MODUL 08
PUTARAN KRITIS
Oleh:
NIM : 1807111739
KELAS : S1 A
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini dilaksanakan ialah:
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini dilaksanakan ialah:
Ketika suatu poros atau elemen mesin yang lain diberi beban yang berubah
terhadap waktu atau beban bolak – balik, poros tersebut akan bergetar. Apabila poros
menerima beban acak (transient), seperti ketukan palu, poros akan bergetar pada
frekuensi pribadinya. Contohnya pada bunyi bel, dimana bunyi dihasilkan dari
gangguan pada frekuensi pribadi bel. Hal-hal ini dinamakan dengan getaran bebas.
Jika poros menerima beban yang berubah terhadap waktu, seperti beban sinusoidal
secara terus menerus maka poros akan bergetarsesuai dengan frekuensi gaya ganguan
tersebut. Ketika frekuensi gaya ganguan sama (coincide) dengan salah satu frekuensi
pribadinya, maka simpangan atau amplitudo respons getarannya akan lebih besar dari
amplitudo gaya gangguan. Hal inilah yang disebut resonansi. Bila putaran mesin
dinaikkan maka akan timbul gtaran pada mesin tersebut.
Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan
putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis.hal ini
dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik daan lain-lain. Selain itu,
timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan
bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan
putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dariputaran kritisnya. Respons
amplitudo menunjukkan besaran tanpa dimensi dari perbandingan amplitudo
outputdan input. Setiap redaman, ditunjukkan dengan perbandingan redaman, akan
mengurangi rsaio amplitudo resonansi. Frekuensi pribadi tersebut disebut juga
frekuensi kritis atau kecepatn kritis.
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan,
beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau
berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983)
A. Poros
Poros adalah suatu alat yang berfungsi untuk meneruskan daya melalui
putaran. Poros ini merupakan salah satu bagian yang terpenting yang terdapat pada
setiap mesin. Poros juga merupakan komponen untuk memindahkan tenaga mekanik
dari salah satu elemen mesin ke elemen mesin lainnya. Poros ini akan mendapat
tegangan punter, pada saat memindahkan daya oleh karena itu perlu diketahui ukuran
poros yang digunakan. Untuk menghitung ukuran poros, perlu diketahui berapa
besarnya daya yang akan dipindahkan dan putaran pada saat daya itu dipindahkan
(sularso,1997). Shigley, 1983menyatakan poros adalah suatu bagian stasioner yang
berputaar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti
roda gigi (gear), Pulley, Flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya.
Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan,beban tekan atau beban puntiran
yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan yang lainnya.
B. Pembagian Poross
Adapun pembagian poros dapat dilihat dalam dua bidang yaitu, berdasarkan
pembebanan dan bentuk-bentuk poros yang digunakan. Dalam bidang pembebanan,
poros terbagi dalam 3 jenis, yaitu:
1. Poros Transmisi
Poros transmisi kan mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti
ataupun kedua-duanya. Pada poros, daya dapat ditransmisikan melalui gear,
belt pulley, sprocket rantai,dll.
2. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang. Poros gandar tidak menerima beban punter dan hanya mendapat
beban lentur.
3. Poros Spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relative pendek , misalnya
pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban
puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur
(axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektif apabila deformasi
yang terjadi pada poros tersebut kecil.
1. Poros Lurus
Poros lurus adalah poros yang mempunyai penampang lurus. Pada poros ini,
beban yang sering diterima adalah beban puntir.
2. Poros engkol sebagai penggerak utama pada silinder mesin
Ditinjau dari segi besarnya transmisi daya yang mampu ditransmisikan, poros
merupakan elemen mesin yang cocok untuk mentransmisikan daya yang kecil,
hal ini dimaksudkan agar terdapat kebebasan bagi pemilihan arah (arah
momen putar).
a. Kekuatan Poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir, beban lentur, ataupun
gabungan antara keduanya. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan
beberapa faktor, misalnya: Kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi
tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alat pasak pada
poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan
beban-beban tersebut.
b. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekakuan yang cukup aman dalam
menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan
mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration)
dan suara (noise). Oleh karena itu selain memperhatikan kekuatan poros,
kekakuan poros juga diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan
ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
c. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka
dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut. Oleh karena itu pemilihan
bahan-bahan poros dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
d. Material Poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat
pada umum nya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan
kulit sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom
nikel, baja, khrom, nikel, molybdenum dll. Dengan demikian perlu di
pertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga
akan diperoleh kekuatan yang sesuai.
e. Putaran Kritis
Bila putaran mesin dinaikkan maka akan menimbulkan getaran
(vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai
jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang
tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor
listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros
perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari
putaran kritisnya.
D. Putaran Kritis
Poros biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen seperti roda
gigi (gear). Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau
beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan
lainnya. Jika putarannya dinaikkan maka terjadi getaran yang luar biasa besarnya.
Putaran ini disebut putaran kritis. Karena getaran memberikan efek beban yang
berulang-ulang yang menyebabkan terjadinya defleksi pada poros yang menyebabkan
poros transmisi menjadi tidak lurus lagi akibat material mengalami kelelahan akibat
pembebanan yang terjadi terus menerus yang terjadi (fatigue), di dukung dengan
panas yang di akibatkan gesekan antar roda gigi yang menyebaban material berubah
struktur namun itu hanya berpengaruh kecil karena panas tidak meningkat akibat
adanya pelumas (oli). Sebaliknya apabila poros transmisi tidak lurus lagi maka
memberikan efek getaran yang lebih besar lagi yang mengakibatkan kerugian energi
dan bisa menyebabkan kerusakan.
δ: Defleksi (m)
m: massa (kg)
m. g P
k= =
δ δ
Dimana:
P = Gaya (N)
Л . d4
I=
64
Dimana :
I = momen inersia
N c = 60 k
2. Л √ m
Dimana :
m = massa rotor
Bila terdapat beberapa benda yang berputar pada satu poros, maka dihitung
terlebih dahulu putaran-putaran kritis Nc1, Nc2, Nc3, …, dari masing-masing
benda tersebut yang seolah-olah berada sendiri pada poros, maka putaran kritis
total dari sistem Nc,tot dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
1 1 1 1
2
= 2 + 2 + 2
N c , tot N c 1 N c 2 N c 3
W
( r + e ) ω2
g
Gaya pegas dari poros dapat dinyatakan dengan Kr, dimana k adalah laju
pegas poros, yakni gaya yang diperlukan per cm lendutan poros pada piringan.
Dengan menyamakan jumlah gaya-gaya pada gambar dengan nol, dengan
termasuk gaya inersia, maka didapatkan :
W
( r + e ) ω2−kr=0
g
W 2
ω
r g
=
e W
k − ω2
g
W 2 k . g 0.5
k − ω =0 atau ω=( )
g W
P.a.b
r= ( L2−a 2−b2 )
6. L . E . I
P 6. P . L . E . I
k= =
r a . b(L2 −a2−b2)
Khusus untuk poros yang sedang dibahas ini, kecepatan kritis dapat
dinyatakan dengan :
6. P . L . E . I g
ω=
√ 2 2
a .b ( L −a −b ) 2
W
rad /s
P W
k= = atau ω=¿
r Xst
2.2 Aplikasi
Seperti poros turbin pada pembangkit daya (power plant) pada saat operasi dengan
putaran tertentu poros akan terdefleksi akibat berat rotor ataupun berat dia sendiri.
Defleksi yang paling besar terjadi pada putaran operasi itulah yang disebut dengan
putaran kritis, yang dapat membuat struktur poros tersebut gagal sehingga dalam
operasi dihindari kecepatan putar yang demikian. Oleh karena itu perlu pengetahuan
yang dalam mengenai putaran kritis ini.
Apabila suatu poros dengan diameter D dan panjang L diberi beban massa sebesar
M, kemudian diputar dengan kecepatan melebihi putaran maksimumnya akan
menimbulkan getaran. jika keadaan tersebut dibiarkan terus menerusnya maka poros
dapat mengalami kegagalan (fatigue), inilah yang dinamakan putaran kritis. Analisis
pembebanan dalam perancangan poros atau komponen mesin sangatlah penting,
karena jika beban telah diketahui maka dimensi, kekuatan, material, serta variabel
design lainnya dapat ditentukan sehingga menghasilkan suatu produk yang
berkualitas dan tahan lama.
2. Regulator
3. Mistar Ukur
Mistar ukur adalah suatu alat ukur panjang dengan satuan cm yang digunakan
untuk mengukur tinggi kenaikan sleeve,serta batang batang yang menghubungkan
flyball dengan sleeve.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan adalah:
1. Motor Listrik
2. Slide Regulator
3. Poros
4. Rotor/Massa
2. Pasang semua peralatan seperti pengatur putaran rotor, motor, bantalan, dan
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diambil dari praktikum ini ialah:
a. Semakin besar tegangan yang dikeluarkan maka putaran dari poros semakin
besar.
b. Setiap tumpuan yang berbeda, persamaan defleksi yang digunakan bebeda ini
tergantung dari posisi beban dan tumpuan yang digunakan.
c. Semakin kecil defleksi yang dihasilkan maka semakin besar konstanta
kekauan dari poros.
d. Semakin besar kekauan suatu poros maka putaran kritis putaran yang
dihasilkan akan semakin besar karena kakakuan poros berbanding lurus
dengan putaran kritis.
e. Defleksi terbesar terjadi pada posisi beban yang terjadi, dan defleksi yang
terkecil ialah mendekati pada tumpuan.
5.2 Saran
Saran yang diberikan pada praktikum ini ialah :
http://id.scribd.com/doc/46582157/putaran kritis/
Team Penyusun LKM. 2013. Modul Praktikum Fenomena Dasar Mesin Bidang
Konstruksi dan Perancangan. Jurusan Mesin FT-UR : Pekanbaru