MESIN KE-10
DISUSUN OLEH:
1. DIMAS WICAKSONO
2. M. BAGUS AL MAKSUM DAULAY
3. M. REDY SAKBAN
4. M. RIFAT SYAUKI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan Gambar :
Ø Nomor 1 Steering wheel
Ø Nomor 2 Steering coulomn
Ø Nomor 3 Universal joint
Ø Nomor 4 Housing steering rack
Ø Nomor 5 Booth steer
Ø Nomor 6 Tie rod
Sistem kemudi berfungsi untuk mengatur arah kendaraan atau berfungsi untuk membelokan
roda. Jika pengendara membelokan Steering wheel (lihat gambar) maka steering coulumn
akan meneruskan puntiran ke steering gear. Kemudian steering gear akan memperbesar
tenaga puntiran hingga menghasilkan momen puntir yang lebih besar yang akan diteruskan ke
steering linkage, kemudian steering linkage akan meneruskan puntiran dari steering gear ke
roda kendaraan.
Dengan diproduksinya mobil-mobil baru sekarang ini penggunaan Sistem kemudi secara
manual sudah mulai ditinggalkan. Pada sistem ini dibutuhkan adanya tenaga yang besar untuk
mengemudikannya. Akibatnya pengemudi akan cepat lelah apabila mengendarai mobil
terutama pada jarak jauh.
Recirculating ball
Cara kerjanya :
Pada waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros utama yang dihubungkan dengan roda
kemudi langsung membelok. Di ujung poros utama kerja dari gigi cacing dam mur pada bak
roda gigi kemudi menambah tenaga dan memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke
gerakan mundur maju lengan pitman ( pitman arm).
Lengan-lengan penghubung (linkage), mulai dari batang penghubung ( relay rod ), tie rod,
lengan idler ( idler arm ) dan lengan nakel arm dihubungkan dengan ujung pitman arm.
Sambungan tersebut memindahkan gaya putar dari kemudi ke roda-roda depan dengan
memutar ball joint pada lengan bawah ( lower arm ) dan bantalan atas untuk peredam kejut.
Keuntungan :
1. Komponen gigi kemudi relative besar, dapat digunakan untuk kendaraan sedang, mobil
besar, dan kendaraan komersial.
2. Keausan relative kecil dan pemutaran roda kemudi relative ringan.
Kerugian :
1. Konstruksi rumit karena hubungan antara gigi sector dan gigi pinion tidak langsung
2. Biaya perbaikan lebih mahal
3.1 Jenis rack and pinion
Cara kerja :
Pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar. Gerakan ini akan menggerakkan
rack dari samping ke samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nakel pada roda-roda
depan sehingga satu roda depan didorong, sedangkan satu roda tertarik, hal ini menyebabkan
roda-roda berputar pada arah yang sama.
Kemudi jenis rack and pinion jauh lebih efisien bagi pengemudi untuk mengendalikan roda-
roda depan.
Pinion yang dihubungkan dengan poros utama kemudi melalui poros intermediate, berkaitan
denngan rack. Keuntungan :
Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan memutar sistem
kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan tanpa membutuhkan
tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi. Dalam perkembangannya power steering
terbagi menjadi 2, yaitu : Hidrolik Power Steering dan Elektronik Power Steering.
5 KONSTRUKSI SISTEM
Rack-and-pinion power steering system terdiri dari:
Rack Pinion/Gearbox adalah system penggerak Power Steering dari kemudi atas kemudian
di teruskan ke bagian roda dengan dibantu oleh komponen understeel atau kaki-kaki
kendaraan (tie rod, rack end, idle arm dll). Di dalam system RackPinion/Gearbox terdapat
piston dan valve(katup) yang bekerja sesuai tekanan olie yang disalurkan melalui Vane
Pump, selain itu terdapat juga seal-seal yang berguna menahan tekanan olie agar tidak bocor
keluar.
Pompa PS berfungsi sebagai penyalur tenaga dari mesin dengan oli yang bertekanan tinggi
yang kemudian diteruskan ke bagian Rack Pinion/Gearbox melalui Selang Tekan (Selang
bertekanan tingi). Posisi Vane Pump selalu berada di bagian atas dari RackPinion/Gearbox.
Dan hampir setengahnya system Power Steering dikendalikan/ditentukan dari kerja Pompa,
oleh karena itu bila terdapat kerusakan pada Pompa hampir dipastikan system Power
Steeringnya juga tidak akan jalan alias rusak
Oil reservoir
Oil reservoir berfungsi untuk menampung oli P/S.
7 Tubes/Hose (selang)
Selang ini berfungsi yang menyalurkan oli yang bertekanan tinggi dari Vane Pump ke bagian
Rack
Pinion/Gearbox, dengan perputaran/rotasi yang sangat cepat maka dapat menimbulkan efek
bunyi jika bahan selang yang dipakai kurang bagus kualitasnya.
Sistem power steering menggunakan tekanan hidrolis yang dibangkatkan oleh power steering
pump gunanya adalah untuk mengurangi langkah usaha yang diperlukan untuk memutar
kemudi. Power steering pump dipasang di depan engine. Pompa yang dipakai adalah tipe
vane-type, dan digerakkan oleh crankshaft melalui drive belt.
Minyak power steering ditarik dari reservoir ke pompa pada saat mesin dalam keadaan hidup.
Minyak ini ditekan oleh satu power steering switch dan control valve yang letaknya di dalam
power steering pump.
Cara kerja Sistem Electric Power Steering (EPS) adalah saat kunci diputar ke posisi ON,
Control Module memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by, bersamaan dengan itu
indikator EPS pada panel instrumen menyala. Saat mesin hidup, Noise Suppressor segera
menginformasikan pada Control Module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun
langsung menghubungkan motor dengan batang setir. Salah satu sensor yang terletak pada
steering rack bertugas memberi informasi pada Control Module ketika setir mulai diputar.
Disebut Torque Sensor, ia akan mengirimkan informasi tentang sejauh apa setir diputar dan
seberapa cepat putarannya. Dengan dua informasi tersebut, Control Module segera mengirim
arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan
begitu proses memutar setir menjadi ringan. Vehicle Speed Sensor bertugas begitu mobil
mulai melaju. Sensor ini menyediakan informasi bagi control module tentang kecepatan
kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor elektrik akan
dinonaktifkan oleh Control Module.
Dengan begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi sistem EPS ini
mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja.
Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control Module juga
mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada panel instrumen
akan menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan. Selanjutnya, Control Module
menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas hubungan motor dengan batang setir.
Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi EPS ini masih terhubung dengan setir via
batang baja, maka mobil masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan
terasa berat seperti kemudi tanpa power steering.
Electric Power Steering (EPS) menggunakan beberapa perangkat elektronik seperti:
3.Vehicle Speed Sensor: Terletak di girboks dan bertugas memberitahu control module
tentang kecepatan mobil.
4.Torque Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control module
jika setir mulai diputar oleh pengemudi.
5.Clutch: Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya untuk menghubungkan
dan melepaskan motor dengan batang setir sesuai kondisi.
6.Noise Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja atau
tidak.
7.On-board Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang akan menyala jika
ada masalah sengan sistem EPS.
8 KEUNGGULAN EPS
EPS tidak hanya melakukan fungsi power steering biasa, namun juga bisa mengontrol
tekanan hydraulic pressure yang bereaksi berdasarkan counter-force plunger yang ada pada
gear box tetapnya di dalam input shaft, oleh karena itulah karakteristik steering effort vs.
tekanan hydraulic bervariasi tergantung dari kecepatan kendaraan untuk memberikan
karakteristik kemudi yang optimal pas dengan kecepatan kendaraan dan kondisi kemudi.
Pada saat mobil dalam keadaan stationer dan berjalan lambat putaran kemudi ringan.
Pengaturan steering effort berdasarkan kecepatan kendaraan.
Pada kecepatan sedang dan cepat, steering effort secara akan bertambah untuk menambah
kestabilan dan kenyamanan kemudi.
Pada kecepatan sedang dan cepat, ketika posisi kemudi berada atau mendekati posisi
netral, fungsi reactionary plunger akan menambah steering effort agar kemudi lebih stabil.
Ketika kendaraan melewati jalan yang rusak pada kecepatan sedang dan cepat, meskipun
ada rintangan besar dari permukaan jalan, namun tidak akan mempengaruhi arah control
kemudi, karena tekanan ouput hydraulic untuk steering effort menjadi tinggi sama seperti
power steering konvensional.
Sistem ini mempunyai fungsi fail-safe sehingga meskipun sistemnya elektrikal, temasuk
control unit dan sensors, namun karakteristik power steering normal masih bisa di dapat.
BAB 3
TAHAP PELAKSANAAN
Ketika steering wheel diputar oleh pengemudi, maka steering shaft akan berputar sehingga
pinion pun juga akan ikut berputar. Putaran pada pinion ini akan membuat rack bergerak ke
samping (baik ke kanan atau ke kiri) yang selanjutnya gerakan menyamping ini diteruskan
menuju tie rod kemudian ke knuckle arml pada roda-roda depan sehingga salah satu sisi roda
akan terdorong, dan sisi lainnya akan tertarik hal ini menyebabkan roda berbelok atau
berputar ke arah yang sama.
Berikut merupakan keuntungan dari sistem kemudi tipe rack and pinion bila dibandingkan
dengan tipe recircuating ball :
Dilihat dari konstruksinya maka kemudi jenis ini lebih ringan dan sederhana.
Kemudi tipe ini persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung.
Selain memiliki kelebihan, kemudi jenis ini juga memiliki kerugian dan berikut ini
merupakan kerugiannya :
Karena kontruksi dari roda giginya lebih kecil, maka sistem kemudi tipe ini
hanya cocok digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil atau sedang.
Hasil dari rancangan mekanisme rack and pinion assembly yang kami
desain menggunakan software solidworks adalah sebagai berikut:
Part-part rack and pinion