GETARAN PAKSA

OLEH
OLEH
DR.-ING.
DR.-ING. PUTU.
PUTU. M.SANTIKA
M.SANTIKA
JURUSAN
JURUSAN TEKNIK
TEKNIK MESIN
MESIN
FAKULTAS
FAKULTAS TEKNOLOGI
TEKNOLOGI INDUSTRI
INDUSTRI
INSTITUT
INSTITUT TEKNOLOGI
TEKNOLOGI INDONESIA
INDONESIA
APRIL
APRIL 2007
2007

11/04/20 1
 DAFTAR ISI
 PENDAHULUAN
 GETARAN HARMONIS PAKSA
 GETARAN PAKSA DISEBABKAN OLEH F(t)
= F1e it
 GETARAN PAKSA AKIBAT GAYA TAK
SEIMBANG BERPUTAR
 GAYA TRANSMISI DAN ISOLASI GETARAN
 CONTOH SOAL

11/04/20 2
 PENDAHULUAN
 SUATU SISTEM ELASTIS YANG DIKENAI GAYA LUAR DISEBUT
SISTEM PAKSA, DAN GERAKAN YANG DIAKIBATKAN OLEH GAYA
LUAR DISEBUT GETARAN PAKSA
 APABILA TERJADI REDAMAN, MAKA DISEBUT GETARAN PAKSA
TEREDAM
 BILA SETELAH SELANG BEBERAPA WAKTU ADA BAGIAN
GETARAN YANG LENYAP, BAGIAN INI DISEBUT TRANSIENT.
 DAN BAGIAN YANG MASIH BERLANJUT SETELAH GETARAN
TRANSIENT HILANG DISEBUT GETARAN KEADAAN
KONTINU/STEADY
 GETARAN TRANSIENT TERJADI BILA ADA IMPACT, SHOCK DAN
BEBAN BERGERAK. GETARAN INI TIDAK PERIODIK DAN
KEGAGALAN YANG TERJADI PADA KONSTRUKSI BIASANYA
KARENA BEBAN OVERLOAD
 GETARAN KONTINU TERUS BERLANJUT SETELAH GETARAN
TRANSIENT HILANG, DAN TERKAIT DENGAN GERAK BERLANJUT
DARI MESIN. BILA TERJADI KERUSAKAN MEKANIS, BIASANYA
TERKAIT DENGAN MAKANISME FATIK

11/04/20 3
 GETARAN HARMONIS PAKSA
F(t) = F1sin t
F = mx’’
-kx + F(t) = mx’’
mx’’ + kx = F1sin t


x x’’+ (k/m)x = (F1/m)sin t

F = kx + mg
k k x = Acos nt + Bsin nt +
[F1/m(2n- 2)] sin t
x = [F1/m(2n- 2)] sin t
Analog dengan x = X sin t , maka
amplitudo getaran menjadi
mg F(t) X = F1/ m(2n- 2)

F(t) Karena k = m 2n , maka

X/(F1/k) = 1/(1- 2/ 2n), disebut
rasio amplitudo

11/04/20 4
 Rasio amplitudo VS frekwensi
Bila =n terjadi resonansi
Pada frekwensi rendah <<n ,
3 amplitudo gerakkan sama
dengan F1/k

2
Pada frekwensi tinggi >>n ,
X/(F1/k)

gerakan akan menjadi sangat

kecil
1
Variasi nilai dari rasio amplitudo
dengan frekwensi disebut
0 1 2 3 4
/n respon dari sistem
-1 Pada nilai <n rasio amplitudo
adalah positif dan gerakan
-2 sistem sephasa dengan gaya,
sedangkan pada >n rasio
amplitudo menjadi negatif dan
-3 gerakan tidak sephasa dengan
gaya

11/04/20 5
 GETARAN PAKSA AKIBAT
F(t) =F1e it

Bila gaya exitasi adalah F(t) =F1e it , maka

persamaan gerakan menjadi
x’’ + kx = (F1/m)e it , penyelesaiannya
menjadi
x = Acos nt + B sin nt + [F1/m(2n- 2)] e it
Pada keadaan steady, langkah menjadi
x = X e i t
Jadi rasio amplitudo sama dengan persamaan
terdahulu yaitu
X/(F1/k) = 1/(1- 2/ 2n),

11/04/20 6
 GETARAN PAKSA AKIBAT MASSA
UNBALANCE
x Getaran disebabkan massa unbalance
yang berputar sebesar mo dengan jarak
exentrik radial e dari titik pusat
m perputaran
m0

 e Gaya vibrasi F(t) = (m02e) sin t

Dalam hal ini langkah x tergantung dari e

k dan rasio massa mo/m, dan m adalah
massa seluruh sistem. Dengan adanya
dinding, maka massa m dibatasi hanya
bergerak vertikal saja
(m02e) sin t m02e

Dengan mengganti F1 = (m02e), maka

x = [(m02e)/m(2n- 2)] sin t
t Amplitudo menjadi
mg
X = (m02e)/m(2n- 2)
(mX)/(m0e) = (2 / 2n)/(1- 2/ 2n) ,
ini disebut rasio penguatan
11/04/20 Kx-mg 7
 RASIO PENGUATAN VS
RASIO FREKWENSI
Pada frekwensi rendah <<n , rasio
penguatan sama dengan nol. Gaya
3 unbalance sangat kecil sekali dan
tidak ada getaran
Bila =n akan terjadi resonansi, rasio
mX/(moe)

2 penguatan menjadi tak terhingga

Pada frekwensi tinggi >>n, amplitudo
1 gerakan X mendekati – (mo/me)
Pada nilai <n rasio penguatan positif,
0 1 2 3 4 gerakan sephasa dengan gaya,
/n sedangkan pada >n rasio
-1 penguatan negatif dan gerakan
tidak sephasa dengan gaya
-2 Bila mo << m, maka amplitudo getaran
akan kecil sekali. Inilah alasan
-3
kenapa pondasi mesin jauh lebih
berat dari mesinnya. Salah satu
cara mengurangi amplitudo vibrasi
adalah dengan menurunkan rasio
11/04/20 mo/m dengan menaikkan m 8
 GAYA TRANSMISI DAN
ISOLASI GETARAN
Gaya akan ditransmisikan ke lantai
pada saat pegas tertekan atau
1/(1- 2/ 2n)
tertarik
Bila X adalah amplitudo pegas, maka
TR<1
TR>1
gaya yang diteruskan kelantai
3 adalah kX
Rasio transmisi

Rasio transmisi didefinisikan sebagai

nilai absulut dari fraksi gaya
2 pengganggu yang diteruskan
kelantai
Rasio transmisi
1
1/(2/ 2n - 1) 1/(1- 2/ 2n)
TR =

0
1 2 2 3 4 Untuk wilayah /n<2 , maka TR>1
Rasio frekwensi /n sebaliknya /n>2 maka TR < 1

11/04/20 9
 CONTOH SOAL
Sebuah motor listrik dengan Penyelesaian
massa m = 10 kg terletak diatas
dudukan 4 buah pegas dengan k 
= 1,6 N/mm. Radius girasi motor
terhadap sumbu putar e = 100
mm. Bila putaran motor adalah 2k(r)-mg/2
1750 rpm, tentukanlah rasio
traansmisi gaya vertikal serta mg
2k(r)+mg/2
getaran torsionalnya. VERTIKAL
2n = k/m = 4(1,6)103//10.10 = 640/det2
Rasio transmisi
TR = 1/(1-  / 2n) = 1/[{(2/60)1750}2/640 -1]
2

= I- 0,0194I
250 mm
TORSIONAL
Momen torsi M = IG”
[(mg/2)+ 2kr]r –[2k(r)-mg/2]r = IG”
IG” + 4kr2  = 0, dalam hal ini K = 4kr2
Jadi 2n = (4kr2)/ IG

2n =[4(1,6)(0,125)2103]/10(0,1)2 = 1000/det2

TR tosional = |1/ (1- 2/ 2n)| =
| 1/[{(2/60)1750}2/1000 -1]| = 0.031
11/04/20 10
11/04/20 11