Nama:
Mohd Rendy Samudra 2103126259
Kelompok:
Laelatul Khasanah 2103135706
Shintya Gehasi Fernanda Simbolon 2103134788
Kelas:
Fisika C
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Riau
Pekanbaru
2023
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam fisik modern efek fotolistrik merupakan salah satu pokokbahasan yang
mempunyai kedudukan istimewa karena interpretasimekanisme terjadinya peristiwa ini
telah mengantarkan fisik padatahapan baru yang melahirkan fisik tubuh.Efek
fotolistrikadalahPengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam)
ketikaterlindungi, dan menyerap radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak
danradiasi ultraviolet) yang berada di atas batas pagar ketergantungan padajenis
permukaan. Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi daribeberapa elektron
volt sampai lebih dari 1 MeV unsur yang bernomoratomnya tinggi. Studi efek fotolistrik
menyebabkan langkah-langkahpenting dalam memahami sifat-sifat cahaya, elektron
danmempengaruhi pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel.
Meskipun sifat gelombang cahaya telah berhasil diterapkansekitar akhir abad ke-
19, ada beberapa percobaan dengan cahaya danlistrik yang sukar dapat diterangkan
dengan sifat gelombang cahaya itu.Pada tahun 1888 Hallwachs mengamati bahwa suatu
keping itu mula-mulapositif, maka tidak terjadi kehilangan muatan. Diamatinya pula
bahwasuatu keping yang netral akan memperoleh muatan positif apabila
disinari.Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengamatan-pengamatan di atas
adalahbahwa cahaya ultraviolet mendesak keluar 2 muatan listrik negatif
daripermukaan keping logam yang netral. Gejala ini dikenal sebagai efekfotolistrik.
Dalam hal ini terdapat terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi fotolistrik ini
yaitu :
• Faktor yang mempengaruhi keluar atau tidaknya elektron adalah frekuensi dari
cahaya dan jenis logam yang dipakai.
• Frekuensi cahaya mempengaruhi energi kinetik dari elektron oleh karena itu,
seberapa cepatnya elektron bergerak setelah keluar dari logam ditentukan oleh
frekuensi cahaya
• Banyak atau tidaknya elektron yang keluar ditentukan oleh besarnya intensitas
cahaya yang diberikan.
III. METODE
Metode Eksperimen ini menggunakan salah satu virtual lab yang bernama
Physics Education Technology (phET).
3.1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan efek fotolistrik ini
antara lain sebagai berikut:
3.1.1. Tabung vakum.
3.1.2. Logam.
3.1.3. Rangkaian eksternal.
3.1.4. Sumber cahaya.
4.2. Perhitungan
1. Natrium, Seng, Tembaga, Platinum, Kalsium
Diketahui :
Intensitas = 40%
Panjang Gelombang = 300nm = 3×10-7 m
Fungsi Kerja(W0) = 4×10-19 J
Konstanta Planck (h) = 6,626×10-34 Js
Penyelesaian :
Mencari Energi Foton
E= h f
𝑐
=hλ
3×10^8
= 6,626×10-34 Js
3×10^−7
-19
= 6,626×10 J
Mencari Energi Kinetik Maksimum
Ekm = E – W0
= 6,626×10-19 J - 4×10-19 J
= 2,626×10-19 J
Mencari Momentum
ℎ
P=λ
6,626×10−34 Js
=
3×10−7 m
= 2,208×10-27 kg m/s
Diketahui :
Intensitas = 80%
Panjang Gelombang = 390nm = 3,9×10-7 m
Fungsi Kerja(W0) = 4×10-19 J
Konstanta Planck (h) = 6,626×10-34 Js
Penyelesaian :
= 8,6138×10-19 J
= 1,6989×10-27 kg m/s
V. PEMBAHASAN
Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya
logam) ketika permukaan itu dikenai dan menyerap radiasi elektromagnetik (seperti
cahaya tampak dan radiasi ultraungu) yang berada di atas frekuensi ambang tergantung
pada jenis permukaan. Elektron yang dipancarkan dengan cara ini disebut fotoelektron.
Fenomena ini dipelajari dalam fisika benda terkondensasi, dan keadaan padat dan kimia
kuantum untuk menarik kesimpulan tentang sifat-sifat atom, molekul, dan padatan.
Efeknya telah menemukan penggunaan dalam perangkat elektronik yang dikhususkan
untuk deteksi cahaya dan emisi elektron dengan waktu yang tepat.Istilah lama untuk
efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi). Hertz mengamati
dan kemudian menunjukkan bahwa elektrode diterangi dengan sinar ultraviolet
menciptakan bunga api listrik lebih mudah. Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan
energi dari beberapa elektronvolt sampai lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya
tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan langkah-langkah penting dalam memahami
sifat kuantum cahaya, elektron dan memengaruhi pembentukan konsep dualitas
gelombang-partikel. Fenomena cahaya yang memengaruhi gerakan muatan listrik ini
termasuk efek fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau
fotoresistivitas), efek fotovoltaik, dan efek fotoelektrokimia.
Percobaan yang dilakukan pada eksperimen efek fotolistrik (h/c) menunjukkan
bahwa cahaya polikromatik yaitu cahaya yang terdiri dari beberapa spektrum warna
cahaya yang memiliki frekuensi dan panjang gelombang yang berfariasi, mengalami
perubahan menjadi cahaya monokromatik yang terdiri dari satu spektrum warna cahaya
saja Cahaya monokromatik yang terpancang memiliki panjang gelombang dan
frekuensi yang berfariasi tergantung jenis warna dari spektrum cahayanya. Spektrum
cahaya yang tampak ditinjau pengaruhnya terhadap energi foton yang mengenai suatu
elektron pada material logam yang mempengaruhi terjadinya muatan baru yaitu beda
potensial yang dipengaruhi oleh pelepasan beberapa elektron pada logam.
Pengaruh filter transmisi (jumlah foton) terhadap potensial penghenti pada
percobaan pertama menggunakan beberapa warna dari spektrum cahaya diantaranya
yaitu warna kuning, hijau, biru, dan ungu besar harga filter transmisi yang digunakan
berfariasi, mulai dari 20%,40%,60%.80% dan 100%. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa semakin besar fariasi transmisi yang digunakan mempengaruhi
besar dari potensial penghenti pada masing-masing warna cahaya. Perbandingan nialai
potensial penghenti pada penggunaan filter transmisi bergantung juga pada warna dari
spektrum cahayanya, yaitu warna kuning memiliki nilai potensial penghenti lebih kecil
dari warna hijau, hijau, ungu dan biru dengan kakta lain semakin menuju warna biru
pengaruh filter transmisi terhadap potensial penghenti semakin besar.
Perbandingan nilai ketetapan planck (h) pada referensi dan percobaan
menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh melalui percobaan dibandingkan dengan
hasil yang diperoleh dari referensi relatif berbanding sama. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa pada spektrum cahaya masing-masing memiliki besar frekuensi
dan panjang gelombang yang berbeda. Semakin besar nilai frekuensi dari spektrum
warna cahaya maka panjang gelombangnya berbanding terbalik yaitu semakin kecil.
Hal ini menjadi faktor besaran energi, pootensial penghenti yang nantinya akan
ditimbulkan.
3. Bagaimana kurva arus terhadap tegangaan untuk satu garis spektral pada tiga
intensitas berbeda untuk logam kedua? Bagaimana perbedaan antara kurva satu
sama lain ?
Jawab:
Sedangkan pada percobaan selanjutnya, menggunakan bahan Zinc, Copper,
Platinum, dan Calcium dengan tegangan dan panjang gelombang yang sama yaitu
4.00 V dan 436 nm serta intensitas yang berbeda, maka partikel elektron dan arus
tidak ada pada panjang gelombang yang telah ditentukan.
3. Bagaimana kurva arus terhadap tegangan untuk tiga garis spektral pada intensitas
konstan? Dengan kata lain, bagaimana perbedaan kurva satu sama lain?
Jawab:
Semakin besar panjang gelombang yang dihasilkan maka partikel elektron akan
semakin melambat bergerak menuju anoda. Sedangkan semakin kecil panjang
gelombang yang dihasilkan, maka partikel elektron akan semakin melaju menuju
anoda serta arus yang lebih besar.
Wo = hv – eV
ℎ𝑐
Wo =
λe
21,061×10^−34
= 3,178
6,626 ×10^−34
8. Menurut anda apa yang dapat menyebabkan perbedaan ( jika ada ) antara nikai h
perhitungan dan nilai yang diterima ?
Jawab:
Penyebab dari adanya perbedaan yaitu kurangnya ketelitian dalam menghitung nilai
konstanta planck dalam mengoperasikan aplikasi web phet sehingga nilai yang
dihasilkan berbeda jauh serta kurang telitinya dari pratikan.
9. Dari hasil perhitungan nilai fungsi kerja logam target, bandingkan dengan referensi.
Berapa persen perbedaannya?
Jawab:
Intensitas cahaya berpengaruh terhadap arus yang menghasilkan partikel
electron dari katoda menuju anoda. Oleh karena itu, intensitas cahaya dapat
mempengaruhi pontensia penghenti.
VII. PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam percobaan ini antara lain sebagai
berikut.
1. Peristiwa jadi elektron dari logam radiasi disebut efek fotolistrik, diamati pertama
kali oleh Heiirich Hertz (1887). Elektron yang terlepas dari logam disebut Foto
Elektron.
2. Nilai fungsi kerja berbagai jenis logam dapat diketahui dengan menentukan
frekuensi ambang setiap logam. Dimana frekuensi ambang merupakan frekuensi
dimana elektron mulai dilepaskan dari logamnya.
3. Konstanta planck melalui percobaan efek fotolistrik dinyatakan sebagai kemiringan
dari plot ennergi elektron vs frekuensi. Dimana pada percobaan didapatkan nilai
konstanta planck sebesar 6,695 × 10-34Js dengan persentase kesalahan sekitar
1,05%.
Intensitas cahaya dan frekuensi berpengaruh terhadap besarnya nilai arus, dimana
dengan meningkatnya intensitas cahaya maupun frekuensi, maka arus juga akan
meningkat. Sedangkan untuk energi elektron, jika frekuensinya meningkat, maka
energi elektron juga akan meningkat. Untuk intensitasnya akan berpengaruh pada
jumlah elekrtron yang dipancarkan. Semakin tinggi intensitasnya maka elektron yang
dipancarkan oleh logam akan semakin banyak pula.
7.2. Saran
1. Pada percobaan dilakukan sebaiknya pratikan sudah diberi modul dalam metode dan
rumus perhitungan agar pratikan lebih memahaminya.
2. Pada percobaan selanjutnya lebih cermat dan lebih teliti tentang ada nya perbedaan nilai
perhitungan dan lebih cekatan agar tidak lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, A., (1986). Konsep fisika modern edisi ketiga, diterjemahkan oleh, The Houw Liong,
Jakarta: Erlangga.
E. Siregar, Rustam. 2010. Teori dan Aplikasi Fisika Kuantum. Bandung: Widya Padjadjaran.
Irwansyah Ramadhani, Arum Puspita Sari, Muhammad Nasrullah, Aris Widodo, Ridlo
Fajjrittamam. Konstanta Planck. JURNAL FISIKA MODERN Vol. 2, No. 1, (2012)
Kamajaya. 1996. Penuntun Belajar FISIKA 3. Bandung: Ganeca Exact Bandung