Nama Kelompok :
Pengertian Getaran
1. Getaran Bebas.
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya
gaya yang ada dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya
luas yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergerak pada satu
atau lebih frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika
yang dibentuk oleh distribusi massa dan kekuatannya. Semua sistem
yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas
atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.
2. Getaran Paksa.
Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan
gaya luar, jika rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa
untuk bergetar pada frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan
sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka akan didapat
keadaan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi.
Kerusakan pada struktur besar seperti jembatan, gedung ataupun sayap
pesawat terbang, merupakan kejadian menakutkan yang disebabkan
oleh resonansi. Jadi perhitungan frekuensi natural merupakan hal yang
utama.
Gambar Getaran paksa dengan peredam
Analisis Getaran
Analisis Getaran dapat terbagi 2 yaitu :
a. Getaran bebas tanpa peredam
Pada model yang paling sederhana redaman dianggap dapat diabaikan, dan
tidak ada gaya luar yang memengaruhi massa (getaran bebas).
Dalam keadaan ini gaya yang berlaku pada pegas Fs sebanding dengan
panjang peregangan x, sesuai dengan hukum Hooke, atau bila dirumuskan
secara matematis:
Catatan: frekuensi sudut 𝜔 (𝜔 = 2𝜋𝑓) dengan satuan radian per detik kerap
kali digunakan dalam persamaan karena menyederhanakan persamaan, tetapi
besaran ini biasanya diubah ke dalam frekuensi "standar" (satuan Hz) ketika
menyatakan frekuensi sistem. Bila massa dan kekakuan (tetapan k) diketahui
frekuensi getaran sistem akan dapat ditentukan menggunakan rumus di atas.
Contoh Soal
b. Getaran bebas dengan peredam
Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada
massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak
dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida.
Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta
akibat kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan
satuan N s/m (SI).
Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup
kecil, sistem masih akan bergetar, tetapi pada akhirnya akan berhenti.
Keadaan ini disebut kurang redam, dan merupakan kasus yang paling
mendapatkan perhatian dalam analisis vibrasi. Bila peredaman diperbesar
sehingga mencapai titik saat sistem tidak lagi berosilasi, kita mencapai
titik redaman kritis. Bila peredaman ditambahkan melewati titik kritis ini
sistem disebut dalam keadaan lewat redam.
Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis
pada model massa-pegas-peredam adalah:
Frekuensi alamiah teredam lebih kecil daripada frekuensi alamiah takredam, tetapi
untuk banyak kasus praktis nisbah redaman relatif kecil, dan karenanya perbedaan
tersebut dapat diabaikan. Karena itu deskripsi teredam dan takredam kerap kali
tidak disebutkan ketika menyatakan frekuensi alamiah.
Contoh Soal
1. Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 44.5 N dan pegas kekakuan k =
3504 N/m, dipengaruhi redaman liat (viscous damped) sehingga dua
amplitudo puncak secara berurutan adalah 1.00 sampai 0.85. Tentukan :
(a). Frekuensi natural dari sistem tak teredam
(b). Pengurangan logaritmis (logarithmic decrement)
(c). rasio redaman (damping ratio)
(d). koefisien redaman
(e).frekuensi natural teredam
Jawab :
√𝑘 √3000
A. W= 𝑤 /𝑔 = 20,5
/9,81 =33,97 rod/s
𝜎 0,278
C. S=2𝜋 = 2𝜋
= 0,044
20,5
D. C.=SCcr=0,044(2x√3000𝑥 (9,81) = 6,96
[1]. https://id.wikipedia.org/wiki/Getaran
[2]. https://dokumen.tips/documents/contoh-soal-getaran-bebas-tanpa-redaman.html
[3].https://www.scribd.com/doc/299642435/Contoh-Soal-Getaran-Bebas-Dengan
Redaman