Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“Gejala kuantum yang mencakup sifat radiasi hitam, efek compton, dan sinar
x dalam kehidupan sehari-hari”

OLEH :

KELOMPOK 1

XII MIPA 3

SMAN 1 TIBAWA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Gejala kuantum yang mencakup
sifat radiasi hitam, efek compton, dan sinar x dalam kehidupan sehari-hari".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
Pengertian Radiasi Benda Hitam dan Contohnya

Menurut buku Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas XI Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam, Dudi Indrajit, (2007:176), pengertian
radiasi benda hitam adalah suatu sistem yang dapat menyerap semua radiasi kalor yang
mengenai benda atau sistem.
Pada prinsipnya, semakin tinggi temperatur suatu benda, energi kalor yang dipancarkan semakin
besar pula. Dalam hal ini, energi kalor dan intensitas radiasi termal (panas) sangat bergantung
pada bentuk, kondisi dan permukaan yang dimiliki benda.
Lebih lanjut, agar semakin memahami terkait konsep radiasi tersebut, berikut adlaah contoh
radiasi benda hitam di kehidupan sehari-hari yang dapat diketahui.

1. Alat Pemanas Listrik

Pemanas listrik termasuk contoh konsep radiasi benda hitam yang mudah ditemui. Alat ini dapat
memancarkan sinar inframerah. Sehingga radiasi terjadi apabila panas yang ditimbulkan oleh
gerak muatan partikel listrik di dalam atom dikonversi menjadi gelombang elektromagnetik.

2. Panel Surya

Dalam sistem pembangkit listrik, panel surya berperan penting untuk mengubah energi panas
yang telah diserap menjadi listrik. Bagian ini terbuat dari logam berongga dan diberi lapisan
warna hitam dengan panel yang berasal dari bahan kaca.
Panas radiasi dari matahari diserap oleh permukaan hitam, kemudian disalurkan secara induksi
melalui logam. Sirkulasi dalam wadah logam akan menghantarkan panas dan dimanfaatkan oleh
sistem.
3. Termos
Terdapat lapisan perak pada bagian termos, yang berfungsi untuk melindungi termos dari
perpindahan kalor radiasi. Lapisan tersebut dapat menjaga suhu pada termos tetap hangat karena
pantulan energi yang dihasilkan di dalamnya.

4. Efek rumah kaca

Penyebab global warming (pemanasan global) salah satunya yaitu efek rumah kaca. Panas
matahari menghasilkan radiasi ke bumi dan kembali dipantulkan. Sehingga terjadi penyerapan
oleh gas atmosfer. Radiasi pada atmosfer inilah yang mengakibatkan peningkatan suhu bumi
menjadi semakin panas.

4. Pakaian Hitam

Pakaian hitam cenderung lebih mudah menyerap panas. Oleh karena itu, apabila mengenakan
baju hitam saat keadaan terik siang hari, maka akan terasa panas.
5. Kendi

Kendi adalah tempat yang digunakan untuk menampung sejumlah air. Benda ini pada umumnya
berasal dari bahan tanah liat.
Karena adanya pori-pori kecil di dalamnya, dapat menjadikan air yang tersimpan dalam kendi
lebih dingin, dibandingkan yang terdapat dalam teko. Pada kondisi tersebut, kalor yang
dibutuhkan untuk penguapan air diambil dari kendi, sehingga tidak terjadi proses radiasi
mengarah keluar.

Pengertian Efek Fotolistrik

Efek fotolistrik adalah gejala terlepasnya elektron pada permukaan logam karena
menyerap radiasi gelombang elektromagnetik. Adapun ilustrasi efek fotolistrik bisa kamu
lihat pada gambar berikut.

Dari gambar di atas terlihat bahwa, saat atom-atom pada logam menyerap radiasi foton dari
gelombang elektromagnetik, sebagian elektron di dalam atom akan terlepas.

Semakin besar intensitas penyinarannya, semakin banyak elektron yang akan terlepas. Nah,
ternyata elektron-elektron yang terlepas dari permukaan logam ini bisa menghasilkan arus listrik.

Hal itu bisa dibuktikan dengan menghubungkannya pada sistem rangkaian listrik tertutup.
Semakin besar intensitas radiasi fotonnya, semakin besar kuat arus yang terukur pada
amperemeter

Sejarah Penemuan Efek Fotolistrik

Sejarah penemuan efek fotolistrik diawali oleh penelitian seorang Fisikawan Jerman, yaitu
Heinrich Hertz dengan set up penelitian seperti berikut.

Kala itu, Hertz mengamati bahwa ketika elektroda logam dikenai radiasi sinar ultraviolet, jumlah
elektron di dalamnya mengalami penurunan secara signifikan.

Namun, Hertz belum bisa menjelaskan secara rinci tentang penyebab terlepasnya elektron pada
elektroda logam tersebut.
Barulah pada tahun 1902, ilmuwan Fisika lain, yaitu Lenard mengungkapnya beberapa fakta
terkait fenomena terlepasnya elektron dari elektroda logam. Adapun fakta-fakta yang
diungkapnya Lenard adalah sebagai berikut.

1. Elektron akan terlepas dari logam jika dikenai foton yang frekuensinya di atas ambang batas
frekuensi elektron tersebut. Berapapun intensitas radiasinya, jika frekuensinya lebih besar dari
frekuensi ambang batas elektron, maka elektron akan terlepas. Sebaliknya, berapapun
intensitas radiasinya, jika frekuensi fotonnya lebih kecil dari frekuensi ambang batang
elektron, maka elektron tidak akan terlepas.
2. Besar kecilnya energi kinetik yang dihasilkan oleh elektron saat lepas dari permukaan logam
dipengaruhi sepenuhnya oleh frekuensi foton.
3. Intensitas radiasi foton hanya mempengaruhi banyak sedikitnya elektron yang terlepas dari
permukaan logam dengan syarat frekuensinya terpenuhi. Semakin besar intensitas radiasinya,
semakin banyak elektron yang akan lepas. Sebaliknya, semakin kecil intensitas radiasinya,
semakin sedikit elektron yang akan terlepas.

Rumusan Efek Fotolistrik oleh Einstein

Pada tahun 1905, Albert Einstein mampu menyempurnakan fakta-fakta Lenard tentang fenomena
efek fotolistrik. Poin utama yang ditekankan Einstein terkait fenomena efek fotolistrik tersebut
adalah sebagai berikut.

1. Radiasi gelombang elektromagnetik membawa paket-paket energi dalam bentuk foton.


Besarnya energi foton sebanding dengan frekuensinya. Itu artinya, energi foton tidak
dipengaruhi oleh intensitas radiasinya.
2. Besarnya energi kinetik yang dihasilkan oleh elektron sebandingan dengan selisih energi foton
dan fungsi kerja atau energi ambang logam.

Secara matematis, rumus energi kinetik elektron dinyatakan sebagai berikut.

Keterangan Rumus

Ekmaks = energi kinetik maksimum elektron (J)

h = tetapan Planck (6,6 × 10-34 J.s)

f = frekuensi foton (Hz)

f0 = frekuensi ambang batas logam (Hz)

Penerapan Efek Fotolistrik dalam Kehidupan Sehari-Hari


Fenomena efek fotolistrik ini ternyata bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
pada peralatan kelistrikan seperti berikut.

Kalkulator

Hayo, siapa di antara Quipperian yang terbiasa menggunakan alat bantu kalkulator? Tahukah
kamu jika prinsip kerja kalkulator itu memanfaatkan efek fotolistrik, lho. Di dalam kalkulator
terdapat sel-sel fotolistrik. Saat terkena cahaya, elektron di dalam sel fotolistrik tersebut akan
terlepas menghasilkan energi listrik. Nah, energi listrik inilah yang bisa menyalakan kalkulator.

Pemindai Batang (Barcode)

Saat berbelanja di supermarket, pasti Quipperian akan melihat penggunaan mesin barcode di
bagian kasir. Untuk menentukan harga barang yang kamu beli, biasanya kasir akan melakukan
pemindaian kode batang, sehingga harga barangnya akan muncul di bagian layar.

Di balik penggunaan mesin barcode tersebut, ternyata ada peran efek fotolistrik lho. Di dalam
alat tersebut, hasil citra pemindaian akan diubah menjadi data-data elektronik melalui fenomena
efek fotolistrik.

Lampu LED

Lampu LED termasuk salah satu perangkat fotonik, yaitu perangkat yang cara kerjanya
memanfaatkan radiasi foton. Itulah mengapa, lampu LED ini bersifat lebih hemat listrik daripada
lampu-lampu lain.

EFEK COMPTON

Efek Compton adalah salah satu fenomena fisika yang menjadi landasan mekanika kuantum.
Apa yang dimaksud dengan efek Compton? Untuk mengetahuinya, berikut adalah penjelasan
tentang efek Compton!

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, efek Compton atau hamburan Compton adalah
peningkatan panjang gelombang sinar-x dan radiasi elektromagnetik energik lainnya setelah
terhambur secara elastis oleh elektron.
Efek Compton ditemukan oleh seorang fisikawan asal Amerika bernama Arthur Holly Compton
pada tahun 1922. Kala itu Compton sedang mempelajari tentang bagaimana sinar-x tersebar jika
mengenai beberapa bahan.

Samuel J. Ling, dkk dalam buku berjudul University Physics Volume 3 (2019) menyebutkan
bahwa fisika klasik memprediksi bahwa panjang gelombang radiasi yang dihamburkan akan
sama dengan panjang gelombang radiasi datang (sebelum terhambur).

Artinya, panjang gelombang hasil tabrakan sinar x dan suatu materi akan konstan menurut fisika
klasik.

Dilansir dari HyperPhysics Concepts, Compton kemudian mengamati hamburan sinar-x yang
dihasilkan akibat tabrakan dengan elektron dalam target karbon.

Namun, ternyata Compton menemukan bahwa radiasi yang dihamburkan memiliki panjang
gelombang yang lebih besar. Hal tersebut jelas bertentangan dengan fisika klasik.

Sehingga, Compton menggunakan fisika kuantum untuk menjelaskan efek hamburan tersebut.
Compton melakukan pendekatan dualisme gelombang elektromagnetik yang diusulkan oleh
Einstein untuk menjelaskan bagaimana penemuannya terjadi

Compton melihat sinar-x tidak sebagai gelombang, melainkan sebagai partikel. Di mana sinar-x
terbentuk dari paket-paket energi atau yang disebut dengan foton.

Dilansir dari Thought Co, sebuah foton energi tinggi dari sinar-x bertabrakan dengan target yang
memiliki elektron terikat longgar di kulit terluarnya.

Tabrakan tersebut bersifat inelastis, menghamburkan elektron dalam sudut psi (Φ) dan
menghamburkan foton dalam sudut teta (θ). Ketika tabrakan terjadi, foton sinar-x memberikan
energi kinetik dan momentumnya pada elektron.

Persamaan efek Compton

Sehingga, foton terhambur memiliki energi yang lebih rendah dengan panjang gelombang yang
lebih panjang. Panjang gelombang tersebut dirumuskan dalam persamaan:

λf - λi = Δλ = h/(me x c)(1 - cos ?θ)

Dengan,

λf: panjang gelombang hamburan foton

λi: panjang gelombang awal foton

h: konstanta Planck (6,626 x 10^-34 Js)


me: massa electron

c: kecepatan radiasi elektromagnetik (3 x 10^8 m/s

Panjang gelombang Compton

Lalu, berapa panjang gelombang Compton? Yang disebut sebagai panjang gelombang Compton
adalah nilai perbandingan konstanta planck dengan energinya (h/me x c). Sehingga, panjang
gelombang compton memiliki nilai 2,426 x 10^-12 m.

Nilai tersebut berlaku bagi elektron. Adapun partikel yang berbebeda dapat memiliki panjang
gelombang Compton yang berbeda pula.

Sehingga, secara garis besar efek Compton menunjukkan bahwa terhamburnya foton radiasi
elektromagnetik dapat menghamburkan elektron dan juga membelokan foton dengan panjang
gelombang yang lebih besar.

Efek Compton dalam kehidupan sehari-hari:

1. Nuklir Compton Telescope (NCT) adalah eksperimen balloon-borne untuk mendeteksi sinar
gamma dari sumber astrofisika seperti supernova, pulsar, AGN, dan lain-lain. Teleskop ini
diluncurkan dengan balon ketinggian tinggi ke ketinggian mengambang sekitar 40km.

2. Teleskop Compton menggunakan sebuah array-12-3D kadar tinggi Germanium Detektor


spektral resolusi untuk mendeteksi sinar gamma. Pada bagian bawahnya setengah detektor
dikelilingi oleh Bismuth germanate sintilator untuk melindungi dari sinar gamma atmosfer.
Teleskop memiliki medan pandang (FOV) dari 25% dari langit.

3. Dua prototipe detektor berhasil diuji dan diterbangkan pada tanggal 1 Juni 2005 dari Scientific
Balloon Flight Facility, Fort Sumner, New Mexico.

4. Pada tanggal 19 Mei 2009, instrumen penuh berhasil diluncurkan dari Fort Sumner di New
Mexico dan mampu mengamati kepiting pulsar. Sayangnya itu gagal untuk memulai pada bulan
April 2010 di Alice Springs, Australia, ketika balon pecah menambatkan untuk derek di angin
tinggi.
Sinar x merupakan suatu gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang
cenderung sangat pendek, akan tetapi memiliki energi yang sangat besar. Sinar-X
juga mempunyai daya tembus yang sangat tinggi. Nah selain itu sinar-X juga memiliki
kemampuan mengionisasi atom dari materi yang dilewati, selanjutnya menjadikan sebagai
salah satu bentuk radiasi elektromagnetik.

Manfaat Sinar x

Bidang Kesehatan

1. Melihat bagian dalam tubuh tanpa harus melakukan pembedahan


2. Menemukan lokasi benda yang tidak sengaja tertelan
3. Memantau suatu jenis penyakit, misalnya penyumbatan pembuluh darah, kanker tulang,
kerusakan gigi dan lain-lain

Bidang Perindustrian

1. Mendeteksi kerusakan mikroskopis pada komponen mesin industri


2. Memantau kualitas produk yang dihasilkan oleh sebuah industry

Bidang Riset dan Ilmu Pendidikan

1. Sinar-X bisa digunakan untuk mempelajari struktur yang terdapat pada sebuah senyawa.
Salah satu contohnya untuk memeriksa struktur Kristal

Bidang Keamanan

1. Mendeteksi benda keras seperti senjata tajam atau bahan peledak

Bidang Pertanian

1. Menciptakan bibit unggul yang berkualitas dengan menyebabkan mutasi sel, sampai sifat
yang diinginkan didapatkan

Anda mungkin juga menyukai