Anda di halaman 1dari 11

Getaran Paksa

Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika rangsangan
tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi rangsangan. Jika
frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka akan didapat
keadaan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan pada struktur
besar seperti jembatan, gedung ataupun sayap pesawat terbang, merupakan kejadian
menakutkan yang disebabkan oleh resonansi. Jadi perhitungan frekuensi natural merupakan
hal yang utama.
Getaran paksa juga disebut getaran yang terjadi karena adanya gaya luar yang bekerja pada
suatu sistem sehingga sistem tersebut bergetar. Bila gaya luar, biasanya f(t) = fc sin nt atau
fc cos nt bekerja pada sistem getaran paksa. Sistem cenderung bergetar pada frekuensi
sendiri di samping mengikuti gaya eksitasi. Dengan adanya gesekan bagian gerakan yang
ditahan oleh gaya sinusoidal secara perlahan hilang. Dengan demikian, sistem akan bergetar
pada frekuensi pribadi sistem. Bagian getaran yang berlanjut terus disebut getaran keadaan
steady atau respon sistem keadaan steady dibutuhkan dalam analisa getaran karena efek
sinambungnya.

Sedang sudut fasanya adalah :

Dimana :
Xp = Amplitudo getaran
Fc = Besar gaya eksitasi
m = Massa sistem
c = Koefisien peredam
= Frekuensi gaya eksitasi

Secara umum sistem satu derajat kebebasan yang mengalami gaya luar dimodelkan seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1.
Dari diagrarn bebas kita Peroleh:

di mana F(t) adalah gaya luar yang merupakan fungsi waktu t. Gaya F(t) dapat berupa gaya
harmonik sederhana, periodik atau acak.

Eksitasi Harmonik
Untuk gaya luar harmonik, kita misalkan:
F(t) = F sin t
di mana F adalah amplitudo gaya dan adalah frekuensi gaya F dalam rad/s yang juga
merupakan frekuensi sistem angular. Persamaan 2.44 menjadi:

Solusi khusus atau solusi dalam keadaan stedi adalah:

di mana X adalah amplitudo getaran dalam keadaan stedi. Dengan demikian diperoleh :

Substitusi persaman 2.46, 2.47 dan 2.48 ke persamaan 2.45 sehingga diperoleh:

atau

Persamaan itu dapat diuraikan rnenjadi:

Dari persamaan 2.50 untuk sembarang waktu t, diperoleh:

Dari persamaan 2.5 1 dapat diperoleh:

Sekarang kita perhatikan persamaan 2.53 dan 2.54. Dari kedua persamaan tersebut
ditunjukkan bahwa:

Dengan menggunakan persamaan identitas

dan dari persamaan 2.51 dan persamaan 2.52 diperoleh:

dan persamaan 2.55 menjadi:

di mana R adalah faktor pembesaran (magnification factor):

Gambar 2. Kurva fungsi respons frekuensi (FRF) faktor pembesaran vs respons frekuensi

Gambar 3 faktor pembesaran vs rasio frekuensi

Solusi Umum
Solusi umum untuk sistem yang ditunjukkan Gambat l adalah penjumlahan solusi homogen
dan solusi khusus yang mana solusi homogen diperoleh dari persamaan 2.30, sedangkan
solusi khusus diperoleh dari persamaan 2.46. Hasilnya:

atau

di mana solusi homogen:

dan solusi khusus:

Metode Respons Frekuensi


Metode respons frekuensi merupakan suatu analisis harmonik. Sebuah gaya eksitasi
sinusoidal dikenakan pada sistem dan respons keadaan stedi dapat diuji pada daerah frekuensi
tertentu. Untuk sistem linier, gaya eksitasi maupun respons sistem akan berbentuk sinusoidal
dengan frekuensi yang sama, dan dapat dibuktikan dengan teori persamaan diferensial.
Metode tersebut secara umum digunakan untuk pengukuran getaran sehingga kita dapat
dengan mudah memperoleh spektrum Fourier dengan bantuan instrumentasi alat getar dan
komputer. Teknik pemodulasian dapat dijadikan prosedur umum untuk memperoleh data
respons frekuensi yang merupakan karakteristik sistem.

Metode Impedansi
Metode impedansi mekanik adalah suatu analisis harmonik. Metode tersebut menunjukkan
bahwa fungsi sinusoidal suatu percamaan gerak yang dapat dianggap sebagai vektor yang
berputar. Pertama-tama kita akan menyajikan gaya pada sistem sebagai vektor dan kita akan
menurunkan impedansi mekanik sistenr berikut komlrcnen-komponennya. Persamaan gerak
sistem satu derajat kebebasan pada Gambar 1 dan respons sistem dalam keadaan stedi adalah:

Dengan menggunakan bentuk vektor untuk gerak harmonik, persamaan (2.60) dapat
dituliskan dalam bentuk:

di mana vektor gaya adalah

dan vektor perpindahan adalah

di mana
dan
adalah magnitude atau fasor dari F dan X. Sedangkan kecepatan dan
percepatan massa m adalah jcX dan 2X.
Gaya pegas berlawanan dengan perpindahan massa, maka gaya pegas adalah kX. Serupa
dengan hal tersebut maka, gaya redaman dan gaya inersia, masing - masing adalah jcX dan
2mX. Masing - masing gaya tersebut digambarkan pada Gambar 4 (a). Dengan
menggunakan vektor vektor tersebut maka persamaan 2.61 menjadi:

Persamaan 2.62 dapat digambarkan dalam bentuk poligon gaya seperti ditunjukkan pada
Gambar 4 (b). Dari persamaan 2.62 diperoleh :

Dimana

Dengan r

= / n

Dimana

Atau

Dimana R adalah faktor pembesaran seperti yang telah didefinisikan pada persamaan 2.57.

Gambar 4. Vektor gaya eksitasi, pegas, redaman dan inersia.

Fungsi Transfer
Fungsi transfer adalah suatu model matematik yang mendefinisikan hubungan input dan
output pada suatu sistem fisik. Jika sistem rnenerima input tunggal dan output tunggal, maka
sistem tersebut dapat dirnodelkan menjadi diagram blolg seperti ditunjukkan pada Gambar 5.
Respons sistem x(t) disebabkan sebuah eksitasi F(t), yang daram har ini x(t) adalah
output dari F(t) adalah input sistem.

Gambar 5.
8

Secara umum hubungan input dan output adalah :

Sebagai contoh kita perhatikan sistem pada gambar 1, dimana persamaan gerak sistem
tersebut:

Dengan menggunakan metode impedansi, diperoleh :

Dimana G( j ) merupakan fungsi transfer sinusoidal yang merupakan fungsi terhadap


frekuensi

Resonansi, Redaman dan Lebar Pita Kurva FRF (Bandwidth)


Dari kurva fungsi respons frekuensi (FRF) yang ditunjukkan pada Garnbar 2 terlihat bahwa
puncak resonansi merupakan fungsi dari redaman. Dapat ditumjukkan bahwa puncak kurva
resonansi terjadi pada

.Jika

maka puncak kurva terjadi pada r = 1

sehingga dari persamaan 2.57 diperoleh faktor pembesaran:

Gambar 6. Kurva FRF berikut bandwidth dan titik daya


Redaman pada sistem dapat diketahui dari ketajaman puncak kurva FRF di dekat titik
resonansinya dan dapat diukur dengan ukuran lebar pita kurva FRF di dekat daerah resonansi.
Pada Gambar 6 ditunjukkan lebar pita kurva FRF (bandwidth), di mana rasio frekuensi adalah
r = / n sedangkan r1 dan r2 adalah letak titik daya, yaitu dimana faktor pembesaran R di
r dan r adalah R = R / 2. Kemudian kita subtitusikan persamaan tersebut pada
1

max

persamaan 2.64 dan dengan memasukkan


2.23 kita peroleh:

yang ditunjukkan oleh persamaan

10

DAFTAR PUSTAKA

1. getaranmekanik.blogspot.com/2013/06/pengertian-getaran-mekanik_1.html
2. erulmesin09.blogspot.com/2012/11/getaran-torsi_27.html
3. materi dari dosen mata kuliah Getaran mekanis

11

Anda mungkin juga menyukai