dinding persatuan luas persatuan waktu adalah…
( h = 6,63 x 10– 34 J.s, c = 3 x 108 m.s-1)
A. 1 x 1019 foton
B. 2 x 1019 foton
C. 2 x 1020 foton
D. 5 x 1020 foton
E. 5 x 1021 foton
(Soal UN, 2011)

2. Energi foton sinar gamma adalah 108 eV (1 Ev = 1,6 x 10−19 J). Jika tetapan
Planck = 6,6 x 10−34 Js dan c = 3 x 108 m/s, maka panjang gelombang sinar
gamma tersebut adalah......Angstrom.
(Soal UN, 2002)

3. Panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh lampu monokromatis 100


watt adalah 5,5.10−7m. Cacah foton (partikel cahaya) per sekon yang di
pancarkan sekitar....
A. 2,8 x 1022 /s
B. 2,0 x 1022 /s
C. 2,6 x 1020 /s
D. 2,8 x 1020 /s
E. 2,0 x 1020 /s
(Sumber soal : UM UGM, 2004)
4. Perhatikan pernyataan berikut:
1) Peristiwa fotolistrik dapat dijelaskan dengan menganggap cahaya terdiri
dari paket-paket energi
2) Peristiwa efek fotolistrik dapat embuktikan bahwa cahaya dapat
berperilaku sebagai gelombang
3) Energi elektron yang keluar dari permukaan logam bergantung pada
frekuensi
4) Peristiwa efek fotolistrik terjadi pada sekitar daerah inframerah
Pernyataan yang benar tentang efek fotolistrik adalah..........
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 2 dan 4
(Soal UN, 2012)

5. Perhatikan pernyataan berikut !


1) Lepas tidaknya elektron dari logam ditentukan oleh panjang gelombang
cahaya yang datang
2) Intensitas cahaya yang datang tidak menjamin keluarnya elektron dari
permukaan logam
3) Dibawah frekwensi ambang, elektron tetap keluar dari logamnya asal
intensitas cahaya yang datang diperbesar
Pernyataan yang benar yang berkaitan dengan efek fotolistrik adalah..........
A. (1), (2), dan (3)
B. (1) dan (2) saja
C. (1) dan (3) saja
D. (2) dan (3) saja
E. (3) saja
(Soal UN, 2013)

6. Perhatikan gambar di bawah ini!

Ek (10-20)

25
20 19.8
Ek (10^-
15
13.2 20)
10
6.6 Logam A
5
0 0
1 2 3 4

Bila tetapan Planck 6,6 × 10–34 Js maka fungsi kerja logam A adalah ….
A. 0 joule
B. 6,6 × 10–20 joule
C. 6,6 × 10–26 joule
D. 6,6 × 10–34 joule
E. 6,6 × 10–48 joule
(Soal UN, 2003)

7. Perhatikan pernyataan berikut!


1.Lepas tidaknya elektron dari logam ditentukan oleh panjang gelombang
cahaya yang datang.
2. Intensitas cahaya yang datang tidak menjamin keluarnya elektron dari
permukaan logam.
3. Di bawah frekuensi ambang, elektron tetap keluar dari logamnya asal
intensitas cahaya yang datang diperbesar.
Pernyataan yang benar yang berkaitan dengan efek fotolistrik adalah ….
A. (1), (2), dan (3)
B. (1) dan (2) saja
C. (1) dan (3) saja
D. (2) dan (3) saja
E. (3) saja
(Soal UN, 2013)

8. Permukaan lempeng logam natrium disinari dengan seberkas foton berenergi


4,43 eV. Jika fungsi kerja natrium 2,28 ev, maka energi kinetik maksimum
elektron yang dihasilkan adalah.....
f. 2,15 eV
g. 2,28 eV
h. 4,56 eV
i. 6,71 eV
j. 8,86 eV
(SBMPTN, 2015)

9. Perhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

5. Frekuensi foton yang datang.


6. Fungsi kerja logam.
7. Intensitas cahaya yang datang.
8. Tetapan Stefan-Boltzmann.

yang memengaruhi besarnya energi kinetik maksimum pada efek fotolistrik


adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)
(Soal UN, 2015)

10. Mana pernyataan yang benar mengenai efek fotolistrik?


A. Energi kinetik fotoelektron tidak tergantung intensitas cahaya.
B. Menaikkan intensitas cahaya menambah laju perindahan energi ke logam.
C. Elektron akan teremisi hanya bila frekuensi cahaya datang sama dengan
frekuensi tertentu.
D. Terdapat jeda waktu antara pencahayaan dan teremisinya elektron yang
digunakan elektron untuk menyerap energi agar bisa lepas dari logam.
E. Tidak ada hubungan antara frekuensi cahaya dan energi kinetik
fotoelektron.
(SBMPTN, 2014)

11. Permukaan benda pada suhu 37oC meradiasikan gelombang elektromagnetik


Bila nilai konstanta Wien = 2,898 x 10 −3 m.K, maka panjang gelombang
maksimum radiasi permukaaan adalah....
A. 8,898 x 10−6 m
B. 9,348 x 10−6 m
C. 9,752 x 10−6 m
D. 10,222 x 10−6 m
E. 11,212 x 10−6 m
(Soal UN, 2008)
12. Manakah pernyataan berikut yang tidak menggambarkan teori kuantum
Planck?
A. Cahaya terdiri atas paket-paket energi
B. Tidak semua foton merupakan gelombang elektromagnetik
C. Energi dalam suatu foton adalah E = h(c/λ) dimana h = tetapan Planck,
c=kecepatan cahaya.
D. Kecepatan foton sama dengan kecepatan cahaya
E. Efek foto listrik menerapkan teori kuantum Planck

(Soal UN Fisika 2007 / 2008 P4)

13. Grafik menyatakan hubungan intensitas gelombang (I) terhadap panjang


gelombang, pada saat intensitas maksimum (λm) dari radiasi suatu benda
hitam sempurna.

Jika konstanta Wien = 2,9 x 10−3 m.K, maka panjang gelombang radiasi
maksimum pada T1 adalah.....
A. 5.000 Å
B. 10.000 Å
C. 14.500 Å
D. 20.000 Å
E. 25.000 Å
(UN Fisika, 2009 P04 No. 37)

14. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!

(1) Jumlah elektron yang terlepas dari katoda dipengaruhi oleh energi cahaya
yang menyinari katoda
(2) Sinar X dihasilkan oleh elektron yang terlepas dari katoda
(3) Efek foto listrik dihasilkan dari semua gelombang elektromagnet yang
dijatuhkan pada logam
(4) Frekuensi radiasi minimum yang dapat menghasilkan efek foto listrik
disebut frekuensi ambang.
Pernyataan yang benar tentang efek foto listrik adalah….
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)
(Soal UN, 2014No. 37)

15. Elektron bermassa 9,0 x 10—31 kilogram bergerak dengan kecepatan 2,2 x

107 ms—1 (Tetapan Planck = 6,6 x 10—34 Js) memiliki panjang gelombang de
Broglie sebesar…..
A. 3,3 x 10—11 m
B. 4,5 x 10—11 m
C. 5,2 x 10—11 m
D. 6,7 x 10—11 m
E. 8,0 x 10—11 m
(SOAL UN, 2009)

16. Benda hitam dengan daya radiasi 150 watt, meradiasi gelombang inframerah
sebesar 22% dari total radiasi cahaya yang dilepaskan. Jika panjang gelombang
cahaya merah 6000 Å, maka jumlah foton yang dipancarkan tiap sekon
adalah…. [h = 6,6 x 10—34 Js; c = 3 x 108 ms—1]
A. 2,0 x 1019 foton
B. 1,0 x 1020 foton
C. 1,2 x 1020 foton
D. 1,8 x 1020 foton
E. 2,0 x 1021 foton
(UN fisika, 2010)

17. Permukaan sebuah lempeng logam natrium disinari dengan seberkas foton
berenergi 4,43 eV. Jika fungsi kerja natrium adalah 2,28 eV, maka energi
kinetik maksimum elektron yang dihasilkannya adalah ....
A. 2,15 eV

B. 2,28 eV

C. 4,56 eV

D. 6,71 eV

E. 8,86 Ev

(SBMPTN, 2013)

18. Elektron sebuah atom hidrogen pindah dari tingkat energi dengan energi E1 ke
tingkat energi E2 dengan memancarkan foton. Panjang gelombang foton
tersebut adalah ….
ℎ𝑒
A. 𝐸1−𝐸2

ℎ𝑐
B. 𝐸1−𝐸2


C. 𝐸1−𝐸2

𝐸1−𝐸2
D. ℎ

𝐸1−𝐸2
E. ℎ𝑜

(SBMPTN, 2016)

19. Sinar X yang menumbuk elektron akan dihamburkan, dimana panjang


gelombang sinar hamburan menjadi lebih besar. Hal ini oleh comton
diinterpretasikan bahwa….
A. foton merupakan energy yang diskrit
B. sinar X bukan gelombang elektromaghnetik
C. foton memiliki sifat gelombang
D. foton memiliki momentum
E. sinar X tidak menumbuk electron
(UN FISIKA, 1994)

20. Dalam fotolistrik, energy electron bertambah dengan bertambahnya intensitas


cahaya yang datang.
SEBAB
Berkas cahaya dengan intensitas yang kuat menghasilkan fotoelektron lebih
banyak dari pada berkas yang intensitasnya lemah pada frekuensi yang sama.
(SBMPTN, 2015)

DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur. 1982 . Konsep Fisika Moderen. Jakarta : Penerbit Erlangga.


Halliday, Resnick. 1984. Fisika Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Halliday, David dan Robert Resnick.1990.Fisika Edisi Ketiga Jilid Dua.
Jakarta: Erlangga
Jauhari, Arif.2008.Berkas Sinar-X dan Pembentukan Gambar pada Pesawat
Sinar-X. Jakarta : Puskaradim.
Krane, Kenneth S.1992.Fisika Modern.Jakarta.UI-Press
Kusminarto.2011. Esensi Fisika Modern Edisi 1.Yogyakarta.C.V Andi Offset
MGMP Fisika.2013.FISIKA Untuk SMA/MA Kelas XII.Sugofindo Kinarya.
MGMP FISIKA.FISIKA Untuk SMA/MA Kelas XII. Sagufindo Kinarya.
Nugroho, Djoko. 2009 . Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Purwanto, Agus DSc.FISIKA KUANTUM.Jogjakarta : Gava Media
Purwanto, Edy, dkk.2015. Fisika seri 4. Genteng : SMAN 2 Genteng.
Siswanto. 2008. Kompetensi Fisika Untuk SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional. Handayani, Sri.
Suyatno, Ferry.2008.SEMINAR NASIONAL IV SDM TEKNOLOGI
NUKLIR.Yogyakarta : Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir – BATAN.

KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN

1. Penyelesaian
Energi radiasi yang diterima dinding tiap detik persatuan luasnya adalah 66,3
Joule. Sementara energi tiap satu foton adalah:
𝑐
Efoton = h f = h 𝜆
3 𝑥 108 66,3
Efoton = (6,63 x 10-34) =
600 𝑥 10−6 2 𝑥 10−18

Jumlah foton yang mengenai dinding (n)


𝐸𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑠𝑖
n= 𝐸𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛
66,3
n= 6,63 = 2 x 1019 Jawaban : B
( ) 𝑥 10−18
2

2. Penyelesaian
Diketahui : P = 100 watt → Energi yang dipancarkan tiap sekon adalah 100 J
Ditanya : Energi 1 foton ...?
Dijawab :
E = h (c/λ)
E = (6,6 x 10−34 )( 3 x 108/5,5 x 10−7 ) joule
Jumlah foton (n)
n = 100 joule : [ (6,6 x 10−34 )( 3 x 108/5,5 x 10−7 ) joule]
= 2,8 x 1020 /s ( Jawaban : D)
3. Penyelesaian
Diketahui : P = 100 watt → Energi yang dipancarkan tiap sekon adalah 100J.
Ditanya : Energi 1 foton ...?
Dijawab :
E = h(c/λ)
E = (6,6 x 10−34 )( 3 x 108/5,5 x 10−7 ) joule
Jumlah foton (n)
n = 100 joule : [ (6,6 x 10−34 )( 3 x 108/5,5 x 10−7 ) joule]
= 2,8 x 1020 /s ( Jawaban : D)
4. Jawaban B
5. Penyelesaian
Pernyataan (1) : Pernyataan ini benar. Jika panjang gelombang cahaya yang
datang lebih kecil dari panjang gelombang ambang logam maka elektron tidak
terlepas.
Pernyataan (2) : Pernyataan ini benar. Keluarnya elektron dari permukaan
logam bergantung pada frekuensi atau panjang gelombang atau energi cahaya.
Intensitas cahaya mempengaruhi jumlah elektron yang terlepas hanya ketika
energi cahaya atau frekuensi cahaya lebih besar daripada energi ambang logam
atau frekuensi ambang logam.
Pernyataan (3) : Pernyataan ini salah. Elektron keluar dari logam jika frekuensi
cahaya lebih besar daripada frekuensi ambang logam. Terlepasnya elektron dari
permukaan logam bergantung pada energi cahaya. Energi cahaya bergantung
pada frekuensi atau panjang gelombang (E = hf). Intensitas cahaya berkaitan
dengan laju pemancaran energi cahaya, tidak mempengaruhi besar atau
kecilnya energi cahaya. Apabila energi cahaya lebih besar daripada fungsi kerja
logam (energi minimum yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron dari
permukaan logam), intensitas cahaya mempengaruhi jumlah elektron yang
terlepas dari logam. Sebaliknya jika energi cahaya lebih kecil daripada fungsi
kerja logam, intensitas cahaya tidak mempengaruhi jumlah elektron yang
terlepas dari logam. (Jawaban: B)

6. Penyelesaian

Energi kinetik yang dihasilkan dalam peristiwa efek fotolistrik dirumuskan:


Ek = hf − W
Untuk mendapatkan nilai fungsi kerja logam (W) bisa memanfaatkan salah satu
data pada grafik di atas.
Misal kita mengambil data pertama:
f = 2 ×1014 Hz
Ek = 6,6 × 10–20 J
Dengan demikian, diperoleh:
Ek = hf − W atau
W = hf − Ek
= 6,6 × 10–34 × 2 ×1014 − 6,6 × 10–20
= 2 × 6,6 × 10–20 − 6,6 × 10–20
= 6,6 × 10–20 (2 − 1)
= 6,6 × 10–20
Jadi, fungsi kerja logam A adalah 6,6 × 10−20 (B)
7. Penyelesaian
Mari kita amati ketiga pernyataan di atas!
- Lepas tidaknya elektron bergantung pada frekuensi (f) atau panjang
gelombang (λ) cahaya yang datang (lihat rumus pada soal no. 127)
[pernyataan 1 benar]
- Meskipun intensitas cahaya yang datang besar tetapi jika frekuensinya
masih di bawah ambang logam maka elektron tidak akan keluar dari
permukaan logam [pernyataan 2 benar dan 3 salah]
Jadi, Pernyataan yang benar yang berkaitan dengan efek fotolistrik adalah
pernyataan 1 dan 2 (B)

8. Penyelesaian

Ek maks = hf − hf0
= Efoton − W0

= 4,43 − 2,28

= 2,15 eV

Jawaban: A

9. Penyelesaian

Energi kinetik yang terjadi pada peristiwa efek fotolistrik dirumuskan sebagai:
Ek = hf − W
Dengan:
f : frekuensi foton yang datang
h : tetapan Planck
W : energi ambang atau fungsi kerja logam
Jadi, faktor yang memengaruhi energi kinetik maksimum pada efek fotolistrik
adalah pernyataan 1 dan 2 (A).

10. Penyelesaian
Berikut ini beberapa hal terkait efek fotolistrik yang dikemukakan Einstein,
a) Tidak semua frekuensi gelombang cahaya yang menyinari keping dapat
menyebabkan efek fotolistrik
b) Saat frekuensi cahaya lebih besar dari frekuensi ambang, Energi Kinetik
maksimum electron yang terlepas tidak bergantung pada intensitas cahaya
tetapi hanya tergantung pada frekuensi sinar yang datang
c) Elektron yang dipancarkan dari permukaan terjadi dalam waktu yang
sangat singkat yaitu hanya 9–10 detik
Jawaban: A
11. Penyelesaian
Radiasi benda hitam
𝜆𝑚𝑎𝑘𝑠 × 𝑇 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑊𝑖𝑒𝑛
𝜆𝑚𝑎𝑘𝑠 × 310 = 2,898 × 10−3
𝜆𝑚𝑎𝑘𝑠 = 9,348 × 10−6 𝑚
(Jawaban B)
12. Penyelesaian
Jawaban B
13. Penyelesaian
Konstanta Wien = 𝝀 𝑻
2,9 x 10-3 = 𝜆 𝑥 2000
𝜆 = 1,45 x 10-6 m
= 14500 A
Jawaban C

14. Penyelesaian
Jumlah elektron yang terlepas dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang
menyinari logam.
Jawaban: D. (2) dan (4)

15. Penyelesaian
Panjang gelombang de Broglie:


𝜆 = 𝑚𝑣

6,6×10−34
𝜆 = (9,0×10−31 )2,2×107

𝜆 = 3,3 × 10−11 𝑚

Jawaban : A
16. Penyelesaian
Besar energi foton
𝑐
𝐸 = ℎ𝜆

jumlah foton yang dipancarkan tiap detik


𝑃 𝑐𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎
𝑛 = 𝐸 𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛/𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛

masukkan data yang ada


0,22 × 150
𝑛=
3 × 108
6,6 × 10−34 ×
6000 × 10−10
didapat jumlah foton (n)
𝑛 = 1,0 × 1020
Jawaban : B

17. Penyelesaian

Diketahui:
Efoton = 4,43 eV
W0 = 2,28 eV
Ditanya: Ekmaks =?
Jawab:
Pada efek fotolistrik, besarnya energi kinetik maksimum elektron yang lepas
dapat dinyatakan dengan persamaan:
Ekmaks = hf − hf0
= Efoton − W0
= 4,43 − 2,28
= 2,15 eV Jawaban: A

18. Penyelesaian

ℎ𝑐
𝜆=
𝐸1 − 𝐸2

Jawaban : C

19. Penyelesaian
Saat electron dihamburkan diketahui bahwa foton memiliki momentum
sehngga menyebabkan panjang gelombang sinar hamburan lebih besar.
Jawaban : D

20. Penyelesaian

Efek fotolistrik tidak dipengaruhi intensitas cahaya yang dating (penyataan


salah)
Berkas cahaya dengan intensitas yang kuat menghasilkan fotoelektron lebih
banyak daripada berkas yang intensitasnya lemah pada frekuensi yang sama
(alasan benar)

Anda mungkin juga menyukai