Anda di halaman 1dari 44

Pengantar

FISIKA MODERN
Dr. Yoyok Cahyono, MSi
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analitika Data
ITSSurabaya
MENGAPA HARUS ADA FISIKA MODERN ?

FISIKA KLASIK
• Tak ada yang salah dengan Hukum Newton,
teori gravitasi Newton, dlsb. Fisika klasik tetap
berlaku, tetapi berlakunya hanya untuk
variabel yang mendekati nilai umum yang kita
gunakan sehari-hari.

• Rumah, gedung, jembatan, kapal, pesawat,


mobil semuanya didesain dengan fisika klasik.
Hampir semuanya tidak menggunakan fisika
modern, tetapi semuanya baik-baik saja.
FISIKA MODERN
• Teori Relativitas Khusus, Teori Relativitas
Umum, dan Mekanika Kuantum telah
menyempurnakan hukum klasik diatas. Tetapi
bukan berarti fisika klasik itu salah.

• Pada kasus sehari-hari, fisika klasik dan fisika


modern akan memberikan hasil yang praktis
sama, tetapi perhitungan dengan fisika modern
akan jauh lebih rumit.
GELOMBANG MATERI

• Partikel dan gelombang  dua kuantitas yang berbeda


dan sama sekali tidak berkaitan
• Cahaya berperilaku sebagai gelombang, dan juga sebagai
materi (partikel FOTON).
• Sebagai GELOMBANG, cahaya mempunyai panjang
gelombang, bisa dibiaskan, bisa didifraksikan, dan lain
sebagainya (misal : interferensi dll)
• Sebagai PARTIKEL  bersifat partikel, yaitu, cahaya bisa
mempengaruhi elektron dan mempunyai energi yang
terkuantisasi. (misal, efek fotolistrik, dll)
 DUALISME cahaya
 Prinsip Saling Melengkapi/Komplementaritas
Teori gelombang cahaya menjelaskan difraksi
dan interferensi yang tidak dapat dijelaskan oleh
teori kuantum (partikel)

Teori kuantum menjelaskan efek fotolistrik,


hamburan Compton yang tidak dapat dijelaskan
oleh teori gelombang.
Difraksi dan Interferensi
Efek Fotolistrik
• Sebuah logam ketika diberi cahaya
akan melepaskan elektron 
menghasilkan arus listrik jika
disambung ke rangkaian tertutup.
• Jika cahaya adalah gelombang (Fisika
klasik)  maka seharusnya semakin
tinggi intensitas cahaya yang diberikan
maka semakin besar arus yang
terdeteksi.  Namun hasil eksperimen
menunjukkan bahwa walaupun
intensitas cahaya yang diberikan
maksimum, elektron tidak muncul juga
dari plat logam.
EFEK FOTOLISTRIK

hν = EK (max)+hνo • O=ho
Fungsi kerja (energi ikat elektron)
• h = 6,626.10- 34 J.s : konstanta Planck
• Besar energi elektron fotolistrik dapat ditentukan dengan
memberikan potensial perintang atau stopping potential (V0)
dalam rangkaian untuk menghentikan arus fotolistrik :

eVo = EK (max) = hν - hνo

• Besar EK elektron hanya bergantung pada jenis logam (Φo) dan


frekuensi foton datang (ν).

• (e) menyatakan besar muatan elektron, yaitu 1,602.10-19 C.


SPEKTRUM ATOM
Spektrum Atom

• Pada abad XIX ditemukan bahwa panjang gelombang yang


terdapat pada spektrum atom berada pada kumpulan tertentu
yang disebut ‘Deret Spektrum’.
• Panjang gelombang dalam setiap deret dapat ditulis dan
diprediksi dengan rumus empiris yang sederhana.

λ = wavelength (nm)
RH = Rydberg's constant = 1.09678 x 10-2 (nm)-1 n1 = the
lower energy level
n2 = the higher energy level
Deret Spektrum dlm Atom
Hidrogen
• Deret Lyman :
n1 = 1 dan n2 = 2,3,4,….
• Deret Balmer :
n1 = 2 dan n2 = 3,4,5….
• Deret Paschen :
n1 = 3 dan n2 = 4,5,6….
• Deret Brackett :
n1 = 4 dan n2 = 5,6,7,….
• Deret Pfund :
n1 = 5 dan n2 = 6,7,8,….
Teori Atom Dalton
• Tiap unsur tersusun oleh partikel-partikel kecil yang tidak bisa
dihancurkan dan dibagi, yang disebut atom. Selama perubahan
kimia, atom tidak bisa diciptakan dan juga tidak bisa
dimusnahkan

• Dalam senyawa kimiawi, atom-atom dari unsur yang berlainan


melakukan ikatan dengan perbandingan numerik yang
sederhana, misalnya satu atom A dan satu atom B :(AB), satu
atom A dan dua atom B (AB2).
Pengamatan J.J. Thomson (1856-1940)

• Kode C = Katoda; A = Anoda; E = keping bermuatan listrik; M = magnet; F =


layar berfluoresens.
• Berkas 1 : Hanya ada medan listrik, berkas sinar katoda dibelokkan keatas
menyentuh layar pada titik 1.
• Berkas 2 : Hanya ada medan magnit, berkas sinar katoda dibelokkan
kebawah menyentuh layar pada titik 2.
• Berkas 3 : Berkas sinar katoda akan lurus dan menyentuh layar dititik 3, bila
medan listrik dan medan magnit sama besarnya
Perbandingan muatan dan massa

• Berdasarkan eksperimennya Thomson mengukur bahwa


kecepatan sinar katoda jauh lebih kecil dibandingkan
kecepatan cahaya.
• Selain itu Ia juga menetapkan perbandingan muatan listrik
(e) dengan massa (m). Hasil rata-rata e/m sinar katoda kira-
kira 2.108 Coulomb per gram.
• Kesimpulan : Partikel sinar katoda bermuatan negatif dan
merupakan partikel dasar suatu benda yang harus ada pada
setiap atom. Pada tahun 1874 Stoney mengusulkan istilah
elektron.
Kesimpulan Eksperimen
(Model Atom ) Rutherford
• Sebagian besar atom berupa ruang kosong,
sehingga semua massa atom terpusat pada inti
atom yang sangat kecil.
• Atom disusun dari:
i. Inti atom yang bermuatan positip.
ii. Elektron-elektron yang bermuatan negatif yang
mengelilingi inti atom (memodelkan atom seperti
sistem tata surya).
• Seluruh proton terpusat di dalam inti atom.
• Banyaknya proton di dalam inti sama dengan
jumlah elektron yang mengelilingi inti atom,
sehingga atom bersifat netral.
Model atom Thomson

Dimensi atom : 10-10 m, dan inti : 10-14 m


Kelemahan Model Atom Rutherford
Selama elektron
bergerak dalam suatu
orbit, maka ada
percepatan menuju ke
pusat  elektron ini
secara kontinyu
mengemisikan radiasi
(melepaskan energi)
yang akhirnya akan
jatuh ke dalam inti
(rekombinasi)
Untuk memperbaiki kelemahan teori atom Rutherford, Neil Bohr
menerapkan teori kuantum radiasi seperti yang dikembangkan oleh Planck
dan Einstein dalam menerangkan sifat-sifat sistem planet elektron

Model Atom Bohr


Rumusan tingkat energi atom
hidrogen model Bohr
Energi sebuah elektron dalam orbit adalah penjumlahan
energi kinetik dan energi potensialnya

Momentum sudut elektron hanya boleh memiliki harga


diskret tertentu

dengan k = 1 / (4πε0), dan qe adalah muatan elektron.


dengan n = 1,2,3,… dan disebut bilangan kuantum
utama, h adalah konstanta Planck, dan

Elektron berada dalam orbit diatur oleh gaya coulomb.


Ini berarti gaya coulomb sama dengan gaya sentripetal

Sehingga persamaan untuk energi


Dengan menyelesaikan persamaan (2) untuk r,
didapatkan harga jari-jari yang diperkenankan :

Dengan memasukkan persamaan (6) ke


persamaan (4), maka diperoleh:
Dengan membagi kedua sisi persamaan (7) dengan mev
didapatkan

Dengan memasukkan harga v pada persamaan energi


(persamaan (5)), dan kemudian mensubstitusikan
harga untuk k dan , maka energi pada tingkatan orbit
yang berbeda dari atom hidrogen dapat ditentukan
sebagai berikut :
Dengan memasukkan harga semua konstanta, maka
didapatkan

Dengan demikian, tingkat energi terendah untuk atom


hidrogen (n = 1) adalah -13.6 eV. Tingkat energi
berikutnya (n = 2) adalah -3.4 eV. Tingkat energi ketiga
(n = 3) adalah -1.51 eV, dan seterusnya .......!!
Kunci sukses model Bohr

• Kunci sukses model ini adalah dalam menjelaskan


formula Rydberg mengenai garis-garis spektrum
atom hidrogen
• Formula Rydberg sudah dikenal secara
eksperimental, tetapi tidak pernah mendapatkan
basis teoretis sebelum model Bohr diperkenalkan
Radioaktivitas
• Radioaktivitas : peluruhan inti atom yang berlangsung secara
spontan, tidak terkontrol dan menghasilkan radiasi. Unsur yang
memancarkan radiasi seperti ini dinamakan zat radioaktif
• Radioaktivitas ? Karena Inti atom tdk stabil  stabil
• Komposisi jumlah proton dan neutron di dalam inti atom sangat
mempengaruhi kestabilan inti atom tersebut.
• Inti atom dikatakan stabil bila komposisi jumlah proton dan
neutronnya sudah ”seimbang” serta tingkat energinya sudah
berada pada keadaan dasar
• Secara umum, kestabilan inti-inti ringan terjadi bila jumlah
protonnya sama dengan jumlah neutronnya. Sedangkan
kestabilan inti-inti berat terjadi bila jumlah neutron maksimum
1,5 kali jumlah protonnya.
Diagram proton-neutron
Tipe Radiasi
Tipe radiasi bahan radioaktif dikelompokkan menjadi 3, yaitu
- Sinar alfa
- Sinar beta
- Sinar gamma
Daya tembus radiasi
Peluruhan Radioaktif

• Peluruhan dari inti tidak stabil merupakan proses acak dan


tidak mungkin untuk memperkirakan kapan sebuah atom
tertentu akan meluruh, melainkan ia dapat meluruh sewaktu
waktu.
• Karenanya, untuk sebuah sampel radioisotop tertentu, jumlah
kejadian peluruhan –dN yang akan terjadi pada selang waktu
dt adalah sebanding dengan jumlah atom yang ada sekarang
(N). Maka kemungkinan (probabilitas) peluruhan (– dN/N)
sebanding dengan dt
• Masing-masing inti radioaktif meluruh dengan laju
yang berbeda, masing-masing mempunyai
konstanta peluruhan sendiri (λ).
• Tanda negatif pada persamaan menunjuk-kan
bahwa jumlah N berkurang seiring dengan
peluruhan. Penyelesaian dari persamaan diferensial
orde 1 ini adalah

• Fungsi di atas menggambarkan peluruhan


exponensial
Aktivitas (A)

• Aktivitas (Laju peluruhan) didefinisikan sebagai


banyaknya peluruhan persatuan waktu (detik)
dN
A
dt
A  λN
• Jadi aktivitas bergantung pada jumlah atom yang blm
meluruh (N) dan konstanta peluruhan ( λ )
Waktu paruh & waktu rata2
Selain konstanta peluruhan, peluruhan radioaktif juga dicirikan
oleh waktu hidup rata2 : τ = 1/λ

Parameter yang lebih sering digunakan adalah waktu paruh.


Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan sebuah inti radioatif
untuk meluruh menjadi separuh bagian dari sebelumnya.
Hubungan waktu paruh dengan konstanta peluruhan adalah

Waktu paruh inti radioaktif sangat bervariasi, dari mulai 1024 tahun
untuk inti hampir stabil, sampai 10-6 detik untuk inti yang sangat
tidak stabil
Kurva
waktu paruh peluruhan radioaktif
Reaksi Inti
• x + X  Y + y atau X(x,y)Y
Keluar partikel teramati dlm lab
Sasaran
Inti sisa
Berkas partikel ditembakkan

• Contoh :
1. 1H2 + 29Cu63  30Zn64 + 0n1
Atau 29Cu63(1H2, 0n1) 30Zn64
2. p + Fe56  Co56 + n
Fe56(p,n) Co56
Kekekalan Energi Reaksi Inti

• Energi awal (sblm tumbukan) :


Ei = Kx + mxc2 + KX + MXc2

• Energi akhir (stlh tumbukan):


Ef = KY + MYc2 + Ky + myc2

• Karena tidak ada gaya luar yang bekerja pada


sistem, maka
Ef = Ei atau
KY + MYc2 + Ky + myc2 = Kx + mxc2 + KX + MXc2
• Ini dapat ditulis sebagai
[(KY+Ky)-(Kx+KX)]=[(MX+mx)c2-(MY + my)c2]

• Persamaan ini menyatakan :


Pertambahan energi kinetik = berkurangnya energi massa
diam.

• Perubahan energi kinetik ini disebut Energi disintegrasi


(energi peluruhan) atau Q-value reaksi inti.

• Q = (KY+Ky)-(Kx+KX)
Energi kinetik akhir - Energi kinetik awal
• Q =(MX+mx)c2-(MY + my)c2
Energi massa diam awal - Energi massa diam akhir

• Q = (+), jika
1.Energi kinetik akhir > Energi kinetik awal
2.Energi massa diam awal > Energi massa diam akhir
 Disebut reaksi eksoergik atau reaksi eksotermis

• Q = (-)  reaksi endoergik atau reaksi endotermis

Anda mungkin juga menyukai