Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH PENGANTAR FISIKA KUANTUM

EFEK FOTOLISTRIK

OLEH:

NAMA : JESICA MIRNA APRILIA

NIM :16119010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah
1. Jelaskan sejarah efek fotolistrik?
2. Apa saja aplikasi efek fotolistrik dalam kehidupan sehari-hari?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Efek Fotolistrik


Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya electron logam akibat disinari cahaya. Pada
tahun 1886, Heinrich Hertz melakukan eksperimen untuk membuktikan gelombang
elektromagnetik yang dipredeksi oleh Maxwell. Heinrich Hertz menemukan bahwa suatu
partikel akan diemisikan dari suatu permukaan logam, ketika logam disinari oleh cahaya.
Teori efek fotolistrik yang benar di kemukan oleh Einstein pada tahun 1905. Teori ini
digagaskan oleh Plank mengenai kuantum energy, hanya saja Einstein mengansumsikan
bahwa yang digunakan oleh planck dalam radiasi benda hitam merupakan sifat dasar cahaya.
Cahaya tersebut harus memiliki frekuensi melebihi frekuensi ambang dari logam
tersebut. Efek foto listrik ini tidak bergantung pada intensitas cahaya yang
ditembakan seperti pandangan mekanika klasik tetapi hanya bergantung pada frekuensinya
saja. Walaupun cahaya lemah ditembakan tetapi memiliki frekuensi yang melebihi
frekuensi ambang ternyata ada electron yang dipancarkan. Dimana sebuah logam
ketika diberi cahaya akan melepaskan electron,yang akan menghasilkan arus listrik. Semakin
tinggi intensitas cahaya yang diberikan maka akan semakin besar arus yang terdeteksi. Tetapi
ketika suatu jenis logam bila disinari dengan frekuensi yang lebih besar akan melepaskan
electron sehingga terdeteksi arus listrik, walaupun intensitas yang diberikan sangat kecil.
Sebaliknya berapapun besar intensitas yang dikenakan pada suatu jenis logam, jika
frekuensinya lebih kecil maka tidak akan dapat menjelaskan electron dari logam tersebut.
Peristiwa pelepas electron oleh radiasi tersebut adalah efek fotolistrik.

B. Aplikasi Efek Fotolistrik dalam kehidupan sehari- hari.

Aplikasi paling populer di kalangan akademis adalah tabung foto-pengganda


(photomultiplier tube). Dengan menggunakan tabung ini hampir semua spectrum radiasi
elektromagnetik dapat diamati. Tabung ini memiliki efisiensi yang sangat tinggi, bahkan
ia sanggup mendeteksi foton tunggal sekalipun. Dengan menggunakan tabung ini,
kelompok peneliti Superkamiokande di Jepang berhasil menyelidiki massa neutrino yang
akhirnya dianugrahi hadiah Nobel pada tahun 2002. Di samping itu efek fotolistrik
eksternal juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan spektroskopi melalui
peralatan yang bernama photoelectron, spectroscopy atau PES. Efek fotolistrik
internal memiliki aplikasi yang lebih menyentuh masyarakat. Ambil contoh
foto-diode atau foto-transistor yang bermanfaat sebagai sensor cahaya
berkecepatan tinggi. Bahkan, dalam komunikasi serat optik transmisi sebesar
40 Gigabit perdetik yang setara dengan pulsa cahaya sepanjang 10 pikodetik
(10-11 detik) masih dapat dibaca oleh sebuah foto-diode. Foto –transistor yang sangat
kita kenal manfaatnya dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik
melalui efek fotolistrik internal. Sebuah semikonduktor yang disinari dengan cahaya
tampak akan memisahkan elektron dan hole. Kelebihan elektron di satu sisi yang disertai
dengan kelebihan hole di sisi lain akan menimbulkan beda potensial yang jika dialirkan
menuju beban akan menghasilkan arus listrik. Akhir-akhir ini kita dibanjiri oleh
produk-produk elektronik yang dilengkapi dengan kamera CCD ( charge coupled
device ). Sebut saja kamera pada ponsel, Kamera digital dengan resolusi hingga 12
Megapiksel, atau pemindai kode-batang barcode) yang dipakai diseluruh supermarket,
kesemuanya memanfaatkan efek fotolistrik internal dalam mengubah citra yang
dikehendaki menjadi data-data elektronik yang selanjutnya dapat diproses oleh
komputer.

Jadi, tanpa kita sadari kita telah memanfaatkan efek fotolistrik baik internal
maupun eksternal dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai