Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sistem power steering adalah sebuah sistem yang dirancang untuk


memberikan assist berupa tekanan kearah rack steer agar proses
pengendalian roda kemudi bisa lebih ringan. Hal ini cukup penting
khususnya pada kendaraan berbobot besar jika tidak dilengkapi dengan
power steer ini maka akan sangat menguras tenaga pengemudinya.
Pengendalian roda kemudi juga tidak responsif karena perlu waktu lama
untuk mengubah arah roda. Sehingga sistem power steering juga
berpengaruh pada keamanan kendaraan.

Sebelumnya, sistem steering hanya memanfaatkan model recirculating


ball yang akan mereduksi putaran roda kemudi untuk menghasilkan
moment puntir yang besar. Namun cara itu juga tidak terlalu efektif
karena untuk membelokan roda kita perlu memutar steer hingga 3 sampai
4 kali putaran.

Pada tipe satunya, yakni tipe rack and pinion memiliki putaran kemudi
lebih kecil sehingga maksimal 2 putaran saja roda sudah mentok. Namun,
tanpa adanya power steering rasanya sistem ini akan cukup memakan
energi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan cara kerja Elektronik Power Steering


Elektronik Power Steering adalah sistem perubahan proses kerja power
steering yang mengaitkan sistem hidrolis ke sistem elektrik atau bisa
dibilang Power Steering pada mobil yang kerjanya dibantu oleh motor
elektrik untuk meringankan. Tujuannya meningkatkan efisiensi kerja
kendaraan dengan melakukan perubahan proses kerja Power Steering dan
sistem hidrolis elektrik.

B. Komponen-Komponen Elektronik  Power Steering (EPS)


Berikut adalah komponen-komponen dari Elektronik Power Steering:

Komponen Dari Sistem Elektronik Power Steering


1. Control unit Elektronik Power Steering
2. Engine control unit
3. Torque sensor
4. Motor elektrik
5. Steering wheel
6. Steering column
7. Tie rod
8. Steering rack

Kelistrikan (Wiring Diagram) Untuk Motornya:


1. Baterai
2. Fuse/Relay Box ruang mesin
3. Speedo meter
4. EPS Indicator
5. Techno meter
6. Speed sensor
7. Engine sensor
8. Engine control module
9. Torque sensor
10. Control unit Elektronik Power Steering
11. Motor relay
12. Motor elektrik

C. Macam Sistem Power Steering

1. Hydrolic Power Steering

Sesuai namanya, tipe power steering hidrolik menggunakan fluida


sebagai media penghantar tenaga. Sementara powernya dihasilkan
dari putaran mesin. Cara kerjanya, ketika roda kemudi diputar
maka akan ada serangkaian katup yang akan membuka aliran
hidrolik dari pompa ke rack steer. Karena mesin sedang dalam
posisi hidup maka putaran mesin akan meningkatkan tekanan
hidrolik yang disalurkan kedalam rack steer. Didalam rack steer
fluida ini mendorong arah pengemudian.
Komponen pada sistem power stering hidrolis adalah sebagai
berikut
 Pompa power, fungsinya mengubah sebagian energi mesin ke
tekanan hidrolis
 Steering rack, merupakan rangkaian roda gigi yang memiliki
ruang fluida untuk melakukan power assist.
 Pinion and vane, merupakan roda gigi yang terhubung dengan
poros roda kemudi dan mengatur arah aliran fluida berdasarkan
arah putar kemudi.
 Fluida, sebagai media pengantar tekanan dari pompa. Fluida
yang digunakan umumnya menggunakan fluida berjenis ATF
(automatic transmission fluid) atau oli transmisi matic.
 Reservoir, berfungsi menampung cadangan fluida dari dalam
sistem.

Kelemahan sistem ini adalah karena menggunakan tenaga mesin,


maka jika mesin mogok, steer akan terasa sangat berat. Selain itu
daya mesin juga tidak maksimal karena dibenani pompa power
steer.

2. Elektrik Power Steering

img by slideshare.net
Seperti namanya, jenis power steering ini tidak lagi menggunakan
tekanan fluida namun sudah menggunakan tenaga listrik. Cara
kerjanya, ada sebuah sensor arah kemudi yang juga bisa
mendeteksi moment puntir dari roda kemudi. Sensor tersebut
menjadi acuan bagi motor steer untuk memutar rack steer. Lokasi
motor sudah terpaut pada steering rack sehingga begitu sinyal
pengemudian hadir, motor langsung bekerja.

Komponen pada sistem elektronik power steering adalah

 Steering rack, merupakan rangkaian roda gigi yang


memanjang antara tie rod kiri dan kanan yang juga
digunakan sebagai tempat untuk power assist.
 Steering motor, terletak pada steering rack, komponen ini
berfungsi menyediakan tenaga putar untuk meringankan
beban pengemudian.
 Steering and torque sensor, sensor yang akan mendeteksi
arah serta moment pengemudian. Sensor ini bisa secara
akurat mendeteksi berapa keceptan kemudi yang diputar
oleh pengemudi.
 EPS Module, sebuah rangkaian elektronik untuk menentukan
kinerj motor berdasarkan data sensor.
 Arus listrik, komponen ini sangat penting karena berfungsi
sebagai sumber tenaga penggerak EPS.

Kelebihan sistem power steering elektrik ini adalah tidak


membebani mesin, sehingga tenaga mesin akan lebih maksimal
untuk menggerakan powertrain, sehingga lebih bertenaga dan lebih
irit. Pengendalian steer juga bisa bervariasi, hal ini karena daya
motor elektrik ini tidak tetap besaranya. Hal tersebut dipengaruhi
oleh pembacaan sensor torque pada steering coloumn
Namun, sistem elektrik power steering lebih rentan khususnya jika
menerjang genangan air. Letak motor listrik yang berada dibawah
akan berpotensi menimbulkan masalah jika covernya kurang rapat.
Selain itu, jika aki yang dipakai tekor maka pengendalian steer
akan sangat berat.
3. Hybrid Power Steering (Elektro-Hydro Power steer)

Tipe ketiga merupakan kombinasi antara tipe elektrik dan tipe


hidrolik. Pada sisi aktuator yakni pada steering rack, cara kerjanya
sama seperti sistem hidrolik dimana sebuah steering vane dipakai
untik menentukan arah assist. Namun tekanan hdirolik tidak berasal
dari pompa mesin, melainkan dari pompa elektrik.

Artinya, mesin tidak dibebani oleh power steering namun tetap


memakai sistem hidrolik agar sistem kemudi bisa lebih awet.

D. Perawatan
Cara perawatan power steering agar awet :
1. Bila kendaraan mau belok sebaiknya jalan atau gerak dulu baru belok.
2. Jangan terlalu sering membelokkan steer sampai mentok/patah
terlalu lama.
3. Memilih minyak Power Steering yang original (jenis ATF).
4. Memilih spare parts yang original bila diservice.
5. Untuk hidrolik jenis rack steer, disarankan setiap mencuci kendaraan
karet pelindung (boot steer) kanan dan kiri diperiksa, apakah lepas,
robek atau terjadi kerusakan lainnya.
6. Jika parkir kendaraan, hendaknya posisi roda bagian depan harus
lurus.
7. Gunakan jenis ban dengan tingkat gesekannya.
8. Cara kerja power stering posisi netral Alirkan ke katup pengontrol
( control valve ). Bila katup pengontrol berada pada posisi netral,
semua minyak akan mengalir melalui katup pengontrol ke saluran
pembebas ( relief port )dan kembali ke pompa. Pada saat ini tidak
terbentuk tekanan dan arena tekanan kedua sisi sama, torak tidak
bergerak.
9. Pada saat membelokPada saat poros utama kemudi (steeringmain
shaft) diputar ke salah satu arah, katup pengontrol juga akan
bergerak menutup salah satu saluran minyak.Saluran yang lain akan
terbuka dan akan terjadi perubahan volume aliran minyak dan
akhirnya terbentuk tekanan. Pada kedua sisi torak akan terjadi
perbedaan tekanan dan torak akan bergerak ke sisi yang bertekanan
rendah sehingga minyak yang berada dalam ruangan tersebut akan
dikembalikan ke pompa melalui katup pengontrol.

E. Cara Mudah Cegah Power Steering Bermasalah


Satu di antara komponen mobil yang penting untuk menunjang kenyamanan
adalah perangkat power steering. Berkat peranti itu, Anda tak usah
bersusah payah untuk mengendalikan mobil, terutama di saat parkir atau
memutar arah laju mobil.
Namun, tidak sedikit di antara pemilik mobil yang mengabaikan kondisi
peranti itu. Mereka umumnya percaya dan yakin kondisi power steering
baik-baik saja, pasalnya saat mengendarai mobil tidak ada gejala
kerusakan.

1. Kenali gejala kerusakan


Cara untuk mengenali masalah ini memang gampang-gampang sulit.
Pasalnya, gejala yang ada di roda kemudi sering kali muncul dan tidak.
Sehingga perlu kecermatan ekstra.
Kecermatan yang tinggi juga diperlukan saat mendengarkan ada
tidaknya suara mendengung kala mobil berbelok. Pada umumnya,
pengemudi atau pemilik mobil menganggap suara mendengung
merupakan gejala biasa yang ada di mobil. 
Mereka kerap mengira suara itu berasal dari ban yang bergesekan
dengan lintasan yang dilalui. Padahal, gejala itu merupakan pertanda
power steering bermasalah. Begitu pula dengan roda kemudi yang
terasa berat saat mobil berbelok.
2. Cara pencegahan
Cara untuk mencegah agar peranti itu tak bermasalah sejatinya cukup
mudah. Ada tiga hal yang perlu Anda lakukan.
Pertama, amati dengan cermat warna minyak rem apakah telah
berubah kehitaman. Minyak power steering yang masih bagus biasanya
berwarna merah (ada juga minyak peranti ini yang berwarna kuning
emas). Bila ternyata telah hitam, maka sebaiknya segera mengganti
kendati usia pemakaian minyak belum mencapai 30 ribu kilometer.
Dia menyarankan, agar penggantian tersebut dilakukan oleh mekanik
bengkel yang memiliki keahlian. Pasalnya, pengurasan tabung minyak
tersebut juga harus melepas beberapa komponen. Sehingga bila
bongkar pasang tidak tepat justru menimbulkan masalah baru, seal
bocor misalnya.

Kedua, melakukan pengecekan secara rutin. Pengecekan bisa Anda


lakukan saat mengganti oli mesin dan sebagainya. Amati pula volume
minyak, jangan sampai ketinggian minyak tersebut berada di bawah
garis minimal.

Sebab, bila hal itu terjadi maka seal akan rusak. Biaya perbaikan yang
harus Anda keluarkan untuk memperbaikinya juga cukup banyak.

Ketiga, pastikan drive belt atau sabuk penggerak peranti itu yang
terhubung dengan mesin dalam kondisi bagus. Bila ternyata komponen
itu telah aus – dengan tanda retak-retak di bagian dalamnya atau
benang-benang kerangka sabuk terlihat mengembang- sebaiknya
segera diganti.

Keempat, agar power steering tidak gampang rusak sebaiknya tidak


memaksakan roda kemudi diputar hingga mentok. Biasanya, para
pemilik mobil membelokkan roda kemudi hingga bersuara klek

Padahal gaya mengemudi seperti itu sama halnya memaksa perangkat


ini bekerja ekstra keras untuk memutar roda dari satu posisi ekstrem
ke posisi lainnya. Akibatnya komponen pendukungnya cepat rusak.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Electric Power Steering (EPS) adalah sistem perubahan proses kerja power
steering yang mengalihkan sistem hidraulis ke sistem elektrik. Cara kerja
Sistem Electric Power Steering (EPS) adalah saat kunci diputar ke posisi
ON, Control Module memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by,
bersamaan dengan itu indikator EPS pada panel instrumen menyala. Saat
mesin hidup, Noise Suppressor segera menginformasikan pada Control
Module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung
menghubungkan motor dengan batang setir. Salah satu sensor yang
terletak pada steering rack bertugas memberi informasi pada Control
Module ketika setir mulai diputar. Disebut Torque Sensor, ia akan
mengirimkan informasi tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa
cepat putarannya. Dengan dua informasi tersebut, Control Module segera
mengirim arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk
memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses memutar setir menjadi ringan.
Vehicle Speed Sensor bertugas begitu mobil mulai melaju. Sensor ini
menyediakan informasi bagi control module tentang kecepatan kendaraan.
Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor elektrik
akan dinonaktifkan oleh Control Module. Dengan begitu setir menjadi lebih
berat sehingga meningkatkan safety. Jadi sistem EPS ini mengatur
besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan
saja. Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari
sensor, Control Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem
EPS. Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan menyala berkedip
tertentu andai terjadi kerusakan. Selanjutnya, Control Module
menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas hubungan motor
dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi EPS ini
masih terhubung dengan setir via batang baja, maka mobil masih
dimungkinkan untuk dikemudikan.

Anda mungkin juga menyukai