Kelompok : 1 (Satu)
Jurusan : Fisika
A. TUJUAN PERCOBAAN :
- Menentukan fungsi kerja / work function sel foto (photo cell), nilai tetapan Planck dan
- Filter cahaya ( 100%, 80%, 60%, 40%, dan 20%) dan diafragma.
- Multimeter
- Lampu senter
C. DASAR TEORI :
1) Pada saat foton meninggalkan permukaan dinding rongga tidak menyebar dalam
ruang seperti gelombang tetapi tetap terkonsentrasi dalam ruang yang terbatas
yang sangat kecil.
4) Dalam proses efek fotolistrik energi foton diserap seluruhnya oleh elektron yang
berada di permukaan logam.
Pada tahun 1921 Albert Einstein memperoleh hadian Nobel untuk Fisika,
karena secara teoritis berhasil menerangkan gejala efek fotolistrik. Kesahihan
penafsiran Einstein mengenal fotolistrik diperkuat dengan telaah tentang emisi
termionik. Telah diketahui bahwa dengan adanya panas akan dapat meningkatkan
konduktivitas udara yang ada di sekelilingnya. Menjelang abad ke-19 ditemukan
emisi elektron dari benda panas. Emisi termionik memungkinkan bekerjanya piranti
seperti tabung televisi yang di dalamnya terdapat filamen logam atau katoda
berlapisan khusus yang pada temperatur tinggi mampu menyajikan arus elektron yang
rapat.
● Sel Surya
Untuk membangkitkan tenaga listrik dari cahaya matahari kita mengenal
istilah sel surya. Sel surya ini sebenarnya memanfaatkan konsep efek fotolistrik. Efek
ini akan muncul ketika cahaya tampak atau radiasi UV jatuh ke permukaan benda
Keunikan efek fotolistrik adalah ia hanya muncul ketika cahaya yang menerpa
memiliki frekuensi di atas nilai ambang tertentu. Di bawah nilai ambang tersebut,
tidak ada elektron yang terpancar keluar, tidak peduli seberapa banyak cahaya yang
menerpa benda. Frekuensi minimum yang kemunculan efek fotolistrik tergantung
pada jenis bahan yang disinari.
Ef = h υ . . . . . . . . . . . . . . . (1)
Փ
υo = . . . . . . . . . . . . . . . (2)
ℎ
Sehingga dapat dikatakan bila frekuensi foton lebih kecil daripada frekuensi
ambang logam, maka tidak akan terjadi pelepasan elektron dan jika lebih besar
frekuensi foton terhadap frekuensi ambang logamnya maka akan terjadi pelepasan
elektron, yang biasa disebut efek foto listrik atau gejala foto listrik.
Elektron yang lepas dari logam karena dikenai foton, akibat efek foto listrik
ini, disebut foto elektron, yang mempunyai tenaga kinetik sebesar
Ek = h υ - θ . . . . . . . . . . . . . . . (3)
Sistem peralatan untuk mempelajari efek foto listrik ditujukan pada gambar 1.
Dua elektroda dalam tabung hampa, dimana salah satunya adalah logam yang
disinari (sebuat sel foto). Antara kedua elektroda diberi beda potensial sebesar Vα
dengan baterai E1 dan E2, yang nilainya dapat divariasi dari Vα = - E1 sampai dengan
Vα = + E2 dengan suatu potensiometer. Arus foto elektron (Ie) dapat diukur dengan
mikro meter atau Galvanometer.
ℎ 𝜙
𝑉𝑜 = 𝜐−
𝑒 𝑒
Dari persamaan menunjukkan bahwa Vg merupakan fungsi 𝜐, sehingga
ℎ
pengukuran Vg untuk berbagai nilai 𝜐 memungkinkan untuk menentukan nilai dan
𝑒
𝜙
.
𝑒
𝐸𝑘 ℎ𝑓 ф
𝑉𝑝 = = −
𝑒 𝑒 𝑒
ф
𝑉𝑝 + 𝑒
𝑒=ℎ
𝑓
𝑉𝑝 + ф
=ℎ
𝑓
Dengan
𝐸
𝐸 = ℎ𝑓 =
ℎ
D. PROSEDUR PERCOBAAN
2. Mengatur lensa sehingga nampak spektrum warna (lampu yang di gunakan adalah
lampu gas Mercury), kemudian mengatur sel foto sehingga spektrum warna jatuh
3. Mengukur tegangan dengan menggunakan multimeter untuk setiap warna yang jatuh
4. Mengulangi Langkah 3 Hanya saja pada sel foto di beri filter kemudian mengukur
F. PENGOLAHAN DATA
h = 6.626 x 10-34 J s
c = 3 x 108 m/s
e = 1.6 x 10-19 C
𝐸𝑘
Vp =
𝑒
Jawab :
ℎ𝑐
𝐸 = ℎ𝑓 =
𝜆
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠 𝑥 3 𝑥 10 8 𝑚/𝑠
E Kuning = = 0.00343 x 10-16 J = 343 x 10-21 J
5789.7 𝑥 10−10 𝑚
Ek = E – Փ
Փ = E - Ek
Փ
υo =
ℎ
3,334 𝑥 10−19 𝐽
υo Kuning = = 0,5031693329 x 1015 Hz
6,626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠
3,5504 𝑥 10−19 𝐽
υo Hijau = = 0,5358285542 x 1015 Hz
6,626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠
𝐸𝑘 ℎ𝑓 ф
𝑉𝑝 = = −
𝑒 𝑒 𝑒
ф
𝑉𝑝 + 𝑒
𝑒=ℎ
𝑓
(𝑒𝑉𝑝 ) + ф
=ℎ
𝑓
Dengan
𝐸
𝐸 = ℎ𝑓 ; f=
ℎ
343 𝑥 10−21 𝐽
f Kuning = = 51,7657712043 x 1013 Hz
6,626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠
364 𝑥 10−21 𝐽
f Hijau = = 54,9351041352 x 1013 Hz
6,626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠
Kuning Hijau
I II III I II III
Kuning Hijau
h = 6.626 x 10-34 J s
c = 3 x 108 m/s
e = 1.6 x 10-19 C
Dit. a. Energi Kinetik maksimum (Ek) setiap warna untuk absorbsi yang berbeda.
e. Ujilah Tetapan Planck (h) setiap warna untuk absorbsi yang berbeda berdasarkan
𝐸𝑘
Vp =
𝑒
Jawab :
Ek = eVp
● Untuk absorbsi 80 % :
● Untuk absorbsi 60 % :
● Untuk absorbsi 40 % :
● Untuk absorbsi 20 % :
ℎ𝑐
𝐸 = ℎ𝑓 =
𝜆
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠 𝑥 3 𝑥 10 8 𝑚/𝑠
E Kuning = = 0.00343 x 10-16 J = 343 x 10-21 J
5789.7 𝑥 10−10 𝑚
Ek = E – Փ
Փ = E - Ek
● Untuk absorbsi 80 % :
● Untuk absorbsi 60 % :
● Untuk absorbsi 40 % :
● Untuk absorbsi 20 % :
Փ
υo =
ℎ
3.398 𝑥 10−19 𝐽
υo Kuning = = 5.128282523 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠
3.398 𝑥 10−19 𝐽
υo Hijau = = 5.128282523 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠
● Untuk absorbsi 80 % :
3.624 𝑥 10−19 𝐽
υo Hijau = = 5.469363115 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽𝑠
● Untuk absorbsi 60 % :
3.4044 𝑥 10−19 𝐽
υo Kuning = = 5.137941443 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽𝑠
3.624 𝑥 10−19 𝐽
υo Hijau = = 5.469363115 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠
● Untuk absorbsi 40 % :
3.3932 𝑥 10−19 𝐽
υo Kuning = = 5.121038334 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠
3.6128 𝑥 10−19 𝐽
υo Hijau = = 5.452460006 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠
● Untuk absorbsi 20 % :
3.3996 𝑥 10−19 𝐽
υo Kuning = = 5.130697253 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠
1.4 𝑥 10−19 𝐽
υo Hijau = = 2.112888621 x 10-54 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽 𝑠
𝐸𝑘 ℎ𝑓 ф
𝑉𝑝 = = −
𝑒 𝑒 𝑒
ф
𝑉𝑝 + 𝑒
𝑒=ℎ
𝑓
𝑉𝑝 + ф
=ℎ
𝑓
Dengan
𝐸
𝐸 = ℎ𝑓 ; f=
ℎ
364 𝑥 10−21 𝐽
f Hijau = = 54.9351041 x 1013 Hz
6.626 𝑥 10−34 𝐽𝑠
● Untuk absorbsi 80 % :
● Untuk absorbsi 60 % :
● Untuk absorbsi 40 % :
● Untuk absorbsi 20 % :
G. TEORI KESALAHAN
ℎ − ℎ𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛
Tingkat Kesalahan = [ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 ] x 100 %
ℎ 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛
● Untuk h Kuning
● Untuk h Hijau
● Untuk h Kuning
● Untuk h Hijau
b). Absorbsi 80 %
● Untuk h Kuning
● Untuk h Kuning
● Untuk h Hijau
d). Absorbsi 40 %
● Untuk h Kuning
● Untuk h Hijau
e). Absorbsi 20 %
● Untuk h Kuning
● Untuk h Hijau
H. PEMBAHASAN
berikut:
Dilihat dari tabel tingkat kesalahan untuk percobaan efek fotolistrik tanpa
menggunakan absorber, dapat disimpulkan bahwa hasil yang kami peroleh dapat
dikatakan akurat karena tingkat kesalahannya hanya berkisar 2 %. Untuk tingkat
kesalahan dimulai dari 2.09 % - 2.43 %, ini disebabkan karena rendahnya
ketelitian multimeter analog dalam pembacaan skala yang berada diantara nilai
skala misalnya nilai skala diantara 1 dan 2 Sehingga untuk pembacaan skalanya
kami hanya bisa menebak nilai yang berada diantara 1 dan 2. (Kesalahan
Paralaks)
80 % 3.52 x 10-21 J - -
80 % 339.48 x 10-21 J - -
80 % 51.2345306 x 1013 Hz - -
Hijau - -
Ungu - -
I. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Efek fotolistrik terjadi ketika seberkas cahaya yang menyinari permukaan
logam / plat (katoda) menyebabkan elektron terpental keluar. Ketika elektron
bergerak menuju anoda, pada rangkaian luar terjadi arus listrik. Eksperimen
terhadap efek fotolistrik, kita mengukur bagaimana laju dan energi kinetik
yang terpancar bergantung pada intensitas dan panjang gelombang sumber
cahaya.
2. Percobaan ini harus dilakukan dalam ruang hampa, agar elektron tidak
kehilangan energinya karena bertumbukan dengan molekul-molekul udara.
3. Tegangan yang muncul pada multimeter saat melakukan percobaan efek foto
listrik, merupakan tegangan penghenti yang dapat menghentikan proses efek
fotolistrik.
4. Nilai tetapan planck 6,626 × 10−34 𝐽𝑠 , serta nilai energi kinetik maksimum
bergantung pada panjang gelombang suatu filter cahaya.
Prisilia Meifi Mondigir, 2013, Laporan efek fotolistrik. Jurusan fisika: FMIPA
UNIMA
Sumual Stelly. 2016, Laporan efek fotolistrik. Jurusan fisika: FMIPA UNIMA