( POWER STEERING)
Lahirnya sistem kemudi daya ini didasari oleh kekurangan yang didapat pada
sistem kemudi manual dimana rendahnya kemampuan di dalam pengemudian
terutama pada perjalanan yang jauh, dan pada kecepatan rendah sehingga
membuat pengemudi cepat lelah. Disamping itu kekakuan pada kemudi manual
turut mempengaruhi pengembangan sistem kemudi kendaraan. Pengembangan
sistem kemudi saat ini sudah menjangkau pada sistem pengontrolan secara
otomatis.
a. Posisi netral
1) Vane Pump
Vane pump adalah bagian utama dari system power steering berfungsi
menghasilkan tekanan tinggi dan debit yang besar. Vane pump juga berfungsi
untuk mengatur jumlah aliran fluida yang diperlukan sesuai dengan putaran
mesin.
1. Setelah kunci diputar ke posisi ON, Control Module memperoleh arus listrik untuk
kondisi stand-by. Seketika itu pula, indikator EPS pada panel instrumen
menyala.
2. Begitu mesin hidup, maka Noise Suppressor segera menginformasikan pada
Control Module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung
menghubungkan motor dengan batang setir.
1. Torque Sensor Salah satu sensor yang terletak pada steering rack bertugas
memberi informasi pada Control Module ketika setir mulai diputar. Dan
mengirimkan informasi tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa cepat
putarannya.
2. Dengan dua informasi itu, Control Module segera mengirim arus listrik sesuai
yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu
proses memutar setir menjadi ringan.
3. Vehicle Speed Sensor bertugas menyediakan informasi bagi control module
tentang kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80
km/jam, motor elektrik akan dinonaktifkan oleh Control Module. Dengan begitu
setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi sistem EPS ini
mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai
kebutuhan saja.
1. Fully Electric.
Artinya motor listrik bekerja langsung dalam membantu gerakan kemudi. Baik
yang letaknya menempel pada batang kemudi, seperti pada Toyota Yaris dan Vios.
Juga yang letaknya menempel pada rack steer seperti Honda Jazz, Suzuki Karimun
dan Swift. Bahkan pada generasi awal yang diterapkan Mazda Vantrend lansiran
1995 ataupun Toyota Crown keluaran 2005, di tempatkan pada gearbox steering.
2. Semi Electric.
Putaran motor elektrik hanya dimanfaatkan untuk mendorong hidraulis. Ini
sebagai pengganti pompa power steering yang menempel di mesin dan diputar
oleh sabuk V-belt. Misalnya seperti pada Chevrolet Zafira dan Mercedes Benz A-
Class. Perangkat EPS yang digunakan tentunya tidak lagi menempel pada mesin.
Namun masih mengandalkan minyak untuk meringankan gerak setir. Biasanya
perangkat ini juga masih menggunakan slang tekan dan slang balik dari
minyak.Perusahaan yang memproduksi EPS adalah Koyo, NSK, Delphi, Showa,
Visteon dan ZF Freidrichshafen AG. Power steering hidraulis membuat mobil lebih
boros BBM hingga sekitar 1,07 km/l.
PENGERTIAN ELEKTRIK POWER
STEERING (EPS)
(Tips) Bedah Perawatan Electric Power Steering (Sistem
Kemudi Mobil)
August 11, 2009 gadogadosaya forumbebas.com/printthread.php?tid=38828
Teknologi Electric Power Steering(EPS) dibuat untuk mengerti kita. Pada EPS, mekanisme
hidraulis berganti menjadi gerakan dinamo yang mengandalkan arus listrik. Dalam hal
perawatan pun didesain menjadi free maintenance dan enggak bikin repot lagi seperti model
konvensional, bilang Iwan Abdurachman, technical trainee PT Toyota Astra Motor. Nah karena
bebas rawat, EPS ini jarang ditengok. Problem yang terjadi juga tidak dikenali. Bahkan baru
paham setelah kejadian. Yuk belajar bareng bersama tentang EPS.
Sebagai komponen yang relatif tanpa perlu lagi melakukan perawatan. Umumnya sebatas
melakukan perawatan pada komponen luar rangkaian motor elektrik. Pasalnya, parts pengganti
seperti dinamo, sensor dan komponen kecil lainnya belum dijual di pasaran. Jika terjadi
kerusakan, umumnya harus mengganti satu rangkaian. Misalnya model steer column yang
tergabung dengan dinamo atau dengan racksteer.
Walau komponen tersebut didesain tidak mudah rusak. Sebaiknya air jangan masuk ke motor
elektrik. Seperti saat cuci mobil. Terutama buat yang letaknya tergabung dengan racksteer atau
di kolong mobil, beber Rachmansyah Nasution.
Sebagai perawatan, menurut Rachman komponen EPS sebaiknya diperiksa secara rutin waktu
mobil dalam kondisi terangkat. Misalnya saat melakukan cuci kolong diperiksa kondisi kabel
penghubungnya. Atau bisa dengan menambahkan pelindung komponen yang bisa kemasukan air.
Mulai dari bagian soket. Bisa ditutupi dengan balutan lakban, pesannya.
Sekring EPS yang umumnya tertancap dalam kotak sekring dalam kabin mesin perlu diperiksa
juga. Biar enggak bermasalah, bisa semprot dengan cairan sejenis pembersih atau contact
cleaner. Atau diganti setelah tampak kendur.
Selain itu, komponen penunjang lain seperti karet boot steer dan joint steer bisa dirawat seperti
biasa. Jika tampak sobek hingga getas pada sistem semi electric artinya perlu penggantian
segera. Jika joint steer dan bagian tie rod mulai oblak artinya perlu penggantian juga seperti
merawat PS biasa saja.
DETEKSI
Permasalahan yang ditemukan dalam sistem EPS tentu macam-macam. Jika berat seperti yang
dirasakan Firman, biasanya disebabkan karena suplai arus ke dinamo yang tidak normal. Sebagai
tanda ada problem, lampu indikator EPS umumnya akan menyala. Setelah lampu menyala,
sistem EPS secara otomatis akan tidak berfungsi alias terasa berat diputar.
Mendeteksi problem perlu menggunakan alat khusus. Pada bengkel resmi sudah pakai alat scan
untuk mendiagnosa secara elektronik. Namun paling mudah bisa dilakukan sendiri dengan cara
memeriksa kondisi sekring. Pastikan kondisi sekring tidak longgar, korosi hingga putus dalam
boks sekring pusat yang letaknya dalam ruang mesin. Kemungkinan kerusakan terjadi pada
komponen lain yang harus diperiksa oleh bengkel. Baik pada bagian soket penghubung, modul,
dinamo ataupun sensor setir dan sensor kecepatan.
UBAH SEMI ELEKTRIK JADI FULL HIDRAULIK
EPS (Electric Power Steering) di Indonesia rasanya bermula ketika Mazda Vantrend memakai
perangkat ini di tahun 1990-an. Setelah itu, giliran Suzuki Karimun hingga sekarang ini terlalu
banyak mobil yang pakai. Saat itu, Vantrend masih memakai EPS yang diletakkan pada steering
rack.
Selain itu, ada model semi elektris yang memakai kombinasi elektris dengan hidrolis. Jadi, motor
elektris hanya digerakkan untuk mendorong pompa oli yang akan memutar rack setir. Contoh
pada Chevrolet Zafira ataupun Mercedes Benz A-Class. Hasilnya, masih butuh perawatan dan
penggantian oli untuk jangka panjang.
Belakangan ini, model full elektris yang dipercaya untuk memutar rack. Jadi, tak akan ada lagi
belt yang memutar pompa. Gerakan pompa digantikan oleh motor elektris.
Hanya saja, ada sedikit perbedaan posisi motor elektris. Misalkan di Toyota Yaris dan New
Avanza yang motor elektris semua ada di batang setir, sedangkan Honda New Jazz dan Suzuki
Swift menempel pada rack setir. Tapi prinsip keduanya sudah tak lagi mengandalkan pompa
hidrolis.
EPS-2
Sedikit flashback, power steering (PS) hidrolis punya banyak penemu awal. Mulai dari Robert
Twyford di 1900 yang mematenkan pertama kali, lalu disempurnakan oleh Francis Davis di
tahun 1926 dan Charles Hammond di era 1958. Hingga akhirnya Chrysler yang pertama kali
memakai pada kendaraan komersial di varian Imperial.
Prinsip kerja PS hidrolis menggunakan putaran mesin untuk memutar pompa power steering
dengan menggunakan belt, sehingga oli yang berada dalam sistem menjadi bertekanan tinggi dan
sanggup membantu memutar rack kemudi. Alhasil, PS hidrolis butuh slang tekanan tinggi untuk
menyalurkan oli dari pompa menuju rack.
Nah, penyakit pada PS hidrolis yaitu kebocoran pada slang, hingga rusaknya gigi pemutar pada
pompa PS. Biasanya sih terdapat bunyi berdengung ketika setir dibelokkan. Ongkos perbaikan
PS hidrolis biasanya sekitar Rp 500 ribu belum termasuk spare part, terang Jananto Widhi,
juragan MW Power Steering, bengkel spesialisasi PS di Jl. Lebak Bulus Raya No.18, Jaksel.
Tapi perawatan PS hidrolis termasuk mudah. Selama tak ada kebocoran, cukup ganti secara rutin
oli PS sesuai yang direkomendasikan masing-masing pabrikan. Lalu yakinkan oli pada tabung
reservoir tidak kurang dari level yang ditentukan.
EPS-3
Prinsip kerja EPS sebenarnya sama dengan hidrolis. Hanya saja tak ada lagi oli dan pompa,
berganti dengan motor elektris. Jadi, mesin pun tidak lagi terbebani harus memutar belt PS,
terang Iwan Abdurahman, Section Head Technical PT Toyota Astra Motor (TAM). Makanya,
mobil yang sudah dilengkapi EPS biasanya lebih irit konsumsi bahan bakar.
Nah, perangkat utama EPS yakni rack setir yang digunakan untuk memutar kemudi, lalu motor
elektris dan ECU (Electronic Control Unit) khusus EPS. Nantinya, ECU ini yang akan
berkordinasi dengan ECU utama mobil untuk mengambil data kecepatan dan lainnya.
Gunanya demi keamanan. Maksudnya, dalam kecepatan rendah setir harus dibuat seringan
mungkin, sedangkan kecepatan tinggi justru dibuat lebih berat agar kemudi tak mudah berubah
arah. Alhasil, energi listrik yang dibutuhkan EPS justru ada di putaran mesin rendah.
Cara kerjanya, torque sensor yang ada di kolom setir akan membaca putaran setir yang dilakukan
pengemudi, lalu mengubahnya menjadi sinyal listrik. Lantas ECU akan memerintahkan sinyal ini
untuk menggerakan motor listrik, menggunakan arus DC.
Nantinya, akan ada perangkat reduction mechanism yang akan mengurangi kecepatan motor
listrik melalui penggunaan worm gear dan wheel gear, untuk memberikan respon kembali pada
setir.
Motor listrik ini punya trafo sendiri untuk membangkitkan listrik yang dibutuhkan. Kalau
tegangan aki hanya sebesar 12 volt, maka motor listrik EPS bisa hingga 14 volt, dalam posisi
bekerja penuh.
Nah, perintah utamanya hanya dari gerakan setir. Jadi, ketika setir berada dalam posisi lurus.
Pastinya torque sensor tak akan membaca beban yang harus dikeluarkan. Motor listrik pun
berhenti bekerja.