Anda di halaman 1dari 2

Fasa adalah bagian system yang komposisi kimia dan sifat-sifat fisiknya seragam, yang

terdapat dari bagian system lainnya oleh adanya bidang batas. Perilaku fasa yang dimiliki
oleh suatu zat murni adalah sangat beragam dan sangat rumit, akan tetapi data-datanya dapat
dikumpulkan dan kemudian dengan termodinamika dapat dibuat ramalanramalan.Pemahaman
mengenai perilaku fasa berkembang dengan adanya aturan fasa gibbs. Hokum fasa gibbs,
jumlah terkecil variable bebas yang dilakukan untuk menyatakan keadaan suatu system
dengan tepat dengan kesetimbangan diungkapkan sebagai :
F = C– P + 2
F = Jumlah derajat kebebasan
C = Jumlah komponen
P = Jumlah fasa
Jumlah komponen-komponen dalam suatu system didefinisikan sebagai jumlah minimum
dari “variable bebas pilihan” yang dibutuhkan untuk
menggambarkan komposisi tiap fase dari suatu system (S.K Dogra dan S. Dogra, 2009: 454).
Dalam ungkapan diatas, kesetimbangan dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan komposisi
sistem. Jumlah derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap
dapat dinyatakan sebagai :
F = 3– P
Jika dalam sistem hanya terdapat satu fasa, maka F = 2, berarti untuk menyatakan keadaan
sistem dengan tepat perlu ditentukan konsentrasi dari dua komponennya. Sedangkan bila
dalam sistem terdapat dua fasa dalam kesetimbangan, maka F = 1, berarti hanya satu
komponen yang harus ditentukan konsentrasinya dan konsentrasi komponen n yang lain
sudah tertentu berdasarkan diagram fasa untuk sistem tersebut. Oleh karena sistem tiga
kompoen pada suhu dan tekanan tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan paling banyak
dua, maka diagram fasa sistem ini dapat digambarkan dalam satu bidang datar berupa suatu
segitiga samasisi yang disebut diagram terner. Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga
kompoen tergantung pada daya saling larut antar zat cair tersebut dan suhu percobaan.
Andaikan ada tiga zat cair A, B dan C. A dan B saling larut sebagian. Penambahan zat C
kedalam campuran A dan B akan memperbesar atau memperkecil daya saling larut A dan B.
Pada percobaan ini hanya akan ditinjau sistem yang memperbesar daya saling larut A dan B.
Dalam hal ini A dan C serta B dan C saling larut sempurna. Kelarutan cairan C dalam
berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu tetap dapat digambarkan pada suatu
diagram terner.
Kesetimbangan fasa dari suatu sistem harus memenuhi syarat berikut :
a. Sistem mempunyai lebih dari satu fasa meskipun materinya sama
b. Terjadi perpindahan reversibel spesi kimia dari satu fasa ke fasa lain
c. Seluruh bagian sistem mempunyai tekanan dan temperatur sama Kesetimbangan fasa
dikelompokan menurut jumlah komponen penyusunnya yaitu sistem satu komponen, dua
komponen dan tiga komponen Pemahaman mengenai perilaku fasa berkembang dengan
adanya aturan fasa Gibbs. Sedangkan persamaan Clausius dan persamaan Clausius Clayperon
menghubungkan perubahan tekanan kesetimbangan dan perubahan suhu pada sistem satu
komponen. Fasa dapat didefinisikan sebagai setiap bagian sistem yang:
a. Homogen dan dipisahkan oleh batas yang jelas
b. Sifat fisik dan sifat kimia berbeda dari bagian sistem lain
c. Dapat dipisahkan secara mekanik dari bagian lain sistem itu
Contoh: 1. sistem satu fasa : Dua cairan yang bercampur homogen
2. sistem 2 fasa : cairan polar (misal air) dan non polar (misal: minyak)
3. sistem belerang padat (monoklin dan rombik)
4. sistem 3 fasa : es, uap air dan air (Endang Widjajanti LFK. 2008)

Dogra, SK dan S. Dogra. 1990. KIMIA FISIK DAN SOAL-SOAL. Jakarta: UI-
PRESS
Widjajanti, Endang. LFK. 2008. Kesetimbangan Fasa.
http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdia n/endang-widjajanti-lfx-
msdr/kesetimbangan%2520fasa.pdf

Anda mungkin juga menyukai