Anda di halaman 1dari 26

IDENTITAS

Nama : Vernanda Ginevra Mandak

Nim : 16 505 021

Kelompok : 1 (Satu)

Semester / Kelas :V/A

Jurusan : Fisika

Program Studi : Pendidikan Fisika

Judul Percobaan : EFEK FOTOLISTRIK

Tempat Percobaan : Laboratorium Fisika

Hari / Tanggal Percobaan : Selasa, 09 Oktober 2018

1 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


EFEK FOTOLISTRIK

A. TUJUAN PERCOBAAN :

- Mempelajari efek / gejala fotolistrik secara eksperimen.

- Menentukan fungsi kerja / work function sel foto (photo cell), nilai tetapan Planck dan

tenaga kinetik maksimum foto elektron.

B. ALAT DAN BAHAN :

- Sel foto (photo cell).

- Lampu sumber cahaya dan sumber dayanya.

- Filter cahaya ( 100%, 80%, 60%, 40%, dan 20%) dan diafragma.

- Multimeter

- Lampu senter

C. DASAR TEORI :

● Pengantar Efek Fotolistrik


Dalam postulatnya Planck mengkuantisasikan energi yang dapat dimiliki
osilator, tetapi tetap memandang radiasi thermal dalam rongga sebagai gejala
gelombang. Einstein dapat menerangkan efek fotolistrik dengan meluaskan konsep
kuantisasi Planck. Einstein menggambarkan bahwa apabila suatu osilator dengan
energi pindah ke suatu keadaan, maka osilator tersebut memancarkan suatu gumpalan
energi elektromagnetik , Einstein menganggap bahwa gumpalan energi yang
semacam itu yang kemudian dikenal sebagai foton, yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :

1) Pada saat foton meninggalkan permukaan dinding rongga tidak menyebar dalam
ruang seperti gelombang tetapi tetap terkonsentrasi dalam ruang yang terbatas
yang sangat kecil.

2) Dalam perambatannya, foton bergerak dengan kecepatan cahaya c.

2 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


3) Energi foton terkait dengan frekuensinya yang memenuhi E = h .

4) Dalam proses efek fotolistrik energi foton diserap seluruhnya oleh elektron yang
berada di permukaan logam.

Lima tahun sesudah Planck mengajukan makalah ilmiahnya tentang teori


radiasi thermal oleh benda hitam sempurna, yaitu pada tahun 1905, Albert Einstein
mengemukakan teori kuantum untuk menerangkan gejala fotolistrik. Secara
eksperimental sebenarnya teori kuantum itu dibuktikan oleh Millikan pada tahun
1914. Millikan secara eksperimental membuktikan hubungan linear antara tegangan
pemberhentian elektron dan frekuensi cahaya yang mendesak elektron pada bahan
katoda tertentu.

Pada tahun 1921 Albert Einstein memperoleh hadian Nobel untuk Fisika,
karena secara teoritis berhasil menerangkan gejala efek fotolistrik. Kesahihan
penafsiran Einstein mengenal fotolistrik diperkuat dengan telaah tentang emisi
termionik. Telah diketahui bahwa dengan adanya panas akan dapat meningkatkan
konduktivitas udara yang ada di sekelilingnya. Menjelang abad ke-19 ditemukan
emisi elektron dari benda panas. Emisi termionik memungkinkan bekerjanya piranti
seperti tabung televisi yang di dalamnya terdapat filamen logam atau katoda
berlapisan khusus yang pada temperatur tinggi mampu menyajikan arus elektron yang
rapat.

Jelaslah bahwa elektron yang terpancar memperoleh energi dari agitasi


thermal partikel pada logam, dan dapat diharapkan bahwa elektron harus mendapat
energi minimum tertentu supaya dapat lepas. Energi minimum ini dapat ditentukan
untuk berbagai permukaan dan selalu berdekatan dengan fungsi kerja fotolistrik untuk
permukaan yang sama. Dalam emisi fotolistrik, foton cahaya menyediakan energi
yang diperlukan oleh elektron untuk lepas, sedang dalam emisi termionik kalorlah
yang menyediakannya.

● Sel Surya
Untuk membangkitkan tenaga listrik dari cahaya matahari kita mengenal
istilah sel surya. Sel surya ini sebenarnya memanfaatkan konsep efek fotolistrik. Efek
ini akan muncul ketika cahaya tampak atau radiasi UV jatuh ke permukaan benda

3 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


tertentu. Cahaya tersebut mendorong elektron keluar dari benda tersebut yang
jumlahnya dapat diukur dengan meteran listrik. Konsep yang sederhana ini tidak
ditemukan kemudian dimanfaatkan begitu saja, namun terdapat serangkain proses
yang diwarnai dengan perdebatan para ilmuan hingga ditemukanlah definisi cahaya
yang mewakili pemikiran para ilmuan tersebut, yakni cahaya dapat berprilaku sebagai
gelombang dapat pula sebagai partikel. Sifat mendua dari cahaya ini disebut dualisme
gelombang cahaya.

Meskipun sifat gelombang cahaya telah berhasil diaplikasikan sekitar akhir


abad ke-19, ada beberapa percobaan dengan cahaya dan listrik yang sukar dapat
diterangkan dengan sifat gelombang cahaya itu. Pada tahun 1888 Hallwachs
mengamati bahwa suatu keping itu mula-mula positif, maka tidak terjadi kehilangan
muatan. Diamatinya pula bahwa suatu keping yang netral akan memperoleh muatan
positif apabila disinari. Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengamatan-pengamatan
di atas adalah bahwa cahaya ultraviolet mendesak keluar muatan listrik negatif dari
permukaan keping logam yang netral. Gejala ini dikenal sebagai efek fotolistrik.

● Penerapan Efek Fotolistrik Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Salah satu penerapan efek fotolistrik dalam kehidupan sehari-hari adalah
dalam dunia hiburan. Dengan bantuan peralatan elekronika saat itu, suara dubbing
film direkam dalam bentuk sinyal optik disepanjang pinggiran keping film. Pada saat
film diputar, sinyal ini dibaca kembali melalui efek fotolistrik dan sinyl listriknya

duiperkuat dengan menggunakan amplifier tabung sehingga menghasilkan film


bersuara.

4 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


Aplikasi lain adalah pada tabung foto-pengganda (photomultiplier tube).
Dengan menggunakan tabung ini, hampir semua spektrum radiasi elektromagnetik
dapat diamati. Tabung ini memiliki efisiensi yang sangat tinggi, bahkan ia dapat
mendeteksi foton tunggal sekalipun. Dengan menggunakan tabung ini, kelompok
peneliti super kamiokande di Jepang berhasil menyelidiki massa neutrino yang
akhirnya dianugrahi hadiah Nobel pada tahun 2002. Disamping itu, efek fotolistrik
eksternal juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan spektroskopi melalui peralatan yang
bernama photoelectron spectroskopy (PES).

Contoh lain adalah penerapannya dalam foto-diode atau foto-transistor yang


bermanfaat sebagai sensor cahaya berkecepatan tinggi. Bahkan, dalam komunikasi
serat optik transmisi sebesar 40 Gigabite yang setara dengan pulsa cahaya sepanjang
10 piko detik (10-11 detik) masih bisa dibaca oleh sebuah foto-diode. Foto-transistor
yang sangat kita kenal manfaatnya dapat mengubah energi matahari menjadi energi
listrik melalui efek fotolistrik internal . sebuah semikonduktor yang disinari dengan
cahaya tampak akan memisahkan elektron dan hole. Kelebihan elektron disatu sisi
yang disertai dengan kelebihan hole disisi lain akan menimbulkan beda potensial
yang jika dialirkan menuju beban akan menghasilkan arus listrik.

5 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


Selain itu, efek fotolistrik juga digunakan dalam produk-produk elektronik
yang dilengkapi dengan camera CCD (charge coupled device). Sebut saja kamera
pada ponsel, kamera digital dengn resolusi hingga 12 megapiksel, atau pemindai
kode-batang (bercode) yang dipakai diseluruh supermarket, kesemuanya
memanfaatkan efek fotolistrik internal dalam mengubah citra yang dikehendaki
menjadi data-data yang selanjutnya dapat diproses oleh komputer.

● Perumusan Matematis Efek Fotolistrik


Planck mengemukakan bahwa osilator hanya dapat menyerap dan
memancarkan energi gelombang dengan nilai yang terkuantisasi. Namun, Planck
masih tetap menganggap bahwa gelombang tetaplah suatu wujud yang kontinu. Ia
belum sampai pada pemikiran bahwa energi gelombang itu sendirilah yang
terkuantisasi. Konsep tersebut dikemukakan oleh Albert Einstein ketika menjelaskan
efek fotolistrik.

6 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


Gambar Simulasi Lab Virtual Percobaan Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu zat
(logam), bila permukaan logam tersebut disinari cahaya (foton) yang memiliki energi
lebih besar dari energi ambang (fungsi kerja) logam. Atau dapat di artikan sebagai
munculnya arus listrik atau lepasnya elektron yang bermuatan negatif dari permukaan
sebuah logam akibat permukaan logam tersebut disinari dengan berkas cahaya yang
mempunyai panjang gelombang atau frekuensi tertentu. Istilah lama untuk efek
fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi).

Prinsip pengukuran efekfotolistrik.

Keunikan efek fotolistrik adalah ia hanya muncul ketika cahaya yang menerpa
memiliki frekuensi di atas nilai ambang tertentu. Di bawah nilai ambang tersebut,
tidak ada elektron yang terpancar keluar, tidak peduli seberapa banyak cahaya yang
menerpa benda. Frekuensi minimum yang kemunculan efek fotolistrik tergantung
pada jenis bahan yang disinari.

7 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


Efek fotolistrik ini ditemukan oleh Albert Einstein, yang menganggap bahwa
cahaya (foton) yang mengenai logam bersifat sebagai partikel.

Untuk melepaskan elektron dari suatu logam diperlukan sejumlah tenaga


minimal yang besarnya tergantung pada jenis / sifat logam tersebut. Tenaga minimal
ini disebut work function atau fungsi kerja dari logam, dan dilambangkan oleh Φ.
Keperluan tenaga tersebut disebabkan elektron terikat oleh logamnya.

Tenaga gelombang elektromagnetik/ foton yang terkuantisasi, besarnya adalah

Ef = h υ . . . . . . . . . . . . . . . (1)

Dimana υ adalah frekuensi gelombang elektromagnetik dan h adalah tetapan


Planck, bila dikenakan pada suatu logam dengan fungsi kerja Φ, dimana h υ > Φ,
maka elektron dapat terlepas dari logam. Bila tenaga foton tepat sama dengan fungsi
kerja logam yang dikenainya, frekuensi sebesar frekuensi foton tersebut disebut
frekuensi ambang dari logam, yaitu

Փ
υo = . . . . . . . . . . . . . . . (2)

Sehingga dapat dikatakan bila frekuensi foton lebih kecil daripada frekuensi
ambang logam, maka tidak akan terjadi pelepasan elektron dan jika lebih besar
frekuensi foton terhadap frekuensi ambang logamnya maka akan terjadi pelepasan
elektron, yang biasa disebut efek foto listrik atau gejala foto listrik.

Elektron yang lepas dari logam karena dikenai foton, akibat efek foto listrik
ini, disebut foto elektron, yang mempunyai tenaga kinetik sebesar

Ek = h υ - θ . . . . . . . . . . . . . . . (3)

Sistem peralatan untuk mempelajari efek foto listrik ditujukan pada gambar 1.

Dua elektroda dalam tabung hampa, dimana salah satunya adalah logam yang
disinari (sebuat sel foto). Antara kedua elektroda diberi beda potensial sebesar Vα
dengan baterai E1 dan E2, yang nilainya dapat divariasi dari Vα = - E1 sampai dengan
Vα = + E2 dengan suatu potensiometer. Arus foto elektron (Ie) dapat diukur dengan
mikro meter atau Galvanometer.

8 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


Untuk suatu nilai υ > υo dengan intensitas tertentu, dapat diamati Ie sebagai Vα.
Ie akan mencapai nilai nol bila Vα diturunkan mencapai nilai tertentu, Vα = Vg
(tegangan penghenti / stopping voltage), yang memenuhi persamaan

ℎ 𝜙
𝑉𝑜 = 𝜐−
𝑒 𝑒
Dari persamaan menunjukkan bahwa Vg merupakan fungsi 𝜐, sehingga

pengukuran Vg untuk berbagai nilai 𝜐 memungkinkan untuk menentukan nilai dan
𝑒
𝜙
.
𝑒

Tetapan Planck apabila sudah di ketahui potensial penghentinya maka dapat di


uji dengan persamaan :

𝐸𝑘 ℎ𝑓 ф
𝑉𝑝 = = −
𝑒 𝑒 𝑒
ф
𝑉𝑝 + 𝑒
𝑒=ℎ
𝑓
𝑉𝑝 + ф
=ℎ
𝑓
Dengan

𝐸
𝐸 = ℎ𝑓 =

9 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


Susunan alat percobaan Efek Fotolistrik

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Mengatur alat seperti pada Gambar di atas.

2. Mengatur lensa sehingga nampak spektrum warna (lampu yang di gunakan adalah

lampu gas Mercury), kemudian mengatur sel foto sehingga spektrum warna jatuh

pada sel foto (pengukuran di lakukan hanya pada orde 1).

3. Mengukur tegangan dengan menggunakan multimeter untuk setiap warna yang jatuh

pada sel foto.

4. Mengulangi Langkah 3 Hanya saja pada sel foto di beri filter kemudian mengukur

tegangan setiap warna untuk absorbsi yang berbeda.

5. Mengulangi pengukuran minimal 3 kali pengukuran.

10 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


E. HASIL PENGAMATAN

1. Tanpa Menggunakan Absorber

Filter Tegangan (V) ∑ 𝑉𝑝


𝑉 =
𝑃 𝑛

Percobaan I Percobaan II Percobaan III

Kuning 0.052 V 0.06 V 0.07 V 0.060 V

Hijau 0.05 V 0.07 V 0.05 V 0.056 V

F. PENGOLAHAN DATA

1. Tanpa Menggunakan Absorber

Dik. Vp Kuning = 0.060 V ; λ Kuning = 5789.7 x 10-10 m

Vp Hijau = 0.056 V ; λ Hijau = 5460.6 x 10-10 m

h = 6.626 x 10-34 J s

c = 3 x 108 m/s

e = 1.6 x 10-19 C

Dit. a. Energi Kinetik maksimum (Ek) untuk setiap warna.

b. Energi Foton (E) untuk setiap warna.

c. Fungsi Kerja (Փ) untuk setiap warna.

d. Frekuensi ambang (υ0) untuk setiap warna.

e. Ujilah Tetapan Planck (h) untuk setiap warna berdasarkan persamaan

potensial penghenti yaitu :

𝐸𝑘
Vp =
𝑒

Jawab :

a. Menentukan Energi Kinetik maksimum (Ek)

11 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


𝐸𝑘
Vp = ; Ek = eVp
𝑒

Ek Kuning = 1,6 x 10-19 x 0,060 = 0,096 x 10-19 = 9,6 x 10-21 J

Ek Hijau = 1,6 x 10-19 x 0,056 = 0.0896 x 10-19 = 8,96 x 10-21 J

b. Menentukan Energi Foton (E)

ℎ𝑐
𝐸 = ℎ𝑓 =
𝜆
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠 𝑥 3 𝑥 10 8 𝑚/𝑠
E Kuning = = 0.00343 x 10-16 J = 343 x 10-21 J
5789.7 𝑥 10−10 𝑚

6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠 𝑥 3 𝑥 10 8 𝑚/𝑠


E Hijau = = 0.00364 x 10-16 J = 364 x 10-21 J
5460.6 𝑥 10−10 𝑚

c. Menentukan Fungsi Kerja (Փ)

Ek = E – Փ

Փ = E - Ek

Փ Kuning = 343 x 10-21 J – 9,6 x 10-21 J = 333,4 x 10-21 J = 3,334 x 10-19 J

Փ Hijau = 364 x 10-21 J – 8,96 x 10-21 J = 355,04 x 10-21 J = 3,5504 x 10-19 J

d. Menentukan Frekuensi ambang (υ0)

Փ
υo =

3,334 𝑥 10−19 𝐽
υo Kuning = = 0,5031693329 x 1015 Hz
6,626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠

3,5504 𝑥 10−19 𝐽
υo Hijau = = 0,5358285542 x 1015 Hz
6,626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠

12 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


e. Menentukan Tetapan Planck (h)

𝐸𝑘 ℎ𝑓 ф
𝑉𝑝 = = −
𝑒 𝑒 𝑒
ф
𝑉𝑝 + 𝑒
𝑒=ℎ
𝑓
(𝑒𝑉𝑝 ) + ф
=ℎ
𝑓
Dengan

𝐸
𝐸 = ℎ𝑓 ; f=

343 𝑥 10−21 𝐽
f Kuning = = 51,7657712043 x 1013 Hz
6,626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠

364 𝑥 10−21 𝐽
f Hijau = = 54,9351041352 x 1013 Hz
6,626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠

(1,6 𝑥 10−19 𝑥 0,060)+ 3,334 𝑥 10−19 𝐽


h Kuning = = 6,8167906423 x 10-34 J s
0,5031693329 𝑥 1015 𝐻𝑧

(1,6 𝑥 10−19 𝑥 0,056)+ 3,5504 𝑥 10−19 𝐽


h Hijau = = 6,7932176652 x 10-34 J s
0,5358285542 𝑥 1015 𝐻𝑧

2. Dengan Menggunakan Absorber

Intensitas Tegangan (V)

Kuning Hijau

I II III I II III

100 % 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

80 % 0.014 0.01 0.012 0,01 0,01 0,01

60 % 0.02 0.015 0.015 0.01 0.01 0.01

40 % 0.03 0.02 0.02 0.02 0.02 0.012

20 % 0.02 0.02 0.018 0.022 0.2 0.2

13 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


Intensitas ∑ 𝑉𝑝
𝑉𝑃 =
𝑛

Kuning Hijau

100 % 0,02 V 0.02 V


80 % 0.012 V 0,01 V
60 % 0.016 V 0.01 V
40 % 0.023 V 0.017 V
20 % 0.019 V 0.140 V

λ Kuning = 5789.7 x 10-10 m

λ Hijau = 5460.6 x 10-10 m

h = 6.626 x 10-34 J s

c = 3 x 108 m/s

e = 1.6 x 10-19 C

Dit. a. Energi Kinetik maksimum (Ek) setiap warna untuk absorbsi yang berbeda.

b. Energi Foton (E) setiap warna untuk absorbsi yang berbeda.

c. Fungsi Kerja (Փ) setiap warna untuk absorbsi yang berbeda.

d. Frekuensi ambang (υ0) setiap warna untuk absorbsi yang berbeda.

e. Ujilah Tetapan Planck (h) setiap warna untuk absorbsi yang berbeda berdasarkan

persamaan potensial penghenti yaitu :

𝐸𝑘
Vp =
𝑒

Jawab :

a. Menentukan Energi Kinetik maksimum (Ek)

Ek = eVp

● Untuk absorbsi 100 % :

14 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


Ek Kuning = 1.6 x 10-19 x 0,02 = 3,2 x 10-21 J

Ek Hijau = 1.6 x 10-19 x 0,02 = 3,2 x 10-21 J

● Untuk absorbsi 80 % :

Ek Kuning = 1.6 x 10-19 x 0.012 = 1,92 x 10-21 J

Ek Hijau = 1.6 x 10-19 x 0,01 = 1,6 x 10-21 J

● Untuk absorbsi 60 % :

Ek Kuning = 1.6 x 10-19 x 0.016 = 2.56 x 10-21 J

Ek Hijau = 1.6 x 10-19 x 0.01 = 1.6 x 10-21 J

● Untuk absorbsi 40 % :

Ek Kuning = 1.6 x 10-19 x 0.023 = 3.68 x 10-21 J

Ek Hijau = 1.6 x 10-19 x 0.017 = 2.72 x 10-21 J

● Untuk absorbsi 20 % :

Ek Kuning = 1.6 x 10-19 x 0.019 = 3.04 x 10-21 J

Ek Hijau = 1.6 x 10-19 x 0.140= 2.24 x 10-20 J

b. Menentukan Energi Foton (E)

ℎ𝑐
𝐸 = ℎ𝑓 =
𝜆
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠 𝑥 3 𝑥 10 8 𝑚/𝑠
E Kuning = = 0.00343 x 10-16 J = 343 x 10-21 J
5789.7 𝑥 10−10 𝑚

6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠 𝑥 3 𝑥 10 8 𝑚/𝑠


E Hijau = = 0.00364 x 10-16 J = 364 x 10-21 J
5460.6 𝑥 10−10 𝑚

c. Menentukan Fungsi Kerja (Փ)

Ek = E – Փ

Փ = E - Ek

15 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


● Untuk absorbsi 100 % :

Փ Kuning = 343 x 10-21 J – 3,2 x 10-21 J = 3.398 x 10-19 J

Փ Hijau = 364 x 10-21 J – 3.2 x 10-21 J = 3.398 x 10-19 J

● Untuk absorbsi 80 % :

Փ Kuning = 343 x 10-21 J – 1.92 x 10-21 J = 3.4108 x 10-19 J

Փ Hijau = 364 x 10-21 J – 1.6 x 10-21 J = 3.624 x 10-19 J

● Untuk absorbsi 60 % :

Փ Kuning = 343 x 10-21 J – 2.56 x 10-21 J = 3.4044 x 10-19 J

Փ Hijau = 364 x 10-21 J - 1.6 x 10-21 J = 3.624 x 10-19 J

● Untuk absorbsi 40 % :

Փ Kuning = 343 x 10-21 J – 3.68 x 10-21 J = 3.3932 x 10-19 J

Փ Hijau = 364 x 10-21 J – 2.72 x 10-21 J = 3.6128 x 10-19 J

● Untuk absorbsi 20 % :

Փ Kuning = 343 x 10-21 J – 3.04 x 10-21 J = 3.3996 x 10-19 J

Փ Hijau = 364 x 10-21 J – 2.24 x 10-19 J = 1.4 x 10-19 J

d. Menentukan Frekuensi Ambang (υ0)

Փ
υo =

● Untuk absorbsi 100 % :

3.398 𝑥 10−19 𝐽
υo Kuning = = 5.128282523 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠

3.398 𝑥 10−19 𝐽
υo Hijau = = 5.128282523 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠

● Untuk absorbsi 80 % :

16 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


3.4108 𝑥 10−19 𝐽
υo Kuning = = 5.147600362 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠

3.624 𝑥 10−19 𝐽
υo Hijau = = 5.469363115 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽𝑠

● Untuk absorbsi 60 % :

3.4044 𝑥 10−19 𝐽
υo Kuning = = 5.137941443 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽𝑠

3.624 𝑥 10−19 𝐽
υo Hijau = = 5.469363115 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠

● Untuk absorbsi 40 % :

3.3932 𝑥 10−19 𝐽
υo Kuning = = 5.121038334 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠

3.6128 𝑥 10−19 𝐽
υo Hijau = = 5.452460006 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠

● Untuk absorbsi 20 % :

3.3996 𝑥 10−19 𝐽
υo Kuning = = 5.130697253 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠

1.4 𝑥 10−19 𝐽
υo Hijau = = 2.112888621 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠

e. Menentukan Tetapan Planck (h)

𝐸𝑘 ℎ𝑓 ф
𝑉𝑝 = = −
𝑒 𝑒 𝑒
ф
𝑉𝑝 + 𝑒
𝑒=ℎ
𝑓
𝑉𝑝 + ф
=ℎ
𝑓
Dengan

𝐸
𝐸 = ℎ𝑓 ; f=

17 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


343 𝑥 10−21 𝐽
f Kuning = = 51.7657712 x 1013 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠

364 𝑥 10−21 𝐽
f Hijau = = 54.9351041 x 1013 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽𝑠

● Untuk absorbsi 100 % :

(1.6 𝑥 10−19 𝑥 0.010)+ 3.398 𝑥 10−19 𝐽


h Kuning = = 6.5 x 10-8 J s
5.128282523 𝑥 10−54 𝐻𝑧

(1.6 𝑥 10−19 𝑥 0.010)+ 3.398 𝑥 10−19 𝐽


h Hijau = = 6.594946693 x 10-8 J s
54.6936312 𝑥 1013 𝐻𝑧

● Untuk absorbsi 80 % :

(1.6 𝑥 10−19 𝑥 0.022)+ 3.4108 𝑥 10−19 𝐽


h Kuning = = 6.61978934 x 10-8 J s
51.2345306 𝑥 1013 𝐻𝑧

(1.6 𝑥 10−19 𝑥 0.010)+ 3.624 𝑥 10−19 𝐽


h Hijau = = 7.033574695 x 10-8 J s
54.6936312 𝑥 1013 𝐻𝑧

● Untuk absorbsi 60 % :

(1.6 𝑥 10−19 𝑥 0.020)+ 3.4044 𝑥 10−19 𝐽


h Kuning = = 6.607368017 x 10-8 J s
51.2828252 𝑥 1013 𝐻𝑧

(1.6 𝑥 10−19 𝑥 0.011)+ 3.624 𝑥 10−19 𝐽


h Hijau = = 7.033574695 x 10-8 J s
54.6694839 𝑥 1013 𝐻𝑧

● Untuk absorbsi 40 % :

(1.6 𝑥 10−19 𝑥 0.012)+ 3.3932 𝑥 10−19 𝐽


h Kuning = = 6.5856307 x 10-8 J s
51.4760036 𝑥 1013 𝐻𝑧

(1.6 𝑥 10−19 𝑥 0.010)+ 3.6128 𝑥 10−19 𝐽


h Hijau = = 7.011837378 x 10-8 J s
54.6936312 𝑥 1013 𝐻𝑧

● Untuk absorbsi 20 % :

(1.6 𝑥 10−19 𝑥 0.011)+ 3.3996 𝑥 10−19 𝐽


h Kuning = = 6.598052024 x 10-8 J s
51.5001509 𝑥 1013 𝐻𝑧

18 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


(1.6 𝑥 10−19 𝑥 0.008)+ 1.4 𝑥 10−19 𝐽
h Hijau = = 2.717164617 x 10-8 J
54.7419257 𝑥 1013 𝐻𝑧

G. TEORI KESALAHAN

ℎ − ℎ𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛
Tingkat Kesalahan = [ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 ] x 100 %
ℎ 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛

1. Tingkat kesalahan tanpa menggunakan Absorber

● Untuk h Kuning

(6.8167906423 𝑥 10−34 )− (6.626 𝑥 10−34 )


Tingkat Kesalahan = x 100 % = 2.87%
6.626 𝑥 10−34

● Untuk h Hijau

(6.7932176654 𝑥 10−34 )− (6.626 𝑥 10−34 )


Tingkat Kesalahan = x 100 % = 2.52%
6.626 𝑥 10−34

2. Tingkat kesalahan dengan menggunakan Absorber

a). Absorbsi 100 %

● Untuk h Kuning

(6.594946693 𝑥 10−8 )− (6.626 𝑥 10−34 )


Tingkat Kesalahan = x 100 % = 0.99 %
6.626 𝑥 10−34

● Untuk h Hijau

(6.594946693 𝑥 10−8 )− (6.626 𝑥 10−34 )


Tingkat Kesalahan = x 100 % = 0.99 %
6.626 𝑥 10−34

b). Absorbsi 80 %

● Untuk h Kuning

(6.61978934 𝑥 10−8 )− (6.626 𝑥 10−34 )


Tingkat Kesalahan = x 100 % = 0.99 %
6.626 𝑥 10−34

(7.033574695 𝑥 10−8 )− (6.626 𝑥 10−34 )


Tingkat Kesalahan = x 100 % = 1.03%
6.626 𝑥 10−34

19 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


c). Absorbsi 60 %

● Untuk h Kuning

(6.688399 𝑥 10−34 )− (6.626 𝑥 10−34 )


Tingkat Kesalahan = x 100 % = 0.94%
6.626 𝑥 10−34

● Untuk h Hijau

(6.658193 𝑥 10−34 )− (6.626 𝑥 10−34 )


Tingkat Kesalahan = x 100 % = 0.48%
6.626 𝑥 10−34

d). Absorbsi 40 %

● Untuk h Kuning

(6.663299 𝑥 10−34 )− (6.626 𝑥 10−34 )


Tingkat Kesalahan = x 100 % = 0.56%
6.626 𝑥 10−34

● Untuk h Hijau

(6.655254 𝑥 10−34 )− (6.626 𝑥 10−34 )


Tingkat Kesalahan = x 100 % = 0.44%
6.626 𝑥 10−34

e). Absorbsi 20 %

● Untuk h Kuning

(6.660175 𝑥 10−34 )− (6.626 𝑥 10−34 )


Tingkat Kesalahan = x 100 % = 0.51%
6.626 𝑥 10−34

● Untuk h Hijau

(6.649382 𝑥 10−34 )− (6.626 𝑥 10−34 )


Tingkat Kesalahan = x 100 % = 0.35%
6.626 𝑥 10−34

H. PEMBAHASAN

Efek fotolistrik merupakan proses perubahan sifat-sifat konduksi listrik di dalam


material karena pengaruh cahaya atau gelombang elektromagnetik lain. Efek ini
mengakibatkan terciptanya pasangan elektron dan hole di dalam semikonduktor, atau
pancaran elektron bebas dan ion yang tertinggal di dalam metal. Adapun alat dan
bahan yang kami gunakan dalam percobaan ini, seperti Filter cahaya, Lampu (sumber
cahaya), Sel foto, Multimeter, Lampu Senter, dan Lup. Filter cahaya yang kami

20 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


gunakan, adalah bermacam-macam warna. Ada Kuning dan Hijau, filter cahaya
berfungsi untuk mengubah warna lampu, atau dengan filter cahaya ini kita bisa
memvariasikan warna cahaya yang mengenai logam. Lampu (sumber cahaya)
berfungsi untuk mengalirkan electron dari logam, seperti cara kerjanya, nanti lampu
inilah yang menjadi sumber cahaya atau daya dari percobaan efek fotolistrik ini. Sel
foto dalam percobaan ini adalah logam yang nanti akan dikenai cahaya. Multimeter
dalam percobaan ini berfungsi untuk mengukur berapa arus listrik yang mengalir saat
sel foto dikenai cahaya. Karena percobaan ini dilakukan di ruang gelap (minim cahaya)
jadi praktik ini membutuhkan cahaya ekstra seperti Lampu senter.

Pada percobaan efek fotolistrik yang tidak menggunakan absorber, pengukuran


tegangan dengan menggunakan multimeter dilakukan tiga kali pemgukuran untuk tiap
warna (kuning, hijau, ungu). Untuk percobaan yang menggunakan absorber, tiap filter
cahaya (kuning, hijau, ungu) masing-masing menggunakan absorber (20%, 40%, 60%,
80%, 100%) dimana pengukuran tegangan untuk tiap warna dan absorber dilakukan
sebanyak tiga kali pengukuran. Didalam melakukan praktikum ini hendaknya kita
menggunakan multimeter yang mempunyai skala dibawah 1 DCV karena jika multi
meter yang digunakan mempunya skala yang dimulai dari 10 DCV maka jarum
penunjuk multimeter tidak akan bergerak, hal ini disebabkan karena jika skala DCV
yang kita gunakan semakin di perbesar maka jarum penunjuk multimeter akan semakin
turun ke titik nol.
Pernyataan diatas sesuai dengan teori efek foto listrik yang terdapat dalam buku
Kenneth Krane (Fisika Modern Hlm.97) yaitu Secara eksperimen, tegangan
perlambat terus diperbesar hingga pembacaan arus pada ammeter menurun ke nol.
Tegangan yang bersangkutan ini disebut potensial henti (stoping potensial). Dari
teori tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar tegangan penghambat yang kita
berikan pada ammeter maka jarum penunjuk pada ammeter akan semakin menurun ke
titik nol.
Berdasarkan teori diatas maka untuk skala multimeter kami menggunakan skala
0,5 DCV.
Dari pengolahan data praktikum efek fotolistrik maka diperoleh hasil sebagai

berikut:

21 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


❖ Tanpa Menggunakan Absorber

Filter Energi Kinetik Energi Fungsi Frekuensi

Maksimum (Ek ) Foton (E) Kerja (Փ) Ambang (υ0)

Kuning 7.04 x 10-21 J 343 x10-21 J 3.3596 x 10-19 J 0.5070329 x 1015 Hz

Hijau 8.64 x 10-21 J 364 x 10-21 J 3.5538 x 10-19 J 0.5363115 x 1015 Hz

Ungu 10.72 x 10-21 J 491 x 10-21 J 4.8028 x 10-19 J 0.72484153 x1015 Hz

Filter Tetapan Planck (h) Tingkat Kesalahan

Kuning 6.76484701 x 10-34 J s 2.09 %

Hijau 6.78710041 x 10-34 J s 2.43 %

Ungu 6.77389443 x 10-34 J s 2.23 %

Dilihat dari tabel tingkat kesalahan untuk percobaan efek fotolistrik tanpa
menggunakan absorber, dapat disimpulkan bahwa hasil yang kami peroleh dapat
dikatakan akurat karena tingkat kesalahannya hanya berkisar 2 %. Untuk tingkat
kesalahan dimulai dari 2.09 % - 2.43 %, ini disebabkan karena rendahnya
ketelitian multimeter analog dalam pembacaan skala yang berada diantara nilai
skala misalnya nilai skala diantara 1 dan 2 Sehingga untuk pembacaan skalanya
kami hanya bisa menebak nilai yang berada diantara 1 dan 2. (Kesalahan
Paralaks)

22 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


❖ Dengan Menggunakan Absorber

Intensitas Energi Kinetik Maksimum (Ek)

Kuning Hijau Ungu

100 % 1.6 x 10-21 J 1.6 x 10-21 J 1.376 x 10-21 J

80 % 3.52 x 10-21 J - -

60 % 3.2 x 10-21 J 1.76 x 10-21 J 1.76 x 10-21 J

40 % 1.92 x 10-21 J 1.6 x 10-21 J 1.92 x 10-21 J

20 % 1.76 x 10-21 J 1.28 x 10-21 J 1.44 x 10-21 J

Intensitas Fungsi Kerja (Փ)

Kuning Hijau Ungu

100 % 341.4 x 10-21 J 362.4 x 10-21 J 489.624 x 10-21 J

80 % 339.48 x 10-21 J - -

60 % 339.8 x 10-21 J 362.24 x 10-21 J 489.24 x 10-21 J

40 % 341.08 x 10-21 J 362.4 x 10-21 J 489.08x 10-21 J

20 % 341.24 x 10-21 J 362.72 x 10-21 J 489.56 x 10-21 J

Intensitas Frekuensi Ambang (υ0)

Kuning Hijau Ungu

23 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


100 % 51.5242982 x 1013 Hz 54.6936312 x 1013 Hz 73.8943556 x 1013 Hz

80 % 51.2345306 x 1013 Hz - -

60 % 51.2828252 x 1013 Hz 54.6694839 x 1013 Hz 73.8364021 x 1013 Hz

40 % 51.4760036 x 1013 Hz 54.6936312 x 1013 Hz 73.8122548 x 1013 Hz

20 % 51.5001509 x 1013 Hz 54.7419257 x 1013 Hz 73.8846966 x 1013 Hz

Intensitas Filter Tetapan Planck (h) Tingkat Kesalahan

100 % Kuning 6.657053 x 10-34 J s 0.468 %

Hijau 6.655254 x 10-34 J s 0.44 %

Ungu 6.644621 x 10-34 J s 0.28 %

80 % Kuning 6.694704 x 10-34 J s 1.03 %

Hijau - -

Ungu - -

60 % Kuning 6.688399 x 10-34 J s 0.94 %

Hijau 6.658193 x 10-34 J s 0.48 %

Ungu 6.649836 x 10-34 J s 0.35 %

40 % Kuning 6.663299 x 10-34 J s 0.56 %

Hijau 6.655254 x 10-34 J s 0.44 %

Ungu 6.652012 x 10-34 J s 0.39 %

20 % Kuning 6.660175 x 10-34 J s 0.51 %

Hijau 6.649382 x 10-34 J s 0.35 %

Ungu 6.64549 x 10-34 J s 0.29 %

24 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


Dilihat dari tabel tingkat kesalahan untuk percobaan efek fotolistrik dengan
menggunakan absorber, dapat disimpulkan bahwa hasil yang kami peroleh dapat
dikatakan akurat karena tingkat kesalahannya hanya berkisar dari 0 % - 1 %.
Untuk tingkat kesalahan dimulai 0.28 % - 1.03 %, ini juga disebabkan karena
rendahnya ketelitian multimeter analog dalam pembacaan skala yang berada
diantara nilai skala misalnya nilai skala diantara 1 dan 2, sehingga untuk
pembacaan skalanya kami hanya bisa menebak nilai yang berada diantara 1 dan
2. (Kesalahan Paralaks)

I. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Efek fotolistrik terjadi ketika seberkas cahaya yang menyinari permukaan
logam / plat (katoda) menyebabkan elektron terpental keluar. Ketika elektron
bergerak menuju anoda, pada rangkaian luar terjadi arus listrik. Eksperimen
terhadap efek fotolistrik, kita mengukur bagaimana laju dan energi kinetik
yang terpancar bergantung pada intensitas dan panjang gelombang sumber
cahaya.
2. Percobaan ini harus dilakukan dalam ruang hampa, agar elektron tidak
kehilangan energinya karena bertumbukan dengan molekul-molekul udara.
3. Tegangan yang muncul pada multimeter saat melakukan percobaan efek foto
listrik, merupakan tegangan penghenti yang dapat menghentikan proses efek
fotolistrik.
4. Nilai tetapan planck 6,626 × 10−34 𝐽𝑠 , serta nilai energi kinetik maksimum
bergantung pada panjang gelombang suatu filter cahaya.

25 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1


DAFTAR PUSTAKA

Tumangkeng. Jeane, 2014, Penuntun Praktikum Laboratorium Fisika I,


Jurusan Fisika: FMIPA UNIMA

Prisilia Meifi Mondigir, 2013, Laporan efek fotolistrik. Jurusan fisika: FMIPA
UNIMA

Sumual Stelly. 2016, Laporan efek fotolistrik. Jurusan fisika: FMIPA UNIMA

Krane Kenneth. 2006, Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia

Dewa Kadek Punarbawa, 2017, Laporan efek fotolistrik. Jurusan fisika:


FMIPA UNIMA

26 | Percobaan Efek Fotolistrik Laboratorium Fisika 1

Anda mungkin juga menyukai