Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH GETARAN MEKANIK


SISTEM 1 DERAJAT KEBEBASAN

Nama Kelompok :

 Adji Setyo Laksono (20417190)


 Bagus Prasetyo (21417143)
 Galank Choirul Anam (22417472)
 Fathoni (22417233)
 Irvan Ghozi Permana (27417353)

TEKNIK MESIN S-1


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KALIMALANG
2019
GETARAN MEKANIK

Pengertian Getaran

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu


tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang
berhubungan dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa
dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa
(engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya
biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.

Ada dua kelompok getaran yang umum yaitu :

1. Getaran Bebas.
Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya
gaya yang ada dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya
luas yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergerak pada satu
atau lebih frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika
yang dibentuk oleh distribusi massa dan kekuatannya. Semua sistem
yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas
atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.

2. Getaran Paksa.
Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan
gaya luar, jika rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa
untuk bergetar pada frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan
sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka akan didapat
keadaan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi.
Kerusakan pada struktur besar seperti jembatan, gedung ataupun sayap
pesawat terbang, merupakan kejadian menakutkan yang disebabkan
oleh resonansi. Jadi perhitungan frekuensi natural merupakan hal yang
utama.
Gambar Getaran paksa dengan peredam

Analisis Getaran
Analisis Getaran dapat terbagi 2 yaitu :
a. Getaran bebas tanpa peredam
Pada model yang paling sederhana redaman dianggap dapat diabaikan, dan
tidak ada gaya luar yang memengaruhi massa (getaran bebas).

Dalam keadaan ini gaya yang berlaku pada pegas Fs sebanding dengan
panjang peregangan x, sesuai dengan hukum Hooke, atau bila dirumuskan
secara matematis:

dengan k adalah tetapan pegas.


Sesuai Hukum kedua Newton gaya yang ditimbulkan sebanding
dengan percepatan massa:

Karena F = Fs, kita mendapatkan persamaan diferensial biasa berikut:

Bila kita menganggap bahwa kita memulai getaran sistem dengan


meregangkan pegas sejauh A kemudian melepaskannya, solusi persamaan di
atas yang memerikan gerakan massa adalah:
Solusi ini menyatakan bahwa massa akan berosilasi dalam gerak harmonis
sederhana yang memiliki amplitudo A dan frekuensi fn. Bilangan fn adalah
salah satu besaran yang terpenting dalam analisis getaran, dan
dinamakan frekuensi alami tak redam. Untuk sistem massa-pegas
sederhana, fn didefinisikan sebagai:

Catatan: frekuensi sudut 𝜔 (𝜔 = 2𝜋𝑓) dengan satuan radian per detik kerap
kali digunakan dalam persamaan karena menyederhanakan persamaan, tetapi
besaran ini biasanya diubah ke dalam frekuensi "standar" (satuan Hz) ketika
menyatakan frekuensi sistem. Bila massa dan kekakuan (tetapan k) diketahui
frekuensi getaran sistem akan dapat ditentukan menggunakan rumus di atas.

Contoh Soal
b. Getaran bebas dengan peredam
Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada
massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak
dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida.
Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta
akibat kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan
satuan N s/m (SI).

Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda kita


mendapatkan persamaan :

Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup
kecil, sistem masih akan bergetar, tetapi pada akhirnya akan berhenti.
Keadaan ini disebut kurang redam, dan merupakan kasus yang paling
mendapatkan perhatian dalam analisis vibrasi. Bila peredaman diperbesar
sehingga mencapai titik saat sistem tidak lagi berosilasi, kita mencapai
titik redaman kritis. Bila peredaman ditambahkan melewati titik kritis ini
sistem disebut dalam keadaan lewat redam.
Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis
pada model massa-pegas-peredam adalah:

Untuk mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam sistem digunakan nisbah


yang dinamakan nisbah redaman. Nisbah ini adalah perbandingan antara
peredaman sebenarnya terhadap jumlah peredaman yang diperlukan untuk
mencapai titik redaman kritis. Rumus untuk nisbah redaman (∁) adalah :
Nilai X, amplitudo awal, dan ∅, ingsutan fase, ditentukan oleh panjang regangan
pegas.
Dari solusi tersebut perlu diperhatikan dua hal: faktor eksponensial dan fungsi
cosinus. Faktor eksponensial menentukan seberapa cepat sistem teredam: semakin
besar nisbah redaman, semakin cepat sistem teredam ke titik nol. Fungsi kosinus
melambangkan osilasi sistem, tetapi frekuensi osilasi berbeda daripada kasus tidak
teredam.
Frekuensi dalam hal ini disebut "frekuensi alamiah teredam", fd, dan terhubung
dengan frekuensi alamiah takredam lewat rumus berikut.

Frekuensi alamiah teredam lebih kecil daripada frekuensi alamiah takredam, tetapi
untuk banyak kasus praktis nisbah redaman relatif kecil, dan karenanya perbedaan
tersebut dapat diabaikan. Karena itu deskripsi teredam dan takredam kerap kali
tidak disebutkan ketika menyatakan frekuensi alamiah.

Contoh Soal

1. Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 44.5 N dan pegas kekakuan k =
3504 N/m, dipengaruhi redaman liat (viscous damped) sehingga dua
amplitudo puncak secara berurutan adalah 1.00 sampai 0.85. Tentukan :
(a). Frekuensi natural dari sistem tak teredam
(b). Pengurangan logaritmis (logarithmic decrement)
(c). rasio redaman (damping ratio)
(d). koefisien redaman
(e).frekuensi natural teredam

Jawab :

√𝑘 √3000
A. W= 𝑤 /𝑔 = 20,5
/9,81 =33,97 rod/s

Dalam putaran detik


F=w/2π=33,97/2π=5,40 sps
𝑦1
100
B. 𝜎 = ln 𝑦2 = 0,80 = 0,278

𝜎 0,278
C. S=2𝜋 = 2𝜋
= 0,044

20,5
D. C.=SCcr=0,044(2x√3000𝑥 (9,81) = 6,96

E. wD=w√1 − 𝑠2 = 33,97√1 − 0,044)2 = 33,93


DAFTAR PUSTAKA

[1]. https://id.wikipedia.org/wiki/Getaran

[2]. https://dokumen.tips/documents/contoh-soal-getaran-bebas-tanpa-redaman.html

[3].https://www.scribd.com/doc/299642435/Contoh-Soal-Getaran-Bebas-Dengan
Redaman

Anda mungkin juga menyukai