BAB IV
STEERING
4.1.1 Fungsi Sistem Kendali
4.1.1 Kemudi Mobil Manual
Sistem kemudi manual sudah muali ditinggalkan dengan adanya produksi mobil-
mobil baru sekarang. Mobil-mobil sekarang sudah menggunakan power steering yang
memudahkan pengemudi dalam mengemudikan mobilnya. Pada sistem kemudi manual
tenaga yang besar untuk mengemudikan nya. Pengemudi yang mengendarai mobil
dengan sistem kemudi manual akan lebih cepat terasa lelah terutama jarak jauh karena
tenaganya terkuras oleh sistem kemudi ini. Sistem kemudi manual yang sering
diluncurkan seperti recirculating ball dan jenis rack and pinion
Recirculating memiliki prinsip kerja pada waktu pengemudi memutar roda, poros
utama yang dihubungkan dengan roda kemudi langsung membelok. Pada bagian ujung
poros utama kerja dari gigi cacing dan mur bak roda gigi kemudi menambah tenaga dan
memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke gerakan mundur maju lengan pitman.
Linkcage, mulai dari batang penghubung ,tie rod, lengan idler dan lengan nakel
dihubungkan dengan ujung pitman arm. Dari sambungan tersebut memnindahkan gaya
putar dari kemudi roda depan dengan memutar ball joint pada lengan bawah dan
bantalan untuk meredam kejutan.
Jenis jrack and pinion memiliki prinsip kerja pada waktu roda kemudi putar, pinion
pun ikut berputar. Gerakan ini akan menggerakkan rack darisamping ke samping dan
dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nakel pada roda depan sehingga satu roda depan
didorong, sedangkan satu roda tertarik yang menyebabkan roda-roda berputar pada arah
yang sama. Kemudi jenis ini memudahkan pengemudinya untuk mengendalikan roda
depan mobil.
4.1.2 Sistem Kemudi Power Steering
Sistem kemudi dengan jenis ini akan menunjang kenyamanan dalam mengemudi,
power steering kini merupakan sarana yang semakin umum dijumpai pada sistem
kemudi setiap mobil keluaran sekarang. Pada jaman dahulu seorang pengemudi
membutuhkan tenaga ekstra untuk membelokkan mobil, maka sekarang dalam
membelokkan mobil cukup dengan satu tangan saja. Kemudahan inilah yang disediakan
pada sistem kemudi jenis ini. Seperti komponen lainnya power steering membutuhkan
perawatan untuk menjaga kondisinya agar tetap berfungsi dengan maksimal. Pengemudi
harus memahami bahwa merawat power steering ini berawal dari mengemudikan mobil
dengan baik dan benar.
Kelalaian dalam menggunakan sistem kemudi ini akan memperpendek umur dari
power steering tersebut. Gejala kerusakan yang terjadi pada power steering yang tidak
diperbaiki dengan segera akan menyebabkan kenyamanan dalam mengemudi menjadi
tidak nyaman. Perawatan power steering mobil tidak jauh berbeda dengan komponen
lainnya, namun ada pula perawatan khusus yang perlu disesuaikan dengan jenis power
steering.
4.1.3 Sistem Power Steering Hidrolik
Jenis power steering ini menggunakan pompa hidrolis berisi oli yang berfungsi
meningkatkan tenaga yang mendorong roda untuk membelok ke kiri atau ke kanan saat
pengemudi memutar stir mobilnya.
4.1.4 Sistem Power Steering Semi Hidrolik
Power steering pada jenis ini menggunakan perpaduan antara pompa hidrolik dan
motor listrik/dinamo untuk menghasilkan tekanan pada pompa hidrolik.
4.1.5 Sistem Power Steering Elektrik
Power steering jenis ini hanya menggunakan dinamo tanpa pompa hidrolik yang
lebih dikenal dengan sebutan electric power steering (EPS). Pengguanaan sistmem
power steering jenis ini populer pada tahun 2000.
• Sektor
• Kemudi
• Bantalan peluru
• Mur kemudi
• Peluru
• Batang kemudi
Cara kerja :
Bila roda kemudi diputar, maka gerakan ini diteruskan ke wormshaft/poros cacing,
Nut (mur) kemudi akan bergerak mendatar kekiri atau kanan. Sementara nut bergerak,
sektor shaft juga akan ikut berputar menggerakkan pitman arm yang diteruskan ke roda
depan melalui batang-batang kemudi/steering linkage.
2. Tipe rack and pinion
• Ball joint
• Tie rod
• Pinion
• Rack
• Karet Penutup (Booth)
• Joint Peluru
Cara kerja :
Bila roda kemudi diputar, maka gerakan diteruskan ke roda gigi pinion. Roda gigi
pinion selanjutnya akan menggerakkan roda gigi rack searah mendatar. Gerakan rack
ini diteruskan ke steering knuckle melalui tie rod sehingga roda membelok.
4.2.3 Steering linkage
Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari steering
gera ke roda depan. Gerakan roda kemudi harus diteruskan ke roda-roda depan dengan
akurat walaupun mobil bergerak naik turun. Ada beberapa tipe steering linkage yaitu :
1. Steering linkage untuk suspensi rigid
Steering linkage tipe ini terdiri dari pitman arm, drag link, knuckle arm, tie
rod dan tie rod end. Tie rod mempunyai pipa untuk menyetel panjangnya rod.
2. Steering linkage untuk suspensi independence.
Pada tipe ini terdapat sepasang tie rod yaitu yang disambungkan dengan relay
rod (pada tipe rack dan pinion, rack berfungsi sebagai relay rod. Untuk menyetel
panjangnya rod, maka dipasangkan sebuah pipa diantara tie rod dan tie rod end.
4.5 Diagnosa
4.5.1 Diagnosis (Trouble Shooting) system kemudi secara manual
Sistem kemudi merupakan sesuatu yang terpenting pada setiap kendaraan.
Karenanya kita harus sering-sering melihat kerusakan yang terjadi padanya. Kerusakan
pada sistem kemudi dapat kita rasakan pada saat kendaraan pada kondisi berjalan.
Jika kerusakan terjadi pada sistem kemudi segeralah membawanya ke bengkel.
Karena jika tidak diperbaiki dikhawtirkan akan menimbulkan kerusakan-kerusakan
pada komponen yang lainnya yang mungkin akan menambah kocek untuk
memperbaikinya. Ada beberapa kerusakan yang kerap dijumpai pada sistem kemudi
yaitu :
a. Sistem kemudi yang terlalu berat
b. Daya balik kemudi yang kurang sempurna, dan
c. Bunyi-bunyi yang timbul saat kemudi beroperasi
Namun jika anda tidak rela untuk membawa kendaraan anda dibengkel, anda bisa
menganalisa kerusakan pada sistem kemudi dan memperbaikinya sendiri dengan
panduan dibawah ini. dan tentunya anda harus mengetahui prinsip kerja sistem kemudi
dan hati-hati pada saat pembongkaran dan pemasangan komponen.
Berikut ini tabel analisa dan perbaikan pada sistem kemudi mobil :
a. Sistem Kemudi Berat
Pada kondisi normal, sistem kemudi akan terasa ringan pada saat kendaraan
berjalan pada kecepatan rendah. Namun sebaliknya pada kecepatan tinggi, sistem
kemudi akan terasa agak berat. Hal ini berkaitan dengan keselamatan.
Nah, jika kedua hal diatas tidak terjadi pada kendaraan anda. Semisal, pada
kondisi kecepatan rendah dan tinggi selalu berat atau anda merasakan tidak seperti
pada biasanya, maa bisa jadi sistem kemudi anda terlalu berat yang diakibatkan oleh
komponen - komponen dibawah ini.
4.6 Camber
4.6.1 Definisi camber
Sudut kemiringan roda secara vertikal apabila dilihat dari depan atau belakang mobil.
Sisi roda atas lebih keluar dibandingkan sisi roda bawah, ini disebut camber positif.
Efeknya, kendaraan akan lebih mudah dikendalikan karena masing-masing roda saling
mendorong ke arah luar. Sehingga untuk membelokan setir, tidak perlu tenaga yang
besar.
dari toe in - out ini adalah untuk mengoreksi sudut camber jika terjadi kesalahan dan
tidak dapat dilakukan penyetelan.
4.7 Caster
4.7.1 Definisi caster
Sudut kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis tengah roda secara vertical bila
dilihat dari arah samping kendaraan.
4.7.2 Fungsi caster
Saat kendaraan berjalan lurus, caster memiliki fungsi sebagai penstabil roda agar
roda tetap dapat berjalan lurus walaupun roda kemudi dilepaskan. Saat kendaraan
berbelok, maka akan terjadi perubahan sudut caster pada roda luar yang akan menuju
ke arah negatif sehingga ban akan menopang pada permukaan jalan dengan baik. Oleh
sebab itu akan membuat roda menjadi tidak mudah slip.
4.7.3 Pengaruh caster terhadap sifat pengemudian
Pada saat jalan lurus, caster akan mengarahkan roda agar tetap stabil dalam posisi
lurus walau roda kemudi dilepas.
4.7.4 Besar sudut caster dan perbedaan yang diijinkan
Besar Sudut Caster :
Besar sudut caster umumnya : -10 : 30
Besar sudut caster yang sering dipakai : 00 : 10
Perbedaan Sudut Caster :
Yang dimaksud perbedaan sudut caster adalah perbedaan sudut caster kiri dan kanan
Perbedaan sudut caster yang diijinkan biasanya kurang lebih ½ derajat (30 menit)
4.8 Toe dan sudut belok
4.8.1 Definisi toe
Tingkat kesejajaran / pararel antara roda depan sisi kiri dan kanan. Sejajar (jarak sisi
depan roda = jarak sisi belakang roda) artinya Toe = 0; bila sisi depan lebih dekat
daripada sisi belakang (dilihat dari atas mobil membentuk huruf A) artinya Toe In atau
Toe Positif; bila sisi depan lebih jauh dari sisi belakang artinya Toe Out atau Toe
Negatif. Toe setting ini akan berpengaruh kepada tiga masalah umum yaitu : keausan
roda (tire wear), stabilitas jalan lurus, dan karakter pengendalian waktu belok.
4.8.2 Fungsi toe
- Sebagai koreksi camber
- Sebagai koreksi gaya penggerak
menggerakkan roda kemudi membutuhkan tenaga yang lebih besar, serta kurangnya
kenyamanan saat berkendara. 4. Pengujian kestabilan kemudi Pengujian kestabilan
kemudi gokart pada saat berbelok ke kiri dapat melewati lintasan dan kembali ke
titik yang sama karena sudut yang dihasilkan oleh roda bagian dalam lebih besar
dari pada sudut yang dihasilkan roda bagian luar, hal ini sesuai dengan prinsi
packerman yaitu sudut α lebih besar disbanding β (α <β).
4.10 Sistem kemudi pada mobil listrik
Sistem kemudi manual pada mobil listrik adalah komponen yang berfungsi
menggerakan roda untuk berbelok ke kiri dan ke kanan. Sistem penggerak pada mobil
listrik ini menggunakan steering manual dengan model screwnut. Penggunaan steering
manual dengan menggunakan model screwnut ini bertujuan memudahkan pengemudi
untuk memutar setir kemudi karna lebih ringan. Penelitian ini diawali dengan
merancang bangun rangka untuk diaplikasikan pada mobil listrik dengan penyetelan
geometri roda pada sudut camber positif, caster positif dan toe-in. Pada perancangan ini
semua komponen steeringdipasang padadudukan yang disesuaikan pada mobil listrik.
Ada beberapa komponen steering yang diubah dan dimodifikasi dan ada juga yang tidak
terpakai seperti relayrod antara universaljoint dengan penggerak screwnut. Selanjutnya
dilakukan pengambilan data sebanyak 3 kali untuk mengetahui sudut belok kekanan dan
kekiri antara roda kiri dan roda kanan. Pada pengambilan data dari sudut belok roda
diketahuiselisih antara sudut roda yaitu berkisar 1 o – 5 o . Meskipun ada selisih dalam
sudut belok ini masih aman dipakai karena tidak ada kerusakan yang fatal dan
membahayakan saat mengendarainya. Selisih antara sudut belok roda terjadi karena
getaran antara roda dengan permukaan jalan yang tidak rata dan berbatu. Perhitungan
diambil dari beban mobil dengan beban penumpang yang selanjutnya dimasukan ke
dalam rumus momen putar pada steering. Hasil perhitungan momen putar steering
dengan beban maksimum 4 orang adalah 11,05 N/M.