Anda di halaman 1dari 17

STEERING

BAB IV
STEERING
4.1.1 Fungsi Sistem Kendali
4.1.1 Kemudi Mobil Manual
Sistem kemudi manual sudah muali ditinggalkan dengan adanya produksi mobil-
mobil baru sekarang. Mobil-mobil sekarang sudah menggunakan power steering yang
memudahkan pengemudi dalam mengemudikan mobilnya. Pada sistem kemudi manual
tenaga yang besar untuk mengemudikan nya. Pengemudi yang mengendarai mobil
dengan sistem kemudi manual akan lebih cepat terasa lelah terutama jarak jauh karena
tenaganya terkuras oleh sistem kemudi ini. Sistem kemudi manual yang sering
diluncurkan seperti recirculating ball dan jenis rack and pinion

Recirculating memiliki prinsip kerja pada waktu pengemudi memutar roda, poros
utama yang dihubungkan dengan roda kemudi langsung membelok. Pada bagian ujung
poros utama kerja dari gigi cacing dan mur bak roda gigi kemudi menambah tenaga dan
memindahkan gerak putar dari roda kemudi ke gerakan mundur maju lengan pitman.
Linkcage, mulai dari batang penghubung ,tie rod, lengan idler dan lengan nakel
dihubungkan dengan ujung pitman arm. Dari sambungan tersebut memnindahkan gaya
putar dari kemudi roda depan dengan memutar ball joint pada lengan bawah dan
bantalan untuk meredam kejutan.
Jenis jrack and pinion memiliki prinsip kerja pada waktu roda kemudi putar, pinion
pun ikut berputar. Gerakan ini akan menggerakkan rack darisamping ke samping dan

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 51


STEERING

dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nakel pada roda depan sehingga satu roda depan
didorong, sedangkan satu roda tertarik yang menyebabkan roda-roda berputar pada arah
yang sama. Kemudi jenis ini memudahkan pengemudinya untuk mengendalikan roda
depan mobil.
4.1.2 Sistem Kemudi Power Steering
Sistem kemudi dengan jenis ini akan menunjang kenyamanan dalam mengemudi,
power steering kini merupakan sarana yang semakin umum dijumpai pada sistem
kemudi setiap mobil keluaran sekarang. Pada jaman dahulu seorang pengemudi
membutuhkan tenaga ekstra untuk membelokkan mobil, maka sekarang dalam
membelokkan mobil cukup dengan satu tangan saja. Kemudahan inilah yang disediakan
pada sistem kemudi jenis ini. Seperti komponen lainnya power steering membutuhkan
perawatan untuk menjaga kondisinya agar tetap berfungsi dengan maksimal. Pengemudi
harus memahami bahwa merawat power steering ini berawal dari mengemudikan mobil
dengan baik dan benar.
Kelalaian dalam menggunakan sistem kemudi ini akan memperpendek umur dari
power steering tersebut. Gejala kerusakan yang terjadi pada power steering yang tidak
diperbaiki dengan segera akan menyebabkan kenyamanan dalam mengemudi menjadi
tidak nyaman. Perawatan power steering mobil tidak jauh berbeda dengan komponen
lainnya, namun ada pula perawatan khusus yang perlu disesuaikan dengan jenis power
steering.
4.1.3 Sistem Power Steering Hidrolik
Jenis power steering ini menggunakan pompa hidrolis berisi oli yang berfungsi
meningkatkan tenaga yang mendorong roda untuk membelok ke kiri atau ke kanan saat
pengemudi memutar stir mobilnya.
4.1.4 Sistem Power Steering Semi Hidrolik
Power steering pada jenis ini menggunakan perpaduan antara pompa hidrolik dan
motor listrik/dinamo untuk menghasilkan tekanan pada pompa hidrolik.
4.1.5 Sistem Power Steering Elektrik
Power steering jenis ini hanya menggunakan dinamo tanpa pompa hidrolik yang
lebih dikenal dengan sebutan electric power steering (EPS). Pengguanaan sistmem
power steering jenis ini populer pada tahun 2000.

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 52


STEERING

4.2 Komponen Sistem Kemudi


4.2.1 Steering coulomn
Steering coulomn terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran steering wheel ke
steering gear dan coulomn tube yang mengikat main shaft ke body.Bagian ujung atas
dari main shaft dibuat meruncing dan bergerigi sebagai tempat mengikatkan steering
wheel dengan sebuah mur pengikat. Bagian bawah main shaft dihubungkan dengan
steering gear menggunakan flexibel joint atau universal joint yang berfungsi untuk
menahan dan memperkecil kejutan dari steering gear ke steering wheel yang diakibatkan
oleh keadaan jalan.
Steering coulomn harus dapat menyerap gaya dorong dari pengemudi dan
dipasangkan pada body melalui bracket coulomn tipe breakaway sehingga dapat
bergeser turun pada saat terjadinya tabrakan. Pada kendaraan tertentu,steering coulomn
dilengkapi dengan :
• Steering lock yang berfungsi untuk mengunci main shaft.
• Tilt steering yang berfungsi untuk memungkinkan pengemudi menyetel posisi
vertikal steering wheel.
• Telescopic steering yang berfungsi untuk mengatur Panjang main shaft,agar
diperoleh posisi yang sesuai.
4.2.2 Steering Gear
Steering Gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan dalam waktu yang
bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi
menjadi ringan. Steering gear ada beberapa type dan yang banyak di gunakan adalah
type recirculating ball dan rack and pinion. Berat ringannya kemudi ditentukan oleh
besar kecilnya perbandingan steering gear dan umumnya berkisar antara 18 sampai
20:1. Perbandingan steering gear yang semakin besar akan menyebabkan kemudi
semakin ringan akan tetapi jumlah putarannya semakin banyak, untuk sudut belok yang
sama. Jumlah putaran roda kemudi (derajat)
Perbandingan steering gear = -----------------------------------------------(tipe recirculating
ball) Jumlah gerakan pit man arm (derajat) Jumlah putaran roda kemudi (derajat)
Perbandingan steering gear = -----------------------------------------------(tipe rack and
pinion) besarnya sudut belok roda depan(derajat)
1. Tipe Recirculating Ball
• Lengan pitman

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 53


STEERING

• Sektor
• Kemudi
• Bantalan peluru
• Mur kemudi
• Peluru
• Batang kemudi
Cara kerja :
Bila roda kemudi diputar, maka gerakan ini diteruskan ke wormshaft/poros cacing,
Nut (mur) kemudi akan bergerak mendatar kekiri atau kanan. Sementara nut bergerak,
sektor shaft juga akan ikut berputar menggerakkan pitman arm yang diteruskan ke roda
depan melalui batang-batang kemudi/steering linkage.
2. Tipe rack and pinion
• Ball joint
• Tie rod
• Pinion
• Rack
• Karet Penutup (Booth)
• Joint Peluru
Cara kerja :
Bila roda kemudi diputar, maka gerakan diteruskan ke roda gigi pinion. Roda gigi
pinion selanjutnya akan menggerakkan roda gigi rack searah mendatar. Gerakan rack
ini diteruskan ke steering knuckle melalui tie rod sehingga roda membelok.
4.2.3 Steering linkage
Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari steering
gera ke roda depan. Gerakan roda kemudi harus diteruskan ke roda-roda depan dengan
akurat walaupun mobil bergerak naik turun. Ada beberapa tipe steering linkage yaitu :
1. Steering linkage untuk suspensi rigid
Steering linkage tipe ini terdiri dari pitman arm, drag link, knuckle arm, tie
rod dan tie rod end. Tie rod mempunyai pipa untuk menyetel panjangnya rod.
2. Steering linkage untuk suspensi independence.
Pada tipe ini terdapat sepasang tie rod yaitu yang disambungkan dengan relay
rod (pada tipe rack dan pinion, rack berfungsi sebagai relay rod. Untuk menyetel
panjangnya rod, maka dipasangkan sebuah pipa diantara tie rod dan tie rod end.

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 54


STEERING

4.3 Power steering


Di dunia mobil, Power Steering adalah sistem kemudi untuk membantu pengemudi
menyetir. Saat ini ada dua sistem power steering pada mobil-mobil di Indonesia. Yaitu
power steering hidrolis dan Electric Power Steering (EPS).
Power steering hidrolis menggunakan tekanan hidrolis dari pompa power steering.
Pompa power steering digerakkan oleh crankshaft melalui drive belt. Sistem kerjanya,
minyak power steering ditarik dari reservoir ke pompa saat mesin hidup. Minyak ini
ditekan oleh satu power steering switch dan control valve yang letaknya di dalam pompa
power steering. Tekanan oli inilah yang membuat putaran setir menjadi ringan.
Sedangkan EPS merupakan teknologi power steering terbaru yang bekerja otomatis
saat kontak mobil dalam posisi On. Arus listrik terkirim ke motor listrik power steering.
Saat mesin dihidupkan, noise suppressor mengirimkan perintah ke control module untuk
menjalankan motor listrik dan clutch yang menghubungkan motor dengan batang setir.
Bagian sensor di steering rack mengirimkan informasi kepada control module di saat
setir mulai diputar. Setelah perintah pesan sampai ke control module, akan mengirimkan
arus listrik sesuai kebutuhan motor listrik untuk melakukan putaran gigi kemudi,
sehingga kemudi jadi ringan. EPS memiliki sistem vehicle speed sensor. Saat mobil
berjalan pada kecepatan lebih dari 80 kpj, sensor kecepatan mengirimkan ke motor EPS.
Sehingga setir terasa berat. Hal ini untuk menjaga kestabilan mobil di kecepatan tinggi.
4.4 Tipe-tipe Power steering
4.4.1 Tipe Integral
Tipe pertama lebih familiar disebut dengan tipe recirculating ball. Anda bisa
menemukan tipe steering ini pada kendaraan berbobot besar seperti bus dan truk. Ciri
khas steering tipe ini, ada pada mekanisme penggerak kemudi. Dimana sistem ini tidak
menggunakan rack steer melainkan menggunakan serangkaian gear box.
Dengan adanya gear box ini, maka putaran putaran roda kemudi akan mengalami
pengubahan momentum, oleh sebab itu untuk membelokan bus, supir bus bisa memutar
roda kemudi hingga beberapa kali putaran. Dinamakan integral karena mekanisme
penambahan tenaga terjadi secara langsung didalam gear box.

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 55


STEERING

4.4.2 Tipe Rack and Pinion


Sementara pada tipe kedua, menggunakan rack gear dan pinion gear. Rack steer
adalah batang memanjang yang memiliki roda bergerigi, sementara pinion gear adalah
roda gigi yang berkaitan dengan rack gear. Pinion ini tersambung dengan roda kemudi,
sehingga putaran roda kemudi sama dengan putaran pinion gear.
Sementara mekanisme penambahan tenaga, terletak terpisah (tidak didalam
perkaitan antara rack gear dan pinion gear). Tepatnya ada pada sisi samping dari rack
gear yang memiliki piston untuk menangkap energi tekan dari fluida.

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 56


STEERING

4.5 Diagnosa
4.5.1 Diagnosis (Trouble Shooting) system kemudi secara manual
Sistem kemudi merupakan sesuatu yang terpenting pada setiap kendaraan.
Karenanya kita harus sering-sering melihat kerusakan yang terjadi padanya. Kerusakan
pada sistem kemudi dapat kita rasakan pada saat kendaraan pada kondisi berjalan.
Jika kerusakan terjadi pada sistem kemudi segeralah membawanya ke bengkel.
Karena jika tidak diperbaiki dikhawtirkan akan menimbulkan kerusakan-kerusakan
pada komponen yang lainnya yang mungkin akan menambah kocek untuk
memperbaikinya. Ada beberapa kerusakan yang kerap dijumpai pada sistem kemudi
yaitu :
a. Sistem kemudi yang terlalu berat
b. Daya balik kemudi yang kurang sempurna, dan
c. Bunyi-bunyi yang timbul saat kemudi beroperasi
Namun jika anda tidak rela untuk membawa kendaraan anda dibengkel, anda bisa
menganalisa kerusakan pada sistem kemudi dan memperbaikinya sendiri dengan
panduan dibawah ini. dan tentunya anda harus mengetahui prinsip kerja sistem kemudi
dan hati-hati pada saat pembongkaran dan pemasangan komponen.
Berikut ini tabel analisa dan perbaikan pada sistem kemudi mobil :
a. Sistem Kemudi Berat
Pada kondisi normal, sistem kemudi akan terasa ringan pada saat kendaraan
berjalan pada kecepatan rendah. Namun sebaliknya pada kecepatan tinggi, sistem
kemudi akan terasa agak berat. Hal ini berkaitan dengan keselamatan.
Nah, jika kedua hal diatas tidak terjadi pada kendaraan anda. Semisal, pada
kondisi kecepatan rendah dan tinggi selalu berat atau anda merasakan tidak seperti
pada biasanya, maa bisa jadi sistem kemudi anda terlalu berat yang diakibatkan oleh
komponen - komponen dibawah ini.

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 57


STEERING

b. Daya balik kemudi tidak sempuran


Pada kondisi normal, pada saat posisi berbelok dan kembali ke jalan lurus
maka sistem kemudi harus kembali dengan normal dan mudah. Tidak menarik
ke sebagian sisi atau sama sekali tidak dapat kembali ke posisi roda lurus.
Jika hal ini terjadi pada kendaraan anda, maka periksalah komponen -
komponen dibawah ini.

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 58


STEERING

c. Bunyi-bunyi pada sistem kemudi


Bunyi-bunyi pada sistem kemudi bisa saja timbul pada saat tidak
dioperasikan ( dibelokkan ), namun bisa juga saat sedang berbelok. Oleh karena,
dengarkanlah secara baik - baik pada saat kapan sistem kemudi kendraan anda
menimbulkan bunyi. Jika harus memperbaikinya, maka perbaikilah komponen -
komponen yang ada dibawah ini.

4.5.2 Memeriksa tinggi permukaan oli pada gearbox


Keluarkan dipstick dan bersihkan dengan kain atau tisu. Carilah tanda tinggi dan
rendah pada dipstick. Masukkan kembali dipstick yang telah dibersihkan, kemudian
tarik keluar. Periksa tinggi oli, jika tinggi oli di bawah tanda rendah, itu berarti Anda
perlu menambah oli.
4.5.3 Memeriksa lengan penghubung kemudi (Steering Linkage)
Cara memeriksanya sebagai berikut :
- Tempatkan kendaraan pada tempat yang rata
- Periksa tinggi permukaan oli
- Bersihkan bagian atas dari roda gigi kemudi
- Kendorkan dan lepaskan sumbat pembuang
- Masukkan obeng kecil ke dalam lubang pengisi oli dan ukur jaraknya
- Tambahkan oli apabila permukaan rendah, kemudian ada kebocoran atau tidak
- Pasang kembali sumbat penguapan.

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 59


STEERING

4.5.4 Kemudi berat


Langkah-langkahnya :
- Periksa tekanan ban
- Periksa steering systemnya (tinggi minyak, steering linkage, steering gear)
- Periksa ball jaoin atau king pin
- Periksa suspension arm
- Periksa tinggi kendaraan
- Periksa wheel aliggment
4.5.5 Memeriksa sabuk penggerak roda pada power steering
Memeriksa sabuk penggerak pompa pada power steering, yaitu :
- Sabuk penggerak pompa harus diperiksa dan diganti bila pecah-pecah mengkilat /
terbakar
- kerusakan lain/ tergencet
Apabila sabuk penggerak pompa berbunyi pada saat kendaraan sedang membelok,
berarti sabuk dalam keadaan kendor, oleh karena itu, perlu disetel. Penyetelan dapat
dilakukan menggunakan alat khusus uji ketegangan sabuk

4.6 Camber
4.6.1 Definisi camber
Sudut kemiringan roda secara vertikal apabila dilihat dari depan atau belakang mobil.
Sisi roda atas lebih keluar dibandingkan sisi roda bawah, ini disebut camber positif.
Efeknya, kendaraan akan lebih mudah dikendalikan karena masing-masing roda saling
mendorong ke arah luar. Sehingga untuk membelokan setir, tidak perlu tenaga yang
besar.

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 60


STEERING

4.6.2 Fungsi camber


Fungsi Camber, yaitu :
• Meningkatkan Stabilitas
• Meningkatkan Handling
Akibat Camber pada posisi yang tidak benar, yaitu :
• Mobil tertarik pada salah satu sisi
• Keausan pada satu sisi bagian dalam/luar dari permukaan roda
• Keausan pada bearing roda
• Keausan pada ball joint
4.6.3 Pengaruh camber pada pengemudian
1. Pengaruh sudut camber positif
Camber positif digunakan dengan maksud untuk mengimbangi bagian bawah
roda yang tertarik ke arah luar, ketika kendaraan mulai dibebani dan berjalan.
Hal ini berarti ketika kendaraan dibebani atau berjalan maka roda akan tertarik
ke arah dalam sehingga beban kendaraan beban kendaraan akan tertumpu pada
spindel dengan dudukan yang benar (dengan catatan apabila penyetelan sudut
camber positif sesuai dengan spesifikasinya). Oleh sebab itu, sudut camber
positif dengan penyetelan yang benar akan mempengaruhi beberapa hal pada
kendaraan antara lain :

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 61


STEERING

• Kendaraan akan cenderung tetap berjalan lurus walaupun roda kemudi


dilepas.
• Mencegah agar roda-roda kendaraan tidak slip ke samping.
• Bersama-sama saling membantu dengan sudut kingpin untuk memperingan
pengemudian.
• Mencegah agar roda-roda kendaraan tidak lepas.
Namun apabila penyetelan sudut camber terlalu positif maka akan berpengaruh :
• Ban akan aus berlebih pada bagian luar.
• Berkurangnya gaya cengkram roda terhadap jalan sehingga membuat roda
slip.
• Akan menimbulkan suara abnormal saat kendaraan berbelok.

2. Pengaruh sudut camber negatif


Camber negatif digunakan pada kendaraan-kendaraan penggerak depan atau
Front Wheel Front Drive (FF) untuk mengurangi ground camber kendaraan atau
mencegah terjadinya kemiringan kendaraan ketika membelok serta untuk
menyempurnakan kemampuan belok dari kendaraan. Namun apabila penyetelan
sudut camber terlalu negatif maka akan berpengaruh :
• Ban akan aus berlebih pada bagian dalam.
• Roda kemudi menjadi berat ketika diputar.
• Akan menimbulkan suara abnormal saat kendaraan berbelok.

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 62


STEERING

3. Pengaruh sudut camber 0


Apabila sudut camber pada kendaraan dibuat nol maka ketika kendaraan
dibebani atau berjalan, roda-roda bagian bawah akan semakin tertarik ke arah
luar sehingga beban kendaraan akan tertumpu pada bagian luar spindel.
Akibatnya akan membuat pengemudian menjadi berat dan akan membuat roda
slip serta terjadi keausan yang berlebih pada bagian luar ban.
4.6.4 Letak beban pada spindle
1. Camber positif
Pada camber positif gaya reaksi ( gaya tegak lurus ) pada poros roda
( spindel ) mendekati sumbu belok kendaraan ( king - pin ). Camber positif dapat
memperkecil momen bengkok spindle
2. Camber negative
Pada camber negatif gaya reaksi (gaya tegak lurus ) pada poros roda
( spindel ) menjauhi sumbu belok roda ( king – pin ). Camber negatif dapat
memperbesar momen bengkok spindle
4.6.5 Besar sudut dan perbedaan sudut camber
Jika ada perbedaan sudut camber antara ban kiri dan kanan bisa menyebabkan setir
mobil narik ke arah yang sudut cambernya lebih besar. Misalnya sudut camber bagian
kiri adalah - 0.20 sedangkan sudut camber bagian kanan adalah + 0.10 maka setir mobil
bisa narik ke arah kanan, begitu pula sebaliknya. Beberapa mobil ada yang sudut
cambernya bisa disetel dan ada yang tidak, Untuk yang tidak dapat dilakukan
penyetelan, bila ternyata sudutnya diluar standard, terlalu positif ataupun terlalu negatif,
bisa dimanipulasi dengan setelah toe in atau toe out. Anda juga harus tahu bahwa fungsi

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 63


STEERING

dari toe in - out ini adalah untuk mengoreksi sudut camber jika terjadi kesalahan dan
tidak dapat dilakukan penyetelan.
4.7 Caster
4.7.1 Definisi caster
Sudut kemiringan sumbu putar kemudi terhadap garis tengah roda secara vertical bila
dilihat dari arah samping kendaraan.
4.7.2 Fungsi caster
Saat kendaraan berjalan lurus, caster memiliki fungsi sebagai penstabil roda agar
roda tetap dapat berjalan lurus walaupun roda kemudi dilepaskan. Saat kendaraan
berbelok, maka akan terjadi perubahan sudut caster pada roda luar yang akan menuju
ke arah negatif sehingga ban akan menopang pada permukaan jalan dengan baik. Oleh
sebab itu akan membuat roda menjadi tidak mudah slip.
4.7.3 Pengaruh caster terhadap sifat pengemudian
Pada saat jalan lurus, caster akan mengarahkan roda agar tetap stabil dalam posisi
lurus walau roda kemudi dilepas.
4.7.4 Besar sudut caster dan perbedaan yang diijinkan
Besar Sudut Caster :
Besar sudut caster umumnya : -10 : 30
Besar sudut caster yang sering dipakai : 00 : 10
Perbedaan Sudut Caster :
Yang dimaksud perbedaan sudut caster adalah perbedaan sudut caster kiri dan kanan
Perbedaan sudut caster yang diijinkan biasanya kurang lebih ½ derajat (30 menit)
4.8 Toe dan sudut belok
4.8.1 Definisi toe
Tingkat kesejajaran / pararel antara roda depan sisi kiri dan kanan. Sejajar (jarak sisi
depan roda = jarak sisi belakang roda) artinya Toe = 0; bila sisi depan lebih dekat
daripada sisi belakang (dilihat dari atas mobil membentuk huruf A) artinya Toe In atau
Toe Positif; bila sisi depan lebih jauh dari sisi belakang artinya Toe Out atau Toe
Negatif. Toe setting ini akan berpengaruh kepada tiga masalah umum yaitu : keausan
roda (tire wear), stabilitas jalan lurus, dan karakter pengendalian waktu belok.
4.8.2 Fungsi toe
- Sebagai koreksi camber
- Sebagai koreksi gaya penggerak

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 64


STEERING

4.8.3 Ukuran toe


Ukuran toe dalam derajat
Toe diukur dari sudut roda terhadap aksis memanjang kendaraan
Ukuran toe dalam mm dan inch
Toue diukur atau diperhitungkan dalam suatu jarak yaitu selisih jarak roda bagian depan
dan roda bagian belakang
4.8.4 Sudut belok

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 65


STEERING

4.9 Sistem kemudi pada gokart


Berdasarkan hasil dari aplikasi sistem kemudi tipe rack and pinion pada gokart maka
diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil pengukuran dan
pengujian No Pengukuran dan pengujian Hasil 1 Sudut roda Arah belokan ke kiri sudut
α= 21o sudut β=27o Arah belokan ke kanan sudut α= 21o sudut β=21o 2 Gerak
bebas roda kemudi 130 mm
3 Beban mula roda kemudi
Arah belokan ke kiri = 2,1 Kgf Arah belokan ke kanan = 1,3 Kgf
4 Persinggungan gigi rack
Pada saat awal roda kemudi diputar belum terjadi pergeseran gigi rack
5 Kestabilan kemudi Gokart dapat melewati berbentuk lingkaran dengan diameter
420 cm.
Pengukuran sudut roda Pengukuran sudut roda diperoleh hasil sudut belok
saat kemudi berbelok kekiri α<β, sedangkan sudut belok saat kemudi berbelok ke
kanan α=β. Hasil pengukuran sudut belok roda pada saat berbelok ke kiri sesusai
dengan prinsip Ackerman dan gokart dapat berbelok dengan lembut saat
dikemudikan, sedangkan pada saat berbelok ke kanan akibatnya gokart tidak dapat
berbelok dengan lembut serta kembali ke titik pusat yang sama karena sudut α dan
β sama besarnya,hal ini disebut side slipping. Besarnya sudut roda berpengaruh
terhadap kinerja gokart pada saat berbelok, semakin besar sudut belok roda maka
akan semakin besar radius belok yang dihasilkan. 2. Gerak bebas roda kemudi
Pengukuran gerak bebas roda kemudi menunjukkan melebihi batas maksimum, hal
ini disebabkan karena komponen yang digunakan merupakan komponen bekas
sehingga terdapat beberapa komponen Pendukung yang sudah aus,serta dalam
pemasangan steering gear pada gokart terdapat banyaknya sambungan-sambungan
yang menghubungkan antara steering gear menuju tie rod. Apabila gerak bebas roda
kemudi terlalu besar akan menyebabkan gokart tidak responsive saat berbelok
karena pada saat roda kemudi berputar belum terjadi persinggungan antara gigi-gigi
rack, sehingga akan sulit dalam menjaga kestabilan kemudi agar tetap pada jalur
yang diinginkan. Maka dibutuhkan perawatan komponen- komponen system
kemudi agar tetap dalam kondisi yang baik dan memberikan kenyamanan saat
berkendara. 3. Beban mula roda Beban mula roda kemudi masih berada dibawah
standar yang ditentukan. Apabila beban mula roda kemudi terlalu besar maka akan
menyebabkan pengoperasian kemudi gokart terlalu berat sehingga untuk

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 66


STEERING

menggerakkan roda kemudi membutuhkan tenaga yang lebih besar, serta kurangnya
kenyamanan saat berkendara. 4. Pengujian kestabilan kemudi Pengujian kestabilan
kemudi gokart pada saat berbelok ke kiri dapat melewati lintasan dan kembali ke
titik yang sama karena sudut yang dihasilkan oleh roda bagian dalam lebih besar
dari pada sudut yang dihasilkan roda bagian luar, hal ini sesuai dengan prinsi
packerman yaitu sudut α lebih besar disbanding β (α <β).
4.10 Sistem kemudi pada mobil listrik
Sistem kemudi manual pada mobil listrik adalah komponen yang berfungsi
menggerakan roda untuk berbelok ke kiri dan ke kanan. Sistem penggerak pada mobil
listrik ini menggunakan steering manual dengan model screwnut. Penggunaan steering
manual dengan menggunakan model screwnut ini bertujuan memudahkan pengemudi
untuk memutar setir kemudi karna lebih ringan. Penelitian ini diawali dengan
merancang bangun rangka untuk diaplikasikan pada mobil listrik dengan penyetelan
geometri roda pada sudut camber positif, caster positif dan toe-in. Pada perancangan ini
semua komponen steeringdipasang padadudukan yang disesuaikan pada mobil listrik.
Ada beberapa komponen steering yang diubah dan dimodifikasi dan ada juga yang tidak
terpakai seperti relayrod antara universaljoint dengan penggerak screwnut. Selanjutnya
dilakukan pengambilan data sebanyak 3 kali untuk mengetahui sudut belok kekanan dan
kekiri antara roda kiri dan roda kanan. Pada pengambilan data dari sudut belok roda
diketahuiselisih antara sudut roda yaitu berkisar 1 o – 5 o . Meskipun ada selisih dalam
sudut belok ini masih aman dipakai karena tidak ada kerusakan yang fatal dan
membahayakan saat mengendarainya. Selisih antara sudut belok roda terjadi karena
getaran antara roda dengan permukaan jalan yang tidak rata dan berbatu. Perhitungan
diambil dari beban mobil dengan beban penumpang yang selanjutnya dimasukan ke
dalam rumus momen putar pada steering. Hasil perhitungan momen putar steering
dengan beban maksimum 4 orang adalah 11,05 N/M.

TGK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 67

Anda mungkin juga menyukai