PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
SUSANTO
1740303024
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
SUSANTO
1740303024
Dari uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Berapa daya motor listrik yang dibutuhkan untuk menggerakkan sistem
hidrolik pada mesin uji universal ?
2. Berapa efisiensi motor listrik sebagai penggerak sistem hidrolik ?
3. Bagaimana karakteristik daya pada saat mesin uji universal dioprasikan ?
Beban yang diberikan pada bahan yang di uji ditransmisikan pada pegangan bahan
yang di uji. Dimensi dan ukuran pada benda uji disesuaikan.
dengan standar baku pengujian. Kurva tegangan-tegangan teknik dibuat
dari hasil pengujian yang didapatkan.
dimensi yang berlebihan. Jadi dalam hal tersebut pengujian tekan masih
diperlukan. Apabila ada eksentrisitas, ia akan bertambah besar ketika deformasi
berlangsung, maka perlu suatu cara agar tidak terjadi eksentrisitas.
Jadi hanya bekerja gaya aksial saja.menyatakan cara pengujian tekan 1 angka
disarankan oleh ASTM. Selanjutnya tegangan yang tepat sukar karena batang uji
berdeformasi menjadi bentuk tong disebabkan adanya gesekan antara landasan
dan batang uji atau terjadi tekukan (buckling), karena itu beberapa percobaan
dibuat seperti ditunjukkan dalam baru-baru ini diketemukan bahan yang
baik terbuat dari keramik sebagai landasan dari silika, yang memberikan
pengaruh.( Yudha Setiawan,dkk 2019).
Gambar 2.4 pengujian tekan dan pelat tekan Disarankan ASTM konis sudut
gesekan Sumber: Jurnal Pengaruh Temperatur Terhadap Kekuatan Tarik Dan
Tekan Pada Proses Ekstrusi Di Mesin Printer 3d
Pengujian tekan adalah salah satu pengujian mekanik dan tergolong pada
jenis pengujian yang merusak dimana gaya luar yang diberikan atau penekanan
segaris dengan sumbu spesimen. Pengujian tekan ini bertujuan untuk mencari sifat
mekanik dan beban tekan maksimum yang dapat diterima benda atau spesimen
uji.
Gambar 2.6 (a) spesimen sebelum diuji (b) spesimen setelah diuji
Jurnal Pengaruh Temperatur Terhadap Kekuatan Tarik Dan Tekan Pada Proses
Ekstrusi Di Mesin Printer
1. Tegangan (Stress)
Tegangan adalah tahanan material terhadap gaya atau beban, tegangan diukur
dalam bentuk gaya per luas. Tegangan normal adalah tegangan yang tegak lurus
terhadap permukaan dimana tegangan tersebut diterapkan. Tegangan normal
berupa tarikan atau tekanan. Satuan aluminium (Al) untuk tegangan normal adalah
Newton permeter kuadrat (N/m 2 ) atau pascal (Pa). Tegangan dihasilkan dari
gaya seperti: tarikan, tekanan atau geseran yang menarik, mendorong, melintir,
memotong atau mengubah bentuk potongan bahan dengan berbagai cara.Cara lain
untuk mendefinisikan tegangan adalah dengan menyatakan bahwa tegangan
adalah jumlah gaya dibagi luas permukaan dimana gaya tersebut bereaksi
(Wu Z.Y. (2016).
Tegangan normal dianggap positif jika menimbulkan suatu tarikan (tensile) dan
dianggap negatif jika menimbulkan penekanan (compression) dengan persamaan
berikut:
2. Regangan (Strain)
Regangan didefenisikan sebagai perubahan ukuran bentuk material dari
panjang awal sebagai hasil dari gaya yang yang menarik atau menekan pada
material. Apabila suatu spesimen struktur material diikat pada jepitan mesin
penguji dan beban serta penambahan panjang spesifikasi diamati serempak, maka
dapat digambarkan pengamatan grafik dimana ordinat menyatakan beban dan 14
absis menyatakan pertambahan panjang. Batasan sifat elastis perbandingan
regangan dan tegangan akan linier akan berakhir sampai pada titik
mulur.hubungan tegangan dan regangan tidak lagi linier pada saat material
mencapai pada batasan fase sifat plastis. Menurut Marciniak dkk (2002), regangan
dibedakan menjadi dua yaitu: enginerring strain dan true strain. enginerring strain
adalah regangan yang dihitung menurut dimensi benda aslinya (panjang awal).
Sehingga untuk mengetahui besarnya regangan yang terjadi adalah dengan
membagi perpanjangan dengan panjang semula.
2.1.3 Pengujian Bending
Untuk mengetahui kekuatan bending suatu material dapat dilakukan
dengan pengujian bending terhadap material komposit tersebut. Kekuatan bending
atau kekuatan lengkung adalah tegangan bending terbesar yang dapat diterima
akibat pembebanan luar tanpa mengalami deformasi yang besar atau kegagalan.
Besar kekuatan bending tergantung pada jenis material dan pembebanan. Akibat
Pengujian bending, bagian atas spesimen mengalami tekanan, sedangkan bagian
bawah akan mengalami tegangan tarik. Dalam material komposit kekuatan
tekannya lebih tinggi dari pada kekuatan tariknya. Karena tidak mampu menahan
tegangan tarik yang diterima, spesimen tersebut akan patah, hal tersebut
mengakibatkan kegagalan pada pengujian komposit. Kekuatan bending pada sisi
bagian atas sama nilai dengan kekuatan bending pada sisi bagian bawah.
Pengujian dilakukan three point bending.( Nasmi Herlina Sari,dkk 2017)
4. Meja
Meja ini digunakan sebagai peletakkan mataras uji beanding, jadi harus
dipastikan meja ini sangat kuat dan mampu menekan tekanan saat uji
beanding berlangsung.
5. Inidikator Beban
Kita dapat mengetahui besar beban yang kita berikan dari load indicator
untuk jenis indicator beban ini bervariasi ada yang sudah digital dan juga
ada yang masih analog tergantung dari mesin uji universal yang dibuat
6. Speed Control
Berfungsi untuk mengatur kecepatan penurunan dan kecepatan saat
mengangkat pencekam
7. Komputer
untuk mesin uji universal terbaru biasanya sudah dilengkapi dengan 1 set
komputer lengkap dengan printer untuk mencetak hasil pengujian. jadi
dalam komputer tersebut terdapat software yang sudah terinstall dan
connect dengan mesin uji universal dari software tersebut menghasilkan
out put dari hasil pengujian tidak dapat dirubah atau sesuai denganhasil
pengujian. selain untuk mencetak komputer tersebut dapat digunakanuntuk
memasukkan variable atau dimensi material yang kita guanakan untuk
melakukan pengujian sesuai tebal dan lebar material tersebutsesua standar
(ASTM).
8. Extensometer
digunakan untuk mengukur perubahan panjang material saat dilakukan uji
tarik
9. jangka sorong
sebagai alat penunjang dalam pengukuran material
3. Uji beanding dan nick break tidak keluar nilai melainkan hanya hasil
pengujian yang akan diamati secara visual
3. Sederhana
Sistem hidrolik memperkecil bagian-bagian yang bergerak dan keausan
dengan pelumasan sendiri.
4. Hemat
Karena penyederhanaan dan penghematan tempat yang diperlukan sistem
hidrolik, dapat mengurangi biaya pembuatan sistem.
5. Relatif aman
Dibanding sistem yang lain, kelebihan beban (over load) mudah dikontrol
dengan menggunakan relief valve.
2.3.2 Kekurangan Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik memiliki pula beberapa kekurangan:
Gerakan relatif lambat.
Peka terhadap kebocoran
Dalam sistem hidrolik, hal ini dimanfaatkan untuk merubah gaya tekan
fluida yang dihasilkan oleh pompa hidrolik untuk menggeserkan silinder kerja
maju dan mundur maupun naik/turun sesuai letak dari silinder. Daya yang
dihasilkan silinder kerja hidrolik, lebih besar dari daya yang dikeluarkan oleh
pompa. Besar kecilnya daya yang dihasilkan oleh silinder hidrolik dipengaruhi
besar kecilnya luas penampang silinder kerja hidrolik.
Misalkan lagi rotor dari motor tersebut sudah diputar sedikit. Karena rotor
berputar maka dapat dikatakan bahwa konduktor pada rotor akan bergerak
melewati stator winding. Karena konduktor pada rotor bergerak relatif terhadap
fluks pada stator winding, akibatnya muncul tegangan ggl (gaya gerak listrik)
pada konduktor rotor sesuai dengan hukum faraday. Anggap lagi motor terhubung
dengan beban yang akan dioperasikan. Karena motor terhubung dengan beban
maka arus dapat mengalir pada kumparan rotor akibat adanya tegangan ggl pada
rotor dan terhubungnya rotor dengan beban. Arus yang mengalir pada rotor ini
disebut arus rotor. Arus rotor ini juga menghasilkan fluks yang dinamakan fluks
rotor. Interaksi antara kedua fluks inilah yang menyebabkan rotor didalam motor
dapat berputar sendiri. Perlu diingat bahwa pada kondisi awal diasumsikan rotor
sudah diberi gaya luar untuk menggerakkan konduktor pada rotor, karena jika
tidak maka rotor akan diam terhadap fluks pada kumparan stator sehingga tidak
terjadi tegangan ggl pada kumparan rotor, sesuai dengan hukum faraday.
Gambar 2.13 Putaran pada rotor akibat fluks. Dimisalkan Rotor sudah berputar
sedikit Jurnal : Modul Pengaturan Kecepatan Motor Satu Phasa Dengan Pid
Berbasis Mikrokontroler Menggunakan Interface Labview
Sebelumnya telah dibahas mengenai adanya arus stator yang
mengakibatkan munculnya arus pada rotor karena hukum faraday. Masing-masing
arus menghasilkan fluks yang mempengaruhi rotor. Bagaimana fluks tersebut
mempengaruhi kecepatan putaran rotor akan dibahas pada paragraf ini. Arus stator
akan menghasilkan fluks utama, sedangkan arus pada rotor menghasilkan fluks
pada rotor. Masing-masing fluks ini akan mempengaruhi arah putaran rotor, hanya
saja arah keduanya berlawanan. Sesuai hukum lorentz, apabila kita memiliki
sebuah kabel yang dialiri arus dan terdapat fluks medan magnet disekitar kabel
tersebut maka akan terjadi gaya pada kabel tersebut. Karena besarnya fluks pada
stator dan rotor relatif sama maka gaya yang dihasilkan juga sama. Namun karena
arah gaya yang berbeda mengakibatkan rotor tidak berputar akibat kedua gaya
yang saling menghilangkan. Hal ini juga yang mengakibatkan motor induksi perlu
diputar sedikit, agar salah satu gaya yang dihasilkan oleh fluks lebih besar
daripada yang lainnya sehingga rotor dapat berputar.
Gambar 2.14 Saat rotor sudah berputar sedikit, total gaya akan memiliki
perbedaan sehingga terjadi putaran.
Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai daya motor sebagai pengerak hidrolik
pada mesin uji universal dengan tahapan-tahapan sebagai diperlihatkan dalam
diagram alir pada gambar 3.1 di bawah ini.
2. Perhitungan hidrolik
Yang dimana digunakan rumus : :
3. Perhitungan daya motor :
Daya motor sebagai pengerak hidrolik untuk mela kukan pengujian tersebut
akan dianalisa, apakah sesuai dengan yang diingginkan jika belum sesuai maka
ada factor factor yang tentunya mempengaruhi hasil pengujian sebagai berikut
factor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan rancang bangun mesin uji
uni versal test yaitu
1. perhitungan beban hidrolik
2. perhitungan hidrolik
3. perhitungan daya motor
4. dan hasil pengujian
DAFTAR PUSTAKA
Budi Hartono, Analisadefleksi Plat Stopper Pada Mesin Uji Tarik Hidrolik,1-12
Nanang Ali Sutisna , Sigit Winardi & Agung Suhartono. (2021). Rancang Bangun
Mesin Uji Universal Untuk Pengujian Tarik Dan Tekuk Bertenaga Hidrolik, 6(1),
32-41
Ahmad yunus nasution, muhamad nur, pengujian mesin press mekanik semi
otomatis dengan penggerak motor listrik 0,5 HP, 10(2), 20-27