Anda di halaman 1dari 9

UAS SISTEM CHASIS

Nama : Supriyadi
NPM : 3219120036
Kelas : PSKK3
Mata Kuliah : Sistem Chasis
Dosen : Buyung Iman Taka, M.Pd

Soal dan Jawaban :


1. Terangkan dan jelaskan pengelompokan system kemudi pada kendaraan
(mobil) menurut konstruksi, jenis, model, type dan cara kerja !
Jawab :
Pada dasarnya sistem kemudi dibagi menjadi manual dan power steering
A. Sistem Kemudi Manual (Manual Steering)
Sistem kemudi secara manual ini jarang dipakai terutama pada mobil-
mobil modern. Pada sistem ini dibutuhkan adanya tenaga yang besar untuk
mengemudikannya. Tenaga yang dibutuhkan membelokkan roda dari tenaga
dari putaran setir (roda kemudi) yang diputar oleh pengemudi, akibatnya
pengemudi akan cepat lelah ketika mengendarai mobil terutama pada jarak
jauh. Berdasarkan modelnya sistem kemudi manual (manual steering) dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu Sistem kemudi manual tipe recirculating ball dan Sistem
kemudi manual tipe rack and pinion.
1. Sistem kemudi manual tipe recirculating ball
Sistem kemudi manual tipe recirculating ball ini memiliki gaya
pengemudian lebih ringan karena bisa mereduksi putaran kemudi secara
maksimal. Hanya saja, pengemudi perlu memutar roda kemudi hingga 4 kali
untuk membuat roda berbelok mentok. Selain menghasilkan pergerakan
roda kemudi yang lebih halus dan linear.
Mekanisme pada sistem kemudi recirculating ball juga memberikan
keunggulan mekanikal berupa kemampuan “leverage” sehingga dapat
memaksimalkan tenaga putar tangan pengemudi menjadi tenaga putar yang
lebih besar atau lebih kuat untuk menggerakkan roda depan. Sistem kemudi
jenis ini biasanya digunakan pada mobil penumpang atau komersial.
Cara kerja sistem kemudi manual tipe Recirculating Ball :
• Saat pengemudi memutar roda kemudi (stir), poros utama yang
dihubungkan dengan roda kemudi langsung membelok.
• Di ujung poros utama kerja dari gigi cacing dam mur pada bak roda gigi
kemudi menambah tenaga dan memindahkan gerak putar dari roda
kemudi ke gerakan mundur maju lengan pitman (pitman arm).
• Lengan-lengan penghubung (linkage), batang penghubung (relay rod), tie
rod, lengan idler (idler arm) dan lengan nakel arm dihubungkan dengan
ujung pitman arm.
• Mereka memindahkan gaya putar dari kemudi ke roda-roda depan dengan
memutar ball joint pada lengan bawah (lower arm) dan bantalan atas
untuk peredam kejut.
2. Sistem kemudi manual tipe rack and pinion.
Rack and pinion adalah satu jenis sistem kemudi terlama, yang mulai
muncul di era tahun 1980-an di Indonesia dan salah satu pelopornya adalah
Toyota Corolla KE70 (Corolla DX). Tetapi rack and pinion tersebut kurang
tepat untuk digunakan pada jenis kendaraan yang ukuran besar seperti truk
atau bus, karena bentuk roda giginya yang kecil dan lightweight.
Meskipun, sejumlah SUV besar sudah banyak yang menerapkan sistem
kemudi rack and pinion steering, seperti Toyota Land Cruiser. Kemudi jenis
rack and pinion jauh lebih efisien bagi pengemudi untuk mengendalikan
roda - roda depan. Pinion yang dihubungkan dengan poros utama kemudi
melalui poros intermediate, berkaitan dengan rack.
Cara kerja sistem kemudi manual tipe Rack And Pinion :
• Pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar.
• Gerakan ini akan menggerakkan rack dari samping ke samping dan
dilanjutkan melalui tie rod ke lengan nakel pada roda-roda depan
sehingga satu roda depan didorong.
• Sedangkan satu roda tertarik, hal ini menyebabkan roda - roda berputar
pada arah yang sama.
B. Sistem Kemudi Daya (Power Streering)
Munculnya sistem kemudi daya ini didasari oleh kekurangan yang didapat
pada sistem kemudi manual dimana rendahnya kemampuan di dalam
pengemudian terutama pada perjalanan yang jauh, dan pada kecepatan rendah
sehingga membuat pengemudi cepat lelah. Disamping itu kekakuan pada
kemudi manual turut mempengaruhi pengembangan sistem kemudi kendaraan.
Pengembangan sistem kemudi saat ini sudah menjangkau pada sistem
pengontrolan secara otomatis. Penggunaan power steering memberikan
keuntungan seperti : mengurangi daya pengemudian (steering effort),
kestabilan yang tinggi selama pengemudian. Berdasarkan modelnya sistem
kemudi daya (power steering) dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu Sistem
kemudi daya hidrolik atau Hydraulic Power Steering (HPS) dan Sistem kemudi
daya elektrik atau Electric Power Steering (EPS).
1. Sistem kemudi daya hidrolik atau Hydraulic Power Steering (HPS) Sistem
kemudi daya hidrolik (Hydraulic Power Steering) ini memiliki sebuah
booster hidraulis dibagian tengah mekanisme kemudi agar kemudi menjadi
lebih ringan. Dalam keadaan normal beratnya putaran roda kemudi adalah 2-
4 kg. Sistem power steering direncanakan untuk mengurangi usaha
pengemudian bila kendaraan bergerak pada putaran rendah dan
menyesuaikan pada tingkat tertentu bila kendaraan bergerak, mulai
kecepatan medium sampai kecepatan tinggi. Hydraulic Power Steering (HPS)
sendiri ada dua tipe, yaitu :
a. Hydrolic power steering tipe integral
Hydrolic power steering tipe integral dapat ditemukan pada
kendaraan berbobot besar seperti bus dan truk. Ciri khas steering tipe
ini, terletak pada mekanisme penggerak kemudinya. Sistem ini tidak
menggunakan rack steer melainkan menggunakan gear box. Dengan
memggunakan gear box, maka putaran roda kemudi akan mengalami
pengubahan momentum, oleh sebab itu untuk membelokan bus, supir
bus bisa memutar roda kemudi hingga beberapa kali putaran. Dinamakan
integral karena mekanisme penambahan tenaga terjadi secara langsung
didalam gear box.
b. Hydrolic power steering tipe rack and pinion
Pada tipe HPS ini menggunakan rack steer, rack gear dan pinion
gear. Rack steer merupakan batang memanjang yang memiliki roda
bergerigi, sementara pinion gear adalah roda gigi yang berkaitan dengan
rack gear. Pinion gear ini tersambung dengan roda kemudi, sehingga
putaran roda kemudi sama dengan putaran pinion gear. Sementara
mekanisme penambahan tenaga, terletak terpisah (tidak didalam
perkaitan antara rack gear dan pinion gear). Tepatnya ada pada sisi
samping dari rack gear yang memiliki piston untuk menangkap energi
tekan dari fluida.
2. Sistem kemudi daya elektrik atau Electric Power Steering (EPS) Tujuan dari
pengembangan EPS adalah meningkatkan efisiensi kerja kendaraan dengan
melakukan perubahan proses kerja power steering. Perubahan ini
mengalihkan sistem hidrolik ke elektrik. Power steering yang proses
kerjanya dibantu arus listrik ini dapat mereduksi pemakaian energi
kendaraan yang tidak perlu. Umumnya sistem Electric Power Steering (EPS)
menggunakan beberapa perangkat elektronik yang sama.
Cara kerja electric power steering (EPS) :
Saat kunci ON mesin mati
 Control Module memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by.
Seketika itu pula, indikator EPS pada panel instrumen menyala.
Saat mesin hidup
 Noise Suppressor segera menginformasikan pada Control Module
untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung
menghubungkan motor dengan batang setir.
 Torque Sensor Salah satu sensor yang terletak pada steering rack
bertugas memberi informasi pada Control Module ketika setir mulai
diputar, dan mengirimkan informasi tentang sejauh apa setir diputar
dan seberapa cepat putarannya.
 Dengan dua informasi itu, Control Module segera mengirim arus
listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi
kemudi. Dengan begitu proses memutar setir menjadi ringan.
 Vehicle Speed Sensor bertugas menyediakan informasi bagi control
module tentang kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi,
umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor elektrik akan
dinonaktifkan oleh Control Module.
 Dengan begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan
safety. Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik yang
dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja.
 Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari
sensor, Control Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada
sistem EPS.
 Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan menyala berkedip
tertentu andai terjadi kerusakan.
 Selanjutnya ia juga menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan
melepas hubungan motor dengan batang setir.
 Tetapi karena sistem kemudi yang dilengkapi EPS ini masih terhubung
dengan setir via batang baja, maka mobil masih dimungkinkan untuk
dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat seperti kemudi
tanpa power steering.

2. Sebutkanlah 5 (lima) kasus yang sering dan popular terjadi pada system rem
hidraulik, sehingga system rem tidak bekerja dengan sempurna dan cara
melakukan trouble shooting nya !
Jawab :
a. Bunyi berdecit ketika rem ditekan
Bunyi ini muncul karena kampas rem tipis. Kampas rem cakram
khususnya memiliki plat kecil yang diberi nama brake wear indicator. Plat kecil
ini bertugas sebagai pengingat atau indikator kalau kampas rem sudah tipis.
Jadi kalau mendengar bunyi berdecit, atau bunyi gesekan logam dengan logam
ketika pedal rem ditekan maka itu tandanya kampas rem sudah tipis dan perlu
diganti.
Selain karena kampas rem yang sudah tipis, bunyi berdecit pada rem saat
ditekan juga bisa disebabkan karena ada cairan seperti oli atau air pada
permukaan kampas rem. Kalau bunyinya karena air, maka itu tidak masalah.
Dalam beberapa saat juga akan hilang sendiri, namun kalau bunyinya karena
terkena oli biasanya akan bertahan lebih lama. Untuk menghilangkannya perlu
membersihkan permukaan kampas rem dan piringan rem menggunakan
sprayer brake cleaner yang bisa didapatkan di bengkel manapun.
b. Rem ngempos/empuk ketika ditekan
Masalah yang kedua yang sering sekali dialami oleh pemilik mobil. Rem
ngempos bisa diartikan rem yang tidak pakem atau bahkan blong. Ciri – cirinya,
saat peda rem ditekan maka akan terasa empuk dan rem tidak pakem. Namun,
ketika dikocok pedal rem hingga berulang-ulang biasanya rem kembali normal.
Itu bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain ;
1. Rem masuk angin
Rem mobil umumnya menggunakan sistem hidrolis, yang namanya sistem
hidrolis itu menggunakan prinsip fluida bertekanan. Kalau ada udara didalam
fluida tersebut, maka rem akan ngemopos karena udara itu dapat dikompresi
sehingga akan menyerap tekanan hidrolis didalam sistem rem. Untuk
masalah rem masuk angin, dapat diperbaiki dengan melakukan bleeding.
2. Master rem rusak
Master rem adalah komponen yang berfungsi mengubah tekanan mekanis
ke tekanan fluida. Biasanya kalau seal didalam master rem bocor, maka
tekanan yang diberikan oleh pedal rem tidak sepenuhnya masuk ke fluida.
Sehingga tekanan fluida menjadi lebih rendah dari tekanan yang kita berikan
pada pedal rem. Hal inilah yang menyebabkan pedal rem menjadi lebih
empuk. Untuk solusinya, adalah penggantian master rem.
c. Pedal rem keras/berat ketika ditekan
Apabila kita menekan pedal rem saat mesin mati, maka pedal rem akan
terasa berat. Itu normal, yang tidak normal adalah ketika kita menekan pedal
rem saat mesin hidup dan terasa berat. Itu disebabkan karena booster rem yang
bermasalah. Masalahnya bisa karena membran didalam booster rem bocor,
atau selang vakum dari booster rem ke intake manifold bocor. Untuk
mendeteksinya, pertama kita harus memeriksa bagian selang vakumnya
dahulu. Selang ini memiliki diameter kecil (mirip selang bahan bakar) yang
berbahan karet. Posisinya ada di intake manifold hingga ke
area master rem. Kalau ditemukan retakan atau koneksi selang tersebut lepas,
maka cukup diperbaiki selangnya saja. Tapi kalau selang baik-baik saja,
kemungkinan masalahnya ada didalam booster rem.
d. Rem tidak balik ketika injakan pedal rem dilepas
Masalah keempat ini sering menghinggapi mobil-mobil yang lama tidak
digunakan. Penyebabnya karat, korosi, kotoran didalam silinder aktuator rem.
Karat didalam aktuator rem, akan menyebabkan kinerja aktuator rem macet.
Sehingga ketika pedal rem ditekan, rem bisa digunakan dan pakem. Tapi, ketika
pedal rem pijakannya dilepas, rem tersebut masih aktif. Ketika ditekan lagi
pedal rem, maka akan terasa ngempos. Untuk masalah ini bisa diperbaiki
dengan membongkar bagian aktuator rem (caliper pada rem cakram dan
silinder roda pada rem tromol). Biasanya, piston didalam aktuator rem akan
dibersihkan dari segala kotoran dan diberikan grease agar bisa kembali licin.
Namun, kalau sealnya rusak maka sealnya harus diganti juga.
e. Getaran ketika pedal rem ditekan
Mungkin kita sering mengalami masalah ini, dimana ada getaran ketika
kita menekan pedal rem. Setelah ditelisik, penyebabnya bermacam-macam. Ada
yang karena baut kaliper kendor, atau karena pin kaliper kurang pelumasan,
atau bisa juga karena penggunaan kampas rem aftermarket. Kampas rem after
market itu bukan OEM dari pabrikan mobil, mungkin harga kampas rem
aftermarket itu lebih murah namun itu bersifat universal. Sementara tiap mobil
memiliki karakter rem yang beda
beda jadi kampas remnya pun harus didesain dengan detail yang beda pula.
Sehingga penggunaan kampas rem yang bukan ori, bisa menyebabkan masalah
seperti getaran. Solusinya, mau tidak mau harus mengganti kampas rem dengan
yang orinya.

3. Kapan dan bagaiman perawatan system kemudi manual dan kemudi tenaga
dilakukan ?
Jawab :
Sistem kemudi atau disebut dengan steering system berfungsi mengendalikan
arah kendaraan sesuai kehendak pengemudi. Sehingga perlu perawatan secara
rutin agar kemudi bisa berfungsi dengan baik. Bila kemudi mobil bermasalah, bisa
saja saat akan belok ke kiri justru kemudi melaju dengan lurus saja. Hal ini justru
membahayakan pengemudi dan kendaraan lainnya. Berikut ini ada beberapa cara
yang bisa lakukan untuk perawatan kemudi mobil. Jika perawatan tepat, maka
fungsi komponen ini juga bisa berjalan sebagaimana mestinya. Perawatan pada
mobil tidaklah terlalu rumit. Sebaiknya dilakukan secara rutin agar tidak terjadi hal
yang tak diinginkan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat setir
atau kemudi ini tetap berfungsi dengan baik dan awet seperti berikut ini:
a. Bersihkan dengan Cleaner
Cara merawat kemudi mobil yang pertama adalah bersihkanlah dengan
cleaner. Salah satu yang bisa dibersihkan dengan cleaner ini adalah kemudi
yang bahannya dari plastik atau vinyl. Selain membelinya, kita bisa membuat
cairan pembersih ini sendiri yaitu dengan mencampurkan shampoo dengan air
yang hangat. Jangan terlalu kental kemudian masukkan ke dalam botol sprayer.
Semprotkan ke bagian setir dan diamkan selama 3 menit. Setelah itu gosok
dengan kain lap yang bersih. Jika masih ada kotoran yang melekat ulangi
langkah-langkahnya sekali lagi.
b. Jaga Kebersihan Tangan
Langkah kedua perawatan sistem kemudi mobil yaitu dengan cara selalu
menjaga kebersihan tangan. Sebaiknya cuci tangan sebelum mengemudi. Hal ini
bertujuan agar kemudi mobil tidak kembali kotor. Ada beberapa orang yang
mengemudi sambil makan sehingga berakibat setir akan kotor dan licin. Hal ini
dapat mengakibatkan bahaya saat mengemudi. Apalagi jika kemudi berbahan
kulit, maka akan sulit untuk membersihkannya. Ada cairan khusus untuk
membersihkan kemudi bahan kulit. Jika perawatannya salah, justru dapat
merusak bahan kulit itu sendiri. Gunakan cairan khusus pembersih kulit dengan
menyemprotkan bagian kemudi, kemudian gosok dan sikat. Lap dengan kain
bersih dan lembut. Selanjutnya oleskan bahan conditioner ke semua bagian
permukaan kulit, bertujuan agar terjaga kelembabannya.
c. Kontrol Sistem Kemudi
Agar berfungsi dengan baik penting untuk melakukan kontrol pada sistem
kemudinya. Sistem kemudi yang jarang dilakukan pemeriksaan sering
bermasalah. Cara untuk pengecekannya adalah dengan gerakan memutar roda
depan, ambil posisi lurus, kemudian putar roda kemudi secara perlahan namun
jangan sampai roda menjadi bergerak. Besar gerakan pada roda pada saat
tersebut disebut dengan kebebasan atau free play. Yang harus diwaspadai
adalah jika kebebasannya lebih dari normal yaitu 30 mm. Bagi pengemudi
pemula sering tidak melakukan pengecekan, padahal hal ini sangat
berpengaruh terhadap keamanan berkendara. Sebab kebebasan yang terlalu
berlebihan harus segera diatasi. Beberapa penyebabnya adalah mur roda
kemudi yang kurang kencang, penyetelan steering gear yang tidak tepat,
pemasangan linkage bracket longgar, bantalan longgar, dan juga main shaft
joint juga longgar.
d. Perhatikan Pipa Saluran Oli
Cara merawat kemudi mobil selanjutnya adalah perhatikan pipa saluran
oli. Saluran oli ini merupakan instalasi atau pemasangan pipa khusus untuk
sistem power steering. Jika tidak terawat akan menyebabkan power steering
menjadi cepat rusak. Dalam pemeriksaan saluran oli ini harus memeriksa baut
dan mur sambungan, pemeriksaan dari instalasi pipa jika ada kebocoran
sehingga power steering tidak bisa berfungi sebagai mana mestinya, dan
langkah terakhir adalah periksa saluran oli yang tersumbat karena
menyebabkannya pengendapan di dinding saluran pipa.

Anda mungkin juga menyukai