Anda di halaman 1dari 50

Modul ke:

03
Fakultas

Teknik
Program Studi

Teknik Mesin

Kontruksi Mesin
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA DALAM
KONTRUKSI MESIN (POROS, BANTALAN
PULLEY, V-BELT & MOTOR PENGGERAK)
Prof. Dr. Ing Darwin Sebayang
Hendi Saryanto, S.T, M.Eng
Pembuka
Daftar Pustaka
Akhiri Presentasi

Poros
3.1. Poros
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga
melalui putaran mesin. Setiap elemen mesin yang berputar,
seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel,
roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros
dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang
berputar. Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu
diperhitungkan gaya yang bekerja pada poros di atas antara lain:
Gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu berpusat pada titik
gravitasinya. Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar
dengan permukaan benda ataupun membentuk sudut dengan
permukanan benda

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.1. Macam-macam Poros
Poros untuk meneruskam daya diklasifikasikan menurut
pembebanannya sebagai berikut:
1. Poros transmisi

Gambar: Poros transmisi


Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan
lentur. Daya di transmisikan kepada poros ini melalui kopling,
roda gigi puli sabuk atau sprocket rantai, dan lain-lain.
<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.1. Macam-macam Poros
2. Spindel

Gambar: Poros Spindle


Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut
sepindel. Syarat yang harus di penuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukuranya harus teliti.

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.1. Macam-macam Poros
3. Gandar

Gambar: Poros Gandar


Poros seperti yang di pasng di antara roda roda kereta barang,
dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang kadang
tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat
beban lentur, kecuali jika digerakan oleh penggerak mula dimana
akan mengalami beban puntir juga.
<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.1. Macam-macam Poros
Menurut bentuk poros dapat digolongkan atas poros lurus
umum, poros engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dan
lain-lain. Poros luwes untuk tranmisi daya kecil agar terdapat
kebebasan bagi perubahan arah, dan lain-lain

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.2. Hal-hal penting dalam Perencanaan poros
Hal-hal penting dalam merencanakan sebuah poros sebagai
berikut ini perlu diperhatikan:
Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami suatu beban
puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur
seperti telah diutarakan di atas. Juga ada poros yang
mendapat beban tarik atau tekan seperti poros balingbaling kapal atau turbin. Kelelahan, tumbukan atau
pengaruh kosentrasi tegangan bila diameter poros
diperkecil (poros bertangga ) atau bila poros mempunyai
alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus di
rencanakan hingga cukup kuat untuk menahan bebanbenan di atas.
<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.2. Hal-hal penting dalam Perencanaan poros

Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan
yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi
puntiran terlalu besar akan mengakibatkan
ketidak telitian atau getaran dan suara.
Disamping kekuatan poros, kekakuanya juga
harus diperhatikan dan disesuaikan dengan
macam mesin yang akan dilayani poros
tersebut
<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.2. Hal-hal penting dalam Perencanaan poros

Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikan maka suatu
harga putaran tertentu dapat terjadi getaran
yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut
putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin,
motor torak, motor listrik , dan lain-lain. Juga
dapat mengakibatkan kerusakan pada poros
dan bagian bagian lainya. Jika mungkin, poros
harus direncanakan sedemikian rupa hingga
putaran kerjanya lebih rendah dari putaran
kritisnya
<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.2. Hal-hal penting dalam Perencanaan poros
Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus
dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi
dengan kontak dengan fluida yang korosif. Demikian
juga yang terancam kavitasi, dan poros-poros mesin
yang sering berhenti lama. Sampai dengan batasbatas tertentu dapat pula dilakukan perlidungan
terhadap korosi

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.3. Perhitungan pada poros

Pada poros yang menderita beban puntir dan


beban lentur sekaligus, maka pada permukaan
poros akan terjadi tegangan geser karena
momen puntir dan tegangan lentur karena
momen lengkung, maka daya rencana poros
dapat ditentukan dengan rumus:

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.3. Perhitungan pada poros

Poros Dengan Beban Torsi Murni


Poros bulat (pejal) yang hanya mengalami momen
puntir saja [7, 8 & 10].

Dimana :
T
= Momen puntir pada poros,
J
= Momen Inersia Polar,
r

= jari-jari poros =
= torsional shear stress
<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.3. Perhitungan pada poros

Untuk poros solid (solid shaft), dapat


dirumuskan [7, 8 & 10]:

Sehingga momen puntir pada poros adalah:

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.3. Perhitungan pada poros
Sedangkan momen inersia polar pada poros
berongga (hollow shaft) digunakan [7, 8 & 10].

Dimana do dan di adalah diameter luar dan dalam,


sehingga didapat [7, 8 & 10].

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.3. Perhitungan pada poros
Dengan mensubstitusikan, di/do = k, maka didapat,
[7, 8 & 10].

Sementara, daya yang ditransmisikan oleh poros


dapat diperoleh dari [7, 8 & 10].

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.3. Perhitungan pada poros

Dimana:
P = Daya (W),
T = Moment puntir (N.m),
N = Kecepatan poros (rpm)
Untuk menghitung sabuk penggerak (belt drive),
maka dapat digunakan [7, 8 & 10].

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.3. Perhitungan pada poros

Dimana:
T1 dan T2 = tarikan pada sisi kencang (tight)
dan kendor (slack).
R
= jari-jari pulley
Contoh soal:
Poros berputar 200 r/min untuk meneruskan
daya: 20 kW. Poros dibuat dari mild steel dengan
tegangan geser ijin 42 MPa, hitung diameter
poros
<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.3. Perhitungan pada poros
Jawab:
Diketahui:
n = 200 r/min
P = 20 kW = 20 000 W
= 42 MPa

= 955 Nm = 955 x 103 Nmm

= 48.7 mm
Maka diameter poros yang digunakan kita bulatkan menjadi = 50 mm
<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.3. Perhitungan pada poros
Untuk Poros yang hanya mengalami bending momen saja [7, 8 &
10].

Dimana:
M = momen lentur pada poros,
I = momen inersia,
O = bending momen,
y = jari-jari poros = =
Untuk poros solid (solid shaft), besarnya momen inersia dirumuskan [7,
8 & 10]:
<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.3. Perhitungan pada poros
Setelah disubtitusikan didapatkan persamaan:

Sedangkan untuk poros berongga (hollow shaft), besarnya


momen inersia dirumuskan [7, 8 & 10]:

Sehingga:

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.3. Perhitungan pada poros

Contoh Soal:
Dua buah roda dihubungkan dengan poros, menerima
beban masing-masing 50 kN, sejauh 100 mm dari
bagian tengah roda. Jarak antar sumbu roda: 1400
mm. Hitung diameter poros jika tegangan lentur tidak
boleh melebihi: 100 MPa.

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
3.1.3. Perhitungan pada poros

M = F x L = 50000 x 100 = 5 x 106 N mm

= 79,8 mm = 80 mm

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
Untuk Poros dengan kombinasi momen lentur dan
momen puntir
Jika pada poros tersebut terdapat kombinasi antara momen
bending dan momen puntir maka perancangan poros harus
didasarkan pada kedua momen tersebut. Banyak teori telah
diterapkan untuk menghitung elastic failure dari material
ketika dikenai momen lentur dan momen puntir, misalnya:
Maximum shear stress theory atau Guests theory: Teori ini
digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile),
misalnya baja lunak (mild steel).

<

MENU

AKHIRI

>

Poros

Note:

=Te :Torsi Equivalen

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
Maximum normal stress theory atau Rankines theory adalah
Teori yang digunakan untuk material yang keras dan getas
(brittle), misalnya besi cor (cast iron). Terkait dengan
Maximum shear stress theory atau Guests theory bahwa
besarnya maximum shear stress pada poros dapat
dirumuskan sebagai berikut [7,8 & 10]:
(i)

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
(ii) Jika

Dimana:
Me : Momen lentur ekvivalen
b : Tegangan lentur ijin bahan poros
Maka rumus diameter poros untuk beban kombinasi basis
Me dapat dihitung dengan persamaan [7,8 & 10]:

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
Untuk poros berlubang dengan beban lentur dan puntir,
rumus persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
(i)
(ii)

Dimana

<

MENU

AKHIRI

>

Poros
Contoh soal
Poros dibuat dari mild steel untuk meneruskan daya 100 kW
pada putaran 300 r/min, panjang poros 300 mm. Dua buah
puli dengan beban masing-masing 1500 N diletakkan pada
poros dengan jarak masing-masing 100 mm dari sisi luar
poros. Jika tegangan geser bahan poros : 60 MPa, hitung
diameter poros berdasarkan Te dan Me : ?
Jawab :
P = 100 kW = 100 000 W
n = 300 r/min
L = 300 mm
W1= W2 = 1500 N
<

MENU

AKHIRI

>

Poros

RA = RB = 1500 N
(MA = 0 dan MB = 0)
Momen lentur (M)
M = F . L = 1500 . 100 = 150 000 N mm

= 3 519 x 103 Nmm


Maka :
Diameter Poros = 70 mm
<

MENU

AKHIRI

>

Poros
Sementara untuk

= 325 937 N mm
Sementara:
Diketahui, = 60 MPa, maka:

= 104 Mpa
<

MENU

AKHIRI

>

Poros
Diameter poros berdasarkan Moment Equivalent adalah
= d = 32 mm
Untuk contoh soal ini maka dipilihlah diamotor poros
berdasarkan Torsi Equivalent yaitu sebesar 70 mm

<

MENU

AKHIRI

>

Analisis Beban
Beban dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
beban dari alam/ lingkungan, beban operasional, dan
beban sustain (berat mesin dan peralatannya). Beban dari
alam adalah beban yang diterima mesin/ peralatan,
selama beroperasi maupun tidak beroperasi, dari
lingkungan dimana mesin/ peralatan itu berada, seperti
beban angin, gempa dll. Beban operasional adalah beban
akibat beroperasinya mesin/ peralatan sesuai dengan
fungsi kerjanya ketika mesin tersebut beroperasi. Beban
sustain adalah beban berat mesin/ peralatan yang terusmenerus diterima mesin/ peralatan tersebut ketika
beroperasi maupun tidak beroperasi
<

MENU

AKHIRI

>

Analisis Beban
Analisis Beban Internal Transmission Countershaft
Temukan potongan melintang poros pada gambar dibawah
yang menerima beban terbesar dan tentukan besar beban
tersebut.

Gambar: Beban Internal Transmission Countershaft

<

MENU

AKHIRI

>

Analisis Beban

Gambar: Diagram gaya geser, momen bending dan momen


torsi
<
MENU

AKHIRI

>

Analisis Beban
Poros dan roda gigi berputar dengan kecepatan seragam.
Transverse shear stress diabaikan.

<

MENU

AKHIRI

>

Analisis Beban
Analisis :
Langkah awal adalah membuat diagram beban, gaya
geser, momen bending, dan momen torsi untuk poros
countershaft seperti terlihat pada DBB diatas.
Menentukan daerah kritis. Daerah kritis adalah daerah
yang mendapat beban terbesar. Dari DBB diatas terlihat
bahwa beban terbesar terletak pada bagian kanan roda
gigi C, yang mana terjadi momen bending dan momen
torsi terbesar dengan asumsi transverse shear stress
diabaikan (tidak penting dibandingkan beban bending).
Transverse shear stress pada daerah ini lebih kecil dari
nilai maksimum transverse shear stress pada
countershaft.
<

MENU

AKHIRI

>

Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu
poros berbeban, sehingga putaran atau geraan
bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus,
aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup
kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen
mesin lainya bekerja dengan baik. Jika bantalan
tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh
system akan menurun atau tidak dapat bekerja
secara semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan
dapat disamakan perannya dengan pondasi pada
gedung
<

MENU

AKHIRI

>

Bantalan

Dalam memilih bantalan yang digunakan,


perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Tinggi rendahnya putaran poros
Jenis bahan yang digunaka
Besar kecilnya beban yang dikenakan
Kemudahan perawatan

Adapun analisa terhadap bantalan dilakukan


untuk menghitung umur bantalan berdasar
beban yang diterima oleh bantalan.
<

MENU

AKHIRI

>

Bantalan
Perhitungan umur bantalan.
Untuk setiap beban :
a
C
L = , dimana L = Dalam jutaan putaran
F
1
a

C= FL Beban bantalan
L1 F2

L2 F1 ; di mana a =3 untuk bantalan pelura

a = 10/3 untuk bantalan rol


Tegangan geser maksimum
2

x
max 2 xy (kpsi)
2
<

MENU

AKHIRI

>

Bantalan
Umur bantalan yang menerima
Nilai beban dasar
Cr = F L n
1
a

L R n g

F = Beban radial bantalan yang sebenarnya

<

MENU

AKHIRI

>

Bantalan
Pulley
Pulley merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi
untuk mentransmisikan daya seperti halnya sprocket rantai
dan roda gigi (Gambar 2.4). Puli pada umumnya dibuat dari
besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat
dari baja.Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada
berbagai mesin perkakas dengan menggunakan motor listrik
telah membuat arti sabuk untuk alat penggerak menjadi
berkurang. Akan tetapi sifat elastisitas daya dari sabuk untuk
menampung kejutan dan getaran pada saat transmisi
membuat sabuk tetap dimanfaatkan untuk mentransmisikan
daya dari penggerak pada mesin perkakas.
<

MENU

AKHIRI

>

Bantalan
Keuntungan jika menggunakan puli :
Bidang kontak sabuk-pulleyi luas, tegangan pulley
biasanya lebih kecil sehingga lebar puli bisa dikurangi.
Tidak menimbulkan suara yang bising dan lebih tenang.

Gambar. Pulley
<

MENU

AKHIRI

>

Bantalan
Transmisi Sabuk V
Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkkinkan
transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi
putaran atau daya yang lain dapat di terapkan, di mana sebuah sabuk
luwes atau rantai dibelitkan sekeliling puli atau sprocket pada poros
Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampung
trapezium. Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti
sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur
puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit akan
mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan
bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh
bentuk baji, yamg akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada
tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan
dari sabuk-V jika dibandingkan dengan sabuk rata
<

MENU

AKHIRI

>

Bantalan
Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk V karena mudah
penanganannya dan harganyapun murah. Kecepatan sabuk
direncanakan untuk 10 sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimal
sampai 25 (m/s). Dalam gambar 2.5 diberikan sebagai proporsi
penampang sabuk V yang umum dipakai. Daya maksimum yang dapat
ditransmisikan kurang lebih 500 (kW). Di bawah ini ( gambar 2.5)
dibahas tentang hal-hal dasar pemilihan sabuk-v dan puli

Gambar : Konstruksi dan ukuran penampang


sabuk-V (Sularso, 1994: 164)

<

MENU

AKHIRI

>

Bantalan
Pemilihan Pulley
Pemilihan pulley belt sebagai elemen transmisi didasarkan
atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
Dibandingkan roda gigi atau rantai, penggunaan sabuk lebih
halus, tidak bersuara, sehingga akan mengurangi
kebisingan.
Kecepatan putar pada transmisi sabuk lebih tinggi jika
dibandingkan dengan belt.
Karena sifat penggunaan belt yang dapat selip, maka jika
terjadi kemacetan atau gangguan pada salah satu elemen
tidak akan menyebabkan kerusakan pada elemen lain.
<

MENU

AKHIRI

>

Bantalan
Rumus Dan Perhitungan
Pada mesin ini menggunakan sabuk-V sebagai penerus daya
dari motor listrik ke poros, dapat dihitung dengan rumus
perhitungan :
Perbandingan transmisi

(Sularso, 1994 : 166)

n1 = putaran poros pertama (rpm)


n2 = putaran poros kedua (rpm)
d2 = diameter puli penggerak (mm)
d2 = diameter puli yang digerakan (mm)

<

MENU

AKHIRI

>

Bantalan
kecepatan sabuk
(m/s)

Dimana :
V
d
n

= kecepatan sabuk (m/s)


= diameter puli motor (mm)
= putaran motor listrik (rpm)

Panjang sabuk
Dimana :
L = panjang sabuk (mm) - D1 = diameter puli penggerak (mm)
C = jarak sumbu poros (mm) - D2 = diameter puli poros (mm)
<

MENU

AKHIRI

>

Bantalan
Motor Listrik
Motor Listrik berfungsi sebagai tenaga penggerak
minsalkan disini kita tengah merancang mesin pemarut,
maka motor listrik berfungsi untuk memutar roll pemarut.
Pengguanaan dari motor elektrik ini disesuaikan dengan
kebutuhan daya dari ,mesin pemarut tersebut, yaitu daya
yang diperlukan dalam proses pemarutan.

Gambar : Motor Listrik


<

MENU

AKHIRI

>

Bantalan
Jika n1 (rpm) adalah putaran dari poros motor listrik dan T
(kg.mm) adalah torsi pada poros motor listrik, maka
besarnya daya P (kW) yang diperlukan untuk menggerakkan
sistem adalah :
(Sularso, 1997)
Dimana :
P = Daya motor listrik (kW)
T = Torsi (kg.mm)

<

MENU

AKHIRI

>

Terima Kasih
Darwin Sebayang

Anda mungkin juga menyukai