Anda di halaman 1dari 27

MESIN BUBUT KONVENSIONAL

Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk
silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan
sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata :
• Dengan benda kerja yang berputar
• Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool)
• Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan
membuang permukaan luar benda kerja

A. PENGERTIAN
Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses
kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat
untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi
yang dipakai untuk membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja
terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian
spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong (pahat) yang
dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja yang berputar.

B. FUNGSI
Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk membuat/memproduksi benda-benda
berpenampang silindris, misalnya poros lurus, poros bertingkat (step shaft), poros tirus (cone
shaft), poros beralur (groove shaft), poros berulir (screw thread) dan berbagai bentuk bidang
permukaan silindris lainnya misalnya anak buah catur (raja, ratu, pion dll)

C. JENIS MESIN BUBUT


1. Mesin Bubut Ringan
Mesin bubut ringan dapat diletakan di atas meja, dan mudah dipindahkan sesuai dengan
kebutuhan, Benda kerjanya berdimensi kecil (mini). Jenis ini umumnya digunakan untuk
membubut benda-benda kecil dan biasanya dipergunakan untuk industri rumah tangga (home
industri). Panjangnya mesin umumnya tidak lebih dari 1200 mm, dan karena bebannya ringan
dapat diangkat oleh satu orang.

Gambar 1. Mesin Bubut Ringan


2. Mesin Bubut Sedang
Jenis mesin bubut sedang dapat membubut diameter benda kerja sampai dengan 200
mm dan panjang sampai dengan 100 mm cocok untuk industri kecil atau bengkel-bengkel
perawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan pada dunia pendidikan atau pusat
pelatihan, karena harganya terjangkau dan mudah dioperasikan.

1
Gambar 2. Mesin bubut sedang

3. Mesin Bubut Standar


Jenis mesin bubut mesin bubut standar disebut sebagai mesin bubut standar karena di
samping memiliki komponen seperti pada mesin ringan dan sedang juga telah dilengkapi
berbagai kelengkapan tambahan yaitu keran pendingin, lampu kerja, bak penampung beram
dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan darurat

Gambar 3. Mesin bubut standar

D. BAGIAN-BAGIAN UTAMA

Gambar 4. Mesin bubut dengan bagian-bagian utamanya


Keterangan:
1 Head stock 12 Pengunci barel
2 Knob pengatur kecepatan putaran 13 Lead screw
3 Handle pengatur putaran 14 Feeding shaft
4 Chuck 15 Roda pemutar/penggerak eretan memanjang
5 Benda kerja 16 Rem mesin
6 Pahat (tool) 17 Main swich
7 Tool post dan eretan atas 18 Coolant motor switch
8 Eretan lintang 19 Tabel Mesin
9 Bed Mesin 20 Pengatur arah feeding shaft
10 Senter jalan 21 Handle lead screw
11 Tail stock

2
1. Sumbu Utama (Main Spindle)
Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu utama mesin bubut
yang berfungsi sebagai dudukan chuck (cekam), plat pembawa, kolet, senter tetap dan lain-lain.

Gambar 5.Sumbu Utama dan Cekam

2. Meja Mesin (bed)


Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam
(steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu pembubutan. Bentuk alas ini
bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai
ketinggian tertentu.

Gambar 6. Meja Mesin

3. Eretan (carriage)
Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak sepanjang alas
mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang alas mesin dan eretan atas
(top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang.
Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut
kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda
pemutarnya.

Gambar 7. Eretan
4. Kepala Lepas (tail stock)
Kepala lepas digunakan untuk dudukan senter putar sebagai pendukung benda kerja pada saat
sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang
tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk dijepit. Tinggi kepala lepas sama dengan tinggi
senter tetap.

Gambar 8. Kepala Lepas

3
5. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa
Tuas pengatur kecepatan (A) pada gambar, digunakan untuk mengatur kecepatan poros
transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan
kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan benda-benda berdiameter
kecil dan pengerjaan penyelesaian sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan
pengasaran, ulir, alur, mengkartel dan pemotongan (cut off).

Gambar 9. Tuas Pengatur Kecepatan


6. Pelat tabel
Pelat table B adalah table besarnya kecepatan yang ditempel pada mesin bubut yang
menyatakan besaran perubahan antara hubungan roda-roda gigi di dalam kotak roda gigi
ataupun terhadap roda pulley di dalam kepala tetap (head stock).

7. Tuas pembalik transporter dan Sumbu Pembawa


Tuas pembalik putaran (C ) digunakan untuk membalikkan arah putaran sumbu utama, hal ini
diperlukan bilamana hendak melakukan pengerjaan penguliran, pengkartelan, ataupun
membubut permukaan.

Gambar 10. Tuas Pembalik

8. Tabel Kecepatan Sumbu Utama


Plat tabel kecepatan sumbu utama, menunjukkan angka-angka besaran pembubutan, dudukan
bor tangkai tirus dan cekam kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih sesuai dengan
pekerjaan pembubutan.

Gambar 11. Plat tabel kecepatan sumbu utama


9. Tuas-Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama
Tuas pengatur kecepatan sumbu utama berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran mesin
sesuai hasil dari perhitungan atau pembacaan dari tabel putaran.

Gambar 12. Tuas pengatur kecepatan sumbu utama

4
10. Penjepit Pahat (Tools Post)
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya ada beberapa
macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus sehingga
dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat dipasang dan disetel
sekaligus.

Gambar 13. Penjepit pahat


11. Eretan Atas
Eretan atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur
besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul) dan lain-lain
yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm.

Gambar 14. Eretan atas


12. Keran pendingin
Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant) kepada benda kerja yang
sedang dibubut dengan tujuan untuk mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga
dapat menjaga pahat tetap tajam dan panjang umurnya. Hasil bubutannyapun halus.

Gambar 15. Keran pendingin

13. Roda Pemutar


Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas digunakan untuk menggerakkan poros kepala
lepas maju ataupun mundur. Berapa panjang yang ditempuh ketika maju atau mundur dapat
diukur dengan membaca cincin berskala (dial) yang ada pada roda pemutar tersebut.
Pergerakkan ini diperlukan ketika hendak melakukan pengeboran untuk mengetahui atau
mengukur seberapa dalam mata bor harus dimasukkan.

14. Transporter dan Sumbu pembawa


Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau trapesium yang
biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis,
misalnya waktu membubut ulir, alur dan atau pekerjaan pembubutan lainnya. Sedangkan
sumbu pembawa atau poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau
mendukung jalannya eretan.

5
Gambar 16. Poros transporter dan Sumbu pembawa
15. Tuas Penghubung
Tuas penghubung sebagaimana digunakan untuk menghubungkan roda gigi yang terdapat
pada eretan dengan poros transpoter sehingga eretan akan dapat berjalan secara otomatis
sepanjang alas mesin. Tuas penghubung ini mempunyai dua kedudukan. Kedudukan di atas
berarti membalik arah gerak putaran (arah putaran berlawanan jarum jam) dan posisi ke bawah
berarti gerak putaran searah jarum jam.
16. Eretan Lintang
Eretan lintang sebagaimana ditunjukkan pada berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang
alas mesin atau arah ke depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda
kerja. Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa panjang
langkah gerakan maju atau mundurnya pahat. Ukuran mesin bubut ditentukan oleh panjangnya
jarak antara ujung senter kepala lepas dan ujung senter kepala tetap. Misalnya tinggi mesin
bubut 200 mm, berarti mesin tersebut hanya mampu menjalankan eretan melintangnya
sepanjang 200 mm atau mampu melakukan pembubutan maksimum benda kerja yang memiliki
radius 200 mm (berdiameter 400 mm).

Gambar 17. Dimensi Utama Mesin Bubut

F. PARAMETER YANG DAPAT DIATUR PADA MESIN BUBUT


Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindel (speed), gerak
makan (feed) dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor yang lain seperti bahan benda kerja dan
jenis pahat sebenarnya juga memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter di atas adalah
bagian yang bisa diatur oleh operator langsung pada Mesin Bubut.
1. Kecepatan putar, n (speed), selalu dihubungkan dengan sumbu utama (spindel) dan benda kerja.
Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations per minute, rpm). Akan tetapi
yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong (cutting speed atau v) atau
kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja. Secara sederhana kecepatan potong
dapat digambarkan sebagai keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau :

π .d .n Dimana :
v= v = kecepatan potong (m/menit)
1000 d = diameter benda kerja (mm)
n = putaran benda kerja (putaran/menit)

6
Dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja. Selain kecepatan
potong ditentukan oleh diameter benda kerja faktor bahan benda kerja dan bahan pahat sangat
menentukan harga kecepatan potong. Pada dasarnya pada waktu proses bubut kecepatan potong
ditentukan berdasarkan bahan benda kerja dan pahat. Harga kecepatan potong sudah tertentu,
misalnya untuk benda kerja Mild Steel dengan pahat dari HSS, kecepatan potongnya antara 20
sampai 30 m/menit

2. Gerak makan, f (feed), adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja berputar satu
kali, sehingga satuan f adalah mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin,
material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama kehalusan permukaan yang
diinginkan. Gerak makan biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman potong a.
Gerak akan tersebut berharga sekitar 1/3 sampai 1/20 a, atau sesuai dengan kehalusan
permukaan yang dikehendaki.

Gambar 18. Gerak makan (f) dan kedalaman potong (a)


3. Kedalaman potong a (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda
kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong.
Ketika pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja akan berkurang 2a, karena bagian
permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerja yang berputar.
Beberapa proses pemesinan selain proses bubut pada Mesin Bubut dapat juga dilakukan
proses pemesinan yang lain, yaitu bubut dalam (internal turning), proses pembuatan lubang dengan
mata bor (drilling), proses memperbesar lubang (boring), pembuatan ulir (thread cutting), dan
pembuatan alur (grooving/parting-off). Proses tersebut dilakukan di Mesin Bubut dengan
bantuan/tambahan peralatan lain agar proses pemesinan bisa dilakukan.

G. ALAT PERLENGKAPAN MESIN BUBUT


Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat/pisau yang digunakan untuk menyayat
produk/benda kerja. Dalam pekerjaan pembubutan salah satu alat potong yang sering digunakan
adalah pahat bubut. Jenis bahan pahat bubut yang banyak digunakan di industri-industri dan
bengkel-bengkel antara lain baja karbon, HSS, karbida, diamond dan ceramik.

7
1. Pahat Bubut
Hal yang sangat penting diperhatikan adalah bagaimana alat potong dapat menyayat
dengan baik, dan untuk dapat menyayat dengan baik alat potong diperlukan adanya sudut baji,
sudut bebas dan sudut tatal sesuai ketentuan, yang semua Ini disebut dengan istilah geometris
alat potong.
Sesuai dengan bahan dan bentuk pisau, geometris alat potong untuk penggunaan setiap
jenis logam berbeda. tabel 1 menunjukkan penggunaan sudut tatal dan sudut bebas pahat
bubut.

Gambar 20. Geometri pahat bubut

Tabel 1. Penggunaan Sudut Tatal dan Sudut Bebas Pahat Bubut

8
a. Pahat bubut rata kanan
Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80º dan sudut-sudut bebas lainnya, pada
umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari
kiri ke arah kanan mendekati posisi cekam.

Gambar 21. Pahat bubut rata kanan


b. Pahat bubut rata kiri
Pahat bubut rata kiri memilki sudut baji 55º dan sudut-sudut bebas lainnya, pada umumnya
digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah
kanan mendekati posisi kepala lepas.

Gambar 22. Pahat bubut rata kiri


c. Pahat bubut muka
Pahat bubut muka memilki sudut baji 55º dan sudut-sudut bebas lainnya, pada umumnya
digunakan untuk pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang pemakanannya
dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekati titik senter dan juga dapat dimulai
dari titik senter ke arah luar benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.

Gambar 23. Pahat bubut muka

9
d. Pahat bubut ulir
Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan dibuat, sudut
puncak 55° adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan untuk pembuatan ulir
jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60°.

Gambar 24. Pahat bubut ulir metrik

Sudut potong dan sudut baji merupakan sudut yang dipersaratkan untuk memudahkan
pemotongan benda kerja, sudut bebas adalah sudut untuk membebaskan pahat dari
bergesekan terhadap benda kerja dan sudut tatal adalah sudut untuk memberi jalan tatal
yang terpotong.

e. Penggunaan Pahat Bubut Luar


Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa salahsatu alat potong yang sering digunakan pada
proses pembubutan adalah pahat bubut. Bentuk, jenis dan bahan pahat ada bermacam-
macam yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Prosesnya adalah benda kerja yang
akan dibubut bergerak berputar sedangkan pahatnya bergerak memanjang, melintang atau
menyudut tergantung pada hasil pembubutan yang diinginkan. Gambar 48 adalah
menunjukan macam-macam pahat bubut dan penggunaannya.

f. Pahat bubut dalam


Selain pahat bubut luar, pada proses pembubutan juga sering menggunakan pahat bubut
dalam. Pahat jenis ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau memperbesar lubang
yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor. Bentuknya juga bermacam-macam
dapat berupa pahat potong, pahat alur ataupun pahat ulir, ada yang diikat pada tangkai

10
pahat Bentuk ada yang khusus sehingga tidak diperlukan tangkai pahat. Contoh pemakaian
pahat bubut dalam ketika memperbesar lubang dan membubut rata bagian dalam

Gambar 25. Pahat bubut dalam Gambar 26. Contoh pembubutan dalam

g. Pahat potong
Pahat potong adalah jenis pahat potong yang menggunakan tangkai digunakan untuk
memotong benda kerja.

Gambar 27. Pahat Potong

h. Pahat bentuk
Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja, bentuknya sangat
banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki operatornya. (Gambar 52 a,b dan
c) adalah jenis-jenis pahat berbentuk radius.

Gambar 28. Pahat bentuk

i. Pahat keras
Pahat keras yaitu pahat yang terbuat dari logam keras yang mengandung bahan karbon
tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya, seperti Cemented Carbid, Tungsten, Wide
dan lain-lain.
Pahat jenis ini tahan terhadap suhu kerja sampai dengan kurang lebih 1000° C, sehingga
tahan aus/gesekan tetapi getas/rapuh dan dalam pengoperasiannya tidak harus
menggunakan pendingin, sehingga cocok untuk mengerjakan baja, besi tuang, dan jenis
baja lainnya dengan pemakanan yang tebal namun tidak boleh mendapat tekanan yang
besar.
Di pasaran pahat jenis ini ada yang berbentuk segi tiga, segi empat dan lain-lain yang
pengikatan dalam tangkainya dengan cara dipateri keras (brassing) atau dijepit
menggunakan tangkai dan baut khusus.

Gambar 29. Pahat keras

11
2. Alat Pencekaman Benda Kerja
Cekam adalah alat pemegang benda kerja dalam proses pembubutan. Macam-macam cekam:
a. Cekam rahang tiga (otomatis)
Rahang-rahang dapat berputar bersama-sama, sehingga akam mempercepat proses
pembubutan. Cekam rahang tida digunakan untuk mencakam benda-benda yang silindris.

Gambar 30. cekam rahang tiga


b. cekam rahang empat (disetel secara manual)
cekam rahang empat mempunyai empat rahanag yang dapat diatur secara bebas dan
rahangnya dapat dibolak balik. Digunakan untuk menjepit benda yang silindiris maupun
bentuk benda yang tidak teratur dan segi empat.

Gambar 31. cekam rahang empat


c. cekam magnit
cekam magnit untuk menjepit benda-benda yang bentuknya tidak beraturan atau tipis
d. cekam rata
cekam rata untuk menjepit benda keras yang tipis dan lebar atau bentuk-bentuk yang tidak
beraturan yang tidak bisa dijepit dengan cekam lainnya.

3. Senter
Alat ini untuk memegang titik sumbu dari kedua ujung benda kerja, dimana kedua ujung benda
kerja dibor runcing sedikit untuk menempatkan ujung senter tersebut, dimana senter ini
memungkinkan pengerjaan membubut tirus maupun lurus.
a. Senter mati (tetap)

b. Senter jalan

12
Bor senter
Bor senter digunakan untuk membuat lubang senter diujung benda kerja sebagai tempat
kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannnya disesuaikan dengan kebutuhan yaitu
sekitar 1/3 ÷ 2/3 dari panjang bagian yang tirus pada bor senter tersebut. Pembuatan
lubang senter pada benda kerja diperlukan apabila memilki ukuran yang relatif panjang atau
untuk mengawali pekerjaan pengeboran.

Gambar . Bor senter


4. Pembawa
Alat ini dipasang bersama-sama plat pembawa dengan maksud untuk untuk membawa serta
benda kerja supaya ikut berputar seirama sumbu mesin.

5. Penyangga (Kacamata)
Alat ini digunakan untuk pengerjaan batang bulat yang panjang, untuk menyangga benda kerja
supaya tidak melengkung ke bawah, sehingga tetap lurus segaris sumbu. Macamnya ada dua,
yakni penyangga tetap dan penyangga jalan.
a. Penyangga jalan

13
b. Penyangga tetap

6. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada permukaan benda
kerja, agar tidak licin yang biasanya terdapat pada batang-batang penarik atau pemutar yang
dipegang dengan tangan. Hasil pengkartelan ada yang belah ketupat, dan ada yang lurus
tergantung gigi kartelnya. Jenis gigi kartel dapat dilihat pada Gambar 55.

Gambar . Kartel

H. BENTUK TATAL HASIL BUBUTAN


Untuk pengerjaan dengan bubuthasil tatal yang di hasilkan akan berbeda dengan hasil dari
pengerjaan frais. Untuk bubut hal ini sangat di pengaruhi dari :
1. Bentuk pahat dan susutnya 3. Kecepatan putar
2. Tebal pemakanan 4. Jenis material
Jenis-jenis dari tatal adalah sbb:

1. Bentuk Pita 2. Bentuk tidak teratur 3. Bentuk Spiral Panjang

4. Bentuk Spiral pendek 5. Bentuk Seperti Obat Nyamuk 6. Bentuk Melingkar Pendek

14
Bentuk tatal yang panjang di hasil dari material aluminium
dan jenis plastik. Bentuk tatal serpihan dan kecil dari material
besi tuang dan kuningan. Bentuk tatal yang Melingkar atau
spiral dari material mild steel dan stavak.
7. Serpihan kecil

Tanda-tanda pahat bubut yang tumpul sewaktu digunakan untuk membubut.


1. Hasil sayatan pahat kasar, tatalnya bubuk, meskipun penyayatan-nya tipis.
2. Berbunyi menggerit, berasap, bekas sayatannya mengkilat karena mata pemotong pahat
sudah berbentuk bidang sehingga pahat tidak lagi menyayat melainkan bergesek.
3. Kalau digerakkan dengan tangan terasa berat dan pahat bergetar.

I. PROSES MEMBUBUT
1. Proses Membubut Lurus
Proses membubut lurus adalah menyayat benda kerja dengan gerak pahat sejajar dengan
sumbu benda kerja. Perencanaan proses penyayatan benda kerja dilakukan dengan cara
menentukan arah gerakan pahat , kemudian menghitung elemen dasar proses bubut.

Gambar rencana pencekaman, penyayatan, dan lintasan pahat

2. Perencanaan Proses Membubut Tirus


Benda kerja berbentuk tirus (taper) dihasilkan pada proses bubut apabila gerakan pahat
membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Cara membuat benda tirus ada
beberapa macam :
a. Dengan memiringkan eretan atas pada sudut tertentu, gerakan pahat (pemakanan) dilakukan
secara manual (memutar handleeretan atas).
b. Pengerjaan dengan cara ini memakan waktu cukup lama, karena gerakan pahat kembali
relatif lama (ulir eretan atas kisarnya lebih kecil dari pada ulir transportir).
c. Dengan alat bantu tirus (taper attachment), pembuatan tirus dengan alat ini adalah untuk
benda yang memiliki sudut tirus relatif kecil (sudut sampai dengan ±90). Pembuatan tirus lebih
cepat karena gerakan pemakanan (feeding) bisa dilakukan otomatis

15
d. Dengan menggeser kepala lepas (tail stock), dengan cara ini proses pembubutan tirus
dilakukan sama dengan proses membubut lurus dengan bantuan dua senter. Benda kerja
tirus terbentuk karena sumbu kepala lepas tidak sejajar dengan sumbu kepala tetap (Gambar
6.25.). Untuk cara ini sebaiknya hanya untuk sudut tirus yang sangat kecil, karena apabila
sudut tirus besar bisa merusak senter jalan yang dipasang pada kepala lepas.

Perhitungan pergeseran kepala lepas pada pembubutan tirus dijelaskan dengan gambar dan
rumus berikut.

Pergeseran kepala lepas (x) pada gambar di atas dapat dihitung dengan rumus :
Dimana :

D−d D = diameter mayor (terbesar) (mm)


x= .L d = diameter minor (terkecil) (mm)
2l l = panjang bagian tirus (mm)
L = panjang benda kerja seluruhnya (mm)
Atau :

16
D d

p
Dimana :
D−d
tgα = D = diameter mayor (terbesar) (mm)
d = diameter minor (terkecil) (mm)
2p
p = panjang bagian tirus (mm)

Penentuan pahat, perhitungan elemen pemesinan, dan penentuan langkah kerja/jalannya


pahat untuk pembuatan benda kerja tirus sama dengan perencanaan proses bubut lurus.
Perbedaannya ada pada perhitungan waktu pemesinan untuk pembuatan tirus dengan cara
menggeser sudut eretan atas. Hal ini terjadi karena gerakan pahat dilakukan secara manual
sehingga rumus waktu pemesinan (tc) tidak dapat digunakan.

3. Perencanaan Proses Membubut Ulir


Proses pembuatan ulir bisa dilakukan pada Mesin Bubut. Pada Mesin Bubut konvensional
(manual) proses pembuatan ulir kurang efisien, karena pengulangan pemotongan harus
dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan lama dan hasilnya kurang presisi.
Dengan Mesin Bubut yang dikendalikan CNC proses pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan
efektif, karena sangat memungkinkan membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bervariasi
dalam waktu relatif cepat dan hasilnya presisi.

Ulir segi tiga tersebut bisa berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan untuk
membuat ulir segi tiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung pahatnya sama dengan sudut ulir
atau setengah sudut ulir. Untuk ulir Metris sudut ulir adalah 60O , sedangkan ulir Whitwoth sudut
ulir 55O. Identifikasi ulir biasanya ditentukan berdasarkan diameter mayor dan kisar ulir (Tabel
6.6.). Misalnya ulir M5x0,8 berarti ulir metris dengan diameter mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8
mm.

17
Selain ulir Metris pada Mesin Bubut bisa juga dibuat ulir Whitworth (sudut ulir 55O). Identifikasi
ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi (Tabel 6.7.). Misalnya untuk
ulir Whitwoth 3/8” jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya 0,0625”). Ulir ini biasanya digunakan
untuk membuat ulir pada pipa (mencegah kebocoran fluida).

Selain ulir segi tiga, pada Mesin Bubut bisa juga dibuat ulir segi empat. Ulir segi empat ini
biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari ulir segi empat pada dasarnya sama
dengan ulir segi tiga yaitu : diameter mayor, diameter minor, kisar (pitch), dan sudut helix. Pahat
yang digunakan untuk membuat ulir segi empat adalah pahat yang dibentuk (diasah)
menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan sudut helix ulir. Pahat ini
biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida.

18
a. Pahat Ulir
Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan Mesin Bubut manual pertama-tama
yang harus diperhatikan adalah sudut pahat. Pada gambar ditunjukkan bentuk pahat ulir
metris dan alat untuk mengecek besarnya sudut tersebut (60O). Pahat ulir pada gambar
tersebut adalah pahat ulir luar dan pahat ulir dalam. Selain pahat terbuat dari HSS pahat ulir
yang berupa sisipan ada yang terbuat dari bahan karbida.

Setelah pahat dipilih, kemudian dilakukan setting posisi pahat terhadap benda kerja.
Settingini dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahat bubut terhadap sumbu.

Setelah itu dicek posisi pahat terhadap permukaan benda kerja, supaya diperoleh sudut ulir
yang simetris terhadap sumbu yang tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Parameter
pemesinan untuk proses bubut ulir berbeda dengan bubut rata. Hal tersebut terjadi karena pada
proses pembuatan ulir harga gerak makan (f) adalah kisar (pitch) ulir tersebut, sehingga putaran
spindel tidak terlalu tinggi (secara kasar sekitar setengah dari putaran spindel untuk proses bubut
rata). Perbandingan harga kecepatan potong untuk proses bubut rata (stright turning) dan proses
bubut ulit (threading).

19
4. Perencanaan Proses Membubut Eksentrik
Membubut eksentrik tirus dapat dilaksanakan dengan beberapa cara,
• Pergeseran senter
Kerja persiapan,
1. Tentukan putaran mesin
2. Persiapkan pahat kasar, muka, dan pahat finishing
3. Kotak kunci (tool box)
4. Pemasangan benda kerja
5. Pemasangan dan penyetelan pahat bubut.

Gambar Pemasangan benda kerja, bubut eksentrik

Langkah Kerja
- Bubut permukaan benda kerja dengan pahat kasar mendekati diameter terbesar dan
panjang yang diinginkan.
- Bubut bagian muka benda kerja (dua muka) untuk menentukan sisi penandaan pergeseran
senter.
- Buat pergeseran senternya pada dua sisi penampang benda kerja

Pemberian tanda untuk pergeseran senternya pada kedua sisi penampangnya

Posisi senter A untuk pembubutan pertama

Posisi senter B untuk pembubutan kedua

20
- Tempatkan benda kerja dengan penjepitan dua senter
- Bubut diameter luar sampai dengan ukuran diameter terbesar yang diinginkan
- Ganti penjepitan benda kerja dengan senter yang kedua
- Bubut bagian eksentriknya
- Periksa kebenaran dimensi poros eksentrik yang dibuat

• Chuck empat (independent chuck)


Kerja persiapan,
- Tentukan putaran mesin
- Persiapkan pahat kasar, muka, dan pahat finishing
- Kotak kunci (tool box)
- Pemasangan benda kerja
- Pemasangan dan penyetelan pahat bubut.

Gambar : Chuck kepala empat dan pemasangan benda kerja

Langkah Kerja
- Bubut permukaan benda kerja dengan pahat kasar mendekati diameter terbesar dan
panjang yang diinginkan.
- Bubut bagian muka benda kerja (dua muka) untuk menentukan sisi penandaan pergeseran
senter.
- Buat pergeseran senternya pada satu sisi penampang benda kerja
- Tempatkan benda kerja pada chuck empat, atur sesuai posisi senter utama
- Bubut benda kerja sesuai dimensi yang diinginkan

21
- Atur benda kerja dengan merubah posisi penjepitan sesuai sumbu eksentriknya, gunakan
pointer untuk membantu pergeserannya.
- Bubut bagian eksentriknya

- Periksa kebenaran dimensi poros eksentrik yang dibuat

• Mencari pergeseran sumbu utama (poros besar) ke sumbu poros (x)

D
d
x

Yaitu dengan rumus :


a
D−d
x= −a
a

 2 
d
x

5. Perencanaan Proses Membubut Alur


Alur (grooving) pada benda kerja dibuat dengan tujuan untuk memberi kelonggaran ketika
memasangkan dua buah elemen mesin, membuat baut dapat bergerak penuh, dan memberi jarak
bebas pada proses gerinda terhadap suatu poros. Dimensi alur ditentukan berdasarkan dimensi
benda kerja dan fungsi dari alur tersebut. Bentuk alur ada tiga macam yaitu kotak, melingkar, dan
V. Untuk bentuk-bentuk alur tersebut pahat yang digunakan diasah dengan mesin gerinda
disesuaikan dengan bentuk alur yang akan dibuat. Kecepatan potong yang digunakan ketika
membuat alur sebaiknya setengah dari kecepatan potong bubut rata. Hal tersebut dilakukan
karena bidang potong proses pengaluran relatif lebar. Alur bisa dibuat pada beberapa bagian
benda kerja baik di bidang memanjang maupun pada bidang melintangnya, dengan
menggunakan pahat kanan maupun pahat kiri.

22
Proses yang identik dengan pembuatan alur adalah proses pemotongan benda kerja (parting).
Proses pemotongan ini dilakukan ketika benda kerja selesai dikerjakan dengan bahan asal benda
kerja yang relatif panjang.

6. Perencanaan Proses Membubut/Membuat Kartel


Kartel (knurling) adalah proses membuat injakan ke permukaan benda kerja berbentuk berlian
(diamond) atau garis lurus beraturan untuk memperbaiki penampilan atau memudahkan dalam
pemegangan. Bentuk injakan kartel ada dalam berbagai ukuran yaitu kasar (14 pitch), medium
(21 pitch), dan halus (33 pitch).

23
Pembuatan injakan kartel dimulai dengan mengidentifikasi lokasi dan panjang bagian yang
akan dikartel, kemudian mengatur mesin untuk proses kartel. Putaran spindel diatur pada
kecepatan rendah (antara 60- 80 rpm) dan gerak makan medium (sebaiknya 0,2 sampai 0,4 mm
per putaran spindel). Pahat kartel harus dipasang pada tempat pahat dengan sumbu dari
kepalanya setinggi sumbu Mesin Bubut, dan permukaannya paralel dengan permukaan benda
kerja. Harus dijaga bahwa rol pahat kartel dapat bergerak bebas dan pada kondisi pemotongan
yang bagus, kemudian pada roda pahat yang kontak dengan benda kerja harus diberi pelumas.
Agar supaya tekanan awal pada pahat kartel menjadi kecil, sebaiknya ujung benda kerja
dibuat pinggul (chamfer) dan kontak awal untuk penyetelan hanya setengah dari lebar pahat
kartel. Dengan cara demikian awal penyayatan menjadi lembut. Kemudian pahat ditarik mundur
dan dibawa ke luar benda kerja.

Setelah semua diatur, maka spindel Mesin Bubut kemudian diputar, dan pahat kartel
didekatkan ke benda kerja menyentuh benda sekitar 2 mm, kemudian gerak makan dijalankan
otomatis. Setelah benda kerja berputar beberapa kali (misalnya 20 kali), kemudian Mesin Bubut
dihentikan. Hasil proses kartel dicek apakah hasilnya bagus atau ada bekas injakan yang ganda.
Apabila hasilnya sudah bagus, maka mesin dijalankan lagi. Apabila hasilnya masih ada bekas
injakan ganda, maka sebaiknya benda kerja dibubut rata lagi, kemudian diatur untuk membuat
kartel lagi. Selama proses penyayatan kartel, gerak makan pahat tidak boleh dihentikan jika
spindel masih berputar, karena di permukaan benda kerja akan muncul ring/cincin. Apabila ingin
menghentikan proses, misalnya untuk memeriksa hasil, maka mesin dihentikan dengan
menginjak rem.

J. PEKERJAAN MEMBUBUT

24
K. PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN PROSES BUBUT

Keterangan :
Benda Kerja :
do = diameter mula (mm)
dm = diameter akhir (mm)
lt = panjang pemotongan (mm)
Pahat :
Xr = sudut potong utama/sudut masuk
Mesin Bubut :
a = kedalaman potong (mm)
f = gerak makan (mm/putaran)
n = putaran poros utama (putaran/menit)

1. Kecepatan Potong (Cs)


π .d .n Dimana :
Cs = ....... m/menit
1000 Cs = kecepatan potong (m/menit)
d = diameter (mm)
n = kecepatan putaran mesin (rpm)

2. Kecepatan pemakanan (Sm)


Sm = s.n ....... mm/menit Dimana :
s = pemakanan (mm/putaran)

3. Waktu Pemotongan ( Tc )
L Dimana :
Tc = ....... menit
Sm L = panjang benda yang dipotong (mm)

4. Kedalaman Potong (t)

t=
(D1 − D2 ) ....... mm Dimana :
2 D1 = diamater awal (mm)
D2 = diameter akhir (mm)

5. Volume Geram Terpotong ( Q )


Q = s.t.n ....... cm3 /menit Dimana :
t = kedalaman pemotongan(mm)

25
REFERENCES

• work shop Technolgy by Hajra choudry


• Advances in Manufacturing Technology C.J Thomas
• DeGarmo: E.P. DeGarmo et al, Materials and Processes in Manufacturing, Wiley, 2003.
• Franklin W Olin. 2005. Engine Lathe Introduction. College of Engineering.
• Sumariyanto. 2007. Bubut Dasar. Malang: PPPPGT Malang
• Daryanto. 1987. Mesin Perkakas Bengkel, PPPGT/VEDC Malang
• Widarto, 2008. Teknik Pemesinan Jilid 1 : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

26
TES FORMATIF

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan proses bubut?


2. Jelaskan prinsip kerja mesin bubut?
3. Sebutkan den jelaskan jenis-jenis mesin bubut?
4. Apa yang dimaksud dengan sumbu utama? Jelaskan !
5. Apa yang dimaksud dengan eretan? Jelaskan !
6. Apa yang dimaksud dengan tool post? Jelaskan !
7. Sebutkan dan jelaskan macam-macam Cekam / Chuck!
8. Apa yang dimaksud dengan gerak makan? Jelaskan !
9. Apa yang dimaksud dengan kedalaman potong ?
10. Gambarkan geometri pahat bubut !
11. Sebutkan jenis-jenis pahat bubut dan kegunaannya !
12. Perhatikan gambar dibawah ini. Hitunglah pergeseran kepala lepas untuk membubut tirus!

13. Sebuah baja lunak berdiameter 30mm akan dibubut dengan kecepatan potong 25m/menit.
Hitunglah putaran mesinnya !
14. Untuk membubut suatu baja. Diketahui putaran mesin 278,6 m/menit dan kecepatan potong benda
tersebut 35m/menit. Berapakah diameter baja tersebut ?
15. Sebuah benda dari aluminium dengan diameter 80mm akan dibubut halus, bila kaecepatan potong
80 m/menit, berapah putaran mesinnya ?

27

Anda mungkin juga menyukai